You are on page 1of 189

RANCANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2010

TENTANG

TINGKAT KETELITIAN PETA UNTUK RENCANA TATA RUANG WILAYAH

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL (BAKOSURTANAL)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN I DAFTAR LAMPIRAN II DAFTAR LAMPIRAN III BAB I KETENTUAN UMUM BAB II TUJUAN DAN LINGKUP BAB III KETELITIAN PETA LUARAN Bagian Pertama Umum ii iv iv iv 1 3 4 4

Bagian Kedua Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) Paragraf 1 Umum Paragraf 2 Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional Paragraf 3 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional Paragraf 4 Peta Rencana Penetapan Kawasan Strategis Nasional Bagian Ketiga Tingkat Ketelitian Peta Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Paragraf 1 Umum Paragraf 3 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi Paragraf 4 Peta Rencana Penetapan Kawasan Strategis Provinsi Bagian Keempat Tingkat Ketelitian Peta Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Paragraf 1 Umum Paragraf 2 Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Paragraf 3 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Paragraf 4 Peta Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Bagian Kelima Tingkat Ketelitian Peta Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Paragraf 2 Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota Paragraf 3 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Paragraf 4 Peta Sebaran Kawasan Strategis Kota Bagian Keenam Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan Bagian Ketujuh Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Bagian Kedelapan Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Bagian Kesembilan Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Bagian Kesepuluh Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Perdesaan 19 18 18 17 17 13 14 15 16 10 10 10 12 13 ..7 7 8 9 4 4 5 6 6

ii

Bagian Kesebelas Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten Bagian Ketigabelas Tingkat Ketelitian Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten Bagian Keempatbelas Tingkat Ketelitian Peta Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Kota BAB IV KETELITIAN PETA MASUKAN Bagian Pertama Umum Bagian Kedua Tingkat Ketelitian Peta Dasar Bagian Kedua Tingkat Ketelitian Peta Tematik BAB V METODE PROSES SPASIAL BAB VI PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL BAB VII PENGADAAN DAN PEMBINAAN TEKNIS BAB VIII PERAN SERTA MASYARAKAT BAB IX KETENTUAN PERALIHAN BAB X KETENTUAN PENUTUP 20 21 21 22 24 26 29 30 31 31 31 20 19

iii

DAFTAR LAMPIRAN I 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Simbol, Simbol, Simbol, Simbol, Simbol, Simbol, Simbol, Simbol, Simbol, Notasi Notasi Notasi Notasi Notasi Notasi Notasi Notasi Notasi dan dan dan dan dan dan dan dan dan Kode Unsur, Kode Unsur, Kode Unsur, Kode Unsur, Kode Unsur, Kode Unsur, Kode Unsur, Kode Unsur, Kode Unsur, Unsur-unsur Unsur-unsur Unsur-unsur Unsur-unsur Unsur-unsur Unsur-unsur Unsur-unsur Unsur-unsur Unsur-unsur Sistem Perkotaan Sistem Jaringan Transportasi Sistem Jaringan Energi Sistem Jaringan Telekomunikasi Sistem Jaringan Sumberdaya Air Kawasan Lindung Kawasan Budidaya Kawasan Strategis Prasarana Lainnya

DAFTAR LAMPIRAN II 1. 2. 3. 4. 5. 6. Simbol Simbol Simbol Simbol Simbol Simbol Dan Dan Dan Dan Dan Dan Atau Atau Atau Atau Atau Atau Notasi Notasi Notasi Notasi Notasi Notasi Unsur-Unsur Unsur-Unsur Unsur-Unsur Unsur-Unsur Unsur-Unsur Unsur-Unsur Hidrologi Permukiman Transportasi Batas Administrasi Relief Nama Rupabumi

DAFTAR LAMPIRAN III 1. Simbol 2. Simbol 3. Simbol 4. Simbol 5. Simbol 6. Simbol 7. Simbol 8. Simbol 9. Simbol 10. Simbol 11. Simbol Dan Dan Dan Dan Dan Dan Dan Dan Dan Dan Dan Atau Atau Atau Atau Atau Atau Atau Atau Atau Atau Atau Notasi Notasi Notasi Notasi Notasi Notasi Notasi Notasi Notasi Notasi Notasi Unsur-Unsur Unsur-Unsur Unsur-Unsur Unsur-Unsur Unsur-Unsur Unsur-Unsur Unsur-Unsur Unsur-Unsur Unsur-Unsur Unsur-Unsur Unsur-Unsur Peta Peta Peta Peta Peta Peta Peta Peta Peta Peta Peta Penggunaan Lahan Kemiringan Lereng Geologi Geomorfologi Fisiografi Curah Hujan Penutup Lahan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Dasar Rawan Bencana Potensi Wilayah baik Darat maupun Laut Pertahanan dan Keamanan

iv

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR ..... TAHUN ....... TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang. Mengingat: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945; 2. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725); MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Peta adalah suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada di atas maupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu.

2.

Ketelitian peta adalah ketepatan, kerincian dan kelengkapan data dan atau informasi georeferensi dan tematik, sehingga merupakan penggabungan dari sistem referensi geometri, skala, akurasi, atau kerincian basis data, format penyimpanan secara digital termasuk kode unsur, penyajian kartografis mencakup simbol, warna, arsiran dan notasi, dan kelengkapan muatan peta. Sistem referensi geometri adalah suatu sistem pemetaan tertentu yang dimaksudkan agar berbagai macam peta masukan dan peta luaran dapat diintegrasikan atau dipadukan satu sama lain. Skala adalah perbandingan jarak dalam suatu peta dengan jarak yang sama di muka bumi. Skala minimal adalah skala peta dasar terkecil yang boleh digunakan dalam proses perencanaan tata ruang. 1

3.

4. 5.

6. 7.

Akurasi adalah ukuran kedekatan suatu informasi yang dipetakan dengan nilai sesungguhnya. Kerincian basis data adalah tingkat kedetilan unsur-unsur alam dan buatan manusia yang ditampung dalam suatu sistem penyimpanan data dan informasi atau dikenal sebagai basis data. Semakin detil suatu basis data semakin banyak unsur-unsur yang ditampung. Format penyimpanan secara digital adalah cara komputer menyimpan data dan informasi spasial kedalam daftar unsur yang diberi kode penomoran unik. Spasial adalah aspek keruangan suatu objek atau kejadian yang mencakup lokasi, letak dan posisinya.

8. 9.

10. Geospasial adalah sifat keruangan yang menunjukkan posisi atau lokasi
suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu.

11. Data Geospasial adalah data tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran,
dan/atau karakteristik objek alam dan/atau buatan manusia yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi.

12. Informasi Geospasial adalah data geospasial yang sudah diolah sehingga
dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan keruangan.

13. Penyajian kartografis adalah cara menggambarkan data geospasial dan


informasi geospasial pada media cetak maupun dalam media elektronik berikut penjelasan tentang legenda dan riwayat peta, sehingga dapat dibaca dengan jelas, tanpa memberikan arti ganda.

14. Kelengkapan muatan peta adalah tingkat kedetilan unsur yang dipetakan
yang disesuaikan dengan ketelitian geometri atau skala.

15. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur
ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.

16. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang. 17. Peta dasar adalah peta yang menyajikan unsur-unsur alam dan atau buatan
manusia, yang berada di permukaan bumi, digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala, penomoran, proyeksi dan georeferensi tertentu.

18. Peta tematik adalah peta yang menggambarkan tema tertentu yang digunakan
untuk pembuatan peta rencana tata ruang.

19. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait padanya, yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan pada aspek administratif dan atau fungsional.

20. Geodatabase adalah basis data geospasial yang digunakan untuk mengelola
data geospasial dalam perencanaaan tata ruang. 2

21. Template adalah cetakan digital sehingga data yang telah dikode dalam suatu
kode unsur tertentu dapat secara otomatis ditampilkan sesuai spesifikasi simbolisasi tertentu.

22. Badan adalah Instansi Pemerintah yang diberi tugas dan wewenang di bidang
survei dan pemetaan.

23. Instansi yang bertanggung jawab adalah instansi yang diberi tugas di bidang
survei dan pemetaan.

24. Instansi yang mengadakan peta tematik adalah instansi baik di tingkat pusat
maupun daerah, yang tugas dan fungsinya mengadakan peta tematik.

25. Metadata adalah informasi singkat atas data geospasial yang berisi minimal
identifikasi, kualitas, organisasi, acuan, entitas, distribusi, sitasi, waktu, dan acuan data.

26. Delineasi adalah cara menggambarkan batas unsur alam, unsur buatan
manusia dan/atau tema tertentu dalam bentuk garis.

27. Penyelenggara penataan ruang adalah Pemerintah Pusat dan pemerintah


daerah.

28. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang


kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

29. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, Walikota dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

BAB II TUJUAN DAN LINGKUP

Pasal 2 Pengaturan tingkat ketelitian peta rencana tata ruang dimaksudkan untuk mewujudkan kesatuan sistem peta rencana tata ruang yang akurat.

Pasal 3 Ketelitian peta rencana tata ruang meliputi: a. ketelitian peta luaran; b. ketelitian peta masukan; c. metode proses spasial; dan d. pengelolaan data geospasial dan informasi geospasial untuk mencapai tingkat ketelitian sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c.

BAB III KETELITIAN PETA LUARAN Bagian Pertama Umum Pasal 4 (1) Peta luaran merupakan peta hasil proses perencanaan tata ruang yang mengolah berbagai data dari peta masukan dengan suatu metode proses tertentu. (2) Peta luaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a terdiri dari: a. peta rencana umum tata ruang; dan b. peta rencana rinci tata ruang. Pasal 5 Peta rencana umum tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a terdiri dari: a. peta Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN); b. peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRW-Prov); c. peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRW-Kab); dan d. peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRW-Kota).

Pasal 6 Peta rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b terdiri dari: a. peta Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan (RTR-P/K); b. peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (RTR-KSN); c. peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi (RTR-KSProv); d. peta Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RTR-Perkotaan); e. peta Rencana Tata Ruang Kawasan Perdesaan (RTR-Perdesaan); f. peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten (RTR-KSKab); g. peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kota (RTR-KSKota); h. peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten (RDTR-Kab); dan i. peta Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTR-Kota).

Bagian Kedua Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

Paragraf 1 Umum

Pasal 7 Peta RTRWN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a digambarkan pada peta dasar skala minimal 1:1.000.000 yang mencakup Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 8 Peta RTRWN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a meliputi: a. peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional; b. peta Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional; dan c. peta Sebaran Kawasan Strategis Nasional.

Paragraf 2 Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional Pasal 9 (1) Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a memuat: a. sistem perkotaan nasional; b. sistem jaringan transportasi nasional; c. sistem jaringan energi nasional; d. sistem jaringan telekomunikasi nasional; dan e. sistem jaringan sumberdaya air nasional. (2) Sistem perkotaan nasional dan sistem jaringan transportasi nasional harus digambarkan pada satu cakupan peta wilayah nasional secara utuh. (3) Sistem jaringan energi nasional, sistem jaringan telekomunikasi nasional dan sistem jaringan sumberdaya air nasional digambarkan pada satu cakupan peta wilayah nasional dan dapat digambarkan pada peta tersendiri. Pasal 10 (1) Sistem perkotaan nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a terdiri dari: a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN); b. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN); c. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW); dan d. Pusat Kegiatan Lokal (PKL). (2) Sistem jaringan transportasi nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b terdiri dari: a. jaringan transportasi darat; b. jaringan transportasi laut; dan c. jaringan transportasi udara. (3) Sistem jaringan energi nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c terdiri dari: a. jaringan pipa minyak dan gas bumi; b. jaringan listrik; dan c. pembangkit tenaga listrik.

(4) Sistem jaringan telekomunikasi nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf d dapat berupa: a. jaringan terestrial; dan b. jaringan satelit berupa satelit komunikasi dan stasiun bumi.

(5) Sistem jaringan sumber daya air nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf e terdiri dari: a. jaringan sungai; b. sistem sumber daya air pada setiap wilayah sungai; c. cekungan air tanah; d. bendungan besar; dan e. kanal besar. Paragraf 3 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional Pasal 11 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b terdiri dari: a. kawasan lindung; dan b. kawasan budidaya. Pasal 12 (1) Kawasan lindung nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a terdiri dari: a. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap bawahannya; b. kawasan perlindungan setempat; c. kawasan pelestarian alam, suaka alam dan cagar budaya; d. kawasan rawan bencana alam; e. kawasan lindung geologi; dan f. kawasan lindung lainnya. (2) Kawasan budidaya bernilai strategis nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf b terdiri dari: a. kawasan hutan produksi; b. kawasan hutan rakyat; c. kawasan perkebunan; d. kawasan pertanian pangan; e. kawasan perikanan; f. kawasan pertambangan; g. kawasan industri; h. kawasan pariwisata; i. kawasan permukiman; dan j. kawasan peruntukan lainnya. (3) Dalam hal kawasan lindung dan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk delineasi karena terlalu kecil penggambarannya disajikan dalam bentuk simbol.

Paragraf 4 Peta Rencana Penetapan Kawasan Strategis Nasional

Pasal 13 Delineasi kawasan strategis harus dipetakan pada satu lembar kertas yang menggambarkan wilayah nasional secara utuh.

Pasal 14 Kawasan strategis nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf c terdiri dari: a. kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan; b. kawasan strategis dari sudut pertumbuhan ekonomi; c. kawasan strategis dari sudut sosial dan budaya; d. kawasan strategis dari sudut pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; dan e. kawasan strategis dari sudut fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

Bagian Ketiga Tingkat Ketelitian Peta Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Paragraf 1 Umum Pasal 15 (1) Peta RTRW-Prov sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b digambarkan pada peta dasar dengan skala minimal 1: 250.000. (2) Peta RTRW-Prov mencakup wilayah daratan dan perairan provinsi sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. (3) Untuk provinsi yang memiliki wilayah pesisir dan laut dapat dilengkapi dengan data batimetri. (4) Peta RTRW-Prov disusun setelah melalui proses koordinasi dengan provinsi yang berbatasan langsung dan ditunjukkan dengan penggambaran wilayah provinsi yang berbatasan dalam koridor 5 kilometer sepanjang garis perbatasan. Pasal 16 Peta RTRW-Prov sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b terdiri dari: a. Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi; b. Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi; dan c. Peta Sebaran Kawasan Strategis Provinsi.

Paragraf 2 Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi Pasal 17 (1) Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf a harus menggambarkan Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional yang ada di wilayah provinsi. (2) Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi selain memuat yang ada pada peta Struktur Ruang Wilayah Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat pula: a. sistem perkotaan provinsi; b. sistem prasarana utama berupa jaringan transportasi provinsi; 7

c. sistem prasarana wilayah lainnya yang terdiri dari jaringan energi provinsi, jaringan telekomunikasi provinsi, dan jaringan sumberdaya air provinsi. (3) Sistem perkotaan dan sistem prasarana utama harus digambarkan pada satu lembar peta wilayah provinsi secara utuh. (4) Sistem prasarana wilayah lainnya digambarkan pada satu lembar peta wilayah provinsi secara utuh dan dapat digambarkan pada peta tersendiri. Pasal 18 Sistem perkotaan wilayah provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf a terdiri dari: a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang ditetapkan provinsi; b. Pusat Kegiatan Nasional promosi (PKNp); dan c. Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp).

Pasal 19 Jaringan transportasi provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf b terdiri dari: a. jaringan transportasi darat; b. jaringan transportasi laut; dan c. jaringan transportasi udara. Pasal 20 (1) Jaringan energi provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf c terdiri dari: a. sistem prasarana listrik provinsi; dan b. pembangkit tenaga listrik provinsi. (2) Jaringan telekomunikasi provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf d terdiri dari: a. jaringan terestrial; dan b. jaringan satelit. (3) Jaringan sumberdaya air provinsi terdiri dari: a. jaringan sungai; b. wilayah sungai lintas kabupaten/kota; c. cekungan air tanah lintas kabupaten/kota; d. bendungan; e. waduk penampungan air besar; f. kanal besar; dan g. fasilitas air bersih. Paragraf 3 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi Pasal 21 (1) Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf b harus sesuai dengan rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWN dan rencana rincinya untuk pola ruang dalam RTRWN yang berada dalam wilayah provinsi. 8

(2) Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a. kawasan lindung; dan b. kawasan budidaya. Pasal 22 (1) Kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) terdiri dari: a. kawasan hutan lindung; b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap bawahannya; c. kawasan perlindungan setempat; d. kawasan suaka alam; e. kawasan pelestarian alam dan cagar budaya; f. kawasan rawan bencana alam; g. kawasan lindung geologi; dan h. kawasan lindung lainnya. huruf a

(2) Kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf b terdiri dari: a. kawasan peruntukan hutan produksi; b. kawasan hutan rakyat; c. kawasan peruntukan pertanian; d. kawasan peruntukan perkebunan; e. kawasan peruntukan perikanan; f. kawasan peruntukan pertambangan; g. kawasan peruntukan industri; h. kawasan peruntukan pariwisata; i. kawasan peruntukan permukiman; dan j. kawasan peruntukan lainnya. Pasal 23 (1) Kawasan lindung dan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 yang tidak dapat dipetakan dalam bentuk delineasi karena terlalu kecil digambarkan dalam bentuk simbol. (2) Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi dapat digambarkan dalam beberapa lembar peta yang tersusun secara beraturan mengikuti indeks peta dasar nasional. (3) Untuk peruntukan pola ruang yang relatif kecil, tidak perlu dipetakan dalam peta pola ruang wilayah provinsi, namun tetap dijelaskan dalam rencana pola ruang pada Rencana Tata Ruang Wilayah provinsi. Paragraf 4 Peta Rencana Penetapan Kawasan Strategis Provinsi Pasal 24 (1) Sebaran Kawasan Strategis Nasional yang berada dalam wilayah provinsi dan Kawasan Strategis Provinsi harus digambarkan dalam peta Penetapan Kawasan Strategis Provinsi. (2) Delineasi kawasan strategis harus dipetakan pada satu lembar kertas yang menggambarkan wilayah provinsi secara keseluruhan. 9

Pasal 25 Peta Kawasan Strategis Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf c terdiri dari: a. kawasan strategis provinsi dari sudut pertumbuhan ekonomi; b. kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di dalam wilayah provinsi; c. kawasan strategis provinsi dari sudut sosial dan budaya; d. kawasan strategis provinsi dari sudut pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; e. kawasan strategis provinsi dari sudut fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; atau f. kawasan strategis provinsi lainnya.

Bagian Keempat Tingkat Ketelitian Peta Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Paragraf 1 Umum Pasal 26 (1) Peta RTRW-Kab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c digambarkan pada peta dasar skala minimal 1: 50.000. (2) Peta RTRW-Kab mencakup wilayah daratan dan perairan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. kabupaten

(3) Untuk wilayah kabupaten yang memiliki wilayah pesisir dan laut perlu dilengkapi dengan data batimetri. (4) Peta RTRW-Kab disusun setelah melalui proses koordinasi dengan kabupaten/kota lain yang berbatasan langsung dan ditunjukkan dengan penggambaran wilayah kabupaten/kota lain yang berbatasan dalam koridor minimal 7 Pasal 27 Peta RTRW-Kab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c meliputi: a. Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten; b. Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten; dan c. Peta Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten.

Paragraf 2 Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Pasal 28 (1) Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf a harus menggambarkan Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional dan Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi yang ada di wilayah kabupaten.

10

(2) Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten selain menggambarkan Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional dan Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi yang ada di wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat pula: a. sistem perkotaan wilayah kabupaten; b. sistem prasarana utama berupa jaringan transportasi wilayah kabupaten; c. sistem prasarana wilayah lainnya berupa jaringan energi wilayah kabupaten, jaringan telekomunikasi wilayah kabupaten, jaringan sumberdaya air wilayah kabupaten, dan sistem prasarana lainnya. (3) Sistem perkotaan dan sistem prasarana utama digambarkan pada satu lembar peta wilayah kabupaten secara utuh. (4) Sistem prasarana wilayah lainnya digambarkan pada satu lembar peta wilayah kabupaten secara utuh dan dapat digambarkan pada peta tersendiri. Pasal 29 Sistem perkotaan wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) huruf a terdiri dari: a. pusat pelayanan kawasan (PPK); b. pusat pelayanan lingkungan (PPL); dan c. pusat kegiatan lokal promosi (PKLp).

Pasal 30 (1) Jaringan transportasi wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) huruf b terdiri dari: a. jaringan transportasi darat yang mencakup jaringan jalan, jaringan rel kereta api, dan jaringan sungai, danau dan penyeberangan; b. jaringan transportasi laut yang mencakup pelabuhan dan alur pelayaran; dan c. jaringan transportasi udara yang mencakup bandar udara dan ruang udara untuk penerbangan. (2) Sistem jaringan jalan harus digambarkan mengikuti terase jalan yang sebenarnya. Pasal 31 (1) Jaringan energi wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) huruf c terdiri dari: a. jaringan pipa minyak dan gas bumi; b. jaringan listrik; dan c. pembangkit tenaga listrik. (2) Jaringan telekomunikasi wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) huruf d terdiri dari: a. infrastruktur telekomunikasi yang berupa jaringan kabel telepon; b. infrastruktur telepon nirkabel antara lain lokasi menara telekomunikasi termasuk menara Base Transceiver Station (BTS); dan c. jaringan telekomunikasi satelit pada wilayah terpencil. (3) Jaringan sumberdaya air wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) huruf c berupa: 11

a. jaringan sumber daya air lintas negara, lintas provinsi, dan lintas kabupaten/kota yang berada pada wilayah kabupaten bersangkutan; b. wilayah sungai kabupaten; c. jaringan irigasi; d. jaringan air baku untuk air bersih; e. jaringan air bersih ke kelompok pengguna; dan f. sistem pengendalian banjir wilayah kabupaten. (4) Sistem prasarana wilayah kabupaten lainnya berupa: a. parasarana lingkungan berupa Tempat Pengolahan Sampah Sementara (TPS), Tempat Pengolahan Sampah Akhir (TPA), Sistem Pengolahan Limbah Cair, Sistem Pengolahan Limbah Padat; b. Prasarana pendidikan berupa pendidikan tinggi skala wilayah dan kabupaten, pendidikan menengah skala kabupaten; c. prasarana ekonomi skala wilayah dan kabupaten berupa pasar tradisional, pasar moderen; d. prasarana kesehatan berupa rumah sakit tipe B, rumah sakit tipe C;dan e. prasarana olah raga dan rekreasi skala wilayah dan kabupaten. Paragraf 3 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Pasal 32 (1) Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf c harus menggambarkan rencana pola ruang wilayah nasional dan wilayah provinsi yang ada di wilayah kabupaten. (2) Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten selain memuat unsur peta Pola Ruang Wilayah Nasional dan peta Pola Ruang Wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat pula: a. kawasan lindung kabupaten; dan b. kawasan budidaya kabupaten. (3) Deliniasi kawasan lindung dan kawasan budi daya yang dipetakan dalam rencana pola ruang kabupaten dirinci sesuai dengan kawasan peruntukannya. (4) Rencana pola ruang wilayah kabupaten meliputi kabupaten yang meliputi ruang darat, laut dan udara. wilayah administrasi

(5) Rencana pola ruang wilayah kabupaten dapat digambarkan dalam beberapa lembar peta yang tersusun secara beraturan mengikuti indeks peta dasar. Pasal 33 Kawasan lindung kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 huruf b terdiri dari: a. Kawasan hutan lindung; b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya; c. Kawasan perlindungan setempat; d. Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya; e. Kawasan rawan bencana alam; f. Kawasan lindung geologi; dan g. Kawasan lindung lainnya.

12

Pasal 34 Kawasan budidaya bernilai strategis kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 huruf c terdiri dari: a. kawasan peruntukan hutan produksi; b. kawasan hutan rakyat; c. kawasan peruntukan pertanian; d. kawasan peruntukan perkebunan; e. kawasan peruntukan perikanan; f. kawasan peruntukan pertambangan; g. kawasan peruntukan industri; h. kawasan peruntukan pariwisata; i. kawasan peruntukan permukiman; dan j. kawasan peruntukan lainnya. Paragraf 4 Peta Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Pasal 35 (1) Delineasi kawasan strategis harus dipetakan pada satu lembar kertas yang menggambarkan wilayah kabupaten secara utuh. (2) Pada peta kawasan strategis kabupaten harus digambarkan delineasi kawasan strategis nasional dan delineasi kawasan strategis provinsi yang berada di dalam wilayah kabupaten bersangkutan. Pasal 36 Peta Kawasan Strategis Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 huruf d memuat: a. kawasan strategis kabupaten dari sudut pertumbuhan ekonomi; b. kawasan strategis kabupaten dari sudut sosial dan budaya; c. kawasan strategis kabupaten dari sudut pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; d. kawasan strategis kabupaten dari sudut fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; dan e. kawasan andalan kabupaten.

Bagian Kelima Tingkat Ketelitian Peta Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Paragraf 1 Umum Pasal 37 (1) Peta RTRW-Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d digambarkan pada peta dasar dengan skala minimal 1: 25.000. (2) Peta RTRW-Kota mencakup wilayah daratan dan perairan dengan batasan 4 (empat) mil laut diukur dari garis pantai di wilayah kota atau sampai batas negara yang disepakati secara internasional apabila kota terkait berbatasan laut dengan negara lain.

13

(3) Untuk wilayah kota yang memiliki wilayah pesisir dan laut perlu dilengkapi dengan data batimetri. (4) Peta RTRW-Kota disusun setelah melalui proses koordinasi dengan kabupaten/kota lain yang berbatasan langsung dan ditunjukkan dengan penggambaran wilayah kabupaten/kota lain yang berbatasan dalam koridor minimal 2 kilometer sepanjang garis perbatasan. Pasal 38 Peta RTRW-Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d meliputi: a. Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota; b. Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kota; dan c. Peta Penetapan Kawasan Strategis Kota.

Paragraf 2 Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota Pasal 39 (1) Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf a menggambarkan Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional dan Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi yang ada di wilayah kota. (2) Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota selain memuat yang ada pada peta Struktur Ruang Wilayah Nasional dan peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat pula: a. pusat pelayanan wilayah kota; b. sistem prasarana utama berupa jaringan transportasi wilayah kota; c. sistem prasarana wilayah lainnya berupa jaringan energi wilayah kota, jaringan telekomunikasi wilayah kota, jaringan sumberdaya air wilayah kota, infrastruktur perkotaan dan sistem prasarana lainnya. Pasal 40 (1) Pusat pelayanan di wilayah kota merupakan pusat pelayanan sosial, ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat yang melayani wilayah kota dan regional, yang meliputi: a. pusat kota; b. sub-pusat kota; dan c. pusat lingkungan. (2) Sistem pusat-pusat pelayanan dan sistem prasarana utama harus digambarkan pada satu cakupan peta wilayah kota secara utuh. (3) Rencana struktur ruang wilayah kota harus menggambarkan jaringan jalan yang berada dalam wilayah kota yang menjadi kewenangan kota dan jalan primer yang melalui kota tersebut. (4) Sistem prasarana wilayah lainnya digambarkan pada satu lembar peta wilayah kota secara utuh dan dapat digambarkan pada peta tersendiri. (5) Sistem jaringan prasarana jalan harus digambarkan mengikuti terase jalan yang sebenarnya. 14

Pasal 41 Jaringan transportasi wilayah kota dalam Pasal 39 ayat (2) huruf b terdiri dari: a. jaringan transportasi darat yang mencakup jaringan jalan, jaringan rel kereta api, dan jaringan sungai, danau dan penyeberangan; b. jaringan transportasi laut wilayah kota yang mencakup pelabuhan dan alur pelayaran; dan c. jaringan transportasi udara wilayah kota yang mencakup bandar udara dan ruang udara untuk penerbangan. Pasal 42 (1) Jaringan energi wilayah kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2) huruf c terdiri dari: a. jaringan pipa minyak dan gas bumi dalam wilayah kota; b. jaringan listrik wilayah kota; dan c. pembangkit tenaga listrik. (2) Jaringan telekomunikasi wilayah kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2) huruf c terdiri dari: a. jaringan telepon fixed line dan lokasi pusat automatisasi sambungan telepon; dan b. Infrastruktur telepon nirkabel berupa lokasi menara telekomunikasi termasuk menara Base Transceiver Station (BTS).

(3) Jaringan sumberdaya air wilayah kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2) huruf c terdiri dari: a. sistem jaringan sumber daya air lintas negara, lintas provinsi, dan lintas kabupaten/kota yang berada pada wilayah kota bersangkutan; b. wilayah sungai di wilayah kota, termasuk waduk, situ, dan embung pada wilayah kota; c. sistem jaringan irigasi yang berfungsi mendukung kegiatan pertanian di wilayah kota; d. sistem jaringan air baku untuk air bersih; dan e. sistem pengendalian banjir di wilayah kota. (4) Infrastruktur perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2) huruf c meliputi: a. prasarana penyediaan air minum kota; b. pengelolaan air limbah; c. sistem persampahan; d. sistem drainase kota; e. penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki; dan f. jalur evakuasi bencana. Paragraf 3 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Pasal 43 (1) Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf c harus menggambarkan rencana pola ruang wilayah nasional dan wilayah provinsi yang ada di wilayah kabupaten. 15

(2) Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kota selain memuat unsur peta Pola Ruang Wilayah Nasional dan peta Pola Ruang Wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat pula: a. kawasan lindung kota; dan b. kawasan budidaya bernilai strategis kota. (3) Rencana pola ruang wilayah kota dapat digambarkan dalam beberapa lembar peta yang tersusun secara beraturan mengikuti indeks peta dasar nasional atau mengikuti ketentuan Badan. Pasal 44 Kawasan lindung kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 huruf d dapat berupa: a. hutan lindung; b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya; c. kawasan perlindungan setempat; d. ruang terbuka hijau (RTH) kota, yang antara lain meliputi taman Rukun Tetangga, taman Rukun Warga, taman kota dan taman permakaman; e. kawasan suaka alam dan cagar budaya; f. kawasan rawan bencana alam; dan g. kawasan lindung lainnya. Pasal 45 Kawasan budidaya kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 huruf e terdiri dari: a. kawasan perumahan; b. kawasan perdagangan dan jasa; c. kawasan perkantoran; d. kawasan industri; e. kawasan pariwisata; f. kawasan ruang terbuka non hijau; g. kawasan ruang evakuasi bencana; h. kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal; dan i. kawasan peruntukan lainnya.

