You are on page 1of 28

LAPORAN PRAKTIKUM IPA 1 Identifikasi Asam Dan Basa Suatu Bahan

Disusun Oleh: KELOMPOK 5

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011

Halaman Pengesahan Praktikum Identifikasi Asam dan Basa Suatu Bahan

Oleh: Kelompok V

Yogyakarta,6 Oktober 2011

Anggota: Nama 1. Estianingrum 2. Elsa Afifah 3. Dita Wulandari 4. Ana Nurfitriyani 5. Purwani Febriyanti 6. Dwi Sutanti NIM 10312241012 10312241005 10312241017 10312241023 10312241037 10312241038 5. 6. 3. 4. 1. 2. Tanda Tangan

Diserahkan pada tanggal, jam.

Mengetahui: Dosen Pembimbing/Asisten Praktikum

(.............................................)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...1 HALAMAN PENGESAHAN......2 DAFTAR ISI....3 1. Judul Praktikum.....4 2. Tujuan Kegiatan.4 3. Kajian Pustaka...4 4. Metode Praktikum....13 a. Tempat dan Waktu Praktikum...13 b. Alat dan Bahan...13 c. Prosedur Kerja....13 5. Hasil dan Pembahasan..14 6. Kesimpulan .27 7. Daftar Pustaka..28 Lampiran....28

A. JUDUL PRAKTIKUM Identifikasi Asam dan Basa Suatu Bahan

B. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Menentukkan sifat keasaman dan sifat kebasaan suatu bahan. 2. Memahami skala tabel keasaman

C. KAJIAN PUSTAKA a. Asam Asam itu berasal dari bahasa latin, yaitu denfan ktaacidus yang artinya masam. Asam menurut Arrhenius adalah senyawa yang menghasilkan ion hidrogen ketika larut dalam pelarut air. Kekuatan asam ditentukan oleh banyak-sedikitnya ion hidrogen yang dihasilkan. Semakin banyak ion H+ yang dihasilkan, semakin kuat sifat asamnya. Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia, yaitu definisi Arrhenius, Brnsted-Lowry, dan Lewis :

Arrhenius: Menurut definisi ini, asam adalah suatu zat yang meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air. Definisi yang pertama kali dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini membatasi asam dan basa untuk zat-zat yang dapat larut dalam air.

Brnsted-Lowry: Menurut definisi ini, asam adalah pemberi proton kepada basa. Asam dan basa bersangkutan disebut sebagai pasangan asambasa konjugat. Brnsted dan Lowry secara terpisah mengemukakan definisi ini, yang mencakup zat-zat yang tak larut dalam air (tidak seperti pada definisi Arrhenius).

Lewis: Menurut definisi ini, asam adalah penerima pasangan elektron dari basa. Definisi yang dikemukakan oleh Gilbert N. Lewis ini dapat mencakup asam yang tak mengandung hidrogen atau proton yang dapat dipindahkan, seperti besi(III) klorida. Definisi Lewis dapat pula dijelaskan

dengan teori orbital molekul. Secara umum, suatu asam dapat menerima pasangan elektron pada orbital kosongnya yang paling rendah (LUMO) dari orbital terisi yang tertinggi (HOMO) dari suatu basa. Jadi, HOMO dari basa dan LUMO dari asam bergabung membentuk orbital molekul ikatan. Walaupun bukan merupakan teori yang paling luas cakupannya, definisi Brnsted-Lowry merupakan definisi yang paling umum digunakan. Dalam definisi ini, keasaman suatu senyawa ditentukan oleh kestabilan ion hidronium dan basa konjugat terlarutnya ketika senyawa tersebut telah memberi proton ke dalam larutan tempat asam itu berada. Stabilitas basa konjugat yang lebih tinggi menunjukkan keasaman senyawa bersangkutan yang lebih tinggi. Suatu zat dapat dikatakan asam bila zat tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut : a) Memiliki rasa asam/masam/kecut jika dikecap. b) Menghasilkan ion H+ jika dilarutkan dalam air. c) Memiliki pH kurang dari 7 (pH < 7). d) Bersifat korosif, artinya dapat menyebabkan karat pada logam. e) Jika diuji dengan kertas lakmus, mengakibatkan perubahan warna sebagai berikut : Lakmus biru -> berubah menjadi warna merah. Lakmus merah -> tetap berwarna merah.

f) Menghantarkan arus listrik. g) Bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen.

Berdasarkan kekuatannya, asam itu terbagi menjadi dua kelompok, yaitu: a. Asam kuat, yaitu asam yang banyak menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya). b. Asam lemah, adalah asam yang sedikit menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (hanya terionisasi sebagian). Asam juga berguna dalam kehidupan sehari-hari kita lho, contohnya adalah sebagai berikut: a) Proses dalam pembuatan pupuk b) Proses dalam Pembuatan obat-obatan c) Pembersih permukaan logam d) Proses pembuatan Bahan peledak e) Proses pembuatan Pengawet makanan

