You are on page 1of 26

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Esensi dari otonomi daerah adalah bagaimana memperkuat tiap-tiap daerah dalam hal

ini kabupaten/kota agar mampu bersaing di arena global, karena pemerintah pusat akan sangat sulit melakukannya secara sentralisitik dari Jakarta. Salah satu upaya yang nyata dalam mewujudkan otonomi daerah adalah melakukan peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang handal dan dapat bersaing dalam pasar global. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk mampu meningkatkan kualitas SDM, antara lain dengan meningkatkan intelektualitas, keterampilan (skill) dan pengabdian mahasiswa melalui disiplin ilmu sebagai implementasi terhadap ilmu pengetahuan yang diterima dibangku kuliah agar mahasiswa dapat menjawab tantangan zaman yang semakin pesat. Ditengah-tengah arus kompetisi yang semakin kuat maka perlu diadakan suatu kegiatan yang terencana dan sistematik dan aplikatif untuk melatih dan mendidik mahasiswa agar menjadi intelektual muda yang berkualitas dan tanggap terhadap masalah-masalah yang timbul di tengah-tengah kehidupan masyarakat dan mampu mencari solusinya. Dalam merealisasikan dan mencapai tujuan tersebut di atas, maka dengan adanya program magang ini merupakan salah satu sistem yang tepat dalam mendidik mahasiswa di lapangan. Yang dimaksud dengan magang adalah kegiatan yang dilakukan di lapangan selama periode tertentu untuk menjadikan para mahasiswa lebih memahami bidang studinya. Dimana persiapan magang meliputi kegiatan pembekalan magang, surat perijinan, pelepasan mahasiswa, pelaksanaan magang, laporan magang, seminar laporan dan pengumpulan laporan. Pada pelaksanaan magang ini mahasiswa dituntut untuk memadukan ilmu yang diperoleh dalam mengikuti perkuliahan dengan kegiatan nyata yang ada di lapangan yang telah di sesuaikan dengan peminatan yang telah di tentukan dalam hal ini yaitu pada bidang promosi kesehatan peningkatan pengetahuan ibu tentang Asi ekslusif, yang mana hal ini sangat diperlukan untuk menambah wawasan dan pengalaman, sehingga mahasiswa tidak hanya terpaku pada teori saja, namun bersifat fleksibel dan realistis dengan situasi yang dihadapinya dan dapat mengambil keputusan yang sesuai dengan kondisi wilayah kerja dan kemampuannya.

Dari data sekunder yang di dapat pada tahun 2003 menunjukkan prevalensi anak balita gizi buruk di Indonesia sebesar 8,55% sehingga perlu perhatian extra (Kompas,2005). Tenggarong merupakan pusat pemerintahan dari Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) yang merupakan Kabupaten yang sedang berkembang dengan otonomi daerahnya sebagai kabupaten yang berkembang Tenggarong masih memiliki berbagai masalah kesehatan pun kerap muncul dari data yang di dapat jumlah gizi buruk atau dikenal kurang energi protein (KEP) berat atau Kurang Kalori Protein (KKP) pada Kabupaten Kukar sebesar 15,2 % (Dinkes Kukar,2006). Hal ini dapat menyebabkan kematian bila anak penderita gizi buruk tidak segera ditangani, amat berisiko tinggi dan berakhir dengan kematian, sehingga dapat meningkatkan angka kematian. Angka kematian menjadi salah satu indikator derajat kesehatan. Terjadinya kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain makanan yang kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu botol dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan selain itu masih banyaknya persepsi yang salah mengenai pemberian Asi ekslusif pada bayi.(Siregar,2004) Dengan adanya magang di harapkan dapat membantu mencari solusinya dari permasalahan di atas,karena magang merupakan suatu persyaratan yang harus ditempuh bagi mahasiswa Up.Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman dalam rangka memberikan bekal pengalaman dan keterampilan kerja praktis, penyesuaian sikap di dunia kerja. Fakultas Kesehatan Masyarakat melaksanakan pola magang karena mengharapkan para lulusan mempunyai kemampuan yang bersifat akademik dan profesional.

