You are on page 1of 10

MAKALAH KIMIA ANALITIK KATION

TRI UTAMI INSANI YUSUP AK IB

STIKes BHAKTI TUNAS HUSADA


Jalan cilolohan no.36 Telp.(0265)327224 Tasikmalaya 2011

KATA PENGANTAR
Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena atas rahmat serta karuniaNYAlah saya dapat membuat dan menyelesaikan makalah ini yang membahas tentang kation. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya penulis khususnya dan bagi kita semua umumnya. Saya mohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat kesalahan atau kekurangan, karena saya hanya manusia biasa yang tak lepas dari salah. Untuk itu saya mohon kemaklumannya. Saya sangat mengharapkan pembaca dapat memberikan kritik serta saran atas makalah saya, sebagai bahan pertimbangan dimasa mendatang. Terima kasih saya ucapkan kepada pembaca.

Penulis, 25 Januari 2011.

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif. Termasuk salah satunya dibidang ilmu kimia dan kesehatan. Ilmu kimia pada era sekarang sangat penting dan dibutuhkan baik dalam dunia pendidikan maupun kerja. Ilmu kimia merupakan salah satu penunjang dalam ilmu pengetahuan yang wajib diperhatikan dan dipelajari secara sungguh-sungguh. Ilmu kimia juga berpengaruh besar dibidang kesehatan, makanan, dan produksi lainnya. Judul makalah ini sengaja dipilih agar dapat lebih memahami tenteng dasar-dasar dalam ilmu kimia.

B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan judul makalah ini Identifikasi kation, terkait dengan pelaksanaan program pendidikan. Berkaitan dengan judul tersebut, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Bagaimana cara analisa kation? 2. Bagaimana penggolongan kation?

C. Tujuan
1. Makalah ini dibuat bertujuan supaya dapat lebih memahami dasar-dasar dalam identifikasi kation. 2. Makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah.

BAB II PEMBAHASAN
Ion dibagi menjadi dua, yaitu kation dan anion. Kation adalah ion yang bermuatan positif, sedangkan anion adalah ion yang bermuatan negatif. Analisa Kimia dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu : 1. Analisa kualitatif adalah suatu analisa yang bertujuan mencari dan menyelidiki adanya suatu unsur didalam sampel. 2. Analisa kuantitatif adalah suatu analisa yang bertujuan mencari/menyelidiki banyaknya suatu unsur dalam sampel.

Analisa kualitatif dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1. Analisa pendahuluan bertujuan untuk memperkirakan dan memberi arah sehingga memperoleh gambaran terhadap contoh yang akan ditiliti. Analisa ini meliputi: a. Organoleptis (menggunakan panca indera), yang dianalisis biasanya berupa bentuk, warna, bau. b. Pemanasan dengan tabung pijar. c. Reaksi nyala (flame test), dilakukan dengan menggunakan kawat Pt atau Nicr.

Warna-warna yang terjadi pada reaksi nyala adalah sebagai berikut. Kation Warna Nyala: Li+ Merah Na+ Kuning K+ UnguBa2+ Kuning hijau Sr2+ Merah bata Cu2+ Hijau biru Ca2+ Merah kuning 2.Analisa kation.

Setelah mempunyai gambaran/perkiraan awal maka langsung diidentifikasi dengan cara tube test, dengan menghasilkan reaksi yang khas. Setelah analisa pendahuluan dikerjakan, untuk pemeriksaan yang lebih memastikan selanjutnya dilakukan analisa terhadap kation. Untuk analisa kation ada dua jenis yaitu cara H2S dan non H2S.

A. Cara H2S
Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atau koloid dan dengan warna yang berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan penyaringan atau pun sentrifus. Endapan tersebut terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenu h dengan zat yang bersangkutan.

Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut. Perubahan kelarutan dengan perubahan tekanan tidak mempunyai arti penting dalam analisa kualitatif, karena semua pekerjaan dilakukan dalam wadah terbuka pada tekanan atmosfer. Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali pada beberapa endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan k elarutan karena suhu ini dapat digunakan sebagai dasar pemisahan kation. Misalnya, pemisahan kation Ag, Hg(I), dan Pb dapat dilakukan dengan mengendapkan ketiganya sebagai garam klorida, kemudian memisahkan Pb dari Ag dan Hg(I) dengan memberikan air panas.

Kenaikan suhu akan memperbesar kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut sedangkan kedua kation lainnya tidak. Kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi bahan lain yang ada dalam campuran larutan itu. Bahan lain tersebut dikenal dengan ion sekutu dan ion asing. Umumnya kelarutan endapan berkurang dengan adanya ion sekutu yang berlebih dan dalam prakteknya ini dilakukan dengan memberikan konsentrasi pereaksi yang berlebih. Tetapi penambahan pereaksi berlebih ini pada beberapa senyawa memberikan efek yang sebaliknya yaitu melarutkan endapan. Hal ini terjadi karena adanya pembentukan kompleks yang dapat larut dengan ion sekutu tersebut.