Contoh-contoh bahan yang mengandung asam : Jenis asam Asam askorbat Asam karbonat Asam sitrat Asam etanoat Asam laktat Asam klorida Asam nitrat Asam fosfat Asam sulfat Kuat / lemah Lemah Lemah Lemah Lemah Lemah Kuat Kuat Kuat Kuat Terdapat pada Buah-buahan Minuman berkarbonat Jeruk Cuka Susu basi Lambung Pupuk Cat anti karat Aki

b. Basa Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air (larutan) dapat melepaskan ion hidroksida (OH-). Oleh karena itu, semua rumus kimia basa umumnya mengandung gugus OH. Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk memberi nama basa, cukup dengan menyebut nama logam dan diikuti kata hidroksida. Basa menurut Arrhenius ialah senyawa yang terlarut dalam air yang sudah menghasilkan ion hidroksida (OH). Semakin banyaknya jumlah ion OH yang dihasilkan, maka semakin kuat lah sifat basanya. Basa juga dapat menetralisasikan asam (H+) dan menghasilkan air (H20). Inilah Beberapa basa yang sudah dikenal oleh manusia yang dapat dilihat pada tabel berikut: No 1. 2. 3. 4. Nama Asam Aluminium hidroksida Kalsium hidroksida Magnesium hidroksida Natrum hidroksida Terdapat Deodoran dan antasida Mortar dan Plester Obat urut-urut dan antasida Bahan sabun

1) Karakteristik basa Suatu zat dapat dikatakan basa jika zat tersebut mempunyai sifat sebagai berikut: a. Rasanya pahit dan terasa licin pada licin b. Apabla dilarutkan dalam air zat tersebut akan menghasilkan ion OHc. Memiliki pH diatas 7 (pH>7) d. Bersifat elektrolit

e. Jika diuji menggunakan kertas lakmus akan memberikan hasil sebagai berikut: Lakmus merah berubah warnanya menjadi biru Lakmus biru tetap berwarna biru

f. Menetralkan sifat asam 2) Pengelompokkan basa Berdasarkan kemampuan melepaskan ion OH-, basa dapat terbagi menjadi 2 yaitu: a. Basa kuat, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH dalam jumlah yang besar. Basa kuat biasanya disebut dengan istilah kausatik. Contohnya kayak Natrium hidroksida, Kalium hidroksida, dan Kalsium hidroksida b. Sedangkan Basa lemah, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH dalam jumlah kecil.Contohnya kayak ammonia. Untuk mengidentifikasi larutan asam, basa, dan netral kita dapat mengujinya dengan menggunakan lakmus biru dan merah. Kertas lakmus adalah kertas yang diberi suatu senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asam maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus. Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ektrak lamus yang berwarna biru ke dalam kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkan dalam udara terbuka, sehingga dihasilkan kertas lakmus biru. Kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru, karena orchein merupakan

anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion (OH-). Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya menjadi merah. Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila ketas lakmus merah dimasukkan ke dalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk. Penggunaan basa dalam suatu kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut: a) Bahan dalam pembuatan semen b) Bahan pembuat deterjen dan sabun c) Baking soda dalam pembuatan kue c. Indikator, Skala Keasaman dan Kebasaan Indikator adalah senyawa kompleks yang bisa bereaksi dengan asam dan basa. Indikator digunakan untuk mengidentifikasi apakah suatu zat bersifat asam atau basa. Selain itu, indikator juga digunakan untuk mengetahui titik tingkat kekuatan asam atau basa. Skala keasaman dan kebasaan ditunjukkan oleh besar-kecilnya nilai pH yang skalanya dari 0 sampai dengan 14. Semakin kecil nilai pH maka senyawa tersebut semakin asam. Sebaliknya, semakin besar nilai pH maka senyawa tersebut semakin bersifat basa. Indikator dapat terbuat dari zat warna alami tanaman atau dibuat secara sintetis di laboratorium. Syarat dapat atau tidaknya suatu zat dijadikan indikator asam-basa adalah bisa terjadi perubahan warna apabila suatu indikator diteteskan pada larutan asam atau basa. Berikut ini ragam indikator.

1) Indicator alami Indikator alami (terbuat dari zat warna alami tumbuhah)

Indikator alami hanya bisa menunjukkan apakah zat tersebut bersifat asam atau basa, tetapi tidak dapat menunjukan nilai pH-nya. Contohnya kayak Ekstrak bunga mawar. Ekstrak kembang sepatu. Ekstrak kunyit. Ekstrak temulawak. Ekstrak wortel. Ekstrak kol (kubis) merah. Tanaman Hydrangea

2) Indokator sintetis Indikator sintesis, yang memiliki kisaran nilai pH adalah: Nama indikator fenolftalein (pp) Trayek pH 8,3-10 Perubahan warna tak muda Metil orange(Mo) Metil merah (Mm) Bromtimol biru (Bb) Metil biru (Mb) 3,2-4,4 4,8-6,0 6,0-7,6 10,6-13,4 Merah-kuning Merah-kuning Kuning-biru Biru-ungu berwarna-merah

10

Indikator sintetis yang umum ini digunakan di laboratorium adalah: Kertas lakmus. Indikator lakmus tidak dapat menunjukkan nilai pH, tetapi hanya mengidentlfikasikan apakah suatu zat bersifat basa atau asam. Jika lakmus berwarna merah berarti zat bersifat asam dan jika lakmus berwarna biru berarti lakmus bersifat basa. Indikator universal, Indicator universal yakni indikator yang punya warna standar yang berbeda untuk setiap nilai pH 1 - 14. Fungsi indikator universal adalah untuk memeriksa derajat keasaman (pH) suatu zat secara akurat. Mat yang termasuk indikator universal adalah pH meter yang menghasilkan data pembacaan indikator secara digital. Indikator universal akan memberikan warna tertentu jika diteteskan atau dicelupkan ke dalam larutan asam atau basa. Warna yang terbentuk kemudian dicocokkan dengan warna standar yang sudah diketahui nilai pH-nya. Hal ini karena, indikator universal dilengkapi dengan peta warna, sehingga kita bisa menentukan nilai pH zat berdasarkan warna-warna tersebut. Dengan mengetahui nilai pH maka dapat ditentukan apakah larutan bersifat asam, basa atau netral.

