You are on page 1of 3

1.5 PROSES KOAGULASI Kogulasi dan flokulasi merupakan suatu metode pengolahan limbah secara kimia.

Tujuannya untuk mengurangi kosentrasi zat pencemar dalam limbah melalui proses pemisahan kotoran-kotoran halus (partikel-partikel tersuspensi dan koloid) yang menyebabkan warna dan kekeruhan dalam air buangan dengan penambahan koagulan. Teori ini bedasarkan pada kenyataan bahwa untuk mengkoagulasikan partikel-partikel koloid dalam air, kesetabilan suspensi koloid harus dihancurkan terlebih dahulu. Stabilitas koloid banyak disebabkan karena muatan listrik yang dimiliki partikel koloid. Muatan listrik koloid dapat diperoleh dari : Adsordsi selektif ion ion dalam larutan oleh partikel koloid Ionisasi dari partikel koloid itu sendiri misalnya protein

Ion ion positif maupun negatif dalam larutan dapat diadsordsi oleh parikel-partikel koloid. Ion ion yang teradsordsi ini membentuk suatu lapisan ion disekeliling partikel koloid, disebut lapisan primer. Kemudian lapisan primer ini akan menarik ion ion yang berlawanan muatan untuk membentuk lapisan sekunder. Ion ion pada lapisan sekunder tidak sebanyak lapisan primer, sehingga lapisan ini kurang kuat diikat dari pada lapisan primer. Lapisan primer dan lapisan skunder ini membentuk lapisan ganda listrik atau disebut electrical double layer. Electrical double layer ini stationer, sedangkan ion ion dalam larutan di luar lapisan ganda listrik ini bebas bergerak. Antara partikel koloid dan larutan terbentuk beda potensial yang disebut zeta potensial. Dengan adanya lapisan ganda listrik ini, partikel-partikel koloid akan sering tolak menolak apabila berdekatan, melawan gumpalan. Apabila tidak terdapat lapisan

ganda listrik ini, tentunya gaya Vander Waals akan menjadikan partikel-partikel tarik menarik dan menjadi satu membentuk materi yang lebih besar. . . . . . . . . . . Untuk mengatasi kesetabilan suspensi, maka gaya tolak menolak elektrostatik antara partikel harus dikurangi sampel sekecil mungkin sehinnga E dapat diatasi. Khususnya pada partikel-partikel kecil seperti paertikel koloid tersebut, perbandingan massa dengan muatan partikel di permukaan partikel itu lebih kecil sehinnga banyak terdapat muatan listrik di permukaan yang selanjutkan akan megakibatkan gaya tolak menolak yang cukup kuat untuk mencegah penggumpalan.

Kenyataan lainnya aitu bahwa pada umumnya partikel-partikel koloid bermuatan listrik negatif. Bedasarkan kedua hal tersebut di atas maka diperoleh cara koagulasi secara kimiawi, yaitu dengan manambahkan bahan kimia yang bermuatan listrik positif unutk mentralkan muatan listrik negatif di permukaan partikel koloid. Netralisasi tersebut memungkinkan partikel-partikel koloid tersebut saling mendekat 9gaya tarik menarik kovalen) dan membentuk gumpalan/massa yang lebih besar yang disebut sebagai mikroflok. Dengan adanya flokulan polimerik mikroflok tersebut dapat dihubungkan satu sama lain sehinnga membentuk gumpalan yang lebih besar lagi yang disebut sebagai makroflok. Proses ilmiah ini disebut sebagai flokulasi. Dengan demikian partikel-partikel koloid yang telah menjadi makroflok akan mengendap dengan cepat dan meninggalkan air yang jenih di atas endapan tersebut. Selanjutnya dapat dilakukan pemisahan anatara endapan dengan air jernih dengan metode pemisahan cairan-padatan yang lazim digunakan, misalnya penyaringan/filtrasi.

You might also like