You are on page 1of 20

Wacana Tafsir Kontemporer

ABORSI
Dosen Pembimbing :
Dr. Hj. Nur Rofiah, Bil Uzm

Hasrul
INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QURAN JAKARTA FAKULTAS USHULUDDIN IV

Tahun Akademik 2011 - 2012

ABORSI
Ushuluddin IV

Pendahuluan
Manusia merupakan makhluk yang memiliki sruktur penciptaan paling sempurna dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya. Hal ini disebabkan pada diri manusia mencakup kesatuan dua unsur pokok yang saling melengkapi yaitu, Unsur Tanah (Jasmani) dan Unsur Ruh Ilahi (Akal dan Rohani). Disamping itu juga, manusia dianugerahi beberapa potensi untuk dapat mengemban amanah. Jelaslah, pada diri manusia terdiri atas Unsur Jasmani dan Unsur Rohani yang harus dipenuhi kebutuhannya masing-masing. Salah satu nikmat terbesar yang Allah anugerahkan kepada Manusia dalam memenuhi kebutuhan jasmaninya ialah hubungan Suami-Istri yang diawali dengan pertalian yang sah. Hubungan seksual ini merupakan tuntutan biologis untuk mengembangkan keturunan dan merupakan Rahmat Tuhan yang tiada ternilai harganya. Bagi makhluk selain Manusia, melakukan hubungan seks dan akibatnya kurang bahkan tidak diperhitungkan, tetapi bagi manusia hal ini akan berakibat fatal apabila tidak melalui jalur yang semestinya. Untuk menyalurkan naluri ini secara benar, Nabi Muhammad mengingatkan para pemuda dengan mengatakan:


Artinya: Wahai segenap Pemuda , barang siapa yang mampu memikul beban keluarga, maka nikahlah. Sedangkan barang siapa tidak mampu, maka hendaknya berpuasa karena puasa itu merupakan benteng baginya. (HR. Bukhari)1 Pada zaman modern sekarang, hubungan seks sangat erat hubungannya dengan Aborsi. Meskipun aborsi dianggap sebagi sebuah isu kontemporer pada saat sekarang, tetapi aborsi telah lama dikenal dalam sejarah. Sebenarnya, berdasarkan data sejarah bahwa beberapa abad silam telah ada kelompok masyarakat yang melarangnya. Sebagai contoh, diceritakan bahwa selama tahun 2700 SM masyarakat Cina secara bebas menggunakan obat-obatan untuk melakukan aborsi. Sementara itu, undang-undang Assyria tahun 1500 SM mengutuk perbuatan aborsi seperti tercantum dalam kalimat berikut: Setiap wanita yang menyebabkan jatuhnya sesuatu yang ditahan oleh rahimnya harus diperiksa, dihukum, dan ditembak pada tiang pancang dan tidak boleh dikubur. 2 Aborsi merupakan masalah yang kompleks, mencakup nilai-nilai religius, etika, moral dan ilmiah serta secara spesifik sebagai masalah biologi. Perdebatan masalah ini telah berlangsung sejak lama dan sudah menjadi bahasan rutin dalam setiap konferensi internasional dalam berbagai isu-isu mengenai kependudukan, pembangunan sosial, anak-anak, wanita dan lain-lain. InsyaAllah, tulisan singkat ini akan memberikan sekilas uraian mengenai aborsi dan menguraikan hukum-hukumnya dengan berlandaskan pada ayat-ayat al-Quran yang termuat dalam beberapa Kitab Tafsir.
Bukhari, Shahih Bukhari (Kairo : Darr Al-Syaab, 1987), Bab Targhib fi al-Nikah, Jus 7, Hal. 3 Abu Fadl Muhsin Ebrahim, Aborsi Kontrasepsi dan Mengatasi Kemandulan (Bandung : Mizan, 1997), Cet I, Hal. 125
2 1

Wacana Tafsir Kontemporer

ABORSI
Ushuluddin IV

A. DEFINISI ABORSI

Kata aborsi berasal dari bahasa Latin yaitu Abortus yang berarti gugur kandungan atau keguguran. Dalam bahasa Arab sebagaimana yang dikutip dalam kitab al-Ashri bahwa aborsi disebut dengan Isqhatu al-Hamli atau al-Ijhadh. Adapun penjelasan terminologi aborsi dapat berbeda-beda seperti diungkapkan oleh beberapa ahli sebagai berikut:3 a) Menurut Sardikin Gina putra, aborsi ialah pengakhiran kehamilan atau hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. b) Mardjono Reksodiputro mendefinisikan aborsi sebagai pengeluaran hasil konsepsi dari Rahim sebelum hasil konsepsi itu dapat lahir secara alamiah dengan adanya kehendak merusak hasil konsepsi tersebut. c) Nan Soendo, SH, aborsi adalah pengeluaran buah kehamilan pada waktu janin masih demikian kecilnya sehingga tidak dapat hidup. Kemudian definisi lain sebagaimana kami kutip dalam buku Islam dan KB karya Abdul Rahim Umran yang mendefinisikan aborsi sebagai berakhirnya kehamilan yang dapat terjadi secara spontan akibat kelainan fisik wanita atau akibat penyakit biomedis internal maupun disengaja melalui campur tangan manusia. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aborsi adalah pengguguran kandungan sebelum lahir secara alamiah, berapa pun umurnya dengan maksud merusak kandungan tersebut.
B. MACAM-MACAM ABORSI

Secara umum, aborsi ada dua macam, yaitu Aborsi spontan (Abortus Sponteneus) dan aborsi yang sengaja (Abortus provocatus). Adapun dalam dalam dunia kedokteran dikenal tiga macam aborsi, yaitu:4 a) Aborsi Spontan / Alamiah atau Abortus Spontaneus Aborsi spontan atau alamiah (Abortus Spontaneus) berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma. Aborsi spontan oleh Ulama disebut Isqath al-Afwu yang berarti aborsi yang dimaafkan karena pengguguran seperti tidak menimbulkan akibat hukum. b) Aborsi Buatan / Sengaja atau Abortus Provocatus Criminalis Aborsi buatan atau sengaja (Abortus Provocatus Criminalis) adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak). Pengguguran macam ini dikalangan Ulama disebut dengan istilah Isqath al-Ikhtiyary yang berarti pengguguran yang disengaja tampa sebab yang membolehkan sebelum masa kelahiran tiba. Perempuan melakukan aborsi jenis ini karena didorong oleh motivasi yang berbeda-beda. Ada perempuan yang melakukanya karena alasan ekonomi, ingin mempertahankan sebagai status perempuan karir. Ada juga yang khawatir bahwa janin dalam kandungannya akan lahir dalam keadaan cacat akibat radiasi dan motif-motif lainnya yang serupa.
Chusaimah Tahido Yanggo, Aborsi dan Agama dalam Elga Serapong, Masruchah, M. Imam Asiz (eds.), Agama dan Kesehatan Refroduksi (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1999), Cet I, Hal 162 4 Muhammad Shiddiq Al Jawi, artikel : Aborsi dalam Pandangan Hukum Islam
3

