You are on page 1of 19

Rumus Dasar Kurs Dollar VS Rupiah

Sebenarnya apa hubungannya investasi asing dengan kurs rupiah dollar? Kenapa jika investasi luar negeri Indonesia naik maka kurs dollar melemah dan kurs rupiah menguat? Berikut ini penjelasannya. Kurs dollar vs rupiah tergantung hukum keuangan permintaan penawaran mata uang dollar vs rupiah. Investor luar negeri jual dollar dan beli rupiah untuk investasi Indonesia, karena investor asing investasi rupiah dan bukan investasi dollar. Jika investor luar negeri jual dollar berarti permintaan dollar turun. Bila permintaan dollar turun, otomatis kurs dollar akan turun. Jika investor asing beli rupiah berarti permintaan terhadap rupiah naik, bila hal ini terjadi maka kurs rupiah naik. Keuntungan investasi luar negeri adalah kurs rupiah yang menguat itu karena mereka melakukan investasi di mata uang asing, seperti rupiah dan bukannya dollar. Hal ini akan membuat kita mengerti mengapa Indonesia butuh investasi dari luar negeri, khususnya investasi sektor riil. Itulah pentingnya mengapa pemerintah Indonesia harus membangun fasilitas investasi terbaik, membangun infrastruktur, dan kepastian hukum supaya investor asing kelas dunia menilai Indonesia bisnis yang bagus dan mereka mau menginvestasikan saham di perusahaan Indonesia yang terbaik. Baca Selengkapnya.. 0 komentar Link ke posting ini

Istilah-istilah dalam bidang Bank Syariah


Akad : adalah pertalian ijab dengan qabul menurut cara-cara yang disyariatkan yang berpengaruh terhadap objek Al-mashnu : barang pesanan dalam transaksi istishna Al-muslam fihi : komoditas yang dikirimkan dalam transaksi salam Al-muslam ileihi : penjual dalam transaksi salam Al-muslam : pembeli dalam transaksi salam Al-mushtashni : pembeli akhir dalam transaksi ishtisna Amil : petugas pendistribusi zakat As-shani : produsen/supplier dalam transaksi ishtisna Fiisabilillah : orang yang berjuang di jalan Allah Gharim : orang yang berutang dan kesulitan untuk melunasinya Halal : sesuatu yang diperbolehkan oleh Islam Haul : cukup waktu satu tahun bagi pemilikan harta kekayaan seperti perniagaan, emas, ternak, sebagai batas kewajiban membayar zakat Hiwalah : pemindahan atau pengalihan hak dan kewajiban, baik dalam pengalihan piutang atau utang, dan jasa pemindahan / pengalihan dana dari satu entitas kepada entitas lain Ibnusabil : orang yang dalam perjalanan Ijarah : perpindahan kepemilikan jasa dengan imbalan yang sudah disepakati menurut para fuqaha. Ijarah ini memiliki 3 (tiga) unsur: - Bentuk yang mencakup penawaran atau persetujuan - Dua pihak pemilik aset yang disewakan dan pihak yang memanfaatkan jasa dari aset yang disewakan - Objek dari akad ijarah, yang mencakup jumlah sewa dan jasa yang dipindahkan kepada penyewa Ijarah operasional: Akad ijarah yang tidak berakhir dengan pemin-dahan kepemilikan dari aset yang yang disewakan kepada penyewa Ijarah muntahiyah bittamlik : Akad ijarah yang berakhir dengan opsi berpindahnya kepemilikan aset yang disewakan kepada penyewa. Ijarah muntahiyah bittamlik dapat berbentuk:

- Ijarah muntahiyah bittamlik yang memindahkan hak kepemilikan aset yang disewakan kepada penyewajika penyewa menginginkan hal tersebutdengan harga yang diwakili oleh pembayaran sewa yang dilakukan oleh penyewa selama jangka waktu penyewaan. Pada akhir jangka waktu penyewaan dan setelah cicilan terakhir dibayar, maka hak milik sah aset yang disewakan secara otomatis berpindah kepada penyewa atas dasar akad baru. - Ijarah muntahiyah bittamlik yang memberikan hak kepemilikan kepada penyewa atas aset yang disewakan pada akhir jangka waktu penyewaan atas dasar akad baru dengan harga tertentu, yang mungkin merupakan harga simbolis - Perjanjian ijarah yang memberikan penyewa salah satu dari 3 (tiga) opsi berdasarkan pembayaran sewa yang dilakukan oleh penyewa a. Membeli aset yang disewakan dangan harga yang ditentukan berdasarkan pembayaran sewa yang dilakukan oleh penyewa; b. Pembaruan ijarah untuk jangka waktu yang baru; atau c. Mengembalikan aset yang disewa kepada pemilik objek sewa Infak : pemberian sesuatu yang akan digunakan untuk kemaslahatan umat Ishtisna : kontrak penjualan antara al-mustasni (penjual akhir) dengan al-shani (pemasok) dimana alshani berdasarkan suatu pesanan dari al-mustasniberusaha membuat sendiri atau meminta pihak lain untuk membuat atau membeli al-masnu (pokok) kontrak, menurut spesifikasi yang disyaratkan dan menjualnya kepada al-mustasni dengan harga sesuai kesepakatan serta dengan metode penyelesaian di muka melalui cicilan atau ditangguhkan sampai suatu eaktu di masa depan. Ini merupakan syarat dari kontrak ishtisna sehingga al-shani harus menyediakan bahan baku atau tenaga kerja. Kesepakatan akad ishtisna mempunyai ciri-ciri sama dengan salam karena dia menentukan penjualan produk tidak tersedia pada saat penjualan, namun ketidaksamaannya terletak pada harga ishtisna yang tidak dibayar ketika diselesaikan. Ishtisna juga memiliki ciri yang sama dengan penjualan biasa karena harga biasa dibayar dengan kredit. Ciri ketiga akad ishtisna sama dengan ijarah karena tenaga kerja digunakan pada keduanya. Istishna paralel : Jika Al-mustashni (pembeli akhir) mengizinkan alshani (pemasok) untuk meminta pihak ketiga (subkontraktor) untuk membuat al-mashnu atau jika pengeturan tersebut bisa diterima oleh kontrak istishna itu sendiri, maka al-shani bisa melakukan kontrak istishna kedua guna memenuhi kewajiban kontraknya kepada kontrak pertama. Kontrak kedua ini disebut istishna paralel Kafalah : akad penjaminan yang diberikan oleh kaafil (penanggung/ bank) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung (makhful anhu, ashil) Kaafil : pihak yang memberikan jaminan untuk menanggung kewajiban puhak lkain dalam akad kafalah Majur : objek sewa dalam transaksi ijarah Makful : penerima jaminan dalam akad kafalah Muallaf : orang yang baru memeluk agama Islam Mudharabah : perjanjian kerjasama untuk mencari keuntungan antara pemilik modal dengan

