You are on page 1of 25

Mioma Uteri (bahasa Inggris: uterine myoma) adalah tumor jinak pada dinding rahim.

Mioma juga disebut mioma, myom,tumor otot rahim atau tumor fibroid,
[1]

karena berasal dari sel jaringan fibro.

Jumlah penderita belum diketahui secara akurat karena banyak yang tidak merasakan keluhan sehingga tidak segera memeriksakannya ke dokter, namun diperkirakan sekitar 20-30% terjadi pada wanita berusia di atas 35 tahun.

Riwayat penyakit Asal mulanya penyakit mioma uteri berasal dari otot polos rahim. Beberapa teori menyebutkan pertumbuhan tumor ini disebabkan rangsangan hormon estrogen. Pada jaringan mioma jumlah reseptor estrogen lebih tinggi dibandingkan jaringanotot kandungan (miometrium) sekitarnya sehingga mioma uteri ini sering kali tumbuh lebih cepat pada kehamilan (membesar pada usia reproduksi) dan biasanya berkurang ukurannya sesudah menopause (mengecil pada pascamenopause) Sering kali tumor jinak rahim ke arah rongga ini membesar dan bertumbuh keluar dari mulut rahim. Tumor yang ada dalam rahim dapat tumbuh lebih dari satu, teraba seperti kenyal, bentuknya bulat dan berbenjol-benjol sesuai ukuran tumor. Beratnya bervariasi, mulai dari beberapa gram saja, namun bisa juga mencapai 5 kilogram atau lebih.
[sunting]Jenis

Berdasarkan lokasinya mioma uteri dibagi dalam tiga jenis: 1. Pertumbuhan tetap di dalam dinding rahim 2. Pertumbuhan ke arah rongga rahim 3. Pertumbuhan ke arah permukaan dinding rahim
[sunting]

Ge= jala dan tanda =

Sebagian penyakit ini ditemukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan panggul rutin. Gejala yang timbul bergantung pada lokasi dan besarnya tumor, namun yang paling sering ditemukan adalah:

Perdarahan yang banyak dan lama selama masa haid atau pun di luar masa haid.

Rasa nyeri karena tekanan tumor dan terputarnya tangkal tumor, serta adanya infeksi di dalam rahim. Penekanan pada organ di sekitar tumor seperti kandung kemih, ureter, rektum atau organ rongga panggul lainnya, menimbulkan gangguan buang air besar dan buang air kecil, pelebaran pembuluh darah vena dalam panggul, gangguanginjal karena pembengkakan tangkai tumor. Gangguan sulit hamil karena terjadi penekanan pada saluran indung telur. Pada bagian bawah perut dekat rahim terasa kenyal.

Sering kali penderita merasa nyeri akibat miom mengalami degenerasi atau kontraksi uterus berlebihan pada mioma yang tumbuh ke dalam rongga rahim. Pasangan suami istri sering kali sulit untuk punya anak (infertilitas) disebabkan gangguan pada tuba, gangguan implantasi pada endometrium, penyumbatan, dan sebagainya. Mioma Uteri dapat mengganggu kehamilan dengan dampak berupa kelainan letak bayi dan plasenta, terhalangnya jalan lahir, kelemahan pada saat kontraksi rahim, pendarahan yang banyak setelah melahirkan dan gangguan pelepasan plasenta, bahkan bisa menyebabkan keguguran. Sebaliknya, kehamilan juga bisa berdampak memperparah Mioma Uteri. Saat hamil, mioma uteri cenderung membesar, dan sering juga terjadi perubahan dari tumor yang menyebabkan perdarahan dalam tumor sehingga menimbulkan nyeri. Selain itu, selama kehamilan, tangkai tumor bisa terputar.
[sunting]Metode

penanganan

Bila tumor berukuran kecil dan tidak membesar, cukup dilakukan pemeriksaan rutin setiap 3-6 bulan sekali, pengecilan tumor sementara dengan obat-obatan GnRH analog, mioma memiliki lapisan kapsul yang tegas, dapat dipisahkan/dikupas dari massa tumornya. Jika terjadi komplikasi dan timbul perdarahan, perlu diberikan transfusi darah dan obat penghilang rasa nyeri. Tindakan operasi dilakukan jika tumor membesar dan bila timbul gejala penekanan dan nyeri dan perdarahan yang terus menerus.

