You are on page 1of 35

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG DINAS PENDIDIKAN

Jl. Pattimura No. 5 Telp (0321) 861827 Fax. 866791 JOMBANG KODE POS. 61418

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JOMBANG

NOMOR : 188/ 1223 /415.28/2010


TENTANG

PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET SEKOLAH


KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JOMBANG Menimbang : a. bahwa desentralisasi dalam bidang pendidikan yang telah dilaksanakan memiliki dampak pada tuntutan masyarakat terhadap transparansi, efektivitas, efisiensi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan satuan pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan; b. bahwa untuk mewujudkan pengelolaan keuangan yang transparan, efisien, efektif dan akuntabel, diperlukan standarisasi pengelolaan keuangan di sekolah dan didukung oleh aplikasi pengelolaan keuangan sekolah (software); c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan pedoman pengelolaan keuangan sekolah dan software pengelolaan keuangan sekolah dengan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang; : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008; 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005, tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;

Mengingat

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan perubahannya Nomor 59 tahun 2007; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah; 12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 tahun 2007, tentang Standar Pengelolaan Pendidikan dasar dan menengah; 13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2007, tentang Standar Penilaian Pendidikan; 14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007, tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; 15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan; 16. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah; 17. Peraturan Bupati Jombang Nomor 15A tahun 2008 tentang Perubahan Peraturan Bupati Jombang Nomor 19 tahun 2007 tentang Sistem dan Prosedur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Daerah; 18. Peraturan Bupati Jombang Nomor 16 tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang; 19. Peraturan Bupati Jombang Nomor 55 tahun 2009 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Barang Milik Daerah; Memperhatikan : 1. Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014 (pilar pembiayaan pendidikan yg merata, berkeadilan, dan terbuka); 2. Rencana Strategis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur 2009-2014; 3. Rencana Strategis Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang Tahun 2009-2014; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JOMBANG TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET SEKOLAH

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : (1) Dinas adalah Dinas yang bertanggung jawab di bidang pendidikan Kabupaten Jombang, yang dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang. (2) Unit Pelaksana Teknis Dinas atau disingkat dengan UPTD adalah UPTD Pendidikan Kecamatan dan SKB yang melaksanakan tugas sebagian tugas Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang di bidang pendidikan di wilayah kerjanya. (3) Sekolah adalah Sekolah Dasar Negeri yang selanjutnya disingkat SDN, Sekolah Menengah Pertama Negeri yang selanjutnya disingkat SMPN, Sekolah Menengah Atas Negeri yang selanjutnya disingkat SMAN, dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri yang selanjutnya disingkat SMKN. (4) Kepala Sekolah adalah guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala Sekolah Dasar Negeri, Sekolah Menengah Pertama Negeri, Sekolah Menengah Atas Negeri, dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri, untuk merencanakan, melaksanakan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan anggaran sekolah. (5) Rencana Pengembangan Sekolah atau disingkat RPS adalah rencana penyelenggaraan pendidikan, baik untuk jangka panjang (20 tahun), menengah (15 tahun) maupun pendek (satu tahun), yang berfungsi memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam rangka mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan. (6) Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah atau disingkat RKAS adalah rencana kegiatan dan keuangan tahunan sekolah yang disusun bersama antara stakeholders pendidikan sebagai rencana pembiayaan seluruh kegiatan di sekolah selama satu tahun pelajaran. (7) Dokumen Kegiatan dan Anggaran sekolah atau disingkat DKAS adalah RKAS yang disusun sesuai dengan standar proses penyusunan RKAS yang telah disahkan oleh Kepala Sekolah dan komite sekolah sebagai dasar pembiayaan kegiatan sekolah selama 1 tahun pelajaran. (8) Tahun Buku Sekolah adalah periode pengelolaan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Juli dan diakhiri pada tanggal 30 Juni tahun berikutnya. (9) Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. (10) Tenaga Honorer (Non-PNS) adalah tenaga non PNS yang bekerja pada instansi pemerintah yang pengangkatan dan pembayaran honorariumnya ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Sekolah atau Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang.

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

(11) Bendahara adalah PNS pada SDN yang ditugasi kepala sekolah untuk menerima dana, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, mengelola keuangan sekolah dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja sekolah dalam rangka pelaksanaan DKAS. (12) Bendahara Penerima adalah PNS di sekolah yang ditugasi kepala sekolah SMPN,SMAN dan SMKN untuk menerima dana sekolah dari semua sumber pendapatan sekolah, menyetorkan ke Bendahara Umum, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan pendapatan sekolah dalam rangka pelaksanaan DKAS. (13) Bendahara Umum adalah PNS pada SMPN, SMAN dan SMKN yang ditugasi kepala sekolah untuk menerima dana dari bendahara penerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, mengelola dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja sekolah dalam rangka pelaksanaan DKAS. (14) Juru Buku adalah PNS atau Non-PNS di sekolah yang ditugasi kepala SMPN, SMAN dan SMKN untuk menatausahakan keuangan sekolah. (15) Pelaksana Kegiatan Sekolah adalah PNS atau Non-PNS di sekolah yang ditugasi kepala SDN, SMPN, SMAN dan SMKN untuk melaksanakan kegiatan di sekolah. (16) Barang Milik Daerah adalah semua barang milik pemerintah Kabupaten Jombang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. (17) Barang Milik Sekolah adalah semua barang milik sekolah yang dibeli atau diperoleh atas beban DKAS atau berasal dari perolehan lain yang sah. (18) Pengelola Barang adalah pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan BMD. (19) Pembantu Pengelola adalah pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab membantu pengelola barang dalam menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan BMD. (20) Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan dan penanggungjawab penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi pada SKPD yang dipimpinnya, dalam hal ini Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang. (21) Kuasa Pengguna Barang adalah Kepala Unit Kerja atau pejabat yang ditunjuk oleh pengguna barang untuk menggunakan Barang Milik Daerah yang berada dalam kewenangan dan tanggungjawabnya, dalam hal ini Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan dan UPTD Sanggar Kegiatan Belajar. (22) Unit Pemakai Barang adalah Kepala Unit kerja atau pejabat yang ditunjuk oleh Kuasa Pengguna Barang atau Pengguna barang untuk menggunakan Barang Milik Daerah yang berada dalam kewenangan dan tanggung jawabnya, dalam hal ini Kepala SDN, SMPN, SMAN dan SMKN. (23) Pengurus barang adalah pegawai yang diserahi tugas untuk mengurus Barang Milik Daerah dalam proses pemakaian yang ada disetiap SKPD. (24) Pembantu Pengurus Barang adalah pegawai yang diserahi tugas untuk mengurus Barang Milik Daerah dan Barang Milik Sekolah dalam proses

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

pemakaian di UPTD Pendidikan Kecamatan, UPTD SKB, SMPN, SMAN, SMKN dan SKB. (25) Pemeliharaan adalah kegiatan atau tindakan yang dilakukan agar semua Barang Milik Daerah selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna. Pasal 2 Pengelolaan keuangan sekolah yang diatur dalam keputusan ini meliputi asas umum pengelolaan keuangan sekolah, pengelola keuangan sekolah, standar proses penyusunan RKAS, struktur RKAS, pelaksanaan DKAS, perubahan/revisi DKAS, penatausahaan penerimaan keuangan sekolah, penatausahaan pengeluaran keuangan sekolah, pembukuan keuangan sekolah, prosedur penerimaan kas sekolah, prosedur pengeluaran kas sekolah, prosedur pengelolaan aset sekolah, pertanggungjawaban pelaksanaan DKAS, pembinaan, pengawasan dan evaluasi pengelolaan keuangan sekolah. BAB II ASAS UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH Pasal 3 Keuangan sekolah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundangundangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan tanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat. Bagan struktur organisasi pengelola keuangan sebagaimana terlampir dalam keputusan ini yaitu bagan-1 untuk struktur pengelola keuangan SDN dan bagan-2 untuk struktur pengelola keuangan SMPN, SMAN dan SMKN. Pasal 4 Secara tertib sebagaimana dimaksud pasal 3 ayat (1) adalah bahwa keuangan sekolah dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang didukung dengan bukti-bukti administrasi yang dapat dipertanggung jawabkan. Taat pada peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud pasal 3 ayat (1) adalah bahwa pengelolaan keuangan sekolah harus berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Efektif sebagaimana dimaksud pasal 3 ayat (1) merupakan pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan, dengan cara membandingkan masukan dengan keluaran. Efisien sebagaimana dimaksud pasal 3 ayat (1) merupakan pencapaian keluaran yang maksimum dengan masukan tertentu atau penggunaan masukan terendah untuk mencapai keluaran tertentu. Ekonomis sebagaimana dimaksud pasal 3 ayat (1) merupakan pemerolehan masukan dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada tingkat harga yang terendah dan keluaran yang standar.