pengusaha (pengelola dana). Perjanjian tersebut bisa saja terjadi antara deposan (investment account) sebagai penyedia dan dan bank syariah sebagai mudharib. Bank syariah menjelaskan keinginannya untuk menerima dana investasi dari sejumlah nasabah, pembagian keuntungan disetujui oleh kedua belah pihak sedangkan kerugian ditanggung oleh penyedia dana, asalkan tidak terjadi kesalahan atau pelanggaran syariah yang telah ditetapkan, atau tidak terjadi kelalaian di pihak bank syariah. Kontrak mudharabah dapat juga dilaksanakan antara bank syariah sebagai penyedia dana atas namanya sendiri atau khusus atas nama deposan, pengusaha, atau para pengrajin lainnya termasuk petani, pedagang, dan sebagainya. Mudharabah berbeda dengan spekulasi yang berunsur perjudian (gambling) dalam pembelian dan transaksi penjualan. Baca Selengkapnya.. 0 komentar Link ke posting ini

Jenis-Jenis Bank
A. Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya 1. Bank Sentral Menurut UU No.3 Tahun 2004, Bank Sentral adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu negara, merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi perbankan serta menjalan fungsi sebagai lender of the last resort. Bank sentral yang dimaksud adalah Bank Indonesia. Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang ini. a. Tujuan Bank Indonesia Menurut UU RI No. 3 Tahun 2004 Pasal 7, dijelaskan tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan yang dimaksud Bank Indonesia melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian. b. Tugas Bank Indonesia Berdasarkan UU No. 3 Tahun 2004, Bank Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut: (1) menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia berwenang: (a) menetapkan sasaran moneter dengan memerhatikan sasaran laju inflasi; (b) melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara yang termasuk tetapi tidak terbatas pada: - operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing - penetapan tingkat diskonto - penetapan cadangan wajib minimun - pengaturan kredit atau pembiayaan Cara-cara pengendalian moneter dapat dilaksana-kan juga berdasarkan prinsip syariah. Pelaksanaan ketentuan tersebut ditetapkan Peraturan Bank Indonesia. (2) mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

Dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, bank Indonesia berwenang: (a) melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran, (b) mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan tentang kegiatannya. Pelaksanaan kewenangan di atas ditetapkan dengan Peraturan Bank Indonesia. (3) mengatur dan mengawasi bank Dalam rangka melaksanakan tugas mengatur dan mengawasi bank, Bank Indonesia menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan bank dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. 2. Bank Umum Pengertian bank umum menurut Peraturan Bank Indonesia No. 9/7/PBI/2007 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jasa yang diberikan oleh bank umum bersifat umum, artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Bank umum sering disebut bank komersial (commercial bank). Bank umum mempunyai banyak kegiatan. Adapun kegiatan-kegiatan bank umum yang utama antara lain: a) menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, dan tabungan; b) memberikan kredit; c) menerbitkan surat pengakuan utang; d) memindahkan uang, baik untuk kepentingan nasabah maupun untuk kepentingan bank itu sendiri; e) menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan atau dengan pihak ketiga; f) menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga; dan g) melakukan penempatan dana dari nasabah ke nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek. 3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum. BPR dalam melakukan kegiatannya tidak sama dengan kegiatan yang dilakukan oleh bank konvensional (bank umum). Ada kegiatan-kegiatan yang tidak boleh dilakukan oleh BPR, yaitu:

a) menerima simpanan berupa giro, b) mengikuti kliring, c) melakukan kegiatan valuta asing, d) melakukan kegiatan perasuransian. Adapun bentuk kegiatan yang boleh dilakukan oleh BPR meliputi hal-hal berikut ini. a) Menghimpun dana dalam bentuk simpanan tabungan dan simpanan deposito. b) Memberikan pinjaman kepada masyarakat. c) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah. b . Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya Apabila ditinjau dari segi kepemilikannya, jenis bank terdiri atas bank milik pemerintah, bank milik swasta nasional, dan bank milik swasta asing. 1. Bank Milik Pemerintah Bank pemerintah adalah bank di mana baik akta pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki oleh pemerintah pula. Contohnya Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri. Selain itu ada juga bank milik pemerintah daerah yang terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi. Contoh Bank DKI, Bank Jateng, dan sebagainya. 2. Bank Milik Swasta Nasional Bank swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya juga dipertunjukkan untuk swasta pula. Contohnya Bank Muamalat, Bank Danamon, Bank Central Asia, Bank Lippo, Bank Niaga, dan lain-lain. 3. Bank Milik Asing Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri. Contohnya ABN AMRO bank, City Bank, dan lain-lain. c. Jenis Bank Berdasarkan Kegiatan Operasionalnya 1. Bank Konvensional Pengertian kata konvensional menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan. Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah berdasarkan kesepakatan umum seperti adat, kebiasaan, kelaziman. Berdasarkan pengertian itu, bank konvensional adalah bank yang dalam operasionalnya menerapkan