Pengendapan kation dengan H2S dipengaruhi oleh pH seperti terlihat pada penjelasan berikut. H2S merupakan asam diprotik yang mengalami disosiasi dalam dua tahap jika digunakan konsentrasi H2S jenuh yaitu sekitar 0,1 M pada suhu 240C, maka diperoleh : [S2-] = 1,1 x 10-21 [H+]2 jika kation,M, diendapkan sebagai garam sulfida,MS, maka dari persamaan di atas dapat dilihat pH atau konsentrasi hidrogen akan mempengaruhi konsentrasi S2- yang kemudian akan mempengaruhi hasil kali kelarutan ion. Pada pH rendah atau konsentrasi hidrogen tinggi, konsentrasi S 2sangat rendah sehingga hanya kation dengan Ksp rendah yang dapat mengendap.

B. Cara non H2S


Cara ini terutama didasarkan pada kelarutan oksida logam terhadap pelarut asam yang dipergunakan. Zat yang diperiksa dipijar, tentu saja untuk memeriksa ion ion yang mudah menguap/menyublim/mudah terurai, harus dilakukan identifikasi langsung sebelum pemijaran. Misalkan untuk kation -kation NH4+, As32+, Bi2+, Hg2+, cara pengerjaannya sebagai berikut:

Zat dipijar, setelah dingin kemudian dilarutkan dalam air. Residu 1: Ditambah asam asetat, panaskan kemudian disaring, menghasilkan residu 2 dan filtrat 2.

Fitrat 1: K, Na, Li

Residu 2: Ditambahkan HNO3 encer, panaskan, kocok, saring menghasilkan residu 3 dan filtrat 3.

Filtrat 2: Ca, Ba, Sr, Mg, Zn, Cu

Residu 3: Ditambahkkan HCl encer, panaskan, kocok, saring menghasilkan residu 4 dan filtrat 4.

Filtrat 3: Ag, Al, Bi, Sn, As, Pb, Hg, Fe, Mn, Cd, Cr, Ni, Co.

Residu 4: Mengandung silikat.

Filtrat 4: Sb. Di dalam cara non H2S ini bukan brarti setiap filtrat/ residu, misalnya filtrat 2, tidak mengandung ion-ion dari filtrat 3, melainkan kemungkinan ada ion lain yang tergolong kedalam filtrat 3 dalam jumlah sedikit ikut larut kedalam golongan filtrat yang lain atau kebalikannya. Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini dilakukan secara konvensional, yaitu memakai cara visual yang berdasarkan kelarutan. Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat. Pengelompokkan dilakukan dalam bentuk pengendapan dimana penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan sekelompok ion-ion. Cara ini menghasilkan 6 kelompok yang namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendap yang digunakan untuk mengendapkan kelompok ion tersebut. Kelompok ion-ion tersebut adalah: golongan klorida (I), golongan sulfide (II), golongan hidroksida (III), golongan sulfide (IV), golongan karbonat (V), dan golongan sisa (VI). Yang berarti pada golongan I yang dihasilkan adalah endapan klorida, golongan II menghasilkankan sejumlah endapan garam sulfida, golongan III menghasilkan endapan hidroksida, golongan IV menghasilkan endapan sulfida yang larut dalam asam klorida, dan golongan V menghasilkan endapan karbonat. Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau contoh.

Analisis kualitatif membahas tentang pengidentifikasian za-zat yang terdapat dalam suatu sampel. Tujuan utama analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur. Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat kation tersebut. Kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia. Golongan-golongan kation memiliki ciri-ciri khas, yaitu: - golongan I: membentuk endapan dengan asam klorida encer, ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah timbal, raksa, dan perak. - golongan II: membentuk endapan dengan hydrogen sulfide dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, cadmium, bismuth, stibium, timah. - golongan III: membentuk endapan dengan ammonium sulfide dalam suasana netral. Kation golongan ini antara lain nikel, besi, kromium, aluminium, seng, mangan, dan kobalt. - golongan IV: membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam. - golongan V: disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan reagensia-r eagensia golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam golongan ini antara lain magnesium, natrium, kalium. Ammonium, litium, dan hydrogen (Vogel, 1990). Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sebagian larut, maka setelah dilakukan penyaringan terhadap endapan tebentuk dua kelompok campuran yang massa masing-masingnya kurang dari campuran sebelumnya. Reaksi yang terjadi saat pengidentfikasian menyebabkan terbentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula dan berbeda sifat fisiknya.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Identifikasi kation dapat dilakukan dengan beberapa cara. 2. Kation dapat digolongkan berdasarkan sifat kelarutannya. 3. Analisa kimia dapat diklasifikasikan.

B. Saran
Penulispun memberikan saran sebagai masukkan yang dapat dicerna sebagai berikut: 1. Sebaiknya praktikum kimia dapat lebih ditingkatkan kualitasnya supaya mendapatkan hasil yang memuaskan. 2. Ketelitian, ketepatan dan ketertiban selama praktikum wajib diterapkan, sebab hal itu dapat mempengaruhi proses praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
www.google.com : 2011.

You might also like