Operasi pembedahan: dengan histerektomi (pengangkatan kandungan) jika tidak ada rencana hamil lagi, atau miomektomi(mengangkat miomnya saja) pada usia reproduksi/masih rencana hamil. Namun jika massa tumor terlalu besar atau luas, kadang tidak memungkinkan hanya dilakukan pengangkatan massa tumor, sehingga tetap dilakukan histerektomi.
[sunting]
ExAblate treats uterine myomas (fibroids) using a non-invasive method calld MR-guided focused ultrasound. More than 5,000 women have already undergone this innovative, non-invasive, treatment alternative to hysterectomy, myomectomy and UAE. Why choose the ExAblate for myoma (fibroid) treatment?

It has CE marking and FDA approval - so it's safe for use and reduces the risk of side effects It's an outpatient procedure - so there's no hospital stay It's non-invasive - so there's no cutting or general anesthesia There's a short recovery time - you'll be back on your feet in 1-3 days. What are uterine myoma (fibroids)? Uterine myoma (fibroids) are non-cancerous tumors. They are quite common, affecting between 20-50% of women of childbearing age. While many women do not experience any problems, symptoms may be severe enough to require treatment.Read more about myoma (fibroids).

What are the key myoma (fibroid) symptoms?

Need for frequent urination caused by bladder pressure Feeling of fullness in the lower abdomen Heavy and prolonged periods Bleeding between periods Pain during sexual intercourse Lower back or leg pain Find a treatment center near you. Download a patient information brochure Focused ultrasound therapeutic application

http://www.myoma.co.uk/

ioma Uteri adalah suatu tumor jinak pada rahim yang berasal dari otot rahim. Dikenal juga dengan

istilah mioma atau myom atau tumor otot rahim. Jumlah penderita mioma uteri ini sulit diketahui secara akurat karena banyak yang tidak menimbulkan keluhan sehingga penderita tidak memeriksakan dirinya ke dokter. Secara umum angka kejadian mioma uteri diprediksi mencapai 20-30% terjadi pada wanita berusia di atas 35 tahun.

gambar 1. mioma uteri multipel Penyebab Penyakit mioma uteri berasal dari otot polos rahim. Beberapa teori menyebutkan pertumbuhan tumor ini disebabkan rangsangan hormon estrogen. Pada jaringan mioma jumlah reseptor estrogen lebih tinggi dibandingkan jaringan otot kandungan (miometrium) sekitarnya sehingga mioma uteri ini sering kali tumbuh lebih cepat pada kehamilan (membesar pada usia reproduksi) dan biasanya berkurang ukurannya sesudah menopause (mengecil pada pascamenopause) Sering kali mioma uteri membesar ke arah rongga rahim dan tumbuh keluar dari mulut rahim. Ini yang sering disebut sebagai Myoma Geburt (Geburt berasal dari bahasa German yang berarti lahir). Tumor yang ada dalam rahim dapat tumbuh lebih dari satu, pada perabaan memiliki konsistensi kenyal, berbentuk bulat dan permukaan berbenjol-benjol seperti layaknya tumor perut. Beratnya bervariasi, mulai dari beberapa gram saja, namun bisa juga mencapai 5 kilogram atau lebih. Jenis Berdasarkan lokasinya mioma Pertumbuhan ke arah Pertumbuhan tetap di Pertumbuhan ke

uteri dibagi dalam permukaan dinding rahim dalam dinding rahim arah rongga rahim

tiga

jenis: (subserosa) (intramural) (submukosa)

