You are on page 1of 9

PROPOSAL SINGKAT

PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT ISLAM SURABRADJA

JAMBLANG-CIREBON

2011

TINJAUAN UMUM Rumah sakit adalah suatu unit yang memiliki organisasi yang teratur, tempat pencegahan dan penyembuhan penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan penderita yang dilakukan secara multi disiplin oleh berbagai kelompok profesional dan terlatih yang menggunakan sarana dan prasarana fisik, perbekalan farmasi dan alat kesehatan. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI no 983/Menkes/SK/XI/1992 tentang pedoman Organisasi Rumah sakit Umum, maka rumah sakit adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan subspesialistik. Pelayanan medis spesialistik dasar adalah pelayanan spesialistik penyakit dalam, kebidanan dan penyakit kandungan, bedah dan kesehatan anak. Pelayanan medis spesialistik luas adalah pelayanan medis dasar ditambah dengan pelayanan spesialistik telinga, hidung dan tenggorokan, mata, syaraf, jiwa, kulit dan kelamin, jantung, paru, radiologi, anastesi, rehabilitasi medis, patologi anatomi. Pelayanan medis subspesialistik luas adalah pelayanan subspesialistik di setiap spesialisasi yang ada. Contoh : endokrinologi, nefrologi, geriatric dll. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Berdasarkan Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum, maka rumah sakit umum mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap tindakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan mewujudkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal. Upaya kesehatan dilakukan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu serta berkesinambungan. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI no. 983/Menkes/SK/XI/1992 rumah sakit umum mempunyai fungsi : Menyelenggarakan pelayanan medis Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis Menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan asuhan keperawatan Menyelenggarakan pelayanan rujukan Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan

Klasifikasi Rumah Sakit. A. Berdasarkan Kepemilikan. 1. Rumah Sakit Pemerintah : rumah sakit yang dikelola oleh Departemen Kesehatan - Rumah Sakit Pemerintah Daerah

- Rumah Sakit Militer - Rumah sakit BUMN 2. Rumah Sakit Swasta yang dikelola oleh masyarakat. B. Berdasarkan Jenis Pelayanan - Rumah Sakit Umum, memberi pelayanan kepada pasien dengan beragam penyakit - Rumah Sakit Khusus, memberi pelayanan pengobatan untuk pasien dengan kondisi medik tertentu baik bedah maupun non bedah. Contoh : rumah sakit kanker, rumah sakit bersalin

C. Berdasarkan Afiliasi Pendidikan - Rumah Sakit Pendidikan, yaitu rumah sakit yang menyelenggarakan program latihan untuk berbagai profesi - Rumah Sakit Non Pendidikan, yaitu rumah sakit yang tidak menyelenggarakan program latihan untuk berbagai profesi dan tidak memiliki hubungan kerjasama dengan universitas.

RUMAH SAKIT ISLAM Isu pelayanan kesehatan yang Islami sampai saat ini terus saja bergulir. Hal ini disebabkan ratusan rumah sakit telah didirikan oleh organisasi-organisasi kemasyarakatan Islam.Sampai saat ini belum ada formulasi yang sempurna tentang pelayanan kesehatan yang Islami di rumah sakit-rumah sakit Islam tersebut. Beberapa pertanyaan yang perlu dicarikan jawabnya : 1. Apakah yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan yang Islami di rumah sakit Islam ? 2. Bagaimana pelaksanaan pelayanan kesehatan yang Islami tersebut dalam proses pelayanan kesehatan di rumah sakit Islam ? 3.Siapa saja yang terlibat dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang Islami di rumah sakit Islam ? 4. Bagaimana organisasi manajemen rumah sakit yang Islami itu ?

Tidak mudah untuk memberikan definisi pelayanan kesehatan yang Islami di rumah sakit Islam. Pengertian tentang pelayanan kesehatan yang Islami adalah segala bentuk kegiatan asuhan medik dan asuhan keperawatan yang dibingkai dengan kaidah-kaidah islam. Islam telah mengajarkan praktek