Wacana Tafsir Kontemporer

ABORSI
Ushuluddin IV

c) Aborsi Terapeutik / Medis atau Abortus Provocatus Therapeuticum Aborsi terapeutik atau (Abortus Provocatus therapeuticum) adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medis. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa. Aborsi ini dikalangan Ulama disebut dengan istilah Isqath al-Dharury atau dengan Isqath al-Ilajiy yang berarti aborsi darurat atau aborsi pengobatan. Secara rinci dari macam-macam aborsi diatas dapat dilihat pada bagan berikut:
Abortus

abortus spontaneus

abortus provocatus

Abortus provocatus Therapeuticum

Abortus Provocatus Criminalis

C. PERMASALAHAN ABORSI

Seperti yang kami ungkapkan pada pendahuluan diatas bahwa aborsi adalah suatu problem yang kompleks, mengandung emosi dan sensitivitas yang berhubungan dengan Janin yang tidak terlahirkan pada waktunya, terkait ibu dan masyarakat Agama dan hukum. Itulah sebabnya dalam membahas aborsi terdapat beberapa masalah yang menuntut topiknya masing-masing dibahas secara rinci. Menurut J. Chr Purwawidyana dalam tulisannya Aborsi dan Agama menyebutkan bahwa butir-butir masalah tersebut antara lain, kapan manusia mulai hidup dalam rahim; kewajiban menghormati hak hidup manusia; legalisasi dan usaha menanggapi masalah pengguguran.5 Orang menempuh jalan aborsi karena berbagai alasan yang tidak semuanya diterima oleh Agama. Hal ini secara jelas akan Nampak solusinya dengan pemahaman yang jelas antara permasalahan dalam aborsi itu sendiri dengan kaitannya dengan norma-norma agama berdasarkan al-Quran dan Sunnah. a) Awal Hidup Manusia Pada perspektif sains, kehidupan seorang berada pada suatu kontinum sejak saat pembuahan sampai kematian. Ada 3 tahap perkembangan janin, 6 yaitu: 1) Zigot, yaitu telur wanita (ovum) yang telah dibuahi oleh sperma laki-laki dalam saluran falopi (saluran telur) wanita. Zigot ini berada disana tinggal selama sekitar tiga hari. Saat itulah pembelahan sel dimulai.
J. Chr Purwawidyana, Aborsi dan Agama dalam Elga Serapong, Masruchah, M. Imam Asiz (eds.), Agama dan Kesehatan Refroduksi (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1999), Cet I, Hal 175 6 Abu Fadl Muhsin Ebrahim, Aborsi Kontrasepsi dan Mengatasi Kemandulan (Bandung : Mizan, 1997), Cet I, Hal. 137
5

Wacana Tafsir Kontemporer

ABORSI
Ushuluddin IV

2) Blastosis, yaitu tahap yang dimulai dengan penanaman dalam rahim. Fase ini terjadi pembelahan sel berlangsung secara cepat. Banyak zigot yang tidak menempel dan terus keluar melalui menstruasi wanita. 3) Embrio, yaitu tahap yang mulai terjadi 2 minggu setelah proses pembuahan. Selama ini terjadi pembedaan organ. Semua organ-organ internal akan dimiliki manusia dalam bentuk yang belum sempurna dan fase ini menjelang akhir minggu keenam. Setelah melalui ketiga tahap diatas, mulailah terbentuk Janin. Fase ini berlangsung ketika berusia delapan minggu sampai lahirnya dan terus terjadi pertumbuhan dan perkembangan. Inilah waktu untuk mempersiapkan kelahiran. Secara rinci, berikut tiga tingkatan waktu yang menjadi pertimbangan para ulama tentang aborsi: 7 1) Sebelum 40 hari Sebelum 40 hari, produk kehamilan masih merupakan suatu tetes benih hidup yang tampak bentuk dan nyawa dan seperti mani dari mana ia terbentuk. Kebolehan aborsi pada umur kehamilan ini dalam pandangan Imam mazhab terjadi pro dan kontra. Aborsi pada umumnya diizinkan sebelum 120 hari ketika janin telah mencapai tahap menjadi suatu makhluk baru dengan indikasi alasan yang dibenarkan oleh yariat. 2) Sebelum 120 Hari Ada empat kategori sebelum 120 hari menurut Syekh Jadil Haq maupun Dr. Madkur: Dibolehkan tampa syarat sekalipun tidak ada alasan Dibolehkan dengan syarat, yakni ada alasan yang diterima Tidak disukai tampa syarat Dilarang secara mutlak

3) Sesudah 120 Hari Aborsi setelah 120 hari dilarang oleh ijma seluruh ulama, kecuali apa bila hal itu merupakan perlindungan bagi nyawa si Ibu. Alasan ini berdasarkan argumen bahwa pada tahap ini Allah menghidupkan manusia dengan ditiupkannya roh Ilahi. 8 Hadis rasulullah SAW: Dari Abi Abd Rahman Abdillah bin Masud RA berkata: Rasulullahmenceritakan kepada kami sesungguhnya seseorang dari kamu kejadiannya dikumpulkan dalam perut ibumu selama 40 hari berupa nuthfah, kemudian menjadi segumpal darah (alaqah) dalam waktu yang sama, kemudian menjadi segumpal daging (mudghah) juga dalam waktu yang sama. Sesudah itu malaikat diutus untuk meniupkan roh ke dalamnya dan diutus untuk melakukan pencatatan empat perkara, yaitu mencatat rizkinya, usianya, amal perbuatannya dan celaka atau bahagia (HR. Muslim).9

Abdul Rahim Umran, Islam dan KB (Jakarta : Lentera Barritama, 1997), Cet I, Hal. 231-234 Muhammad T. Mudwal, Sumbangan al-Quran dalam Ilmu Kebidanan : Sebuah Tinjaun terhadap Tafsir al-Quran (Jakarta : Socialia, 1996), Cet. II, Hal. 46 9 Abi Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairy Al-Naisabury. 1992. Sahih Muslim. Libanon, Beirut: Daar Al-Fikr, hadis nomor 2643, jilid 2, hal. 549.
8