Gejala dan tanda Kebanyakan mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan panggul rutin ataupun saat pemeriksaan ultrasonogafi (USG). Gejala yang timbul bergantung pada lokasi dan besarnya tumor, namun yang paling sering ditemukan adalah : Perdarahan yang banyak dan lama selama masa haid. Penekanan organ di sekitar tumor oleh mioma uteri seperti kandung kemih, saluran kemih (ureter), usus besar (rektum) atau organ rongga panggul lainnya sehingga menimbulkan gangguan buang air besar dan buang air kecil, pelebaran pembuluh darah vena dalam panggul, gangguan ginjal karena penekanan saluran kemih (ureter). Rasa nyeri karena tekanan tumor dan terputarnya tangkal tumor, serta adanya reaksi peradangan steril di dalam rahim. Teraba benjolan pada bagian bawah perut dekat rahim yang terasa kenyal. Gangguan sulit hamil (infertilitas) karena terjadi penekanan pada saluran indung telur ataupun menyebabkan keguguran berulang (recurrent pregnancy loss). Rasa nyeri biasanya diakibatkan oleh perubahan mioma uteri yang disebut degenerasi atau kontraksi uterus berlebihan pada mioma yang tumbuh ke dalam rongga rahim. Gejala sulit hamil ataupun keguguran berulang

dapat disebabkan gangguan sumbatan pada saluran telur (tuba fallopi) dan gangguan implantasi sel telur yang telah dibuahi pada endometrium. Sedangkan mioma uteri selama kehamilan dapat mengganggu kehamilan itu sendiri berupa kelainan letak bayi dan plasenta, terhalangnya jalan lahir, kelemahan pada saat kontraksi rahim, pendarahan yang banyak setelah melahirkan dan gangguan pelepasan plasenta. Sebaliknya, kehamilan juga dapat merangsang pertumbuhan mioma uteri. Saat hamil, mioma uteri cenderung membesar seiring dengan meningkatnya kadar hormon wanita (estrogen) selama kehamilan. Pembesaran yang cepat ini memicu perubahan dari mioma uteri (degenerasi) yang dapat menimbulkan rasa nyeri.

gambar 2. Gambaran USG mioma uteri Bagaimana cara mendeteksi mioma uteri? 1. Pada pemeriksaan fisik, mioma uteri dapat ditemukan melalui pemeriksaan ginekologi rutin. Diagnosis mioma uteri dicurigai bila dijumpai gangguan kontur uterus oleh satu atau lebih massa yang lebih licin, tetapi sering sulit untuk memastikan bahwa massa seperti ini adalah bagian dari uterus. 2. Pemeriksaan penunjang a. Ultrasonografi (USG) Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat dalam menetapkan adanya mioma uteri. Ultrasonografi transvaginal terutama lebih bermanfaat untuk mendeteksi kelainain pada rahim, termasuk mioma uteri. Uterus yang besar lebih baik diobservasi melalui ultrasonografi transabdominal. Mioma uteri dapat menampilkan gambaran secara khas yang mendemonstrasikan irregularitas kontur maupun pembesaran uterus. Sehingga sangatlah tepat untuk digunnakan dalam monitoring (pemantauan) perkembangan mioma uteri. b. Hiteroskopi Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa, jika tumornya kecil serta bertangkai. Pemeriksaan ini dapat berfungsi sebagai alat untuk penegakkan diagnosis dan sekaligus untuk pengobatan karena dapat diangkat. c. MRI (Magnetic Resonance Imaging) Akurat dalam menggambarkan jumlah, ukuran, dan lokasi mioma tetapi jarang diperlukan karena keterbatasan ekonomi dan sumber daya. MRI dapat menjadi alternatif ultrasonografi pada kasus-kasus yang tidak dapat disimpulkan. Bagaimana cara pengobatan atau penanganannya? Bila mioma uteri berukuran kecil, tidak cenderung membesar dan tidak memicu keluhan yang berarti, cukup dilakukan pemeriksaan rutin setiap 3-6 bulan sekali termasuk pemeriksaan USG. 55% dari semua mioma uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apapun. Menopause dapat menghentikan pertumbuhan mioma uteri. Pengecilan tumor sementara menggunakan obat-obatan GnRH analog dapat dilakukan, akan tetapi pada wanita dengan hormon yang masih cukup (premenopause), mioma ini dapat membesar kembali setelah obat-obatan ini dihentikan. Jika tumor membesar, timbul gejala penekanan, nyeri hebat, dan perdarahan dari kemaluan yang terus menerus, tindakan operasi sebaiknya dilakukan.