11

pH meter Selain menggunakan indikator universal, untuk mengetahui nilai pH suatu zat juga bisa digunakan alat yang disebut pH meter. pH meter mempunyai elektrode yang dicelupkan ke dalam larutan yang akan diukur pH-nya. Nilai pH dapat langsung diketahui melalui tampilan layar digital pada alat tersebut. Gambar di bawah ini menunjukkan contoh model pH meter yang banyak digunakan dalam laboratorium-laboratorium kimia.

12

D. METODE PRAKTIKUM 1. Tempat dan Waktu Praktikum Tempat Waktu : Laboratorium IPA 2 : 07.00-08.40 WIB

2. Alat dan Bahan a) Kertas lakmus merah dan biru b) Cawan petri c) Plat tetes d) Pipet tetes e) Air f) Jenis sampel buah (apel, mangga, belimbing wuluh, cabai) g) Jenis sampel lain (teh, kopi, pewangi pakaian, pasta gigi, pencuci piring, detergen, serbuk jeruk) h) Indikator universal.

3. Prosedur Praktikum

13

E. HASIL PRAKTIKUM Perubahan kertas lakmus No Nama bahan Biru 1 2 3 4 5 Air apel Teh Kopi Pasta gigi (pepsodent) Pencuci piring (mama lemon 6 7 8 9 Deterjen (attack) Belimbing wuluh Air cabai Penyemprot pakaian (kispray) 10 11 Air mangga Minuman sari buah (jas jus) 12 13 Air apel Air Merah biru Merah Merah Asam=4 Netral =6 Merah Merah Merah Merah Asam= 4 Asam= 3 Biru merah merah merah Biru Merah Merah Merah Basa = 12 Asam = 1 Asam = 6 Asam = 4 merah Biru Biru Biru Merah Merah Merah Merah Merah Merah Merah Asam pH = 3 Netral pH = 6 Netral pH = 6 Basa pH= 9 Asam = 5 keterangan

F. PEMBAHASAN Praktikum ilmu pengetahuan alam yang kedua adalah mengenai identifikasi asam dan basa. Dalam praktikum ini bertujuan untuk menentukan sifat keasaman dan sifat kebasaan suatu bahan serta memahami skala tabel keasaman. Alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru, cawan petri, jenis-jenis sampel buah. Sampel buah yang digunakan dalam praktikum ini adalah buah jeruk, mangga, apel, dan belimbing wuluh. Selain sampel buah praktikan juga membawa sampel

14

minuman selain air yang diuji sifat keasaman atau kebasaannya. Praktikan membawa sampel minuman lain seperti teh, kopi, minuman sari buah bermerk Jasjus, dan cabai, Selain itu, praktikan juga membawa beberapa jenis sampel bahan-bahan kimia yang digunakan dalam rumah tangga. Jenis sampel itu adalah sabun mandi bermerk Lifeboy, detergen bermerk Attack Easy, pasta gigi bermerk Pepsodent, sabun pencuci piring bermerk Mama Lemon, penyemprot pakaian bermerk Kispray. Kegiatan awal dalam praktikum ini adalah menghaluskan sampelsampel bahan yang masih berupa padatan dan praktikan ambil sarinya atau airnya supaya mudah untuk mengujinya. Kemudian mengambil sedikit sampel bahan-bahan tersebut dan memasukkannya ke dalam pipet tetes. Kemudian memasukkan masing-masing sampel dengan lekmus biru dan lakmus merah. Setelah member kertas lakmus pada masing-masing sampel kemudian mengamati perubahan warna kertas lakmus merah yang dihasilkan. Setelah itu praktikan dapat menganalisis dan melakukan terkaan terhadap suatu sampel bahan dari perubahan kertas lakmus apakah bahan tersebut termasuk asam atau basa melalui perubahan warnanya. Meskipun dalam praktikum ini kertas lakmus tidaklah menjadi alat pengukur besarnya pH dari suatu sampel tetapi melalui perubahan warnanya dapat dilihat suatu sampel termasuk kedalam asam atau basa. Kertas lakmus merah, kertas indicator universal akan tetap merah pada lingkungan asam. Ketika dimasukkan ke dalam lingkungan basa, kertas indicator universal akan berubah warna menjadi biru. Semnetara untuk perubahan lakmus yang tidak begitu jelas yaitu tidak biru atau merah tetapi menunjukkan warna keunguan maka bahan atau sampel tersebut memiliki pH yang berkisar antara 5,5-8,0. Dari hasil pengamatan, akan dibahas satu persatu bahan-bahan yang termasuk asam atau basa dan bahan yang bersifat netral. a. Bahan bersifat asam Tingkat keasaman larutan asam berbeda-beda, tergantung pada kekuatan dan kepekatan larutan asam tersebut. Untuk menunjukkan tingkat keasaman, digunakan skala pH yang berkisar antar 0-14. Semakin tinggi nilai

15

pH suatu larutan, semakin rendah tingkat keasamannya. Artinya larutan tersebut semakin bersifat basa. Jika larutan mempunyai pH kurang dari 7, maka larutan tersebut tergolong asam. Jika mempunyai pH sama dengan 7, berarti larutan tersebut netral. Dengan mengacu pada penggunaan aturan tersebut maka dalam praktikum ini yang termasuk ke dalam bahan-bahan bersifat asam adalah :

1.

