You are on page 1of 8

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Asian Development Bank (ADB) mengemukakan pada tahun 2007, di Indonesia terjadi lebih dari 24.500.000 kecelakaan. Indonesia menempati peringkat ketiga terjadinya kecelakaan lalu lintas di kawasan ASEAN (Hatta, 2010). Kecelakaan darat menempati posisi ketiga penyebab kematian di Indonesia setelah penyakit jantung dan stroke. Penyebab tingginya angka kecelakaan ini disebabkan oleh empat faktor yaitu: kendaraan, jalan, lingkungan, dan manusia. Faktor manusia merupakan porsi terbesar penyebab kecelakaan yaitu sekitar 59 %. Isu keselamatan transportasi di jalan bukan hanya urusan nasional tapi juga merupakan implementasi resolusi PBB mengenai Improving Global Road Safety Week. Disahkannya beberapa Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) tidak efektif tanpa adanya sosialisasi secara kontinyu ke masyarakat. Berbagai sosialisasi telah dilakukan oleh pihak kepolisian dalam menertibkan lalu lintas di Indonesia seperti pemasangan poster peringatan di sepanjang jalan dan safety riding. Sebagian besar target yang dituju dalam sosialisasi tersebut adalah kalangan remaja dan dewasa. Kalangan anak- anak tidak diprioritaskan menjadi target dalam sosialisasi tertib lalu lintas. Anak- anak yang juga sebagai pengguna jalan beresiko terkena kecelakaan lebih besar dari orang dewasa. Hal tersebut dikarenakan rentannya proporsi tubuh anak dengan kendaraan dan tidak adanya sosialisasi tertib lalu lintas pada anakanak. Sering ditemui anak TK atau Sekolah Dasar yang diantarkan orangtuanya dengan sepeda motor dengan tidak memakai helm atau anak yang nekat bersepeda motor di jalanan tanpa SIM. Oleh karena itu diperlukan suatu program preventif melalui penanaman nilai tata tertib lalu lintas sejak dini. Di sisi lain, pendidikan berkarakter bangsa memberikan perhatian utama pada kedisiplinan bagi setiap peserta didik. Konteks yang diangkat dalam program ini adalah penanaman kedisiplina berlalu-lintas sejak usia dini melalui permainan.

Tema permainan diangkat karena melihat karakter dari anak yang sedang masamasa bermain dan kecenderungan untuk meniru karakter seperti orang dewasa. LALINI merupakan suatu permainan edukatif dan interaktif tentang simulasi lalu lintas. Dimana anak-anak lebih tertarik dengan dikemas dalam suatu permainan. LALINI terbagi menjadi dua versi yaitu versi hardware dan software. Versi hardware berbentuk 5x5 meter papan LALINI berisi simulasi jalan di Surabaya. Sikap disiplin dan kesadaran akan pentingnya lalu lintas dapat ditanamkan melalui LALINI. Selain itu, sikap kerjasama juga akan terbentuk karena permainan ini dimainkan secara berkelompok. LALINI versi software hampir sama seperti versi hardware. Versi software diciptakan untuk mengantisipasi agar permainan ini dapat dimainkan sendiri di rumah maupun di sekolah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nielsen (2000) dapat ditemukan pada menu game centre terdapat 78% jenis permainan yang dipilih anak-anak adalah berjenis kekerasan seperti balap mobil dan sebagainya. Sedangkan LALINI merupakan jenis permainan yang edukatif dan memberikan penanaman tentang tata tertib lalu lintas. Permainan ini berlangsung secara kontinyu dari generasi ke generasi berikutnya. Guru Sekolah Dasar, khususnya guru kewarganegaraan dan bimbingan konseling akan diberikan pengarahan mengenai permainan ini. Dibuatkan pula website tentang LALINI agar permainan ini dapat diakses oleh semua orang. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Permasalahan yang dikaji dalam program kreativitas mahasiswa ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana memberi pengetahuan mengenai tata tertib lalu lintas sejak dini melalui permainan ? 2. Bagaimana para anak memahami kesadaran akan tata tertib lalu lintas? 3. Bagaimana upaya yang dilakukan anak dalam mengajak keluarganya untuk ikut mematuhi tata tertib lalu lintas? 4. Bagaimana agar penanaman tata tertib lalu lintas melalui LALINI dapat berkelanjutan?