(1)

(2)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

(6)

Transparan sebagaimana dimaksud pasal 3 ayat (1) merupakan prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan sekolah. (7) Bertanggung jawab sebagaimana dimaksud pasal 3 ayat (1) merupakan perwujudan kewajiban seseorang untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. (8) Keadilan sebagaimana dimaksud pasal 3 ayat (1) adalah keseimbangan distribusi kewenangan dan pendanaan atau keseimbangan distribusi hak dan kewajiban berdasarkan pertimbangan yang objektif. (9) Kepatutan sebagaimana dimaksud pasal 3 ayat (1) bahwa tindakan atau suatu sikap yang dilakukan dengan wajar dan proporsional. (10) Manfaat sebagaimana dimaksud pasal 3 ayat (1) bahwa keuangan sekolah diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan pengembangan potensi sekolah. BAB III PENGELOLA KEUANGAN SEKOLAH Pasal 5 Kepala sekolah karena jabatannya adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan sekolah, bertindak untuk dan atas nama sekolah, baik ke dalam maupun ke luar; Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan sebagaimana dimaksud ayat (1), kepala sekolah bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan sekolah, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan sekolah. Pemegang kekuasaan pengelola keuangan sebagaimana dimaksud ayat (1) memiliki kewenangan : a. bersama komite sekolah, dewan guru dan staf, menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS); b. bersama Komite Sekolah menetapkan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) c. mengangkat dan memberhentikan pembantu kepala sekolah dalam mengelola keuangan, yaitu bendahara, bendahara umum, bendahara penerima, juru buku, pengurus barang dan pelaksana kegiatan sekolah; d. memeriksa administrasi keuangan di sekolah, berdasarkan prinsip kebenaran bukti dan kebenaran fisik; e. memberikan sanksi kepada pengelola keuangan, jika terbukti melakukan penyimpangan keuangan; f. menyetujui, menolak permohonan dana dari pelaksana kegiatan sekolah; g. menyetujui dan menandatangani Bukti Kas Masuk (BKM) dan Bukti Kas Keluar (BKK) serta memberikan paraf pada setiap bukti transaksi penerimaan dan pengeluaran; h. menyusun berita acara pemeriksaan kas;

(1)

(2)

(3)

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

i. menandatangani berita acara pemeriksaan kas; j. menyusun laporan realisasi DKAS bulanan, tribulan dan tahunan; k. melaporkan perubahan kekayaan sekolah kepada Kepala Dinas Pendidikan bagi Kepala SMPN, SMAN dan SMKN dan Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan bagi kepala SDN; l. menyampaikan laporan realisasi DKAS secara periodik kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang, bagi kepala SMPN, SMAN dan SMKN dan kepada Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan bagi kepala SDN. Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan Sekolah Dasar Negeri (SDN), dalam melaksanakan tugasnya melimpahkan sebagian atau seluruh tugasnya kepada : a. bendahara; b. pelaksana kegiatan; dan c. pengurus barang. Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan SMPN, SMAN dan SMKN, dalam melaksanakan tugasnya melimpahkan sebagian atau seluruh tugasnya kepada : a bendahara penerima; b bendahara umum; c juru buku; d pelaksana kegiatan; dan e pengurus barang. Pelimpahan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dengan keputusan kepala sekolah berdasarkan prinsip pemisahan kewenangan antara yang memerintahkan, menerima dan mengeluarkan uang, melaksanakan kegiatan dan menerima barang. Pelimpahan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditetapkan dengan keputusan kepala sekolah berdasarkan prinsip pemisahan kewenangan antara yang memerintahkan, menerima uang, mengeluarkan uang, melaksanakan kegiatan dan menerima barang; dan Penetapan dan pengangkatan pengelola keuangan sebagaimana dimaksud ayat (6) dan (7) dilakukan sebelum DKAS dilaksanakan. Pasal 6 Bendahara penerima adalah PNS pada SMPN, SMAN, SMKN yang ditunjuk dan diangkat kepala sekolah untuk menerima dan menyetorkan keuangan sekolah kepada bendahara umum sebagai pendapatan sekolah yang berasal dari berbagai sumber pendapatan. Bendahara penerima sebagaimana dimaksud ayat (1) mempunyai tugas : a. menyusun perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban penerimaan keuangan sekolah; b. menerima uang dari peserta didik, masyarakat, pemerintah kabupaten, pemerintah propinsi dan pemerintah pusat serta bantuan dari badan usaha, pengusaha dan bantuan asing, sebagai pendapatan sekolah;

(1)

(2)

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

c. selambat-lambatnya 8 jam atau satu hari kerja, semua penerimaan sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf b, harus sudah disetor ke bendahara umum; dan d. bendahara penerima bertanggung jawab kepada kepala sekolah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan sekolah. Pasal 7 Bendahara pada SDN adalah PNS yang ditunjuk dan diangkat kepala sekolah untuk menerima uang, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, mengelola dan mempertanggungjawabkan keuangan sekolah untuk keperluan belanja sekolah dalam rangka pelaksanaan DKAS; Bendahara umum pada SMPN, SMAN dan SMKN adalah PNS yang ditunjuk dan diangkat kepala sekolah untuk menerima uang dari bendahara penerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan keuangan sekolah untuk keperluan belanja sekolah dalam rangka pelaksanaan DKAS. Bendahara umum bertanggung jawab kepada kepala sekolah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan sekolah. Bendahara sebagaimana dimaksud ayat (1) mempunyai tugas dan tanggung jawab : a. menyusun perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban pembayaran belanja sekolah; b. menerima keuangan sekolah sebagai pendapatan sekolah; c. melaksanakan pembayaran terhadap semua belanja sekolah; d. menandatangani bukti kas masuk (BKM); e. mencatat penerimaan dalam buku kas tabelaris; f. memintakan tanda tangan pengesahan bukti kas masuk dan bukti kas keluar kepada kepala sekolah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan;dan g. menutup buku kas tabelaris pada setiap akhir bulan; Bendahara umum sebagaimana dimaksud ayat (2) mempunyai tugas dan tanggung jawab : a. menyusun perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban pembayaran belanja sekolah; b. menerima keuangan sekolah dari bendahara penerima sebagai pendapatan sekolah; c. melaksanakan pembayaran terhadap semua belanja sekolah; d. memverifikasi bukti penerimaan dan bukti kas masuk yang diberikan oleh bendahara penerima; e. menandatangani bukti kas masuk (BKM); f. menerbitkan kuitansi sebagai bukti setoran kepada bendahara penerima; g. mencatat penerimaan dalam buku kas umum; h. memintakan tanda tangan pengesahan bukti kas masuk dan bukti kas keluar kepada kepala sekolah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan;

(1)

(2)

(3) (4)

(5)

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

i.

menyampaikan BKM dan BKK lengkap dengan bukti pendukungnya kepada juru buku; j. menutup buku kas umum pada setiap akhir bulan; dan k. bendahara umum bertanggung jawab kepada kepala sekolah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan sekolah. Pasal 8 Juru Buku adalah PNS atau Non-PNS yang ditunjuk atau diangkat oleh kepala sekolah untuk melaksanakan fungsi pembukuan keuangan sekolah; Juru Buku sebagaimana dimaksud ayat (1) mempunyai tugas dan tanggung jawab : a. meneliti kelengkapan administrasi pertanggungjawaban penerimaan dan belanja sekolah; b. melaksanakan administrasi pembukuan dan menyusun laporan realisasi keuangan sekolah atau DKAS; c. menjalankan software pengelolaan keuangan sekolah; d. mengarsipkan surat pertanggungjawaban penerimaan dan belanja sekolah berdasarkan sumber penerimaan DKAS, pada folder masingmasing sumber pendapatan dan belanja;dan e. juru buku bertanggung jawab kepada kepala sekolah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan sekolah. Pasal 9 Pelaksana kegiatan adalah PNS atau Non-PNS yang ditunjuk dan diangkat oleh kepala sekolah untuk melaksanakan satu atau beberapa kegiatan sekolah dalam rangka pelaksanaan DKAS; Pelaksana kegiatan sebagaimana dimaksud ayat (1) ditunjuk dan diangkat berdasarkan pertimbangan kompetensi jabatan, anggaran kegiatan, beban kerja dan pertimbangan objektif lainnya; Pelaksana kegiatan sebagaimana dimaksud ayat (1) bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pertanggungjawaban belanja kegiatan; Selambat-lambatnya 7 hari kerja setelah selesainya kegiatan, surat pertanggungjawaban anggaran, laporan hasil kegiatan, harus sudah disampaikan kepada kepala sekolah melalui bendahara atau bendahara umum. Pelaksana kegiatan sebagaimana dimaksud ayat (1) mempunyai tugas : a. merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya; b. melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan; c. mempertanggungjawabkan anggaran kegiatan baik secara fisik maupun dalam bentuk pertanggungjawaban pengeluaran pelaksanaan kegiatan.

(1) (2)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

(1)

(2)

Pasal 10 Pengurus barang adalah PNS yang ditunjuk dan diangkat oleh kepala sekolah untuk menerima hasil pengadaan baik dari pengadaan sendiri maupun perolehan lain yang sah, menyimpan, mengeluarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan harta kekayaan sekolah. Pengurus barang sebagaimana dimaksud ayat (1) mempunyai tugas : a. mencatat seluruh barang milik sekolah yang berasal dari DKAS maupun perolehan lain yang sah kedalam kartu inventaris barang, kartu inventaris ruangan, dan buku inventaris, sesuai dengan kodefikasi dan penggolongan barang; b. melakukan pencatatan barang milik sekolah yang dipelihara atau diperbaiki kedalam kartu pemeliharaan; c. meneliti spesifikasi teknis, kuantitas dan kualitas barang hasil pengadaan yang diserahkan oleh pelaksana kegiatan dan menandatangani dibalik kwitansi pengadaan barang milik sekolah; d. melaksanakan penatausahaan barang kekayaan sekolah; e. mengusulkan penghapusan barang milik sekolah yang rusak atau tidak diperlukan lagi; dan f. melaporkan perubahan harta kekayaan sekolah kepada Kepala Sekolah. BAB IV STANDAR PROSES PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) Pasal 11 RKAS disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pendidikan dan kemampuan pendapatan sekolah. Penyusunan RKAS sebagaimana dimaksud ayat (1) berpedoman kepada Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dalam rangka mewujudkan peningkatan pelayanan kepada masyarakat. RKAS mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi dan distribusi. Bagan Standar Proses Penyusunan RKAS terlampir dalam bagan-3 keputusan ini. Pasal 12 Fungsi otorisasi sebagaimana dimaksud pasal 11 ayat (3) mengandung arti bahwa RKAS menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja sekolah pada satu tahun buku atau satu tahun pelajaran. Fungsi perencanaan sebagaimana dimaksud pasal 11 ayat (3) mengandung arti bahwa RKAS menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada satu tahun buku atau satu tahun pelajaran. Fungsi pengawasan sebagaimana dimaksud pasal 11 ayat (3) mengandung arti bahwa RKAS sebagai pedoman untuk menilai apakah kegiatan

(1) (2)

(3) (4)

(1)

(2)

(3)

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

10

(4)

(5)

penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan. Fungsi alokasi sebagaimana dimaksud pasal 11 ayat (3) mengandung arti bahwa RKAS harus diarahkan untuk peningkatan mutu pendidikan, menghindari pemborosan, meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Fungsi distribusi sebagaimana dimaksud pasal 11 ayat (3) mengandung arti bahwa RKAS harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