Rumusan Masalah Bagaimana Program promosi kesehatan peningkatan pengetahuan ibu tentang Asi ekslusif di Puskesmas Loa Ipuh ? Bagaimanan Mengidentifikasi masalah pada bidang promosi kesehatan mengenai peningkatan pengetahuan ibu tentang Asi ekslusif di Puskesmas Loa Ipuh? Bagaimana merumuskan alternatif pemecahan masalah pada pada bidang promosi

kesehatan peningkatan pengetahuan ibu tentang Asi ekslusif di Puskesmas Loa ipuh ? Bagaimana menerapkan prinsip-prinsip promosi kesehatan dan menguikuti kegiatan dilapangan yang di lakukan di Puskesmas Loa ipuh ? Tujuan Adapun tujuan yang ingin di capai dalam kegiatan magang ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Tujuan Umum yang ingin dicapai dalam kegiatan magang ini adalah untuk memperoleh pengalaman keterampilan, penyesuaian sikap dan pengetahuan di dunia kerja khususnya dalam bidang promosi kesehatan ekslusif 2. Tujuan Khusus Mengidentifikasi Program Promosi Kesehatan mengenai Peningkatan Pengetahuan ibu tentang Asi ekslusif yang ada di Puskesmas Loa Ipuh Mengidentifikasi masalah pada bidang promosi kesehatan tentang peningkatan pengetahuan ibu mengenai Asi ekslusif di instansi tempat magang Merumuskan alternatif pemecahan masalah pada bidang promosi kesehatan mengenai peningkatan pengetahuan ibu tentang Asi Ekslusif masalah di Puskesmas Loa ipuh Menerapkan prinsip-prinsip promosi kesehatan dan menguikuti kegiatan dilapangan yang di lakukan di Puskesmas Loa Ipuh. Manfaat 1. Manfaat bagi mahasiswa : Mahasiswa dapat memahami prinsip-prinsip promosi kesehatan Mahasiswa dapat menerapkan teori yang di dapat selama perkuliahan 2. Manfaat bagi instansi kesehatan : Manfaat dari magang ini adalah membantu instansi kesehatan dalam rangka menetapkan kebijakan kesehatan khususnya di bidang promosi kesehatan kesehatan. 3. Manfaat bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat : Sebagai kegiatan evaluasi penyelenggaraan program pendidikan ilmu kesehatan masyarakat. mengenai pengetahuan ibu tentang Asi

Mewujudkan program perguruan tinggi dalam rangka pengabdian kepada masyarakat.

BAB III METODE KEGIATAN MAGANG Tempat Puskesmas Loa-Ipuh Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara

Waktu Kegiatan magang berlangsung selama kurang lebih 6 minggu dengan perincian sebagai berikut : Persiapan dan perizinan selama 2 minggu. Pelaksanaan kerja magang selama 4 minggu efektif di lapangan. Pelaksanaan di lapangan disesuaikan dengan jam kerja di tempat magang. Pembuatan laporan dan seminar hasil selama 1 minggu. Jadwal Kegiatan Jadwal kegiatan magang meliputi : Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang

No 1. 2.

Rencana Kegiatan

Rencana Waktu kegiatan

Perkenalan dan Penyesuaian dengan Lingkungan 07-08 April 2008 Kerja Memperoleh gambaran tentang Lokasi ,Sturktur 09-11 April 2008 organisasi , fungsi dan tugas kerja khususnya pada sub bidang promkes Mengikuti kegiatan di lapangan yang dilakukan di tempat magang, menerapkan prinsip- prinsip 13-26 April 2008 promosi Akademik kesehatan, lapangan dan diskusi dengan pembimbing serta pembimbing

3.

Memperoleh Masalah mengenai Asi ekslusif serta 28- 03 Mei 2008 merumuskan alternatif pemecahan Masalah

5.

Pengumpulan data dokumtasi lapangan

05-06 Mei 2008

Perpisahan dengan pihak puskesmas loa ipuh

07 Mei 2008

BAB IV Hasil kegiatan A. Gambaran umum 1. Gam baran Umum Puskesmas Loa ipuh Pembangunan kesehatan yang salama ini dilaksanakan di Kutai Kartanegara

untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat untuk selalu sehat adalah merupakan tujuan utama. Dalam mengantisipasi tantangan yang akan datang untuk menuju kondisi yang diinginkan, secara terus menerus kesehatan mengembangkan peluang dan inovasi baru. Perubahan tersebut harus disusun dalam tahapan yang terencana, konsisten dan berkelanjutan, sehingga akuntanbilitas kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil atau manfaat. Puskesmas Loa ipuh Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai puskesmas yang ada di Kecamatan Tenggarong ingin mewujudkan hal tersebut. Puskesmas Loa ipuh yang memiliki wilayah kerja meliputi tiga kelurahan yaitu Kelurahan Loa ipuh , Kelurahan Loa ipuh darat dan Kelurahan Maluhu. Memiliki tiga Puskesmas Pembantu dan dua polindes yaitu Puskesmas Pembantu teriti, Puskesmas Pembantu Maluhu dan Puskesmas Pembantu Sidodadi serta Polindes Km.14 dan Polindes Km. 19 Penduduk wilayah kerja Puskesmas Loa ipuh berjumlah 22.269 jiwa dari 3.817 jiwa Kepala Keluarga dengan jumlah penduduk laki-laki 11.061 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 11.208 jiwa, serta jumlah balita sampai bulan juli 2007 berjumlah 2.313 jiwa. Lokai wilayah kerja Puskesmas Loa ipuh sebagian dataran rendah,rawa-rawa dan perbukitan. Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Loa ipuh sebagai berikut Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Melayu a. b. c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Jonggon Sebelah Utara Berbatasam dengan Kelurahan Panji Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Jonggon Dasar-dasar pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah nilai kebenaran dan aturan pokok sebagai landasan untuk berfikir, berpijak dan bertindak dalam penyusunan Visi, Misi dan Strategi serta sebagai petunjuk pokok pelaksanaan pembangunan kesehatan daerah Kalimantan Timur. Dasar-dasar pembangunan kesehatan meliputi komitment sikap dan tindakan agar kebenaran setiap upaya kesehatan harus berlandaskan perikemanusiaan yang dijiwai, digerakan dan dikendalikan oleh keimanan, ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sehingga setiap tenaga kesehatan perlu mempunyai moralitas yang tinggi,

berbudi luhur, memegang teguh etika profesi, harus mampu membangkitkan dan mendorong peranserta masyarakat dalam memberi pelayanan tanpa memandang perbedaan suku, golongan, agama dan status ekonomi sosialnya. Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, dilaksanakan secara profesional, berhasilguna dan memberikan manfaat yang sebesar besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Adapun visi dan misi Puskesmas loa Ipuh kabupaten Kutai Kartanegara yakni : Visi Pelayanan Puskesmas Loa Ipuh

Tercapainya Kecamatan Sehat 2008, dimana kecamatan


sehat 2008 merupakan gambaran masyarakat masa depan yang ingin di capai melalui pembangunan kesehatan ditandai dengan penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan periaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

b. Misi Dalam Mewujudkan Visi Kecamatan Sehat 2008, Puskesmas Loa-ipuh memiliki 3 misi yaitu 1) Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan kesehatan Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang di selenggarakan puskesmas bersifat holistik, komprehensif, terpadu dan berkesinambungan Seluruh aparatur dari pimpinan sampai pelaksanaan harus mempunyai prinsip keterbukaan baik program, pembiayaan, hambatan dan keberhasilan. Memberdayakan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan

Untuk

mencapai

dan

mewujudkan

Visi

Pelayanan

Puskesmas Loa Ipuh, dan sesuai dengan Misi yang telah ditetapkan, maka dalam periode 2003-2008 ditempuh beberapa strategi sebagai berikut : c. Strategi 1) 2) 3) Mengembangkan dan menetapkan pendekatan ke willayahan yang mantap di tingkat kecamatan Mengembangkan dan menerapkan azas kemitraan serta pemberdayaan masyarakat ndan keluarga Meningkatkan profesionalisme petugas agar dapat di wujudkan pelayanan yang efektif, efisien dan berkualitas Mengembangkan kemanndirian puskesmas sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten. Dalam menjalankan dan melaksanakan pembangunan kesehatan

Struktur Organisasi Puskesmas Loa Ipuh Adapun Struktur Organisasi Puskesmas Loa Ipuh Kartanegara : ( TERLAMPIR ) Susunan Organisasi Puskesmas Loa Ipuh , terdiri atas Kepala Puskesmas Mempunyai tugas : Memimpin , mengawasi, mengkordinasikan, mengarahkan, mengendalikan dan mengevaluasi Pelaksanaan program-program puskesmas serta membina kegiatanpemberdayaan dalam bidang kesehatn Melaksanakan Manajemen Puskesmas Melakukan kordinasi lintas program dan lintas sektor dalam melaksanakan program-program puskesmas Kordinator Tata Usaha terdiri atas : Bagiann Umum Bagian Perlengkapan Kabupaten Kutai

Bagian Kepegawaian Bagian Keuangan Bagian Data & informasi Unit I Preventif Terdiri atas: P2P Sanitasi Imunisasi Laboratorium Unit II Kuratif Terdiri atas Poli Umum Poli Gigi Farmasi Tindakan UGD Unit III Promotif Kesehatan Ibu KB Gizi Kesehatan Anak Promkes Unit IV Jejaring Pusban Teriti Pusban Maluhu Pusnam Sidodadi Pusban Km 14 Polindes KM 19 Pusling 3. Tugas Pokok dan fungsi di Unit Promkes Puskesmas Loa Ipuh a. Tugas Pokok Membuat perencanaan kegiatan penyuluhan kesehatan kepada individu dan keluarga