metode bunga, karena metode bunga sudah ada terlebih dahulu, menjadi kebiasaan dan telah dipakai secara meluas dibandingkan dengan metode bagi hasil. Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan mengeluarkan produk-produk untuk menyerap dana masyarakat antara lain tabungan, simpanan deposito, simpanan giro; menyalurkan dana yang telah dihimpun dengan cara mengeluarkan kredit antara lain kredit investasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif, kredit jangka pendek; dan pelayanan jasa keuangan antara lain kliring, inkaso, kiriman uang, Letter of Credit, dan jasa-jasa lainnya seperti jual beli surat berharga, bank draft, wali amanat, penjamin emisi, dan perdagangan efek. Bank konvensional dapat memperoleh dana dari pihak luar, misalnya dari nasabah berupa rekening giro, deposit on call, sertifikat deposito, dana transfer, saham, dan obligasi. Sumber ini merupakan pendapatan bank yang paling besar. Pendapatan bank tersebut, kemudian dialokasikan untuk cadangan primer, cadangan sekunder, penyaluran kredit, dan investasi. Bank konvensional contohnya bank umum dan BPR. Kedua jenis bank tersebut telah kalian pelajari pada subbab sebelumnya. 2. Bank Syariah Sekarang ini banyak berkembang bank syariah. Bank syariah muncul di Indonesia pada awal tahun 1990-an. Pemrakarsa pendirian bank syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18 20 Agustus 1990. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam. Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan transaksinya adalah efesiensi, keadilan, dan kebersamaan. Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin. Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang atas proporsi masukan dan keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas. Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank konvensional. Penentuan harga bagi bank syariah didasarkan pada kesepakatan antara bank dengan nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka waktunya, yang akan menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan. Berikut ini prinsip-prinsip yang berlaku pada bank syariah. a) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah). b) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah). c) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah). d) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah). e) Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah

wa iqtina). Dalam rangka menjalankan kegiatannya, bank syariah harus berlandaskan pada Alquran dan hadis. Bank syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank syariah, bunga bank adalah riba. Dalam perkembangannya kehadiran bank syariah ternyata tidak hanya dilakukan oleh masyarakat muslim, akan tetapi juga masyarakat nonmuslim. Saat ini bank syariah sudah tersebar di berbagai negara-negara muslim dan nonmuslim, baik di Benua Amerika, Australia, dan Eropa. Bahkan banyak perusahaan dunia yang telah membuka cabang berdasarkan prinsip syariah. Contoh Bank Syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri. Perbankan Syariah Selain Perbankan Konvensional, di Indonesia juga ada Bank Syariah mulai tahun 1992 . Bank Syariah pertama di Indonesia adalah BMI (Bank Muamalat Indonesia) yang mulai beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992. Bank syariah ada karena adanya keinginan umat muslim untuk kaffah yaitu menjalankan aktivitas perbankan sesuai dengan syariah yang diyakini, terutama masalah larangan riba, serta hal-hal yang berkaitan dengan norma ekonomi dalam Islam seperti larangan maisyir (judi dan spekulatif), gharar (unsur ketidak jelasan), jahala dan keharusanmemperhatikan kehalalan cara dan objek investasi Sebenarnya menurut agama lain pun ditemui larangan riba. Berikut beberapa uraian tentang bunga dan riba menurut sejarah dan beberapa agama. Baca Selengkapnya.. 0 komentar Link ke posting ini

Bank Indonesia (BI)


Bank Indonesia (BI, dulu disebut De Javasche Bank) adalah bank sentral Republik Indonesia. Sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Untuk mencapai tujuan tersebut BI didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia. Ketiganya perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. BI juga menjadi satu-satunya lembaga yang memiliki hak untuk mengedarkan uang di Indonesia. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya BI dipimpin oleh Dewan Gubernur. Untuk periode 2008-2013, Boediono menjabat posisi sebagai Gubernur BI. Status dan Kedudukan Bank Indonesia Sebagai Lembaga Negara yang Independen Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999. Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara yang independen dan bebas dari campur tangan pemerintah ataupun pihak lainnya. Sebagai suatu lembaga negara yang independen, Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut.

Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga. Untuk lebih menjamin independensi tersebut, undang-undang ini telah memberikan kedudukan khusus kepada Bank Indonesia dalam struktur ketatanegaraan Republik Indonesia. Sebagai Lembaga negara yang independen kedudukan Bank Indonesia tidak sejajar dengan Lembaga Tinggi Negara. Disamping itu, kedudukan Bank Indonesia juga tidak sama dengan Departemen, karena kedudukan Bank Indonesia berada diluar Pemerintah. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien. Sebagai Badan Hukum Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan. Tujuan dan Tugas Bank Indonesia Tujuan Tunggal Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah. Tiga Pilar Utama Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia. Ketiganya perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. Pengaturan dan Pengawasan Bank Dalam rangka tugas mengatur dan mengawasi perbankan, Bank Indonesia menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan atau kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan atas bank, dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam pelaksanaan tugas ini, Bank Indonesia berwenang menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan dengan menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian. Berkaitan dengan kewenangan di bidang perizinan, selain memberikan dan mencabut izin usaha bank, Bank Indonesia juga dapat memberikan izin pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank, memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank, serta memberikan izin kepada

bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu. Di bidang pengawasan, Bank Indonesia melakukan pengawasan langsung maupun tidak langsung. Pengawasan langsung dilakukan baik dalam bentuk pemeriksaan secara berkala maupun sewaktuwaktu bila diperlukan. Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui penelitian, analisis dan evaluasi terhadap laporan yang disampaikan oleh bank. Baca Selengkapnya.. 0 komentar Link ke posting ini

Sabtu, 12 Februari 2011


OBLIGASI NEGARA RITEL (ORI) SERI ORI006
Obligasi Negara Ritel (ORI) adalah Obligasi Negara yang diterbitkan Pemerintah Indonesia untuk dijual kepada individu atau perorangan Warga Negara Indonesia melalui Agen Penjual (IndoPremier) di pasar perdana. Salah satu agen penjual adalah IndoPremier yang melayani pembelian dan penjualan Obligasi Negara Ritel (ORI) di pasar perdana secara online melalui situs www.ipotindonesia.com dan melalui Kantor Pusat dan 6 (enam) Kantor Cabang yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Di pasar sekunder, IndoPremier siap berperan sebagai Agen Penjual yang pertama dan satu-satunya dalam memberikan fasilitas transaksi online trading untuk ORI. Manfaat Atau Keuntungan Investasi Pada ORI 1. AMAN, pembayaran kupon dan pokok sampai dengan jatuh tempo dijamin oleh Negara Republik Indonesia. 2. MENGUNTUNGKAN, kupon lebih tinggi dari suku bunga deposito (saat penawaran di pasar perdana) dan potensi capital gain di perdagangan pasar sekunder. 3. FIXED, kupon tetap dan dibayarkan setiap bulan. 4. RINGAN, investasi minimal Rp5 juta dan kelipatannya. 5. LIKUID, dapat diperdagangkan di pasar sekunder, dan dapat dijadikan sebagai agunan atau digadaikan kepada pihak lain. 6. DIVERSIFIKASI, memudahkan investor mendiversifikasi portofolio serta optimalisasi Manajemen Risiko. 7. MUDAH, prosedur pembelian dan penjualan yang mudah dan transparan di pasar Sekunder (melalui mekanisme bursa ataupun diluar bursa dan tercatat di Bursa Efek Indonesia). 8. RITEL, dijual untuk perorangan WNI. 9. PARTISIPASI, masyarakat berperan aktif secara langsung dalam pembiayaan pembangunan nasional. Baca Selengkapnya.. 0 komentar Link ke posting ini

Selasa, 08 Februari 2011


Redenominasi & Sanering serta dampaknya
Pengertian redenominasi merupakan mengurangi digit (angka nol) tanpa mengurangi nilai mata uang tersebut. Misal Rp 1.000 menjadi Rp 1 untuk menyederhanakan denominasi (pecahan) mata uang menjadi pecahan lebih kecil. Dengan penyederhanaan itu maka hal yang sama secara bersamaan dilakukan juga pada harga-harga barang dan proses ini tidak merubah daya beli masyarakat. Pengertian Sanering berbeda dengan redenominasi, senering merupakan proses pemotongan daya beli masyarakat melalui pemotongan nilai uang tetapi halyang sama tidak dilakukan pada harga-harga barang maka proses ini akan menurunkan daya beli masyarakat. Dampak positif dan pengaruhnya bagi masyarakat pada proses redenominasi disebutkan tidak ada kerugian karena daya beli tetap sama sedangkan pada sanering, menimbulkan kerugian karena daya beli turun drastis. Tujuan redenominasi adalah menyederhanakan pecahan uang agar lebih efisien dan nyaman dalam melakuan transaksi ini didsarkan pada fakta bahwa pecahan terbesar Indonesia Rp.100.000 ini teritung terbesar ke 2 di Asia.Tujuan redenominasi berikutnya kedepan indonesia memperoleh kesetaraan ekonomi Indonesia dengan negara regional sedengkan tujuan Sanering adalah mengurangi jumlah uang yang beredar akibat lonjakan harga-harga. Dilakukan karena terjadi hiperinflasi (inflasi yang sangat tinggi). Pada redenominasi nilai uang terhadap barang tidak berubah jadi hanya cara penyebutan dan penulisan pecahan uang saja yang dirubah dan disesuaikan, ini berbeda dengan sanering dimana nilai uang terhadap barang berubah menjadi lebih kecil, karena pemotongan nilai barang. Syarat redenominasi dapat dilakukan saat kondisi makro ekonomi stabil, Ekonomi tumbuh seerta inflasi terkendali. Sanering dilakukan pada saat terjadi inflasi sangat tinggi dan kondisi makro ekonomi tidak sehat. Proses implementasi Redenominasi disebutkan cukup panjang sampai 10 tahun dan harus dipersiapkan secara matang dan terukur sampai masyarakat siap, tujuanya tidak menimbulkan gejolak di masyarakat. Contoh penerapan redenominasi untuk harga 1 liter bensin saat ini seharga Rp 4.500 per liter jika dilakukan redenominasi tiga digit (tiga angka nol), maka nominal yang harus dibayarkan adalah Rp 4,5 untuk 1 l bensin ini terjadi karena harga 1 liter bensin juga dinyatakan dalam satuan pecahan yang sama (baru) sedangkan pada sanering, apabila terjadi sanering per seribu rupiah, maka dengan Rp 4,5 hanya dapat membeli 1/1000 atau 0,001 liter bensin, semoga membantu posting tentang Pengertian redenominasi atau penyerdahanaan rupiah serta dampak positif dan dampak negatifnya . Baca Selengkapnya.. 0 komentar Link ke posting ini