Pasal 13 RKAS merupakan dasar pengelolaan keuangan sekolah dalam masa 1 (satu) periode tahun pelajaran, terhitung mulai tanggal 1 Juli sampai dengan 30 Juni tahun berikutnya. Pasal 14 Standar proses penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) adalah : a. konsep RKAS digali dari semua personil sekolah untuk menentukan skala prioritas kegiatan yang dilaksanakan dalam suatu rapat khusus, dengan tetap memperhatikan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS); b. kepala sekolah membentuk tim yang ditugasi untuk menyusun draf RKAS berdasarkan skala prioritas dan RPS; c. tim penyusun draf RKAS minimal beranggotakan kepala sekolah, bendahara sekolah, juru buku, dan pelaksana kegiatan; d. draf RKAS hasil kerja tim sebagaimana dimaksud huruf c, dibahas dalam rapat dewan guru dan komite sekolah untuk memperkaya masukan dan pemahaman; e. draf RKAS berdasarkan masukan, pembahasan dalam rapat sebagaimana dimaksud huruf d diadakan revisi sesuai dengan masukan yang dipertimbangkan; f. draf RKAS hasil pembahasan dengan komite sekolah dan dewan guru, disosialisasikan kepada orang tua/wali peserta didik untuk mendapatkan masukan dan koreksi; g. revisi draf RKAS berdasarkan masukan, pembahasan dalam rapat sebagaimana dimaksud huruf f disahkan oleh kepala sekolah dan disetujui komite sekolah menjadi DKAS; h. DKAS dikirim kepada kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang untuk SMPN, SMAN dan SMKN dan Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan untuk SDN; i. untuk mewujudkan transparansi DKAS ditempel pada papan pengumuman atau dimuat dalam website/blogspot sekolah.

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

11

BAB V STRUKTUR RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) Pasal 15 Format RKAS terdiri dari 12 kolom meliputi kolom nomor, uraian kegiatan, volume, harga satuan, jumlah anggaran, sumber pendapatan yaitu pendapatan BOS, APBD propinsi, APBD kabupaten, APBN, masyarakat dan jumlah pendapatan sekolah, sebagaimana format-1 lampiran keputusan ini. Format RKAS sebagaimana dimaksud ayat (1) dilampiri penjelasan perincian sumber dana dan penjelasan belanja per sumber dana, yang terdiri dari 3 kolom yaitu kolom nomor urut, uraian kegiatan dan jumlah, sebagaimana format 1a, sampai dengan 1f lampiran keputusan ini. Struktur RKAS merupakan satu kesatuan terdiri dari : a pendapatan Sekolah; b belanja Sekolah. Pendapatan sekolah sebagaimana dimaksud ayat (3) huruf a meliputi semua penerimaan uang baik langsung maupun tidak langsung, yang menambah kas sekolah, merupakan hak sekolah dalam satu tahun periode pembukuan dan tidak perlu dibayar kembali oleh sekolah. Pendapatan sekolah sebagaimana dimaksud ayat (4) merupakan perkiraan pendapatan sekolah yang terukur secara rasional yang dapat dicapai dalam satu periode pembukuan. Belanja sekolah sebagaimana dimaksud ayat (3) huruf b meliputi semua pengeluaran yang mengurangi kas sekolah, merupakan kewajiban dan atau belanja sekolah dalam satu periode pembukuan dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh sekolah. Belanja sekolah sebagaimana dimaksud ayat (6) merupakan perkiraan beban pengeluaran sekolah yang dialokasikan secara adil dan merata agar relatif dapat dinikmati oleh seluruh komponen sekolah tanpa diskriminasi, khususnya dalam pemberian layanan pendidikan.

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Pasal 16 Sumber Pendapatan Sekolah meliputi : a. sisa anggaran tahun lalu yang berasal dari saldo anggaran tahun sebelumnya; b. hak sekolah atas biaya operasional dari pemerintah atau pemerintah daerah; c. hak sekolah atas biaya investasi dari pemerintah atau pemerintah daerah; d. sumbangan tidak mengikat dari masyarakat, badan usaha, pengusaha atau bantuan asing; dan e. pendapatan lain yang sah.

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

12

Pasal 17 Sisa anggaran tahun lalu sebagaimana dimaksud pasal 16 huruf a, apabila pendapatan sekolah pada tahun sebelumnya lebih besar dari belanja sekolah dalam satu periode pembukuan atau tahun pelajaran; (2) Hak sekolah atas biaya operasional sebagaimana dimaksud pasal 16 huruf b, meliputi Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA), Bantuan Operasional Pendidikan dan bantuan lainnya baik dari pemerintah atau pemerintah daerah; (3) Hak sekolah atas biaya investasi sebagaimana dimaksud pasal 16 huruf c, meliputi bantuan rehabilitasi sedang/berat, pembangunan pagar keliling, peningkatan mutu, pembangunan ruang kelas baru, pengadaan tanah, dan investasi lainnya, baik dari pemerintah maupun pemerintah daerah; (4) Sumbangan masyarakat yang tidak mengikat sebagaimana dimaksud pasal (16) huruf d, bagi sekolah penyelenggara wajib belajar, merupakan sumbangan dari orang tua/wali peserta didik, masyarakat, badan usaha, pengusaha, dan pihak lainnya berbentuk hibah berupa uang, barang atau kegiatan, dengan tetap memberikan jaminan pembebasan dari keluarga miskin; (5) SDN dan SMPN sebagai penyelenggara wajib belajar bertanggung jawab menyelenggarakan pendidikan dan dilarang memungut biaya kepada peserta didik; (6) Yang dimaksud pungutan sebagaimana dimaksud ayat (5) merupakan pembebanan kepada orang tua/wali peserta didik, di luar biaya peserta didik yang besarannya ditentukan oleh penyelenggara pendidikan dan komite sekolah; (7) Sumbangan masyarakat yang tidak mengikat sebagaimana dimaksud pasal 16 huruf d, bagi SDN dan SMPN rintisan sekolah bertaraf internasional, SDN dan SMPN bertaraf internasional atau SDN dan SMPN berbasis keunggulan lokal, merupakan sumbangan orang tua/wali peserta didik, masyarakat, badan usaha, pengusaha, bantuan asing atau pihak lain sebagai sumbangan penyelenggaraan pendidikan (SPP) dan pengembangan pendidikan; (8) Sumbangan orang tua/wali peserta didik, masyarakat yang tidak mengikat sebagaimana dimaksud pasal 16 huruf d, bagi SMAN dan SMKN, merupakan sumbangan orang tua/wali peserta didik, masyarakat, badan usaha, pengusaha, bantuan asing atau pihak lain sebagai sumbangan penyelenggaraan pendidikan (SPP) dan pengembangan pendidikan; (9) Sumbangan sebagaimana dimaksud ayat (4) dilaksanakan secara sukarela, tidak mengikat dan tidak ditentukan besarannya dengan tetap menjamin pembebasan biaya pendidikan bagi peserta didik dari keluarga miskin; (10) Sumbangan sebagaimana dimaksud ayat (7) dan (8) besarannya ditentukan berdasarkan musyawarah antara orang tua/wali peserta didik, komite sekolah dan penyelenggara pendidikan dengan tetap memberikan jaminan pembebasan biaya pendidikan bagi peserta didik dari keluarga miskin. (1)

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

13

(11) Sumbangan badan usaha, pengusaha, pihak lain atau pihak asing sifatnya sukarela sebagai partisipasi pengembangan sekolah. (12) Pendapatan lain yang sah adalah merupakan penerimaan sekolah selain yang dimaksud pasal 16 huruf a, b, c dan d, meliputi pendapatan dari komisi, rabat, potongan, fee atau pendapatan lain dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dapat dinilai dengan uang, baik secara langsung sebagai akibat dari penjualan, tukar-menukar, hibah, pengadaan barang, dan jasa termasuk pendapatan bunga, pendapatan lain dari pemanfaatan barang sekolah atau kegiatan lainnya yang sejenis. (13) Pendapatan lain yang sah sebagaimana dimaksud ayat (12) dalam penyusunan dan pelaksanaan DKAS digolongkan sebagai pendapatan sekolah yang bersumber dari masyarakat. Pasal 18 Belanja Sekolah meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja pemeliharaan, belanja perjalanan dinas, belanja modal dan belanja kegiatan sekolah. Pasal 19 Belanja pegawai sebagaimana dimaksud pasal 18, untuk pengeluaran honorarium/upah dalam melaksanakan program/kegiatan sekolah. Belanja pegawai sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi honorarium guru tidak tetap dan pegawai tidak tetap, Insentif pengelola sekolah, biaya lembur guru dan karyawan, peningkatan sumberdaya manusia (SDM) guru dan karyawan, seperti biaya kursus guru dan karyawan, biaya pendidikan dan pelatihan guru dan karyawan, biaya KKG, MGMP, KKKS, MKKS, seminar, workshop, lokakarya, diskusi tematik, dan kegiatan lainnya yang sejenis. Pengelola sekolah sebagaimana dimaksud ayat (2) adalah Kepala Sekolah dan guru/karyawan yang diberi tugas tambahan oleh Kepala Sekolah berdasarkan Keputusan Kepala Sekolah. Pasal 20 Belanja barang dan jasa sebagaimana dimaksud pasal 18 digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (duabelas) bulan dan atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan sekolah. Belanja barang dan jasa sebagaimana dimaksud ayat (1), meliputi pengadaan alat tulis kantor, bahan praktik, barang cetakan dan penggandaan, surat kabar dan majalah, alat listrik dan elektronik, peralatan kebersihan, materai dan benda pos lainnya, buku penunjang pembelajaran, buku referensi guru dan karyawan, buku perpustakaan dan buku acuan guru, makanan dan minuman rapat, makanan dan minuman harian, makanan dan minuman tamu, bahan bakar minyak, alat peraga pembelajaran, jasa sewa kendaraan, biaya iklan, biaya rekening telepon,

(1) (2)

(3)

(1)

(2)