Air jeruk Salah satu sampel buah yang diuji dalam praktikum ini adalah sampel buah jeruk dalam pengujiannya buah jeruk yang sudah dikupas diambil airnya sehingga dalam pengujian praktikan menggunakan sampel air jeruk. Pengujian yang pertama ialah melakukan pengujian dengan menggunakan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Pada saat dicelupkan ke dalam sampel air jeruk kertas lakus merah tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru berubah menjadi berwarna merah. Dari perubahan warna kertas lakmus praktikan dapat membuat sebuah hipotesis bahwa air jeruk bersifat asam. Pada pengujian yang kedua yaitu dengan menggunakan indicator universal. Dalam praktikum ini indicator universal yang digunakan adalah kertas yang mengalami perubahan warna ketika berada di lingkungan yang keasamannya berbeda. Cara menggunakan indicator universal ini cukup mudah. Kertas indicator universal dicelupkan pada larutan yang akan diukur. Kemudian, warna kertas dicocokkan dengan deret warna standar yang tersedia. Dari mencocokkan warna tersebut dapat diketahui besarnya nilai pH. Pengujian dengan indicator universal menunjukkan kesamaan warna ketiga dengan warna standar, hal ini berarti air jeruk memiliki pH 3. Setelah melakukan analisis dari pengujian dengan menggunakan kertas lakmus dan

menggunakan indicator universal maka dapat diambil kesimpulan bahwa air jeruk bersifat asam dengan pH sebesar 3. Apabila dilihat dari kandungan dan komposisi buah jeruk, menurut literature buah jeruk tergolong ke dalam bahan makanan yang bersifat asam karena jeruk mengandung asam sitrat (C6H8O7). Asam sitrat merupakan asam

16

yang terdapat di dalam jeruk, kandungan inilah yang menyebabkan sampel air jeruk bersifat asam.

2.

Pencuci piring bermerk Mama lemon Salah satu sampel bahan yang diuji dalam praktikum ini adalah sampel bahan pencuci piring bermerk Mama Lemon dalam pengujiannya sabun pencuci piring bermerk Mama Lemon yang sudah didapat dari wadah berupa gel atau cairan yang sedikit kental sehingga untuk mengujinya praktikan menambahkan sedikit air untuk mempermudah pengujian. Pengujian yang pertama ialah melakukan pengujian dengan menggunakan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Pada saat dicelupkan ke dalam sampel bahan pencuci piring kertas lakus merah tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru berubah menjadi berwarna merah. Dari perubahan warna kertas lakmus praktikan dapat membuat sebuah hipotesis bahwa cairan pencuci piring bermerk Mama lemon bersifat asam. Pada pengujian yang kedua yaitu dengan menggunakan indikator universal. Dalam praktikum ini indicator universal yang digunakan adalah kertas yang mengalami perubahan warna ketika berada di lingkungan yang keasamannya berbeda. Cara menggunakan indicator universal ini cukup mudah. Kertas indicator universal dicelupkan pada larutan yang akan diukur. Kemudian, warna kertas dicocokkan dengan deret warna standar yang tersedia. Dari mencocokkan warna tersebut dapat diketahui besarnya nilai pH. Pengujian dengan indicator universal menunjukkan kesamaan warna kelima dengan warna standar, hal ini berarti sabun pencuci piring memiliki pH 5. Setelah melakukan analisis dari pengujian dengan menggunakan kertas lakmus dan menggunakan indicator universal maka dapat diambil kesimpulan bahwa cairan pencuci piring bermerk Mama Lemon bersifat asam dengan pH sebesar 5. Apabila dilihat dari kandungan dan komposisi cairan pencuci piring, menurut literature pencuci piring tergolong ke dalam bahan rumah tangga yang bersifat asam karena sabun pencuci piring mengandung asam fosfat

17

(H3PO4). Asam fosfat merupakan asam yang biasanya terdapat di dalam sabun pencuci piring ataupun pupuk, kandungan inilah yang menyebabkan sampel cairan pencuci piring bermerk Mama Lemon bersifat asam.