1.3 TUJUAN Dengan mengacu pada permasalahan di atas, tujuan dari program ini adalah sebagai berikut : 1. Memberi pengetahuan mengenai tata tertib lalu lintas dengan permainan LALINI. 2. Anak- anak memiliki kesadaran akan pentingnya mematuhi tata tertib lalu lintas. 3. Penanaman nilai tata tertib lalu lintas juga diteruskan pada anggota keluarganya. 4. LALINI akan dipresentasikan pada guru dan dibuat website khusus untuk menjaga kontinuitas dari permainan ini. 1.4 MANFAAT Adapun kegunaan dari program ini adalah sebagai berikut : 1. 2. Meningkatkan kreativitas dan jiwa kepedulian sosial bagi anggota kelompok. Memberikan kontribusi dalam upaya penanaman nilai tata tertib lalu lintas pada anak-anak khususnya tingkat Sekolah Dasar. 3. Memberikan solusi pada pihak dinas perhubungan untuk menekan terjadinya tingkat kecelakaan. 4. 5. Sebagai sarana permainan anak-anak yang mendidik dan bermanfaat. Turut andil dalam mengentaskan implementasi resolusi PBB mengenai Improving Global Road Safety Week.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN LALINI pada intinya merupakan pengenalan lalulintas secara edukatif dan menghibur. Selain disajikan dengan model yang menyenangkan, Lalilini juga dilakukan dengan pendekatan yang menarik. Hal ini akan membuat siswa sasaran menjadi tertarik tentang disiplin lalu lintas dengan pendekatan yang interaktif. Siswa dilibatkan secara langsung dalam games yang dikerjakan. Media lalu lintas digambarkan pada papan permainan, dengan demikian siswa menjadi lebih tertarik memahami pentingnya untuk berdisiplin lalu lintas. Menanamkan kesadaran berlalulintas sejak dini sangat penting. Program ini merupakan salah satu solusi yang ditawarkan. Namun yang terpenting dari apa yang telah dikerjakan adalah peran serta lingkungan dalam mendidik anak berlalu lintas dengan tertib. Lingkungan yang kondusif akan lebih menjamin terlaksanya program ini. Orang tua sebagai teladan anak sebaiknya juga mencontohkan yang baik dalam berlalu lintas. Dengan pendidikan sadar lalulintas sejak dini melalui program Lalini ini, diharapkan perilaku ugal- ugalan masyarakat dalam berlalu lintas bisa dikurangi dan berdampak pada ketenangan dan kenyamanan dalam berlalu lintas. 2.2 GAMBARAN UMUM DAN SASARAN Surabaya adalah ibukota dari provinsi Jawa Timur dan juga merupakan kota terpadat kedua setelah DKI Jakarta. Tentunya hal ini akan mengakibatkan

berbagai masalah kompleks yang membutuhkan perhatian serius dari pemerintah pusat maupun daerah. Mulai dari masalah infrastruktur sampai pendidikannya yang merupakan bagian terpenting dalam pengembangan suatu daerah. Termasuk dalam hal tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas. Setelah dilakukan survey, maka didapatkan data dua Sekolah Dasar yang akan dijadikan sasaran program. Sekolah Dasar ini bersinggungan langsung dengan jalan besar di Surabaya yang rawan akan terjadinya kecelakaan lalu lintas. SDN Gading I berada di akses langsung jalan ke jembatan Suramadu sedangkan

SDN Kejawan Putih II berada di di dekat perumahan Pakuwon yang sering dilalui mobil. Sasaran dikerucutkan kembali yaitu siswa kelas III dan kelas IV, dimana siswa pada tingkatan tersebut telah mampu membaca, menulis, dan berhitung dengan baik. Terdapat hal mengejutkan yang biasa terjadi di kedua sekolah tersebut terutama saat jam- jam berangkat atau pulang sekolah. Banyak anakanak yang menyebrang sembarangan tidak pada zebra cross atau tidak meminta bantuan orang dewasa. Sedangkan anak-anak yang dijemput dengan sepeda motor sebagian besar tidak memakai helm. Dengan adanya program ini diharapkan anakanak akan sadar akan pentingnya tata tertib lalu lintas dan kejadian pelanggaran tata tertib lalu lintas dapat diminimalisir. Program ini direncanakan akan dilaksanakan selama sekitar satu jam untuk sekali tatap muka dengan siswa, tatap muka dengan siswa dilakukan selama empat kali. Pelaksanaanya diluar jam sekolah saat siswa melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler. Namun pada keberlanjutannya, LALINI dapat dimasukkan pada pelajaran kewarganegaraan mengenai bab kedisiplinan. Pelaksanaan awal LALINI dilakukan di dalam kelas, namun saat masuk ke tahap berikutnya pelaksanaanya di lapangan. Tatap muka dengan guru dilakukan sekali dengan durasi satu setengah jam dan dilakukan di dalam kelas. 2.3 SOLUSI PERMASLAHAN a. Perencanaan Teknik Implementasi Tahap ini adalah tahap awal untuk pelaksanaan program. Pada tahap ini dibuat perencanaan tentang implementasi program. Untuk penanaman LALINI ini terlebih dahulu membuat konsep permainan LALINI setelah itu membuat simulasi LALINI baik versi hardware dan software. Kemudian setelah mendapat kerja sama dengan SD sasaran yakni SD Gading I dan SD Kaliasin II pertama kali yang dilakukan adalah mensimulasikan permainan LALINI terlebih dahulu kepada guru pengajar karena mereka juga lah yang akan menjadi pendamping siswa SD ketika program ini selesai nantinya. Setelah itu mensimulasikan permainan LALINI ini kepada para siswa SD dan memberikan buku panduan praktis menggunakan permainan LALINI. Sebelumnya juga akan diberikan pre test dan post test tentang

lalu lintas supaya mengetahui apakah permainan ini efektif dan efisien dalam memberikan pendidikan dan menumbuhkan kesadaran lalu lintas.