Paragraf 4 Peta Sebaran Kawasan Strategis Kota Pasal 46 (1) Delineasi kawasan strategis harus dipetakan pada satu lembar kertas yang menggambarkan wilayah kota secara utuh. (2) Pada peta kawasan strategis kota harus digambarkan delineasi kawasan strategis nasional dan delineasi kawasan strategis provinsi yang berada di dalam wilayah kota bersangkutan. Pasal 47 Peta Sebaran Kawasan Strategis Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 huruf e memuat: a. unsur kawasan strategis kota dari sudut pertumbuhan ekonomi; 16

b. unsur kawasan strategis kota dari sudut sosial dan budaya; c. unsur kawasan strategis kota dari sudut pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; d. unsur kawasan strategis kota dari sudut fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; dan e. kawasan andalan kota. Bagian Keenam Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan Pasal 48 (1) Peta RTR-P/K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a digambarkan pada peta dasar skala minimal 1: 500.000. (2) Peta RTR-P/K mencakup wilayah daratan dan perairan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. Pasal 49 Peta RTR-P/K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a meliputi: a. peta Rencana Struktur Ruang Pulau/Kepulauan; b. peta Rencana Pola Ruang Pulau/Kepulauan; dan c. peta Sebaran Kawasan Strategis Pulau/Kepulauan. Pasal 50 Unsur-unsur Peta RTRWN sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kedua berlaku mutatis mutandis untuk Peta RTR-P/K.

Bagian Ketujuh Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Pasal 51 (1) Peta RTR-KSN merupakan penjabaran dari Peta Sebaran Kawasan Strategis Nasional dalam RTRWN. (2) Peta RTR-KSN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b digambarkan pada peta dasar dengan skala yang sesuai dengan bentang objek dan/atau kebutuhan kedetilannya. (3) Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dikonsultasikan kepada Badan. Pasal 52 Peta RTR-KSN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b memuat: a. kawasan strategis dari sudut pertahanan dan keamanan; b. kawasan strategis nasional dari sudut pertumbuhan ekonomi; c. kawasan strategis nasional dari sudut sosial dan budaya; d. kawasan strategis nasional dari sudut pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; dan/atau e. kawasan strategis nasional dari sudut fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. 17

Bagian Kedelapan Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Pasal 53 (1) Peta RTR-KSProv merupakan penjabaran dari Peta Sebaran Kawasan Strategis Provinsi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi. (2) Peta RTR-KSProv sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c digambarkan pada peta dasar dengan skala yang sesuai dengan bentang objek dan/atau kebutuhan kedetilannya. (3) Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dikonsultasikan kepada Badan.

Pasal 54 Peta RTR-KSProv sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c memuat a. kawasan strategis provinsi dari sudut pertumbuhan ekonomi; b. kawasan strategis provinsi dari sudut sosial dan budaya; c. kawasan strategis provinsi dari sudut pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; dan d. kawasan strategis provinsi dari sudut fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

Bagian Kesembilan Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Pasal 55 Rencana tata ruang kawasan perkotaan dapat berupa: a. kawasan perkotaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten; atau b. kawasan yang secara fungsional berciri perkotaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah kabupaten/kota pada satu atau lebih wilayah provinsi. Pasal 56 (1) Peta RTR-Perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 huruf a merupakan rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten. (2) Peta RTR-Perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan pada peta dasar atau wilayah dengan skala minimal 1:10.000. (3) Unsur-unsur Peta RTRW-Kota sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kelima berlaku mutatis mutandis untuk Peta RTR-Perkotaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten. Pasal 57 (1) Peta RTR-Perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 huruf b merupakan alat koordinasi antar wilayah kabupaten/kota.

18

(2) Peta RTR-Perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan pada peta dasar atau wilayah dengan skala minimal 1: 50.000. (3) Unsur-unsur Peta RTRW-Kab sebagaimana dimaksud dalam Bagian Keempat berlaku mutatis mutandis untuk Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan. (4) Sistem Pusat Kegiatan pada Peta RTR-Perkotaan harus menunjukkan dengan jelas kota inti dan kota satelit. Bagian Kesepuluh Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Perdesaan Pasal 58 Rencana tata ruang kawasan perdesaan dapat berupa: a. kawasan perdesaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten; atau b. kawasan yang secara fungsional berciri perdesaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah kabupaten pada satu atau lebih wilayah provinsi. Pasal 59 (1) Peta RTR-Perdesaan sebagaimana dimaksud dalam merupakan rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten. Pasal 58 huruf a

(2) Peta RTR-Perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan pada peta dasar dengan skala minimal 1:10.000. (3) Unsur-unsur Peta RTRW-Kota sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kelima berlaku mutatis mutandis untuk Peta RTR-Perdesaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten. Pasal 60 (1) Peta RTR-Perdesaan sebagaimana dimaksud dalam merupakan alat koordinasi antar wilayah kabupaten. Pasal 58 huruf b

(2) Peta RTR-Perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan pada peta dasar dengan skala minimal 1: 50.000. (3) Unsur-unsur Peta RTRW-Kab sebagaimana dimaksud dalam Bagian Keempat berlaku mutatis mutandis untuk Peta RTR-Perdesaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah kabupaten pada satu atau lebih wilayah provinsi.

Bagian Kesebelas Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten Pasal 61 (1) Peta RTR-KSKab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf f merupakan penjabaran dari Peta Sebaran Kawasan Strategis Kabupaten dalam RTRW-Kab. (2) Peta RTR-KSKab digambarkan pada peta dasar dengan skala yang sesuai dengan bentang objek atau kawasan dan/atau tingkat kepentingan objek atau kawasan yang digambarkan.

19

(3) Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dikonsultasikan kepada Badan. Pasal 62 Peta RTR-KSKab memuat unsur-unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dengan tingkat kedetilan geometri sesuai dengan skala yang ditetapkan.

Bagian Keduabelas Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kota Pasal 63 (1) Peta RTR-KSKota Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf g merupakan penjabaran dari Peta Sebaran Kawasan Strategis Kota dalam RTRW-Kota. (2) Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis digambarkan pada peta dasar dengan skala yang sesuai dengan bentang objek atau kawasan dan/atau tingkat kepentingan objek atau kawasan yang digambarkan. (3) Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dikonsultasikan kepada Badan. Pasal 64 Peta RTR-KSKota memuat unsur-unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 dengan tingkat kedetilan geometri sesuai dengan skala yang ditetapkan. Bagian Ketigabelas Tingkat Ketelitian Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten Pasal 65 (1) Peta Rencana Detil Tata Ruang Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf h mencakup kawasan diluar RTR-KSKab sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kesebelas. (2) Peta Rencana Detil Tata Ruang Kabupaten digambarkan pada peta dasar dengan skala yang sesuai dengan bentang objek atau kawasan dan/atau tingkat kepentingan objek atau kawasan yang digambarkan. (3) Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dikonsultasikan kepada Badan. Pasal 66 Unsur-unsur Peta RDTR-Kab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf h, simbolisasi dan/atau notasi, kode unsur digital, dan penggambarannya secara kartografis diatur dengan Peraturan Menteri. Bagian Keempatbelas Tingkat Ketelitian Peta Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Kota

20

Pasal 67 (1) Peta Rencana Detil Tata Ruang Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf i mencakup kawasan diluar RTR-KSKota sebagaimana dimaksud dalam Bagian Keduabelas. (2) Peta Rencana Detil Tata Ruang Kota digambarkan pada peta dasar dengan skala yang sesuai dengan bentang objek atau kawasan dan/atau tingkat kepentingan objek atau kawasan yang digambarkan. (3) Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dikonsultasikan kepada Badan. Pasal 68 Unsur-unsur Peta RDTR-Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf i, simbolisasi dan/atau notasi, kode unsur digital, dan penggambarannya secara kartografis diatur dengan Peraturan Menteri yang membidangi tata ruang nasional.

Pasal 69 (1) Unsur-unsur peta RTRWN sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kedua, peta RTRW-Prov sebagaimana dimaksud dalam Bagian Ketiga, peta RTRW-Kab sebagaimana dimaksud dalam Bagian Keempat, peta RTRW-Kota sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kelima, peta RTRP/K sebagaimana dimaksud dalam Bagian Keenam, peta RTR-KSN sebagaimana dimaksud dalam Bagian Ketujuh, peta RTR-KSProv sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kedelapan, peta RTR-Perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kesembilan, peta RTRPerdesaan sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kesepuluh, peta RTR-KSKab sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kesebelas, dan peta RTR-KSKota sebagaimana dimaksud dalam Bagian Keduabelas digambarkan dengan kode, simbol dan atau notasi pada Lampiran I Peraturan Pemerintah ini. (2) Dalam hal unsur-unsur peta tidak terdapat pada Lampiran I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) penyelenggara penataan ruang harus berkonsultasi dengan instansi terkait.

BAB IV KETELITIAN PETA MASUKAN Bagian Pertama Umum Pasal 70 (1) Peta masukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b merupakan data atau peta yang digunakan untuk proses perencanaan tata ruang dengan metode proses tertentu. (2) Peta masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a. peta dasar; dan b. peta tematik. 21

Pasal 71 (1) Peta masukan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 3 huruf b, harus memiliki ketelitian peta yang pasti sesuai karakteristiknya. (2) Tingkat ketelitian geometri peta masukan meliputi: a. sistem referensi geometri minimal yang harus dimiliki; dan b. skala peta minimal, akurasi pengukuran minimal, dan kerincian data minimal yang digunakan untuk merekonstruksi informasi di muka bumi dengan benar.

Bagian Kedua Tingkat Ketelitian Peta Dasar Pasal 72 Peta dasar yang digunakan untuk perencanaan tata ruang harus memenuhi kriteria: a. memiliki skala sekurang-kurangnya sama atau lebih besar dari peta rencana tata ruang yang akan dibuat; dan b. memiliki unsur-unsur: perairan, hipsograf, permukiman, jaringan transportasi, batas administrasi, dan nama-nama rupabumi sesuai dengan kenampakan rupabumi di tempat tersebut. Pasal 73 Peta dasar untuk penyusunan peta rencana tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (2) huruf a menggunakan skala minimal: a. 1: 1.000.000; b. 1: 500.000; c. 1: 250.000; d. 1: 50.000; e. 1: 25.000; f. 1: 10.000; atau g. 1: 5.000. Pasal 74 Peta dasar dengan skala 1:1.000.000 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf a memuat unsur-unsur: a. perairan berupa laut beserta unsur-unsur di perairan pantainya, garis pantai, sungai, danau, waduk atau bendungan yang digambarkan dengan skala untuk lebar minimal 100 meter; b. permukiman berupa kota; c. jaringan transportasi berupa jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalur kereta api, bandar udara, pelabuhan; d. batas administrasi berupa batas negara, batas provinsi, batas kabupaten/kota; dan/atau e. nama rupabumi/toponim. Pasal 75 Peta dasar dengan skala 1: 500.000 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf b memuat unsur-unsur: 22

a. perairan berupa laut beserta unsur-unsur di perairan pantainya, garis pantai, sungai, danau, waduk atau bendungan yang digambarkan dengan skala untuk lebar minimal 50 meter; b. permukiman berupa kota; c. jaringan transportasi berupa jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalur kereta api, bandar udara, pelabuhan; d. batas administrasi berupa batas negara, batas provinsi, batas kabupaten/kota; dan/atau e. nama rupabumi/toponim. Pasal 76 Peta dasar dengan skala 1: 250.000 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf c memuat unsur-unsur: a. perairan berupa laut beserta unsur-unsur di perairan pantainya, garis pantai, sungai, danau, waduk atau bendungan yang digambarkan dengan skala untuk lebar minimal 25 meter; b. permukiman; c. jaringan transportasi berupa jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalur kereta api, bandar udara, pelabuhan; d. batas administrasi berupa batas negara, batas provinsi, batas kabupaten/kota; e. garis kontur dengan selang kontur yang mempunyai kelipatan 100 meter dan titik ketinggian; dan/atau f. nama rupabumi/toponim. Pasal 77 Peta dasar dengan skala 1: 50.000 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf e memuat unsur-unsur: a. perairan berupa laut beserta unsur-unsur di perairan pantainya, garis pantai, sungai, danau, waduk atau bendungan yang digambarkan dengan skala untuk lebar minimal 5 meter; b. permukiman; c. jaringan transportasi berupa jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalur kereta api, bandar udara dan pelabuhan; d. batas administrasi berupa batas negara, batas provinsi, batas kabupaten/kota, batas kecamatan/distrik; e. garis kontur dengan selang kontur yang mempunyai kelipatan 25 meter dan titik ketinggian; dan/atau f. nama rupabumi/toponim. Pasal 78 Peta dasar dengan skala 1: 25.000 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf f memuat unsur-unsur: a. perairan berupa laut beserta unsur-unsur di perairan pantainya, garis pantai, sungai, danau, waduk atau bendungan yang digambarkan dengan skala untuk lebar minimal 2,5 meter; b. permukiman; c. jaringan transportasi berupa jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalur kereta api, bandar udara dan pelabuhan; d. batas administrasi berupa batas negara, batas provinsi, batas kabupaten/kota, batas kecamatan/distrik; e. garis kontur dengan selang kontur yang mempunyai kelipatan 12,5 meter dan titik ketinggian; dan/atau f. nama rupabumi/toponim. 23

Pasal 79 Peta dasar dengan skala 1:10.000 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf g memuat unsur-unsur: a. perairan berupa laut beserta unsur-unsur di perairan pantainya, garis pantai, sungai, terusan, saluran air, danau, waduk atau bendungan yang digambarkan dengan skala untuk lebar minimal 1 meter; b. permukiman; c. jaringan transportasi berupa jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, jalan lain, jalan setapak, jalur kereta api, bandar udara dan pelabuhan; d. batas administrasi berupa batas negara, batas provinsi, batas kabupaten/kota, batas kecamatan/distrik, batas desa/kelurahan; e. garis kontur dengan selang kontur yang mempunyai kelipatan 5 meter dan titik ketinggian; dan/atau f. nama rupabumi/toponim. Pasal 80 Peta dasar dengan skala 1: 5.000 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf h memuat unsur-unsur: a. perairan berupa laut beserta unsur-unsur di perairan pantainya, garis pantai, sungai, terusan, saluran air, danau, waduk atau bendungan yang digambarkan dengan skala untuk lebar minimal 0,5 meter; b. permukiman; c. jaringan transportasi berupa jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, jalan lain, jalan setapak, jalur kereta api, bandar udara dan pelabuhan; d. batas administrasi berupa batas negara, batas provinsi, batas kabupaten/kota, batas kecamatan/distrik, batas desa/kelurahan; e. garis kontur dengan selang kontur yang mempunyai kelipatan 2,5 meter dan titik ketinggian; dan/atau f. nama rupabumi/toponim. Pasal 81 Dalam hal peta dasar yang menjadi sumber tidak tersedia atau belum dimutakhirkan, penyelenggara penataan ruang dapat menggunakan sumber data spasial lain setelah mendapat persetujuan tertulis dari Badan. Pasal 82 Unsur-unsur peta dasar sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kedua peraturan ini digambarkan dengan kode, simbol dan atau notasi seperti pada Lampiran II Peraturan Pemerintah ini.

Bagian Kedua Tingkat Ketelitian Peta Tematik

Pasal 83 (1) Peta tematik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (2) huruf b merupakan peta masukan yang digunakan untuk menyusun rencana tata ruang. 24

(2) Peta tematik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) minimal meliputi: a. peta administrasi; b. peta kependudukan; c. peta ekonomi dan keuangan; d. peta fisik; e. peta ketersediaan prasarana dan sarana dasar; f. peta rawan bencana; dan g. peta potensi wilayah. (3) Peta tematik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tingkat ketelitian dan penggambarannya secara kartografis mengikuti kaidah-kaidah, kriteria, klasifikasi dan spesifikasi yang telah ditentukan oleh instansi terkait.

Pasal 84 (1) Peta tematik keseragaman. untuk penyusunan rencana tata ruang harus memiliki

(2) Keseragaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi keseragaman: a. datum dan proyeksi; b. skala; c. unit pemetaan; dan d. tingkat klasifikasi. Pasal 85 Datum dan proyeksi peta tematik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (2) huruf a harus mengikuti ketentuan yang ditetapkan untuk tingkat ketelitian peta dasar.

Pasal 86 (1) Skala peta tematik untuk penyusunan tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (2) huruf b harus sama atau lebih besar dari skala peta dasar yang digunakan untuk penyusunan tata ruang. (2) Dalam hal skala peta tematik untuk penyusunan tata ruang lebih kecil dari skala peta dasarnya, instansi pemerintah penyelenggara penataan ruang harus berkonsultasi dengan Badan. Pasal 87 (1) Unit pemetaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (2) huruf c merupakan pembagian ruang terkecil atau hierarki terkecil dalam suatu peta tematik yang digunakan untuk menampilkan informasi tematik dalam penyusunan tata ruang. (2) Unit pemetaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan hirarki rencana tata ruang dan/atau skala peta rencana tata ruang. (3) Unit pemetaan peta tematik untuk penyusunan rencana tata ruang disusun berdasarkan ketentuan pada Lampiran III Peraturan Pemerintah ini.

25

(4) Dalam hal unit pemetaan peta tematik untuk penyusunan rencana tata ruang tidak dapat memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), penyelenggara penataan ruang harus berkonsultasi dengan Badan.

Pasal 88 (1) Tingkat klasifikasi peta tematik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (2) huruf d merupakan cara pengelompokan tingkatan suatu tema secara kualitatif maupun kuantitatif. (2) Tingkat klasifikasi peta tematik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan hierarki rencana tata ruang dan/atau skala peta rencana tata ruang. (3) Tingkat klasifikasi peta tematik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan ketentuan pada Lampiran III Peraturan Pemerintah ini. (4) Dalam hal tingkat klasifikasi peta tematik untuk penyusunan rencana tata ruang tidak dapat memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), penyelenggara penataan ruang harus berkonsultasi dengan Badan. BAB V METODE PROSES SPASIAL Pasal 89 (1) Metode proses spasial sebagaimana dimaksud dalam (2) Pasal 4 huruf c merupakan cara mengolah peta atau data masukan menjadi peta luaran. (3) Metode proses spasial sebagaimana penyamaan: a. sistem referensi geometri; b. sistem generalisasi; c. sistem kodefikasi digital; d. sistem indeks peta luaran; dan e. sistem penyajian kartografis cetak. dimaksud pada ayat (1) meliputi

Pasal 90 (1) Sistem referensi geometri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 ayat (2) huruf a yang digunakan untuk peta masukan dan peta luaran harus menggunakan: a. sistem referensi menurut ketentuan Datum Geodesi Nasional 1995; b. sistem proyeksi Transverse Mercator (TM); dan c. sistem grid Universal Transverse Mercator (UTM). (2) Dalam hal suatu wilayah dalam sistem UTM terletak pada dua zona UTM yang berdampingan, seluruh koordinat terlebih dahulu ditransformasikan kedalam sistem koordinat geografis dan zona UTM yang dominan digunakan sebagai sistem proyeksi. (3) Dalam hal suatu wilayah dalam sistem UTM terletak pada lebih dari dua zona UTM, seluruh koordinat ditransformasikan kedalam sistem koordinat geografis.

26

(4) Dalam hal peta masukan belum memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus dilakukan transformasi. (5) Peta masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat berupa: a. gambar peta cetakan hasil pemindaian secara digital; b. gambar peta cetakan hasil penggandaan secara optis; atau c. peta yang sudah berbentuk basis data geospasial, tetapi mempunyai datum, proyeksi, atau grid yang berbeda dengan sistem nasional yang terpadu. (6) Transformasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a dan huruf b dengan rumusan yang minimal memenuhi syarat: a. menggunakan rumusan yang memenuhi sayarat; dan b. sisa kesalahan atau residu maksimal yang diperbolehkan adalah 2 mm pada skala peta.

Pasal 91 Untuk keperluan pengelolaan data tata ruang secara nasional, seluruh peta luaran ditransformasikan kedalam sistem koordinat geografis. Pasal 92 Generalisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 ayat (2) huruf c adalah kegiatan a. pemilihan; b. penyederhanaan; c. kombinasi dan penggabungan; dan d. pembesaran. Pasal 93 (1) Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 huruf a merupakan proses pemilihan objek elemen dengan mempertahankan ciri dan karakter aslinya. (2) Penyederhanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 huruf b merupakan kegiatan menghilangkan sebagian bentuk ketidakaturan akibat proses pengecilan skala, tetapi tetap mempertahankan karakter dari garis itu sendiri. (3) Kombinasi dan penggabungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 huruf c merupakan kegiatan penggabungan objek-objek dalam suatu peta ke dalam unsur dominan. (4) Pembesaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 huruf d merupakan kegiatan menampilkan suatu objek di peta yang tidak dapat ditampilkan sesuai ukuran sebenarnya tetapi perlu dilakukan perbesaran ataupun simbolisasi sesuai spesifikasi yang ditetapkan. (5) Ketentuan teknis lebih lanjut tentang generalisasi diatur dengan Peraturan Kepala Badan. Pasal 94 Sistem kodefikasi digital sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 ayat (2) huruf d meliputi: a. kodefikasi unsur tata ruang; 27

b. deskripsi unsur tata ruang; dan c. simbolisasi unsur tata ruang.

Pasal 95 Kodefikasi unsur tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 untuk kepentingan pembangunan basisdata spasial harus disusun secara unik dan sistematik.

Pasal 96 (1) Simbolisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 huruf b harus dibuat dalam suatu rangkaian simbol, warna, arsiran ataupun notasi. (2) Simbolisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menggunakan model acuan yang akan menjamin keseragaman visualisasi. (3) Daftar kode unsur baku dalam kodefikasi data dan template visualisasi untuk semua jenis peta dan skala ditetapkan dan disediakan oleh Badan. (4) Untuk simbolisasi dalam peta cetak, semua peta harus dilengkapi dengan legenda dan indeks lokasi yang mengacu kepada indeks lokasi peta dasar pada skala yang sesuai.

Pasal 97 (1) Sistem indeks peta luaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 ayat (2) huruf d sesuai dengan kode wilayah administrasi yang ditetapkan oleh Instansi Pemerintah yang diberi tugas di bidang pemerintahan dalam negeri. (2) Dalam hal suatu wilayah harus digambarkan menjadi beberapa lembar peta luaran, maka pembagian lembar dan penomoran peta luaran harus disesuaikan dengan sistem indeks peta dasar nasional yang ditetapkan oleh Badan. (3) Sistem indeks peta luaran merupakan penggabungan kode wilayah administrasi dan sistem indeks peta dasar nasional, yang disusun dengan urutan kode wilayah administrasi, indeks peta dasar, dan nama jenis peta luaran.

Pasal 98 (1) Sistem penyajian kartografis cetak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 ayat (2) huruf e meliputi: a. pencetakan berupa mesin cetak, tinta cetak dan kertas cetak; dan b. penggunaan lembar khusus. (2) Ketentuan tata cara sistem penyajian kartografis cetak diatur dengan Peraturan Kepala Badan.

28

BAB VI PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL Pasal 99 (1) Pengelolaan data geospasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d disusun dalam sistem pengelolaan geodatabase sejak dari peta masukan, pemprosesan hingga peta luaran. (2) Pengelolaan data geospasial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. penyimpanan; b. pengamanan; dan c. aksesibilitas. (3) Spesifikasi teknis mengenai sistem pengelolaan geodatabase sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan Peraturan Kepala Badan. Pasal 100 (1) Penyimpanan data geospasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99 ayat (2) huruf a dilakukan dalam bentuk digital dan cetakan. (2) Penyimpanan data geospasial dalam bentuk digital menggunakan teknologi geodatabase yang dilengkapi dengan metadata. (3) Penyimpanan data geospasial dalam bentuk cetakan disusun dalam suatu album peta minimal dalam ukuran A3. (4) Album peta sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri dari: a. Peta rencana tata ruang; dan b. Peta tematik. Pasal 101 (1) Pengamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99 ayat (2) huruf b dilakukan untuk menjamin agar data geospasial: a. tetap dapat digunakan; b. tidak dapat diubah atau dipalsukan; c. tidak rusak oleh keadaan. (2) Setiap orang dilarang mengubah isi data geospasial yang telah ditetapkan tanpa sepengetahuan dan seizin penyelenggara penataan ruang. (3) Penyelenggara penataan ruang harus menyerahkan duplikat data digital ke Badan untuk tujuan: a. pengamanan; b. pengintegrasian secara nasional; dan c. alat bukti pada saat ada sengketa penataan ruang. Pasal 102 (1) Aksesibilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99 ayat (2) huruf c harus disediakan oleh penyelenggara penataan ruang. (2) Penyelenggara penataan ruang harus membuka akses peta luaran dan peta masukan kepada masyarakat. 29

(3) Penyelenggara penataan ruang harus menyediakan fasilitas sehingga peta luaran dalam format digital yang tidak untuk diproses lanjut dapat diperoleh secara cepat, mudah dan cuma-cuma melalui media elektronik. (4) Peta luaran format digital yang memungkinkan diproses lanjut dapat diperoleh dengan prosedur sesuai peraturan perundang-undangan. (5) Peta luaran dalam format cetakan dapat diperoleh dengan prosedur sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

BAB VII PENGADAAN DAN PEMBINAAN TEKNIS Pasal 103 (1) Pengadaan peta dasar diselenggarakan oleh Instansi yang berwenang di bidang survei dan pemetaan. (2) Pengadaan peta tematik sektoral mengadakan peta tematik sektoral. diselenggarakan oleh instansi yang

(3) Pengadaan peta rencana tata ruang di provinsi diselenggarakan oleh pemerintah provinsi terkait.

dan

kabupaten/kota

(4) Pengadaan peta rencana tata ruang di kabupaten/kota diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten/kota terkait. Pasal 104 (1) Sebelum diajukan untuk mendapatkan persetujuan substansi, Peta Rencana Tata Ruang harus mendapatkan persetujuan teknis perpetaan dari Badan. (2) Yang dimaksud teknis perpetaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup: a. sistem referensi geometri yang dipakai; b. skala, akurasi, atau kerincian basis data; c. format penyimpanan secara digital termasuk kode unsur; d. penyajian kartografis mencakup simbol, warna, arsiran dan notasi; dan e. kelengkapan peta. Pasal 105 (1) Pembinaan teknis perpetaan untuk memelihara kualitas peta wilayah dan peta rencana tata ruang wilayah diselenggarakan oleh Badan. (2) Pembinaan teknis untuk memelihara kualitas peta tematik sektoral diselenggarakan oleh instansi yang mengadakan peta tematik sektoral.

(3) Provinsi sebagai wakil pemerintah pusat di daerah melakukan pembinaan kepada kabupaten/kota dalam lingkup wilayah provinsinya untuk menyelaraskan substansi peta-peta rencana tata ruangnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 30

(4) Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional melakukan penyelarasan substansi peta-peta rencana tata ruang antar provinsi.

Pasal 106 Pembinaan teknis dilakukan melalui: a. Pengembangan keterpaduan dengan sistem jaringan data spasial nasional dalam penataan ruang wilayah. b. Pembinaan sumber daya manusia dengan sosialisasi, pendidikan dan latihan atau bimbingan teknis.

BAB VIII PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 107 (1) Masyarakat berhak mengetahui peta tematik melalui katalog peta tematik yang disusun oleh instansi yang mengadakan peta tematik. (2) Masyarakat berhak mengetahui peta-peta rencana tata ruang. (3) Penyelenggara harus menyajikan dan memberikan akses atas peta-peta itu ke masyarakat dalam media yang semudah-mudahnya dan semurah-murahnya dengan memanfaatkan teknologi informasi khususnya internet.

BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 108 Pada saat mulai berlakunya Peraturan Pemerintah ini, maka data geospasial yang telah ada harus disesuaikan dengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini, selambat-lambatnya dalam lima tahun setelah berlakunya Peraturan Pemerintah ini.

BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 109 Pada saat berlakunya peraturan pemerintah ini, maka Peraturan pemerintah nomor 10 tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk Rencana Tata Ruang Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3934) dinyatakan tidak berlaku.

31

Pasal 110 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Disahkan di : Jakarta Pada tanggal : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Diundangkan di : Jakarta Pada tanggal : MENTERI/SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN . NOMOR

32

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR .. TAHUN 2010 TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG

I. PENJELASAN UMUM Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menegaskan bahwa tingkat ketelitian peta rencana tata ruang diatur dengan peraturan pemerintah. Rencana tata ruang dilaksanakan melalui proses perencanaan tata ruang yang menghasilkan antara lain peta rencana tata ruang, pemanfaatan ruang berdasarkan hasil perencanaan tata ruang yang telah ditetapkan, dan pengendalian pemanfaatan ruang agar pemanfaatan ruang sesuai dengan peta rencana tata ruang. Dengan kata lain, kualitas pemanfaatan ruang ditentukan antara lain oleh tingkat ketelitian rencana tata ruang yang bentuknya digambarkan dalam peta rencana tata ruang yang disusun berdasarkan suatu sistem perpetaan yang disajikan berdasarkan pada unsur-unsur serta simbol dan atau notasinya yang dibakukan secara nasional. Proses penyusunan peta rencana tata ruang diawali dengan ketersediaan peta dasar, oleh karena itu setiap jenis peta harus memiliki ketelitian peta yang pasti sesuai karakteristiknya. Peta dasar dengan segala karakteristik ketelitiannya, menjadi dasar bagi pembuatan peta rencana tata ruang wilayah. Selanjutnya peta rencana tata ruang itu digunakan sebagai media penggambaran peta-peta tematik. Peta-peta tematik menjadi bahan analisis dan proses sntesis penuangan rencana tata ruang wilayah dalam bentuk peta bagi penyusunan rencana tata ruang. Oleh karena ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara yang terbagi dalam wilayah daerah propinsi, wilayah daerah kota/kabupaten, maka masing-masing rencana tata ruang wilayah tersebut secara berurutan digambarkan dalam peta wilayah negara Indonesia, peta wilayah daerah propinsi, peta wilayah daerah kabupaten, dan peta wilayah daerah kota. Peta wilayah tersebut di atas diturunkan dari peta dasar sedemikian rupa sehingga hanya memuat unsur-unsur rupa bumi yang diperlukan dari peta dasar, dengan maksud agar peta wilayah tersebut tetap memiliki karakteristik ketelitian georeferensinya. Penggambaran rencana tata ruang wilayah pada peta wilayah tersebut berwujud peta rencana tata ruang wilayah. Sesuai dengan ruang lingkup pengaturannya, Peraturan Pemerintah ini hanya mengatur tentang ketelitian peta rencana tata ruang dan turunannya. Peta rencana tata ruang wilayah nasional ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah, sedangkan rencana tata ruang wilayah daerah propinsi, rencana tata ruang wilayah daerah kabupaten, serta rencana tata ruang wilayah daerah kota ditetapkan dengan peraturan daerah masing-masing. Oleh karena rencana tata ruang wilayah tersebut berkekuatan hukum, maka peta rencana tata ruang wilayah sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan rencana tata ruang wilayah harus mengandung tingkat ketelitian yang sesuai dengan skala penggambarannya.