Operasi pembedahan Operasi pembedahan tergantung dari jenis dan letak mioma uteri. Pada kasus mioma submukosum dapat dilakuakan operasi histeroskopi untuk dilakukan reseksi mioma. Jika terdapat mioma uteri jenis subserosa atau intramural dapat dilakukan operasi pengangkatan mioma (miomektomi) melalui laparoskopi atau laparotomi. Banyak wanita dengan mioma uteri memilih untuk dilakukan miomektomi dibandingkan dengan histerektomi (pengangkatan rahim). Saat ini histerektomi tidak hanya dilakukan jika tidak ada rencana hamil lagi. Namun banyak fungsi rahim lainnya selain untuk memiliki keturunan. Akan sangat membantu jika Anda melakukan konseling dengan dokter Anda sehingga pengobatan yang diberikan akan menjawab keinginan dan keluhan Anda.

http://www.laparoskopiginekologi.com/maps/102-mioma-uteri.html
Definisi

Neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yg menumpangnya

Prevalensi

Tidak ditemukan pada wanita belum menarche Jarang sekali pd wanita sblm usia 20 th Paling banyak usia 35-45 th Lebih sering pada wanita nulipara atau kurang subur Setelah menopause kebanyakan sarang myoma lisut, hny 10% yang masih bertumbuh 2-12% dari semua pasien ginekologi yg dirawat

Patogenesis

Teori Cell nest atau teori genitoblast: asal mioma adalah sel imatur bukan dari selaput otot yg matur

Patologi Anatomi

1. 2. 3.

Pembagian berdasar letak Mioma submukosum : di bwh endometrium dan menonjol ked lm rongga uterus Mioma intramural: di dinding uterus di antara serabut miometrium Mioma subserosum: tumbuh keluar dinding uterus dan menonjol pd permukaan luar uterus, diliputi serosa

Mioma geburt: myoma submukosum bertangkai dan dilahirkan melalui serviks Mioma intraligamenter: mioma subserosum yg tumbuh diantara kedua lapisan ligamentum latum Bila myoma dibelah: gambaran spt konde/pusaran air (whorl like pattern) Pseudocapsule: jaringan ikat longgar yg terdesak pertumbuhan sarang mioma Dalam satu uterus rata2 ditemukan 5-20 sarang.

Perubahan Sekunder 1. 2. 3. 4. 5. Atrofi : sesudah menopause Degenerasi hialin : mjd homogen Degenerasi kistik : mjd cair seperti agar-agar Degenerasi membatu (calcareous degeneration) : krn adanya ggn sirkulasi Degenerasi merah (carneous degeneration) : pada kehamilan dan nifas karena nekrosis subakut sbg ggn

vaskularisasi 6. Degenerasi lemak : jarang, mrp lanjutan degenerasi hialin Komplikasi

1.

Degenerasi ganas


2.

0,32-0,6% mjd leiomiosarkoma Curiga ganas bilamioma cepat membesar dan pembesaran sarang dalam menopause Torsi (putaran tangkai)

Torsi -> ggn sirkulasi akut -> nekrosis -> sindrom abdomen akut Torsi yg perlahan tidak menyebabkan ggn akut

Gejala dan Tanda

Gejala tergantung: Tempat sarang mioma Besar tumor Perubahan dan komplikasi yg terjadi

1. 2. 3.

Gejala tsb dpt dibagi: Perdarahan abnormal Rasa nyeri Gejala dan tanda penekanan

1. 2. 3. 4.

Perdarahan abnormal Macamnya; hipermenore, menoragia, metroragia Penyebab: Pengaruh ovarium -> tjd hyperplasia endometrium sp adenokarsinoma endometrium Permukaan endometrium mjd lbh luas Atrofi endometrium diatas mioma submukosum Miometrium tdk bisa berkontraksi maximal

Rasa nyeri Bukan gejala khas Timbul krn ggn sirkulasi pd sarang mioma yg disertai nekrosis setempat dan peradangan

Gejala dan tanda penekanan Poliuri Retensio urin Hidroureter dan hidronefrosis

Obstipasi dan tenesmia Edem tungkai dan nyeri panggul Mioma terhadap Kehamilan 1. 2. 3. 4. 5. Infertilitas : krn sarang mioma menutup atau menekan pars interstisialis tuba Abortus : krn distorsi rongga uterus oleh mioma submukosum Menghalangi kemajuan persalinan Inersia dan atonia uteri (perdarahan pasca persalinan) Mengganggu proses involusi dalam nifas

