You are on page 1of 15

Pancasila sebagai paradigma kehidupan bermasyarakat dan bernegara

Paradigma adalah cara pandang, nilai-nilai, metode-metode, prinsip dasar atau cara memecahkan masalah yang dianut oleh masyarakat pada masa tertentu

Pancasila adalah sebuah paradigma karena menjadi landasan, acuan, metode, nilai, dan tujuan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara

Masyarakat Indonesia adalah multikultural., karena masyarakatnya sangat majemuk dalam suku bangsa, ras, agama, matapencaharian, adat, golongan politik, dsb. Multikultural adalah bagian dari fakta sejarah. Fakta sejarah membuktikan bahwa kebersamaan dalam keberagaman itu telah lama terjalin dalam bingkai semangat kemanusiaan.

Multikulturalisme vs Pluralisme
Pluralisme hanya sebuah pengakuan terhadap keanekaragaman, kemajemukan bahwa di sana terdapat berbagai ras, suku, agama, atau kelompok budaya. Multikuturalisme lebih dari pengakuan tetapi membuka ruang untuk akses dan berekspresi bagi semua elemen keanekaragaman tsb dengan bersandar pada jati diri masing-masing dan saling berkomunikasi tanpa harus mematikan satu sama lain.

Sistem Pendidikan Nasional harus peka terhadap multikulturalisme karena pendidikan memiliki peran sangat strategis dalam membangun watak bangsa yang tidak sektarian, toleran, demokratis, dan humanistik.

Pendidikan seperti itulah dikenal sebagai pendidikan berbasis multikultural. Yakni pendidikan yang menghargai keberagaman dalam hal agama, etnis, suku, dan jender. Pendidikan berbasis multikultural akan menjamin keberlanjutan kebudayaan masyarakat. Sebaliknya kebudayaan akan menjaga agar pendidikan tidak menghasilkan masyarakat yang tercerabut dari akar masyarakatnya sendiri.

Ideologi dengan basis sistem nilai yang hidup di masyarakat, merupakan ideologi yang sangat dekat dengan peradaban dan kebudayaannya masyarakat. Ideologi yang digali dari khasanah peradaban dan kebudayaan masyarakat dapat digunakan sebagai ruh kehidupan masyarakat.

Ideologi dan politik pendidikan di Indonesia akan berkembang selaras dengan nafas penghidupan dan kehidupan masyarakat Indonesia. Penyimpangan dari kaidah ini akan menghasilkan masyarakat yang kemudian akan menjadi asing

Nilai dan sistem nilai lokal, bersumber dan berkembang dalam masyarakat lokal yang menyatukan diri sebagai masyarakat adat yang sangat beragam dan tersebar di seluruh Indonesia. Eksistensi masyarakat adat telah ada sebelum NKRI lahir dan merupakan pengisi serta pendukung bangsa Indonesia.

Peradaban dan kebudayaan lokal yang mantab melahirkan berbagai nilai-lokal yang sifatnya inklusif (nasional dan global). Nilai-nilai lokal paling tidak memiliki kekuatan sebagai kearifan lokal untuk melindungi ekosistem lokal. Dibutuhkan pengkajian yang mendalam untuk menggali dan memanfaatkan nilainilai lokal tersebut.

Contoh nilai-nilai lokal


Tugas pemimpin adalah hamengku (melindungi), hamangku (peduli kepada kepentingan rakyat), hamengkoni (memakmurkan rakyat di jalan yang diridhoi Tuhan). Pengalaman hidup yang melahirkan watak khas: guyub, rukun, toleran, adaptif, dan akomodatif, dll.

Kehidupan bernegara
Warga negara pada hakikatnya merupakan bagian dari sistem ketatanegaraan. Agar sistem ketatanegaraan dapat berjalan dengan efektif dan efisien dibutuhkan partisipasi dan peran aktif dari warga negara. Sebagai contoh ikut berpartisipasi dalam PEMILU.

Yang seharusnya dilakukan warga negara:


1. Mendukung setiap kebijakan pemerintah yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat. 2. Berpartisipasi aktif pada proses demokratisasi yang dijalankan pemerintah. 3. Memberikan kritik, saran, dan masukan yang bersifat konstruktif terhadap kebijakan pemerintah yang kurang berorientasi pada rakyat banyak.

4. Melakukan kontrol sosial terhadap setiap kebijakan dan program pemerintah yang berorientasi pada pembangunan nasional. 5. Berupaya sekuat tenaga untuk menjadi warga negara yang baik, dengan jalan memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas diri dan profesionalisme sehingga mampu menjadi agent of changes.

TERIMA KASIH

You might also like