33

Alokasi pemanfaatan ruang untuk kawasan lindung, kawasan budi daya, kawasan perkotaan, kawasan perdesaan dan kawasan tertentu dalam rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang wilayah propinsi, rencana tata ruang wilayah kabupaten, dan rencana tata ruang wilayah kota, serta rencana tata ruang kawasan, digambarkan dengan unsur alam seperti garis pantai, sungai, danau, dan unsur buatan seperti jalan, pelabuhan, bandar udara, permukiman, serta unsurunsur kawasan lindung dan kawasan budi daya dengan batas wilayah administrasi dan nama kota, nama sungai, dan nama laut. Penggambaran unsur-unsur tersebut disesuaikan dengan keadaan di muka bumi dan pemanfaatan ruang yang direncanakan. Oleh karena dalam perencanaan tata ruang diperlukan data dan informasi tentang tema-tema tertentu yang berkaitan dengan sumber daya alam dan sumber daya buatan, maka Peraturan Pemerintah ini erat kaitannya dengan peraturan perundang-undangan lain yang memuat ketentuan yang mengandung segi-segi penataan ruang. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Yang dimaksud dengan sistem adalah kumpulan substansi/bahan dan proses analisis untuk rencana tata ruang. Yang dimaksud dengan akurat adalah data dan informasi peta tata ruang yang cermat, tepat, benar, dan berkualitas. Pasal 3 Huruf a Yang dimaksud dengan peta luaran adalah peta-peta hasil rencana tata ruang. Huruf b Yang dimaksud dengan peta masukan adalah peta-peta dan/atau data yang dijadikan sebagai input untuk rencana tata ruang. Huruf c Yang dimaksud dengan metode proses spasial adalah standar algoritma proses spasial atau keruangan dalam perencanaan untuk menghasilkan rekomendasi yang teliti yang akan dituangkan dalam rencana tata ruang. Huruf d Yang dimaksud dengan pengelolaan data geospasial dan informasi geospasial adalah cara penyimpanan data geospasial dan informasi geospasial yang digunakan, dokumentasi proses spasial maupun peta penyajiannya kedalam suatu struktur, format, dan kodefikasi. Pasal 4 Ayat (1) Yang dimaksud dengan metode proses tertentu adalah cara mengolah data dan peta dari berbagai sumber dalam suatu sistem informasi geografis (SIG). Ayat (2) Cukup jelas.

34

Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 Yang dimaksud dengan skala minimal 1:1.000.000 adalah bahwa skala yang diperbolehkan tidak boleh lebih kecil dari 1:1.000.000. Contoh skala yang lebih kecil dari 1:1.000.000 adalah 1:1.500.000. Pasal 8 Cukup jelas. Pasal 9 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Yang dimaksud dengan satu cakupan wilayah nasional secara utuh adalah bahwa sistem perkotaan nasional dan sistem jaringan transportasi nasional harus digambarkan dalam satu sistem kesatuan karena merupakan satu kesatuan alur pikir. Ayat (3) Yang dimaksud dengan digambarkan pada peta tersendiri adalah sistem jaringan energi nasional, sistem jaringan telekomunikasi nasional dan sistem jaringan sumberdaya air nasional dapat digambarkan tersendiri secara terpisah dari peta struktur wilayah nasional apabila secara kartografis penggambarannya tidak memungkinkan. Pasal 10 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Huruf a Yang dimaksud dengan jaringan transportasi darat meliputi jaringan jalan dan terminal, jaringan rel kereta api dan stasiun, dan jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan. Jaringan jalan dan terminal berupa jalan tol atau jalan bebas hambatan, jalan strategis nasional, jalan arteri primer, jalan kolektor primer, terminal tipe A, dan terminal tipe B. Jaringan rel kereta api dan stasiun berupa stasiun kereta api, jalur kereta api umum antar kota, jalur kereta api umum perkotaan, jalur kereta api khusus. Jalur kereta api yang disebut di atas dapat berupa jalur kereta api jalur ganda, jalur kereta api jalur tunggal, jalur kereta api atas tanah, jalur kereta api bawah tanah, jalur kereta api layang. Jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan berupa pelabuhan sungai, pelabuhan danau, alur pelayaran angkutan sungai, alur pelayaran angkutan danau, pelabuhan penyeberangan lintas antarprovinsi dan antarnegara, pelabuhan penyeberangan lintas antar kabupaten/kota, pelabuhan penyeberangan lintas

35

dalam kabupaten/kota, lintas penyeberangan antarprovinsi yang menghubungkan antarjaringan jalan nasional dan antarjaringan jalur kereta api antarprovinsi, lintas penyeberangan antarnegara yang menghubungkan antarjaringan jalan pada kawasan perbatasan, lintas penyeberangan antar kabupaten/kota yang menghubungkan antarjaringan jalan provinsi dan jaringan jalur kereta api dalam provinsi, dan lintas pelabuhan penyeberangan dalam kabupaten/kota yang menghubungkan antarjaringan jalan kabupaten/kota dan jaringan jalur kereta api dalam kabupaten/kota. Huruf b Yang dimaksud dengan jaringan transportasi laut mencakup pelabuhan internasional hub, pelabuhan internasional, pelabuhan nasional, pelabuhan regional, pelabuhan khusus, alur pelayaran internasional Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), jaringan pelayaran internasional yang menghubungkan antar pelabuhan internasional hub dan pelabuhan internasional, jaringan pelayaran internasional yang menghubungkan antara pelabuhan internasional hub dan pelabuhan internasional dengan pelabuhan internasional di negara lain, alur pelayaran nasional yang menghubungkan pelabuhan nasional dengan pelabuhan internasional atau pelabuhan internasional hub, alur pelayaran nasional yang menghubungkan antarpelabuhan nasional, alur pelayaran nasional yang menghubungkan antara pelabuhan nasional dan pelabuhan regional, dan alur pelayaran nasional yang menghubungkan antar pelabuhan regional. Huruf c Yang dimaksud dengan jaringan transportasi udara adalah berupa bandar udara umum pusat penyebaran primer, bandar udara umum pusat penyebaran sekunder, dan bandar udara umum pusat penyebaran tersier, bandar udara umum bukan pusat penyebaran, bandar udara khusus, ruang udara di atas bandar udara, ruang udara di sekitar bandar udara, dan ruang udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan. Ayat (3) Huruf a Cukup jelas. Huruf b Yang dimaksud dengan jaringan listrik adalah listrik dengan tegangan nominal lebih dari 35 KV berupa kawat saluran udara, kabel bawah tanah, dan kabel bawah laut. Kawat saluran udara berupa jaringan transmisi saluran udara tegangan ultra tinggi (SUTUT), jaringan transmisi saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET), jaringan transmisi saluran udara tegangan tinggi (SUTT), jaringan transmisi saluran udara tegangan menengah (SUTM), dan/atau jaringan transmisi saluran udara tegangan rendah (SUTR). Huruf c Yang dimaksud dengan pembangkit tenaga listrik dapat berupa pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB), pembangkit listrik tenaga panasbumi (PLTP), dan pembangkit listrik lainnya.

36

Ayat (4) Huruf a Yang dimaksud dengan jaringan terestrial adalah berupa jaringan mikro digital, jaringan serat optik, jaringan kabel laut, jaringan international, stasiun telepon otomat, transmisi kabel laut, transmisi kabel laut (konstruksi), kantor pos besar, dan kantor pos kecil. Huruf b Yang dimaksud dengan stasiun bumi adalah bangunan berfungsi sebagai stasiun telekomunikasi. Ayat (5) Huruf a Cukup jelas. Huruf b Yang dimaksud dengan sistem sumber daya air pada setiap wilayah sungai adalah berupa batas sistem wilayah sungai lintas negara dan batas sistem wilayah sungai lintas provinsi. Huruf c Yang dimaksud dengan cekungan air tanah dapat berupa cekungan air tanah lintas negara dan cekungan air tanah lintas provinsi. Huruf d Yang dimaksud dengan bendungan besar adalah bangunan yang dibuat untuk membendung aliran air. Huruf e Yang dimaksud dengan kanal besar adalah bangunan air yang berfungsi sebagai tempat penampungan air hujan. Pasal 11 Cukup jelas. Pasal 12 Ayat (1) Huruf a Yang dimaksud dengan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap bawahannya mencakup kawasan hutan lindung, kawasan bergambut, dan kawasan resapan air. Huruf b Yang dimaksud dengan kawasan perlindungan setempat mencakup sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar waduk/danau, kawasan sekitar mata air, ruang terbuka hijau (termasuk di dalamnya hutan kota), dan kawasan lindung keagamaan. Huruf c Yang dimaksud dengan kawasan pelestarian alam, suaka alam dan cagar budaya mencakup kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut, cagar alam dan cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau, taman nasional dan taman nasional laut, taman hutan raya, taman wisata alam dan taman wisata alam laut, dan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan. Huruf d Yang dimaksud dengan kawasan rawan bencana alam mencakup kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang, dan kawasan rawan banjir.

37

Huruf e Yang dimaksud dengan kawasan lindung geologi mencakup kawasan cagar alam geologi, kawasan rawan bencana alam geologi, dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah. Huruf f Yang dimaksud dengan kawasan lindung lainnya mencakup cagar biosfer, ramsar, taman buru, kawasan perlindungan plasma nutfah, kawasan pengungsian satwa, kawasan terumbu karang, dan kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi. Ayat (2) Huruf a Yang dimaksud dengan kawasan hutan produksi adalah kawasan yang diperuntukkan bagi hutan produksi. Huruf b Yang dimaksud dengan kawasan hutan rakyat adalah kawasan yang diperuntukkan bagi hutan yang dimiliki oleh rakyat, adat atau ulayat. Huruf c Yang dimaksud dengan kawasan perkebunan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman tahunan atau perkebunan yang menghasilkan baik bahan pangan maupun bahan baku industri. Huruf d Yang dimaksud dengan kawasan pertanian pangan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan. Huruf e Yang dimaksud dengan kawasan perikanan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi perikanan. Huruf f Yang dimaksud dengan kawasan pertambangan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi kawasan pertambangan yang secara ekonomis mempunyai potensi bahan tambang, mencakup bahan tambang golongan A, B dan C. Huruf g Yang dimaksud dengan kawasan industri adalah kawasan yang diperuntukkan bagi industri. Huruf h Yang dimaksud dengan kawasan pariwisata adalah kawasan yang diperuntukkan bagi pariwisata. Huruf i Yang dimaksud dengan kawasan permukiman adalah kawasan yang diperuntukkan bagi permukiman diluar kawasan lindung. Huruf j Cukup jelas. Ayat (3) Yang dimaksud dengan terlalu kecil adalah ukuran dari obyek yang digambarkan kurang dari 2 x 2 mm. Pasal 13 Cukup jelas. Pasal 14 Huruf a Yang dimaksud dengan kawasan strategis dari sudut pertahanan dan keamanan berupa daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi

38

dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, kawasan industri sistem pertahanan, atau pulaupulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas. Huruf b Yang dimaksud dengan kawasan strategis nasional dari sudut pertumbuhan ekonomi berupa kawasan ekonomi cepat tumbuh, kawasan penggerak pertumbuhan ekonomi nasional, kawasan berpotensi ekspo, kawasan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi, kawasan pendukung ketahanan pangan nasional, kawasan pendukung ketahanan energi nasional, atau kawasan tertinggal. Huruf c Yang dimaksud dengan kawasan strategis nasional dari sudut sosial dan budaya berupa kawasan pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional, kawasan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa, aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan, kawasan perlindungan peninggalan budaya nasional, kawasan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau kawasan yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional. Huruf d Yang dimaksud dengan kawasan strategis nasional dari sudut pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi berupa kawasan pertambangan minyak dan gas bumi, kawasan pertambangan minyak dan gas bumi lepas pantai, kawasan yang menjadi instalasi tenaga nuklir, atau kawasan industri strategis nasional. Huruf e Yang dimaksud dengan kawasan strategis nasional dari sudut fungsi dan daya dukung lingkungan hidup berupa kawasan perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup termasuk di dalamnya, kawasan yang diakui sebagai warisan dunia termasuk Taman Nasional Lorentz, Taman Nasional Ujung Kulon, dan Taman Nasional Komodo., kawasan perlindungan keanekaragaman hayati, kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah, kawasan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara, atau kawasan perlindungan keseimbangan iklim makro. Pasal 15 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Yang dimaksud dengan data batimetri adalah kontur kedalaman laut. Ayat (4) Cukup jelas. Pasal 16 Cukup jelas. Pasal 17 Ayat (1) Yang dimaksud dengan menggambarkan RTRWN yang ada pada provinsi terkait dengan tingkat kedetilan geometri pada skala untuk peta

39

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi. Penggambaran pada peta RTRWN ditujukan hanya untuk koordinasi antar Provinsi, sedang untuk memastikan koordinasi antar Kabupaten/Kota harus dilakukan pada peta RTRWP, yang ketelitiannya lebih baik (lebih detil) dari peta RTRWN. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Yang dimaksud dengan satu lembar peta wilayah provinsi secara utuh adalah bahwa sistem perkotaan dan sistem prasarana utama harus digambarkan dalam satu sistem kesatuan karena merupakan satu kesatuan alur pikir. Ayat (4) Yang dimaksud dengan digambarkan pada peta tersendiri adalah sistem perkotaan dan sistem prasarana utama dapat digambarkan tersendiri secara terpisah dari peta struktur wilayah nasional apabila secara kartografis penggambarannya tidak memungkinkan. Pasal 18 Huruf a Yang dimaksud dengan Pusat Kegiatan Lokal dalam sistem perkotaan provinsi merupakan pusat kegiatan lokal dalam sistem nasional yang penetapannya diamanatkan kepada Provinsi, yang memiliki fungsi sebagai pusat kegiatan yang merupakan pemusatan permukiman penduduk, kegiatan ekonomi, kegiatan sosial seperti pendidikan, kesehatan, rekreasi dan olahraga, kegiatan pelayanan pemerintahan, dan simpul kegiatan transportasi yang melayani satu kabupaten/kota atau lebih dan pelayanan prasaranan lainnya. Huruf b Yang dimaksud dengan Pusat Kegiatan Nasional promosi (PKNp) adalah pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari dapat ditetapkan sebagai PKN. Huruf c Yang dimaksud dengan Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp) adalah pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari dapat ditetapkan sebagai PKW. Pasal 19 Huruf a Yang dimaksud dengan jaringan transportasi darat mencakup Jaringan Jalan dan Terminal yang terdiri atas jalan kolektor primer, jalan strategis provinsi, terminal tipe A dan terminal tipe B; Jaringan Rel Kereta Api dan Stasiun yang terdiri atas jaringan jalur kereta api umum dan jaringan jalur kereta api khusus, stasiun kereta api besar dan stasiun kereta api sedang; serta Jaringan Sungai, Danau, dan Penyeberangan yang terdiri atas alur pelayaran untuk kegiatan angkutan sungai dan danau, lintas penyeberangan yang berada di wilayah provinsi dan pelabuhan sungai, pelabuhan danau, dan pelabuhan penyeberangan yang berada di wilayah provinsi. Huruf b Yang dimaksud dengan jaringan transportasi laut terdiri dari Pelabuhan, terdiri dari pelabuhan internasional hub, pelabuhan internasional, pelabuhan nasional, pelabuhan regional, dan pelabuhan lokal; dan pelabuhan khusus.

40

Huruf c Yang dimaksud dengan jaringan transportasi udara adalah terdiri dari Bandar udara yang telah ditetapkan dalam RTRWN; bandar udara khusus yang berada di wilayah provinsi; dan ruang udara yang terdiri dari ruang udara di atas bandar udara yang dipergunakan langsung untuk kegiatan bandar udara, ruang udara di sekitar bandar udara yang dipergunakan untuk operasi penerbangan dan ruang udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan. Pasal 20 Ayat (1) Huruf a Yang dimaksud dengan sistem prasarana listrik provinsi mencakup jaringan transmisi saluran udara tegangan ultra tinggi (SUTUT), jaringan transmisi saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET), jaringan transmisi saluran udara tegangan tinggi (SUTT), jaringan transmisi saluran udara tegangan menengah (SUTM), dan/atau jaringan transmisi saluran udara tegangan rendah (SUTR). Huruf b Yang dimaksud dengan pembangkit tenaga listrik mencakup pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB), dan/atau pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Ayat (2) Huruf a Yang dimaksud dengan jaringan terestrial adalah berupa jaringan mikro digital, jaringan mikro analog, jaringan serat optik dan kabel laut. Huruf b Cukup jelas. Ayat (3) Huruf a Cukup jelas. Huruf b Cukup jelas. Huruf c Cukup jelas. Huruf d Yang dimaksud dengan bendungan adalah bangunan yang dibuat untuk membendung aliran air. Huruf e Yang dimaksud dengan waduk penampungan air besar adalah saluran air buatan untuk keperluan irigasi. Huruf f Yang dimaksud dengan kanal besar adalah bangunan air yang berfungsi sebagai tempat penampungan air hujan. Huruf g Yang dimaksud dengan fasilitas air bersih mencakup mata air, intake, instalasi produksi, bak penampungan, pipa jaringan air bersih, pipa air bersih utama, pipa air bersih sekunder, dan jalur distribusi air bersih.

41

Pasal 21 Cukup jelas. Pasal 22 Ayat (1) Kawasan lindung provinsi dalam pemetaan tidak didetailkan lebih rinci. Ayat (2) Kawasan budidaya provinsi dalam pemetaan tidak didetailkan lebih rinci. Pasal 23 Cukup jelas. Pasal 24 Cukup jelas. Pasal 25 Huruf a Yang dimaksud dengan kawasan strategis provinsi dari sudut pertumbuhan ekonomi adalah kawasan yang memiliki nilai strategis ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi yaitu merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh, sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi, potensi ekspor, dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi, kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi, fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, atau fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi. Huruf b Cukup jelas. Huruf c Yang dimaksud dengan kawasan strategis provinsi dari sudut pandang sosial budaya dapat merupakan kawasan budi daya maupun kawasan lindung yang memiliki nilai strategis sosial budaya di wilayah provinsi, seperti halnya kawasan yang antara lain merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya, merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya, merupakan aset yang harus dilindungi dan dilestarikan, merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya, memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial. Huruf d Yang dimaksud dengan kawasan strategis provinsi dari sudut pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi di wilayah provinsi, seperti halnya kawasan yang diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategi, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir, memiliki sumber daya alam strategis, memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa, memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau memiliki fungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.

42

Huruf e Yang dimaksud dengan kawasan strategis provinsi dari sudut fungsi dan daya dukung lingkungan hidup merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, seperti halnya kawasan yang merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati, merupakan kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan, kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian, kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro, kawasan yang menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup, kawasan yang merupakan kawasan rawan bencana alam, atau kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan. Huruf f Cukup jelas. Pasal 26 Cukup jelas. Pasal 27 Cukup jelas. Pasal 28 Cukup jelas. Pasal 29 Huruf a Yang dimaksud dengan pusat pelayanan kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. Huruf b Yang dimaksud dengan pusat pelayanan lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa. Huruf b Yang dimaksud dengan pusat kegiatan lokal promosi (PKLp) merupakan pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan sebagai PKL. Pusat kegiatan yang dapat dipromosikan menjadi PKLp hanya pusat pelayanan kawasan (PPK); dan pusat kegiatan tersebut harus ditetapkan sebagai kawasan strategis kabupaten. Pasal 30 Ayat (1) Huruf a Yang dimaksud dengan jaringan jalan mencakup: - jalan lokal adalah jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat desa, antaribukota kecamatan, ibukota kecamatan dengan desa, dan antardesa; - jalan strategis kabupaten; - jembatan, yang meliputi pembangunan jalan/jembatan baru untuk membuka kawasan terisolasi, untuk meningkatkan kelancaran pemasaran hasil-hasil produksi, serta untuk

43

meningkatkan kelancaran kegiatan ekonomi, sosial dan budaya lainnya; - lokasi terminal sesuai dengan jenis, kelas pelayanan sebagai terminal antar wilayah (type A), wilayah kota (tipe B) atau lokal (tipe C) sesuai dengan hirarki pusat kegiatan dalam sistem nasional, provinsi/metropolitan, atau sub terminal; - pengembangan prasarana dan sarana angkutan umum massal wilayah, misalnya berupa jalur bus (bus way). Yang dimaksud dengan jaringan rel kereta api mencakup: - jaringan jalur kereta api umum yang berada pada wilayah kabupaten, yang terdiri atas jaringan jalur kereta api antarkota dan jaringan jalur kereta api perkotaan, termasuk subway dan monorel. - jaringan jalur kereta api khusus yang berada pada wilayah kabupaten; dan - stasiun kereta api. Yang dimaksud dengan jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan mencakup: - alur pelayaran untuk kepentingan angkutan sungai dan alur pelayaran untuk kegiatan angkutan danau yang terdapat pada wilayah kabupaten; - lintas penyeberangan yang terdapat pada wilayah kabupaten; - pelabuhan sungai dan pelabuhan danau yang terdapat pada wilayah kabupaten; dan - pelabuhan penyeberangan yang terdapat pada wilayah kabupaten. Huruf b Yang dimaksud dengan jaringan transportasi laut skala kabupaten mencakup: - pelabuhan laut yang terdapat pada wilayah kabupaten, yang terdiri atas: pelabuhan internasional hub, pelabuhan internasional, pelabuhan nasional, pelabuhan regional, dan pelabuhan lokal; dan pelabuhan khusus. - alur pelayaran yang terdapat pada wilayah kabupaten baik internasional maupun nasional. Huruf c Yang dimaksud dengan jaringan transportasi udara skala kabupaten mencakup: - bandar udara umum dan Bandar udara khusus yang terdapat pada wilayah kabupaten; - ruang udara untuk penerbangan, yang terdiri atas ruang udara di atas bandar udara yang dipergunakan langsung untuk kegiatan bandar udara, ruang udara di sekitar bandar udara yang dipergunakan untuk operasi penerbangan, dan ruang udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 31 Ayat (1) Huruf a Yang dimaksud dengan jaringan pipa minyak dan gas bumi merupakan penjabaran jaringan pipa minyak dan gas bumi dalam wilayah kabupaten (jika ada).

44

Huruf b Yang dimaksud dengan Jaringan listrik merupakan penjabaran jaringan transmisi tenaga listrik Saluran Utama Tegangan Ultra Tinggi (SUTUT), Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dalam wilayah kota (jika ada), jalur-jalur distribusi energi kelistrikan, lokasi pembangkit, gardu induk distribusi, dan sistem distribusi; dan rencana sistem alternatif sumber daya lainnya seperti migas, panas bumi, tenaga surya, dan lain sebagainya. Huruf c Yang dimaksud dengan pembangkit tenaga listrik dapat berupa skala besar maupun mikro yang berupa PLTA, PLTU, PLTG, PLTD, PLTN, PLTS, PLTB, dan PLTP. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Huruf a Cukup jelas. Huruf b Yang dimaksud dengan wilayah sungai kabupaten adalah termasuk waduk, situ, dan embung pada wilayah kabupaten. Huruf c Yang dimaksud dengan jaringan irigasi berfungsi untuk mendukung produktivitas usaha tani terdiri dari saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi. Jaringan irigasi terdiri dari jaringan irigasi primer, sekunder dan tersier, serta jaringan irigasi air tanah. Huruf d Cukup jelas. Huruf e Cukup jelas. Huruf f Yang dimaksud dengan sistem pengendalian banjir termasuk saluran drainase primer, saluran drainase sekunder, saluran air hujan primer, saluran air hujan sekunder. Ayat (4) Yang dimaksud dengan sistem prasarana wilayah kabupaten lainnya meliputi jaringan prasarana lingkungan, mencakup prasarana pengelolaan lingkungan yang terdiri dari Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Sementara, Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah, serta pengolahan limbah cair dan padat. Pasal 32 Cukup jelas. Pasal 33 Huruf a Cukup jelas. Huruf b Yang dimaksud dengan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap bawahannya skala kabupaten mencakup kawasan bergambut dan kawasan resapan air.

45

Huruf c Yang dimaksud dengan kawasan perlindungan setempat mencakup sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, kawasan sekitar mata air, serta kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal lainnya. Huruf d Yang dimaksud dengan Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya meliputi: kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut, cagar alam dan cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau, taman nasional dan taman nasional laut, taman hutan raya, taman wisata alam dan taman wisata alam laut, kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan. Huruf e Yang dimaksud dengan kawasan rawan bencana alam meliputi: kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang dan kawasan rawan banjir. Huruf f Yang dimaksud dengan kawasan lindung geologi meliputi: kawasan cagar alam geologi, kawasan rawan bencana alam geologi dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah. Pasal 34 Huruf a Yang dimaksud dengan kawasan peruntukan hutan produksi dirinci meliputi kawasan-kawasan: peruntukan hutan produksi terbatas, peruntukan hutan produksi tetap, dan peruntukan hutan produksi yang dapat dikonversi. Huruf b Cukup jelas. Huruf c Yang dimaksud dengan kawasan peruntukan pertanian dirinci meliputi kawasan-kawasan: peruntukan pertanian lahan basah, peruntukan pertanian lahan kering, peruntukan tanaman pangan, dan peruntukan hortikultura;. Huruf d Yang dimaksud dengan kawasan peruntukan perkebunan dirinci berdasarkan jenis komoditas perkebunan yang ada di wilayah kabupaten. Huruf e Yang dimaksud dengan kawasan peruntukan perikanan dirinci meliputi kawasan-kawasan: peruntukan perikanan tangkap, peruntukan budidaya perikanan, dan peruntukan kawasan pengolahan ikan. Huruf f Yang dimaksud dengan kawasan peruntukan pertambangan dirinci meliputi kawasan-kawasan: peruntukan mineral dan batubara, peruntukan minyak dan gas bumi, peruntukan panas bumi, dan peruntukan air tanah di kawasan pertambangan. Huruf g Yang dimaksud dengan kawasan peruntukan industri dirinci meliputi kawasan-kawasan: peruntukan industri besar, peruntukan industri sedang dan peruntukan industri rumah tangga. Huruf h Yang dimaksud dengan kawasan peruntukan pariwisata dirinci meliputi kawasan-kawasan: peruntukan pariwisata budaya, peruntukan pariwisata alam, dan peruntukan pariwisata buatan.

46

Huruf i Yang dimaksud dengan kawasan peruntukan permukiman dirinci meliputi kawasan-kawasan: peruntukan permukiman perkotaan dan peruntukan permukiman perdesaan. Sebagai kawasan budidaya maka permukiman diarahkan dalam kajian lokasi dan fungsi masing-masing permukiman, terutama dikaitkan dengan karakter lokasi, misalnya di pegunungan, dataran tinggi, permukiman pantai, dan sebagainya. Huruf j Yang termasuk kawasan peruntukan lainnya dapat berupa instalasi pembangkit energi listrik, instalasi militer, dan instalasi lainnya. Pasal 35 Cukup jelas. Pasal 36 Huruf a Yang dimaksud dengan kawasan strategis kabupaten dari sudut pertumbuhan ekonomi berupa - potensi ekonomi cepat tumbuh, - sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi, - potensi ekspor, - dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi, - kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi, - fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, - fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi, atau - kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di dalam wilayah kabupaten. Huruf b Yang dimaksud dengan kawasan strategis kabupaten dari sudut sosial dan budaya berupa: - tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya, - prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya, - aset yang harus dilindungi dan dilestarikan, - tempat perlindungan peninggalan budaya, - tempat yang memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau - tempat yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial. Huruf c Yang dimaksud dengan kawasan strategis kabupaten dari sudut pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi berupa: - peruntukan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategi, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir; - sumber daya alam strategis; - fungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa; - fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir; atau - fungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis. Huruf d Yang dimaksud dengan kawasan strategis kabupaten dari sudut fungsi dan daya dukung lingkungan hidup berupa: - tempat perlindungan keanekaragaman hayati;

47

- kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan; - kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian; - kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro; - kawasan yang menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup; - kawasan rawan bencana alam; atau - kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan. Huruf e Yang dimaksud dengan kawasan andalan kabupaten mencakup kawasan andalan darat dan kawasan andalan laut. Pasal 37 Cukup jelas. Pasal 38 Cukup jelas. Pasal 39 Cukup jelas. Pasal 40 Huruf a Yang dimaksud dengan pusat kota adalah pusat pelayanan yang melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional. Huruf b Yang dimaksud dengan subpusat kota adalah pusat pelayanan yang melayani sub-wilayah kota. Huruf c Yang dimaksud dengan pusat lingkungan adalah pusat pelayanan yang melayani skala lingkungan wilayah kota. Pasal 41 Huruf a Yang dimaksud dengan jaringan jalan mencakup: - jaringan jalan tol di dalam wilayah kota dan jaringan jalan sekunder di dalam kota; - jaringan jalan provinsi yang ada di Daerah Khusus Ibukota Jakarta; - lokasi terminal sesuai dengan jenis dan kelas pelayanannya; dan Yang dimaksud dengan jaringan rel kereta api mencakup: - jaringan jalur kereta api termasuk subway dan monorail; dan - stasiun kereta api. Yang dimaksud dengan jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan mencakup: - alur pelayaran untuk kegiatan angkutan sungai, danau, dan penyeberangan dalam wilayah kota dan antar wilayah; dan - pelabuhan/dermaga. Huruf b Yang dimaksud dengan alur pelayaran mencakup alur pelayaran yang berada pada wilayah kota bersangkutan.

48

Yang dimaksud dengan pelabuhan mencakup pelabuhan laut yang berada di wilayah kota. Huruf c Yang dimaksud dengan bandar udara mencakup Bandar udara yang berada di wilayah kota. Yang dimaksud dengan ruang udara mencakup ruang udara di atas bandara yang dipergunakan langsung untuk kegiatan bandar udara (ketentuan keselamatan yang ditetapkan dalam Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP)) dan ruang udara di sekitar bandar udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan. Pasal 42 Ayat (1) Huruf a Yang dimaksud dengan jaringan pipa minyak dan gas bumi merupakan penjabaran jaringan pipa minyak dan gas bumi dalam wilayah kota (jika ada). Huruf b Yang dimaksud dengan Jaringan listrik dapat berupa SUTUT, SUTET, SUTT, SUTM, SUTR dan Jaringan Distribusi. Huruf c Yang dimaksud dengan Pembangkit tenaga listrik skala kabupaten dapat berupa Gardu Induk Distribusi, PLTA, PLTU, PLTG, PLTD, PLTN, PLTS, PLTB, dan PLTP. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Huruf a Yang dimaksud dengan prasarana penyediaan air minum kota adalah sistem penyediaan air minum kota mencakup sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan perpipaan. Huruf b Yang dimaksud dengan pengelolaan air Limbah Kota adalah sistem pengelolaan air limbah kota meliputi sistem air pembuangan yang terdiri atas sistem pembuangan air limbah (sewage) termasuk sistem pengolahan berupa instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan sistem pembuangan air buangan rumah tangga (sewerage) baik individual maupun komunal. Huruf c Untuk air limbah yang mengandung B3, diperlukan instalasi tambahan untuk membersihkan air limbah tersebut sebelum masuk ke jaringan air buangan kota. Huruf d Yang dimaksud dengan sistem Persampahan Kota adalah meliputi tempat pembuangan sampah sementara (TPS) dan tempat pemrosesan akhir sampah (TPA). Huruf e Yang dimaksud dengan Sistem Drainase Kota meliputi jaringan primer, sekunder, dan tersier yang berfungsi untuk mengalirkan limpasan air hujan (storm water) dan air permukaan lainnya untuk menghindari genangan air di wilayah kota.