Wacana Tafsir Kontemporer

ABORSI
Ushuluddin IV

Berikut pendapat para Mazhab terkait dengan bilangan hari diatas: 10 Mazhab Maliki Mazhab Maliki sama sekali tidak memperbolehkan membuang produk kehamilan walaupun sebelum 40 hari. (hanya al-Lakhim yang mengizinkan sebelum 40 hari). Setelah peniupan ruh, aborsi sama sekali diharamkan. Mazhab Hanafi Ibnu Abidin, seorang pelopor mazhab ini, mengatakan bahwa izin untuk menggurkan bergantung pada keabsahan alasan. Mazhab Hanbali Menggunakan obat untuk mengeluarkan kandungan sebelum 40 hari diizinkan. Mazhab Zaidi Aborsi diperkenankan sebelum 120 hari berdasarkan qiyas kepada azl. Mazhab Syiah Imamiah Aborsi tidak diizinkan pada saat mana pun. Mazhab Zhahiri Aborsi tidak diizinkan sebelum 120 hari, tetapi tidak sama dengan pembunuhan. Setelah 120 hari, aborsi sama dengan pembunuhan. Mazhab Ibadhi Aborsi tidak diizinkan pada saat manapu dan si Ibu tidak boleh melakukan apapun, seperti menelan sesuatu yang merugikan si Janin. b) Menghormati Hak Hidup Manusia Hukum Islam yang termaktub dalam al-Quran dan hadis memberikan penegasan akan hak hidup bagi setiap manusia termasuk Janin yang masih ada dalam rahim ibunya. Pada sisi lain, hukum islam juga memberikan proporsi tempat serta memberikan perhatian pada janin yang masih ada dalam kandungan dalam pembagian warisan. Islam memerintahkan untuk tidak membagi harta warisan jika janin masih dalam kandungan Ibunya. Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa semua imam Mazhab memerintahkan untuk menunda pelaksanaan hukuman mati bagi seorang wanita hamil sampai setelah dia melahirkan. Hadis nabi SAW, Dua orang perempuan suku huzail berkelahi. Lalu satu dari keduanya melemparkan batu kepada yang lain hingga membunuhnya dan (membunuh pula) kandungannya. Kemudian mereka melaporkan kepada Rasulullah. Maka, beliau memutuskan bahwa diyat untuk (membunuh) janinnya adalah (memberikan) seorang budak laki-laki atau perempuan.( Hadist muttafaq `alaih dari Abu Hurairah)11
Abdul Rahim Umran, Islam dan KB (Jakarta : Lentera Barritama, 1997), Cet I, Hal. 232-233 Al-Bassam, Tawdhih al-Ahkam min Bulugh al-Maram (Lubnan: Mu`assasah al-Khidamat al-Thiba`iyyah, 1994), Juz V, Hal. 185
11 10

Wacana Tafsir Kontemporer

ABORSI
Ushuluddin IV

c) Menggugurkan Kandungan Analisa dalam persoalan ini diperhitungkan secara konkrit dan menyeluruh. Ada dua persoalan yang selalu terdapat dalam pristiwa menggugurkan kandungan, yakni kepentingan hidup janin serta kepentingan hidup ibu yang mengandung. Kedua-duanya harus dihormati sebagia pribadi yang diciptakan menurut kodrat Ilahi.12 Aborsi dilakukan oleh seorang wanita hamil baik yang telah menikah maupun yang belum menikah dengan melontarkan berbagai alasan. Jelas ini memerlukan sebuah ketegasan hukum Agama maupun lembaga Negara agar setipa manusia tidak melakukan aborsi karena tersedianya berbagai acara yang dapat dilakukan dengan mudah.
D. AYAT-AYAT AL-QURAN TERKAIT ABORSI

a) Surah al-Anam ayat 151

:
Artinya: Katakanlah: Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar. Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya). (Q.S. al-Anam : 151) b) Surah al-Isra ayat 31-33

() () : ()
Artinya: Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah, melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan. (Q.S. al-Isra : 31-33)
J. Chr Purwawidyana, Aborsi dan Agama dalam Elga Serapong, Masruchah, M. Imam Asiz (eds.), Agama dan Kesehatan Refroduksi (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1999), Cet I, Hal 182
12

Wacana Tafsir Kontemporer

ABORSI
Ushuluddin IV

c) Surah al-Furqan ayat 151

:
Artinya: Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya). (Q.S. al-Furqan : 68)
E. KASUS KEHAMILAN DALAM KEBOLEHAN ABORSI

Uraian berikut menyajikan empat kasus khusus dalam menanggapi kehamilan dan hukumnya melakukan aborsi dengan melandaskan kesesuaiannya pada nash-nash al-Quran sebagaimana yang telah disebutkan diatas. Keempat kasus tersebut ialah kasus kehamilan dalam kaitannya dengan faktor ekonomi, kehamilan yang terjadi akibat pergaulan seks bebas, kehamilan yang terjadi akibat pemerkosaan dan kehamilan dengan kemungkinan menghasilkan janin yang cacat. Keempat kasus yang disebutkan diatas membuka peluang untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi. Walaupun demikian, pemahaman lebih lanjut mengenai kasusnya harus tetap berdasarkan ajaran-ajaran agama untuk menentukan apakah kebolehan aborsi pada masing-masing kasus di atas dapat dibenarkan. Berikut uraiannya di bawah ini: a) Kasus Kehamilan dalam Relasinya dengan Faktor Ekonomi Literatur sejarah menunjukkan beberapa pristiwa besar khususnya mengenai pembunuhan bayi. Firaun membunuh dan memberantas anak laki-laki dengan alasan karena takut kehilangan kekuasaan. Zaman Jahiliyah, orang-orang musyrik membunuh anak perempuan dengan menguburnya hidup-hidup karena faktor sosial. Sebagian lagi diantara meraka juga membunuh anak mereka sendiri karena takut lapar, sekarang pun tampaknya pristiwa dari sejarah itu berulang lagi karena alasan ekonomi bahkan dalam perspektif yang berbeda. Jika zaman dahulu dibunuh setelah kelahirannya, adapun sekarang kadang-kadang belum lahir sudah mengalami pembunuhan. Firman Allah SWT:

:
Artinya: dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka. (Q.S. al-Anam : 151) Qurais Shihab menyebutkan bahwa motifasi pembunuhan yang dibicarakan dalam ayat diatas adalah kekhawatiran seorang ayah akan semakin terpuruk dalam kesulitan hidup akibat lahirnya anak. Karena itu disini Allah segera memberi jaminan kepada sang ayah dengan menyatakan bahwa kami akan memberi rezki kepada kamu, baru kemudian dilanjutkan dengan jaminan ketersedian rezki untuk anak yang dilahirkannya sebagaimana diperlihatkan redaksi berikut ( 31.) Pada ayat lain, Allah SWT berfirman:
13

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (Jakarta : Lentera Hati, 2007), Jilid 4, Cet IX Hal. 342