hubungan sosial dan kepedulian terhadap sesama dalam suatu ajaran khusus, yakni akhlaq, yang diamalkan/dipraktekkan harus mengandung unsur aqidah dan syariaah. Praktek pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bagian kecil dari pelajaran dan pengalaman akhlaq. Karena asuhan medik dan asuhan keperawatan merupakan bagian dari akhlaq, maka seorang muslim yang menjalankan fungsi khalifah harus mampu berjalan seiring dengan fungsi manusia sebagai hamba Allah sehingga dengan demikian melaksanakan pelayanan kesehatan adalah bagian dari ibadah. Profesi dokter dan keperawatan bagi umat Islam diyakini sebagai suatu profesi yang bernilai ibadah, mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan (humanistik), mendahulukan kepentingan kesehatan dari individu, keluarga, kelompok dan masyarakat diatas kepentingan sendiri dengan menggunakan pendekatan holistik. Dengan demikian paradigma pelayanan kesehatan Islam memiliki komponen utama yaitu : Manusia-kemanusiaan, lingkungan, sehat-kesehatan, medis dan keperawatan. Islam telah mengajarkan tentang pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan komprehensif baik bio-psiko-sosio-kultural maupun spiritual yang ditujukan kepada individu maupun masyarakat. Kegiatan medis dan keperawatan dalam Islam merupakan manifestasi dari fungsi manusia sebagai khalifah dan hamba Allah dalam melaksanakan kemanusiannya, menolong manusia lain yang mempunyai masalah dan memenuhi kebutuhan dasarnya baik aktual maupun potensial. Permasalahan klien (pasien) dengan segala keunikannya tersebut harus dihadapi dengan pendekatan silaturahmi (interpersonal) denag sebaik-baiknya didasari dengan iman, ilmu dan amal. Untuk dapat memberikan asuhan medik dan asuhan keperawatan kepada pasien, dokter dan perawat dituntut memiliki ketrampilan intelektual, interpersonal, teknikal seta memiliki kemampuan berdakwah amar maruf nahi mungkar. Melaksanakan pelayanan kesehatan profesional yang islami terhadap individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat dengan berpedoman kepada kaidah-kaidah Islam, medik dan keperawatan yang mencakup : 1. Menerapkan konsep, teori dan prinsip dalam keilmuan yang terkait dengan asuhan medik dan asuhan keperawatan dengan mengutamakan pedoman pada Al-Quran dan Hadits 2. Melaksanakan asuhan medik dan keperawatan dengan menggunakan pendekatan Islami melalui kegiatan-kegiatan pengkajian yang berdasarkan bukti (evidence-based healthcare). 3. Mempertanggungjawabkan atas segala tindakan dan perbuatan yang berdasarkan bukti. 4. Berlaku jujur, ikhlas dalam memberikan pertolongan kepada pasien dan semata-mata mengharap ridlha dari Allah SWT 5. Berkerjasama dengan tenaga kesehatan lain untuk meningkatkan mutu pelayanan dan menyelesaikan masalah pelayanan kesehatan yang berorientasi pada asuhan medik dan keperawatan yang berdasarkan bukti (evidence-based healthcare)

Praktek pelaksanaan evidence-based healthcare adalah integrasi kemampuan klinis individual dengan bukti klinis eksternal yang terbaik dan yang tersedia dari penelitian klinis yang sistematis (akurasi dan presisi tes diagnostik, kekuatan tanda-tanda prognosis, kemangkusan serta keamanan terapi, rehabilitasi dan tindakan prevensi)

SDM yang terlibat dalam pelayanan kesehatan yang Islami Seperti diketahui bahwa dalam pelayanan kesehatan terdapat asuhan medis dan asuhan keperawatan. Asuhan medis dilaksanakan oleh dokter dan asuhan keperawatan dilakukan oleh perawat. Sebagai hamba Allah para dokter dan perawat yang bekerja di rumah sakit Islam adalah seorang muslim yang mempunyai tujuan hidup Hasanah Fid-dunya dan Hasanah Fil-akhirah. Ia semata-mata mengabdi kepada Allah (Al-Anam-112) dengan cara menjauhi semua larangan Allah (Ali Imran-110) dan mematuhi semua perintah Allah, Rasul-Nya dan Ulil Amri. Dokter dan perawat muslim harus menyadrai dan menginsyafi bahwa dalam mengobati orang sakit karena Allah adalah suatu amal yang sangat amat tinggi nilainya. Dengan demikian mereka telah melaksanakan dakwah Islam, bahwa Allah-lah yang telah menurunkan penyakit dan Dia pulalah yang menurunkan obatnya. Dokter dan perawat hanya dapat mengenali jenis penyakit dan mengobati dan merawat pasien, namun hanya Allah jualah yang menyembuhkannya. Dokter dan perawat muslim harus menghilangkan anggapan bahwa dialah yang menyembuhkan pasiennya. Dengan demikian para dokter dan perawat muslim harus menyadari bahwa mereka adalah khalifah Allah dalam pelayanan kesehatan. Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan yang Islami di rumah sakit , para dokter dan perawat muslim haruslah mencerminkan pada pengetahuan, sikap dan ketrampilan professional.

Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh dokter dan perawat muslim

Islam telah menetapkan beberapa sifat terpuji bagi manusia. Sifat-sifat itu harus dimiliki oleh dokter dan perawat muslim. Secara khusus, dokter dan perawat yang melaksanakan pelayanan kesehatan harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : Tulus ikhlas karena Allah (Al-Bayinah-5) Penyantun (Al-Araf-56; Al Baqarah -263) Ramah (Ali Imron-159) Sabar (Asy Syura-43) Tenang,Tegas, Patuh pada peraturan, penyimpan rahasia (Hadits) Bersih (At-Taubah-108, Al Muddatsir-4) Dapat dipercaya (Al-Mukminun,1-11, Al Anfal, 27, An Nisa 58) Bertanggung jawab (Al-Isra, 36, hadits riwayat ibnu Hibban, Anas bin Malik dan Ahmad)

Organisasi Manajemen Rumah sakit yang Islami Secara umum organisasi manajemen rumah sakit yang Islami mencakup kegiatan sebagai berikut : 1. Menerapkan teori manajemen dan kepemimpinan berdasarkan kaidah-kaidah Islam 2. Melakukan fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan) dengan berpedoman kepada syariah Islam serta menerapkan akhlakul karimah 3. Pimpinan rumah sakit bertindak sebagai ulama dan umara untuk meningkatkan motivasi dan kinerja pelayanan kesehatan 4. Pimpinan rumah sakit menjadi contoh yang baik (uswatun hasanah) dalam berperan sebagai tenaga medis dan perawat professional Islam

Lingkungan yang Islami di Rumah Sakit Islam Lingkungan yang Islami di rumah sakit islam akan terlihat adanya suasana keagamaan (ada masjid, shalat berjamaah, hiasan-hiasan dinding yang berkaitan dengan kesehatan dan Islam), ketenangan, kebersihan, kesejukan, kenyamanan, ketertiban, disiplin, mudah mendapatkan informasi, cepat mendapatkan pelayanan dan keramah tamahan seluruh karyawan yang bekerja di rumah sakit. Untuk mewujudkan lingkungan islami seperti yang dimaksud diatas, perlu dibentuk sub organisasi yang menangani bidang spiritual keIslaman, yang bertanggung jawab untuk menjalankan syiar agama Islam di lingkungan rumah sakit. Bila dipelajari dan dihayati satu persatu segala aspek pelayanan kesehatan, syarat-syarat dan sifat-sifat yang dipunyai individu-individu yang terlibat dalam pelayanan kesehatan, lingkungan yang Islami dan manajemen rumah sakit Islam, dapat dipastikan pelayanan prima akan dapat diwujudkan , sehingga pasien yang berobat akan mendapat kepuasan dan kebahagiaan baik selama dirawat di rumah sakit maupun setelah pulang dari rumah sakit.

RUMAH SAKIT ISLAM SURABRADJA

Sebagai daerah yang terus berkembang, kab. Cirebon masih cukup banyak menghadapi permasalahan dalam bidang kesehatan. Dalam rangka upaya turut menanggulangi permasalahan kesehatan tersebut, Yayasan Surabradja Insya Allah akan membangun rumah sakit swasta yang Islami dengan kategori awal adalah Pelayanan Medis spesialistik Dasar, kemudian secara bertahap akan ditingkatkan menjadi Pelayanan Medis Spesialistik Luas didaerah Jamblang, kabupaten Cirebon, karena rumah sakit yang tersedia saat ini berjarak cukup jauh,sehingga apabila ada warga masyarakat yang hendak berobat ke rumah sakit, harus menempuh jarak yang cukup jauh dari tempat tinggal mereka. Jauhnya jarak ini sering menjadikan warga acuh tak acuh terhadap kesehatan. Dengan adanya rumah sakit Islam Surabradja, Insya Allah warga masyarakat sekitar akan lebih mudah mendapatkan akses layanan kesehatan yang professional dengan biaya yang terjangkau. Maksud dan tujuan pendirian rumah sakit Islam Surabradja : Memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat yang Islami dengan biaya murah terjangkau. Sebagai mitra pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan jasmani dan rohani. Sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat dalam bidang kesehatan. Meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar. Meningkatkan syiar Islam melalui pengelolaan rumah sakit. Menyediakan sarana pendidikan keperawatan bagi masyarakat sekitar rumah sakit