3. Belimbing wuluh Salah satu sampel buah yang diuji dalam praktikum ini adalah sampel buah belimbing wuluh dalam pengujiannya buah belimbing wuluh yang sudah dikupas diambil airnya sehingga dalam pengujian praktikan menggunakan sampel air belimbing wuluh. Pengujian yang pertama ialah melakukan pengujian dengan menggunakan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Pada saat dicelupkan ke dalam sampel air belimbing wuluh kertas lakus merah tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru berubah menjadi berwarna merah. Dari perubahan warna kertas lakmus praktikan dapat membuat sebuah hipotesis bahwa belimbing wuluh bersifat asam. Pada pengujian yang kedua yaitu dengan menggunakan indicator universal. Dalam praktikum ini indicator universal yang digunakan adalah kertas yang mengalami perubahan warna ketika berada di lingkungan yang keasamannya berbeda. Cara menggunakan indicator universal ini cukup mudah. Kertas indicator universal dicelupkan pada larutan yang akan diukur. Kemudian, warna kertas dicocokkan dengan deret warna standar yang tersedia. Dari mencocokkan warna tersebut dapat diketahui besarnya nilai pH. Pengujian dengan indicator universal menunjukkan kesamaan warna pertama dengan warna standar, hal ini berarti air belimbing wuluh memiliki pH 1. Setelah melakukan analisis dari pengujian dengan menggunakan kertas lakmus dan menggunakan indicator universal maka dapat diambil kesimpulan bahwa air belimbing wuluh bersifat asam dengan pH sebesar 1.

4. Air cabai Salah satu sampel sayuran yang diuji dalam praktikum ini adalah sampel sayuran cabai dalam pengujiannya cabai yang dipotong ujungnya kemudian diperas untuk diambil sarinya atau airnya sehingga dalam

18

pengujian praktikan menggunakan sampel air cabai. Pengujian yang pertama ialah melakukan pengujian dengan menggunakan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Pada saat dicelupkan ke dalam sampel air cabai kertas lakus merah tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru berubah menjadi berwarna merah. Dari perubahan warna kertas lakmus praktikan dapat membuat sebuah hipotesis bahwa air cabai bersifat asam. Pada pengujian yang kedua yaitu dengan menggunakan indicator universal. Dalam praktikum ini indicator universal yang digunakan adalah kertas yang mengalami perubahan warna ketika berada di lingkungan yang keasamannya berbeda. Cara menggunakan indicator universal ini cukup mudah. Kertas indicator universal dicelupkan pada larutan yang akan diukur. Kemudian, warna kertas dicocokkan dengan deret warna standar yang tersedia. Dari mencocokkan warna tersebut dapat diketahui besarnya nilai pH. Pengujian dengan indicator universal menunjukkan kesamaan warna keenam dengan warna standar, hal ini berarti air cabai memiliki pH 6. Setelah

melakukan analisis dari pengujian dengan menggunakan kertas lakmus dan menggunakan indicator universal maka dapat diambil kesimpulan bahwa air cabai bersifat asam dengan pH sebesar 6. Apabila dilihat dari kandungan dan komposisi sayuran cabai, menurut literature cabai tergolong ke dalam bahan makanan yang bersifat asam karena cabai mengandung asam askorbat (C5H8O5). Asam askorbat merupakan asam yang terdapat di dalam ayuran, kandungan inilah yang menyebabkan sampel air cabai bersifat asam.

5. Penyemprot pakaian bermerk Kispray Salah satu sampel bahan yang diuji dalam praktikum ini adalah sampel bahan penyemprot pakaian bermerk Kispray dalam pengujiannya penyemprot pakaian bermerk Kispray sudah berbentuk cairan sehingga sampel ini dapat langsung dilakukan pengujian. Pengujian yang pertama ialah melakukan pengujian dengan menggunakan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Pada saat dicelupkan ke dalam sampel bahan penyemprot

19

pakaian, kertas lakus merah tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru berubah menjadi berwarna merah. Dari perubahan warna kertas lakmus praktikan dapat membuat sebuah hipotesis bahwa cairan penyemprot pakaian bermerk Kispray bersifat asam. Pada pengujian yang kedua yaitu dengan menggunakan indikator universal. Dalam praktikum ini indicator universal yang digunakan adalah kertas yang mengalami perubahan warna ketika berada di lingkungan yang keasamannya berbeda. Cara menggunakan indicator universal ini cukup mudah. Kertas indicator universal dicelupkan pada larutan yang akan diukur. Kemudian, warna kertas dicocokkan dengan deret warna standar yang tersedia. Dari mencocokkan warna tersebut dapat diketahui besarnya nilai pH. Pengujian dengan indicator universal menunjukkan kesamaan warna keempat dengan warna standar, hal ini berarti air penyemprot pakaian memiliki pH 4. Setelah melakukan analisis dari pengujian dengan menggunakan kertas lakmus dan menggunakan indicator universal maka dapat diambil kesimpulan bahwa cairan penyemprot pakaian bermerk Kispray asam dengan pH sebesar 4. bersifat

6. Air mangga Salah satu sampel buah yang diuji dalam praktikum ini adalah sampel buah mangga dalam pengujiannya buah mangga yang sudah dikupas diambil airnya sehingga dalam pengujian praktikan menggunakan sampel air mangga. Pengujian yang pertama ialah melakukan pengujian dengan menggunakan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Pada saat dicelupkan ke dalam sampel air mangga kertas lakus merah tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru berubah menjadi berwarna merah. Dari perubahan warna kertas lakmus praktikan dapat membuat sebuah hipotesis bahwa air mangga bersifat asam. Pada pengujian yang kedua yaitu dengan menggunakan indicator universal. Dalam praktikum ini indicator universal yang digunakan adalah kertas yang mengalami perubahan warna ketika berada di lingkungan yang