49

Huruf f Yang dimaksud dengan Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Jalan Pejalan Kaki dapat direncanakan dalam bentuk ruang pejalan kaki di sisi jalan, ruang pejalan kaki di sisi air, ruang pejalan kaki di kawasan komersial/perkantoran, ruang pejalan kaki di RTH, ruang pejalan kaki di bawah tanah, dan ruang pejalan kaki di atas tanah. Huruf g Yang dimaksud dengan Jalur Evakuasi Bencana meliputi escape way dan melting point baik dalam skala kota maupun kawasan. Pasal 43 Cukup jelas. Pasal 44 Huruf a Cukup jelas. Huruf b Yang dimaksud dengan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap bawahannya mencakup kawasan hutan lindung, kawasan bergambut, dan kawasan resapan air. Huruf c Yang dimaksud dengan kawasan perlindungan setempat mencakup sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar waduk/danau, kawasan sekitar mata air, dan kawasan lindung keagamaan. Huruf d Yang dimaksud dengan ruang terbuka hijau (rth) kota antara lain meliputi taman rt, taman rw, taman kota dan permakaman. Huruf e Yang dimaksud dengan kawasan suaka alam dan cagar budaya mencakup kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut, cagar alam dan cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau, taman hutan raya, taman wisata alam dan taman wisata alam laut, dan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan. Huruf f yang meliputi kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang dan kawasan rawan banjir. Huruf g Cukup jelas. Pasal 45 Huruf a Kawasan perumahan dapat dirinci meliputi perumahan dengan kepadatan tinggi, perumahan dengan kepadatan sedang, dan perumahan dengan kepadatan rendah. Huruf b Kawasan perdagangan dan jasa terdiri atas pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern. Huruf c Kawasan perkantoran terdiri atas perkantoran pemerintahan dan perkantoran swasta. Huruf d Kawasan industri meliputi industri rumah tangga/kecil dan industri ringan.

50

Huruf e Kawasan pariwisata terdiri atas pariwisata budaya, pariwisata alam, dan pariwisata buatan. Huruf f Cukup jelas. Huruf g Kawasan ruang evakuasi bencana meliputi ruang terbuka atau ruangruang lainnya yang dapat berubah fungsi menjadi melting point ketika bencana terjadi. Huruf h Cukup jelas. Huruf i Kawasan peruntukan lainnya meliputi: pertanian, pertambangan, peruntukan pelayanan umum (pendidikan, kesehatan, peribadatan, serta keamanan dan keselamatan), peruntukan militer, dan lain-lain sesuai dengan peran dan fungsi kota. Pasal 46 Cukup jelas. Pasal 47 Huruf a Yang dimaksud dengan kawasan strategis kota dari sudut pertumbuhan ekonomi berupa - potensi ekonomi cepat tumbuh; - sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi; - potensi ekspor; - dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi; - kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi; - fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan; - fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi; - sumber daya alam yang strategis untuk kepentingan pembangunan kota; dan/atau - pengaruh yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di dalam wilayah kota. Huruf b Yang dimaksud dengan kawasan strategis kota dari sudut sosial dan budaya berupa: - tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya; - prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya; - aset yang harus dilindungi dan dilestarikan; - tempat perlindungan peninggalan budaya; - tempat yang memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya; - tempat yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial; - hasil karya cipta budaya masyarakat kota yang dapat menunjukkan jatidiri maupun penanda (vocal point, landmark) budaya kota; dan/atau - kriteria lainnya yang dikembangkan sesuai dengan kepentingan pembangunan kota.

51

Huruf c Yang dimaksud dengan kawasan strategis kota dari sudut pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi berupa: - kawasan yang diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategi, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir; - memiliki sumber daya alam strategis; - memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa; - memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir; atau - memiliki fungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis. Huruf d Yang dimaksud dengan kawasan strategis kota dari sudut fungsi dan daya dukung lingkungan hidup berupa: - tempat perlindungan keanekaragaman hayati; - kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan; - kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian; - kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro; - kawasan yang menuntut prioritas tinggi untuk peningkatan kualitas lingkungan hidup; - kawasan rawan bencana alam; dan/atau - kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan. Huruf e Yang dimaksud dengan kawasan andalan kota mencakup kawasan andalan darat dan kawasan andalan laut. Pasal 48 Cukup jelas. Pasal 49 Cukup jelas. Pasal 50 Cukup jelas. Pasal 51 Cukup jelas. Pasal 52 Cukup jelas. Pasal 53 Cukup jelas. Pasal 54 Huruf a Cukup jelas.

52

Huruf b Yang dimaksud dengan kawasan strategis provinsi dari sudut pertumbuhan ekonomi berupa kawasan ekonomi khusus (KEK), kawasan pengembangan ekonomi terpadu (KAPET), kawasan tertinggal, Kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas, kawasan unggulan/andalan berkembang, kawasan unggulan/andalan prospektif berkembang, kawasan pengembangan potensi khusus, kawasan berikat, kawasan pusat perdagangan skala provinsi, dan/atau kawasan Agropolitan. Huruf c Yang dimaksud dengan kawasan strategis provinsi dari sudut sosial dan budaya berupa kawasan pusat perkantoran pemerintahan, kawasan pusat sejarah keagamaan, kawasan pusat kegiatan keagamaan, kawasan pariwisata (kota tua, wisata buatan unggulan), kawasan makam-makam bersejarah, kawasan adat tertentu, dan/atau kawasan konservasi warisan budaya. Huruf d Yang dimaksud dengan kawasan strategis provinsi dari sudut pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi berupa kawasan pertambangan minyak dan gas bumi, kawasan pertambangan minyak dan gas bumi lepas pantai, kawasan yang menjadi instalasi tenaga nuklir, dan/atau kawasan industri strategis provinsi. Huruf e Yang dimaksud dengan kawasan strategis provinsi dari sudut fungsi dan daya dukung lingkungan hidup berupa kawasan perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup, termasuk kawasan yang diakui sebagai warisan dunia. Pasal 55 Cukup jelas. Pasal 56 Cukup jelas. Pasal 57 Cukup jelas. Pasal 58 Cukup jelas. Pasal 59 Cukup jelas. Pasal 60 Cukup jelas. Pasal 61 Cukup jelas. Pasal 62 Cukup jelas. Pasal 63 Cukup jelas.

53

Pasal 64 Cukup jelas. Pasal 65 Cukup jelas. Pasal 66 Cukup jelas. Pasal 67 Cukup jelas. Pasal 68 Cukup jelas. Pasal 69 Cukup jelas. Pasal 70 Cukup jelas. Pasal 71 Ayat (1) Yang dimaksud dengan sesuai karakteristiknya adalah peta yang digambarkan pada skala tertentu mempunyai tingkat ketelitian dan kedetilan berbeda serta tujuan penggunaan yang berbeda. Ayat (2) Huruf a Yang dimaksud dengan sistem referensi geometri minimal yang harus dimiliki meliputi sistem proyeksi, skala, datum, dan sistem koordinat. Huruf b Yang dimaksud dengan akurasi pengukuran minimal adalah akurasi gemoteris minimal dalam pengukuran di lapangan atau dengan metode lain yang diperbolehkan untuk menggambarkan sebuah unsur peta. Yang dimaksud dengan kerincian data minimal adalah kedalaman tingkat klasifikasi suatu unsur yang memungkinkan untuk digambarkan pada peta. Pasal 72 Cukup jelas. Pasal 73 Cukup jelas. Pasal 74 Cukup jelas. Pasal 75 Cukup jelas. Pasal 76 Cukup jelas.

54

Pasal 77 Cukup jelas. Pasal 78 Cukup jelas. Pasal 79 Cukup jelas. Pasal 80 Cukup jelas. Pasal 81 Cukup jelas. Pasal 82 Cukup jelas. Pasal 83 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Huruf a Cukup jelas. Huruf b Yang dimaksud dengan peta kependudukan meliputi kepadatan penduduk, peta karakteristik penduduk menurut jenis kelamin, peta karakteristik penduduk menurut tingkat pendidikan dan peta karakteristik penduduk menurut pekerjaan. Huruf c Yang dimaksud dengan peta ekonomi dan keuangan adalah peta yang menunjukkan kondisi ekonomi dan keuangan wilayah yang meliputi nilai eksport dan import suatu komoditas. Huruf d Yang dimaksud dengan peta fisik adalah peta yang menunjukkan karakter atau kondisi alam fisik suatu wilayah, yang meliputi peta kemiringan lereng, peta geomorfologi/fisiografi, peta penutup lahan, peta geologi, peta penggunaan lahan, peta tanah, dan peta klimatologi termasuk curah hujan. Huruf e Yang dimaksud dengan peta ketersediaan prasarana dan sarana dasar meliputi peta eksisting untuk jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, sarana dan prasarana pendidikan, peta sarana dan prasarana kesehatan, peta jaringan energi minyak dan gas, yang dirinci sesuai level perencanaan Huruf f Yang dimaksud dengan peta rawan bencana terdiri dari peta rawan bencana banjir, peta rawan bencana longsor, peta rawan bencana tsunami, peta rawan bencana gunung berapi, dan peta rawan gempa. Huruf g Yang dimaksud dengan peta potensi wilayah adalah potensi wilayah baik darat dan/atau laut, berupa peta potensi pertanian dan peternakan, peta potensi tambang, peta potensi perikanan, peta potensi pariwisata, dan peta potensi perkebunan dan kehutanan.

55

Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 84 Ayat (1) Yang dimaksud dengan keseragaman adalah bahwa kualitas data pada peta masukan tata ruang untuk level perencanaan yang sama pada tingkat provinsi maupun kabupaten/kota seharusnya sama. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 85 Cukup jelas. Pasal 86 Ayat (1) Yang dimaksud dengan sama atau lebih besar dari skala peta dasar adalah misalnya apabila skala peta dasar yang digunakan untuk penyusunan rencana tata ruang adalah 1:250.000 maka skala minimal peta tematik masukan yang digunakan adalah 1:250.000 atau lebih besar misalnya 1:100.000. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 87 Ayat (1) Yang dimaksud dengan pembagian ruang terkecil dan/atau hierarki terkecil adalah misalnya: - untuk ruang terkecil biasanya disebut dengan resolusi spasial, yaitu pembagian ruang dalam grid/piksel dimana dimensi grid/piksel di bumi dinyatakan dalam unit panjang/luas. Resolusi 30 meter artinya bahwa satu piksel pada peta mewakili 30 meter di permukaan bumi, dan seterusnya. - berdasarkan - menggunakan hierarki terendah dalam sistem administrasi nasional yang akan dipakai baik itu tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa, dan seterusnya. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Pasal 88 Cukup jelas. Pasal 89 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Huruf a Yang dimaksud dengan sistem referensi geometri adalah suatu sistem pemetaan dimana semua peta yang dibuat mengacu pada datum, proyeksi dan grid yang sama.

56

Huruf b Yang dimaksud dengan sistem generalisasi adalah suatu proses menampilkan informasi dalam suatu peta yang skalanya lebih kecil sehingga tingkat kedetilannya sesuai dengan skala peta tersebut. Huruf c Yang dimaksud dengan sistem kodefikasi digital merupakan teknik penyimpanan peta luaran dalam sistem basisdata spasial yang menggunakan sistem klasifikasi dan kodefikasi unsur yang baku secara nasional Huruf d Yang dimaksud dengan sistem penomoran peta luaran merupakan teknis penomoran peta rencana tata ruang sistematis dalam bentuk indeks untuk memudahkan pencarian dan/atau dokumentasi peta rencana tata ruang secara nasional. Penomoran yang dimaksud mengikuti sistematika penomoran yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang. Huruf e Cukup jelas. Pasal 90 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Yang dimaksud dengan zona UTM yang dominan adalah zona UTM dimana cakupan areanya paling besar, sehingga karakter luasan lebih diutamakan untuk dipertahankan. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Ayat (5) Cukup jelas. Ayat (6) Huruf a Yang dimaksud dengan rumusan yang memenuhi syarat adalah bila menggunakan empat titik sekutu, maka transformasi dilakukan cukup dengan menggunakan transformasi conform, atau bila menggunakan lebih dari empat titik sekutu maka transformasi dilakukan dengan menggunakan transformasi affine. Huruf b Cukup jelas. Pasal 91 Yang dimaksud dengan pengelolaan data tata ruang secara nasional merupakan cara untuk pengintegrasian/pemaduan dan pengharmonisasian/penyelarasan data tata ruang untuk kepentingan koordinasi secara nasional. Pasal 92 Cukup jelas. Pasal 93 Cukup jelas.

57

Pasal 94 Cukup jelas. Pasal 95 Yang dimaksud dengan unik adalah setiap unsur tata ruang tidak mempunyai kode yang sama dengan unsur lainnya. Yang dimaksud dengan sistematik adalah pemberian kode unsur tata ruang disusun secara teratur dan konsisten. Pasal 96 Cukup jelas. Pasal 97 Ayat (1) Yang dimaksud dengan Instansi yang berwenang adalah Departemen dalam Negeri. Teknis penomoran peta luaran adalah kode wilayah, nomor urut peta, dan tema peta. Ayat (2) Yang dimaksud dengan Instansi yang berwenang adalah Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional. Teknis penomoran dalam hal ini adalah kode wilayah, nomor peta sesuai dengan peta rupabumi, nomor urut peta, dan tema peta. Pasal 98 Yang dimaksud dengan penggunaan lembar khusus adalah pencetakan peta dapat dilakukan untuk penambahan cakupan lembar ke samping kiri atau kanan dan/atau penambahan cakupan lembar ke atas atau ke bawah masingmasing sampai dengan 2 atau 100 mm. Pasal 99 Cukup jelas. Pasal 100 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Yang dimaksud dengan album peta adalah kumpulan dari peta yang disusun dalam format buku album berukuran minimal A3. Ayat (4) Cukup jelas. Pasal 101 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Yang dimaksud dengan ditetapkan adalah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah untuk RTRWN, Peraturan Daerah untuk RTRWP dan RTRWKab/Kota. Ayat (4) Cukup jelas. Pasal 102 Cukup jelas.

58

Pasal 103 Cukup jelas. Pasal 104 Cukup jelas. Pasal 105 Cukup jelas. Pasal 106 Cukup jelas. Pasal 107 Cukup jelas.

Pasal 108 Cukup jelas. Pasal 109 Cukup jelas. Pasal 110 Cukup jelas.

59

LAMPIRAN I PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2010 TANGGAL

1. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR SISTEM PERKOTAAN


NAMA UNSUR 1 Pengertian 2 Simbol dan / atau Notasi 3 Spesifikasi Simbol 4 CMYK (%) 5 RGB (255) 6 HSV (360 100 100) 7 Kode Unsur 8
5 01 14 0 00

Keterangan 9
Simbol minimal 3 mm

Sistem Perkotaan
1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) 2. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Kota yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional atau beberapa provinsi Kota yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara
00 100 100 00 255 00 00 00 100 100

00 100 100 00

255 00 00

00 100 100

5 01 14 1 00

5 01 14 1 01

3. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

Kota yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala atau beberapa kabupaten / kota

00 100 100 00

255 00 00

00 100 100

5 01 14 2 00

4. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Kota yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten / kota atau beberapa kecamatan

00 75 75 00

255 63 63

00 75 100

5 01 14 3 00

-1-

NAMA UNSUR 1 5. PKNp

Pengertian 2 Kota sebagai pusat jasa, pusat pengolahan, simpul transportasi dan kegiatan nasional yang diusulkan provinsi Kota sebagai pusat jasa, pusat pengolahan, simpul transportasi dan kegiatan wilayah yang diusulkan provinsi Pusat Pelayanan Kawasan merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa Pusat Pelayanan Lingkungan merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa

Simbol dan / atau Notasi 3

Spesifikasi Simbol 4 CMYK (%) 5


00 50 75 00

RGB (255) 6
255 127 63

HSV (360 100 100) 7


20 75 100

Kode Unsur 8
5 01 14 1 02

Keterangan 9

6. PKWp

00 20 100 00

255 204 00

48 100 100

5 01 14 2 01

7. PPK

00 30 00 00

255 178 255

300 30 100

5 01 14 4 00

8. PPL

00 20 100 00

255 204 00

48 100 100

5 01 14 4 01

9. PKLp

Pusat Kegiatan Lokal promosi merupakan pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan sebagai PKL Pusat Kota adalah pusat pelayanan yang melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional

00 50 75 00

255 127 63

20 75 100

5 01 14 3 01

10. Pusat Kota

00 20 100 00

255 204 00

48 100 100

5 01 14 5 00

-2-

NAMA UNSUR 1 11. Sub. Pusat Kota

Pengertian 2 Sub.Pusat Kota adalah pusat pelayanan yang melayani sub-wilayah kota

Simbol dan / atau Notasi 3

Spesifikasi Simbol 4 CMYK (%) 5


00 50 75 00

RGB (255) 6
255 127 63

HSV (360 100 100) 7


20 75 100

Kode Unsur 8
5 01 14 5 01

Keterangan 9

12. Pusat Lingkungan

Pusat Lingkungan adalah pusat pelayanan yang melayani skala lingkungan wilayah kota
00 30 00 00 255 178 255 300 30 100 5 01 14 5 02

2. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI


NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8 2 00 00 0 00 2 01 00 0 00

Keterangan
9

Sistem Jaringan Transportasi


A. Jaringan transportasi darat a. Jaringan jalan dan terminal 1. Jalan Tol / Bebas Hambatan Jalan alternatif untuk mengatasi kemacetan lalu lintas ataupun untuk mempersingkat jarak dari satu tempat ke tempat lain. Untuk melewatinya para pengguna harus membayar sesuai tarif yang berlaku
0.35 mm

Infill 00 50 100 00. Grs bis hitam


0.8 mm

255 127 00

29 100 100

2 01 02 0 00

-3-

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8

Keterangan
9

2. Jalan Arteri Primer

Jalan yang dikembangkan untuk melayani dan menghubungkan kota-kota antar pusat kegiatan nasional dan pusat kegiatan wilayah, juga antar kota yang melayani kawasan berskala besar dan atau cepat berkembang dan atau pelabuhan-pelabuhan utama. Jalan yang dikembangkan untuk melayani dan menghubungkan kota-kota antar pusat kegiatan nasional, antar pusat kegiatan nasional dan pusat kegiatan wilayah, dan antar kota yang melayani kawasan berskala besar dan atau cepat berkembang dan atau pelabuhan-pelabuhan utama. Jalan yang dikembangkan untuk melayani dan menghubungkan kota-kota antar pusat kegiatan wilayah dan pusat kegiatan lokal dan atau kawasan-kawasan berskala kecil dan atau pelabuhan pengumpan regional dan pelabuhan pengumpan lokal.

0 .25 mm

Infill 00 50 100 00. Grs bis hitam


0 .5 mm

255 127 00

29 100 100

2 01 10 0 00

3. Jalan Kolektor Primer

.
0. 6 mm

00 30 100 00

255 178 00

41 100 100

2 01 12 0 00

4. Jalan Lokal

0. 6 mm

30 30 00 00

178 178 255

240 30 100

2 01 14 0 00

5. Jalan Strategis
2 01 24 0 00 Tebal garis 0.4 mm

a. Strategis Nasional

Jalan yang mempunyai nilai strategis secara nasional


00 100 100 00 255 00 00 00 100 100 2 01 24 1 00

-4-

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5 00 00 100 00

RGB (255)
6 255 255 00

HSV (360 100 100) 7 60 100 100

Kode Unsur
8 2 01 24 2 00

Keterangan
9

b. Strategis Provinsi

Jalan yang mempunyai nilai strategis dalam provinsi

c. Strategis Kabupaten

Jalan yang mempunyai nilai strategis dalam kabupaten / kota

00 40 08 00

255 153 235

312 40 100

2 01 24 3 00

6. Jalur Busway

Jalan yang dikhususkan untuk jalur busway


00 100 100 00 229 229 160 60 30 90 2 01 26 0 00 Tebal garis minimal 0.3 mm Tebal garis 0.3 mm. Lebar jembatan disesuaikan dengan lebar sungai Simbol minimal 3 mm

7. Jembatan

Yang dibangun untuk membuka daerah terisolir, agar dapat meningkatkan kegiatan ekonomi, sosial dan budaya lainnya

00 00 00 100

255 00 00

00 100 100

1 19 00 0 00

8. Terminal
1 19 30 0 00

a. Terminal type A

Tempat perhentian bis untuk penumpang yang mempunyai fasilitas lengkap serta berfungsi sebagai simpul jaringan transportasi nasional. Tempat perhentian bis untuk penumpang dalam jumlah menengah dan jangkauan pelayanan menengah

Warna hitam

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

1 19 30 1 00

b. Terminal type B

Warna merah

00 100 100 00

255 00 00

00 100 100

1 19 30 2 00

-5-

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8

Keterangan
9

c. Terminal type C

Tempat perhentian bis untuk penumpang dalam jumlah kecil dan jangkauan pelayanan dekat serta berfungsi sebagai terminal pengumpan.

warna hitam

34 100 10 00

168 00 230

284 100 90

1 19 30 3 00

b. Jaringan rel kereta api dan stasiun 1. Stasiun Kereta Api

2 02 00 0 00

1 19 32 0 00

a. Stasiun Besar

Lokasi yang digunakan sebagai tempat asaltujuan serta transit pergerakan lalu lintas penumpang dan barang yang menggunakan jasa angkutan kereta pada kota besar Lokasi yang digunakan sebagai tempat asaltujuan serta transit pergerakan lalu lintas penumpang dan barang yang menggunakan jasa angkutan kereta pada kota kecil

0.3 mm
10 mm

0.3 mm

00 100 100 00
10 mm

255 00 00

00 100 100

1 19 32 1 00

b. Stasiun Sedang

0.3 mm

00 00 00 100
10 mm

00 00 00

00 00 00

1 19 32 2 00

2. Jalur Kereta Api umum antar kota a. Jalur Kereta Api umum antar kota jalur ganda

2 02 00 0 00

2 02 02 1 00

-6-

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8

Keterangan
9 Tebal garis rel 0.2 mm Jarak antara bantalan rel 10 mm Panjang bantalan rel 4 mm

1. Jalur Kereta Api umum antar kota jalur ganda atas tanah

Jalur kereta api yang dititik beratkan untuk melayani arus lalu-lintas antar kota dengan dua jalur atau lebih di atas tanah.
00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 2 02 02 1 01

2. Jalur Kereta Api umum antar kota jalur ganda bawah tanah

Jalur kereta api yang dititik beratkan untuk melayani arus lalu-lintas antar kota dengan dua jalur atau lebih di bawah tanah.

00 100 100 00

255 00 00

00 100 100

2 02 02 1 02

3. Jalur Kereta Api umum antar kota jalur ganda layang

Jalur kereta api yang dititikberatkan untuk melayani arus lalu-lintas antar kota dengan dua jalur atau lebih layang.

23 19 100 00

196 207 00

63 100 81

2 02 02 1 03

b. Jalur Kereta Api umum antar kota jalur tunggal 1. Jalur Kereta Api umum antar kota jalur tunggal atas tanah Jalur kereta api yang dititik beratkan untuk melayani arus lalu-lintas antar kota dengan satu jalur di atas tanah.
00 00 00 100 00 00 00 00 00 00

2 02 04 1 00

2 02 04 1 01

Tebal garis rel 0.2 mm Jarak antara bantalan rel 10 mm Panjang bantalan rel 4 mm

-7-

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5 00 100 100 00

RGB (255)
6 255 00 00

HSV (360 100 100) 7 00 100 100

Kode Unsur
8 2 02 04 1 02

Keterangan
9

2. Jalur Kereta Api umum antar kota jalur tunggal bawah tanah 3. Jalur Kereta Api umum antar kota jalur tunggal layang 3. Jalur Kereta Api umum perkotaan a. Jalur Kereta Api umum perkotaan jalur ganda 1. Jalur Kereta Api umum perkotaan jalur ganda atas tanah

Jalur kereta api yang dititik beratkan untuk melayani arus lalu-lintas antar kota dengan satu jalur di bawah tanah. Jalur kereta api yang dititik beratkan untuk melayani arus lalu-lintas antar kota dengan satu jalur layang Jalur kereta api yang dititik beratkan untuk melayani arus lalu-lintas dalam kota. Jalur kereta api yang dititik beratkan untuk melayani arus lalu-lintas dalam kota dengan dua jalur atau lebih. Jaringan kereta khusus di dalam kota, .di buat jalur ganda di atas tanah

23 19 100 00

196 207 00

63 100 81

2 02 04 1 03

2 02 01 0 00 2 02 02 2 00

34 100 10 00

169 00 230

284 100 90

2 02 02 2 01

Tebal garis rel 0.2 mm Jarak antara bantalan rel 10 mm Panjang bantalan rel 4 mm

2. Jalur Kereta Api umum perkotaan jalur ganda bawah tanah 3. Jalur Kereta Api umum perkotaan jalur ganda layang

Jaringan kereta khusus di dalam kota, .di buat jalur ganda di bawah tanah

100 23 00 00

00 196 255

194 100 100

2 02 02 2 02

Jaringan kereta khusus di dalam kota, .di buat jalur ganda layang

00 20 50 00

255 204 128

36 50 100

2 02 02 2 03

-8-

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8 2 02 04 2 00

Keterangan
9

b. Jalur Kereta Api umum perkotaan jalur tunggal

Jalur kereta api yang dititik beratkan untuk melayani arus lalu-lintas dalam kota dengan satu jalur.tunggal Jaringan kereta khusus di dalam kota, .di buat jalur tunggal di atas tanah
34 100 10 00 169 00 230 284 100 90

1. Jalur Kereta Api umum perkotaan jalur tunggal atas tanah

2 02 04 2 01

Tebal garis rel 0.2 mm Jarak antara bantalan rel 10 mm Panjang bantalan rel 4 mm

2. Jalur Kereta Api umum perkotaan jalur tunggal bawah tanah

Jaringan kereta khusus di dalam kota, .di buat jalur tunggal di bawah tanah
100 23 00 00 00 196 255 194 100 100 2 02 04 2 02

3. Jalur Subway

Jaringan kereta khusus di dalam kota, dapat melayang di bawah permukaan tanah.
00 00 100 00 255 255 00 60 100 100 2 02 08 0 00

4. Jalur Monorail

Jaringan kereta khusus di dalam kota, dapat melayang di atas permukaan tanah.

00 20 50 00

255 204 128

36 50 100

2 02 10 0 00

-9-

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8

Keterangan
9 Tebal garis rel 0.2 mm Jarak antara bantalan rel 2 .5 mm Panjang bantalan rel 3 mm

4. Jalur Kereta Api khusus

Jalur kereta api yang dikhususkan untuk melayani kegiatan tertentu dan mempunyai daerah cakupan tertentu.
00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 2 02 14 0 00

C. Jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan 1. Pelabuhan sungai Pelabuhan yang melayani arus lalu lintas penyeberangan penumpang dan barang jalur sungai. Pelabuhan danau yang melayani arus lalu lintas penyeberangan penumpang dan barang
100 00 00 00 00 255 255 180 100 100

2 04 00 0 00

Simbol minimal 3 mm

00 00 00100

00 00 00

00 00 00

1 19 52 0 00

2. Pelabuhan danau

1 19 52 1 00

3. Alur pelayaran angkutan sungai

Jaringan lalu-lintas sungai dan alur pelayaran mengangkut barang dan penumpang
100 30 70 00 00 179 76 145 100 70 2 04 02 0 00 Tebal Garisl 0.4 mm

- 10 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5 50 45 90 00

RGB (255)
6 128 140 13

HSV (360 100 100) 7 66 91 55

Kode Unsur
8 2 04 04 0 00

Keterangan
9

4. Alur pelayaran angkutan danau 5. Pelabuhan penyeberangan lintas antar provinsi dan antar negara

Jaringan lalu-lintas danau dan alur pelayaran mengangkut barang dan penumpang Pelabuhan yang melayani arus lalu lintas penyeberangan penumpang dan barang antar provinsi dan/atau antar negara.

00100 25 00

255 00 191

315 1 00 100

1 19 48 1 00

6. Pelabuhan penyeberangan lintas antar kabupaten/kota

Pelabuhan yang melayani arus lalu lintas penyeberangan penumpang dan barang antar kabupaten/kota.

55 100 70 00

115 00 76

320 100 45

1 19 48 2 00

7. Pelabuhan penyeberangan lintas dalam Kabupaten / Kota 8. Lintas penyeberangan antar provinsi yang menghubungkan antar jaringan jalan nasional dan antar jaringan jalur kereta api antar provinsi 9. Lintas penyeberangan antar negara yang menghubungkan antar jaringan jalan pada kawasan perbatasan

Pelabuhan yang melayani arus lalu lintas penyeberangan penumpang dan barang dalam kabupaten/kota. Jaringan lalu-lintas penyeberangan antar provinsi yang menghubungkan antar jaringan jalan nasional dan antar jaringan jalur kereta api antar provinsi

12 33 94 00

224 170 15

45 93 88

1 19 48 3 00

100 100 00 00

00 00 255

240 100 100

2 04 02 1 00

Tebal garis 0.3 mm

Jaringan lalu-lintas penyeberangan antar negara yang menghubungkan antar jaringan jalan pada kawasan perbatasan provinsi

00 33 100 00

255 170 100

40 100 100

2 04 02 2 00

- 11 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8

Keterangan
9

10. Lintas penyeberangan antar kabupaten / kota yang menghubungkan antar jaringan jalan provinsi dan jaringan jalur kereta api dalam provinsi 11. Lintas pelabuhan penyeberangan dalam kabupaten / kota yang menghubungkan antar jaringan jalan kabupaten / kota dan jaringan jalur kereta api dalam kabupaten

Jaringan lalu-lintas penyeberangan antar kabupaten/ kota yang menghubungkan antar jaringan jalan provinsi dan jaringan jalur kereta api dalam provinsi

55 100 70 00

115 00 76

320 100 45

2 04 02 3 00

Jaringan lalu-lintas penyeberangan antar kabupaten/ kota yang menghubungkan antar jaringan jalan kabupaten / kota dan jaringan jalur kereta api dalam kabupaten / kota

00 100 00 00

255 00 255

300 100 100

2 04 02 4 00

B.