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

14

listrik dan air, biaya paket atau pengiriman barang, biaya transaksi keuangan dan lainnya yang sejenis. Pasal 21 Belanja pemeliharaan sebagaimana dimaksud pasal 18 dipergunakan untuk membiayai pemeliharaan/perbaikan harta bergerak maupun harta tidak bergerak milik sekolah dan tercatat dalam daftar/buku inventaris sekolah. Belanja pemeliharaan sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi pemeliharaan peralatan sekolah, gedung sekolah, instalasi, ruang kelas, tempat ibadah, mebeler sekolah, saluran air, taman/lapangan upacara dan fasilitas parkir, pagar keliling, lapangan olah raga dan pemeliharaan lainnya yang sejenis. Pasal 22 Belanja perjalanan dinas sebagaimana dimaksud pasal 18 untuk membiayai perjalanan Kepala sekolah, guru dan karyawan dari sekolah ke tempat lain baik dalam maupun luar daerah, dalam rangka melaksanakan tugas kedinasan, meliputi perjalanan dinas rapat dinas, workshop, pendidikan dan pelatihan, seminar, lokakarya, siaran di radio/TV, kurir dan perjalanan dinas lainnya yang sejenis. Belanja kurir sebagaimana dimaksud ayat (1) untuk membiayai transpor guru/karyawan dalam rangka melaksanakan tugas internal sekolah, meliputi transpor membayar pajak, mencairkan dana, mengirim surat/laporan, home visite, belanja untuk kepentingan sekolah, serta kepentingan sekolah lainnya yang sejenis. Pasal 23 Belanja modal sebagaimana dimaksud pada pasal 18 digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan harta tetap berwujud, peralatan dan mesin dengan harga perolehan lebih dari Rp 300.000,00 yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan dan sifatnya menambah aset sekolah, untuk digunakan dalam kegiatan sekolah. Belanja modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pembangunan gedung/konstruksi, pengadaan peralatan kantor, pengadaan mesin dan peralatan kegiatan belajar mengajar, pengadaan kendaraan operasional sekolah, pengadaan peralatan yang mendukung kegiatan pengembangan diri dan atau ekstra kurikuler, pembangunan irigasi, jaringan listrik, telepon, air, internet dan harta tetap lainnya. Pasal 24 Belanja kegiatan sekolah sebagaimana dimaksud pasal 18 digunakan untuk membiayai kegiatan intra, pengembangan diri dan atau ekstra kurikuler dalam satu tahun pelajaran.

(1)

(2)

(1)

(2)

(1)

(2)

(1)

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

15

(2)

Belanja kegiatan sekolah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi : a. biaya penilaian yang terdiri dari ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, penilaian mutu pendidikan, tes kemampuan dasar, latihan ujian (tryout), ujian nasional/UASBN dan ujian sekolah; b. biaya tambahan pelajaran; c. biaya perbaikan dan pengayaan; d. biaya penyusunan dan penggandaan Lembar Kerja Siswa (LKS); e. biaya penerimaan peserta didik baru; dan f. kegiatan kesiswaan baik yang diselenggarakan di sekolah maupun yang diselenggarakan di luar sekolah, yang meliputi : latihan dasar kepemimpinan, pramuka, palang merah remaja, drumband, karate, silat, sepak bola, bola voly, karya ilmiah remaja, olimpiade olah raga dan seni, lomba bidang studi, kegiatan keagamaan, praktik kerja industri, pendidikan sistem ganda, peringatan hari besar agama, peringatan hari besar nasional, peringatan hari ulang tahun sekolah, gebyar seni, kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), adiwiyata, dan lainnya yang sejenis. BAB VI PELAKSANAAN DKAS Pasal 25 Selambat-lambatnya minggu kedua bulan Juli setiap periode pembukuan, RKAS harus sudah disahkan menjadi DKAS oleh kepala sekolah dan disetujui komite sekolah serta dikirim kepada kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang untuk SMPN, SMAN dan SMKN dan kepala UPTD Pendidikan Kecamatan untuk SDN. Kepala Dinas Pendidikan atau pejabat yang ditunjuk melakukan verifikasi DKAS SMPN, SMAN dan SMKN dan Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan atau pejabat yang ditunjuk memverifikasi DKAS SDN. Verifikasi yang dilaksanakan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang dan Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan dimaksudkan sebagai sarana pengendalian. Pasal 26 Pengeluaran belanja sekolah menggunakan prinsip hemat, wajar, efektif, dan efisien. Semua penerimaan sebagai pendapatan sekolah yang tertuang dalam DKAS dikelola oleh pengelola keuangan sekolah berdasarkan tugas dan fungsinya; Setiap pelaksanaan kegiatan sekolah, harus ditetapkan dengan Keputusan Kepala Sekolah, sebagai dasar pengelola keuangan untuk membayar besaran belanja kegiatan sekolah

(1)

(2)

(3)

(1) (2)

(3)

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

16

(1)

(2)

(3)

(4) (5)

Pasal 27 Semua pendapatan sekolah disimpan dalam rekening Bank atas nama sekolah atau kas sekolah dengan memperhatikan batas maksimal jumlah persediaan kas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengelola keuangan dilarang mengalihkan sebagian atau seluruhnya uang sekolah pada rekening pribadi atau rekening lain di luar rekening resmi sekolah. Apabila terjadi pergantian pengelola keuangan, dilarang mengadakan transaksi keuangan di bank atas nama sekolah sebelum pergantian specimen tanda tangan di bank. Pergantian pengelola keuangan sebagaimana dimaksud ayat (3) pengganti pengelola keuangan dilarang membuka rekening baru. Setiap penerimaan uang sebagai pendapatan sekolah harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah. Pasal 28 Setiap pengeluaran belanja atas beban DKAS harus didukung bukti yang lengkap dan sah. Bukti sebagaimana dimaksud ayat (1) harus mendapat pengesahan kepala sekolah selaku pemegang kekuasaan pengelola keuangan, dan bertanggung jawab atas kebenaran materiil yang timbul dari penggunaan bukti dimaksud. Semua belanja yang mengakibatkan dibayarkannya honorarium, insentif, baik rutin maupun insidental didukung keputusan kepala sekolah. belanja yang mengakibatkan dibayarkannya uang lembur dibuktikan dengan Surat Perintah Kerja (SPK) Lembur dari kepala sekolah yang berisi waktu pelaksanaan lembur, nama-nama pegawai dan uraian pekerjaaan lembur. Kepala sekolah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan dilarang menguasai fisik kas secara tunai; Kepala sekolah mengendalikan anggaran melalui sistem dan prosedur yang telah ditetapkan. BAB VII PERUBAHAN DKAS Pasal 29 DKAS perubahan dilaksanakan karena adanya perubahan estimasi pendapatan dan belanja sekolah baik mengalami penurunan, kenaikan, dan pergeseran belanja sehingga diperlukan pengurangan atau penambahan target kinerja kegiatan lainnya dalam satu periode pembukuan. Penambahan atau pengurangan capaian target kinerja sebagaimana dimaksud ayat (1) diformulasikan dalam DKAS perubahan, dengan memuat pendapatan dan belanja yang mengalami perubahan dan yang tidak mengalami perubahan dalam satu periode pembukuan. Perubahan DKAS sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat dilaksanakan sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali dalam satu periode pembukuan.

(1) (2)

(3) (4)

(5) (6)

(1)

(2)

(3)

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

17

(4)

(5)

Format DKAS perubahan terdiri dari 14 kolom meliputi kolom nomor, uraian kegiatan, jumlah anggaran sebelum revisi, volume, harga satuan, jumlah anggaran setelah revisi, naik/turun, sumber pendapatan yang meliputi pendapatan BOS, APBD Propinsi, APBD Kabupaten, APBN, masyarakat dan jumlah pendapatan sekolah, sebagaimana format-30 lampiran keputusan ini. Format DKAS perubahan sebagaimana dimaksud ayat (3) dilampiri penjelasan rincian sumber dana dan penjelasan pengeluaran per sumber dana, yang terdiri dari 5 kolom yaitu kolom nomor urut, uraian kegiatan dan jumlah sebelum revisi, jumlah sesudah revisi dan naik/turun, sebagaimana format 30a sampai dengan 30f lampiran keputusan ini. Pasal 30 DKAS perubahan sebagaimana dimaksud pasal 29 ayat 1 dan 2 proses penyusunannya sesuai dengan standar proses penyusunan RKAS sebagaimana dimaksud pasal 14. Selambat-lambatnya 7 hari setelah DKAS perubahan disahkan oleh kepala sekolah dan komite sekolah, harus sudah dikirim kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang untuk SMPN, SMAN, SMKN dan Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan untuk SDN. Kepala Dinas Pendidikan atau pejabat yang ditunjuk melakukan verifikasi DKAS perubahan SMPN, SMAN, SMKN dan Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan memverifikasi DKAS SDN. Verifikasi yang dilaksanakan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang dan Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan dimaksudkan sebagai sarana pengendalian. Untuk mewujudkan transparansi DKAS perubahan yang telah disahkan, ditempel pada papan pengumuman atau dimuat dalam website/blogspot sekolah. BAB VIII PENATAUSAHAAN PENERIMAAN KEUANGAN SEKOLAH Pasal 31 Pengelola keuangan sekolah sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 sampai dengan pasal 10 wajib menyelenggarakan penatausahaan keuangan sekolah. Pengelola keuangan yang menandatangani atau mengesahkan dokumen yang berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar penerimaan atau pengeluaran atas pelaksanaan DKAS, bertanggung jawab terhadap kebenaran materiil dan akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti dimaksud. Pasal 32 Penerimaan keuangan SDN dilakukan oleh bendahara, sebagai pembantu kepala sekolah dalam mengelola keuangan sekolah;

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(1)

(2)

(1)

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

18

(2)

(3)

(4)

(5)