Wacana Tafsir Kontemporer

ABORSI
Ushuluddin IV

:
Artinya: Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. Keterangan ayat diatas hampir sama dengan dengan ayat sebelumnya Q.S. al-Anam ayat 151. Hanya saja letak perbedaanya yaitu pada surah al-Isra ayat 31, kemiskinan belum terjadi dengan kata lain baru dalam bentuk kekhawatiran. Hal ini ditunjukkan dalam penambahan kata yang berarti takut. Konteks kemiskinan yang dikhawtirkan dalam ayat ini adalah kemiskinan yang boleh jadi akan dialami anak. Maka untuk menyingkirkan kekhawatiran sang ayah segera menyampaikan Kamilah yang memberi rezki kepada mereka ( ,) Setelah itu baru disusul ketersediaan jaminan kepada ayah dengan redaksi dan juga kepada kamu ( 41.)Mengenai konteks ini juga sebagai orang beriman hendaknya dijadikan ibrah bahwa jangankan manusia, hewan melata sekalipun dijamin rezekinya oleh Allah SWT. Hal ini disebutkan dalam surah Hud ayat 6:

:
Artinya: Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya. Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). Itu sebabnya pegangan hidup yang pertama ialah percaya kepada Allah dan larangan mempersekutukan-Nya dengan yang lain. Di zaman jahiliyyah benar-benar ada orang yang membunuh anak karena takut akan miskin. Bahkan Sampai sekarang masih terulang dan muncul dalam ragam yang berbeda-beda. Misalnya, saat sekarang ini muncul perdagangan anak karena merasa kurang mampu memberikan nafkah. Perkembangan terkini menyebutkan sekitar 750.000 sampai 1.070.000 anak dan perempuan Indonesia diperdagangkan setiap tahunnya.15 Keteragan diatas menunjukkan bahwa dalam perdagangan anak didominasi oleh kaum perempuan untuk dijadikan sebagai pembantu, pengemis, objek percobaan di bidang ilmu pengetahuan, atau bahkan sebagai komoditas seksual serta beragam modus lainnya. Dengan demikian, kasus kehamilan yang melakukan aborsi karena faktor kekhawatiran tidak sanggup menafkahi keluarganya atau kemiskinan yang dialaminya sama sekali tidak dibenarkan. Hal ini menunjukkan bahwa pembunuhan secara aborsi sama saja dengan pembunuhan setelah lahirnya dari perut ibunya sebagaimana yang telah dilakukan semenjak dahulu kala. Alasan aborsi karena takut kepapaan adalah bertentangan dengan ajaran syariat Islam karena setiap manusia hanya Allah yang menentukan kadar rezekinya masing-masing.

14 15

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (Jakarta : Lentera Hati, 2007), Jilid 4, Cet IX Hal. 343 http://suara-santri.tripod.com/files/muslimah/muslimah1.htm

Wacana Tafsir Kontemporer

ABORSI
Ushuluddin IV

10

b) Seks Bebas dan Kehamilan Masa remaja adalah masa yang paling berseri. Sebuah masa yang menentukan jati diri para remaja dan justru pada masa inilah banyak yang terjebak dalam pergaulan bebas. Menurut Program Manajer Dkap PMI Provinsi Riau Nofdianto seiring Kota Pekanbaru menuju kota metropolitan, pergaulan bebas di kalangan remaja telah mencapai titik kekhawatiran yang cukup parah, terutama seks bebas.16 Sebanyak 30 persen pelajar diduga telah melakukan seks bebas. Umumnya, para remaja ini menganggap prilaku seks bebas sebagai gaya hidup atau bagian dari pergaulan. Prilaku ini diduga sebagai salah satu pemicu tingginya kasus penyebaran HIV Aids. Pemecahan secara islami terhadap hasi pergaulan seks bebas tentu saja tidak dengan memilih jalan aborsi. Islam justru mengecam perbuatan semacam ini dan menganggapnya sebagai kejahatan. Firman Allah SWT:

) - : (
Artinya: Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan. (Q.S. al-Isra : 31-33) Ulama mujtahid sepakat bahwa menggugurkan anak yang dalam kandungan yang telah bernyawa sama juga dengan membunuh. Ayat diatas menekankan betapa betapa besar perhatian Agama terhadap nilai hidup. Ayat diatas turun berkenaan dengan masyarkat jahiliyyah yang sebagian membunuh anaknya karena faktor ekonomi. Sehingga dalam ayat diatas ditekankan ( 71.) Pada ayat selanjutnya, menegaskan larangan mendekati perbuatan zina yang dapat mengakibatkan terjerumus dalam perbuatan syaitan. Tentunya salah satu pesan dari ayat diatas untuk menjauhi seks bebas. Dalam surah al-Furqan ayat 68 disebutkan juga mengenai larangan membunuh jiwa yang diharamkan Allah serta larangan melakukan perbuatan zina:

:
16 17

http://www.studentmagz.com/2008/08/pergaulan-bebas-kalangan-remaja-waspada.html Hamka, Tafsir al-Ashar (Singapura : Pustaka Nasional PTE LTD, 2007), Jilid 6, Cet. 5, Hal. 4047

Wacana Tafsir Kontemporer

ABORSI
Ushuluddin IV

11

Artinya: Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya). (Q.S. al-Furqan : 68) Kesimpulan dari dua ayat diatas dapat mengantarkan kita bahwa membunuh jiwa adalah haram selama tidak karena unsur yang membolehkannya. Dalam hal ini, aborsi terhadap kehamilan akibat pergaulan bebas sama halnya dengan membunuh jiwa karena palakunya melakukan hak tercela tersebut dengan unsur kesenagajaan. Hasil putusan tentang ketentuan umum MUI NOMOR : 4 TAHUN 2005 menetapkan 2 pokok alasan melakukan aborsi, yaitu: Darurat, yaitu suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang diharamkan maka ia akan mati atau hampir mati. Hajat, yaitu suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang diharamkan maka ia akan mengalami kesulitan besar. Dalam Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia NOMOR : 4 TAHUN 2005 tentang ketentuan hukum memutuskan salah satu diantaranya bahwa Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina. 18 c) Perkosaaan dan Kehamilan Perkosaan sama sekali tidak sama dengan perzinaan dan pergaulan bebas karena perkosaan melibatkan pemaksaan dan kekerasan. Dalam berbagai riset disebutkan bahwa kehamilan pada korban perkosaan bervariasi dari kemungkinan nol sampai 2,2 persen. Dalam empat kasus tidak tercatat adanya kehamilan.19 Melihat statistik kehamilan akibat kejahatan pemerkosaan diatas, nampak kemungkinan kecil terjadinya kehamilan. Walaupun demikian, generasi pemuda khususnya kaum hawa serta kesadaran pada masing-masing pemuda agar menjauhi perbuatan keji ini. Perbuatan ini hanya merupakan kenimatan sementara yang justru mendatangkan mudharat yang lebih besar. Untuk penyelesaian permasalahan ini dalam kaitannya dengan aborsi pada kehamilan akibat pemerkosaan dapat dilihat dalam Surah al-Isra ayat 151:

:
Artinya: Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan.
Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang NOMOR : 4 TAHUN 2005 Abu Fadl Muhsin Ebrahim, Aborsi Kontrasepsi dan Mengatasi Kemandulan (Bandung : Mizan, 1997), Cet I, Hal. 146
19 18

Wacana Tafsir Kontemporer

ABORSI
Ushuluddin IV

12

Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar" . Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya). (Q.S. al-Anam : 151) Secara umum, dalam ayat diatas terdapat 5 pesan utama yang disamapaikan kepada manusia,20 yaitu: 1) 2) 3) 4) Larangan mempersekutukan Allah, Perintah berbuat baik kepada kedua orang tua, Larangan membunuh atau menghilangkan keberadaan jiwa manusia, Larangan mendekati perbuatan-perbuatan keji, seperti membunuh, berzina dan semacamnya, dan 5) Larangan membunuh jiwa yang memang diharamkan Allah. Hubungan erat antara permasalahan dari kehamilan akibar pemerkosaan dengan ayat diatas nampak secara tersirat. Sebagaimana diketahui bahwa pemerkosaan mengandung unsur kekerasan, pemaksaan dan unsur zina. Hal ini kami hubungkan dengan redaksi ayat diatas khususnya unsur kekerasan dan pemaksaan sebagai perbuatan keji yang dilakukan secara terang sebagaimana ditunjukkan redaksi ayat diatas ( .) Lebih lanjut dalam tafsir al-Misbah disebutkan bahwa dalam ayat diatas terdapat tiga kali larangan membunuh. Pertama, larangan membunuh anak, kedua, larangan melakukan kekejian, seperti berzina dan membunuh, dan ketiga, larangan membunuh keculi dengan haq. 21 Setiap manusia memiliki hak untuk hidup. Hanya Allah yang berhak untuk memberikan keputusan diantara makhluk-makhluk-Nya. Termaksuk yang diharamkan ialah membunuh diri sendiri, termasuk pengecualian dengan hak ialah pembunuhan-pembunuhan yang terjadi dalam peperangan dengan syarat-syarat tertentu pula. Maka dalam tafsir al-Ashar disebutkan lima perkara yang haram dilanggar dan wajib dilaksanakan yaitu, pertama, Hubungan dengan Allah; Kedua, hubungan dengan kedua orang tua; Ketiga, hubungan dalam memelihara anak keturunan; Keempat, memelihara kesucian diri dari melakukan perbuatan zina dan Kelima, memelihara kesucian diri dari melakukan pembunuhan.22 Terkait dengan hal ini, maka dapat dikatakan dalam kasus pemerkosaan telah melanggar hukum Allah, mengecewakan harapan kedua orang tua, merusak hubungan anak keturunan serta menodai diri dengan perbuatan yang tercela. Lebih lanjut, Abdul Malik Karim Amrullah yang lebih dikenal dengan panggilan Hamka dalam Tafsirnya al-Ashar ketika menafsiri ayat ( ) menyebutkan bahwa puncak kekejian itu dapat berupa zina, liwath (menyetubuhi laki-laki), lesbian (perempuan sesam perempuan), maupun mengawini kemenakan sendiri. Oleh karena itu, kebanyakan ahli tafsir menerangkan maksud larangan ayat diatas ialah kekejian yang zahir yaitu bersina terang-terangan dan yang batin ialah orang-orang yang memelihara perempuan tampa dinikahi.
20 21

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (Jakarta : Lentera Hati, 2007), Jilid 4, Cet IX Hal. 339 Ibid, Hal. 343 22 Hamka, Tafsir al-Ashar (Singapura : Pustaka Nasional PTE LTD, 2007), Jilid 3, Cet. 5, Hal. 2264

Wacana Tafsir Kontemporer

ABORSI
Ushuluddin IV

13

Islam memiliki prinsip, bahwa pencegahan lebih diutamakan, begitupun dalam kasus pemerkosaan. Tetapi bila langkah-langkah pencegahan telah diambil tetapi perkosaan tetap terjadi, maka Islam menganjurkan agar korban segera mendapatkan pertolongan medis untuk mencegah segala kemungkinan terjadinya kehamilan. Pendapat ini diperkuat dengan pandangan Qurthubi yang mengatakan bahwa air mani bukanlah sesuatu yang pasti (yaqinan) dan tidak ada konsekuensinya jika wanita segera 'mengeluarkannya sebelum ia menetap dalam rahim.23 Dan juga, secara medis segera setelah tindakan seksual terjadi seperti dalam kasus perkosaan, diperbolehkan pada saat itu mendapat pengobatan untuk mencegah kehamilan. Pertimbangan lainnya seperti disebutkan kaidah fiqih: Menghindarkan kerusakan (hal-hal negatif) diutamakan dari pada mendatangkan kemaslahatan Keadaan darurat membolehkan hal-hal yang dilarang (diharamkan) Sehingga dapat disimpulakan bahwa aborsi dapat dilakukan karena kehamilan akibat pemerkosaan. Tentunya dalam pelaksanaanya hendaknya diberikan kepada yang berwenang sehingga kemudharatan dapat diminalisir. Mengenai hal ini juga, fatwa MUI NOMOR : 4 TAHUN 2005 menetapakan yang salah satu poinnya menyebutkan Kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan oleh Tim yang berwenang yang didalamnya terdapat antara lain keluarga korban, dokter, dan ulama. Penulis juga memandang bahwa aborsi kategori ini termasuk pengecualian yang dimaksud dalam ayat ( ) yang boleh dibunuh karena dengan alasan yang dibenarkan syariat. Namun, dalam praktik hukumnya, pelaksanaanya diberlakukan secara ketat dan tegas agar setiap orang tidak mudah mencari alasan kebolehan aborsi. Kemudian catatan juga bagi para wanita korban pemerkosaan agar segera mungkin melaporkannya untuk mendapatkan perawatan medis untuk mencegah kehamilan. Pertimbanagan lain dalam hal ini bahwa aborsi yang dilakukan pada usia muda masih dibolekahkan oleh sebagian besar ulama dan begitupun para imam Mazhab. d) Pertumbuhan Janin Mengalami Cacat Kemajuan dalam bidang teknologi biomedis modern, kini diagnosis prenatal secara aman dapat dilakukan dengan akurasi yang tinggi. Teknik ini dapat berupa Amniocentecis, Fetoscopy, Sinar-X14 dan semacamnya. Penemuan ini tentunya dapat meberikan kemudahan untuk dapat memilih yang terbaik. Misalnya, kini diketahui bahwa seorang anak yang dilahirkan oleh ibu yang terserang STD (penyakit kelamin menular) dapat kehilangan penglihatannya atau mengalami kerusakan otak. Sehingga, masalah ini dapat dipecahkan dengan cermat dan atas pertimbangan yang matang.24 Mengenai kasus-kasus semacam ini, kita hendaknya memahami persoalannya pada akarnya sebagaimana yang diajarkan oleh islam. Hal ini diperlukan agar kobelahan melakukan aborsi dalam kasus ini tidak dianggap sebagai jalan pintas dan agar pelecehan seksual dapat diminalisir. Sebab, menurut beberapa penelitian dalam kasus pelecehan seksual
Abu Abd Allah Muhammad ibn Ahmad al-Ansari al-Qurtubi, 1967, Al-Jami fi Ahkan al-Quran, Kairo: Maktabah al-Wabah, hal. 8 24 Abu Fadl Muhsin Ebrahim, Aborsi Kontrasepsi dan Mengatasi Kemandulan (Bandung : Mizan, 1997), Cet I, Hal. 151
23