Membuat perencanaan kampanye prioritas program Pemberdsayaan upaya kesehatan bersumber masyarakat Pemberdayaan terhadap keluarga atau masyarakat Mengembangkan teknis promosi atau penyuluhan sesuai situasi atau potensi yang ada Melakukan kordinasi lintas program dan lintas sektoral Pemberdayaan masyarakat sekolah (UKS<UKGS) Membuat laporan bulanan Fungsi Sebagai perencana, pengorganisasian dan pelaksana kegiatan dan evaluasi hasil kegiatan promosi kesehatan

B. Perencanaan, Pelaksanaan dan pengevaluasian Program-program di unit Promkes Puskesmas Loa Ipuh Perencanaan Program Perencanaan program bidang promosi kesehatan mengikuti rencana kegiatan dari program-program bidang lainnya, maksudnya disini adalah, dalam tiap program masingmasing bidang terdapat unsur promosi kesehatannya, misalnya dalam bidang pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi , program promosinya yaitu penyuluhan kesehatan gigi pada orang tua di posyandu, dan penyuluhan kesehatan gigi dan pemeriksaan gigi di sekolah-sekolah. Secara garis besar rencana progran Promosi Kesehatan Puskesmas Loa Ipuh tertera Pada Rencana Kerja Tahunan yaitu : Sosialisasi PHBS Pelatihan Kader PHBS Survei Pengkajian PHBS

Pembentukan Desa Siaga Peningkatan status posyandu mandiri Penyuluhan Kesehatan di sekolah Koordinasi Lintas Program dan Limtas Sektoral

Secara spesifik rencana program Promosi Kesehatan yang berkaitan dengan cakupan pemberian Pemberian Asi eskslusif dapat diuraikan sebagai berikut : Tabel 2 Plan of action (POA) Unit Promkes Plan of action (POA) Unit Promkes

No 1

Kegiatan PHBS Rumah Tangga

Tujuan Terciptanya Rumah Tangga Yang sehat di wilayah kerja Puskesmas Loa Ipuh Meningkatnya Jumlah Bayi Yang mendapat Asi ekslusif

Sasaran Rumah Tangga wilayah kerja Puskesmas Loa Ipuh 25 % sehat

Waktu April I & II & III

Bayi Mendapat Asi Ekslusif

25 % cakupan Bayi mendapat Asi ekslusif di wilayah kerja Puskesmas Loa Ipuh 70 % intitusi Pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Loa Ipuh Maret & April I & II & III April I & II & III

PHBS intitusi Pendidikan

Terciptanya Intitusi Pendidikan yang ber PHBS di wilayah kerja Puskesmas Loa Ipuh

Rencana diatas merupakan Upaya Kesehatan Wajib untuk unit Promkes yang harus dilaksanakan dan di setujui selain dari rencana kerja tahunan yang selalu di ajukan tiap tahunya yang mana Rencan kerja tahunan masih belum keluar saat pelaksanaan magang sehingga dana untuk kegiatan pun belum keluar namun Upaya kesehatan wajib harus tetap dilaksanakan Pelaksanaan Program Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh unit Promosi kesehatan Puskesmas loa ipuh adalah Penyuluhan di sekolah-sekolah ( PHBS Intitusi Pendidikan ) Dilakukan di 9 sekolah di wilayah kerja puskesmas loa Ipuh yaitu di tingkat SD

dan Smp sederajad tanggal pelaksanaan dan tempat pelaksanaan dapat dilihat pada Tabel berikut Tabel 3 Pelaksanaan penyuluhan di sekolah Tanggal kegiatan penyuluhan di sekolah 02 Maret 2008 05 Maret 2008 07 Maret 2008 14 Maret 2008 21 Maret 2008 27 Maret 2008 07 April 2008 14 April 2008 21 April 2008 Tempat kegiatan penyuluhan di sekolah SDN 021 Delta SDN 018 Stadion SDN 011 Slendreng SMP Filial Maluhu SDN 031 Teriti SDN 014 Maluhu SDN SDN 030 KM 9 SDN 033 Km 14 SDN Filial KM 13