Jaringan transportasi laut

2 04 08 0 00

Simbol minimal 3 mm Infill white

1. Pelabuhan Internasional hub

Pelabuhan yang diarahkan untuk melayani kegiatan dan alih muat angkutan laut nasional dan internasional dalam jumlah besar dan jangkauan pelayanan sangat luas serta berfungsi sebagai simpul jaringan transportasi laut internasional hub

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

2 04 08 3 00

- 12 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8

Keterangan
9

2. Pelabuhan Internasional

3. Pelabuhan Nasional

4. Pelabuhan Regional

5. Pelabuhan lokal

Pelabuhan yang diarahkan untuk melayani kegiatan dan alih muat angkutan laut nasional dan internasional dalam jumlah besar dan jangkauan pelayanan luas serta berfungsi sebagai simpul jaringan transportasi laut internasional Pelabuhan yang diarahkan untuk melayani kegiatan dan alih muat angkutan laut nasional dan internasional dalam jumlah besar dan jangkauan pelayanan luas serta berfungsi sebagai simpul jaringan transportasi laut nasional. Pelabuhan yang diarahkan untuk melayani kegiatan dan alih muat angkutan laut nasional dan internasional dalam jumlah menengah dan jangkauan pelayanan menengah. Pelabuhan yang diarahkan untuk melayani kegiatan dan alih muat angkutan laut dalam jumlah kecil dan jangkauan pelayanan dekat serta berfungsi sebagai pengumpan pelabuhan utama. Pelabuhan yang khusus melayani kegiatan tertentu dan mempunyai daerah cakupan tertentu.

100 100 00 00

00 00 255

240 100 100

2 04 08 3 01

100 56 00 00

00 112 255

214 100 100

2 04 08 3 02

00 100 25 00

255 00 191

315 100 100

2 04 08 3 03

55 100 70 00

115 00 76

320 100 45

2 04 08 3 04

6. Pelabuhan khusus

15 35 95 00

217 166 13

45 94 85

2 04 08 3 05

- 13 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8

Keterangan
9 Simbol minimal 3 mm

7. Pelabuhan lainnya

Pelabuhan yang tidak termasuk pelabuhan diatas


00 00 100 00 255 255 00 60 100 100 2 04 08 3 05

8. Alur pelayaran Internasional

Alur pelayaran Internasional


100 100 00 00 00 00 00 00 00 00 2 04 08 1 00 Tinggi simbol minimal 1 mm Notasi minimal 2 mm ALKI = Alur Laut Kepulauan Indonesia Untuk alur laut yang panjang, penggunaan notasi diatur

9. Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI)

Alur Laut Kepulauan Indonesia


ALKI
ALKI

0.6 mm

100 00 00 00

00 225 255

180 100 100

2 04 08 2 00

Dimensi minimal garis

10. Jaringan pelayaran Internasional yang menghubungkan antar pelabuhan Internasional hub dan pelabuhan Internasional dalam negara

Jalur pelayaran internasional yang menghubungkan antar pelabuhan internasional hub dan pelabuhan internasional
100 100 00 00 00 00 255 240 100 100 2 04 08 1 01

- 14 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8

Keterangan
9

11 Jaringan pelayaran Internasional yang menghubungkan antar pelabuhan Internasional hub dan pelabuhan Internasional dengan pelabuhan Internasional di negara lain 12. Alur pelayaran nasional yang menghubungkan pelabuhan nasional dengan pelabuhan Internasional atau pelabuhan Internasional hub 13. Alur pelayaran nasional yang menghubungkan antar pelabuhan nasional 14. Alur pelayaran nasional yang menghubungkan antara pelabuhan nasional dan pelabuhan regional 15. Alur pelayaran nasional yang menghubungkan antar pelabuhan regional

Jalur pelayaran internasional yang menghubungkan antar pelabuhan internasional hub dan pelabuhan internasional dengan pelabuhan internasional di negara lain

12 33 94 00

224 170 15

45 93 88

2 04 08 1 02

Alur pelayaran nasional yang menghubungkan pelabuhan nasional dengan pelabuhan internasional atau pelabuhan internasional hub
20 40 00 00 204 153 255 270 40 100 2 04 08 2 01

Alur pelayaran nasional yang menghubungkan antar pelabuhan nasional

34 100 10 00

169 00 230

284 100 90

2 04 08 2 02

Alur pelayaran nasional yang menghubungkan antar pelabuhan nasional dan pelabuhan regional

10 70 70 00

230 76 76

00 67 90

2 04 08 2 03

Alur pelayaran nasional yang menghubungkan antar pelabuhan regional


40 10 100 00 152 230 00 80 10 90 2 04 08 2 04

- 15 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8 2 03 00 0 00

Keterangan
9 Simbol minimal 3 mm

C. Jaringan transportasi udara

1. Bandar udara umum pusat penyebaran primer

Bandar udara yang melayani penumpang dalam jumlah sedang dengan lingkup pelayanan dalam satu provinsi dan terhubungkan dengan pusat penyebaran primer. Bandar udara yang melayani penumpang dalam jumlah besar dengan lingkup pelayanan nasional atau beberapa provinsi dan berfungsi sebagai pintu utama ke luar negeri. Bandar udara yang melayani penumpang dalam jumlah rendah dengan lingkup pelayanan pada beberapa kabupaten dan terhubungkan dengan pusat penyebaran primer dan pusat penyebaran sekunder. Bandar udara yang melayani penumpang dengan jumlah kecil dan tidak mempunyai daerah cakupan atau layanan.

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

2 03 02 1 00

2. Bandar udara umum pusat penyebaran sekunder

00 100 100 00

255 00 00

00 100 100

2 03 02 2 00

3. Bandar udara umum pusat penyebaran tersier

34 100 10 00

169 00 230

284 100 90

2 03 02 3 00

4. Bandar udara umum bukan pusat penyebaran

10 70 100 00

230 76 00

20 100 90

2 03 03 0 00

- 16 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8

Keterangan
9

5. Bandar udara khusus

Bandar udara yang khusus melayani kegiatan tertentu dan mempunyai daerah cakupan tertentu.

00 50 50 000

255 127 127

00 50 100

2 03 04 0 00

6. Ruang udara di atas bandar udara

Kawasan udara di atas bandar udara


Notasi minimal 2 mm KA = Kawasan Udara di atas Bandar udara Letak notasi diatur sesuai luas unsur

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

2 03 05 1 00

7. Ruang udara di sekitar bandar udara

Kawasan udara di sekitar bandar udara

Dimensi minimal untuk simbol 100 00 00 00 00 255 255 180 100 100 2 03 05 2 00

Notasi minimal 2 mm KS = Kawasan Udara di Sekitar bandar udara Letak notasi diatur sesuai luas unsur Notasi minimal 2 mm KP = Kawasan Udara sebagai jalur penerbangan Letak notasi diatur sesuai luas unsure

8. Ruang udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan

Kawasan udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan


20 00 00 00 204 255 255 180 20 100 2 03 06 0 00

- 17 -

3. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR SISTEM JARINGAN ENERGI


NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan/atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8 1 11 00 0 00

Keterangan
9

Sistem Jaringan Energi

A. Jaringan pipa minyak dan gas

1 11 10 0 00

1. Jaringan pipa minyak

Jaringan prasarana utama yang mendukung seluruh kebutuhan minyak bumi


00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 1 11 10 1 00

Tebal garis pipa 0.3 mm Jarak antara bulatan simbol 10 mm Ukuran bulatan simbol 2 mm

2.

Jaringan pipa gas

Jaringan prasarana utama yang mendukung seluruh kebutuhan gas


00 100 100 00 255 00 00 00 100 100 1 11 22 0 00

B. Jaringan listrik
1 10 26 0 00

Tinggi simbol minimal 1 mm

1. Kawat saluran udara


1 10 26 1 00

- 18 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan/atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5 00 100 100 00

RGB (255)
6 255 00 00

HSV (360 100 100) 7 00 100 100

Kode Unsur
8 1 10 26 1 01

Keterangan
9

a. jaringan transmisi tegangan ultra tinggi (SUTUT) 750 KV

Jaringan listrik berkapasitas 750 KV

b. jaringan transmisi tegangan Jaringan listrik berkapasitas 500 KV extra tinggi (SUTET) 500 KV

00 100 23 00

255 00 197

314 100 100

1 10 26 1 02

c. jaringan transmisi tegangan tinggi (SUTT) 275KV

Jaringan listrik berkapasitas 275 KV


15 35 95 00 217 166 13 45 94 85 1 10 26 1 03

d. jaringan transmisi tegangan menegah (SUTM) 150 KV

Jaringan listrik berkapasitas 150 KV


70 10 100 76 230 00 100 100 90 1 10 26 1 04

e. jaringan transmisi tegangan rendah (SUTR) 70 KV

Jaringan listrik berkapasitas 70 KV


00 00 100 00 255 255 00 60 100 00 1 10 26 1 05

2. Kabel bawah tanah

Jaringan energi listrik .kabel bawah tanah


100 00 00 00 00 255 255 180 100 100 1 10 28 0 00

- 19 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan/atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8

Keterangan
9

3. Kabel bawah laut

Jaringan energi listrik kabel bawah laut


00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 1 10 30 0 00

4. Gardu induk

Bangunan sebagai tempat distribusi arus listrik.


00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 1 10 20 0 00 Simbol minimal 3 mm

5. Jaringan distribusi

Jaringan yang dibuat untuk mendistribusikan energi listrik


85 55 100 00 38 115 00 100 100 00 1 10 31 0 00

C. Pembangkit tenaga listrik


1 10 00 0 00 Simbol minimal 3 mm

1. Pembangkit tenaga listrik tenaga air (PLTA)

Bangunan yang menjadi tempat mesin pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan tenaga air

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

1 10 04 0 00

- 20 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan/atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8

Keterangan
9

2. Pembangkit tenaga listrik tenaga uap (PLTU)

Bangunan yang menjadi tempat mesin pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan tenaga uap

10 70 100 00

230 76 00

20 100 90

1 10 06 0 00

3. Pembangkit tenaga listrik tenaga gas (PLTG)

Bangunan yang menjadi tempat mesin pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan tenaga gas Bangunan yang menjadi tempat mesin pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan tenaga diesel Bangunan yang menjadi tempat mesin pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan tenaga nuklir

00 50 50 00

255 127 127

00 50 100

1 10 14 0 00

4. Pembangkit tenaga listrik tenaga diesel (PLTD)

12 33 94 00

224 170 15

95 93 88

1 10 08 0 00

5. Pembangkit tenaga listrik tenaga nuklir (PLTN)

00 100 100 00

255 00 00

00 100 100

1 10 10 0 00

6. Pembangkit tenaga listrik tenaga surya (PLTS)

Bangunan yang menjadi tempat mesin pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan tenaga matahari Bangunan yang menjadi tempat mesin pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan tenaga angin

00 19 78 00

255 207 56

46 78 100

1 10 12 0 00

7. Pembangkit tenaga listrik tenaga bayu (PLTB)

00 00 97 00

255 255 08

60 97 100

1 10 16 0 00

- 21 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan/atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8

Keterangan
9

8. Pembangkit tenaga listrik tenaga Panas Bumi (PLTP)

Bangunan yang menjadi tempat mesin pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan tenaga panas bumi

00 100 23 00

255 00 197

314 100 100

1 10 32 0 00

9. Pembangkit listrik lainnya.

Bangunan yang menjadi tempat mesin pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan tenaga selain yang telah disebutkan di atas

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

1 10 00 0 00

4. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR SISTEM JARINGAN TELEKOMUNIKASI


NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100% 100%)

Kode Unsur
8 1 17 00 0 00

Keterangan
9

Sistem Jaringan Telekomunikasi A.


Jaringan terestrial Rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan untuk berkomunikasi.

1 17 01 0 00

Tebal garis 0.4 mm

- 22 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100% 100%)

Kode Unsur
8 1 17 01 1 00

Keterangan
9

5 00 100 100 00

6 255 00 00

7 00 100 100

1. Jaringan mikro digital

Rangkaian perangkat telekomunikasi Jaringan Mikro Digital Rangkaian perangkat telekomunikasi Jaringan Mikro Analog

2. Jaringan mikro analog

00 00 100 00

255 255 00

60 100 10

1 17 01 2 00

3. Jaringan serat optik

Rangkaian perangkat telekomunikasi Jaringan Serat Optik

40 100 60 00

153 00 102

320 100 60

1 17 01 3 00

4. Jaringan kabel laut

Rangkaian perangkat telekomunikasi Jaringan Kabel Laut

80 20 60 00

51 204 102

140 75 80

1 17 01 4 00

5. Jaringan internasional

Rangkaian perangkat telekomunikasi Jaringan Interbational

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

1 17 01 5 00

6.

Stasiun telepon otomat

Tempat atau instalasi bangunan telepon otomat yang menjadi pusat atau penghubung jaringan telepon. Saluran pembawa atau transmisi tenaga atau arus listrik bawah laut yang sedang dikerjakan

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

1 17 02 0 00

Simbol minimal 3 mm

7. Transmisi kabel laut

10 40 100 00

230 152 00

40 100 90

1 17 08 0 00

- 23 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100% 100%)

Kode Unsur
8

Keterangan
9

8. Transmisi kabel laut (konstruksi)

Saluran pembawa atau transmisi tenaga atau arus listrik bawah laut yang sedang dikerjakan.

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

1 17 20 0 00

9. Kantor pos besar

Tempat yang mempunyai fungsi menyelenggarakan kirim mengirim barang, surat, uang dan sebagainya dengan skala pelayanan regional. Tempat yang mempunyai fungsi menyelenggarakan kirim mengirim barang, surat, uang dan sebagainya dengan skala pelayanan kota atau lokal.

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

1 18 02 0 00

Simbol minimal 3 mm

10. Kantor pos kecil

00 55 33 00

255 115 222

314 55 100

1 18 04 0 00

B. Jaringan satelit
1 17 08 0 00 Simbol minimal 3 mm

1. Stasiun bumi

Bangunan berfungsi sebagai stasiun telekomunikasi.


00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 1 17 08 1 00

- 24 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100% 100%)

Kode Unsur
8 1 17 08 2 00

Keterangan
9

5 00 00 00 100

6 00 00 00

7 00 00 00

2. Pusat automatisasi sambungan telepon

Bangunan sebagai tempat yang merupakan pusat automiatisasi sambungan telepon

3. Menara telekomunikasi (BTS) untuk pemanfaatan secara bersama-sama antar operator

Bangunan sebagai tempat yang merupakan pusat automiatisasi sambungan telepon

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

1 17 08 3 00

5. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR SISTEM JARINGAN SUMBERDAYA AIR
NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8 6 00 00 0 00

Keterangan
9

Sistem Jaringan Sumberdaya Air


A. Jaringan sungai Sungai yang melintas di sejumlah wilayah administrasi yang berbeda

100 00 00 00

255 00 255

300 100 100

6 01 00 0 00

Tebal garis tepi 0.2mm

B. Sumberdaya air wilayah sungai

- 25 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8

Keterangan
9 Tebal garis tepi 0.3 mm C 100 M 100

1. Wilayah sungai lintas negara

Batas Sistem Wilayah Sungai yang melintasdi sejumlah wilayah Negara


25 09 00 00 190 232 255 201 25 100 6 01 01 0 00

2. Wilayah sungai lintas provinsi

Batas Sistem Wilayah Sungai yang melintas di sejumlah wilayah provins


00 00 100 00 00 255 255 60 100 100 6 01 02 0 00

3. Wilayah sungai lintas kabupaten / kota

Batas Sistem Wilayah Sungai yang melintas di sejumlah wilayah kabupaten


33 00 100 00 170 255 00 80 100 100 6 01 03 0 00

C. Cekungan air tanah


1. Cekungan air tanah lintas negara Batas cekungan air tanah yang melewati lintas negara
Notasi minimal 2 mm CN = Cekungan air tanah lintas Negara. Untuk cekungan yang luas, penggunaan notasi diatur

20 20 00 00

204 204 255

240 20 100

6 01 18 1 00

- 26 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8

Keterangan
9 CP = Cekungan air tanah lintas Provinsi.

2. Cekungan air tanah lintas provinsi

Batas cekungan air tanah yang melewati lintas provinsi


20 20 00 00 204 204 255 240 20 100 6 01 18 2 00

3. Cekungan air tanah lintas kabupaten/ kota

Batas cekungan air tanah yang melewati lintas kabupaten Bagunan yang dibuat untuk membendung aliran air

20 20 00 00

204 204 255

240 20 100

6 01 18 3 00

CK = Cekungan air tanah lintas Kabupaten / kota Panjang bendungan disesuikan dengan lebar bendungan.

D. Bendungan besar

40 100 00 00

153 00 255

77 100 100

1 20 06 0 00

E. Kanal besar

Bangunan air yang berfungsi sebagai tempat penampungan air hujan

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

6 02 04 0 00

F. Waduk penampungan air Besar

Saluran air buatan untuk keperluan irigasi


100 00 00 00 20 00 00 00 255 255 204 255 255 180 100 100 180 20 100 1 20 06 1 00 Warna air cyan 20%.

G. Fasilitas air bersih


6 01 18 2 00 Simbol minimal 3 mm

- 27 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8

Keterangan
9

1. Mata air

Tempat atau keluar nya air dari dalam tanah


20 00 00 00 204 255 255 180 20 100 6 01 18 0 00

2. Intake

Penahan aliran air sungai


100 00 00 00 Air C 20 00 255 255 204 255 255 180 100 100 180 20 100 . 6 01 18 4 00

3. Instalasi produksi

Tempat pengolahan air sungai menjadi air yang dapat dikonsumsi


25 09 00 00 191 232 255 202 25 100 1 09 10 0 00

4. Bak penampungan

Tempat penampunngan air hasil produksi


25 09 00 00 191 232 255 202 25 100 1 09 04 0 00

5. Pipa jaringan air bersih


1 09 08 0 00

a. Pipa air bersih primer

Saluran atau pipa transmisi air bersih utama / primer


100 100 00 00 00 00 255 240 100 100 1 09 08 1 00 Tebal garis minimal 1 mm

- 28 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5 100 00 00 00

RGB (255)
6 00 255 255

HSV (360 100 100) 7 180 100 100

Kode Unsur
8 1 09 08 2 00

Keterangan
9

b. Pipa air bersih sekunder Saluran atau pipa transmisi air bersih
sekunder yang digunakan

6. Jalur distribusi air bersih

Jalur distribusi air bersih


100 30 08 00 00 178 235 195 100 92 1 09 08 0 10

7. Bangunan irigasi

Banguanan untuk mengatur aliran irigasi


. 100 00 00 00 00 255 255 180 100 100 1 14 12 0 00 Simbol minimal 3 mm

8. Jaringan irigasi
1 14 00 0 05 Tebal garis minimal 0.3 mm

a. Irigasi primer

Saluran irigasi primer


100 100 00 00 00 00 255 240 100 100 1 14 00 0 06

b. Irigasi sekunder

Saluran irigasi sekunder


34 100 10 00 169 00 230 284 100 90 1 14 00 0 07

c. Irigasi tersier

Saluran irigasi tersier


00 100 25 00 255 00 191 315 100 100 1 14 00 0 08

- 29 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5 15 35 95 00

RGB (255)
6 217 166 13

HSV (360 100 100) 7 45 94 85

Kode Unsur
8 1 14 00 0 09

Keterangan
9

d. Irigasi air tanah

Saluran irigasi yang airnya bersumber dari air tanah

9. Sistem pengendali banjir


1 20 06 2 00 Tebal garis minimal 0.3 mm

a. Saluran dranaise primer

Saluran pengendali banjir primer


100 1 00 00 00 00 00 255 240 100 100 1 20 06 2 01

b. Saluran dranaise sekunder

Saluran pengendali banjir sekunder


100 00 00 00 00 255 255 180 100 100 1 20 06 2 02

c. Saluran air hujan primer

Saluran air hujan primer


00 100 25 00 255 00 191 315 100 100 1 20 06 2 03

d. Saluran air hujan

Saluran air hujan sekunder


15 35 95 00 217 166 13 45 94 85 1 20 06 2 04

sekunder

- 30 -

6. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR KAWASAN LINDUNG


NAMA UNSUR
1

NAMA UNSUR
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8

Keterangan
9

Kawasan Lindung

Kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yang mencakup hutan lindung, bergambut, dan resapan air. Kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah. Kawasan yang unsur pembentuk tanahnya sebagian besar berupa sisa-sisa bahan organik yang tertimbun dalam waktu yang lama. Kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akifer) yang berguna sebagai sumber air.

04 00 10 00

245 255 230

84 10 100

5 02 12 1 00

Tebal garis batas, hitam 0,1 mm

A.. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap bawahannya

08 00 10 00

235 255 230

108 10 100

5 02 12 0 00

1. Kawasan hutan lindung

12 00 10 00

224 255 230

132 12 100

5 02 12 1 00

2. Kawasan bergambut

16 00 10 00

214 255 230

143 16 100

5 02 12 2 00

3. Kawasan resapan air

10 00 12 00

232 255 224

105 12 100

5 02 12 3 00

- 31 -

NAMA UNSUR
1

NAMA UNSUR
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8

Keterangan
9

B. Kawasan perlindungan setempat

Kawasan yang memberikan perlindungan setempat yang mencakup sempadan pantai, sempadan sungai, sekitar danau atau waduk, sekitar mata air dan hijau kota termasuk di dalamnya hutan kota. Kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai

14 00 16 00

219 255 214

113 16 100

5 02 14 0 00

Tebal garis batas, hitam 0,1 mm

1. Sempadan pantai

20 00 20 00

204 255 204

120 20 100

5 02 14 1 01

2. Sempadan sungai

Kawasan sepanjang kiri-kanan sungai, termasuk sungai buatan atau kanal atau saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Kawasan tertentu di sekeliling danau atau waduk yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi danau atau waduk.

24 00 20 00

194 255 204

130 24 100

5 02 14 1 02

3. Kawasan sekitar danau / waduk

28 00 22 00

184 255 199

133 28 100

5 02 14 2 01

4. Kawasan sekitar mata air

Kawasan tertentu di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air.

34 00 25 00

168 255 191

136 34 100

5 02 14 2 02

- 32 -

NAMA UNSUR
1

NAMA UNSUR
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8

Keterangan
9

5. Ruang terbuka hijau kota

Ruang terbuka hijau adalah satu bentuk dari ruang terbuka, yang ditandai oleh keberadaan pepohonan sebagai pengisi lahan yang utama, kemudian di dukung oleh keberadaan tanaman lain sebagai pelengkap seperti perdu, semak, rerumputan dan tumbuhan penutup tanah lainnya. Taman dilingkungan Rukun Tetangga
.

40 00 25 00

153 255 191

142 40 100

5 02 14 3 00

a. Taman Rukun Tetangga

40 00 80 00

153 255 50

89 80 100

5 02 14 3 01

b. Taman Rukun Warga

Taman dilingkungan Rukun Warga


. 40 00 80 00 153 255 50 89 80 100 5 02 14 3 02

c. Taman kota

Kawasan di dalam kota yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi penghijaun dan kawasan yang ditujukan sebagai tempat rekreasi, pariwisata dan penngembangan pendidikan kelestarian alam.

40 00 80 00

153 255 50

89 80 100

5 02 14 3 03

- 33 -

NAMA UNSUR
1

NAMA UNSUR
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8

Keterangan
9

d. Taman pemakaman umum

Kawasan di dalam kota yang mempunyai manfaat penting sebagai tempat pemakaman umum

40 00 80 00

153 255 50

89 80 100

5 02 14 3 04

e. Jalur hijau sepanjang sungai dan pantai

Kawasan yang mempunyai manfaat penting sebagai untuk mempertahankan kelestarian fungsi penghijauan sepanjang pantai dan sungai Kawasan keagamaan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar sebagai tempat pengembangan pendidikan agama maupun tempat ibadah. Kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangnnya berlangsung secara alami. Kawasan yang mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta tipe ekosistemnya, dengan kondisi alam baik biota maupun fisiknya yang masih asli. Kawasan yang mewakili ekosistem khas di lautan maupun perairan lainnya, yang merupakan habibat alami yang memberikan tempat maupun perlindungan bagi perkembangan keanekaragaman tumbuhan dan satwa yang ada.

50 00 25 00

128 255 191

150 50 100

5 02 14 3 04

6. Kawasan lindung keagamaan

60 00 35 00

102 255 166

145 60 100

5 02 14 4 00

C. Kawasan pelestarian alam, suaka alam & cagar budaya

10 10 00 00

230 230 255

240 10 100

5 02 16 0 00 Tebal garis batas, hitam 0,1 mm

1. Kawasan suaka alam

15 15 00 00

217 217 255

240 15 100

5 02 16 1 00

2. Kawasan suaka alam

laut & perairan lainnya

20 20 00 00

204 204 255

240 20 100

5 02 16 2 00

- 34 -

NAMA UNSUR
1

NAMA UNSUR
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8

Keterangan
9

3. Kawasan suaka margasatwa & suaka margasatwa laut

4. Cagar alam & cagar

alam laut

5. Kawasan pantai

berhutan bakau

Kawasan suaka alam yang ditunjuk merupakan tempat hidup dan perlembangbiakan dari suatu jenis satwa yang perlu dilakukan upaya konservasinya, memiliki keanekaragaman dan populasi satwa yang tinggi, dan atau merupakan tempat dan kehidupan jenis satwa migran tertentu. Kawasan yang mewakili ekosistem khas dan merupakan habitat alam yang memberikan perlindungan bagi perkembangan flora dan fauna yang khas dan beragam, yang ada di pantai maupun di laut.. Kawasan pesisir laut yang merupakan habitat alami hutan bakau (mangrove) yang berfungsi memberikan perlindungan kepada perikehidupan pantai dan lautan.Kawasan ini minimal 130 kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan diukur dari garis surut terendah ke arah darat yang merupakan habitat hutan bakau Kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, pariwisata dan rekreasi

30 30 00 00

179 179 255

240 30 100

5 02 16 3 00

40 40 00 00

153 153 255

240 40 100

5 02 16 4 00

10 15 00 00

230 217 255

261 15 100

5 02 16 5 00

6. Taman nasional & taman

nasional laut

10 20 00 00

230 204 255

271 20 100

5 02 16 6 00

- 35 -

NAMA UNSUR
1

NAMA UNSUR
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8

Keterangan
9

7. Taman hutan raya

Kawasan pelestarian yang dimanfaatkan untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa, alami atau buatan. jenis asli dan atau bukan asli, pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan latihan, budaya, pariwisata dan rekreasi. Kawasan pelestarian alam di darat maupun di laut yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam

10 30 00 00

230 179 255

280 30 100

5 02 16 7 00

8. Taman wisata alam &

taman wisata alam laut

10 40 00 00

230 153 255

285 40 100

5 02 16 8 00

9.

Kawasan cagar budaya & ilmu pengetahuan

Kawasan yang merupakan lokasi bangunan hasil budaya manusia yang bernilai tinggi maupun bentukan geologi alami yang khas

10 20 10 00

230 204 230

300 11 90

5 02 16 9 00

D. Kawasan rawan bencana alam

Kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam. Mempunyai sumberdaya yang khas dan unik baik tumbuhan maupun lahan. Kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami tanah longsor.

00 05 00 00

255 242 255

300 05 100

5 02 22 0 00

Tebal garis batas, hitam 0,1 mm

1. Kawasan rawan tanah

longsor

00 15 00 00

255 217 255

300 15 100

5 02 22 1 00

- 36 -

NAMA UNSUR
1

NAMA UNSUR
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5 00 25 00 00

RGB (255)
6 255 191255

HSV (360 100 100) 7 300 25 100

Kode Unsur
8 5 02 22 2 00

Keterangan
9

2. Kawasan rawan gelombang Kawasan yang sering atau berpotensi tinggi pasang mengalami bencana alam gelombang pasang.

3. Kawasan rawan banjir

Kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam tsunami.

00 40 00 00

255 153 255

300 40 100

5 02 22 3 00

E. Kawasan lindung geologi


5 02 26 0 00 Tebal garis batas, hitam 0,1 mm

a. Kawasan cagar alam


geologi

Kawasan yang merupakan lokasi bentukan geologi yang bernilai tinggi maupun bentukan geologi alam yang khas. Kawasan yang merupakan lokasi bentukan geologi yang mempunyai keunikan batuan dan fosil Kawasan atau merupakan lokasi yang mempunyai keunikan bentang alam

00 05 05 00

255 242 242

00 05 100

5 02 26 1 00

1. Kawasan keunikan batuan dan fosil

00 05 10 00

255 242 230

29 10 100

5 02 26 1 01

2. Kawasan keunikan bentang alam

00 10 10 00

255 230 230

00 10 100

5 02 26 1 20

a. Bentang alam gumuk pasir pantai

Kawasan atau merupakan lokasi yang mempunyai keunikan bentang alam berupa gumuk pasir laut

00 10 20 00

255 230 204

31 20 100

5 02 26 1 21

- 37 -

NAMA UNSUR
1

NAMA UNSUR
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8

Keterangan
9

b. Bentang alam kawah, kaldera, maar, leher vulkanik, gumuk vulkanik c. Bentang alam goa

Kawasan atau merupakan lokasi yang mempunyai keunukan bentang alam berupa kawah, kaldera, maar, leher vulkanik dan guimuk vulkanik Kawasan atau merupakan lokasi yang mempunyai keunikan bentang alam berupa goa Kawasan atau merupakan lokasi yang mempunyai keunikan bentang alam berupa ngarai atau lembah

00 10 30 00

255 230 179

40 30 100

5 02 26 1 22

00 20 30 00

255 204 179

20 30 100

5 02 26 1 23

d. Bentang alam ngarai / lembah

00 30 40 00

255 179 1153

15 40 100

5 02 26 1 24

e. Bentang alam kubah

Kawasan atau merupakan lokasi yang mempunyai keunikan bentang alam berupa kubah

00 40 40 00

255 153 153

00 40 100

5 02 26 1 25

f. Bentang alam karst

Kawasan atau merupakan lokasi yang mempunyai keunikan bentang alam berupa karst Kawasan atau merupakan lokasi yang mempunyai keunikan proses geologi

00 50 60 00

255 128 102

10 60 100

5 02 26 1 26

3. Kawasan keunikan
proses geologi

00 60 80 00

255 102 51

15 80 100

5 02 26 1 30

- 38 -

NAMA UNSUR
1

NAMA UNSUR
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8

Keterangan
9

a. Kawasan poton atau lumpur vulkanik

Kawasan keunikan proses geologi dengan keluarnya poton atau lumpur vulkanik
. 00 20 10 00 255 204 230 329 20 100 5 02 26 1 31

b. Kawasan dengan kemunculan sumber api alami

Kawasan keunikan proses geologi dengan munculnya sumber api alami


00 30 10 00 255 179 230 320 30 100 5 02 26 1 32

c. Kawasan dengan kemunculan sulfatara, fumaroia, dan / atau geyser

Kawasan keunikan proses geologi dengan munculnya sulfatara, tumaroia, dan atau geyser

00 40 10 00

255 153 230

315 40 100

5 02 26 1 33

b. Kawasan rawan bencana alam geologi

Kawasan yang rawan akan bencana alam geologi


. 00 50 10 00 255 128 230 312 50 100 5 02 26 2 00

1. Kawasan rawan letusan gunung berapi

Kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana akibat letusan gunung berapi
. 15 40 35 00 217 153 166 348 29 85 5 02 26 2 01

- 39 -

NAMA UNSUR
1 2.