20

keasamannya berbeda. Cara menggunakan indicator universal ini cukup mudah. Kertas indicator universal dicelupkan pada larutan yang akan diukur. Kemudian, warna kertas dicocokkan dengan deret warna standar yang tersedia. Dari mencocokkan warna tersebut dapat diketahui besarnya nilai pH. Pengujian dengan indicator universal menunjukkan kesamaan warna keempat dengan warna standar, hal ini berarti air mangga memiliki pH 4. Setelah melakukan analisis dari pengujian dengan menggunakan kertas lakmus dan menggunakan indicator universal maka dapat diambil kesimpulan bahwa air mangga bersifat asam dengan pH sebesar 4. Apabila dilihat dari kandungan dan komposisi buah mangga, menurut literature buah mangga tergolong ke dalam bahan makanan yang bersifat asam karena mangga mengandung asam malat (C4H6O5). Asam malat merupakan asam yang terdapat di dalam mangga, kandungan inilah yang menyebabkan sampel air mangga bersifat asam

7. Minuman sari buahn bermerk Jasjus Salah satu sampel bahan minuman yang diuji dalam praktikum ini adalah sampel minuman sari buah bermerk Jasjus dalam pengujiannya minuman sari buah yang berbentuk serbuk diberi sedikit air sehingga dalam pengujian praktikan menggunakan sampel minuman sari buah. Pengujian yang pertama ialah melakukan pengujian dengan menggunakan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Pada saat dicelupkan ke dalam sampel air minuman sari buah kertas lakus merah tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru berubah menjadi berwarna merah. Dari perubahan warna kertas lakmus praktikan dapat membuat sebuah hipotesis bahwa air minuman sari buah bersifat asam. Pada pengujian yang kedua yaitu dengan menggunakan indicator universal. Dalam praktikum ini indicator universal yang digunakan adalah kertas yang mengalami perubahan warna ketika berada di lingkungan yang keasamannya berbeda. Cara menggunakan indicator universal ini cukup mudah. Kertas indicator universal dicelupkan pada larutan yang akan diukur.

21

Kemudian, warna kertas dicocokkan dengan deret warna standar yang tersedia. Dari mencocokkan warna tersebut dapat diketahui besarnya nilai pH. Pengujian dengan indicator universal menunjukkan kesamaan warna ketiga dengan warna standar, hal ini berarti air minuman sari buah bermerk Jasjus memiliki pH 3. Setelah melakukan analisis dari pengujian dengan menggunakan kertas lakmus dan menggunakan indicator universal maka dapat diambil kesimpulan bahwa air minuman sari buah bermer Jasjus bersifat asam dengan pH sebesar 3. Apabila dilihat dari kandungan dan komposisi mimuman sari buah, menurut literature minuman sari buah tergolong ke dalam bahan makanan yang bersifat asam karena mengandung asam karbonat (H2CO3). Asam karbonat merupakan asam yang terdapat di dalam minuman sari buah, kandungan inilah yang menyebabkan sampel ini bersifat asam

8. Air apel Salah satu sampel buah yang diuji dalam praktikum ini adalah sampel buah apel dalam pengujiannya buah apel yang sudah dikupas diambil airnya sehingga dalam pengujian praktikan menggunakan sampel air apel. Pengujian yang pertama ialah melakukan pengujian dengan menggunakan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Pada saat dicelupkan ke dalam sampel air jeruk kertas lakus merah tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru berubah menjadi berwarna merah. Dari perubahan warna kertas lakmus praktikan dapat membuat sebuah hipotesis bahwa air apel bersifat asam. Pada pengujian yang kedua yaitu dengan menggunakan indicator universal. Dalam praktikum ini indicator universal yang digunakan adalah kertas yang mengalami perubahan warna ketika berada di lingkungan yang keasamannya berbeda. Cara menggunakan indicator universal ini cukup mudah. Kertas indicator universal dicelupkan pada larutan yang akan diukur. Kemudian, warna kertas dicocokkan dengan deret warna standar yang tersedia. Dari mencocokkan warna tersebut dapat diketahui besarnya nilai pH. Pengujian dengan indicator universal menunjukkan kesamaan warna keempat

22

dengan warna standar, hal ini berarti air apel memiliki pH 4. Setelah melakukan analisis dari pengujian dengan menggunakan kertas lakmus dan menggunakan indicator universal maka dapat diambil kesimpulan bahwa air apel bersifat asam dengan pH sebesar 4. Apabila dilihat dari kandungan dan komposisi buah apel, menurut literature buah apel tergolong ke dalam bahan makanan yang bersifat asam karena apel mengandung asam malat (C4H6O5). Asam malat merupakan asam yang terdapat di dalam apel, kandungan inilah yang menyebabkan sampel air apel bersifat asam.

