Professional Documents
Culture Documents
KEPERAWATAN JIWA
Komunikasi merupakan komponen dasar dari hubungan antar manusia dan meliputi
pertukaran informasi, perasaan, pikiran dan perilaku antara dua orang atau lebih.
Komunikasi mempunyai dua tujuan, yaitu untuk pertukaran informasi dan
mempengaruhi orang lain.
Interaksi perawat dan pasien akan menghasilkan informasi untuk perawat tentang
keadaan pasien dan pada waktu yang bersamaan perawat dapat memberikan informasi
tentang cara-cara menyelesaikan masalah dengan strategi tertentu sehingga pasien
terpengaruh dan mau melakukannya untuk penyelesaian masalah pasien. Jika pasien
menerima dan melakukan informasi yang diberikan oleh perawat maka perilaku
pasien berubah ke arah adaptif yang merupakan hasil utama tindakan keperawatan.
1. Gerakan tubuh, seperti sikap tubuh, ekspresi wajah dan sikap-sikap lain.
Misalnya: tersenyum, kontak mata, sedikit membungkuk pada saat bicara, tidak
melipat tangan, tidak menyilangkan kaki, tidak memasukkan tangan ke kantong.
2. Jarak saat berinteraksi, ruang intim sampai 50 cm, ruang pribadi 50-120 cm, dan
ruang konsultasi sosial 275-365 cm. Komunikasi terapeutik pada umumnya terjadi
di ruang pribadi, tetapi antara pasien dengan perawat tidak dibatasi meja.
5. Volume dan nada suara, mempengaruhi penyampaian pesan. Pada pasien lansia
volume suara tinggi dengan nada rendah, pada pasien perilaku kekerasan, volume
dan nada suara rendah tetapi tetap tegas.
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
D. Penerapan komunikasi terapeutik
a. Evaluasi diri
Beberapa pertanyaan yang dapat membantu saudara mengevaluasi diri:
Apa pengetahuan yang saya miliki tentang keperawatan jiwa?
Apa yang saya ketahui tentang latar belakang sosial budaya pasien?
Apa yang akan saya ucapkan saat bertemu dengan pasien?
Bagaimana respons saya selanjutnya jika pasien diam, menolak, marah,
atau inkoheren?
Bagaimana pengalaman interaksi saya dengan pasien?
Apakah ada kegagalan saya berinteraksi dengan pasien?
Jika ada, lakukan koreksi dengan cara membaca cara-cara berhubungan
dengan pasien, konsultasi dengan tutor, diskusi dengan teman
sekelompok.
Bagaimana tingkat kecemasan saya?
Jika cemas ringan, laksanakan interaksi.
Jika cemas sedang sampai berat, konsultasi dengan tutor dan tunda kontak
dengan pasien sampai saudara dapat mengatasi kecemasan.
c. Rencana interaksi
Siapkan rencana percakapan yang akan saudara lakukan pada saat
berinteraksi dengan pasien.
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
Tehnik komunikasi apa yang akan saudara ucapkan, kaitkan dengan tujuan
saudara melakukan interaksi dengan pasien. Hal ini berhubungan dengan
tahapan interaksi yang akan dilakukan.
Tehnik observasi apa yang perlu saudara lakukan selama berhubungan
dengan pasien.
Apa langkah-langkah tindakan keperawatan yang akan saudara lakukan
sesuaikan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).
Tahap Perkenalan
Perkenalan merupakan kegiatan yang saudara lakukan saat pertama kali
bertemu atau kontak dengan pasien. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah :
a. Memberi salam
Assalamu’alaikum/selamat pagi/siang/sore/malam atau sesuai
dengan latar belakang sosial budaya spiritual pasien, disertai
dengan mengulurkan tangan untuk jabatan tangan. Pasien
gangguan jiwa mungkin tidak menjawab salam dan uluran tangan
saudara.
Memperkenalkan diri perawat
Nama saya Budiono, saya senang dipanggil Budi
Menanyakan nama pasien
Nama bapak/Bpk/Ibu/saudara siapa? Apa panggilan
kesenangannya? (Misalkan pasien senang dipanggil Tuti).
c. Menyepakati kontrak/pertemuan.
Kesepakatan tentang pertemuan terkait dengan topik tindakan yang akan
dilakukan serta kesediaan pasien untuk bercakap-cakap, tempat bercakap-
cakap, lama percakapan.