Gambaran papan permainan LALINI Cara Bermain: 1. Pemain berkelompok (2 orang) disimulasikan mengendari kendaraan sepeda motor atau mobil. Bila mengendarai sepeda motor maka memakai helm sedangkan bila mnegendarai mobil memakai sabuk pengaman. 2. Permainan dimulai dari Mulai dan berakhir di Selesai. Jalannya permainan ditentukan oleh dadu. Dadu diumpamakan seperti warna lampu lalu lintas yaitu merah, kuning, dan hijau. Bila merah maka pemain tidak melangkah, bila kuning pemain melangkah 1 kotak, dan bila hijau pemain melangkah 2 kotak. 3. Setiap melewati kotak yang berisi rambu lalu lintas, pemain membaca apa arti rambu tersebut. Pembacaan didampingi guru atau mahasiswa pembimbing. 4. Apabila terdapat perempatan, maka pemain mengambil kartu yang menunjukkan dia harus jalan lurus, belok kiri atau belok kanan. b. Pembuatan Website Pada tahap ini dilakukan pembuatan website yang bertujuan untuk mengupload permainan LALINI agar mudah di akses ketika tim pengonsep selesai memberikan program tersebut di SD sasaran.

c. Presentasi Awal ke Guru SD Dalam tahapan ini tim pengonsep mempresentasikan tentang bagaimanacara mengoperasikan permainan LALINI ini kepada guru pengajar SD sasaran dengan harapan guru pengajar mampu dan bisa mendampingi siswa ketika memainkan atau mensimulasikan permainan LALINI ini ketika program ini selesai. d. Presentasi ke Siswa dan Pre Test Pada tahapan ini tim pengonsep mempresentasikan dan mensimulasikan permainan LALINI ini kepada para siswa akan tetapi sebelumnya tim pengonsep memberikan pre test terlebih dahulu tentang lalu lintas agar bisa diketahuui seberapa jauh pemahaman, pengetahuan, dan kesadaran siswa terhadap lalu lintas. Pretes ini berupa permainan teka-teki dengan gambar untuk menarik minat siswa. Diberikan pula kartu kontroling untuk anak yang diawasi oleh orang tua atau saudara yang lebih tua. Kartu ini berfungsi pula untuk menggugah kesadaran dalam berlalu-lintas dalam satu keluarga. e. Simulasi Tahap I Tahap ini merupakan simulasi pertama permainan LALINI kepada siswa SD, disini siswa dibentuk ke dalam beberapa kelompok dalam memainkan permainan LALINI dan setiap kelompok didampingi oleh tim pengonsep dan beberapa guru pengajar. Versi hardware berbentuk 5x5 meter papan LALINI berisi simulasi jalan di Surabaya. Permainan versi hardware dapat dimainkan minimal empat orang atau lebih. Durasi permainan ini fleksibel yaitu sekitar 20 menit. Pemain disimulasikan mengendarai sepeda motor atau mobil. f. Simulasi Tahap II Tahap ini merupakan simulasi kedua permainan LALINI kepada siswa SD setelah yang pertama, disini siswa tetap dibentuk ke dalam beberapa kelompok dalam memainkan permainan LALINI dan setiap kelompok didampingi oleh tim pengonsep dan beberapa guru pengajar. Di dalam simulasi tahap II ini juga lebih memantapkan untuk memberikan pengetahuan dan kesadaran siswa terhadap lalu lintas. Post Test dan Pembagian Software

Pada tahap ini adalah tahap akhir dari program ini yakni post test dan pembagian software. Post test diharapkan mampu mencapai beberapa point yang sudah diberikan ketika simulasi permainan LALINI. Selain itu juga diketahui seberapa siswa mampu menyerap pendidikan dalam hal lalu lintas yang diberikan dari permainan ini dilihat dari peningkatan hasil pre test dan post test. Kemudian juga diberikan software agar permainan ini bisa digunakan setelah program ini berakhir dan bisa digunakan di rumah untuk mengisi waktu luang siswa terlebih lagi bisa ditularkan kepada sanak saudara. PEETTTEEEENGGG YAK OPO KIEE. NAK GANTI MKALAH DANG CEPET WAE

You might also like