Wacana Tafsir Kontemporer

ABORSI
Ushuluddin IV

14

akan mengakibatkan janin yang dikandungnya mengalami cacat. Itulah sebabnya, Arab Saudi berfatwa mengenai aborsi dalam masalah ini sama sekali tidak dibolehkan. Berikut dua contoh kalainan janin akibat perbuatan dalam pelecehan seksual: 1) Down Syndrome (sindroma Down) Sindroma down merupakan kelainan kromosom yang paling sering terjadi. Angka kejadian kelainan ini mencapai 1 dalam 1000 kelahiran. Mekanisme terjadinya sindrom down ditandai dengan berlebihnya jumlah kromoson nomor 21 yang seharusnya dua buah menjadi tiga sehingga jumlah seluruh kromosom mencapai 47 buah. Pada manusia normal jumlah kromosom sel mengandung 23 pasangan kromosom. Akibat proses tersebut, terjadi goncangan sistem metabolisme di dalam sel sehingga muncul kelainan ini. Anak yang menyandang sindroma down ini akan mengalami keterbatasan kemampuan mental dan intelektual. Selain itu, penderita seringkali mengalami perkembangan tubuh yang abnormal, pertahanan tubuh yang relatif lemah, penyakit jantung bawaan, Alzheimer, Leukemia, dan berbagai masalah kesehatan lain.25 Secara umum diketahui bahwa Sindroma Down dikaitkan dengan dua faktor bebas, yaitu hubungan sedarah dan usia ibu yand sudah lanjut.26 Solusi agama islam untuk untuk persoalan ini ialah nasihat yang diberikan oleh Nabi Muhammad dalam sabdanya: Nikahilah suku yang jauh (bukan family) untuk menghindari keturunan yang lemah dan anak-anak muda bila engkau telah mampu menikah, maka menikalah Hadis ini berisi pesan untuk tidak menikahi kerabat dekat serta larangan menunda-nunda untuk menikah ketika telah sanggup menjalankannya. 2) STD (Sexually transmitted disease) Penyakit menular seksual adalah penyakit yang menyerang manusia dan binatang melalui transmisi hubungan seksual, seks oral dan seks anal. Penyakit menular seksual juga dapat ditularkan melalui jarum suntik, kelahiran dan menyusui. Infeksi penyakit menular seksual telah diketahui selama ratusan tahun. Seorang anak yang yang dilahirkan oleh ibu yang terserang STD dapat kehilangan penglihatan atau mengalami kerusakan otak. Solusi masalah ini dipecahkan dengan pelarangan dalam islam terhadap perbuatan yang mengarah pada pelanggaran seksual.27 3) Penyakit Genetik Penyakit genetika merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya kelainan gen yang diturunkan saat terjadinya pembuahan sel sperma terhadap ovum. Jadi, penyakit ini diturunkan secara turunan atau kita kenal dengan penyakit genetika. Diantara penyakit genetika yang sulit disembuhkan ialah Hemofilia, buta warna, diabetes militus, thalesimia, kebotakan, alergi, albino dan asma.28 Beberapa penyebab penyakit genetik antara lain:29
25

Department of Pediatrics, University of Pennsylvania School of Medicine; Berry GT, Mallee JJ, Kwon HM, Rim JS, Mulla WR, Muenke M, Spinner NB.. Diakses pada 3 Mei 2010 26 Abu Fadl Muhsin Ebrahim, Aborsi Kontrasepsi dan Mengatasi Kemandulan (Bandung : Mizan, 1997), Cet I, Hal. 151-152 27 27 Abu Fadl Muhsin Ebrahim, Aborsi Kontrasepsi dan Mengatasi Kemandulan (Bandung : Mizan, 1997), Cet I, Hal. 151 28 http://penyakitgenetik.blogspot.com/2011/02/penyakit-genetik.html#comment-form

Wacana Tafsir Kontemporer

ABORSI
Ushuluddin IV

15

Ketidaknormalan jumlah kromosom seperti dalam sindrom Down (adanya ekstra kromosom 21) dan sindrom Klinefelter (laki-laki dengan 2 kromosom X). Mutasi gen berulang yang dapat menyebabkan sindrom X rapuh atau penyakit Huntington. Gen rusak yang diturunkan dari orang tua. Dalam kasus ini, penyakit genetik juga dikenal dengan istilah penyakit keturunan. Kondisi ini terjadi ketika individu lahir dari dua individu sehat pembawa gen rusak tersebut, tetapi dapat juga terjadi ketika gen yang rusak tersebut merupakan gen yang dominan. Kita tidak dapat mengabaikan kenyataan bahwa takdir dari janin catat tentu saja merupakan persoalan yang kompleks. Menganjurkan pengguguran janin cacat pada akhirnya akan menyebabkan pembenaran untuk mengakhiri kehidupan orang-orang cacat. Sejauh meyangkut masalah janin cacat, islam menganjurkan untuk mengambil langkah-lngkah pencegahan guna menghindari lahirnya bayi-bayi cacat daripada mengugurkan mereka. Namun terkait hal ini juga, salah satu poin keputusan MUI NOMOR : 4 TAHUN 2005 menyebutkan bahwa keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yang dapat membolehkan aborsi adalah janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetik yang kalau lahir kelak sulit disembuhkan. Menurut kami, dalam kasus mengenai kelainan pada janin dalam kaitannya dengan aborsi tergantung pada pelakunya dalam hal ini suami-istri. Sebagaimana disebutkan bahwa kelainan pada janin sebagian besar juga diakibatkan karena pelecehan seksual. Jika suami-istri melakukan tindakan tersebut karena unsur kensengajaan maka haram atasnya melakukan aborsi. Namun bagaimana pun juga, menganalisa solusi islam terhadap kehamilan yang tidak diinginkan telah ditunjukkan bahwa persoalannya komlpleks dan tidak satu solusi pun yang pasti. Berikut beberapa fatwa MUI yang berkaitan dengan keadaan darurat dan hajat yang dalam masalah kehamilan dengan pertumbuhan janin yang cacat yang membolehkan aborsi adalah:30 Perempuan hamil menderita sakit fisik berat seperti kanker stadium lanjut, TBC dengan caverna dan penyakit-penyakit fisik berat lainnya yang harus ditetapkan oleh Tim Dokter. Dalam keadaan di mana kehamilan mengancam nyawa si ibu. Janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetik yang kalau lahir kelak sulit disembuhkan Solusi dalam masalah ini dapat disimpulkan bahwa hukum aborsi terhadap janin yang mengalami pertumbuhan Janin catat adalah haram kecuali jika terdapat pertimbangan lain yang lebih maslahat. Para ulama sangat ketat dalam menetapkan hukum mengenai hal ini karena sumber persoalannya akibat pelakunya sendiri seperti dalam kasus pelecehan seksual dan semacamnya. Adapun kebolehannya karena atas pertimbangan kemaslahatan sehingga aborsi dalam perspektif ini tidaklah haram. Ini berarti termasuk apa yang dimaksud pada redaksi ayat ( .)
http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_genetik Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang NOMOR : 4 TAHUN 2005, Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 12 Rabi`ul Akhir 1426 H / 21 Mei 2005
30 29