2) Tempat
• Di mana kita duduk?
• Bagaimana kalau kita duduk di sana?(sebutkan)
• Ayo kita duduk di sana! (sebutkan)
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
3) Waktu
• Mau berapa lama kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau 10
menit?
Tahap Orientasi
a. Memberi salam
Assalamu’alaikum/selamat pagi/siang/sore/malam Tuti.
b. Memvalidasi dan mengevaluasi keadaan pasien
Bagaimana perasaan Tuti hari ini?atau Coba Tuti ceritakan
perasaannya hari ini!
Adakah hal yang terjadi selama kita tidak bertemu? Coba
ceritakan.
Apakah Tuti sudah coba cara-cara yang telah kita bicarakan
kemarin (sebutkan cara yang telah dibahas pada pertemuan
sebelumnya).
c. Menyepakati kontrak/pertemuan
Setiap berinteraksi dengan pasien kaitkan dengan kontrak pada
pertemuan sebelumnya.
1) Topik/tindakan/kegiatan
Sesuai dengan janji kita yang lalu kita akan bertemu hari ini jam
…..(sebutkan sesuai perjanjian). atau
Tuti masih ingat apa yang akan kita bicarakan/lakukan
sekarang? atau
Bagaimana kalau sekarang kita latihan ... (sebutkan sesuai
rencana).
Contoh:
“Baiklah sekarang kita akan bicara tentang cara berkenalan
dengan orang lain/cara mengungkapkan rasa marah/ cara
melakukan kebersihan diri” (dan lain-lain sesuai dengan masalah
pasien).
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
2) Tempat
o Mau duduk di mana? Bagaimana kalau di sana?
3) Waktu
• Mau berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit?
Tahap kerja
Tahap kerja merupakan inti hubungan perawat pasien yang terkait erat
dengan pelaksanaan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Tahap terminasi
Tahap terminasi merupakan akhir dari setiap pertemuan perawat dan pasien.
Terminasi dibagi dua yaitu: terminasi sementara dan terminasi akhir.
a. Terminasi sementara
Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat dan
pasien. Saat terminasi sementara perawat akan bertemu lagi dengan
pasien pada waktu yang telah ditentukan, misalnya: satu atau dua hari
berikutnya. Pada terminasi perawat melakukan evaluasi terhadap hasil
tindakan yang telah dilakukan pada tahap kerja berupa evaluasi
subyektif dan obyektif, memberikan anjuran pada pasien (tindak lanjut)
terhadap tindakan yang telah dilakukan dan membuat perjanjian
(kontrak) untuk pertemuan berikutnya.
Contoh komunikasi:
1. Evaluasi hasil
Evaluasi subyektif:
o Bagaimana perasaan Tuti setelah latihan ini?
Evaluasi obyektif:
o Coba Tuti sebutkan hal-hal yang sudah kita
bicarakan tadi!
o Tuti tadi telah bagus melakukannya.
2. Tindak lanjut
Bagaimana kalau mulai saat ini Tuti coba lakukan cara tadi
untuk mencegah suara-suara.
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
Tuti mau coba latih ? Pada jam berapa? Kita buatkan
jadualnya? (Buat jadual harian pasien untuk latihan dan
melakukannya pada saat suara-suara datang).
3. Kontrak yang akan datang
Waktu: Kapan kita bertemu lagi?
Bagaimana kalau dua hari lagi?
Topik: Apa saja yang akan kita bicarakan nanti?
Bagaimana kalau kita bicara tentang cara lain
untuk mencegah suara-suara?
Tempat: Kita akan bertemu di sini lagi. Sampai jumpa.
Assalamu’alaikum.
b. Terminasi akhir
Terminasi akhir terjadi jika pasien dan keluarganya telah mampu
menyelesaikan masalahnya.
Contoh komunikasi:
1. Evaluasi hasil
Evaluasi subyektif:
• Bagaimana perasaan Tuti setelah kita bercakap-
cakap beberapa kali.
Evaluasi obyektif:
• Coba sebutkan apa saja yang telah Tuti dapatkan
selama saya berkunjung ke rumah Tuti ?
• Saya melihat Tuti sudah dapat melakukan
………(sebutkan sesuai hasil observasi pada tiap
diagnosa keperawatan).
2. Tindak lanjut
Apa rencana kegiatan Tuti selanjutnya?