Penerimaan keuangan SMPN, SMAN, SMKN dilakukan oleh bendahara penerima sebagai pembantu kepala sekolah dalam mengelola keuangan sekolah; Bendahara penerima SMPN, SMAN, SMKN wajib menyelenggarakan penatausahaan terhadap seluruh penerimaan dan penyetoran kepada bendahara umum, yang menjadi tanggung jawabnya; Bendahara penerima SMPN, SMAN, SMKN wajib mempertanggungjawabkan secara administratif atas penerimaan uang yang menjadi tanggung jawabnya dengan menyampaikan laporan kepada kepala sekolah selaku pemegang kekuasaan pengelola keuangan sekolah, selambatlambatnya tanggal 10 bulan berikutnya. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menggunakan : a laporan penerimaan kas bulanan; (Format-12) b laporan penerimaan kas tribulan; (Format-13) c laporan penerimaan kas tahunan; (Format-14) Pasal 33 Penerimaan Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) dari peserta didik SDN dan SMPN RSBI, SBI dan berbasis keunggulan lokal, SMAN dan SMKN, menggunakan bukti : a. kartu SPP (Format-2); b. kartu Kendali SPP (Format-3); Penerimaan sumbangan pengembangan pendidikan dari peserta didik SDN dan SMPN RSBI, SBI dan berbasis keunggulan lokal, SMAN dan SMKN, menggunakan: a. bukti kuitansi penerimaan (Format-9a); b. rekapitulasi Penerimaan dana insidental 1 hari kerja. Penyetoran ke bendahara umum dana dari sumbangan penyelenggaraan pendidikan (SPP), menggunakan: a. bukti Kas Masuk (BKM) Format-10); b. bukti Penerimaan SPP (Format-7); c. rekapitulasi Penerimaan SPP 1 hari kerja (Format-8); Penyetoran ke bendahara umum, dana dari sumbangan insidental masyarakat, menggunakan: a. bukti Kas Masuk (BKM) Format-10); b. kuitansi Penerimaan per peserta didik per hari (Format-9a); c. rekapitulasi penerimaan sumbangan insidental, (Format-31). Pasal 34 Penerimaan uang dari pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dilakukan oleh bendahara untuk SDN dan bendahara penerima untuk SMPN, SMAN, SMKN sebagai pembantu kepala sekolah dalam mengelola keuangan sekolah;

(1)

(2)

(3)

(4)

(1)

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

19

(2)

Penyetoran uang sebagaimana dimaksud ayat (1) kepada bendahara atau bendahara umum, menggunakan: a. bukti Kas Masuk (Format-10); b. kuitansi Penerimaan dan pengeluaran (Format-9b); c. copy Rekening Bank. Pasal 35 Selambat-lambatnya 1 hari kerja atau 8 jam, bendahara penerima harus sudah menyetor uang yang diterima ke bendahara umum. Penatausahaan atas penerimaan dan penyetoran uang dari semua sumber pendapatan sekolah menggunakan : a. buku Kas Harian Bendahara Penerima; (Format-11); b. buku Penerimaan SPP; (Format-4); c. buku Penerimaan Non-SPP; (Format-5); d. buku Penerimaan Dana Pemerintah; (Format-6)

(1) (2)

Pasal 36 Bagan alur dan prosedur penatausahaan penerimaan keuangan sekolah, terlampir dalam bagan-4a untuk SDN dan bagan 4-b untuk SMPN, SMAN, dan SMKN, keputusan ini. BAB IX PENATAUSAHAAN PENGELUARAN KEUANGAN SEKOLAH Pasal 37 Pengeluaran keuangan SDN dilakukan oleh bendahara sebagai pembantu kepala SDN untuk mengelola keuangan sekolah; Pengeluaran keuangan SMPN, SMAN dan SMKN dilakukan oleh bendahara umum sebagai pembantu kepala sekolah untuk mengelola keuangan sekolah; Pengeluaran kas atas beban DKAS dilakukan berdasarkan surat permohanan dana sebagaimana format-25 dan nota persetujuan kepala sekolah, format-24 lampiran keputusan ini; Ketentuan jumlah batas minimum pengeluaran yang harus menggunakan permohonan dana dan nota persetujuan kepala sekolah, diatur dengan keputusan kepala sekolah. Pasal 38 Bendahara atau bendahara umum sekolah wajib menatausahakan dan mempertanggungjawabkan secara administratif atas penerimaan uang, pemotongan pajak dan pembayaran belanja sekolah yang menjadi tanggung jawabnya dengan menyampaikan laporan kepada kepala sekolah selaku pemegang kekuasaan pengelola keuangan sekolah, selambatlambatnya tanggal 10 bulan berikutnya;

(1) (2)

(3)

(4)

(1)

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

20

(2)

(3)

(4)

(5)

Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk bendahara menggunakan format 21 dan untuk bendahara umum menggunakan format 56 lampiran keputusan ini; Penatausahaan atas pengeluaran bendahara sebagaimana dimaksud pasal 37 ayat (1) menggunakan : a. buku Kas tabelaris; (Format-18) b. buku Pajak; (Format-32) Penatausahaan atas pengeluaran bendahara umum sebagaimana dimaksud pasal 37 ayat (1) menggunakan : a. buku Kas Umum Bendahara SMPN, SMAN dan SMKN; (Format-15) b. buku Pajak; (Format-32) Bendahara atau bendahara umum dalam melakukan penatausahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan: a. bukti Kas Keluar; (Format-16) b. surat Setoran Pajak; (Format-33) c. kuitansi Penerimaan dan Pengeluaran; (Format-9b) d. bukti transaksi keuangan sebagai pendukung BKK. Pasal 39 Semua kegiatan sekolah dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan sebagai pembantu kepala sekolah SDN, SMPN, SMAN dan SMKN untuk melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dalam rangka pelaksanaan DKAS yang berakibat timbulnya pengeluaran/belanja sekolah. Pelaksana kegiatan wajib menatausahakan, mempertanggungjawabkan secara administratif atas pelaksanaan kegiatan, penerimaan uang dan pembayaran belanja sekolah yang menjadi tanggung jawabnya dengan menyampaikan laporan kepada kepala sekolah selaku pemegang kekuasaan pengelola keuangan sekolah, selambat-lambatnya 7 hari setelah kegiatan selesai dilaksanakan. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menggunakan : a. laporan pelaksanaan kegiatan; (Format-34) b. dokumentasi kegiatan; Kegiatan yang pelaksanaannya 1 bulan atau lebih, laporan pertanggungjawaban keuangan disampaikan kepada bendahara atau bendahara umum secara periodik sesuai dengan uang muka yang diterima. Permintaan pembayaran uang muka atau seluruhnya atas kegiatan yang akan dilaksanakan, diajukan kepada kepala sekolah dengan menggunakan format-25 dan dilampiri proposal kegiatan (format-36), selambat-lambatnya 1 minggu sebelum kegiatan dilaksanakan. Kepala sekolah meneliti pengajuan pelaksana kegiatan sebagaimana dimaksud ayat (5) dan menyetujui atau menolak sebagian/seluruhnya selambat-lambatnya 5 hari sebelum jadwal pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan format-24. Jika pengajuan pelaksana kegiatan sebagaimana dimaksud ayat (6) disetujui, maka kepala sekolah menerbitkan surat keputusan tentang

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

21

(8)

(9)

pelaksanaan kegiatan dimaksud, sebagai dasar pembayaran uang muka atau seluruhnya oleh bendahara atau bendahara umum. Penatausahaan atas pengeluaran sebagaimana dimaksud ayat (2) menggunakan : a. surat keputusan kepala sekolah tentang pelaksanaan kegiatan; (Format-35) b. surat permohonan pengajuan dana kegiatan (Format-25); c. proposal kegiatan (Format 36); Pelaksana kegiatan dalam melakukan penatausahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menggunakan bukti : a. Kuitansi Penerimaan dan Pengeluaran; (Format-9b) b. Nota pembelian barang; c. Daftar penerimaan honorarium; (Format- 37) d. Daftar penerimaan upah; (Format-38) e. Daftar hadir panitia, peserta atau pekerja; (Format-39); f. Bukti pertanggungjawaban lainnya.

Pasal 40 Bagan alur dan prosedur penatausahaan pengeluaran keuangan sekolah, terlampir dalam bagan 5a untuk SDN dan bagan 5b untuk SMPN, SMAN, SMKN keputusan ini. BAB X PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH Pasal 41 Sistem pengelolaan keuangan sekolah merupakan serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengklasifikasian, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan DKAS, yang dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer (software); Sistem pengelolaan sebagaimana dimaksud ayat (1) pada SMPN, SMAN, SMKN menggunakan aplikasi komputer, dan pada SDN dilakukan secara manual atau dengan aplikasi komputer. Sistem pengelolaan keuangan sekolah pada SMPN, SMAN, SMKN dilakukan oleh juru buku, dan pada SDN dilakukan oleh bendahara; Pasal 42 Sistem pengelolaan keuangan sekolah sebagaimana dimaksud pasal 41 ayat (1) disusun dengan berpedoman pada prinsip pengendalian internal, baik oleh kepala sekolah, Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan untuk SDN dan oleh Kepala Dinas Pendidikan untuk SDN, SMPN, SMAN dan SMKN. Proses sebagaimana dimaksud pasal 41 ayat (1) didokumentasikan dalam bentuk buku kas tabelaris, buku besar pendapatan, buku besar belanja, dan dapat ditambah dengan buku besar pembantu atau sub buku besar, serta ikhtisar laporan realisasi DKAS.

(1)

(2)

(3)

(1)

(2)

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

22

(3) (4)

Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan DKAS sebagaimana dimaksud 41 ayat (1) laporan keuangan berupa laporan realisasi DKAS. Sistem pengelolaan keuangan sekolah sebagaimana dimaksud pada pasal 41 ayat (1) meliputi : a prosedur penerimaan kas; b prosedur pengeluaran kas; c prosedur pengelolaan aset tetap/barang milik sekolah. Pasal 43 Kode rekening untuk menyusun laporan realisasi DKAS, terdiri dari kode perkiraan pendapatan dan kode perkiraan belanja. Kode perkiraan sebagaimana dimaksud ayat (1) disusun dengan memperhatikan kepentingan penyusunan laporan realisasi DKAS. Kode rekening untuk menyusun DKAS dan laporan realisasi DKAS, sesuai dengan Format-40 lampiran keputusan ini. Pasal 44 Semua transaksi keuangan yang berkaitan dengan penyelenggaraan sekolah dan DKAS, dicatat dalam buku kas tabelaris, buku besar dan dapat ditambah sub buku besar, berdasarkan bukti transaksi yang sah. Pencatatan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan secara kronologis sesuai dengan terjadinya transaksi keuangan. Transaksi keuangan yang telah dicatat dalam buku kas, selanjutnya diposting ke dalam buku besar atau sub buku besar sesuai dengan rekening berkenaan. Buku besar sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditutup setiap akhir bulan dan akhir periode pembukuan sesuai dengan kebutuhan. Saldo akhir setiap periode pembukuan dipindahkan menjadi saldo awal periode berikutnya. Buku besar yang dilengkapi dengan buku besar pembantu atau sub buku besar, sebagai alat uji silang dan kelengkapan informasi rekening tertentu. Buku besar pembantu atau sub buku besar sebagaimana dimaksud ayat (6) berisi rincian perkiraan yang telah dicatat dalam buku besar. Pasal 45 Pengelolaan keuangan sekolah merupakan dasar pengakuan, pengukuran, pencatatan dan pelaporan atas pendapatan dan belanja sekolah serta laporan keuangan sebagai ukuran realisasi DKAS. Pengelolaan keuangan sekolah diberlakukan pada setiap periode pembukuan yaitu tanggal 1 Juli sampai dengan tanggal 30 Juni tahun berikutnya.