Wacana Tafsir Kontemporer

ABORSI
Ushuluddin IV

16

F. RAGAM CARA PRAKTIK ABORSI

Tindakan aborsi mengandung risiko yang cukup tinggi, apabila dilakukan tidak sesuai standar profesi medis. Berikut ini berbagai cara para pelaku melakukan aborsi dari yang tradisional sampai yang medis:31 1) Manipulasi fisik, yaitu dengan cara melakukan pijatan pada rahim agar janin terlepas dari rahim. Biasanya akan terasa sakit sekali karena pijatan yang dilakukan dipaksakan dan berbahaya bagi oragan dalam tubuh; 2) Menggunakan berbagai ramuan dengan tujuan panas pada rahim. Ramuan tersebut seperti nanas muda yang dicampur dengan merica atau obatobatan keras lainnya; 3) Menggunakan alat bantu tradisional yang tidak steril yang dapat mengakibatkan infeksi. Tindakan ini juga membahayakan organ dalam tubuh; 4) Pada kehamilan muda (dibawah 1 bulan), dimana usia janin masih sangat kecil. Aborsi dilakukan dengan cara menggunakan alat penghisap (suction). Pada cara ini leher rahim diperbesar seperti D & C kemudian sebuah tabung dimasukkan ke dalam rahim dan dihubungkan dengan alat penyedot yang kuat sehingga bayi dalam rahim tercabik-cabik menjadi kepingan-kepingan kecil, lalu disedot masuk ke dalam sebuah botol. Pada cara ini juga dapat berupa Adilatasi dan kuret (Dilatation & curettage), yaitu lubang leher rahim diperbear agar rahim dapat dimasuki kuret berupa sepotong alat yang tajam. Kemudian janin yang hidup itu dicabik kecil-kecil, dilepaskan dari dinding rahim dan dibuang keluar. Umumnya terjadi banyak pendarahan. Bidan operasi ini harus mengobatinya dengan baik, bila tidak akan terjadi infeksi. 5) Pada kehamilan lebih lanjut (1-3 bulan), dimana janin baru berusia sekitar beberapa minggu yang bagian-bagian tubuhnya mulai terbentuk. Aborsi dilakukan dengan cara Adilatasi dan kuret (Dilatation & curettage), yaitu lubang leher rahim diperbear agar rahim dapat dimasuki kuret berupa sepotong alat yang tajam. Kemudian janin yang hidup itu dicabik kecil-kecil, dilepaskan dari dinding rahim dan dibuang keluar. Umumnya terjadi banyak pendarahan. Bidan operasi ini harus mengobatinya dengan baik, bila tidak akan terjadi infeksi. 6) Peracunan dengan garam (Salt poisoned), Cara ini dilakukan pada janin berusia lebih dari 16 minggu (4 bulan) ketika sudah cukup banyak cairan yang terkumpul di sekitar bayi dalam kantung anak. Prosesnya dengan memasukkan sebatang jarum yang panjang melalui perut ibu ke dalam kantung bayi, lalu sejumlah cairan disedot keluar dan larutan garam yang pekat disuntikkan ke dalamnya. Bayi yang malang ini menelan garam beracun itu dan ia amat menderita. Dengan cara ini, sang bayi akan mati dalam waktu kira-kira 1 jam. Dalam waktu 24 jam kemudian, si ibu akan mengalami sakit beranak dan melahirkan seorang bayi yang sudah mati. (Sering juga bayi-bayi ini lahir dalam keadaan masih hidup, biasanya mereka dibiarkan saja agar mati). 7) Histerotomi atau bedah Caesar, teknik ini terutama dilakukan 3 bulan terakhir dari kehamilan. Rahim dimasuki alat bedah melalui dinding perut. Bayi kecil ini dikeluarkan dan dibiarkan saja agar mati atau kadang-kadang langsung dibunuh;
Titik Triwulan Tutik, dalam Makalah Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Aborsi Bagi Kehamilan Tidak Diharapakan (Ktd) Akibat Perkosaan, Hal. 5 dan [Point 4-9] dikutip dari http://www.aborsi.org
31

Wacana Tafsir Kontemporer

ABORSI
Ushuluddin IV

17

8) Pengguguran kimia (Prostaglandin), Penggunaan cara terbaru ini memakai bahan-bahan kimia yang dikembangkan Upjohn Pharmaceutical Co. Bahan-bahan kimia ini mengakibatkan rahim ibu mengerut, sehingga bayi yang hidup itu mati dan terdorong keluar. Kerutan ini sedemikian kuatnya sehingga ada bayi-bayi yang terpenggal. Sering juga bayi yang keluar itu masih hidup. Efek sampingan bagi si ibu banyak sekali ada yang mati akibat serangan jantung waktu carian kimia itu disuntikkan. 9) Pil pembunuh, Pil Roussell-Uclaf (RU-486), satu campuran obat buatan Perancis tahun 1980. Pengaborsiannya butuh waktu tiga hari dan disertai kejang-kejang berat serta pendarahan yang dapat terus berlangsung sampai 16 hari. Untuk keterangan jumlah statistik berbagai cara pelaku aborsi dapat dilihat pada gambar berikut:32