Redenominasi
Redenominasi adalah penyederhanaan nilai mata uang menjadi lebih kecil tanpa mengubah nilai tukarnya. Pada waktu terjadi inflasi, jumlah satuan moneter yang sama perlahan-lahan memiliki daya beli yang semakin melemah. Dengan kata lain, harga produk dan jasa harus dituliskan dengan jumlah

yang lebih besar. Ketika angka-angka ini semakin membesar, mereka dapat mempengaruhi transaksi harian karena risiko dan ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh jumlah lembaran uang yang harus dibawa, atau karena psikologi manusia yang tidak efektif menangani perhitungan angka dalam jumlah besar. Pihak yang berwenang dapat memperkecil masalah ini dengan redenominasi: satuan yang baru menggantikan satuan yang lama dengan sejumlah angka tertentu dari satuan yang lama dikonversi menjadi 1 satuan yang baru. Jika alasan redenominasi adalah inflasi, rasio konversi dapat lebih besar dari 1, biasanya merupakan bilangan positif kelipatan sepuluh, seperti 10, 100, 1.000, dan seterusnya. Prosedur ini dapat disebut sebagai "penghilangan nol" Redenominasi bisa juga disamakan dengan menyederhanakan denominasi (pecahan) mata uang menjadi pecahan lebih sedikit dengan cara mengurangi digit (angka nol) tanpa mengurangi nilai mata uang tersebut. Hal yang sama secara bersamaan dilakukan juga pada harga-harga barang, sehingga daya beli masyarakat tidak berubah. Sanering adalah pemotongan daya beli masyarakat melalui pemotongan nilai uang. Hal yang sama tidak dilakukan pada harga-harga barang, sehingga daya beli masyarakat menurun. Pada redenominasi, tidak ada kerugian karena daya beli tetap sama, sedangkan pada sanering menimbulkan banyak kerugian karena daya beli turun drastis. Selain itu redenominasi bertujuan menyederhanakan pecahan uang agar lebih efisien dan nyaman dalam melakuan transaksi.Tujuan berikutnya, mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan negara regional, sementara sanering bertujuan mengurangi jumlah uang yang beredar akibat lonjakan harga-harga. Dilakukan karena terjadi hiperinflasi (inflasi yang sangat tinggi). Pada redenominasi nilai uang terhadap barang tidak berubah, karena hanya cara penyebutan dan penulisan pecahan uang saja yang disesuaikan, sedangkan pada sanering, nilai uang terhadap barang berubah menjadi lebih kecil, karena yang dipotong adalah nilainya. Redenominasi juga biasanya dilakukan saat kondisi makro ekonomi stabil. Ekonomi tumbuh dan inflasi terkendali, sedangkan sanering dilakukan dalam kondisi makro ekonomi tidak sehat, inflasi sangat tinggi (hiperinflasi). Redenominasi dipersiapkan secara matang dan terukur sampai masyarakat siap, agar tidak menimbulkan gejolak di masyarakat, sementara sanering tidak ada masa transisi dan dilakukan secara tiba-tiba. Baca Selengkapnya.. 0 komentar Link ke posting ini

Senin, 26 April 2010


Saat Yang Tepat Untuk Menjadi Bankir
Saat ini adalah waktu yang tepat bagi seluruh siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang baru saja lulus sekolah, serta mahasiswa D-III & S-1 yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi untuk mempersiapkan diri menjadi seorang Bankir yang Proffessional, dengan cara Kuliah di tempat yang dikhususkan bagi calon Bankir, Hal tersebut dapat dimulai dengan belajar di bangku kuliah dan mempelajari dasar-dasar pengetahuan Ilmu Perbankan serta semua informasi dan seluruh teknis dunia perbankan, kemudian menjadi seorang akademisi yang akan terus belajar dan mempelajari segala hal yang pernah terjadi dari studi kasus semua bank, baik kasus Bankir yang mendatangkan kebaikan dan mencatatkan diri sebagai pembawa perubahan bagi dunia perbankan serta mendapatkan pengakuan dari Dunia Internasional, ataupun kasus Bankir yang melakukan

penyimpangan yang menyebabkan hancurnya sebuah institusi perbankan yang dipimpinnya seperti Bank Century misalnya. Semua hal tersebut memang harus dipelajari terlebih dahulu sebelum terjun langsung kedunia kerja di Bank yang sebenarnya, tujuannya agar benar-benar menjadi seorang Bankir yang Proffessionalisme dan bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenangnya, dan agar semua kesalahan yang pernah dilakukan oleh Bankir proffessional sebelumnya tidak lagi dikerjakan dan menjadi pelajaran, dan dengan mengetahui studi kasus tersebut maka menjadi perbaikan dan pengalaman yang sangat berharga sehingga kemajuan dan keberhasilan serta kesuksesan tidak terlalu jauh untuk dicapai dan diraih dalam waktu yang tidak terlalu lama. Karna itu jangan sia-siakan kesempatan ini untuk segera bergegas dan mempersiapkan diri untuk menjadi seorang Bankir yang tangguh dan sukses, dan dimanakah tempat yang tepat untuk belajar mengenai seluk beluk dunia perbankan tersebut ?, tentunya kita harus melihat adakah universitas ataupun institut maupun sekolah tinggi yang memiliki integritas dan akreditasi serta pengakuan dari pemerintah negara kita dan dari para praktisi perbankan serta masyarakat, ternyata ada satu Institusi Perbankan yang mempunyai semua kriteria tersebut diatas yaitu ABFII PERBANAS (Asian Banking Finance and Informatics Institute Perbankan Nasional), dan uang kuliah yang terjangkau serta semua fasilitas yang diberikan oleh Institut Perbankan Nasional diharapkan dapat menjadi titik tolak agar mahasiswa-nya dapat menjadi seorang Bankir yang Proffessional dan Sukses. Bagaimana cara pendaftaran dan apa saja prosedur yang harus dipenuhi agar dapat diterima dan menjadi seorang mahasiswa Institut Perbankan nasional akan kita bahas lebih mendalam dibawah ini, kami sedang membuatkan sebuah link khusus untuk membahas lebih detail lagi agar dapat menjadi pedoman anda dalam mengambil pilihan untuk menjadi seorang Bankir yang Proffessional Baca Selengkapnya.. 4 komentar Link ke posting ini

