You are on page 1of 5

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MERAUKE RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERAUKE NOMOR TAHUN 2010 TENTANG MANAJEMEN HAK

ULAYAT DI KABUPATEN MERAUKE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KABUPATEN MERAUKE Menimbang: a. Bahwa pengakuan, penghormatan dan perlindungan terhadap hak ulayat masyarakat adat yang telah ditetapkan secara turun temurun atas hak ilayat masyarakat adat perlu dijaga dan dilindungi menurut Hukum Adat Malind Anim Bahwa keterbatasan pemahaman terhadap nilai dan struktur masyarakat berimplikasi terhadap perbedaan kepentingan, keseimbangan pelestarian fungsi lingkungan hidup yang berakibat ketimpangan struktur penguasaan, pemilikan dan pemanfaatannya sehingga telah menimbulkan penurunan kualitas lingkungan. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Manajemen Hak Ulayat di Kabupaten Merauke. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembar Negara Tahun 1960, Nomor 104 Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043); Undang-undang Nomor 12 tahun 1969 tentang Pembentukan Propinsi Otonomi Irian Barat dan Kabupaten-kabupaten Otonom di Propinsi Irian Barat (Lembar Negara Tahun 1969 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2907); Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725); Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5059); Undang-undang Nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi

b.

c.

Mengingat:

1. 2.

3. 4.

5.

Khusus Bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4151); 6. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terkahir dengan Undang-undang Nomor 12 tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1996 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3643); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1997 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3696); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor ..., Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor ....) 10. Peraturan Pemerintah Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 tahun 1999 tentang Pedoman Penyelesaian Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat.

Dengan Persetujuan Bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Merauke dan Bupati Merauke MEMUTUSKAN Menetapkan: Peraturan Daerah Manajemen Hak Ulayat BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Merauke 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Merauke 3. Bupati adalah Bupati Merauke 4. Hak Ulayat adalah hak persekutuan yang dipunyai oleh masyarakat hukum adat pada wilayah Kabupaten Merauke yang merupakan lingkungan hidup para warganya, yang meliputi hak untuk memanfaatkan tanah, hutan dan air serta isinya sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

5. 6. 7.

8.

Tanah Ulayat adalah bidang tanah yang diatasnya terdapat hak ulayat dari masyarakat hukum adat di Kabupaten Merauke. Masyarakat adat adalah warga masyarakat asli Malind Anim yang hidup dalam wilayah dan terikat serta tunduk kepada adat Malind Anim dengan rasa solidaritas yang tinggi diantara para anggotanya. Masyarakat hukum adat adalah warga masyarakat asli Malind Anim yang sejak kelahirannya hidup dalam wilayah Kabupaten Merauke dan terikat serta tunduk kepada hukum adat Malind Anim dengan rasa solidaritas yang tinggi diantara para anggotanya. Perlindungan adalah upaya untuk menjaga dan memelihara harta kekayaan, adat istiadat yang mempunyai nilai sejarah maupun yang menyangkut kelangsungan hidup masyarakat yang bersifat turun temurun. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2

Manajemen hak ulayat mempunyai maksud dan tujuan untuk memberikan perlindungan terhadap hak ulayat masyarakat adat Malind Anim dan atau tempattempat penting secara adat termasuk tempat yang telah ditetapkan secara turun temurun untuk dijaga menurut masyarakat hukum adat Malind Anim. BAB III Manajemen Hak Ulayat Pasal 3 (1) (2) (3) Masyarakat hukum adat Malind Anim berwenang untuk melaksanakan pengelolaan hak ulayat sesuai dengan hukum adat Malind Anim yang berlaku dan digunakan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat adat; Masyarakat hukum adat Malind Anim sebagai pemegang hak ulayat berkewajiban untuk menjaga kelestarian fungsu lingkungan hidup; Pemegang hak ulayat dapat melepaskan hak ulayat dalam hal pengadaan tanah bagi kepentingan umum yang diselenggarakan oleh pemerintah dengan pemberian ganti rugi yang berdasarkan kesepakatan melalui musyawarah mufakat; Ganti rugi dimaksud pada ayat (2), meliputi: a. Kehilangan tanah, lahan pertanian, akses ke hutan dan pemanfaatan sumberdaya alam b. Kehilangan bangunan baik bangunan rumah maupun bangunan fisik lainnya yang berada di atas tanah ulayat tersebut; Bentuk ganti rugi yang diberikan oleh pemerintah dalam bentuk: a. Uang b. Tanah pengganti c. Pemukiman kembali d. Dana abadi e. Penyertaan saham dan atau f. Penyediaan lapangan kerja g. Bantuan kredit h. Bentuk lain berdasarkan kesepakatan