b. Bahan bersifat basa 1. Deterjen Pada percobaan kali ini menggunakan bahan berupa detergen dengan merk Attack Easy yang dicairkan dengan sedikit air. Detergen sendiri merupakan campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air. Air detergen merupakan larutan yang mudah kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari, penggunaannya juga banyak dijumpai hampir di setiap rumah sebagai pembersih pakaian kotor. Cara penggunaannya yaitu dengan mencampurkan air dan sabun detergen itu sendiri. Dalam praktikum kali ini, dilakukan 2 kali pengujian asam-basa air detergen dengan menggunakan kertas lakmus dan menggunakan kertas indikator universal. Setelah dilakukan pengujian yang pertama menggunakan kertas lakmus, air detergen tidak mengubah warna kertas lakmus biru sedangkan air detergen mengubah warna kertas lakmus merah menjadi warna biru. Hal ini membuktikan bahwa air sabun bersifat basa. Hal ini juga sesuai dengan teori bahwa sifat basa jika diuji dengan kertas lakmus tidak akan

23

mengubah warna kertas lakmus biru, sedangkan mengubah warna kertas lakmus merahmenjadiwarnabiru. Jadi pada pengukuran pH air detergen menggunakan kertas lakmus diperoleh bahwa sifat air detergen adalah basa, yaitu bukan asam. Pengukuran pH yang kedua dilakukan dengan cara mencelupkan kertas indikator sampai batas celupan pada air detergen, kemudian mendiamkannya beberapa saat hingga terjadi perubahan warna, setelah terjadi perubahan warna lalu membandingkan perubahan warna yang terjadi dengan warna indikator. Setelah membandingkan dengan warna indikator, didapat nilai pH sebesar 12. Sehingga berdasar pengukuran dengan kertas indikator didapatkan sifat detergen yang sangat basa. Hasil inidiperoleh sama halnya dengan menggunakan kertas lakmus, yaitu bersifat basa .Nilai pH ini didapatkan dengan melihat persamaan warna dari kertas indicator yang telah dicelupkan dengan warna pada label. Dari kadar pH deterjen yang sangatbasayaitu 12, diketahui bahwa deterjen memang bersifat korosif. Hal ini dapat mengakibatkan iritasi pada kulit. Sementara pada susunan rantai kimia surfaktan terdapat formulasi bahwa semakin panjang dan bercabang rantai surfaktan, akan semakin keras deterjen tersebut. Sedangkan dari jenis gugus fungsinya, maka gugus fungsi sulfonat bersifat lebih keras dibandingkan gugus fungsi karboksilat. 2. Pasta Gigi Pada percobaan selanjutnya, praktikan menggunakan bahan berupa Pasta Gigi bermerk Pepsoden. Pengamatan dilakukan dua kali percobaan yaitu menggunakan kertas lakmus da menggunakan kertas indikator universal. Sama halnya dengan pengamatan pada detergen, setelah dilakukan pengujian pasta gigi yang pertama menggunakan kertas lakmus, pasta gigitidakmengubah warna kertas lakmus biru (tetap berwarna biru) sedangkan pasta gigi mengubah warna kertas lakmus merah menjadi warna biru. Hal ini

24

menunjukkan bahwa pasta gigi bersifatbasa karena tidak mengubah lakmus biru dan mengubah lakmus merah menjadi biru. Pada pengukuran pH yang kedua pasta gigi, dilakukan menggunakan kertas indikator dengan cara mencelupkan kertas indikator tersebut sampai batas celupan pada pasta gigi yang telah dicampur sedikit air untuk memudahkan pengukuran pH. Kemudian mendiamkannya beberapa saat hingga terjadi perubahan warna, setelah terjadi perubahan warna lalu membandingkan perubahan warna yang terjadi dengan warna indikator yaitu ketika didapatkan perubahan warna pada kertas indikator, kemudian membandingkannya dengan warna indikator universal yang terdapat pada wadahnya dandari hasil tersebut didapat nilai pH sebesar 9. Nilai pH ini didapatkan dengan melihat persamaan warna dari kertas indicator yang telah dicelupkan dengan warna pada label. Sehingga berdasar pengukuran dengan kertas indikator didapatkan sifat pasta gigi yaitu basa. Hasil ini diperoleh sama halnya dengan menggunakan kertas lakmus, yaitupasta gigi bersifat basa. Hasil yang sangat jelas ditunjukkan pengamatan yang menggunakan kertas indikator karena selain dapat diketahui basa dari pasta gigi tersebut, juga dapat ditentukan pH dari pasta gigi. Setelah mengetahui hasil pasta gigi yang memiliki sifat basa maka dapat diketahui bahwa dalam setiap basa memiliki sifat tertentu, misal kita menggunakan pasta gigi untuk membersihkan gigi dan penghilang bau mulut, sedangkan pada basa bahan lain dapat merusak kulit. c. Bahan bersifat netral 1. Kopi Pada percobaan yang telah dilakukan kopi merupakan larutan yang netral. Hal ini dapat diamati dengan menggunakan indicator pH dan kertas lakmus. Terbukti saat air kopi di beri kertas lakmus merah maka kertas lakmus tetap berwarna merah dan untuk kertas lakmus biru hasilnya pun kertas lakmus tetap berwarna biru. Tetapi ketika air kopi dicek menggunakan