Minggu, 25 April 2010


Sejarah Institute Perbankan Nasional
Berawal dari pendirian Yayasan Pendidikan Perbanas (YPP) pada 19 Februari 1969 yang menyelenggarakan Akademi Ilmu Perbankan, yang berkembang menjadi Akademi Akuntansi dan Perbankan, dan saat ini menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Jakarta. Melalui Surat Keputusan Dikti pada 24 Oktober 2007 disetujui penggabungan STIE PERBANAS dan STIMIK PERBANAS menjadi satu Perguruan Tinggi Bernama ABFI INSTITUTE PERBANAS Kepanjangan dari "ASIAN BANKING FINANCE and INFORMATICS INSTITUTE of PERBANAS". Sekolah Tinggi llmu Ekonomi (STIE) Perbanas Jakarta adalah lembaga pendidikan tinggi pertama yang menyelenggarakan pendidikan di bidang keuangan dan perbankan. Lembaga ini berawal dari Yayasan Pendidikan Perbanas (YPP) yang didirikan secara resmi sebagai badan hukum pada 19 Februari 1969. Saat itu Yayasan Pendidikan Perbanas mendirikan Akademi llmu Perbankan, yang kemudian berkembang menjadi Akademi Akuntansi dan Perbankan (AAP) dan kini menjadi STIE Perbanas Jakarta. Saat ini STIE Perbanas memiliki dua jurusan, yaitu Jurusan Manajemen dan Jurusan Akuntansi. Seluruh bangunannya mencapai 22.820 meter persegi, yang terdiri dari enam unit bangunan bertingkat, lengkap dengan sarana dan prasarana pendidikan, seperti ruang-ruang kelas ber-AC, Perpustakaan seluas dua lantai, berbagai jenis laboratorium, auditorium, ruang seminar, taman belajar, kantin, mesjid, poliklinik dan lain-lain. STIE Perbanas Jakarta merancang dan mendesain kurikulum, serta proses pembelajaran yang berorientasi pada penciptaan kompetensi serta kualitas lulusan yang tinggi di masa depan; didukung staf pengajar berkualitas tamatan dari berbagai perguruan tinggi terbaik dari dalam dan luar negeri, yang akan menjadi fasilitator bagi pengembangan modal intelektual sumber daya manusia melalui proses pembelajaran yang berkualitas, berdasarkan nilainilai pengetahuan, kreatifitas pembelajaran sepanjang hidup (life long education) serta nilai-nilai kemanusiaan yang merupakan komitmen STIE Perbanas sepanjang masa. Lokasi Kampus STIE Perbanas memiliki kampus di kawasan bisnis segitiga emas (Jl. Jend. Sudirman, Jl. Gatot Subroto, Jl. H.R. Rasuna Said) di atas tanah seluas 13.372 m2 dengan luas bangunan seluruhnya 22.820 m2 yang terdiri atas enam unit bangunan bertingkat. Program Yang Dikelola Terdapat dua jurusan, yaitu Jurusan Manajemen dan Jurusan Akuntansi untuk strata satu (S1) dan diploma tiga (D3). Selain itu STIE Perbanas juga mengelola Program Pascasarjana yang berdiri sejak 10 Desember 1999 dengan membuka tiga konsentrasi, yaitu Keuangan dan Perbankan, Pemasaran dan Sumber Daya Manusia. Yang Terbaru Konsentrasi Perbankan Syariah. Prosedur dan Tata Cara Pendaftaran Masuk Calon Mahasiswa Baru Untuk mendaftarkan diri pada Intitut Perbanas sangat mudah dan cepat asalkan memenuhi semua kriteria yang diminta, dan kriterianya tidaklah sulit, yaitu : Kami telah menampilkan Brosur dan Tabel lengkap dalam penerimaan Mahasiswa Baru disini, namun