NAMA UNSUR
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8

Keterangan
9

Kawasan rawan gempa bumi

Kawasan yang pernah terjadi dan diidentifikasikan mempunayai potensi terancam bahaya gempa bumi, baik gempa bumi tektonik maupun vulkanik

15 45 40 00

217 140 153

350 35 85

5 02 26 2 02

3. Kawasan rawan gerakan tanah

Kawasan yang berdasarkan kondisi geologi dan geografi dinyatakan rawan longsor atau mengalami kejadian longsor dengan frekuensi cukup tinggi

20 30 30 00

204 179 179

00 12 80

5 02 26 2 03

4. Kawasan yang terletak di zona patahan aktif

Kawasan yang terletak di zona patahan aktif


. 17 55 50 00 212 115 128 352 46 83 5 02 26 2 04

5. Kawasan rawan tsunami

Kawasan yang rawan akan bencana tsunami


10 80 80 00 230 51 51 00 78 90 5 02 26 2 05

6. Kawasan rawan abrasi

Kawasan yang rawan akan abrasi air laut


20 70 50 00 204 76 128 336 63 80 5 02 26 2 06

- 40 -

NAMA UNSUR
1

NAMA UNSUR
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8

Keterangan
9

7. Kawasan rawan bahaya gas beracun

Kawasan yang rawan akan bahaya gas beracun


10 60 60 00 230 102 102 00 56 90 5 02 26 2 07

c. Kawasan yang memberi perlindungan terhadap air tanah

Kawasan yang memberi perlindungan terhadap tanah


20 55 65 00 204 115 89 14 56 80 5 02 26 3 00

1. Kawasan imbuhan air tanah

Kawasan yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian imbuhan air tanah

20 40 40 00

204 153 153

00 25 80

5 02 26 3 01

2. Sempadan mata air

Kawasan yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian mata air
25 80 90 00 191 51 25 08 87 75 5 02 26 3 02

F. Kawasan lindung lainnya


Tebal garis batas, hitam 0,1 mm. Tebal garis batas, hitam 0,1 mm.

00 02 05 00

255 250 242

37 05 100

5 02 24 0 00

- 41 -

NAMA UNSUR
1

NAMA UNSUR
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8

Keterangan
9

a. Cagar biosfir

Kawasan perlindungan terhadap cagar biosfer dengan maksud untuk melindungi ekosistem asli, ekosistem unik, dan ekosistem yang telah mengalami degradasi dari gangguan kerusakan unsur-unsur alamnya untuk penelitian dan pendidikan. Kawasan perlindungan terhadap daerah lembab dengan maksud untuk melindungi daerah dan ekosistemnya beserta keadaan flora dan faunanya untuk pelestarian keberadaannya. Kawasan perlindungan terhadap ekosistemnya serta kelangsungan perburuan satwa.

00 00 08 00

255 255 235

60 08 100

5 02 24 1 00

b. Ramsar

00 00 20 00

255 255 204

60 20 100

5 02 24 2 00

c. Taman buru

00 00 30 00

255 255 179

60 30 100

5 02 24 3 00

d. Kawasan perlindungan plasma nutfah

Kawasan perlindungan terhadap daerah plasma nutfah dengan maksud untuk melindungi daerah dan ekosistemnya beserta keadaan flora dan faunanya untuk pelestarian keberadaannya Kawasan perlindungan terhadap daerah pengungsian satwa dengan maksud untuk melindungi daerah dan ekosistemnya bagi kehidupan satwa yang sejak semula menghuni areal tersebut.

00 00 45 00

255 255 140

60 45 100

5 02 24 4 00

e. Kawasan pengungsian satwa

00 00 80 00

255 255 51

60 80 100

5 02 24 5 00

- 42 -

NAMA UNSUR
1

NAMA UNSUR
2

Simbol dan / atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8

Keterangan
9

f. Kawasan terumbu karang

Kawasan perlindungan terhadap ekosistemnya serta kelangsungan kelestarian terumbu karang.


. 02 05 60 00 250 242 102 57 59 98 5 02 24 7 00

g. Kawasan koridor satwa dan biota laut yang dilindungi

Kawasan perlindungan terhadap ekosistemnya serta kelangsungan kelestarian satwa dan biota laut

05 10 60 00

242 230 102

55 58 95

5 02 24 8 00

7. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR KAWASAN BUDIDAYA


NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan/atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)

Kode Unsur
8

Keterangan
9 Tebal garis batas, hitam 0,1 mm

Kawasan Budidaya

Kawasan yang diperuntukkan bagi budidaya


5 03 00 0 00

- 43 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan/atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)

Kode Unsur
8

Keterangan
9

A.

Kawasan hutan produksi

Kawasan yang diperuntukkan bagi hutan produksi


10 00 10 00 230 255 230 120 10 100 5 03 02 0 00

1. Hutan produksi terbatas

Kawasan yang diperuntukkan bagi hutan produksi terbatas di mana eksploitasinya hanya dapat dengan tebang pilih dan tanam Kawasan yang diperuntukkan bagi hutan produksi tetap di mana eksploitasinya hanya dapat dengan tebang pilih atau tebang habis dan tanam Kawasan hutan yang bila mana diperlukan, dapat dialihgunakan

30 10 10 00

179 230 230

180 22 90

5 03 02 1 01

2. Hutan produksi tetap

40 05 20 00

153 242 204

154 37 95

5 03 02 1 02

3. Hutan produksi konversi

40 00 30 00

153 255 179

135 40 100

5 03 02 1 03

B. Kawasan hutan rakyat

Kawasan hutan yang dapat dibudayakan oleh masyarakat sekitarnya dengan mengikuti ketentuan yang ditetapkan

40 00 40 00

153 255 153

120 40 100

5 03 12 0 00

Tebal garis batas, hitam 0,1 mm.

C. Kawasan perkebunan

Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman tahunan atau perkebunan yang menghasilkan baik bahan pangan maupun bahan baku industry

20 00 50 00

204 255 128

84 50 100

5 03 04 0 00

- 44 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan/atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)

Kode Unsur
8 5 03 04 1 01 5 03 04 1 nn

Keterangan
9

1. Perkebunan komoditi 1 s/d perkebunan komoditi n D. Kawasan pertanian pangan

Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman tahunan atau perkebunan komoditi 1 s/d komoditi n Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan

20 00 40 00

204 255 153

90 40 100

Tebal garis batas, hitam 0,1 mm.

05 03 03 00

242 247 247

180 02 97

5 03 06 0 00

1. Pertanian pangan lahan basah

Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan lahan basah di mana pengairannya dapat diperoleh secara alamiah maupun teknis. Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan lahan basah di mana pengairannya dapat diperoleh secara teknis. Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan lahan kering, untuk tanaman palawija, tanaman tahunan perkebunan, dan peternakan serta padang penggembalaan ternak Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman tahunan / perkebunan yang menghasilkan baik pangan dan bahan baku industri

20 00 30 00

204 255 179

100 30 100

5 03 06 1 00

a. Kawasan pertanian beririgasi

20 00 10 00

204 255 230

151 20 100

5 03 06 1 01

2. Pertanian pangan lahan kering

15 00 10 00

217 255 230

141 41 100

5 03 06 2 00

3. Pertanian hortikultura

10 00 10 00

230 255 230

120 10 100

5 03 06 3 00

- 45 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan/atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)

Kode Unsur
8

Keterangan
9

4. Peternakan

E. Kawasan perikanan

Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk usaha peternakan baik secara sambilan, cabang usaha, usaha pokok maupun industri, serta sebagai padang pengembalaan ternak Kawasan yang diperuntukkan bagi perikanan, baik berupa pertambakan / kolom maupun penangkapan Kawasan yang diperuntukkan bagi perikanan tangkap baik di darat maupun di laut Kawasan yang diperuntukkan bagi budidaya perikanan

05 00 05 00

242 255 242

120 05 100

5 03 06 4 00

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

5 03 16 0 00

Tebal garis batas, hitam 0,1 mm

a. Perikanan tangkap

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

5 03 16 1 00

b. Budidaya perikanan

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

5 03 16 2 00

c. Kawasan pengolahan ikan

Kawasan yang diperuntukkan bagi pengolahan ikan

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

5 03 16 3 00

F. Kawasan pertambangan

Kawasan yang diperuntukkan bagi pertambangan, baik wilayah yang sedang maupun yang akan segera dilakukan kegiatan pertambangan

00 00 00 03

247 247 247

00 00 97

5 18 00 0 00

Tebal garis batas, hitam 0,1 mm

- 46 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan/atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)

Kode Unsur
8

Keterangan
9

a. Mineral & batubara

Kawasan yang diperuntukkan bagi kawasan pertambangan mineral dan batu bara

00 00 00 05

242 242 242

00 00 95

5 18 00 2 00

b. Minyak & gas bumi

Kawasan yang diperuntukkan bagi kawasan pertambangan minyak dan gas bumi

00 00 00 15

217 217 217

00 00 85

5 18 00 2 00

c. Panas bumi

Kawasan yang diperuntukkan bagi kawasan pertambangan panas bumi

00 00 00 25

191 191 191

00 00 75

5 18 00 3 00

d. Air tanah

Kawasan yang diperuntukkan bagi kawasan pertambangan air tanah


00 00 00 35 166 166 166 00 00 65 5 18 00 4 00

e. Gol A (strategis)

Kawasan yang diperuntukkan bagi kawasan pertambangan Gol. A (strategis)

00 00 00 50

127 127 127

00 00 50

5 18 00 5 00

f. Gol B (Vital)

Kawasan yang diperuntukkan bagi kawasan pertambangan Gol. B (vital)


50 00 00 50 00 127 127 50 100 50 5 18 00 6 00

- 47 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan/atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)

Kode Unsur
8

Keterangan
9

g. Gol C (Lainnya)

Kawasan yang diperuntukkan bagi kawasan pertambangan Gol. C (lainnya)

100 00 00 50

00 128 128

50 100 50

5 18 00 7 00

G. Kawasan industri

Kawasan yang diperuntukkan bagi industri, berupa tempat pemusatan kegiatan industry Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan industri berat (melting, forging & stamping industry)

5 19 00 0 00

Tebal garis batas, hitam 0,1 mm

1. Industri besar

00 00 20 10

230 230 179

60 22 90

5 19 01 1 00

2. Industri sedang

Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan industri sedang


00 00 10 07 237 237 212 60 11 93 5 19 01 2 00

3. Industri rumah tangga

Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan industri keci / home industri


00 00 07 05 242 242 224 60 07 95 5 19 01 3 00

4. Industri lainnya

Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan industri lainnya

00 00 30 08

235 235 158

60 33 92

5 19 01 4 00

- 48 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan/atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)

Kode Unsur
8

Keterangan
9

H. Kawasan pariwisata

Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan pariwisata


00 10 00 00 255 230 255 300 10 100 5 13 00 0 00 Tebal garis batas, hitam 0,1 mm

1. Pariwisata alam

Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan wisata alam


. 00 20 00 00 255 204 255 200 20 100 5 13 00 1 00

2. Pariwisata budaya

Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan wisata budaya


. 00 40 00 00 255 153 255 300 40 100 5 13 00 2 00

3. Taman buatan

Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan wisata buatan


00 60 00 00 255 102 255 300 60 100 5 13 00 3 00

I. Kawasan permukiman

Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk permukiman yang aman dari bahaya bencana alam maupun buatan manusia, sehat dan mempunyai akses untuk kesempatan berusaha

00 15 100 00

255 217 00

51 100 100

5 06 00 0 00

Tebal garis batas, hitam 0,1 mm

- 49 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan/atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)

Kode Unsur
8

Keterangan
9

1. Permukiman perkotaan

2. Permukiman perdesaan

J. Kawasan peruntukan lainnya

Kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan sosial Kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan sosial Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan lainnya

00 30 75 00

255 179 64

36 75 100

5 06 00 1 00

00 20 70 00

255 204 76

43 70 100

5 06 00 2 00

10 30 00 00

230 179 255

280 30 100

5 16 00 0 00

Tebal garis batas, hitam 0,1 mm

a. Instalasi pembangkit energi listrik

Kawasan yang diperuntukkan bagi instalasi pembangkit energi listrik (plta, pltu, pltgu, pltn dan sebagainya)

05 50 00 00

242 128 255

294 50 100

5 16 00 1 00

b. Instalasi khusus / militer

Kawasan yang diperuntukkan bagi instalasi khusus militer


10 70 00 00 230 76 255 292 70 100 5 09 00 0 00

- 50 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan/atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)

Kode Unsur
8

Keterangan
9

c. Instalasi lainnya

Kawasan yang diperuntukkan bagi instalasi lainnya


. 10 100 00 00 230 00 255 294 100 100 5 16 00 9 00

K. Kawasan perumahan
00 30 70 00 255 179 00 42 100 100 5 06 00 0 00 Tebal garis batas, hitam 0,1 mm

1. Kepadatan tinggi

Kawasan perumahan yang mendukung perikehidupan dan kehidupan dengan kerapatan tinggi

00 30 70 00

255 179 00

42 100 100

5 06 00 1 00

2. Kepadatan sedang

Kawasan perumahan yang mendukung perikehidupan dan kehidupan dengan kerapatan sedang

00 30 70 00

255 179 00

42 100 100

5 06 00 2 00

3. Kepadatan rendah

Kawasan perumahan yang mendukung perikehidupan dan kehidupan dengan kerapatan rendah.

00 30 70 00

255 179 76

42 100 100

5 06 00 3 00

- 51 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan/atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)

Kode Unsur
8

Keterangan
9

4 Tebal garis batas, hitam 0,1 mm

L. Perdagangan dan jasa


00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 5 21 02 0 00

1. Pasar tradisionil

Kawasan diperuntukan bagi kegiatan penjualan barang-barang kebutuhan sehari hari.dalam skala kecil

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

5 21 02 1 00

2. Pusat perbelanjaan

Kawasan perbelanjaan yang di lengkapi sarana-sarana niaga lainnya seperti kantorkantor, bank, tempat hiburan dan lain-lain.

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

5 21 02 2 00

3. Toko modern Kawasan diperuntukan bagi kegiatan penjualan barang-barang kebutuhan sehari hari.dalam skala cukup besar
. 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 5 21 02 3 00

M Perkantoran .
00 100 00 00 255 00 255 300 100 100 5 21 10 0 00 Tebal garis batas, hitam 0,1 mm

- 52 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan/atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)

Kode Unsur
8

Keterangan
9

1. Pemerintah

Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan perkantoran pemerintahan


. 00 100 00 00 255 00 255 300 100 100 5 21 10 0 10

2. Swasta

Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan perkantoran swasta


00 100 00 00 255 00 255 300 100 100 5 21 10 0 20

N. Kawasan terbuka non hijau


100 00 100 00 00 255 00 120 100 100 5 03 04 0 00 Tebal garis batas, hitam 0,1 mm

1. Kebun

Kawasan yang diperuntukan bagi tanaman sejenis


100 00 100 00 00 255 00 120 100 100 5 03 04 0 10

2. Halaman rumah/ gedung milik masyarakat/ swasta yang ditanami tumbuhan

Kawasan atau area terbatas yang digunakan menanam tanaman tidak keras
100 00 100 00 00 255 00 120 100 100 5 03 04 0 20

- 53 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan/atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)

Kode Unsur
8

Keterangan
9

O. Kawasan evakuasi bencana


00 100 00 00 255 00 255 300 100 100 5 02 22 0 10 Tebal garis batas, hitam 0,1 mm

P. Kawasan sektor informal


00 100 00 00 255 00 255 300 100 100 5 21 00 0 10 Tebal garis batas, hitam 0,1 mm

Q. Kawasan peruntukan umum dan sosial lainnya 1. Perguruan tinggi skala wilayah Pusat kegiatan pendidikan tingkat tinggi skala wilayah

Simbol minimal 3 mm

00 00 00 100

00 255 255

180 100 100

1 06 02 0 00

2. Pendidikan Dasar (SD)

Pusat kegiatan pendidikan tingkat dasar


10 70 100 00 230 76 00 20 100 90 1 06 08 0 00

3. Pendidikan Menengah

Pertama (SLTP)

Pusat kegiatan pendidikan tingkat menengah pertama

00 50 50 00

255 127 127

00 50 1 00

1 06 06 0 00

- 54 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan/atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)

Kode Unsur
8

Keterangan
9

4. Pendidikan Menengah

Atas (SLTA)
5. TPA regional

Pusat kegiatan pendidikan tingkat menengah atas

12 33 94 00

224 170 15

95 93 88

1 06 04 0 00

Pusat kegiatan pendidikan atau tempat pendidikan agama regional

78 34 100 00

56 168 00

100 100 66

1 06 26 0 00

6. Pendidikan Taman

Kanak-Kanak

Pusat kegiatan pendidikan atau tempat pendidikan agama


00 00 97 00 255 255 08 60 97 100 1 06 10 0 00

7. Pendidikan Sekolah Luar Biasa

Pusat kegiatan pendidikan atau tempat pendidikan agama regional

00 100 23 00

255 00 197

314 100 100

1 06 20 0 00

8. Pendidikan Lainnya

Pusat kegiatan pendidikan atau tempat pendidikan agama regional

18 00 55 00

209 255 115

80 55 100

1 06 00 0 00

9 Rumah sakit umum tipe A

Pusat atau tempat pelayanan dan perawatan kesehatan type A


100 00 100 00 00 255 00 120 100 100 1 08 02 1 00

- 55 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan/atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)

Kode Unsur
8 1 08 02 2 00

Keterangan
9

5 12 33 94 00

6 224 170 15

7 95 93 88

10. Rumah sakit umum tipe B

Pusat atau tempat pelayanan dan perawatan kesehatan type B

11. Rumah sakit umum tipe C Pusat atau tempat pelayanan dan perawatan kesehatan type C 12. Puskesmas Pusat atau tempat pelayanan kesehatan masyarakat

00 100 00 00

255 255 00

60 100 10

1 08 02 3 00

00 50 23 00

255 128 196

120 100 100

328 50 100

13. Pusat keagamaan

Pusat atau tempat keagamaan wilayah


70 10 100 00 76 230 00 100 100 90 5 13 02 0 00

wilayah

14. Pasar induk wilayah

Pasar utama di kota besar yang merupakan pusat penyalur barang-barang kebutuhan untuk pasar-pasar lainnya Kawasan perbelanjaan yang mempunyai fungsi utama sama dengan pusat perbelanjaan lingkungan tetapi di lengkapi sarana-sarana niaga lainnya seperti kantorkantor, bank, tempat hiburan dan lain-lain.

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

5 21 02 0 00

15. Pusat perbelanjaan

00 33 100 00

255 171 00

40 100 10

5 21 02 1 00

- 56 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan/atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)

Kode Unsur
8

Keterangan
9

16. Pusat rekreasi skala

Pusat atau tempat rekreasi skala wilayah


00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 5 13 12 0 00

wilayah

17. Pusat kesenian-

kebudayaan skala wilayah


18. Stadion Wilayah

Pusat atau tempat kesenian budaya skala wilayah

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

5 13 30 0 00

Pusat atau tempat kegiatan olah raga atau kegiatan lainnya yang bersekala besar wilayah

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

5 13 34 0 00

19. Pusat Olah raga skala

wilayah

Pusat atau tempat khusus kegiatan olah raga pada skala wilayah
10 100 34 00 230 00 68 316 100 90 5 13 34 1 00

R. Kawasan Andalan 1. Kawasan andalan darat Kawasan yang di tetapkan dengan fungsi utama untuk kawasan andalan budidaya yang diprioritaskan pengembangannya atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.

5 05 06 0 00

00 70 40 00

255 76 153

93 70 100

5 05 06 1 00

Tebal garis 0,2 mm.

- 57 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan/atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)

Kode Unsur
8

Keterangan
9

2. Kawasan andalan laut

Kawasan yang di tetapkan dengan fungsi utama untuk kawasan andalan laut atas dasar kondisi dan potensi sumber daya laut,

20 50 00 00

204 128 255

77 50 100

5 05 06 2 00

S. Kawasan Tertentu
5 05 04 0 00 1. Simbol minimal 3 mm

Kerjasama Antar Regional

Kawasan yang di tetapkan dengan fungsi utama untuk kawasan Kerjasama Antar Regional laut atas dasar kondisi dan potensi sumber daya laut,

Tebal garis bis hitam 0,2 mm.

30 60 100 00

179 102 00

09 100 70

5 05 04 1 00

2.

Kawasan Pertahanan Keamanan

Kawasan hankam setingkat Kodam, Kodim dan Koramil

00 100 100 00 00 00 100 00

255 00 00 255 255 00

00 100 100 60 100 100

5 05 04 2 00

- 58 -

8. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR KAWASAN STRATEGIS


NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan/atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8 5 09 00 0 00

Keterangan
9 Tebal garis batas, hitam 0,1 mm

Kawasan strategis
1. Kawasan strategis hankam Kawasan yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting terhadap pertahanan dan keamanan negara.

00 100 100 00

255 00 00

00 100 100

5 09 00 1 00

2. Kawasan strategis ekonomi

Kawasan yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting terhadap perkembangan ekonomi

00 30 75 08

235 158 43

01 82 92

5 09 00 2 00

3. Kawasan strategis sosbud

Kawasan yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting terhadap perkembangan sosial budaya. Kawasan ini meliputi pusat perkantoran pemerintah, pusat sejarah keagamaan, pariwisata, makam bersejarah dan lainnya

00 00 100 00

255 255 00

17 100 100

5 09 00 3 00

- 59 -

NAMA UNSUR
1

Pengertian
2

Simbol dan/atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100) 7

Kode Unsur
8

Keterangan
9

4. Kawasan strategis pendaya gunaan SDA dan atau teknologi tinggi

Kawasan yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting terhadap pendaya gunaan Sumber Daya Alam atau teknologi tinggi. Kawasan ini meliputi pertambangan minyak dan gas bumi, instalasi nuklir dan kawasan industri strategis daerah

00 00 100 00

255 255 00

17 100 100

5 09 00 4 00

5. Kawasan strategis fungsi daya dukung lingkungan hidup

Kawasan yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting terhadap daya dukung lingkungan. Kawasan ini meliputi kawasan perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup, termasuk kawasan yang diakui sebagai warisan dunia

00 00 100 00

255 255 00

17 100 100

5 09 00 5 00

6.

Kawasan strategis lainnya

Kawasan strategis lainnya


00 00 100 00 255 255 00 17 100 100 5 09 00 6 00

- 60 -

9. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR SARANA PRASARANA LAINNYA


Pengertian NAMA UNSUR
1 2

Simbol dan/atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100)


7

Kode Unsur
8 5 20 00 0 00

Keterangan
9

Sistem Prasarana Lainnya


A. Pengelolaan air limbah kota

5 20 01 0 00

Simbol minimal 3 mm

1 Instalasi pengolahan air limbah (IPAL)

Sistem rasarana untuk pengelolaan limbah berasal dari rumah tangga baik secara individual maupun komunal

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00 5 20 02 0 00

00 00 00 20

204 204 204 00 00 00

00 00 80 00 00 00 5 20 03 0 00

2 Sistem prasarana pengelolaan lingkungan (limbah B3)

Sistem prasarana untuk pengelolaan limbah B3

00 00 00 100

00 100 100 00

255 00 00

0 100 100

B. Sistem Persampahan
1 14 00 0 00 Tebal garis bis hitam 0,1 mm

- 61 -

Pengertian NAMA UNSUR


1 2

Simbol dan/atau Notasi


3

Spesifikasi
Simbol
4

CMYK (%)
5

RGB (255)
6

HSV (360 100 100)


7

Kode Unsur
8

Keterangan
9

1 Tempat pembuangan sementara Tempat penampungan atau pembuangan (TPS) sampah rumah tangga atau pasar sementara sebelum ke tempat pembuangan akhir

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

1 14 01 0 00

2 Tempat pembuangan akhir (TPA)

Tempat penampungan atau pembuangan akhir sampah rumah tangga atau pasar

. 100 00 00 00 00 255 255 180 100 100 1 14 02 0 00

C. Jalur evakuasi bencana

Jalan yang di khususkan untuk jalur evakuasi bila terjadi bencana

00 100 00 00

255 00 255

83 100 100

2 01 24 0 00

- 62 -

LAMPIRAN II PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2010 TANGGAL

1. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR PERAIRAN PETA DASAR


SKALA
1000K

Spesifikasi
Pengertian
10
250K 500K

NAMA UNSUR
100K 10K 25K

50K

5K

Simbol dan/ atau Notasi


11

Simbol
12
0.2 mm

CMYK (%) 13 00 00 00 100 air C 20

RGB (255) 15 00 00 00 204 255 255

HSV (360 100 100) 15 00 00 00 50 20 100

Kode Unsur
16

A. Garis pantai

Garis yang memperlihatkan pantai pada saat air pasang rata-rata

Laut

% 20 % cyan

60102

B. Laut

1. Kontur laut

Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang kedalamannya sama Batu yang selalu tampak di permukaan laut

Garis kontur (0.1 mm, 100% cyan) Garis kontur indeks (0.2 mm, 100% cyan)

100 00 00 00

00 255 255

50 100 100

30010

2. Batu karang

0. 1 mm

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

60124

3. Terumbu

Batu karang yang tampak pada air surut

0. 1 mm

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

60126

4. Beting karang

Gugusan batu karang dan terumbu

0.1 mm

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

60130

- 63 -

SKALA
1000K

Spesifikasi
Pengertian
10
250K 500K

NAMA UNSUR
100K 10K 25K

50K

5K

Simbol dan/ atau Notasi


11

Simbol
12

CMYK (%) 13 00 00 00 100

RGB (255) 15 00 00 00

HSV (360 100 100) 15 00 00 00

Kode Unsur
16

5.. Penahan ombak

Bangunan yang dibuat untuk menahan ombak 12002


0,1 mm

6. Dermaga

Bangunan yang dibuat untuk bongkar muat barang dan atau penumpang kapal Bangunan yang dilengkapi dengan lampu untuk kepentingan navigasi
0,5 mm

0,1 mm

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

11954

7. Menara suar

1,5 mm

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

11968

8. Stasiun pasang surut


C. Sungai

Stasiun pengamat pasang surut permukaan air laut


1,5 mm

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

11966

Air yang mengalir secara terus menerus sepanjang alur di daratan, digambarkan sesuai skala yang mempunyai garis tengah atau lebar minimal 125 m untuk (1000k), 75 m (500k), 35 m (250k),15 m (100k), 7 m (50k), 3.5 m (25k), 1.5 m ( 10k) dan 1 m (5k)
Menunjukkan saluran buatan digambarkan sesuai skala

0.2 mm

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

60110

D. Terusan, saluran air

0.2mm

yang mempunyai garis tengah atau lebar minimal 125 m untuk (1000k), 75 m (500k), 35 m (250k),15 m (100k), 7 m (50k), 3.5 m (25k), 1.5 m ( 10k) dan 1 m (5k)

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

60206

- 64 -

SKALA
1000K

Spesifikasi
Pengertian
10
250K 500K

NAMA UNSUR
100K 10K 25K

50K

5K

Simbol dan/ atau Notasi


11

Simbol
12
0. 2 m m

CMYK (%) 13

RGB (255) 15

HSV (360 100 100) 15

Kode Unsur
16

E. Danau

Menunjukkan danau digambarkan sesuai skala yang mempunyai garis tengah minimal 125 m untuk (1000k), 75 m (500k), 35 m (250k),15 m (100k), 7 m (50k), 3.5 m (25k), 1.5 m ( 10k) dan 1 m (5k) Konstruksi yang dibuat untuk membendung aliran air pada suatu sungai, digambarkan sesuai skala yang mempunyai garis tengah minimal 125 m untuk (1000k), 75 m (500k), 35 m (250k),15 m (100k), 7 m (50k), 3.5 m (25k), 1.5 m ( 10k) dan 1 m (5k)

Danau

20 %cyan

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

60104

F. Waduk atau bendungan

0. 3 mm

00 00 00 100
0. 1 mm

00 00 00

00 00 00

60202

2. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR PERMUKIMAN PETA DASAR


1000K 500K 100K 250K 10K 25K 50K

5K

NAMA UNSUR

SKALA 2 3 4 5 6 7 8 9

Pengertian
10

Simbol dan/ atau Notasi


11

Simbol 12

Spesifikasi RGB CMYK (%) (255) 13 14 00 00 00 100 Area.K.10 00 00 00 229 229 229

HSV (360 100 100) 15 00 00 00 00 00 90

Kode Unsur
16

Permukiman 1. Daerah Permukiman


Daerah berpenduduk berupa kelompok bangunan dan jalan yang luas sehingga dengan skala sulit untuk digambarkan secara sendiri-sendiri. Termasuk daerah perkampungan yang mempunyai batas tegas. 50102

- 65 -

1000K

500K

100K

250K

10K

25K

50K

5K

NAMA UNSUR

SKALA 2 3 4 5 6 7 8 9

Pengertian
10

Simbol dan/ atau Notasi


11

Simbol 12

2. Ibukota Negara

Daerah atau kota yang menjadi pusat Pemerintahan Negara Daerah atau kota yang menjadi pusat Pemerintahan Provinsi Daerah atau kota yang menjadi pusat Pemerintahan Kabupaten Daerah atau kota di luar kota diatas

Spesifikasi RGB CMYK (%) (255) 13 14 00 00 00 100 00 00 00

HSV (360 100 100) 15 00 00 00

Kode Unsur
16

10204

3. Ibukota Provinsi

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

10220

4. Ibukota Kabupaten

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

10224

5. Kota Lainnya

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

10226

3. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR JARINGAN PERHUBUNGAN PETA DASAR
SKALA
1000K 100K 250K 500K 10K 25K 50K 5K

NAMA UNSUR
1

Pengertian
10

Simbol dan/ atau Notasi


11

Spesifikasi Simbol 12 CMYK (%) 13 RGB (255) 14 HSV (360 100 100) 15

Kode Unsur
16

Jaringan Perhubungan

1. Jalan tol

Jalan umum bebas hambatan dengan pungutan biaya kepada para pemakainya.

0.6 mm

0.8 mm
Infil l K.2 0

00 00 00 100 Infill K 10

00 00 00 229 229 229

00 00 00 00 00 90

20102

- 66 -

SKALA
1000K 100K 250K 500K 10K 25K 50K 5K

NAMA UNSUR
1

Pengertian
10

Simbol dan/ atau Notasi


11

Spesifikasi Simbol 12 CMYK (%) 13 00 00 00 30 RGB (255) 14 178 178 178 HSV (360 100 100) 15 00 00 70

Kode Unsur
16

2. Jalan arteri

Jalan yang dipergunakan sebagai sarana angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien.. Jalan yang dipergunakan sebagai sarana angkutan bukan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi. Digambarkan sesuai skala utk skala 100k, 50k, 25k, 10k dan 5k Jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi,

20110

3. Jalan

00 00 00 30

kolektor

178 178 178

00 00 70

20112

4. Jalan lokal

00 00 00 30

178 178 178

00 00 70

20114

5. Jalan lain

Jalan yang tidak termasuk jalan-jalan di atas.