Sosialisasi PHBS dan Asi ekslusif yang merupakan kegiatan yang telah di rencanakan di plan of action dimana sosialisasi PHBS dibagi menjadi dua yaitu PHBS di institusi pendidikan dan PHBS di Rumah tangga dimana di dalam, penentuan persentase rumah tangga sehat salah satu indikatornya adalah Pemberian Asi ekslusif yaitu bila ada bayi yang berumur 0-6 bulan yang hanya mendapatkan Asi saja sejak lahir 6 bulan kegiatan yang dilaksanakan yaitu berupa penyuluhan secara personal baik itu saat pasien ibu menyusui yang datang ke puskesmas Loa Ipuh maupun yang datang ke posyandu di wilayah kerja puskesmas loa ipuh c. Pembentukan desa Siaga kegiatan pembentukan desa siaga di wilayah puskesmas Loa-ipuh yaitu di desa Maluhu dimana kegiatan ini masih berlangsung sampai laporan magang ini tersusun dan melibatkan Koordinasi Lintas Program dan Limtas Sektoral 3 Pengevaluasian Program Evaluasi hasil kegiatan di laksanakan berdasarkan target yang telah di tentukan sebelumnya saat melakukan perencanaan kegiatan yang dapat di lihat sebagai berikut a. Penyuluhan-penyuluhan di sekolah di lakukan di 9 sekolah yang ada di wilayah

kerja Puskesmas Loa Ipuh dari target yang di rencanakan yaitu 70 % intitusi pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Loa ipuh berPHBS telah terlaksana 25 % yang akan terus di tingkatkan setiap tahunya hingga mencapai target 100 % pada tahun 2010 b. Bayi mendapatkan Asi ekslusif dari target yang dicanangkan pada tahun 2007 yaitu 50% bayi di wilayah Kerja Puskesmas Loa Ipuh mendapatkan asi ekslusif yang telah terlaksana yaitu sebesar 15 % dan akan terus di tingkatkan hingga mencapai target 64 % di tahun 2010 c. PHBS Rumah Tangga dari target yang di canangkan di tahun 2007 yaitu 25 % Rumah tangga sehat telah tercapai 9.16 % dan akan di terus di tingkatkan hingga mencapai target 64 % di tahun 2010 dapat dilihat perbandingan target dan pencapaian pada tabel berikut Tabel 4. Taget dan pencapaian kegiatan (cakupan) PKN Unit Promkes TARGET DAN PENCAPAIAN KEGIATAN ( CAKUPAN ) PKM UNIT PROMKES TAHUN 2007 - 2010 Upaya Kesehatan Wajib 1 Target Target Target Target Pencapaian 2007 2008 2009 2010 2007 (%) (%) (%) (%)

Promosi Kesehatan

A. Penerapan PHBS 25 % 25 % 15 %

1. 2 B. Bayi

Sekolah Rumah Tangga mendapat Asi

70 25 25

80 35 35

90 45 45

100 64 64

Ekslusif C. Alternatif Pemecahan Masalah

1. Identifikasi Program Dari perencanaan dan pelaksanaan dan pengevaluasian program yang ada di unit promosi kesehatan Puskesmas Loa ipuh di dapat program yang sesuai dengan Tujuan dan rumusan masalah yaitu cakupan Bayi mendapat asi ekslusif yang di programkan puskesmas dengan target 25 % di tahun 2007 dan hanya terlaksana 15 % 2. Identifikasi Masalah Dari Program di atas dapat di identifikasi permasalahan yang terjadi yaitu rendahnya cakupan Asi ekslusif di wilayah kerja Puskesmas Loa Ipuh yang tidak sesuai dengan target yang telah di tentukan sehingga perlu adanya alternatif pemecahan masalah , selain itu dapat dilihat dari penentuan prioritas masalah kesehatan dari pihak puskesmas Loa Ipuh dengan Metode Skoring ,di dapat masalah rendahnya cakupan bayi mendapat Asi ekslusif berada di urutan atau rangking yang terakhir dapat di lihat pada tabel berikut Tabel 5. Prioritas Masalah Kesehatan

Prioritas Masalah Kesehatan Dengan Metode Skoring


Masalah kesehatan Besar Masalah Derajat keparahan Ketersediaan tekonlogi Kepedulian masyarakat Skor dan pejabat Rangking

A. PROMOSI KESEHATAN 1. Rendahnya cakupan 2. PHBS RT Rendahnya cakupan PHBS 3. Sekolah Rendahnya cakupan bayi 4 3 4 3 144 6 4 4 4 4 256 4