ternyata tampil acak-acakan dan kami tidak dapat menampilkan secara baik disini, karna itu kami akan membuat halaman khusus untuk dapat menampilkan Tabel untuk masing-masing Jenjang Pendidikan dalam link tersendiri, namun kami akan memberikan Gambaran secara singkat, jelas dan padat disini, yaitu : Institut Perbanas membuka dua Jenjang Pendidikan, yaitu Diploma Tiga (D-III) dan Strata Satu, dibuka untuk Tiga Kelas yaitu Reguler untuk lulusan SMA/SMK (Dengan Ijazah lokal Indonesia), Kelas Intensif ditujukan bagi lulusan D-III, dan Jenjang Pendidikan untuk International Class Program (ICP) yang ditujukan bagi siswa SMA/SMK yang ingin mendapatkan Ijazah Luar Negri, Dengan program studi yang dapat dipilih seperti, Manajemen Keuangan & Perbankan, Akuntansi, Komputerisasi Akuntansi, serta dengan waktu kuliah yang dapat dipilih oleh calon siswa-nya apakah ingin kuliah Pagi ataupun Sore hari, dan bagi mahasiswa S-1 yang ingin melanjutkan ke Jenjang S-2 disediakan kelas pagi (jam 08.00-12.00) dan kelas malam (jam 18.30-21.00) Untuk biaya kuliah akan mendapatkan potongan biaya 50 % biaya SPP (Sumbangan Pengelolaan Pendidikan), serta akan diprioritaskan untuk masuk kuliah tanpa melalui Ujian Saringan Masuk Penerimaan Mahasiswa Baru Institut Perbanas, namun dengan syarat Nilai Bahasa Inggris & Matematika adalah 7 (Tujuh), dan untuk Jenjang Pendidikan International Class Program (ICP) dengan syarat Nilai Bahasa Inggris 8 (Delapan) dan Nilai Matematika 7,5 (Tujuh koma Lima) Sedangkan bagi siswa SMA/SMK dan D-III yang tidak memenuhi syarat nilai tersebut diatas, maka akan dikenakan biaya normal dan terjangkau bagi kita semua, untuk pengambilan formulir dan pendaftaran serta biaya ujian saringannya akan dikenakan biaya Rp. 200 ribu, dan hasil ujian tersebut akan dikabarkan melalui telefon rumah, Handphone peserta ataupun surat ke rumah masing-masing peserta ujian masuk ABFII Perbanas LAMPIRKAN DOKUMEN BERIKUT : - REGULER & ICP a. Fotocopy Ijazah / Surat Keterangan Lulus yang sudah dilegalisasi b. Fotocopy nilai rapor semester akhir kelas XI & semester awal kelas XII legalisir c. Foto 4x6 cm Berwarna 1 Lbr - LANJUTAN / INTENSIF a. Fotocopy Ijazah D3 yang sudah dilegalisir b. Fotocopy Transkrip akademik yang telah dilegalisasi dari perguruan tinggi asal c. Foto 4x6 cm Berwarna 1 Lbr Untuk Informasi pendaftaran & Ujian Masuk, email nama lengkap anda dan no.telephone rumah serta Handphone CDMA & GSM anda ke: maizulackbar@yahoo.com, dan kami akan menghubungi anda secepatnya untuk konfirmasi pendaftaran, dan kami juga akan memberitahukan kepada anda tanggal ujian masuk anda sebagai prioritas utama kami sebagai sahabat ilmuperbankan Selamat dan sukses bagi anda calon Bankir Proffessional, kami ucapkan selamat datang di Dunia Perbankan Nasional dan Internasional, happy ending Baca Selengkapnya.. 0 komentar Link ke posting ini

Kamis, 15 April 2010


Syarat dan Ketentuan untuk menjadi pengurus blog/situs Ilmuperbankan
Untuk sementara waktu admin Ilmuperbankan belum akan menampilkan tulisan terbaru, baik berupa artikel yang baru maupun menerbitkan buku yang baru, hal ini disebabkan karena banyak penggemar dan anggota Ilmuperbankan yang merasa bahwa mereka ketinggalan kabar berita dan tulisan berupa artikel dan buku gratis online yang telah banyak ditulis dari mulai bulan februari hingga bulan april ini, dan sebagian besar meminta untuk dikupas lagi dan ditampilkan dalam facebook grup penggemar Ilmuperbankan. Kami akan mulai membahas ulang satu persatu kembali ataupun mungkin untuk sementara hanya akan mengarahkan tulisan yang bagus untuk sahabat yang tertarik mengenai Ilmuperbankan, dan bahkan akademisi serta bankir, baik berupa artikel ataupun buku gratis online yang akan dikirimkan keemail para sahabat, ataupun para sahabat dapat melihat-lihat sendiri dan mencarinya didalam "Kolom Pencarian yang didukung oleh google untuk mencari tulisan artikel, skripsi, maupun buku gratis online" Buat para sahabat yang belum bergabung menjadi penggemar ataupun anggota dari facebook Ilmuperbankan, dengan tangan terbuka kami pasti menerima masukan maupun tulisan baik artikel, skripsi, maupun berupa buku gratis, dan bagi para sahabat yang ingin menjadi pengurus facebook Ilmuperbankan, silahkan mengirimkan email permintaan para sahabat, atau dengan menulis dalam dinding Grup Facebookers Ilmuperbankan dengan syarat dan ketentuan yang berlaku, dan mungkin ada yang bertanya apakah syarat dan ketentuannya susah, sulit, berat, harus akademisi, harus bankir, harus manager sebuah bank terkemuka?, semuanya salah karna kami hanya perlu membuktikan komitmen para calon pengurus yang benar-benar ingin memajukan blog/situs Ilmuperbankan dengan segala daya dan upaya tanpa memandang apakah calon pengurus berhubungan langsung ataupun hanya sebagai orang awam yang tertarik untuk memajukan situs/blog Ilmuperbankan, dan mau menjadi perpanjangan tangan dan mau mengabarkan serta menerima kabar dari dunia perbankan Indonesia, dan kemudian memberitakan kejadian tersebut dalam situs/blog Ilmuperbankan Baca Selengkapnya.. 0 komentar Link ke posting ini