Perkiraan biaya pembangunan Rumah Sakit Surabradja

Secara garis besar, biaya pembangunan Rumah Sakit Surabradja dapat disampaikan sebagai berikut : 1. Bangunan dengan kapasitas 150 tempat tidur (bed), membutuhkan lahan 17500M2 dan biaya pembangunannya Rp 3.000.000/M2. Total Rp 53M 2. Peralatan medis dengan spesifikasi bagus dan lengkap : tempat tidur, UGD, laboratorium, radiologi, ICU dan ruang operasi lk Rp 55M 3. Power supply, gas medis, lift, genset, incinerator, water treatment, IPAL (unit pengolahan limbah), laundry dan kitchen lk Rp 15M 4. Mekanikal Elektrikal : instalasi listrik, lift, jaringan air bersih dan air kotor, nurse call, tv system, lk Rp. 10M 5. Dana operasional Rumah sakit selama 1 tahun pertama (tahun merugi) : biaya SDM, biaya konsultan,utilitas, kendaraan operasional, ambulance dll. Lk Rp 10M.

6. Pembangunan sarana pendukung (mesjid, tempat parkir, tempat olah raga, dll) rp. ? 7. pembangunan akademi keperawatan Rp. ?

Berdasarkan beberapa pengalaman, pada tahun ke 2, Rumah sakit sudah dapat menanggung biaya operasional, tahun berikutnya memulai saving atau mengembalikan dana investasi secara bertahap.

TOTAL biaya pembangunan lebih kurang Rp 143M. Dengan dana tersebut, Insya Allah sudah dapat dibangun rumah sakit dengan jumlah tempat tidur 150 bed (masuk tipe C). Asumsikan klas 3 nya gratis (subsidi) dari kelas diatasnya. Bangunan mewah agar tidak terkesan rumah sakit murahan, dengan spesifikasi peralatan yang bagus dan lengkap. Didepan rumah sakit ada masjid dan seterusnya. Asumsi biaya tersebut diatas masih dapat ditekan dalam biaya infrastrukturnya (disesuaikan dengan harga yang berlaku di daerah Cirebon), sedangkan untuk peralatan medis disarankan tetap tinggi dengan maksud agar Rumah Sakit Surabradja dapat menjadi rujukan bagi rumah sakit lain di Cirebon, dengan peralatan kesehatan yang lengkap dan bahkan melebihi rumah sakit yang lain. Sebelum mulai membangun harus dibuat MASTERPLAN terlebih dahulu. Masterplan/rencana induk pada dasarnya adalah merupakan dokumen lengkap tentang rencana pembangunan dan pemeliharaan rumah sakit sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan. Dokumen ini akan menjabarkan secara rinci mengenai kebutuhan Rumah Sakit secara fisik dan non fisik agar dapat berfungsi secara optimal untuk kurun waktu tertentu. Pembuatan MASTERPLAN ini membutuhkan waktu lk 3 bulan dan biaya lk Rp. 350.000.000,-

Selain pembangunan fisik, perlu juga disiapkan sistem manajemen rumah sakit mulai dari proses rekruitmen, SOP, hospital by laws, peraturan perusahaan, kontrak kerja, job des., IT dan lainnya dimana manajemen rumah sakit yang ada tinggal menjalankan sistem untuk mengoperasikan rumah sakit tersebut. Untuk pembuatan sistem manajemen tersebut dibutuhkan dana investasi untuk software sistem manajemen lk. Rp 1.25M ( termasuk biaya pendampingan oleh konsultan ahli selama 1 tahun), diluar biaya hardware (computer, server, jaringan).

Bandung, 17 Oktober 2011

Disusun oleh

KPK (Kongsi Para Kawan) Datu Wasesa Nashir Budiman Herman Setiadireja.

You might also like