36

11

mendapat Asi 4. ekslusif Rendahnya cakupan Posyandu 3 2 3 3 54 10

mandiri KESEHATAN LINGKUNGAN B. 5. Rendahnya cakupan Rumah 6. Sehat Rendahnya cakupan TP2 yang memenuhi syarat KESEHATAN IBU dan ANAK C. 7. Rendahnya cakupan pelayanan kesehatan anak balita 8. Rendahnya cakupan pelayanan deteksi dini kurang D. GIZI 9. Rendahnya cakupan balita yang 4 4 4 5 320 3 3 3 4 3 108 7 3 2 4 3 72 9 3 3 3 3 81 8 4 3 4 5 240 5

di timbang di Posyandu E. P2M 10. 11. Rendahnya cakupan Tingginya angka pesakitan Keterangan : 1 3 = Kurang 4 6 = Cukup 7 10 = Baik / besar Dapat kita Lihat bahwa Cakupan Asi ekslusif merupakan prioritas masalah yang terakhir pada metode scoring di bandingkan dengan masalah yang lainnya ini merupakan salah satu penyebab masalah rendahnya cakupan Asi ekslusif karena kurangnya perhatian dari Masyarakat itu sendiri dan pejabat serta di anggap bukan masalah yang besar di masyarakat ini menyebabkan perhatian terhadap cakupan Asi ekslusif masih kurang di tambah dengan pemahaman ibu mengenai asi ekslusif masih kurang selain itu ketersedian media promosi juga menjadi kendala dalam upaya peningkatan pengetahuan ibu mengenai Asi ekslusif , kurangnya media promosi di puskesmas membuat penyerapan informasi yang di sampaikan pihak puskesmas kepada masyarakat belum maksimal . 7 6 6 7 1764 2

2058

Alternatif Pemecahan Masalah Permasalahan dalam pemberian Asi ekslusif merupakan masalah umum rendahnya cakupan pemberian Asi ekslusif merupakan suatu bukti permasalahan yang ada di masyarakat dari data yang di dapat hanya 15 % cakupan Asi ekslusif di wilayah kerja Puskesmas Loa Ipuh selama tahun 2007 angka ini masih ajuh dari harapan yang di inginkan yaitu 25 % ditahun 2007 hal ini tak terlepas dari permasalahan yang telah di ungkapkan di atas tadi yang salah satunya yaitu masih rendahnya pengetahuan ibu

mengenai Asi ekslusif untuk itu perlu adanya alternatif pemecahan masalah selain dari program yang dicanangkan, Beberapa alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan dan terlaksana ke pihak puskesmas yaitu : diadakannya penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai Asi ekslusif agar cakupan bayi mendapat Asi ekslusif meningkat diadakannya pelatihan kader posyandu mengenai manajemen Laktasi agar dapat di samapaikan kepada ibu-ibu yang ada di posyandu nantinya, dimana posyandu merupakan wadah berkumpulnya ibu-ibu yang sedang menyusui untuk memeriksakan & memaksin anaknya di wilayah kerja puskesmas loa ipuh Pembuatan Media Promosi Kesehatan, Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah yang lebih positif. Berdasarkan cara produksinya, media promosi kesehatan dikelompokkan menjadi media cetak, elektronik dan media luar ruang. Adapun macam-macam media cetak antara lain poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, flipchart, stiker,flash cards dan pamflet.(Notoatmodjo, 2005) Media Promosi kesehatan disini berupa pembuatan brosur, stiker, dan buku pegangan Kader yang kesemuanya mengenai Asi ekslusif dipilihnya media brosur ,stiker dan buku pegangan kader karena pembuatan cukup mudah dan di sesuaikan dengan biaya dan waktu yang tersedia, Sasarannya adalah Ibu-ibu yang sedang menyusui dimana pelaksanaannya pada waktu kegiatan Posyanndu dan pelatihan kader guna membantu penyerapan informasi yang lebih baik. Hal ini dimaksudkan untuk menambah pengetahuan ibu mengenai Asi ekslusif. ,dengan tujuan dapat meningkatkan pengetahuan para ibu dan pada akhirnya dapat meningkatkan cakupan Asi ekslusif

BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Program di unit Promosi Kesehatan Puskesmas Loa Ipuh Dari perencanaan dan pelaksanaan dan pengevaluasian program yang ada di unit promosi kesehatan Puskesmas Loa ipuh di dapat program yang sesuai dengan Tujuan dan rumusan masalah yaitu cakupan Bayi mendapat asi ekslusif yang di programkan puskesmas dengan target 25 % di tahun 2007 dan hanya terlaksana 15 % Program diatas telah terencanakan dengan metode POA (Plan Of Action) namun langkah-langkah dalam perencanaan promosi kesehatan masih beum lengkap seperti belum jelasnya metode yang akan digunakan dan belum di tentukanya secara spsesifik isi dari promosi kesehatan hal ini dapat di sempurnakan jika kita melihat langkah-langkah dalam perencanaan promosi kesehatan 1. Menentukan Kebutuhan Promosi kesehatan a. Diagnosis masalah b. Menetapkan Prioritas Masalah 2. Mengembangkan komponen promosi kesehatan a. menentukan tujuan promosi kesehatan b. Menentukan sasaran promosi keehatan c. menentukan isi promosi kesehatan d. Menentukan metode yang akan digunakan e. menentukan media yang akan di gunakan f. menyusun rencana evaluasi g. menyusun jadwal pelaksanaan