00 00 00 30

178 178 178 178 178 178

00 00 70

20116

6. Jalan

setapak

Jalan yang dipakai khusus untuk pejalan kaki, biasanya menghubungkan kampung satu dengan lainnya atau di daerah pegunungan. Digambarkan sesuai skala utk 100k. 50k, 25k, 10k dan 5k

00 00 00 30

00 00 70

20120

- 67 -

SKALA
1000K 100K 250K 500K 10K 25K 50K 5K

NAMA UNSUR
1

Pengertian
10

Simbol dan/ atau Notasi


11

Spesifikasi Simbol 12 CMYK (%) 13 00 00 00 30 RGB (255) 14 178 178 178 HSV (360 100 100) 15 00 00 70

Kode Unsur
16

7. Jalan kereta api

Jalan kereta api.

20202

8. Bandar udara

Lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang dan atau bongkar muat cargo dan atau bongkar muat pos, serta dilengkapi dengan fasilitas penerbangan.bandar udara digambarkan sesuai skala.

00 00 00 30
0.2mm

00 00 00

00 00 70

11938

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

11940

9. Pelabuhan

Tempat yang terdiri dari deretan dan perairan di sekitarnya dengan batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang digunakan sebagai tempat bersandar, berlabuh naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan.

00 00 00 100
0. 4 mm

00 00 00

00 00 00

11946

- 68 -

4. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR BATAS ADMINISTRASI PETA DASAR
1000K 100K 250K 500K

10K

25K

50K

5K

NAMA UNSUR
1

SKALA
2 3 4 5 6 7 8 9

Pengertian
10

Simbol dan/ atau Notasi


11

Spesifikasi
Simbol 12 CMYK (%) 13 RGB (255) 14 HSV (360 100 100) 15

Kode Unsur
16

Batas Administrasi 1. Batas negara


Batas Negara
0.5 mm

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

40004

2. Batas provinsi

Batas daerah provinsi


0.4 mm

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

40104

3. Batas kabupaten atau

Batas daerah kabupaten atau kota


0. 3 mm

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

40204

kota

4. Batas kecamatan

Batas kecamatan
0.3 mm

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

40304

5. Batas desa

Batas desa / kelurahan


0.2 mm

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

40404

- 69 -

1000K

100K

250K

500K

10K

25K

50K

5K

NAMA UNSUR
1

SKALA
2 3 4 5 6 7 8 9

Pengertian
10

Simbol dan/ atau Notasi


11

Spesifikasi
Simbol 12 CMYK (%) 13 00 00 00 100 RGB (255) 14 00 00 00 HSV (360 100 100) 15 00 00 00

Kode Unsur
16

6. Batas landas kontinen kesepakatan, telah diratifikasi

Dasar laut dan tanah dibawahnya (seabed and subsoil) yang berbatasan dengan daerah dasar laut dibawah laut territorial s/d min. 200 mil, maksimal 300 mil dari garis pangkal atau 100 mil dari isobath 2000 meter, yang telah diratifikasi Dasar laut dan tanah dibawahnya (seabed and subsoil) yang berbatasan dengan daerah dasar laut dibawah laut territorial s/d minimal 200 mil, maksimal 300 mil dari garis pangkal atau 100 mil dari isobath 2000 meter, yang belum diratifikasi Jarak maksimum batas landas kontinen yang dapat di klaim Batas jalur diluar dan berbatasan dengan laut wilayah Indonesia sebagaimana ditetapkan berdasarkan undang-undang yang berlaku tentang perairan Indonesia yang meliputi dasar laut, tanah dibawahnya dan air diatasnya dengan batas terluar 200 mil laut diukur dari garis pangkal laut wilayah Indonesia, kesepakatan belum diratifikasi

40602

BLK

B LK

0.5 mm

7. Batas landas kontinen, belum diratifikasi

00 00 00 100
0.5 mm BLK

00 00 00

00 00 00

40604

BLK

8. Maksimum klaim batas landas kontinen 9. Batas ZEE kesepakatan belum diratifikasi

M a x . K l a im B L K
M a x. K l ai m B L K

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

40608

0.5 mm

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

40704

ZEE

ZEE

0. 5 mm

- 70 -

1000K

100K

250K

500K

10K

25K

50K

5K

NAMA UNSUR
1

SKALA
2 3 4 5 6 7 8 9

Pengertian
10

Simbol dan/ atau Notasi


11

Spesifikasi
Simbol 12 CMYK (%) 13 00 00 00 100 RGB (255) 14 00 00 00 HSV (360 100 100) 15 00 00 00

Kode Unsur
16

10. Batas ZEE Indonesia (Unilateral)

Batas jalur diluar dan berbatasan dengan laut wilayah Indonesia sebagaimana ditetapkan berdasarkan undang-undang yang berlaku tentang perairan Indonesia yang meliputi dasar laut, tanah dibawahnya dan air diatasnya dengan batas terluar 200 mil laut diukur dari garis pangkal laut wilayah Indonesia, unilateral Batas laut diukur dari pantai pulau terluar 12 mil ke laut bebas

40706

0. 5 mm
Z EE

ZEE

11. Batas laut teritorial

00 00 00 100
0.3 mm

00 00 00

00 00 00

40808

12. Batas laut teritorial kesepakatan, telah diratifikasi

Batas laut diukur dari pantai pulau terluar 12 mil ke laut bebas kesepakatan

00 00 00 100
0.3 mm

00 00 00

00 00 00

40802

13. Batas laut teritorial perlu kesepakatan

Batas laut diukur dari pantai pulau terluar 12 mil ke laut bebas perlu kesepakatan

00 00 00 100
0.5 mm

00 00 00

00 00 00

40804

- 71 -

5. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR RELIEF PETA DASAR


NAMA UNSUR
10K 25K

Skala Peta
1000K 100K 250K 500K 50K 5K

Pengertian
10

Spesifikasi Simbol dan / atau Notasi


11 Simbol 12 CMYK (%) 13 RGB (255) 14 HSV (360 100 100) 15

Kode Unsur
16

Relief 1. Titik tinggi Titik dipermukaan tanah yang koordinatnya ditentukan secara metoda pengukuran triangulasi

112 0.5 mm

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

30104

2. Kontur

Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang ketinggiannya sama.Selang kontur 125 m untuk (250k), 50 m (100k), 25 m (50k), 12.5 m (25k), 5 m (10k), 2.5 m (5k) dan 1 m (1k).

Garis kontur (0.1 mm, 70% Black)

Garis kontur indeks (0.2 mm, 70% Black)

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

30004

- 72 -

6. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR NAMA RUPABUMI PETA DASAR
1000K 100K 250K 500K 10K 25K 50K

5K

NAMA UNSUR 1 Nama Rupabumi


A. Nama Unsur Perairan 1. Samudera, Laut

SKALA
2 3 4 5 6 7 8 9

Pengertian
10

Simbol dan/ atau Notasi


11

Spesifikasi
Simbol 12 CMYK (%) 13 RGB (255) 14 HSV (360 100 100) 15

Kode Unsur
16

Nama perairan di laut bebas

SAMUDERA
LAUT Laut

2. Selat

Nama perairan di antara dua pulau

SELAT Selat
Selat
Selat

3. Teluk

Nama perairan yang menjorok ke daratan

TELUK Teluk
Teluk
Teluk

Huruf besar atau besar kecil Times New Roman Italic hitam. Ukuran huruf max. 40 point ( 4 pt = 00 00 00 100 1 mm,) sesuai luasan unsur, hirarki atau tingkatan unsur serta estetika Huruf besar atau besar kecil Times New Roman Italic warna hitam. Ukuran 00 00 00 100 huruf max. 40 point sesuai luasan unsur, hirarki atau tingkatan unsur serta estetika Huruf besar atau besar kecil Times New Roman Italic warna hitam. Ukuran 00 00 00 100 huruf max. 30 point sesuai luasan unsur, hirarki atau tingkatan unsur serta estetika

00 00 00

00 00 00

64402

00 00 00

00 00 00

64406

00 00 00

00 00 00

64408

- 73 -

1000K

100K

250K

500K

10K

25K

50K

5K

NAMA UNSUR 1
4. Danau

SKALA
2 3 4 5 6 7 8 9

Pengertian
10

Simbol dan/ atau Notasi


11

Spesifikasi
Simbol 12 CMYK (%) 13 RGB (255) 14 HSV (360 100 100) 15

Kode Unsur
16

Nama perairan yang ada di daratan

DANAU Danau
Danau
Danau

5. Sungai dan sejenisnya

Nama aliran air yang mengalir dari hulu ke arah muara atau laut

SUNGAI Sungai
Sungai
Sungai

Huruf besar atau huruf besar kecil Times New Roman Italic warna hitam. Ukuran huruf max. 30 00 00 00 100 point sesuai luasan unsur, hirarki atau tingkatan unsur serta estetika Huruf besar atau besar kecil Times New Roman Italic warna hitam. Ukuran 00 00 00 100 huruf max. 30 point sesuai luasan unsur, hirarki atau tingkatan unsur serta estetika

00 00 00

00 00 00

64414

00 00 00

00 00 00

64422

Nama unsur alam


1. Pegunungan,Gunung atau Bukit

Kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bahaya angin puyuh

PEGUNUNGAN

Gunung
Gunung

Huruf besar atau besar kecil Times New Roman Italic warna hitam. Ukuran 00 00 00 100 huruf max. 30 point mm,) sesuai luasan unsur, hirarki atau tingkatan unsur serta estetika

00 00 00

00 00 00

64502

- 74 -

1000K

100K

250K

500K

10K

25K

50K

5K

NAMA UNSUR 1 2. Tanjung

SKALA
2 3 4 5 6 7 8 9

Pengertian
10

Simbol dan/ atau Notasi


11

Spesifikasi
Simbol 12 CMYK (%) 13 RGB (255) 14 HSV (360 100 100) 15

Kode Unsur
16

Kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bahaya kebakaran liar

TANJUNG Tanjung

Tanjung Tanjung

Huruf besar atau besar kecil Times New Roman Italic warna hitam. Ukuran huruf max. 30 mm,) 00 00 00 100 sesuai luasan unsur, hirarki atau tingkatan unsur serta estetika Huruf besar atau huruf besar kecil Times New Roman Italic warna hitam. Ukuran huruf max. 30 00 00 00 100 point sesuai luasan unsur, hirarki atau tingkatan unsur serta estetika

00 00 00

00 00 00

64516

3. Pulau dan Kepulauan

Kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bahaya polusi udara

PULAU Pulau

Pulau
Pulau

00 00 00

00 00 00

64522

C. Nama Ibukota

1. Ibukota negara

Nama tempat yang menjadi pusat pemerintahan negara

JAKARTA
2. Ibukota provinsi

Huruf besar Times New Roman warna hitam. Ukuran huruf 00 00 00 100 min. 20 point Huruf besar Times New Roman warna hitam. Ukuran huruf 00 00 00 100 min. 16 point

00 00 00

00 00 00

64102

Nama tempat yang menjadi pusat pemerintahan provinsi

BANDUNG

00 00 00

00 00 00

64104

- 75 -

1000K

100K

250K

500K

10K

25K

50K

5K

NAMA UNSUR 1 3. Ibukota kabupaten atau kota

SKALA
2 3 4 5 6 7 8 9

Pengertian
10

Simbol dan/ atau Notasi


11

Spesifikasi
Simbol 12 CMYK (%) 13 RGB (255) 14 HSV (360 100 100) 15

Kode Unsur
16

Nama tempat yang menjadi pusat pemerintahan Kabupaten atau Kota Nama tempat yang menjadi pusat pemerintahan Kecamatan

BOGOR

Huruf besar Times New Roman warna 00 00 00 100 hitam. Ukuran huruf min. 14 point Huruf besar Times New Roman warna hitam. Ukuran huruf 00 00 00 100 min 12 point Huruf besar Times New Roman warna 00 00 00 100 hitam. Ukuran huruf min. 9 point Huruf besar Times New Roman warna hitam. Ukuran huruf 00 00 00 100 Min. 7 point

00 00 00

00 00 00

64108

4. Ibukota kecamatan

Citeureup

00 00 00

00 00 00

64112

5. Ibukota kelurahan atau desa

Nama tempat yang menjadi pusat pemerintahan Kelurahan atau Desa Nama tempat diluar nama diatas

Ciriung

00 00 00

00 00 00

64114

6. Kota lain atau kampung

Pabuaran

00 00 00

00 00 00

64118

D. Nama daerah administrasi


1. Provinsi

Nama daerah Provinsi


JAWA BARAT

Huruf besar Arial warna hitam. Ukuran 00 00 00 100 huruf m in.12 point Huruf besar Arial warna hitam. Ukuran 00 00 00 100 huruf min.10 point

00 00 00

00 00 00

64004

2. Kabupaten atau kota

Nama daerah Kabupaten / Kota

BOGOR

00 00 00

00 00 00

64008

- 76 -

1000K

100K

250K

500K

10K

25K

50K

5K

NAMA UNSUR 1
3. Kecamatan

SKALA
2 3 4 5 6 7 8 9

Pengertian
10

Simbol dan/ atau Notasi


11

Spesifikasi
Simbol 12 CMYK (%) 13 RGB (255) 14 HSV (360 100 100) 15

Kode Unsur
16

Nama daerah Kecamatan


CIBINONG

Huruf besar Arial warna hitam. Ukuran 00 00 00 100 huruf min. 8 point Huruf besar Arial warna hitam. Ukuran huruf min.7 point 00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

64012

4. Kelurahan atau desa

Nama daerah Kelurahan atau Desa


CIRIUNG

00 00 00

00 00 00

64014

E. Nama unsur diluar dari namanama diatas

Nama selain nama-nama di atas

Bandara Soekarno - Hatta

Huruf besar Arial warna hitam Min. 8 point

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

64000

- 77 -

LAMPIRAN III PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2010 TANGGAL

1. SIMBOL DAN ATAU NOTASI UNSUR-UNSUR PETA PENGGUNAAN LAHAN


Spesifikasi NAMA UNSUR 1 Penggunaan Lahan 1. Penggunaan lahan terakhir Simbol dan / atau Notasi 2 Setiap unsur yang ada pada penggunaan lahan, dibedakan warna. CMYK (%) 3 RGB (255) 4 HSV (360 100 100) 5 Keterangan 6 Disesuaikan dengan kebutuhan perencanaan Sumber Data dan Informasi 7 BPN (Badan Pertanahan Nasional)

2. SIMBOL DAN ATAU NOTASI UNSUR-UNSUR PETA KEMIRINGAN LERENG


NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

CMYK (%)
3

Spesifikasi RGB (255)


4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

Kemiringan Lereng 1. 0 - 1,99% (Klas I)


00 05 15 00 255 242 217 39 15 100

Hasil pengolahan kontur RB I/ Citra SRTM Resolusi 90 m untuk kerincian 1 : 100.000 dan SRTM Resolusi 30 m untuk kerincian 1 : 50.000

BAKOSURTANAL

- 78 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3

RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

2. 2 - 4,99% (Klas II)


00 10 20 00 255 230 204 31 20 100

Hasil pengolahan kontur RB I/ Citra SRTM Resolusi 90 m untuk kerincian 1 : 100.000 dan SRTM Resolusi 30 m untuk kerincian 1 : 50.000

BAKOSURTANAL

3. 5 - 7,99% (Klas III)


01 15 20 00 252 217 204 16 19 99

Hasil pengolahan kontur RB I/ Citra SRTM Resolusi 90 m untuk kerincian 1 : 100.000 dan SRTM Resolusi 30 m untuk kerincian 1 : 50.000 Hasil pengolahan kontur RB I/ Citra SRTM Resolusi 90 m untuk kerincian 1 : 100.000 dan SRTM Resolusi 30 m untuk kerincian 1 : 50.000

BAKOSURTANAL

4. 8 - 14,99% (Klas IV)


05 25 30 00 242 191 179 11 26 95

BAKOSURTANAL

5. 15 - 29,99% (Klas V)
07 30 30 00 237 179 179 00 24 93

Hasil pengolahan kontur RB I/ Citra SRTM Resolusi 90 m untuk kerincian 1 : 100.000 dan SRTM Resolusi 30 m untuk kerincian 1 : 50.000

BAKOSURTANAL

6. > 30% (Klas VI)


08 40 35 00 235 153 166 350 35 92

Hasil pengolahan kontur RB I/ Citra SRTM Resolusi 90 m untuk kerincian 1 : 100.000 dan SRTM Resolusi 30 m untuk kerincian 1 : 50.000

BAKOSURTANAL

- 79 -

3. SIMBOL DAN ATAU NOTASI UNSUR-UNSUR PETA GEOLOGI


Simbol dan / atau Notasi
2

Spesifikasi CMYK (%)


3

NAMA UNSUR
1

RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

Geologi

1. Struktur Geologi

Mengikuti Klasifikasi geologi yang di keluarkan instansi berwenang. Tingkat Ketelitian Data disesuaikan dengan skala peta rencana yang dihasilkan, jika tidak tersedia data pada kerincian data yang dilakukan maka diupayakan untuk menghasilkan data pada kerincian di maksut, jika tidak memungkinkan maka menggunakan data pada skala kecil terdekat dengan kewajiban mencantumkan kondisi dan sumber data.

PPLGL Bandung

2. Patahan dan Sesar

Mengikuti Klasifikasi geologi yang di keluarkan instansi berwenang. Tingkat Ketelitian Data disesuaikan dengan skala peta rencana yang dihasilkan, jika tidak tersedia data pada kerincian data yang dilakukan maka diupayakan untuk menghasilkan data pada kerincian di maksut, jika tidak memungkinkan maka menggunakan data pada skala kecil terdekat dengan kewajiban mencantumkan kondisi dan sumber data.

PPLGL Bandung

3. Sifat-sifat Geologi

Mengikuti Klasifikasi geologi yang di keluarkan instansi berwenang. Tingkat Ketelitian Data disesuaikan dengan skala peta rencana yang dihasilkan, jika tidak tersedia data pada kerincian data yang dilakukan maka diupayakan untuk menghasilkan data pada kerincian di maksut, jika tidak memungkinkan maka menggunakan data pada skala kecil terdekat dengan kewajiban mencantumkan kondisi dan sumber data.

PPLGL Bandung

- 80 -

4. SIMBOL DAN ATAU NOTASI, UNSUR-UNSUR PETA GEOMORFOLOGI


NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3

RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

Geomorfologi A. Bentukan Denudasional 1. Perbukitan Terkikis (D1) 2. Pegunungan Terkikis (D2) 3. Bukit Sisa (D3) 4. Bukit Terisolisasi (D4) 5. Dataran Nyaris (D5) 6. Dataran Nyaris Terangkat (D6) 7. Lereng Kaki (D7) 8. Pedimen (D8) 9. Piedemont (D9) 10. Gawir (D10)

Dibuat warna khusus untuk Perbukitan Terkikis Dibuat warna khusus untuk Pegunungan Terkikis Dibuat warna khusus untuk Bukit Sisa Dibuat warna khusus untuk Bukit Terisolasi Dibuat warna khusus untuk Dataran Nyaris Dibuat warna khusus untuk Dataran Nyaris Terangkat Dibuat warna khusus untuk Lereng kaki Dibuat warna khusus untuk Pedimen Dibuat warna khusus untuk Piedemont Dibuat warna khusus untuk Gawir

- 81 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3

RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

11. Kipas rombakan lereng (D11) 12. Daerah dengan gerak masa batuan kuat (D12) 13. Lahan Rusak (D13) B. Bentukan asal Vulkanik 1. Kepundan (V1) 2. Kerucut gunung api (V2) 3. Lereng gunung api atas (V3 4. Lereng gunung api tengah (V4) 5. Lereng gunung api bawah (V5) 6. Kaki gunung api (V6) 7. Dataran kaki gunung api (V7) 8. Dataran fluvial gunung api (V8)

Dibuat warna khusus untuk Kipas rombakan lereng Dibuat warna khusus untuk Dewah dengan gerak masa batuan kuat Dibuat warna khusus untuk lahan rusak

Dibuat warna khusus untuk Kepundan Dibuat warna khusus untuk Kerucut gunung api Dibuat warna khusus untuk gunung api atas Dibuat warna khusus untuk Lereng gunung api tengah Dibuat warna khusus untuk Lereng gunung api bawah Dibuat warna khusus untuk Kaki gunung api Dibuat warna khusus untuk Lereng gunung api bawah Dibuat warna khusus untuk dataran fluvial gunung api

- 82 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3

RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

9. Padang lava (V9) 10. Padang lahar (V10) 11. Lelehan lava (V11) 12. Aliran lava (V12) 13. Dataran antar gunung api (V13) 14. Dataran tinggi lava (V14) 15. Planeses (V15 ) 16. Padang abu, tuff atau lapili (V16) 17. Solfatar (V17) 18. Fumarol (V18) 19. Bukit Gunung Api terdenudasi (V19) 20. Leher gunung api (V20)

Dibuat warna khusus untuk Padang lava Dibuat warna khusus untuk Padang lahar Dibuat warna khusus untuk Lelehan lava Dibuat warna khusus untuk Aliran lava Dibuat warna khusus untuk Dataran antar gunung api Dibuat warna khusus untuk Dataran tinggi lava Dibuat warna khusus untuk Planeses Dibuat warna khusus untuk Padang abu, tuff atau lapili Dibuat warna khusus untuk Solfatar Dibuat warna khusus untuk Fumarol Dibuat warna khusus untuk Bukit gunung api terdenudasi Dibuat warna khusus untuk Leher gunung api

- 83 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3

RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

21. Sumbat gunung api (V21) 22. Kerucut parasiter (V22) 23. Boka (V23) 24. Dike (V24) 25. Baranko (V25) C. Bentukan asal Struktural (S) 1. Blok Sesar (S1) 2. Gawir Sesar (S2) 3. Gawir Garis Sesar (S3) 4. Pegunungan Antiklinikal (S4) 5. Perbukitan Antiklinikal (S5)

Dibuat warna khusus untuk Sumbat gunung api Dibuat warna khusus untuk Kerucut parasiter Dibuat warna khusus untuk Boka Dibuat warna khusus untuk Dike Dibuat warna khusus untuk Baranko

Dibuat warna khusus untuk Blok sesar Dibuat warna khusus untuk Gawir sesar Dibuat warna khusus untuk Gawir garis sesar Dibuat warna khusus untuk Pegunungan antiklinikal Dibuat warna khusus untuk Perbukitan antiklinikal

- 84 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3

RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

6. Pegunungan Sinklinikal (S6)

Dibuat warna khusus untuk Pegunungan Sinklinikal Dibuat warna khusus untuk Perbukitan Sinklinikal Dibuat warna khusus untuk Pegunungan Monoklinikal Dibuat warna khusus untuk Perbukitan Monoklinikal Dibuat warna khusus untuk Pegunungan Dome Dibuat warna khusus untuk Perbukitan Sinklinikal Dibuat warna khusus untuk Dataran Tinggi / Plateau Dibuat warna khusus untuk Cuesta Dibuat warna khusus untuk Hogback Dibuat warna khusus untuk Bentuk Strika Dibuat warna khusus untuk Lembah Antiklinasi Dibuat warna khusus untuk Lembah Sinlkinasi

7. Perbukitan Sinklinikal (S7) 8. Pegunungan Monoklinikal (S8) 9. Perbukitan Monoklinikal (S9) 10. Pegunungan Dome (S10) 11. Perbukitan Dome (S11) 12. Dataran Tinggi/Plateau (S12) 13. Cuesta (S13) 14. Hogback (S14) 15. Bentuk Strika (S15) 16. Lembah Antiklinasi (S16) 17. Lembah Sinklinasi (S17)

- 85 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3

RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

18. Lembah Subsekuen (S18) 19. Sembul/Horst (S19) 20. Tanah Terban (S20) D. Bentukan asal Fluvial (F) 1. Dataran Aluvial (F1) 2. Dasar Sungai (F2) 3. Danau (F3) 4. Rawa (F4) 5. Rawa Belakang (F5)

Dibuat warna khusus untuk Lembah Subsekuen Dibuat warna khusus untuk Sembul / Horst Dibuat warna khusus untuk Tanah Terban

Dibuat warna khusus untuk Dataran Aluvial Dibuat warna khusus untuk Dasar sungai Dibuat warna khusus untuk Danau Dibuat warna khusus untuk Rawa Dibuat warna khusus untuk Rawa Belakang

6. Saluran/Sungai Mati (F6) 7. Dataran Banjir (F7) 8. Tanggul Alam (F8)

Dibuat warna khusus untuk Saluran / Sungai mati Dibuat warna khusus untuk Dataran banjir Dibuat warna khusus untuk Tanggul Alam

- 86 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3

RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

9. Ledok Fluvial (F9) 10. Bekas Dasar Danau (F10) 11. Hamparan Celah/ Tonjolan Fluvial/Crevasse Splays (F11) 12. Gosong Lengkung Dalam (F12) 13. Gosong Sungai (F13) 14. Kipas Aluvial Aktif (F14) 15. Teras Aluvial (F15) 16. Kipas Aluvial Tidak Aktif (F16) 17. Delta (F17) 18. Igir Delta (F18) 19. Ledok Delta (F19) 20. Pantai Delta (F20)

Dibuat warna khusus untuk Ledok Fluvial Dibuat warna khusus untuk Bekas Dasar Danau Dibuat warna khusus untuk Hamparan Celah / Tonjol Fluvial / Crevasse Splays Dibuat warna khusus untuk Gosong Lengkung Dalam Dibuat warna khusus untuk Gosong Sungai Dibuat warna khusus untuk Kipas Aluvial Aktif Dibuat warna khusus untuk Teras Aluvial Dibuat warna khusus untuk Kipas Aluvial Tidak Aktif Dibuat warna khusus untuk Delta Dibuat warna khusus untuk Ingir Delta Dibuat warna khusus untuk Ledok Delta Dibuat warna khusus untuk Pantai Delta

- 87 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3

RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

E. Bentukan asal pelarutan Karst 1. Dataran Tinggi Karst (K1)

Dibuat warna khusus untuk Ledok Delta Dibuat warna khusus untuk Dataran Tinggo Karst Dibuat warna khusus untuk Lereng dan Perbukitan Karstik Terkikis Dibuat warna khusus untuk Kubah Karst

2. Lereng dan Perbukitan Karstik Terkikis (K2) 3. Kubah Karst (K3)

4. Bukit Sisa Batu Gamping Terisolasi (K4)

Dibuat warna khusus untuk Bukit Sisa Batu Gamping Terisolasi

5. Dataran Aluvial Karst (K5)

Dibuat warna khusus untuk Dtaran Aluvial karst

6. Uvala, Dolin (K6)

Dibuat warna khusus untuk Uvala, Dolin

7. Polje (K7)

Dibuat warna khusus untuk Polje

- 88 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3

RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

8. Lembah Kering (K8)

Dibuat warna khusus untuk Lembah Kering

5. SIMBOL DAN ATAU NOTASI UNSUR-UNSUR PETA FISIOGRAFI PERMUKAAN


Simbol dan / atau Notasi 2 Spesifikasi CMYK (%) 3 RGB (255) 4 HSV (360 100 100) 5 Keterangan 6 Sumber Data dan Informasi 7

NAMA UNSUR 1 Bentuk Fisiografi Permukaan Enam klas bentuk Fisiografi 1. Datar

00 00 10 00

255 255 230

60 10 100

Hasil pengolahan dan identifikasi kontur RBI/Citra SRTM res. 90m untuk kerincian 1: 100.000 dan SRTM Res. 30m untuk kerincian 1:50.000/ identifikasi citra penginderaan jauh lainnya secara steroscopic maupun non stereoscopic Hasil pengolahan dan identifikasi kontur RBI/Citra SRTM res. 90m untuk kerincian 1: 100.000 dan SRTM Res. 30m untuk kerincian 1:50.000/ identifikasi citra penginderaan jauh lainnya secara steroscopic maupun non stereoscopic

2. Landai
00 00 20 00 255 255 204 60 20 100

- 89 -

NAMA UNSUR 1 3. Berombak

Simbol dan / atau Notasi 2

Spesifikasi CMYK (%) 3 RGB (255) 4 HSV (360 100 100) 5 Keterangan 6
Hasil pengolahan dan identifikasi kontur RBI/Citra SRTM res. 90m untuk kerincian 1: 100.000 dan SRTM Res. 30m untuk kerincian 1:50.000/ identifikasi citra penginderaan jauh lainnya secara steroscopic maupun non stereoscopic Hasil pengolahan dan identifikasi kontur RBI/Citra SRTM res. 90m untuk kerincian 1: 100.000 dan SRTM Res. 30m untuk kerincian 1:50.000/ identifikasi citra penginderaan jauh lainnya secara steroscopic maupun non stereoscopic Hasil pengolahan dan identifikasi kontur RBI/Citra SRTM res. 90m untuk kerincian 1: 100.000 dan SRTM Res. 30m untuk kerincian 1:50.000/ identifikasi citra penginderaan jauh lainnya secara steroscopic maupun non stereoscopic Hasil pengolahan dan identifikasi kontur RBI/Citra SRTM res. 90m untuk kerincian 1: 100.000 dan SRTM Res. 30m untuk kerincian 1:50.000/ identifikasi citra penginderaan jauh lainnya secara steroscopic maupun non stereoscopic

Sumber Data dan Informasi 7

00 00 30 00

255 255 179

60 30 100

4. Bergelombang
00 00 45 00 255 255 140 60 45 100

5. Berbukit
00 03 60 00 255 247 102 57 60 100

6. Bergunung
03 07 60 00 247 237 102 56 59 97

6. SIMBOL DAN ATAU NOTASI UNSUR-UNSUR PETA CURAH HUJAN


Spesifikasi

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

CMYK (%)
3

RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

Curah hujan

- 90 -

Spesifikasi

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

CMYK (%)
3

RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

Empat kelas jumlah rata-rata curah hujan 1. > 3000mm/Th (klas I)


10 00 00 00 230 255 255 180 10 100

Diperoleh melalui pengolahan, pemodelan dan pengkelasan data catatan curah hujan minimal selama 10 tahun terakhir

Badan Meteorologi dan Geofisika

2. 1500 - 3000 mm/Th (klas II)


30 00 00 00 179 255 255 180 30 100

Diperoleh melalui pengolahan, pemodelan dan pengkelasan data catatan curah hujan minimal selama 10 tahun terakhir Diperoleh melalui pengolahan, pemodelan dan pengkelasan data catatan curah hujan minimal selama 10 tahun terakhir

Badan Meteorologi dan Geofisika

3. 1000-1500 mm/Th (klas III)


30 00 00 10 153 230 230 180 33 90

Badan Meteorologi dan Geofisika

4. > 1000 mm/Th (klas IV)


40 00 00 20 102 204 204 180 50 80

Diperoleh melalui pengolahan, pemodelan dan pengkelasan data catatan curah hujan minimal selama 10 tahun terakhir

Badan Meteorologi dan Geofisika

- 91 -

7. SIMBOL DAN ATAU NOTASI UNSUR-UNSUR PETA PENUTUP LAHAN


Simbol dan / atau Notasi
2

Spsifikasi CMYK (%)


3

NAMA UNSUR
1

RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

1. Penutup Lahan

Setiap unsur lahan dibedakan warna.