Minggu, 11 April 2010


Terimakasih Atas Respon Sahabat
Menyambung dari terhapusnya ilmuperbankan fan's box dari facebook yang terhapus, kami mewakili Team Ilmuperbankan mengucapkan banyak terima kasih atas tanggapan dan respon yang cepat dari para sahabat ilmuperbankan yang telah kembali bergabung dan berkumpul dalam facebook penggemar ilmuperbankan, hal ini menambah keyakinan kami bahwa banyak dari para sahabat yang ingin mengetahui lebih banyak dan lebih jauh serta detail lagi bagaimana sebenarnya dunia perbankan kita di negri tercinta ini Semoga kami dapat memenuhi semua keinginan semua sahabat Ilmuperbankan, dan dapat selalu memberikan tulisan baik berupa artikel maupun buku yang sangat lengkap dan komprehensif mengenai semua ilmu pengetahuan perbankan Jangan lupa untuk menginput dan mengirimkan nama serta alamat email anda didalam kolom "Gratis

Buku Online" sehingga kami dapat mengirimkan tulisan maupun buku yang membahas suatu pokok bahasan secara panjang dan mendetail penjabarannya Juga apabila para sahabat ingin menuliskan pengalaman dan apapun yang berhubungan dengan dunia perbankan di Indonesia, silahkan input dan kirimkan nama dan alamat anda kedalam kolom "Gratis Buku Online" dan setelah mendapatkan kiriman email dari administrator Ilmuperbankan, maka anda akan diberikan alamat email dimana sahabat dapat mengirimkan tulisan artikel ataupun mengirimkan buku gratis tentang ilmuperbankan kedalam blog tercinta kita ini, sehingga kita bisa saling berbagi ilmu pengetahuan dan wawasan seputar dunia perbankan di Indonesia Baca Selengkapnya.. 0 komentar Link ke posting ini

Minggu, 04 April 2010


Mohon Maaf Atas Terhapusnya Fan's Facebook
Kami atas nama admin ilmuperbankan.blogspot.com Mohon Maaf yang sebesar-besarnya karna telah terhapusnya fan's box ilmuperbankan di-facebook yang hingga terakhir kali yaitu pada hari jum'at kemarin telah berkumpul 34 penggemar facebook ilmuperbankan. Saat ini kami sedang meminta admin facebook untuk mengembalikan halaman ilmu perbankan dalam facebook dengan 34 penggemar dan masih terus bertambah, namun sekali lagi kami Mohon Maaf atas terhapusnya halaman ilmu perbankan dalam facebook tersebut. Sebagai gantinya kami sudah membuat facebook ilmu perbankan yang baru sambil menunggu dikembalikannya halaman penggemar yang lama, namun menurut admin facebook mereka tidak dapat memastikan kapan akan dapat dikembalikan. Oleh karna itu kami memohon dengan kerendahan hati agat kiranya para sahabat yang dahulu hingga hari jum'at kemarin telah bergabung dalam halaman penggemar ilmu perbankan untuk bergabung kembali dan meng-klik ulang dalam halaman penggemar ilmu perbankan yang ada disebelah kanan para sahabat ilmuperbankan Semoga kami dapat memenuhi semua keinginan dan masukan serta dapat memperbaiki diri berdasarkan kritik dan saran dari para sahabat demi perbaikan blog gratis dan bermanfaat bagi perkembangan dunia perbankan ditanah air serta dapat menjadi amal baik diakherat kelak dalam rangka selalu memberikan yang terbaik bagi blog perbankan http://ilmuperbankan.blogspot.com Sekali lagi terimakasih dan silahkan daftarkan diri sahabat dengan menginput nama dan alamat email pada kolom "Buku Gratis Online" sehingga para sahabat dapat terus mendapatkan buku-buku yang berkualitas dan bermanfaat bagi sahabat semua Baca Selengkapnya.. 0 komentar Link ke posting ini

Selasa, 23 Maret 2010


PROBLEM PENGEMBANGAN PRODUK DALAM BANK SYARIAH
Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Penyempurnaan Undang-undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan merupakan langkah maju dalam perkembangan perbankan, terutama bagi perbankan syariah. Dalam undang-undang ini perbankan syariah diberikan perlakuan yang sama equal treatment dengan perbankan konvensional. Padahal jika dilihat jumlahnya, ketika undang-undang itu disahkan, baru ada satu bank syariah Bank Muamalat- dan sekitar 70 BPR Syariah. Disahkannya Undang-undang No. 10 Tahun 1998 telah membuka kesempatan lebih luas bagi bank syariah untuk berkembang. Undang-undang ini bahkan tidak saja menyebut bank syariah secara berdampingan dengan bank konvensional dalam pasal demi pasal, tetapi juga menyatakan secara rinci prinsip produk perbankan syariah, seperti Murabahah, Salam, Istisna, Mudharabah, Musyarakah dan Ijarah; padahal dalam Undangundang No. 7 Tahun 1992 tetang Perbankan, nama syariah pun sama sekali tidak disebut. Meskipun tidak menyebut secara eksplisit, undang-undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebenarnya telah cukup memberikan keleluasaan bagi bank syariah untuk mengembangkan sendiri produknya, sebab undang-undang itu hanya mengikat sistem perbankan konvensional. Hal itu dapat dilihat, baik dari sisi teoritis maupun praktis, perbankan syariah telah mendapat tempat khusus. Sebagai contoh dalam perpajakan ada ketentuan yang tidak mengenakan pajak jual-beli atas penjualan oleh sebuah bank syariah, sepanjang penjualan itu merupakan bisnis murni bank syariah, karena memang prinsip operasinya mengharuskan seperti itu. Baca Selengkapnya..

You might also like