Kehamilan terhadap Mioma 1. 2. Tumor membesar terutama bln2 pertama krn pengaruh estrogen Degenerasi merah

3. Torsi mioma uteri bertangkai (jarang) Diagnosis

Keluhan rasa berat dan benjolan perut bawah Pemeriksaan bimanual Uterus sonde (kavum uteri mjd luas pd mioma intramural USG abdominal dan transvaginal

Diferensial Diagnosis

Mioma submukosum yg dilahirkan : inversio uteri Mioma intramural : adenomiosis, khoriokarsinoma, karsinoma korporis uteri, sarcoma uteri

Pengobatan 1. 2. a. b. 3. Tidak membutuhkan pengobatan : pd mioma yg kecil dan tanpa keluhan Operatif Miomektomi : pengambilan sarang miom tanpa pengangkatan uterus Histerektomi : pengangkatan uterus, biasanya tindakan terpilih Total : alas an mencegah timbulnya karsinoma servisis uteri Supravaginal : hny jika ada kesukaran teknis dlm histerektomi total Radioterapi Bertujuan agar ovarium tdk berfungsilg shg pasien mjd menopause Dilakukan hny jika ada kontra indikasi operatif Dilakukan hny jika tdk ada keganasan pd uterus

http://widiantopanca.blogdetik.com/obgin/mioma-uteri/

Mioma uterimerupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya. Mioma
uteri berbatas tegas, tidak berkapsul, dan berasal dari otot polos jaringan fibrous, sehingga mioma uteri dapat berkonsistensi padat jika jaringan ikatnya dominan, dan berkonsistensi lunak jika otot rahimnya yang dominan. Mioma uteri biasa juga disebut leiomioma uteri, fibroma uteri, fibroleiomioma, mioma fibroid atau mioma simpel. Mioma uteri merupakan tumor jinak yang paling sering ditemukan yaitu satu dari empat wanita selama masa reproduksi yang aktif. Kejadian mioma uteri sukar ditetapkan karena tidak semua mioma uteri memberikan keluhan dan memerlukan tindakan operatif. Walaupun kebanyakan mioma muncul tanpa gejala tetapi sekitar 60% ditemukan secara kebetulan pada laparatomi daerah pelvis. Mioma uteri yang tidak memberikan gejala klinik yang bermakna paling sering ditemukan pada dekade ke-4 dan ke-5 serta lebih sering pada wanita kulit hitam, dan sekitar 5-10% merupakan submukosa. Diet dan lemak tubuh juga berpengaruh terhadap resiko terjadinya myoma. Marshall (1998), Sato (1998) dan Chiaffarino menemukan bahwa resiko myoma meningkat seiring bertambahnya indeks massa tubuh dan knsumsi daging dan ham. Sebagian besar mioma uteri ditemukan pada masa reproduksi, karena diduga berhubungan dengan