(1) (2) (3)

(1)

(2) (3)

(4) (5) (6) (7)

(1)

(2)

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

23

BAB XI PROSEDUR PENERIMAAN KAS SEKOLAH Pasal 46 Prosedur penerimaan kas sekolah meliputi serangkaian proses mulai dari pencatatan sampai dengan laporan realisasi DKAS, yang berkaitan dengan penerimaan kas dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan DKAS yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer (software). Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur penerimaan kas SDN sebagaimana dimaksud ayat (1) yaitu Bukti Kas Masuk (BKM) yang ditandatangani bendahara dan disahkan kepala sekolah dengan dilampiri bukti penerimaan yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan. Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur penerimaan kas SMPN, SMAN, SMKN sebagaimana dimaksud ayat (1) yaitu Bukti Kas Masuk (BKM) yang ditandatangani bendahara penerima, bendahara umum dan disahkan oleh kepala sekolah, dengan dilampiri bukti penerimaan yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan. Buku yang digunakan oleh juru buku untuk mencatat transaksi dalam prosedur penerimaan kas sebagaimana dimaksud ayat (2) terdiri dari : a. Buku kas tabelaris (Format-18) b. Buku besar atau sub buku besar pendapatan; (Format-19) c. Buku Pembayaran SPP; (Format-20a) d. Buku Pembayaran Sumbangan Insidental; (Format-20b) e. Laporan Realisasi DKAS Bulanan; (Format-21) f. Laporan Realisasi DKAS Tribulan; (Format-22)

(1)

(2)

(3)

(4)

Pasal 47 (1) Penerimaan kas SDN yang bersumber dari pemerintah, bendahara melaksanakan pencatatan transakti tersebut dalam buku kas tabelaris, buku besar atau sub buku besar pendapatan, setelah didukung dengan bukti kas masuk yang ditandatangani oleh bendahara dan kepala sekolah serta dilampiri oleh bukti transaksi yang telah diparaf oleh kepala sekolah. (2) Penerimaan kas SMPN, SMAN, SMKN yang bersumber dari pemerintah, bendahara penerima melaksanakan pencatatan transakti tersebut dalam buku kas penerimaan, setelah didukung dengan bukti kas masuk yang ditandatangani oleh bendahara penerima diserahkan ke bendahara umum. (3) Bendahara umum menerima dana dari bendahara penerima dilampiri bukti transaksi yang telah diparaf kepala sekolah dan bukti kas masuk yang di tanda tangani kepala sekolah selanjutnya dicatat dalam buku kas umum. (4) Penerimaan kas SDN yang bersumber dari masyarakat, badan usaha, pengusaha, bantuan asing dan penerimaan lainnya, bendahara melaksanakan pencatatan transaksi tersebut dalam buku kas tabelaris, buku besar atau sub buku besar pendapatan, setelah didukung oleh bukti kas masuk yang ditandatangani oleh bendahara dan kepala sekolah dengan

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

24

dilampiri bukti transaksi berupa kuitansi penerimaan yang telah diparaf oleh kepala sekolah. (5) Penerimaan kas SMPN, SMAN, SMKN yang bersumber dari masyarakat, badan usaha, pengusaha, bantuan asing dan penerimaan lainnya, juru buku melaksanakan pencatatan transakti tersebut dalam buku kas tabelaris, buku besar atau sub buku besar pendapatan, setelah didukung dengan bukti kas masuk yang ditandatangani oleh bendahara penerima, bendahara umum dan kepala sekolah dengan dilampiri bukti transaksi berupa kuitansi penerimaan yang telah diparaf oleh kepala sekolah. (6) Semua bukti kas masuk dan lampirannya dicatat sebagaimana dimaksud ayat (1) sampai dengan ayat (5) diarsipkan dalam folder khusus menurut sumber dana dalam DKAS. Pasal 48 Setiap akhir periode pembukuan buku kas tabelaris dan buku besar atau sub buku besar ditutup sebagai dasar penyusunan laporan realisasi DKAS. BAB XII PROSEDUR PENGELUARAN KAS SEKOLAH Pasal 49 Prosedur pengeluaran kas sekolah meliputi serangkaian proses mulai dari pencatatan sampai dengan laporan realisasi DKAS yang berkaitan dengan pengeluaran kas dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan DKAS yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer (software). Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur pengeluaran kas SDN sebagaimana dimaksud ayat (1) yaitu Bukti Kas Keluar (BKK) yang ditandatangani pelaksana kegiatan, bendahara dan disahkan oleh kepala sekolah dengan dilampiri bukti pengeluaran yang lengkap dan sah. Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur pengeluaran kas SMPN, SMAN, SMKN sebagaimana dimaksud ayat (1) yaitu Bukti Kas Keluar (BKK) yang ditandatangani pelaksana kegiatan, bendahara umum, dan disahkan oleh kepala sekolah dengan dilampiri bukti pengeluaran yang lengkap dan sah. Setelah proses sebagaimana dimaksud ayat (3), juru buku menandatangani BKK dan melakukan pencatatan dalam buku kas tabelaris, posting bukti transaksi sesuai dengan perkiraan pada buku besar belanja dan selanjutnya mengarsipkan dalam folder sesuai dengan sumber dana. Pasal 50 Bukti transaksi yang lengkap dan sah sebagaimana dimaksud pasal 49 ayat (2) dan (3) untuk belanja pegawai yaitu pembayaran honorarium GTT, PTT dan Insentif pengelola sekolah terdiri dari : a. surat Keputusan Kepala Sekolah pembayaran Honorarium atau insentif; (Format-41) b. daftar penerimaan honorarium; (Format-37)

(1)

(2)

(3)

(4)

(1)

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

25

(2)

(3)

(4)

c. surat Setoran Pajak (SSP) Format-33; Bukti transaksi yang lengkap dan sah sebagaimana dimaksud pasal 49 ayat (2) dan (3) untuk belanja pegawai yaitu pembayaran lembur guru dan karyawan, terdiri dari : a. surat perintah kerja lembur dari kepala sekolah; (Format-42) b. daftar perhitungan lembur yang memuat nama pegawai, jumlah hari lembur, jumlah jam lembur, tarif lembur, uang makan lembur, total lembur potongan pajak, jumlah yang diterima dan tanda tangan penerima lembur. c. daftar hadir lembur, (Format-43) d. surat Setoran Pajak (SSP), Format-33; Bukti transaksi yang lengkap dan sah sebagaimana dimaksud pasal 49 ayat (2) dan (3) belanja pegawai, untuk peningkatan SDM yaitu biaya kursus ketrampilan bagi guru dan karyawan, terdiri dari : a. surat Tugas dari Kepala Sekolah (Format-44); b. kuitansi dari lembaga kursus; Bukti transaksi yang lengkap dan sah sebagaimana dimaksud pasal 49 ayat (2) dan (3) belanja pegawai untuk peningkatan SDM yaitu biaya mengikuti seminar, lokakarya, workshop, diskusi tematik, pertemuan KKG, MGMP, KKKS, MKKS dan lainnya yang sejenis, terdiri dari : a. foto copy Surat undangan/pemberitahuan; b. surat Tugas dari Kepala Sekolah (Format-44); c. surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) Format-45 d. kuitansi penerimaan biaya perjalanan, (Format-9b); e. laporan hasil perjalanan dinas, (Format-46); f. kuitansi pembayaran dari penyelenggara kegiatan; Pasal 51 Bukti transaksi yang lengkap dan sah sebagaimana dimaksud pasal 49 ayat (2) dan (3) untuk belanja barang dan jasa sebagaimana dimaksud pasal 20 ayat (1) dan (2) yang nilainya sampai dengan Rp. 5.000.000,00, terdiri dari: a. nota atau faktur dari penyedia barang dan jasa; b. kuitansi bermaterai cukup; c. surat Setoran Pajak untuk belanja lebih dari Rp. 1.000.000,00, (Format33) Bukti transaksi yang lengkap dan sah sebagaimana dimaksud pasal 49 ayat (2) dan (3) untuk belanja barang dan jasa sebagaimana dimaksud pasal 20 ayat (1) dan (2) yang nilainya lebih dari Rp. 5.000.000,00 sampai dengan Rp. 50.000.000,00 terdiri dari : a. nota atau faktur dari penyedia barang dan jasa; b. kuitansi bermaterai cukup; c. surat Setoran Pajak, (Format-33) ; d. surat Perintah Kerja (Kontrak kerja), Format-47 e. dokumen pengadaan barang dan jasa tanpa jaminan pelaksanaan dengan sistem penunjukkan langsung;

(1)

(2)

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

26

(3)

(4)

(5)