25

indicator pH, dan dicocokan warnanya diperoleh pH sebesar 6. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa air kopi merupakan larutan yang netral walaupun diperoleh pH sebesar 6. Hal ini diperkuat dengan tidak berubahnya kertas lakmus saat pengamatan percobaan berlangsung. Dengan demikian kopi bukan merupakan zat asam maupun basa. 2. Teh Pada percobaan yang telah dilakukan teh merupakan larutan yang netral. Hal ini dapat diamati dengan menggunakan indicator pH dan kertas lakmus. Terbukti saat air teh di beri kertas lakmus merah maka kertas lakmus tetap berwarna merah dan untuk kertas lakmus biru hasilnya pun kertas lakmus tetap berwarna biru. Tetapi ketika air teh dicek menggunakan indicator pH, dan dicocokan warnanya diperoleh pH sebesar 6. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa air teh merupakan larutan yang netral walaupun diperoleh pH sebesar 6. Hal ini diperkuat dengan tidak berubahnya kertas lakmus saat pengamatan percobaan berlangsung. Dengan demikian teh bukan merupakan zat asam maupun basa. 3. Air Berdasarkan hasil kajian pustaka dan percobaan yang telah dilakukan air termasuk netral. Hal ini dapat diamati dengan menggunakan indicator pH dan kertas lakmus. Terbukti saat air di beri kertas lakmus merah maka kertas lakmus tetap berwarna merah dan untuk kertas lakmus biru hasilnya pun kertas lakmus tetap berwarna biru. Tetapi ketika air tersebut dicek

menggunakan indicator pH, dan dicocokan warnanya pada petunjuk pH diperoleh pH sebesar 6. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa air termasuk netral walaupun diperoleh pH sebesar 6. Hal ini diperkuat dengan tidak berubahnya kertas lakmus saat pengamatan percobaan berlangsung. Pada dasarnya, indicator universal adalah larutan atau kertas yang mengalami perubahan warna ketika berada di lingkungan yang keasamannya berbeda. Seperti halnya pada Jika praktikan menggunakan lakmus, ketika lakmus
26

dimasukkan ke dalam larutan yang mempunyai pH antara 5,5 hingga 8,0, lakmus tidak menunjukkan warna yang tegas. Tidak merah, tidak biru, melainkan sedikit ungu. Dalam ilmu kimia, batas antara pH 5,5 hingga 8,0 di sebut trayek perubahan warna pada lakmus. Keadaan ini dapat kita gunakan sebagai alat untuk mengetahui tingkat keasaman suatu larutan. Jadi, jika kertas lakmus praktikan celupkan kedalam suatu larutan dan kertas itu berubah warna menjadi merah keunguan dan kebiru-biruan, berarti larutan itu mempunyai pH antara 5,5-8,0. Ini berarti jika kita hanya mempunyai kertas lakmus kita tidak dapat mengukur pH larutan yang mempuyai pH lebih kecil dari 5,5 atau lebih besar dari 8,0. Indicator universal merupakan alat praktis dalam pengukuran pH, meskipun tingkat keakuratannya tidak setinggi pH-meter. Indicator universal member warna yang berbeda pada rentang pH yang relative sempit. Hal tersebut berbeda dengan indicator asam-basa yang dipelajari sebelumnnya

G. KESIMPULAN Dari praktikum yang telah praktikan lakukan dapat disimpulkan bahwa: 9. Sifat keasaman dan sifat kebasaan suatu bahan dapat diketahui dengan

menggunakan kertas lakmus dan indicator universal. Dari percobaan diperoleh 3 jenis larutan, yaitu asam (pH < 7), basa (pH > 7), dan netral. Bahan uji yang termasuk larutan asam adalah air jeruk, Pencuci piring bermerk Mama lemon, belimbing wuluh, air cabai, Penyemprot pakaian bermerk Kispray, air mangga, Minuman sari buahn bermerk Jasjus, air apel. Sedangkan bahan uji yang termasuk basa adalah deterjen dan pasta gigi. Bahan uji yang termasuk larutan netral adalah air teh, air kopi, dan air.

Skala keasaman untuk masing-masing indicator mempunyai karakteristik sendiri. Untuk kertas lakmus skala keasaman ditentukan dengan perubahan warna. Indikator universal mempunyai skala keasaman dari 1-14. Masingmasing skala indicator universal memiliki warna yang berbeda-beda sesuai dengan tingkatan pH.

27

H. DAFTAR PUSTAKA

Anonim.

2010.

Asam,

Basa,

Garam.

Diakses

dari

http://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Kimia/Materi:Asam,_Basa,_Garam(di akses 10 Oktober 2011, pukul 09:42) Anonim. 2010. Pengertian Asam, Basa, dan Garam. Diakses dari

http://klikbelajar.com/pelajaran-sekolah/pelajaran-kimia/pengertian-asambasa-dan-garam/(diakses 10 Oktober 2011, pukul 09:54) Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga Clark, Jim. 2007. Indikator Asam-Basa. Diakses pada http://www.chem-istry.org/materi_kimia/kimia_fisika1/kesetimbangan_asam_basa/indikator_a sam_basa/ pada Senin, 10 Oktober pukul 10.57 WIB Hasanah, Chusnuh. 2007. Derajat Keasaman. Diakses dari

http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/chus%20h/tambah an%20pH3.html pada tanggal 12 Oktober 2011 pukul 15.30 Okta. 2010. Pengertian Asam Basa. Diakses dari http://klikbelajar.com/pelajaransekolah/pelajaran-kimia/pengertian-asam-basa-dan-garam/ pada tanggal 12 Oktober 2011 pukul 15.20 WIB

28

You might also like