Disesuaikan dengan kebutuhan perencanaan

Dinas / Dep.Kehutanan

8. SIMBOL DAN ATAU NOTASI, UNSUR-UNSUR PETA KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA
Simbol dan / atau Notasi
2

Spesifikasi CMYK (%)


3

NAMA UNSUR
1

RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

A. Sarana pendidikan

1. SD / setingkat
10 70 100 00 230 76 00 20 100 90

Kondisi, jumlah dan sebaran, swasta/negeri, umum/khusus. Simbol minimal 3 mm. .

Dep./Dinas Pendidikan Nasional

2. SMP / setingkat
00 50 50 00 255 127 127 00 50 1 00

Dep./Dinas Pendidikan Nasional

- 92 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3

RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

3. SMA Umum / kejuruan


12 33 94 00 224 170 15 95 93 88

Dep./Dinas Pendidikan Nasional

4. Perguruan Tinggi / Akademi


00 00 00 100 00 255 255 180 100 100

Dep./Dinas Pendidikan Nasional

5. Pendidikan Taman Kanak-Kanak


00 00 97 00 255 255 08 60 97 100

Dep./Dinas Pendidikan Nasional

6. TPA regional
78 34 100 00 56 168 00 100 100 66

Dep./Dinas Pendidikan Nasional

7. Pendidikan Sekolah Luar Biasa


00 100 23 00 255 00 197 314 100 100

Dep./Dinas Pendidikan Nasional

8. Pendidikan Lainnya
18 00 55 00 209 255 115 80 55 100

Dep./Dinas Pendidikan Nasional

- 93 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3

RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

B. Sarana Kesehatan

Kondisi, jumlah dan sebaran, swasta/negeri, umum/khusus. Simbol minimal 3 mm.


00 50 23 00 255 128 196 120 100 100

Dep./Dinas Kesehatan

1. Puskesmas/ Balai Pengobatan

2. Rumah Sakit klas A


100 00 100 00 00 255 00 120 100 100

3. Rumah Sakit klas B


12 33 94 00 224 170 15 95 93 88

4. Rumah Sakit klas C


00 100 00 00 255 255 00 60 100 10

C. Jaringan listrik
Tinggi simbol minimal 1 mm

1. Kawat saluran udara a. jaringan transmisi tegangan ultra tinggi (SUTUT) 750 KV

Dep./ Dinas ESDM dan PLN

00 100 100 00

255 00 00

00 100 100

- 94 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3 00 100 23 00

RGB (255)
4 255 00 197

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

b. jaringan transmisi tegangan extra tinggi (SUTET) 500 KV c. jaringan transmisi tegangan tinggi (SUTT) 275KV d. jaringan transmisi tegangan menegah (SUTM) 150 KV e jaringan transmisi tegangan rendah (SUTR) 70 KV

314 100 100

15 35 95 00

217 166 13

45 94 85

70 10 100 00

76 230 00

100 100 90

00 00 100 00

255 255 00

60 100 00

2. Kabel bawah tanah


100 00 00 00 00 255 255 180 100 100

3. Kabel bawah laut


00 00 00 100 00 00 00 00 00 00

4. Gardu induk
00 00 00 100 00 00 00 00 00 00

Minimum simbol 3 mmm

5. Jaringan distribusi

85 55 100 00

38 115 00

100 100 00

- 95 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3

RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

D. Fasilitas air bersih 1. Mata air


20 00 00 00 204 255 255 180 20 100

Dep./ Dinas Cipta Karya PU dan PAM Minimum simbol 3mmm

2. Intake
100 00 00 00 Air C 20 00 255 255 204 255 255 180 100 100 180 20 100

3. Instalasi produksi
25 09 00 00 191 232 255 202 25 100

4. Bak penampungan
25 09 00 00 191 232 255 202 25 100

5. Pipa jaringan air bersih

Minimum garis 1 mm

Dep./ Dinas Cipta Karya PU dan PAM

- 96 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3 100 100 00 00

RGB (255)
4 00 00 255

HSV (360 100 100)


5 240 100 100

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

a. Pipa air bersih primer

b. Pipa air bersih sekunder


100 00 00 00 00 255 255 180 100 100

6. Jalur distribusi air bersih


100 30 08 00 00 178 235 195 100 92

7. Bangunan irigasi
100 00 00 00 00 255 255 180 100 100

8. Jaringan irigasi

a. Irigasi primer b. Irigasi sekunder c. Irigasi tersier

100 100 00 00 34 100 10 00 00 100 25 00

00 00 255 169 00 230 255 00 191

240 100 100 284 100 90 315 100 100

d. Irigasi air tanah


15 35 95 00 217 166 13 45 94 85

- 97 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3

RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

9. Sistem pengendali banjir

a. Saluran dranaise primer b. Saluran dranaise sekunder

100 1 00 00 00 100 00 00 00

00 00 255

240 100 100

00 255 255

180 100 100

c. Saluran air hujan primer


00 100 25 00 255 00 191 315 100 100

d. Saluran air hujan sekunder


15 35 95 00 217 166 13 45 94 85 Tebal garis 0.4 mm

E. Jaringan telekomunikasi Jaringan terrestrial


1. Jaringan mikro digital 2. Jaringan mikro analog
00 00 100 00 255 255 00 153 00 102 51 204 102 60 100 10 320 100 60 140 75 80 00 100 100 00 255 00 00 00 100 100

Dep./ Dinas Parpostel dan TELKOM

3. Jaringan serat optik 4. Jaringan kabel laut

40 100 60 00 80 20 60 00

- 98 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3

RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

5. Jaringan internasional 6. Stasiun telepon otomat

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

7. Transmisi kabel laut 8. Transmisi kabel laut (konstruksi)

10 40 100 00

230 152 00

40 100 90

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

9. Kantor pos besar


00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 Dimensi minimal simbol 3 mm 00 55 33 00 255 115 222 314 55 100

Dep./ Dinas Parpostel dan TELKOM

10. Kantor pos kecil

F. Jaringan satelit

Dep./ Dinas Parpostel dan TELKOM

1 Stasiun bumi
00 00 00 100 00 00 00 00 00 00

Dimensi minimal simbol 3 mm

- 99 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3

RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6 Dimensi minimal simbol 3 mm

Sumber Data dan Informasi


7

2 Pusat automatisasi sambungan telepon


00 00 00 100 00 00 00 00 00 00

3 Menara telekomunikasi (BTS) untuk pemanfaatan secara bersama-sama antar operator

Dimensi minimal simbol 3mm 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00

G. Jaringan transportasi A. Transportasi darat a. Jaringan jalan dan Terminal 1. Jalan Tol
Infill 00 50 100 00. Grs bis hitam 255 128 00 29 100 100 Dimensi minimal simbol

Dep./ Dinas PU

2. Jalan Arteri Primer

Infill 00 50 100 00. Grs bis hitam 00 30 100 00

255 128 00

29 100 100

3. Jalan Kolektor Primer

255 178 00

41 100 100

- 100 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3

RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

4. Jalan Lokal

30 30 00 00

178 178 255

240 30 100

5. Jalan Strategis a. Strategis Nasional b. Strategis Provinsi c. Strategis Kabupaten 6. Jalur Busway
00 100 100 00 00 00 100 00 00 40 08 00 00 00 30 10 255 00 00 255 255 00 255 153 235 229 229 160 00 100 100 60 100 100 312 40 100 60 30 90

Tebal garis 0.4 mm

Dep./ Dinas PU

Tebal garis minimal 0.3 mm

7. Jembatan
00 00 00 100 255 00 00 00 100 100

Tebal garis 0.3 mm. Lebar jembatan disesuaikan dengan lebar sungai Simbol minimal 3 mm

8. Terminal a. Terminal type A


00 00 00 100 00 00 00 00 00 00

Dep./ Dinas Perhubungan

- 101 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3 Warna merah

RGB (255)
4 00 100 100 00 00 00 00

HSV (360 100 100)


5 255 00 00 00 00 00

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

b.

Terminal type B

c.

Terminal type C

00 00 00 100

b. Jaringan Rel Kereta Api dan stasiun

Dep./ Dinas Perhubungan dan PT. KAI

1. Stasiun Kereta Api


a. b. Stasiun Besar Stasiun Sedang
00 100 100 00 00 00 00 100 255 00 00 00 00 00 00 100 100 00 00 00

2. Jalur Kereta Api umum antar kota a. Jalur Kereta Api umum antar kota jalur ganda 1. 2. Jalur Kereta Api umum antar kota jalur ganda atas tanah Jalur Kereta Api umum antar kota jalur ganda bawah tanah
Tebal garis rel 0.2 mm Jarak antara bantalan rel 10 mm Panjang bantalan rel 4 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00

00 100 100 00

255 00 00

00 100 100

- 102 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3 23 19 100 00

RGB (255)
4 196 207 00

HSV (360 100 100)


5 63 100 81

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

3.

Jalur Kereta Api umum antar kota jalur ganda layang

b Jalur Kereta Api umum antar kota jalur tunggal

Tebal garis rel 0.2 mm Jarak antara bantalan rel 10 mm Panjang bantalan rel 4 mm

1. 2. 3.

Jalur Kereta Api umum antar kota jalur tunggal atas tanah Jalur Kereta Api umum antar kota jalur tunggal bawah tanah Jalur Kereta Api umum antar kota jalur tunggal layang

00 00 00 100 00 100 100 00 23 19 100 00

00 00 00 255 00 00 196 207 00

00 00 00 00 100 100 63 100 81

3. Jalur Kereta Api umum perkotaan


a. Jalur Kereta Api umum perkotaan jalur ganda 1. Jalur Kereta Api umum perkotaan jalur ganda atas tanah 2. Jalur Kereta Api umum perkotaan jalur ganda bawah tanah 3. Jalur Kereta Api umum perkotaan jalur ganda layang
Tebal garis rel 0.2 mm Jarak antara bantalan rel 10 mm Panjang bantalan rel 4 mm 34 100 10 00 169 00 230 284 100 90

100 23 00 00

00 196 255

194 100 100

00 20 50 00

255 204 128

36 50 100

- 103 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3

RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6 Tebal garis rel 0.2 mm Jarak antara bantalan rel 10 mm Panjang bantalan rel 4 mm

Sumber Data dan Informasi


7

b. Jalur Kereta Api umum perkotaan jalur tunggal

Dep./ Dinas Perhubungan dan PT. KAI

1. Jalur Kereta Api umum perkotaan jalur tunggal atas tanah 2. Jalur Kereta Api umum perkotaan jalur tunggal bawah tanah 3. Jalur Subway

34 100 10 00

169 00 230

284 100 90

100 23 00 00

00 196 255

194 100 100

00 00 100 00

255 255 00

60 100 100

4. Jalur Monorail
00 20 50 00 255 204 128 36 50 100 Tebal garis rel 0.2 mm Jarak antara bantalan rel 2 .5 mm Panjang bantalan rel 3 mm .

4. Jalur Kereta Api khusus


00 00 00 100 00 00 00 00 00 00

c. Transportasi sungai danau dan penyeberangan 1. Pelabuhan sungai


00 00 00100 00 00 00 00 00 00

Dep./ Dinas Perhubungan


Simbol minimal 3 mm

- 104 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3

RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6 Simbol minimal 3 mm

Sumber Data dan Informasi


7

2. Pelabuhan danau
100 00 00 00 00 255 255 180 100 100

3. Alur pelayaran angkutan sungai


100 30 70 00 00 179 76 145 100 70 Tebal Garisl 0.4 mm

4. alur pelayaran angkutan danau;


50 45 90 00 128 140 13 66 91 55 Tebal Garisl 0.4 mm

5. Pelabuhan penyeberangan lintas provinsi dan antar negara 6. Pelabuhan penyeberangan lintas antar kabupaten kota 7. Pelabuhan penyeberangan lintas dalam Kabupaten /Kota 8. Lintas penyeberangan antar provinsi yang menghubungkan antar jaringan jalan nasional dan antar jaringan jalur kereta api antar provinsi

00100 25 00

255 00 191

315 1 00 100

55 100 70 00

115 00 76

320 100 45

12 33 94 00

224 170 15

45 93 88 Tebal garis 0.3 mm

100 100 00 00

00 00 255

240 100 100

- 105 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3

RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

9. Lintas penyeberangan antar negara yang menghubungkan antar jaringan jalan pada kawasan perbatasan 10. Lintas penyeberangan antar kabupaten / kota yang menghubungkan antar jaringan jalan provinsi dan jaringan jalur kereta api dalam provinsi 11. Lintas pelabuhan penyeberangan dalam kabupaten/kota yang menghubungkan antar jaringan jalan kabupaten /kota dan jaringan jalur kereta api dalam kabupaten / kota B. Transportasi laut 1. Pelabuhan Internasional hub

00 33 100 00

255 170 100

40 100 100

55 100 70 00

115 00 76

320 100 45

00 100 00 00

255 00 255

300 100 100

Simbol minimal 3 mm 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00

Dep./ Dinas Perhubungan

2. Pelabuhan internasional

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

Dep./ Dinas Perhubungan

- 106 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3 00 00 00 100

RGB (255)
4 00 00 00

HSV (360 100 100)


5 00 00 00

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

3. Pelabuhan nasional

Dep./ Dinas Perhubungan

4. Pelabuhan regional

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

Dep./ Dinas Perhubungan

5. Pelabuhan Lokal

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

Dep./ Dinas Perhubungan

6. Pelabuhan khusus

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

Dep./ Dinas Perhubungan

7. Alur pelayaran Internasional 8. Alur pelayaran Internasional Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) 9. Jaringan pelayaran Internasional yang menghubungkan antar pelabuhan Internasional hub dan pelabuhan Internasional 10. Jaringan pelayaran Internasional yang menghubungkan antar pelabuhan Internasional hub dan pelabuhan Internasional dengan
ALKI

20 40 00 00 100 00 00 00 20 40 00 00

204 153 255 00 225 255 204 153 255

270 40 100 180 100 100 270 40 100

Dep./ Dinas Perhubungan Dep./ Dinas Perhubungan Dep./ Dinas Perhubungan

20 40 00 00

204 153 255

270 40 100

Dep./ Dinas Perhubungan

- 107 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3

RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

pelabuhan Internasional di negara lain 11. Alur pelayaran nasional yang menghubungkan pelabuhan nasional dengan pelabuhan Internasional atau pelabuhan Internasional hub 12. Alur pelayaran nasional yang menghubungkan antar pelabuhan nasional 13. Alur pelayaran nasional yang menghubungkan antara pelabuhan nasional dan pelabuhan regional

20 40 00 00

204 153 255

270 40 100

Notasi minimal 2 mm AN = Alur pelayaran Nasional Untuk alur pelayaran yang panjang, penggunaan notasi diatur Notasi minimal 2 mm AB = Alur pelayaran Antar pelabuhan Nasional Untuk alur pelayaran yang panjang, penggunaan notasi diatur Notasi minimal 2 mm AR = Alur pelayaran nasional yang menghubungkan antar pelabuhan nasional dan pelabuhan Regional Untuk alur pelayaran yang panjang, penggunaan notasi diatur Notasi minimal 2 mm AP = Alur pelayaran nasional yang menghubungkan antar pelabuhan Regional Untuk alur pelayaran yang panjang, penggunaan notasi diatur

Dep./ Dinas Perhubungan

20 40 00 00

204 153 255

270 40 100

Dep./ Dinas Perhubungan

20 40 00 00

204 153 255

270 40 100

Dep./ Dinas Perhubungan

14. Alur pelayaran nasional yang menghubungkan antar pelabuhan regional C. Transportasi udara 1. Bandar udara umum pusat penyebaran primer

20 40 00 00

204 153 255

270 40 100

Dep./ Dinas Perhubungan

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

Notasi minimal 2 mm BP = Pelabuhan Udara Primer Letak notasi fleksibel

Dep./ Dinas Perhubungan

- 108 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3 00 00 00 100

RGB (255)
4 00 00 00

HSV (360 100 100)


5 00 00 00

Keterangan
6 Notasi minimal 2 mm BS = Bandar Udara Sekunder Letak notasi fleksibel Notasi minimal 2 mm BT = Bandar Udara Tersier Letak notasi fleksibel

Sumber Data dan Informasi


7

2. Bandar udara umum pusat penyebaran sekunder 3. Bandar udara umum pusat penyebaran tersier

Dep./ Dinas Perhubungan

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

Dep./ Dinas Perhubungan

4. Bandar udara umum bukan pusat penyebaran

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

Notasi minimal 2 mm BB = Bandar Udara Bukan pusat penyebaran Letak notasi fleksibel

Dep./ Dinas Perhubungan

5. Bandar udara khusus

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

Notasi minimal 2 mm BK = Bandar Udara Khusus Letak notasi fleksibel

Dep./ Dinas Perhubungan

6. Ruang udara di atas bandar udara

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

Notasi minimal 2 mm KA = Kawasan Udara di atas Bandar udara Letak notasi diatur sesuai luas unsure Notasi minimal 2 mm KS = Kawasan Udara di Sekitar bandar udara Letak notasi diatur sesuai luas unsure

Dep./ Dinas Perhubungan

7. Ruang udara di sekitar bandar udara

100 00 00 00

00 255 255

180 100 100

Dep./ Dinas Perhubungan

- 109 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3 20 00 00 00

RGB (255)
4 204 255 255

HSV (360 100 100)


5 180 20 100

Keterangan
6 Notasi minimal 2 mm KP = Kawasan Udara sebagai jalur penerbangan Letak notasi diatur sesuai luas unsur

Sumber Data dan Informasi


7

8. Ruang udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan

Dep./ Dinas Perhubungan

H. Jaringan gas dan bahan bakar


1. Jaringan pipa minyak
00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 Dimensi minimal simbol 2 mm

Dep./ Dinas ESDM dan Pertamina

2.

Jaringan pipa gas

00 100 00 00

255 00 255

300 100 100

Dimensi minimal simbol 2 mm

Dep./ Dinas ESDM dan Pertamina

- 110 -

9. SIMBOL DAN ATAU NOTASI UNSUR-UNSUR PETA RAWAN BENCANA


NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3

RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

RAWAN BENCANA

1. Bencana Longsor
Zona I (sangat rawan) 00 50 50 00 255 128 128 00 50 100 Zona I (sangat rawan)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

Zona II (rawan)

00 40 40 00

255 153 153

00 40 100

Zona II (rawan)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

Zona III (agak rawan)

00 30 40 00

255 179 153

15 40 100

Zona III (agak rawan)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

Zana IV (aman)

00 20 40 00

255 204 153

30 40 100

Zana IV (aman)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

2. Bencana Banjir
Zona I (sangat rawan) 80 00 00 00 51 255 255 180 80 100 Zona I (sangat rawan)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

- 111 -

NAMA UNSUR
1 Zona II (rawan)

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3 50 00 00 00

RGB (255)
4 129 255 255

HSV (360 100 100)


5 180 50 100 Zona II (rawan)

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

Zona III (agak rawan)

35 00 00 00

166 255 255

180 35 100

Zona III (agak rawan)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

Zana IV (aman)

20 00 00 00

204 255 255

180 20 100

Zana IV (aman)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

3. Bencana Gempa
Zona I (sangat rawan) 00 80 00 00 255 51 255 300 80 100 Zona I (sangat rawan)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

Zona II (rawan)

00 60 00 00

255 102 255

300 60 100

Zona II (rawan)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

Zona III (agak rawan)

00 40 00 00

255 153 255

300 40 100

Zona III (agak rawan)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

- 112 -

NAMA UNSUR
1 Zona IV (aman)

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3 00 20 00 00

RGB (255)
4 255 204 255

HSV (360 100 100)


5 300 20 100 Zona IV (aman)

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

4. Bencana Gunung Api


Zona I (sangat rawan) 00 05 60 00 255 242 102 55 60 100 Zona I (sangat rawan)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

Zona II (rawan)

00 00 80 00

255 255 51

60 80 100

Zona II (rawan)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

Zona III (agak rawan)

00 00 40 00

255 153 255

60 40 100

Zona III (agak rawan)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

Zana IV (aman)

00 00 15 00

255 255 217

60 15 100

Zana IV (aman)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

5.Bencana Tsunami
Zona I (sangat rawan) 00 00 00 60 102 102 102 00 00 40 Zona I (sangat rawan)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

- 113 -

NAMA UNSUR
1 Zona II (rawan)

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3 00 00 00 35

RGB (255)
4 166 166 166

HSV (360 100 100)


5 00 00 65 Zona II (rawan)

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

Zona III (agak rawan)

00 00 00 20

204 240 204

00 00 80

Zona III (agak rawan)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

Zona IV (aman)

00 00 00 05

242 242 242

00 00 95

Zana IV (aman)

Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas

10. SIMBOL DAN ATAU NOTASI, UNSUR-UNSUR PETA POTENSI BAIK DARAT MAUPUN LAUT
NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

CMYK (%)
3

Spesifikasi RGB (255)


4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

A. Pertanian

a. Menurut Jenis
1. Pertanian Lahan Basah
20 00 30 00 204 255 179 100 30 100

Dep./ Dinas Pertanian

- 114 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3 20 00 10 00

RGB (255)
4 204 255 230

HSV (360 100 100)


5 150 20 100

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

2. Pertanian Lahan Kering

Dep./ Dinas Pertanian

b. Menurut Usia Tanaman 1.. Tanaman Semusim


25 00 65 00 191 255 89 83 65 100

Dep./ Dinas Pertanian

2.. Tanaman Tahunan

70 00 70 00

76 255 76

120 70 100

Dep./ Dinas Pertanian

c. Menurut Komoditas atau Secara Umum 1.. Zona I (sesuai I)


10 00 10 00 230 255 230 120 10 100

Dep./ Dinas Pertanian

2.. Zona II (sesuai II)

20 00 20 00

204 255 204

120 20 100

Dep./ Dinas Pertanian

- 115 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3 40 00 40 00

RGB (255)
4 153 255 153

HSV (360 100 100)


5 120 40 100

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

3.. Zona III (sesuai III)

Dep./ Dinas Pertanian

4. . Zona IV (tidak sesuai)

70 00 50 00

76 255 128

137 70 100

Dep./ Dinas Pertanian

B. Peternakan
Menurut Komoditas atau Secara Umum 1.. Zona I (sesuai I)
00 10 00 00 255 230 255 300 10 100

Dep./ Dinas Pertanian

2.. Zona II (sesuai II)

00 30 00 00

255 179 255

300 30 100

Dep./ Dinas Pertanian

3.. Zona III (sesuai III)

00 50 00 00

255 128 255

300 50 100

Dep./ Dinas Pertanian

- 116 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3 00 80 00 00

RGB (255)
4 255 51 255

HSV (360 100 100)


5 300 80 100

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

4.. Zona IV (tidak sesuai)

Dep./ Dinas Pertanian

C. Perkebunan Menurut Komoditas atau Secara Umum 1.. Zona I (sesuai I)


00 00 15 00 255 255 217 60 15 100

Dep./ Dinas Pertanian dan Kehutanan

2.. Zona II (sesuai II)

00 00 40 00

235 255 153

6040 100

Dep./ Dinas Pertanian dan Kehutanan

3.. Zona III (sesuai III)

00 00 80 00

255 255 51

60 80 100

Dep./ Dinas Pertanian dan Kehutanan

4.. Zona IV (tidak sesuai)

00 05 60 00

255 242 102

55 60 100

Dep./ Dinas Pertanian dan Kehutanan

D. Perikanan

- 117 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3

RGB (255)
4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

Menurut Komoditas atau Secara Umum 1.. Zona I (sesuai I)


10 00 00 00 230 255 255 180 10 100

Dep./ Dinas Pertanian dan Kelautan & Perikanan

2.. Zona II (sesuai II)

20 00 00 00

204 255 255

180 20 100

Dep./ Dinas Pertanian dan Kelautan & Perikanan

3.. Zona III (sesuai III)

40 00 00 00

153 255 255

180 40 100

Dep./ Dinas Pertanian dan Kelautan & Perikanan

4.. Zona IV (tidak sesuai)

80 00 00 00

51 255 255

180 80 100

Dep./ Dinas Pertanian dan Kelautan & Perikanan

E. 0Industri Menurut Komoditas atau Secara Umum 1.. Zona I (sesuai I)


00 00 00 05 242 242 242 00 00 95

Dep./ Dinas Perindustrian.

- 118 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3 00 00 00 10

RGB (255)
4 229 229 229

HSV (360 100 100)


5 00 00 90

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

2.. Zona II (sesuai II)

Dep./ Dinas Perindustrian.

3.. Zona III (sesuai III)

00 00 00 20

204 204 204

00 00 80

Dep./ Dinas Perindustrian.

4.. Zona IV (tidak sesuai)

00 00 00 40

153 153 153

00 00 60

Dep./ Dinas Perindustrian.

F. Perdagangan
Menurut Komoditas atau Secara Umum 1.. Zona I (sesuai I)
05 05 00 00 242 242 255 240 05 100

Dep./ Dinas Perdagangan

2.. Zona II (sesuai II)

15 10 00 00

217 230 255

219 15 100

Dep./ Dinas Perdagangan

3.. Zona III (sesuai III)

20 25 00 00

204 191 255

252 25 100

Dep./ Dinas Perdagangan

- 119 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3 40 20 00 00

RGB (255)
4 153 204 255

HSV (360 100 100)


5 210 40 100

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

4.. Zona IV (tidak sesuai)

Dep./ Dinas Perdagangan

G. Pesisir dan Pulau-pulau kecil


a. Mangrove (Mgr) 1.. Mangrove Kerapatan > 60%
10 20 20 00 230 204 204 00 11 90

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan

2.. Mangrove Kerapatan 30%- 60%

10 30 40 00

230 179 153

20 33 90

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan

3.. Mangrove Kerapatan < 30%

20 40 60 00

204 153 102

24 56 80

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan

b.Terumbu Karang (Tkr) 1.. Terumbu Karang Kerapatan > 60%


50 00 00 00 128 255 255 180 50 100

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan Lingkungan Hidup

- 120 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3 50 00 00 00

RGB (255)
4 128 255 255

HSV (360 100 100)


5 180 50 100

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

2.. Terumbu Karang Kerapatan 30%60%

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan Lingkungan Hidup

3.. Terumbu Karang Kerapatan < 30%

50 00 00 00

128 255 255

180 50 100

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan Lingkungan Hidup

c. Padang Lamun (Plm) 1.. Padang Lamun Kerapatan > 60%


00 50 50 00 255 128 128 00 50 100

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan Lingkungan Hidup

2.. Padang lamun Kerapatan 30%- 60%

00 50 50 00

255 128 128

00 50 100

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan Lingkungan Hidup

3.. Padang Lamun Kerapatan < 30%

00 50 50 00

255 128 128

00 50 100

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan Lingkungan Hidup

4.. Koral

00 50 50 00

255 128 128

00 50 100

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan Lingkungan Hidup

- 121 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3 00 00 00 50

RGB (255)
4 235 235 158

HSV (360 100 100)


5 60 33 92

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

5.. Hamparan Pasil Laut 6.. Pantai Berpasir

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan Lingkungan Hidup Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan Lingkungan Hidup

00 00 00 50

127 127 127

00 00 50

7.. Pantai Berlumpur

00 00 00 50

235 235 158

60 33 92

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan Lingkungan Hidup

8.. Pantai Berbatu

00 00 00 50

127 127 127

00 00 50

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan Lingkungan Hidup

9.. Pulau-pulau Kecil

50 00 50 00

128 255 128

120 50 100

Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan Lingkungan Hidup

H. TPA sampah Menurut Kesesuaiannya 1.. Zona I (sesuai I)

00 00 100 00

255 255 00

60 100 100

Dep./ Dinas Lingkungan Hidup

- 122 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3 00 00 100 00

RGB (255)
4 255 255 00

HSV (360 100 100)


5 60 100 100

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

2.. Zona II (sesuai II)

Dep./ Dinas Lingkungan Hidup

3.. Zona III (sesuai III)

00 00 100 00

255 255 00

60 100 100

Dep./ Dinas Lingkungan Hidup

4.. Zona IV (tidak sesuai)

00 00 100 00

255 255 00

60 100 100

Dep./ Dinas Lingkungan Hidup

I.

Pariwisata

a. Menurut Tingkat Potensinya 1.. Zona I (potensi tinggi)


00 100 00 00 255 00 255 300 100 100

Dep./ Dinas Parpostel

2.. Zona II (potensi sedang)

00 00 00 100

00 00 00

00 00 00

Dep./ Dinas Parpostel

3.. Zona III (potensi rendah)

100 00 100 00

00 255 00

120 100 100

Dep./ Dinas Parpostel

- 123 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3 00 00 100 00

RGB (255)
4 255 255 00

HSV (360 100 100)


5 60 100 100

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

4.. Zona IV (tidak berpotensi)

Dep./ Dinas Parpostel

b. Menurut Jenis Objek Wisata 1.. Wisata Alam


50 00 50 00 128 255 128 120 50 100

Dep./ Dinas Parpostel

2.. Wisata Budaya

50 00 50 00

128 255 128

120 50 100

Dep./ Dinas Parpostel

3.. Wisata Lainnya

50 00 50 00

128 255 128

120 50 100

Dep./ Dinas Parpostel

J. Pertambangan
Menurut Jenis Bahan Tambang 1.. Bahan Galian A
00 05 15 00 255 242 217 39 15 100

Dep./ Dinas ESDM

2.. Bahan Galian B

00 10 20 00

255 230 204

31 20 100

Dep./ Dinas ESDM

- 124 -

NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

Spesifikasi CMYK (%)


3 01 15 20 00

RGB (255)
4 252 217 204

HSV (360 100 100)


5 16 19 99

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

3.. Bahan Galian C

Dep./ Dinas ESDM

4.. Logam Berat

03 20 30 00

247 204 179

22 28 97

Dep./ Dinas ESDM

5.. Bahan Radio Aktif

05 25 30 00

242 191 179

11 26 95

Dep./ Dinas ESDM

6.. Minyak dan Gas Bumi

07 30 30 00

237 179 179

00 24 93

Dep./ Dinas ESDM

7.. Ijin Konsesi Tambang

20 30 20 00

204 179 204

300 12 80

Dep./ Dinas ESDM

8.. Ijin Eksplorasi

20 50 20 00

204 128 204

300 37 80

Dep./ Dinas ESDM

9.. Ijin Eksploitasi

10 20 10 00

230 204 204

300 11 90

Dep./ Dinas ESDM

- 125 -

11 SIMBOL DAN ATAU NOTASI UNSUR-UNSUR PETA PERTAHANAN DAN KEAMANAN


NAMA UNSUR
1

Simbol dan / atau Notasi


2

CMYK (%)
3

Spesifikasi RGB (255)


4

HSV (360 100 100)


5

Keterangan
6

Sumber Data dan Informasi


7

Pertahanan dan Keamanan 1. Pertahanan dan keamanan


Dep. Hankam

- 126 -

You might also like