Bukti transaksi yang lengkap dan sah sebagaimana dimaksud pasal 49 ayat (2) dan (3) untuk belanja barang dan jasa sebagaimana dimaksud pasal 20 ayat (1) dan (2) yang nilainya lebih dari Rp. 50.000.000,00 sampai dengan 100.000.000,00 terdiri dari : a. nota atau faktur dari penyedia barang dan jasa; b. kuitansi bermaterai cukup; c. surat Setoran Pajak (Format-33); d. surat Perintah Kerja (Kontrak kerja) Format-47 e. dokumen pengadaan barang dan jasa dengan jaminan pelaksanaan dengan sistem pemilihan langsung; Bukti transaksi yang lengkap dan sah sebagaimana dimaksud pasal 49 ayat (2) dan (3) untuk belanja barang dan jasa sebagaimana dimaksud pasal 20 ayat (1) dan (2) yang nilainya lebih dari 100.000.000,00 terdiri dari : a. nota atau faktur dari penyedia barang dan jasa; b. kuitansi bermaterai cukup; c. surat Setoran Pajak (Format-33); d. surat Perintah Kerja (Kontrak kerja) Format-47 e. dokumen pengadaan barang dan jasa dengan sistem pelelangan umum; Sistem pelelangan umum sebagaimana dimaksud ayat 4, panitia pengadaan barang dan jasa di sekolah, harus memiliki sertifikat ahli pengadaan barang dan jasa nasional. Pasal 52 Bukti transaksi yang lengkap dan sah sebagaimana dimaksud pasal 49 ayat (2) dan (3) yaitu belanja barang dan jasa sebagaimana dimaksud pasal 20 ayat (1) dan (2), untuk belanja makanan dan minuman rapat, proses pengadaanya sesuai dengan pasal 51 ayat (1) sampai dengan (4), tetapi diperlukan penambahan kelengkapan bukti transaksi pendukung, yaitu : a. Undangan rapat; b. Daftar Hadir Rapat; c. Notulen Rapat. Bukti transaksi yang lengkap dan sah sebagaimana dimaksud pasal 49 ayat (2) dan (3) yaitu belanja barang dan jasa sebagaimana dimaksud pasal 20 ayat (1) dan (2), untuk belanja jasa telepon, internet, listrik dan Air, bukti transaksinya adalah bukti pembayaran rekening dari telkom/PLN/PDAM dan tidak boleh dibulatkan atau ditambah jasa pembayaran. Bukti transaksi yang lengkap dan sah sebagaimana dimaksud pasal 49 ayat (2) dan (3) yaitu belanja barang dan jasa sebagaimana dimaksud pasal 20 ayat (1) dan (2), apabila pembelian/pengadaan barang yang dilakukan pada perorangan atau pedagang informal yang tidak memiliki nota, kuitansi dan stempel dapat menggunakan kuitansi yang ditandatangani penjual. Pasal 53 Bukti transaksi yang lengkap dan sah sebagaimana dimaksud pasal 49 ayat (2) dan (3) untuk belanja pemeliharaan sebagaimana dimaksud pasal 21 ayat (1) dan (2) terdiri dari ongkos/upah tenaga kerja, bahan atau material.

(1)

(2)

(3)

(1)

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

27

(2)

(3)

(4)

Belanja ongkos atau upah tenaga kerja sebagaimana dimaksud ayat (1), jika dikerjakan sistem harian, bukti transaksi yang lengkap dan sah berupa Daftar penerimaan upah kolektif yang memuat nomor, nama, hari kerja, jumlah hari, satuan upah, total upah dan tanda tangan pekerja (Format-38). Belanja ongkos/upah tenaga kerja sebagaimana dimaksud ayat (1), jika dikerjakan sistem borong kerja, bukti transaksi yang lengkap dan sah adalah terdiri dari : a. Surat Perintah Kerja dari Kepala Sekolah (Format-47); b. Kuitansi pembayaran, (Format-9b). Belanja material sebagaimana dimaksud ayat (1) proses pengadaannya sebagaimana dimaksud pasal 51 Pasal 54 Bukti transaksi yang lengkap dan sah sebagaimana dimaksud pasal 49 ayat (2) dan (3) untuk belanja perjalanan dinas sebagaimana dimaksud pasal 22 ayat (1) dan (2) terdiri dari perjalanan dinas dan kurir. Belanja perjalanan dinas sebagaimana dimaksud ayat (1), bukti transaksinya terdiri dari : a. SPPD, (Format-45); b. Undangan rapat, pertemuan atau acara lainnya; c. Surat Tugas Kepala Sekolah (Format-44); d. Kuitansi penerimaan biaya perjalanan, (Format-9b); e. Laporan hasil perjalanan dinas, (Format-46); Belanja kurir sebagaimana dimaksud ayat (1), bukti transaksinya terdiri dari : a. Surat tugas/nota tugas dari Kepala Sekolah, (Format-48) b. Kuitansi pembayaran (Format-9b).

(1)

(2)

(3)

Pasal 55 Bukti transaksi yang lengkap dan sah sebagaimana dimaksud pasal 49 ayat (2) dan (3) untuk belanja modal sebagaimana dimaksud pasal 23 ayat (1) dan (2) pengadaannya seperti pengadaan barang dan jasa sebagaimana dimaksud pasal 51. Pasal 56 Bukti transaksi yang lengkap dan sah sebagaimana dimaksud pasal 49 ayat (2) dan (3) untuk belanja kegiatan intra, pengembangan diri dan atau ekstra kurikuler sebagaimana dimaksud pasal 24 ayat (1) dan (2) pengadaannya mengacu pasal 51 sampai dengan pasal 55 sesuai dengan jenis belanja yang berkenaan.

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

28

BAB XIII PENGELOLAAN ASET SEKOLAH Pasal 57 Aset sekolah adalah semua kekayaan sekolah yang diperoleh dari pengadaan atas beban DKAS atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Prosedur pengelolaan aset sekolah meliputi serangkaian proses perencanaan, pencatatan, pengklasifikasian, dan pelaporan atas perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi, penghapusan, pinjam pakai, terhadap aset yang dikuasai oleh sekolah, yang pelaksanaannya dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer. Prosedur pengelolaan aset sekolah digunakan sebagai alat pengendali dalam pengelolaan aset yang dikuasai atau dikuasakan. Pengelolaan aset sekolah dilaksanakan oleh pengurus barang sebagai pembantu kepala sekolah dalam melaksanakan DKAS. Pasal 58 Pemeliharaan sebagaimana dimaksud pasal 57 ayat (2), tidak menambah umur ekonomis, tidak mengubah bentuk dan tidak menambah volume sehingga tidak dapat dikategorikan penambahan nilai aset sekolah. Pemeliharaan yang menambah umur ekonomis, mengubah bentuk dan menambah volume dapat dikategorikan penambahan nilai aset sekolah. Pemeliharaan sebagaimana dimaksud ayat 1 dan 2 khusus pemeliharaan gedung dan bangunan. Pemeliharaan sebagaimana dimaksud ayat (1) juga berlaku untuk pemeliharaan mesin dan peralatan.

(1) (2)

(3) (4)

(1)

(2) (3) (4)

(1)

(2)

Pasal 59 Aset tetap yang diperoleh atas beban DKAS atau yang berasal dari hibah, bantuan, sumbangan dari pemerintah, pemerintah provinsi, atau pihak lain yang sah, Kepala SDN menyerahkan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang melalui Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan, disertai dengan : a. berita acara penyerahan barang yang memuat jenis barang yang diserahkan, (Format-49); b. daftar barang yang diterima beserta nilainya, (Format-50); c. dokumen keabsahan barang; d. berita acara pemeriksaan barang, (Format-51); Aset tetap yang diperoleh atas beban DKAS atau yang berasal dari hibah, bantuan, sumbangan dari pemerintah, pemerintah provinsi, atau pihak lain yang sah, kepala SMPN, SMAN, SMKN menyerahkan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang disertai dengan : a. berita acara penyerahan barang yang memuat jenis barang yang diserahkan, (Format-49); b. daftar barang yang diterima beserta nilainya, (Format-50);

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

29

(3)

c. dokumen keabsahan barang, d. berita acara pemeriksaan barang, (Format-51). Kepala Dinas Pendidikan atas penyerahan aset sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) menyerahkan kepada Sekretaris Daerah selaku pengelola barang disertai dengan: a. berita acara serah terima barang dari Kepala Dinas Pendidikan kepada Sekretaris Daerah selaku pengelola barang melalui pembantu pengelola barang, (Format-49); b. daftar barang yang diterima beserta nilainya, (Format-50); Pasal 60 Pembantu pengurus barang sekolah wajib mencatat barang milik sekolah pada : a. kartu inventaris barang A : Tanah, (Format-52a); b. kartu inventaris barang B : Mesin dan peralatan, (Format-52b); c. kartu inventaris barang C : Gedung dan Bangunan, (Format-52-c); d. kartu inventaris barang D : Jalan, irigasi dan jaringan, (Format-52d); e. kartu inventaris barang E : Aset tetap lainnya, (Format-52e); f. kartu inventaris barang F : Konstruksi dalam pengerjaan, (Format-52f); g. buku Induk Inventaris Barang, (Format-26) h. buku mutasi barang, (Format-53); i. buku pengadaan barang, (Format-54) j. kartu persediaan bahan habis pakai, (Format-27) k. kartu inventaris ruangan, (Format-55) Setiap barang milik sekolah wajib diberi kode barang yang menyatakan kode lokasi dan jenis barang. Pembantu pengurus barang menyimpan dokumen keabsahan barang milik sekolah yang berada dalam penguasaannya. Pembantu pengurus barang bertanggung jawab untuk menginventarisasi seluruh barang yang ada di lingkungan tanggung jawabnya dan disampaikan secara periodik kepada Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan untuk SDN dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang untuk SMPN, SMAN, dan SMKN. Pembantu pengurus barang bertanggung jawab untuk menghimpun hasil inventarisasi barang dalam bentuk Buku Induk Inventaris Barang Milik Sekolah. Kepala SDN selaku unit pemakai barang membuat laporan kepada Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan selaku kuasa pengguna barang, sedangkan kepala SMPN, SMAN dan SMKN selaku unit pemakai barang kepada Kepala Dinas Pendidikan yang meliputi : a. laporan hasil pengadaan barang setiap bulan, (Format-28); b. laporan hasil pemeliharaan setiap tribulan, (Format-29). c. laporan mutasi barang setiap semester.(format 57) Bagan alur dan prosedur penatausahaan barang milik sekolah sebagaimana bagan 6 lampiran keputusan ini.