Apa yang perlu Tuti lakukan kalau suara-suara itu datang
lagi?
Jadi jadwal yang telah kita buat, laksanakan terus ya !
3. Eksplorasi perasaan
Saya akan datang sebulan sekali, tdak tiap minggu lagi .
Bagaimana perasaan Tuti ? Sudah siap kan ?
4. Hal yang sama dengan 1, 2, 3 dilakukan pada keluarga.
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
yang lalu (ucapkan kalimat ini kepada pasien), kita akan membicarakan
tentang cara untuk menghilangkan atau mengurangi suara-suara yang Tuti
dengar. Kita akan bercakap-cakap sekitar setengah jam. Bagaimana, Tut?”
(Sepakati tempat untuk berbicara dengan pasien) ”Di mana kita duduk?”
Tahap terminasi: “Bagaimana perasaan Tuti setelah kita belajar cara untuk
mengurang suara-suara? Coba Tuti sebutkan kembali apa saja cara yang
bisa dilakukan untuk membantu Tuti. Nah, mulai saat ini jika suara-suara itu
muncul lagi, Tuti dapat mencoba beberapa cara tersebut. Baiklah Tut, tiga
hari lagi saya akan datang, kita akan membahas tentang kegiatan yang dapat
Tuti lakukan di rumah agar waktu Tuti dapat terisi. Kira-kira jam berapa
Tut? Saya permisi dulu.. Assalamu’alaikum”
Berikut ini adalah penjelasan tentang prinsip dan tehnik komunikasi pada saat
perawat melakukan interaksi dengan keluarga. Interaksi dengan keluarga atau
pemberian pendidikan kesehatan kepada keluarga juga dilakukan secara bertahap,
meliputi tahap:
• permulaan hubungan perawat-keluarga;
• pendidikan kesehatan tentang keterampilan keluarga merawat pasien
• penerapan cara merawat pasien;
• peran keluarga merawat pasien di rumah-masyarakat (follow up care).
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
Latihan 2: Contoh percakapan membina hubungan saling percaya dengan
keluarga
a. Perkenalan
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
Tahap kerja: Penjelasan tentang halusinasi (jelaskan dengan alat
bantu/media: lembar balik/leaflet). “Minggu lalu kita sudah membahas
masalah yang Bpk/Ibu hadapi dalam merawat Tuti yaitu bicara-bicara sendiri
(halusinasi). Saya akan jelaskan tentang suara-suara itu yang disebut
halusinasi, apa saja gejala yang muncul, waktu dan situasi yang membuat
halusinasinya muncul, dan apa akibatnya jika halusinasi itu tidak ditangani
(lihat modul halusinasi). Nah, jika Tuti terlihat bicara atau ngomong sendiri,
maka ada beberapa cara yang Bpk/Ibu dapat lakukan untuk membantu Tuti,
cara yang pertama adalah dengan mengingatkan Tuti untuk mengusir suara
itu (saudara ucapkan sambil peragakan caranya di depan keluarga serta minta
keluarga untuk memperagakan kembali cara tersebut); cara yang kedua
Bpk/Ibu dapat mengajak Tuti bercakap-cakap; cara yang ketiga ajak Tuti
untuk melakukan kegiatan, misalnya menjahit dan menyulam, Tuti kan hobi
menjahit dan menyulam; cara yang keempat Bpk/Ibu dapat membantu Tuti
untuk secara teratur minum obat yang telah diberikan oleh dokter. Ada
pertanyaan Bpk/Ibu? Ada yang kurang jelas?”(Secara lengkap lihat modul
halusinasi).
Tahap kerja: Nah, coba Bpk/Ibu lihat prilaku Tuti saat ini. Tuti terlihat asyik
bicara dan ngomong sendiri kan? Sekarang kita praktekkan cara kemaren
yaitu mengajak Tuti untuk bicara ( Perawat mengajak Bpk/Ibu mendekati
Tuti, lalu perawat menegur Tuti dan mengajak bicara serta melibatkan
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
keluarga dalam pembicaraan). Tuti, suster lihat Tuti lagi asyik ngobrol ?
ngobrol dengan siapa ? Bagaimana kalau kita ngobrol sama-sama dengan
bapak ibu agar suara-suara itu tidak mengganggu Tuti lagi. (selanjutnya
perawat, Tuti dan keluarga ngobrol bersama-sama). Bagaimana Tuti, suara-
suaranya hilang ?Tuti bisa ceritakan ke Bpk/Ibu apa saja cara yang telah Tuti
pelajari untuk mengontrol suara-suara?Nah, nanti kalau suster tidak ada
Bpk/Ibu yang akan membantu Tuti”
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
3. Penerapan komunikasi terapeutik pada kelompok
Penggunaan komunikasi kelompok pada keperawatan jiwa adalah pada saat perawat
memberikan pendidikan kesehatan pada sekelompok pasien/keluarga pasien
ataupun pada kelompok pendukung (support groups).