(Soekidjo Notoatmodjo,2005) Perencanaan yang dilakukan oleh pihak puskesmas merupakan perencanaan jangka menengah 4 tahun jika dilihat dari jangka waktunya berlakunya rencana : a. Rencana jangka panjang (long term planning), yang berlaku antara 10-25 tahun. b.Rencan jangka menengah (medium range planning), yang berlaku antara 5-7 tahun. c. Rencana jangka pendek (short range planning), umumnya hanya berlaku untuk 1 tahun. (Soekidjo Notoatmodjo,2005) Identifikasi masalah pada bidang promosi kesehatan Mengenai peningkatan pengetahuan ibu tentang Asi ekslsusif . Dari identifikasi Program yang ada Program peningkatan cakupan Asi ekslusif masih terabaikan hal ini dapat di lihat dari penentuan prioritas masalah yang ada dengan menggunakan metode skoring masalah rendahnya cakupan asi ekslusif merupakan prioritas yang terakhir dari 11 masalah kesehatan yang ada di wilayah puskesmas loa ipuh , menurut Soekidjo Notoatmodjo pada bukunya yang berjudul Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat meyatakan bahwa Pemilihan prioritas dapat dilakukan melalui 2 cara, salah satunya yakni : Teknik Skoring Yaitu memberikan nilai (scor) terhadap masalah tersebut dengan menggunakan ukuran (parameter) antara lain : 1. Prevalensi penyakit (prevalence) atau besarnya masalah. 2. Berat ringannya akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut (severity). 3. Kenaikan atau meningkatnya prevalensi (rate increase). 4. Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut (degree of unmeet need). 5. Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut diatasi (social benefit). 6. Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical feasiblity). 7. Sumber daya yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah (resources availability), termasuk tenaga kesehatan. Masing-masing ukuran tersebut diberi nilai berdasarkan justifikasi kita, bila masalahnya besar diberi 5 paling tinggi dan bila sangatkecil diberi nilai 1. Kemudian nilai-nilai tersebut dijumlahkan.Masalah yang memperoleh nilai tertinggi (terbesar) adalah yang

diprioritaskan, masalah yang memperoleh nilai terbesar kedua memperoleh Hal ini sejalan dengan yang dilakukan oleh pihak puskesmas yang dalam penentuan prioritas masalah menggunakan metode skoring rendahnya cakupan asi ekslusif merupakan prioritas yang terakhir dari 11 masalah kesehatan yang ada di wilayah puskesmas loa ipuh hal ini dapat terjadi karena justifikasi dari indikator menunjukan permasalahan asi ekslusif tidak terlalu mendesak padahal hal ini merupakan masalah mendasar Terjadinya kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain makanan yang kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) yang tidak di berikan kepada bayi selain itu masih banyaknya persepsi yang salah mengenai pemberian Asi ekslusif pada bayi.(Siregar,2004) Dari penjelasan diatas berbagai masalah mengenai peningkatan Pengetahuan Ibu disebabkan kurangnya perhatian dari pembuat kebijakan dan masyarakat menganggap bahwa masalah Pemberian Asi ekslusif bukanlah permasalahan yang besar derajat keparahanya karena kita masih cendrung berfikir kuratif bukan kearah kepreventif padahal ini merupakan masalah yang mendasar erat kejadiannya dengan kasus Gizi buruk atau kurang energi protein dari data yang di dapat jumlah gizi buruk atau dikenal kurang energi protein (KEP) berat atau Kurang Kalori Protein (KKP) pada Kabupaten Kukar sebesar 15,2 % (Dinkes Kukar,2006). Hal ini dapat menyebabkan kematian bila anak penderita gizi buruk tidak segera ditangani, amat berisiko tinggi dan berakhir dengan kematian, sehingga dapat meningkatkan angka kematian. Angka kematian menjadi salah satu indikator derajat kesehatan. Terjadinya kerawanan gizi pada bayi tersebut disebabkan karena selain makanan yang kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu botol dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan selain itu masih banyaknya persepsi yang salah mengenai pemberian Asi ekslusif pada bayi.(Siregar,2004) , kurangnya pengetahuan ibu mengenai Asi ekslusif juga merupakan masalah dimana dari hasil penelitian yang dilakukan Al Muhran (2002) dapat kita ketahui bahwa ada hubungan bermakna antara tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap ibu menyusui dengan praktik pemberian ASI eksklusif (Al Muhran,2002). Selain itu penelitian yang di lakukan Rahayu (2005) dapat kita ketahui hasil penelitiannya menunjukan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif dengan tingkat kemaknaan 5%. (Rahayu,2006). Sehingga menjadi amat penting usaha kita dalam meningkatkan pengetahuan para ibu mengenai Asi ekslusif, permasalahan selanjutnya yaitu kurangnya media dalam promosi kesehatan ini merupakan