G. EFEK SAMPING ABORSI

Beberapa akibat yang dapat timbul akibat perbuatan aborsi, 33 yaitu: 1) Pendarahan sampai menimbulkan shock dan gangguan neurologis/syaraf di kemudian hari, akibat lanjut perdarahan adalah kematian; 2) Infeksi alat reproduksi yang dilakukan secara tidak steril. Akibat dari tindakan ini adalah kemungkinan remaja mengalami kemandulan di kemudian hari setelah menikah; 3) Risiko terjadinya ruptur uterus (robek rahim) besar dan penipisan dinding rahim akibat kuretasi. Akibatnya dapat juga kemandulan karena rahim yang robek harus diangkat seluruhnya; 4) Terjadinya fistula genital traumatis, yaitu timbulnya suatu saluran yang secara normal tidak ada yaitu saluran antara genital dan saluran kencing atau saluran pencernaan.
Titik Triwulan Tutik, dalam Makalah Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Aborsi Bagi Kehamilan Tidak Diharapakan (Ktd) Akibat Perkosaan, Hal. 5 yang dikutip dari (Sbr.: Utomo, B., 2000) 33 Ibid, Hal. 5
32

Wacana Tafsir Kontemporer

ABORSI
Ushuluddin IV

18

H. STATISTIK JUMLAH KEMATIAN AKIBAT ABORSI

Uraian mengenai statistik jumlah kematian akibat aborsi akan selalu lebih besar dibandingkan dengan jumlah kematian dalam kasus-kasus lain. Berikut uraiannya:34 a) Statistik aborsi di Indonesia Frekuensi terjadinya aborsi sangat sulit dihitung secara akurat, karena aborsi buatan sangat sering terjadi tanpa dilaporkan kecuali jika terjadi komplikasi, sehingga perlu perawatan di Rumah Sakit. Akan tetapi, berdasarkan perkiraan dari BKBN, ada sekitar 2.000.000 kasus aborsi yang terjadi setiap tahunnya di Indonesia. Berarti ada 2.000.000 nyawa yang dibunuh setiap tahunnya secara keji tanpa banyak yang tahu. b) Jumlah kematian karena aborsi melebihi kematian perang manapun Data statistik mengenai kasus aborsi di luar negeri khususnya di Amerika dikumpulkan oleh dua badan utama, yaitu Federal Centers for Disease Control (CDC) dan Alan Guttmacher Institute (AGI). Hasil pendataan mereka menunjukkan bahwa jumlah nyawa yang dibunuh dalam kasus aborsi di Amerika yaitu hampir 2 juta jiwa lebih banyak dari jumlah nyawa manusia yang dibunuh dalam perang manapun dalam sejarah negara itu. Sebagai gambaran, jumlah kematian orang Amerika dari tiap-tiap perang adalah: 1. Perang Vietnam, 58.151 jiwa 2. Perang Korea, 54.246 jiwa 3. Perang Dunia II, 407.316 jiwa 4. Perang Dunia I, 116.708 jiwa 5. Civil War (Perang Sipil), 498.332 jiwa Secara total, dalam sejarah dunia jumlah kematian karena aborsi jauh melebihi jumlah orang yang meninggal dalam semua perang jika digabungkan sekaligus. c) Jumlah kematian karena aborsi melebihi semua kecelakaan Menurut James K. Glassman dari Washington Pos pada tahun 1996, jumlah kematian akibat aborsi 10 kali lebih banyak daripada semua kecelakaan yang masih ditambah kasus bunuh diri maupun pembunuhan. Data kecelakaan di Amerika menunjukkan: 1. Kecelakaan karena jatuh, 12.000 jiwa 2. Kecelakaan karena tenggelam, 4.000 jiwa 3. Kecelakaan karena keracunan, 6.000 jiwa 4. Kecelakaan mobil, 40.000 jiwa 5. Bunuh diri, 30.000 jiwa 6. Pembunuhan, 25.000 jiwa Jumlah kematian karena aborsi selalu melebihi kematian karena kecelakaan, bunuh diri ataupun pembunuhan di seluruh dunia. d) Jumlah kematian karena aborsi melebihi segala penyakit Daniel S. Green dari Washington Pos mengatakan bahwa pada tahun 1996 di Amerika setiap tahun ada 550.000 orang yang meninggal karena kanker dan 700.000 meninggal karena penyakit jantung. Jumlah ini tidak seberapa dibandingkan jumlah kematian karena aborsi yang mencapai hampir 2 juta jiwa di negara itu. Secara keseluruhan di seluruh dunia, aborsi adalah penyebab kematian yang paling utama dibandingkan kanker maupun penyakit jantung.
34

http://www.aborsi.org/statistik.htm

Wacana Tafsir Kontemporer

ABORSI
Ushuluddin IV

19

Daftar Pustaka
Al Jawi, Muhammad Shiddiq. artikel : Aborsi dalam Pandangan Hukum Islam Al-Bassam, Tawdhih al-Ahkam min Bulugh Khidamat al-Thiba`iyyah, 1994, Juz V al-Maram, Lubnan: Mu`assasah al-

Bukhari. Shahih Bukhari , Kairo : Darr Al-Syaab, 1987, Jus 7 Department of Pediatrics, University of Pennsylvania School of Medicine; Berry GT, Mallee JJ, Kwon HM, Rim JS, Mulla WR, Muenke M, Spinner NB.. Diakses pada 3 Mei 2010 Ebrahim, Abu Fadl Muhsin. Aborsi Kontrasepsi dan Mengatasi Kemandulan, Bandung : Mizan, 1997, Cet I Google. http://suara-santri.tripod.com/files/muslimah/muslimah1.htm Google. http://www.aborsi.org/statistik.htm Google. http://penyakitgenetik.blogspot.com/2011/02/penyakit-genetik.html#comment-form Google. http://www.studentmagz.com/2008/08/, waspada.html pergaulan bebas kalangan remaja,

Hamka. Tafsir al-Ashar. Singapura : Pustaka Nasional PTE LTD, 2007 Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang NOMOR : 4 TAHUN 2005, Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 12 Rabi`ul Akhir 1426 H / 21 Mei 2005 Mudwal, Muhammad T. Sumbangan al-Quran dalam Ilmu Kebidanan : Sebuah Tinjaun terhadap Tafsir al-Quran, Jakarta : Socialia, 1996, Cet. II Muslim. Shahih Muslim. Beirut: Daar Al-Fikr, 1992, Jilid 2 Purwawidyana, J. Chr. Aborsi dan Agama dalam Elga Serapong, Masruchah, M. Imam Asiz (eds.), Agama dan Kesehatan Refroduksi, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1999, Cet I Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Misbah, Jakarta : Lentera Hati, 2007, Jilid 4, Cet IX Tutik, Titik Triwulan. Makalah Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Aborsi Bagi Kehamilan Tidak Diharapakan (Ktd) Akibat Perkosaan Umran, Abdul Rahim. Islam dan KB, Jakarta : Lentera Barritama, 1997, Cet I Yanggo, Chusaimah Tahido. Aborsi dan Agama dalam Elga Serapong, Masruchah, M. Imam Asiz (eds.), Agama dan Kesehatan Refroduksi, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1999, Cet I
Wacana Tafsir Kontemporer

ABORSI
Ushuluddin IV

20

Wacana Tafsir Kontemporer

You might also like