Tahap Orientasi :
“Assalamu’alaikum. Selamat siang saudara-saudara sekalian.
Bagaimana perasaaan saudara-saudara pada hari ini ? Seperti janji kita minggu
lalu, hari ini kita bertemu untuk membahas tentang pengalaman saudara
menggunakan cara mengontrol suara-suara. Kita akan bercakap-cakap selama 45
menit disini”.
Tahap Kerja :
“Baiklah saudara sekalian, sekarang masing-masing orang diminta untuk
menceritakan pengalaman menggunakan cara-cara mengontrol halusinasi yang
telah dipelajari. Siapa yang mau menyampaikan kegiatannya ?”(Kalau tidak ada
pasien yang mau menyampaikan, dibuat bergiliran). Apa cara yang telah Tuti
gunakan ? Bagaimana hasilnya ? Bagus..!” (semua anggota kelompok mendapat
kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya). Ya bagus sekali, semua sudah
mencoba untuk menyampaikan pendapatnya. Jadi kegiatan-kegiatan tadi bisa
saudara-saudara lakukan jika suara-suara itu muncul”
Tahap Terminasi :
“Bagaimana perasaan saudara-saudara setelah kita diskusi ?” Apa pendapat
saudara-saudara terhadap hasil diskusi kita hari ini ?”
“Empat cara mengontrol halusinasi dapat saudara gunakan terus agar suara-suara
itu tidak mengganggu lagi. Kita bertemu lagi di balai desa ini minggu depan di hari
dan jam yang sama untuk membicarakan aktivitas sehari-hari yang dapat saudara
lakukan dirumah. Assalamu’alaikum. Selamat siang”.
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
Komunikasi massa merupakan interaksi dengan kelompok besar, yaitu lebih dari 12
orang. Tujuan komunikasi massa adalah untuk memberikan pendidikan kesehatan
pada sekelompok besar orang tentang topik kesehatan dengan tujuan untuk
mempengaruhi masyarakat tersebut dan mereka dapat mengadopsi perilaku sehat
tersebut. Umumnya topik yang diambil terkait dengan pencegahan dan peningkatan
kesehatan jiwa.
Tahap Orientasi :
“Assalamu’alaikum. Selamat malam bapak-bapak dan ibu-ibu. Hari ini selama 1
jam kita akan membahas tentang pengalaman Bpk/Ibu selama ini dalam
mengasuh anak setelah bencana yang lalu”
Tahap Kerja :
“Baiklah Bpk/Ibu, sekarang saya persilakan untuk menyampaikan prilaku anak-
anak yang muncul selama ini di tempat penampungan”(peserta diberi kesempatan
untuk menyampaikan).
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
“Baiklah, semua sudah menyampaikan apa yang dirasakan dan dialami.
Sekarang Bpk/Ibu dapat menyampaikan pengalaman cara-cara untuk
mengatasinya. (Semua peserta diberi kesempatan untuk menyampaikan). Baiklah
Bpk/Ibu kita telah bicara tentang perilaku anak-anak kita dan cara-cara yang
dilakukan untuk mengatasinya”
Tahap Terminasi :
“Bagaimana kalau minggu depan kita akan bicara tentang cara-cara yang
terbaik dalam merawat anak kita dengan perilaku-perilaku tertentu agar anak-
anak kita dapat berkembang dengan baik. Bagaimana pendapat Bpk/Ibu tentang
diskusi kita hari ini “ ( Minggu depan lakukan metode ceramah).
2. Program komunitas
Program ini dapat dilakukan melalui pendekatan individu atau kelompok dengan
perencanaan yang sistematis.