salah satu faktor pendukung dalam mensukseskan peningkatan pengetahuan ibu mengenai Asi ekslusif Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah yang lebih positif. Berdasarkan cara produksinya, media promosi kesehatan dikelompokkan menjadi media cetak, elektronik dan media luar ruang. Adapun macam-macam media cetak antara lain poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, flipchart, stiker,flash cards dan pamflet.(Notoatmodjo, 2005) Alternatif pemecahan masalah pada bidang promosi kesehatan Mengenai peningkatan pengetahuan ibu tentang Asi ekslsusif . Dari berbagai masalah diatas tadi yang telah di identifikasi maka kita perlu memikirkan suatu alternatif pemecahan masalah seperti 1. Kegiatan Penyuluhan Dilakukan secara personal di posyandu mengingat untuk mengumpulkan masa tidak mudah dan tidak ada tempat sehingga di pilih di lakukan di posyandu secara personal agar lebih mengena sebab permasalahan yang dihadapi yaitu berupa media promosi untuk penyuluhan secara kelompok tidak ada yaitu berupa LCD dan Laktop yang termasuk dalam media elektronik seperti yang dilkatakan Sockidjo Notoatmojo Penggolongan media promosi kesehatan menurut bentuk penggunaanya a. Bahan bacaan : Modul, Leaflet, Majalah, Buletin dan sebagainya b. Bahan peragaan : Poster, film, slide dan sebagainya selain itu Penggolongan media promosi kesehatan menurut cara Produksinya a.Media Cetak : Poster. Leaflet.Brosur.Majalah, sticker dan pamflet b. Media Elektornik : TV, Radio, Film, CD, dan VCD karena tujuan dari adanya media promosi Kesehatan a. media dapat mempermudah penyampaian informasi b. media dapat menghindari kesalahan persepsi c. dapat memperjelas informasi d. media dapat mempermudah pengertian, dan lain-lain

(Sockidjo Notoatmojo ,2005) Sehingga dilakukan penyuluhan personal dengan media brosur dan stiker yang dapat di baca nantinya oleh ibu-ibu, brosur dan stiker di bagikan pada saat penyuluhan di barengi dengan penjelasan mengenai Asi ekslusif mengenai ASI ekslusif dengan waktu kegiatan pada saat kegiatan posyandu berlangsung dan pada saat ibu memaksin anaknya ke puskesmas Kegiatan Pelatihan Kader, kader merupakan ukung tombak dalam memantau keadaan kesehatan di masyarakat karena mereka merupakan perpanjangan tangan dari petugas kesehatan yang ada di puskesmas mereka yang paling dekat dengan masyarakat dengan adanya pelatihan kader mengenai manajemen laktasi di harapkan mampu menyuluh ibu-ibu secara mandiri yang datang ke posyandu yang pada akhirnya di harapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu mengenai Asi ekslusif dan manajemen laktasi pelatihan kader menggunakan media modul atau seperti buku pegangan bagi kader mengenai manajemen laktasi 3. Pembuatan Media Promosi Kesehatan, Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah yang lebih positif. Berdasarkan cara produksinya, media promosi kesehatan dikelompokkan menjadi media cetak, elektronik dan media luar ruang. Adapun macam-macam media cetak antara lain poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, flipchart, stiker,flash cards dan pamflet.(Notoatmodjo, 2005) Media Promosi kesehatan disini berupa pembuatan brosur, stiker, dan buku pegangan Kader yang kesemuanya mengenai Asi ekslusif dipilihnya media brosur ,stiker dan buku pegangan kader karena pembuatan cukup mudah dan di sesuaikan dengan biaya dan waktu yang tersedia, Sasarannya adalah Ibu-ibu yang sedang menyusui dimana pelaksanaannya pada waktu kegiatan Posyanndu dan pelatihan kader guna membantu penyerapan informasi yang lebih baik. Hal ini dimaksudkan untuk menambah pengetahuan ibu mengenai Asi ekslusif.

DAFTAR PUSTAKA Notoatmojo Sockidjo Prof, DR, .1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta : PT. Rineka Cipta Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Notoatmojo Sockidjo Prof, DR. 2005 . Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi . Jakarta : PT Rineka Cipta. www.pusat data dan informasi depkes.com Notoatmodjo Soekidjo Prof. Dr. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.. Jakarta : Rineka Cipta.

vii

vi

You might also like