(4)

(5)

(6)

Dalam pengelolaan hak ulayat masyarakat hukum adat tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB III KEWAJIBAN PEMEGANG HAK ULAYAT Pasal 4

(1)

(2)

Masyarakat hukum adat yang berwenang mengatur pengelolaan hak ulayat berkewajiban untuk meningkatkan kesejahteraan warganya dengan pemanfaatan secara optimal, baik melalui usaha bersama warga masyarakatnya maupun bantuan pihak lain yang tidak mengikat. Pemegang hak ulayat berkewajibanmenghormati, menjaga dan melindungi situs adat atau tempat-tempat penting secara adat serta tempat yang telah ditetapkan secara turun temurun yang tidak dapat dialihkan secara langsung maupun tidak langsung baik secara kepemilkan maupun pengolahan atas bidang tanah tersebut kepada pihak manapun. BAB IV PERLINDUNGAN DAN PEMELIHARAAN Pasal 5

(1) (2) (3)

Dalam rangka melindungi hak ulayat Pemerintah Daerah dan masyarakat umum berkewajiban menghormati menjaga dan turu melestarikan keberadaan hak ulayat sebagai bagian dari aset masyarakat hukum adat Malind Anim. Dalam hal pengembangan investasi di Kabupaten Merauke, bagi investor yang hendak berinvestasi harus tetap menghormati keberadaan dan hak kelestarian hak ulayat masyarakat adat Malind Anim. Pengakuan, penghormatan dan perlindungan mencakup pula pengakuan dan perlindungan terhadap pihak-pihak yang telah memperoleh hak atas tanah bekas hak ulayat secara sah menurut tata cara dan peraturan perundangundangan yang berlaku dan karenanya tidak dapat digugat kembali oleh ahli warisnya demi kepastian hukum. BAB V PENGGUNAAN TANAH ULAYAT Pasal 6

(1) (2)

Keberadaan tanah ulayat kepemilikannya tidak dapat dialihkan secara langsung oleh pemerintah daerah guna kepentingan investor Pemerintah daerah berupaya dalam hal melindungi keberadaan tanah ulayat agar tidak beralih ke pihak lain dan tetap memperhatikan kepentingan serta kemudahan berinvestasi bagi para investor dengan mengupayakan status tanah menjadi: a. Hak Guna Usaha dan atau b. Hak Guna Bangunan c. Hak Pakai Pemerintah daerah dan masyarakat hukum adat pemegang hak ulayat dapat melakukan perjanjian kerjasama dengan investro secara seksama dan

(3)

berdasarkan peraturan yang berlaku, dimana dalam perjanjian tersebut diatur mengenai: a. Maksud dan tujuan investasi b. Peruntukkan lahan investasi c. Luas lahan yang diperlukan d. Nilai/harga dari penggunaan hak ulayat e. Jangka waktu f. Pembangunan sarana dan prasarana BAB VI PENYELESAIAN SENGKETA Pasal 7 Pemerintah daerah memberikan mediasi aktif dalam usaha penyelesaian sengketa tanah ulayat dan bekas hak perorangan secara adil dan bijakasana, sehingga dapat dicapai kesepakatan yang dapat diterima para pihak. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 8 Hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati sepanjang menyangkut pelaksanaannya. Pasal 9 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Merauke. Ditetapkan Di Merauke Pada tanggal .... 2010 BUPATI KABUPATEN MERAUKE Drs. JOHANES GLUBA GEBZE Diundangkan di Merauke pada tanggal 2010 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MERAUKE,

Drg. JOSEF RINTA RACHDYATMAKA

You might also like