(1)

(2) (3) (4)

(5)

(6)

(7)

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

30

(1)

(2)

(3) (4) (5)

(6)

(7)

(8)

Pasal 61 Kepala Sekolah dilarang meminjamkan, menyewakan tanah dan atau bangunan milik sekolah kepada pihak lain kecuali oleh Kepala Dinas Pendidikan dengan persetujuan Sekretaris Daerah selaku pengelola barang. Pemanfaatan tanah dan atau bangunan milik sekolah oleh pihak lain berupa sewa sebagaimana dimaksud ayat (1) dikuatkan dengan perjanjian sewa oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang dengan pihak ketiga untuk jangka waktu sewa selama-lamanya 5 tahun dan dapat diperpanjang. Hasil sewa sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) harus disetor ke kas umum daerah sebagai pendapatan pemerintah kabupaten Jombang. Tarif sewa sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) mengacu pada peraturan Bupati Jombang. Pemanfaatan tanah dan atau bangunan sekolah dengan sistem pinjam pakai sebagaimana dimaksud ayat (1) dikuatkan dengan perjanjian pinjam pakai yang dilakukan dan ditandatangani oleh pengelola barang pemerintah kabupaten Jombang setelah mendapat persetujuan Bupati Jombang. Pinjam pakai sebagaimana dimaksud ayat (5) perjanjian dan penyerahannya dituangkan dalam berita acara yang memuat subjek dan objek, jenis, luas dan jumlah barang, jangka waktu pinjam pakai dan tanggung jawab peminjam atas biaya operasional dan pemeliharaan selama jangka waktu perjanjian, kehilangan, dalam masa pinjam pakai serta persyaratan lain yang dianggap perlu. Pinjam pakai sebagaimana dimaksud ayat (6) tidak mengubah status kepemilikan barang dan dalam jangka waktu paling lama 2 tahun dan dapat diperpanjang. syarat-syarat pinjam pakai tanah dan atau bangunan milik sekolah adalah : a. tidak berstatus barang pengguna; b. yang dipinjampakaikan tersebut hanya boleh digunakan oleh peminjam sesuai dengan peruntukannya; c. pengembalian barang yang dipinjampakaikan harus dalam keadaan baik dan lengkap. Pasal 62 Pembantu pengurus barang sebagai pembantu kepala sekolah untuk mengelola barang milik sekolah, wajib melakukan pengamanan barang milik sekolah yang berada dalam penguasaannya; Pengamanan sebagaimana dimaksud ayat (1) agar terhindar dari penyerobotan, pengambilalihan atau klaim dari pihak lain dan kerusakan. Bentuk pengamanan sebagaimana dimaksud ayat (2) dilakukan dengan cara: a. Pengamanan administratif, meliputi kegiatan pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan serta penyimpanan dokumen kepemilikan secara tertib; b. Pengamanan fisik, yaitu untuk mencegah terjadinya penurunan fungsi barang, penurunan jumlah barang dan hilangnya barang;

(1)

(2) (3)

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

31

(4)

c. Pengamanan fisik untuk tanah dan bangunan antara lain dilakukan dengan cara pemagaran dan pemasangan tanda batas tanah; d. Pengamanan selain tanah dan bangunan dilakukan dengan penyimpanan dan pemeliharaan serta tanda kepemilikan barang; e. Pengamanan hukum antara lain meliputi kegiatan melengkapi bukti kepemilikan dan upaya hukum. Barang milik sekolah berupa tanah harus disertifikatkan atas nama Pemerintah Kabupaten Jombang. Pasal 63 Kepala sekolah dilarang memindahtangankan tanah dan atau bangunan serta selain tanah dan atau bangunan milik sekolah kepada pihak lain; Memindahtangankan sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi kegiatan menjual, tukar menukar, menghibahkan kepada pihak lain. Pasal 64 Penghapusan barang milik sekolah adalah penghapusan dari daftar inventaris barang milik sekolah, karena terjadinya pengalihan kepemilikan, pemusnahan atau perihal lain. Penghapusan barang sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan atas usul kepala sekolah kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang. Dinas Pendidikan mengusulkan penghapusan sebagaimana dimaksud ayat (2) kepada Bupati Jombang melalui pembantu pengelola barang yang selanjutkan diproses oleh tim penghapusan pemerintah Kabupaten Jombang. Usulan sebagaimana dimaksud ayat (2) menggunakan bukti pendukung Buku inventaris barang yang didalamnya memuat daftar dan jenis barang yang akan dihapus. Syarat penghapusan barang sebagaimana dimaksud ayat (3) sebagai berikut : a. rusak berat, terkena bencana alam (force majeure); b. tidak dapat digunakan secara optimal; c. dilakukan pembongkaran dan rehab total karena membayakan keselamatan jiwa. Pasal 65 Penghapusan barang milik sekolah seperti peralatan dan mesin serta aset tetap lainnnya, dilakukan karena rusak berat dan tidak dapat dipergunakan lagi dengan pertimbangan teknis, ekonomis dan hilang atau kekurangan jumlah yang disebabkan oleh kesalahan pembantu pengurus barang atau kelalaian penyimpanan barang. Pertimbangan teknis sebagaimana dimaksud ayat (1) yaitu secara fisik barang tidak dapat dipergunakan lagi karena : a. rusak dan tidak ekonomis bila diperbaiki; b. tidak dapat digunakan lagi akibat modernisasi; c. telah melampaui batas waktu kegunaan;

(1) (2)

(1)

(2) (3)

(4)

(5)

(1)

(2)

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

32

(3)

(4)

d. penggunaan mengalami perubahan dasar spesifikasi; e. adanya selisih kurang dalam timbangan/ukuran yang disebabkan penggunaan/susut dalam penyimpanan/pengangkutan. Pertimbangan ekonomis sebagaimana dimaksud ayat (1) yaitu lebih menguntungkan diadakan penghapusan karena operasional dan pemeliharaan lebih besar dari manfaat yang diperoleh; Hilang atau kekurangan jumlah sebagaimana dimaksud ayat (1) yaitu kekurangan yang disebabkan kesalahan atau di luar kesalahan pengurus barang, kecelakaan atau alasan tidak terduga (force majeure); BAB XIV PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN DKAS Pasal 66 Juru buku melaksanakan pembukuan pengelolaan keuangan sekolah dan menyusun laporan realisasi DKAS sebagai bentuk pertanggungjawaban tugas pokok dan fungsinya. Laporan sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat dilaksanakan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer. Laporan sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi : a laporan bulan, (Format-21); b laporan tribulan, (Format-22); c laporan tahunan, (Format-23). Selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulan, kepala sekolah mengirim laporan realisasi DKAS kepada Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan untuk SDN dan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang untuk SMPN, SMAN dan SMKN. Pasal 67 Kepala sekolah melaksanakan evaluasi realisasi DKAS dalam satu periode pembukuan sebagai bentuk pertanggungjawaban DKAS dalam rapat yang diikuti oleh komite sekolah, guru dan karyawan sekolah; Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud ayat (1) dipergunakan sebagai pedoman penyusunan RKAS periode pembukuan tahun berikutnya. BAB XV PEMBINAAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH Pasal 68 Kepala Dinas Pendidikan membentuk Satuan Tugas Pengendali Internal yang ditugasi untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan keuangan di SDN, SMPN, SMAN dan SMKN dengan memperhatikan prinsip pengendalian internal yang memadai. Pembinaan sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi pemberian pedoman, bimbingan, supervisi, konsultasi, pendidikan dan pelatihan pengelolaan keuangan sekolah.

(1)

(2) (3)

(4)

(1)

(2)

(1)

(2)

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

33

(3)

(4)

Pemberian bimbingan, supervisi dan konsultasi sebagaimana dimaksud ayat (2) mencakup perencanaan dan penyusunan RKAS, pelaksanaan, penatausahaan dan pengelolaan keuangan sekolah serta pertanggungjawaban keuangan sekolah yang dilaksanakan secara berkala dan atau sewaktu-waktu, baik secara menyeluruh kepada semua sekolah maupun kepada sekolah tertentu sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan dan pelatihan pengelolaan keuangan sekolah sebagaimana dimaksud ayat (2) dilaksanakan secara berkala bagi kepala sekolah, bendahara, pelaksana kegiatan, juru buku, dan pengurus barang sekolah. Pasal 69 Satuan Tugas Pengendali Internal Dinas Pendidikan Kabupaten, melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan keuangan SDN, SMPN, SMAN dan SMKN dalam bentuk pemeriksaan, pengukuran atau penilaian kinerja keuangan sekolah. Mengukur kinerja keuangan sebagaimana dimaksud ayat (1) untuk mengetahui tingkat efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan DKAS. Pengawasan pengelolaan keuangan sebagaimana dimaksud ayat (1) berpedoman pada Standar Pengendalian Internal yang ditetapkan dalam keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang. Komite sekolah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan DKAS di sekolah masing-masing sesuai dengan peran dan fungsinya.

(1)

(2)

(3)

(4)

Pasal 70 Satuan Tugas Pengendali Internal Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang, membuka pos pengaduan. Pasal 71 Pemeriksaan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan dilakukan oleh lembaga pengawasan yang berkompeten antara lain : a Inspektorat Kabupaten Jombang; b Inspektorat Provinsi Jawa Timur; c Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional; d Badan Pemeriksa Keuangan Pembangunan (BPKP); e Badan Pemeriksa Keuangan (BPK); f Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

sekolah

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

34

BAB XVI KETENTUAN PENUTUP Pasal 72 Dengan ditetapkannya keputusan ini, maka keputusan kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang yang mengatur tentang standar administrasi keuangan sekolah beserta petunjuknya dinyatakan tidak berlaku. Segala bentuk bantuan operasional atau investasi baik dari pemerintah, pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten, pengelolaan keuangan tetap berpedoman pada keputusan ini tetapi bentuk laporan pelaksanaannya menyesuaikan pedoman teknis masing-masing program atau kegiatan. Keputusan ini diberlakukan mulai tahun pelajaran 2010/2011.

(1)

(2)

(3)

Ditetapkan di Jombang Pada tanggal 1 April 2010 Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang

Drs. SETYO DARMOKO, MM Pembina Tk. I Nip : 19530221 198012 1 001

Pridjo.com.Standar Akuntansi Keuangan Sekolah

35

You might also like