3. Demonstrasi
Saudara dapat menggunakan metode demonstrasi dalam komunikasi massa agar
pembelajaran menjadi lebih efektif. Metode ini membantu peserta mengerti sesuatu
secara visual karena peserta dapat melihat dan mencoba secara langsung apa yang
saudara bicarakan.
4. Ceramah
Metode ini digunakan saat saudara menyampaikan presentasi secara verbal( tatap
muka). Jika saudara menjadi penceramah maka saudara harus mempunyai
pengalaman dengan materi yang diberikan. Saudara harus merasa nyaman dan punya
kemampuan dalam berbicara, memberikan penekanan pada point penting dengan
cara-cara yang kreatif dan menarik. Saudara dapat mengkombinasikan dengan media
untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran. Kemampuan dan gaya saudara
berkomunikasi akan mempengaruhi partisipasi peserta. Jangan lupa untuk membatasi
umpan balik dari peserta karena waktu yang terbatas.
5. Role Play
Saudara dapat menggunakan metode role play (bermain peran) karena metode ini
efektif dalam mempengaruhi sikap dan opini masyarakat. Metode ini menungkinkan
saudara untuk mengembangkan kemampuan peserta dalam menyelesaikan masalah
dan berfikir secara kritis. Upayakan supaya saudara dapat meningkatkan partisipasi
peserta karena kadang-kadang beberapa anggota kemungkinan tidak mau terlibat
dalam aktivitas. Penggunaan metode ini biasanya dikombinasikan dengan metode lain
misalnya ceramah, diskusi.
1. Media Cetak
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
a. Booklet : menyampaikan pesan kesehatan berbentuk buku, baik
tulisan/gambar.
b. Leaflet : penyampaian pesan melalui lembaran yang dilipat
c. Flyer (selebaran) seperti leaflet tapi tidak dilipat
d. Flip chart (lembar balik)
e. Rubrik (tulisan pada surat kabar/majalah)
f. Poster : ditempel ditembok/tempat umum
g. Foto yang mengungkap informasi kesehatan
2. Media Elektronik
a. Televisi : sandiwara, sinetron, diskusi, ceramah, quiz, cerdas cermat.
b. Radio : tanya jawab, sandiwara, ceramah, radio spot.
Latihan VIII: Contoh komunikasi perawat CMHN merujuk kepada perawat di unit
psikiatri RSU :
“Assalamualaikum.. saya……. Dari puskesmas……., pagi ini ingin merujuk pasien yang
bernama…… Kondisi pasien saat ini masih mengalami halusinasi dengan prilaku
kekerasan. Telah dilakukan konsultasi dengan dokter puskesmas dan tim kesehatan jiwa
masyarakat dan pasien telah mendapat terapi pengobatan oral yaitu CPZ 3x100mg, THP
3 x 2 mg dan HP 3 x 5 mg, Namun keadaan pasien saat ini masih belum ada perbaikan
sehingga kami perlu merujuk pasien ini ke unit psikiatri RSU untuk mendapatkan
perawatan intensif. Pasien telah kami latih untuk mengenal halusinasinya tetapi belum
ada perkembangan.
Ini berkas pasien beserta resumenya. Nanti jika ada sesuatu yang perlu kami
tindaklanjuti kami siap untuk membantu. Jika keadaan pasien telah memungkinkan
pulang segera beritahu kami agar kami dapat melanjutkan perawatannya dirumah.
Terima kasih. Assalamualaikum wr.wb.” (sambil berjabat tangan).
E. Latihan kasus
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
Bpk. E, 41 tahun, duda (istri dan anak pasien yang berumur 3 tahun meninggal 3 bulan
yang lalu), saat ini pasien tidak bekerja. Pasien mengatakan sering mendengar suara istri
dan anaknya. Pasien tampak sering menyendiri dan tersenyum serta berbicara sendiri.
Tugas:
1. Kontrak awal pada tahap perkenalan
Tujuan: Belajar melakukan kontrak
Prosedur: - Masing-masing peserta mengambil pasangan (satu berperan sebagai pasien
dan yang lain sebagai perawat).
- Masing-masing pasangan melakukan kontrak (berganti peran)
- Beberapa pasang latihan di depan kelas
- Peserta lain dan pembimbing memberi:
* Reinforcement pada aspek yang telah dipenuhi
* Masukan untuk meningkatkan aspek yang belum dipenuhi
http://perawatpskiatri.blogspot.com/
http://perawatpskiatri.blogspot.com/