aktivitas estrogen. Dengan demikian mioma uteri tidak dijumpai sebelum menarke dan akan mengalami regresi setelah menopause, tetapi tidak jika mioma uteri tidak regresi setelah menopause atau bahkan bertambah besar maka kemungkinan besar mioma uteri tersebut telah mengalami degenerasi ganas menjadi sarkoma uteri. Bila ditemukan pembesaran abdomen sebelum menarke, hal itu pasti bukan mioma uteri tetapi kemungkinan besar kista ovarium dan resiko untuk mengalami keganasan sangat besar Etiologi dan Patogenesis Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan penyakit multifaktorial. Dipercayai bahwa mioma merupakan sebuah tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik tunggal. Sel-sel tumor mempunyai abnormalitas kromosom, khususnya pada kromosom lengan 12q13-15. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor, di samping faktor predisposisi genetik, adalah estrogen, progesteron dan human growth hormone. 1. Estrogen Mioma uteri dijumpai setelah menarke. Seringkali terdapat pertumbuhan tumor yang cepat selama kehamilan dan terapi estrogen eksogen. Mioma uteri akan mengecil pada saat menopause dan pengangkatan ovarium Adanya hubungan dengan kelainan lainnya yang tergantung estrogen seperti endometriosis (50%), perubahan fibrosistik dari payudara (14,8%), adenomyosis (16,5%) dan hiperplasia endometrium (9,3%). Mioma uteri banyak ditemukan bersamaan dengan anovulasi ovarium dan wanita dengan sterilitas. 17B hidroxydesidrogenase: enzim ini mengubah estradiol (sebuah estrogen kuat) menjadi estron (estrogen lemah). Aktivitas enzim ini berkurang pada jaringan miomatous, yang juga mempunyai jumlah reseptor estrogen yang lebih banyak daripada miometrium normal. 2. Progesteron Progesteron merupakan antagonis natural dari estrogen. Progesteron menghambat pertumbuhan tumor dengan dua cara yaitu: mengaktifkan 17B hidroxydesidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor. 3. Hormon pertumbuhan Level hormon pertumbuhan menurun selama kehamilan, tetapi hormon yang mempunyai struktur dan aktivitas biologik serupa yaitu HPL, terlihat pada periode ini, memberi kesan bahwa pertumbuhan yang cepat dari leiomioma selama kehamilan mingkin merupakan hasil dari aksi sinergistik antara HPL dan Estrogen Dalam Jeffcoates Principles of Gynecology, ada beberapa faktor yang diduga kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu : Umur: mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan sekitar 10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering memberikan gejala klinis antara 3545 tahun. Paritas: lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanirta yang relatif infertil, tetapi sampai saat ini belum diketahui apakan infertilitas menyebabkan mioma uteri atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertilitas, atau apakah kedua keadaan ini saling mempengaruhi. Faktor ras dan genetik : pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadian mioma uteri tinggi. 14 Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita mioma.

Fungsi ovarium: diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan pertumbuhan mioma, dimana mioma uteri muncul setelah menarke, berkembang setelah kehamilan dan mengalami regresi setelah menopause. Pemberian agonis GnRH dalam waktu lama sehingga terjadi hipoestrogenik dapat mengurangi ukuran mioma. Efek estrogen pada pertumbuhan mioma mungkin berhubungan dengan respon mediasi oleh estrogen terhadap reseptor dan faktor pertumbuhan lain. Terdapat bukti peningkatan produksi reseptor progesteron, faktor pertumbuhan epidermal dan insulinlike growth factor 1 yang distimulasi oleh estrogen. Anderson dkk, telah mendemonstrasikan munculnya gen yang distimulasi oleh estrogen lebih banyak pada mioma daripada miometrium normal dan mungkin penting pada perkembangan mioma. Namun bukti-bukti masih kurang meyakinkan karena tumor ini tidak mengalami regresi yang bermakna setelah menopause sebagaimana yang disangka. Lebih daripada itu tumor ini kadang-kadang berkembang setelah menopause bahkan setelah ooforektomi bilateral pada usia dini.

Lokasi mioma uteri pada uterus

Klasifikasi
Klasifikasi mioma dapat berdasarkan lokasi dan lapisan uterus yang terkena. 1. Lokasi Cerivical (2,6%), umumnya tumbuh ke arah vagina menyebabkan infeksi. Isthmica (7,2%), lebih sering menyebabkan nyeri dan gangguan traktus urinarius. Corporal (91%), merupakan lokasi paling lazim, dan seringkali tanpa gejala.

2. Lapisan Uterus Mioma uteri pada daerah korpus, sesuai dengan lokasinya dibagi menjadi tiga jenis yaitu : a. Mioma Uteri Subserosa

Lokasi tumor di subserosa korpus uteri dapat hanya sebagai tonjolan saja, dapat pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai. Pertumbuhan ke arah lateral dapat berada di dalam ligamentum latum dan disebut sebagai mioma intraligamenter.

Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga peritoneal sebagai suatu massa. Perlengketan dengan usus, omentum atau mesenterium di sekitarnya menyebabkan sistem peredaran darah diambil alih dari tangkai ke omentum. Akibatnya tangkai makin mengecil dan terputus, sehingga mioma akan terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga peritoneum. Mioma jenis ini dikenal sebagai jenis parasitik.

Gambaran USG mioma subserous, tampak gambaran massa hipoekhoik yang menonjol ke luar dinding uterus

b. Mioma Uteri Intramural Disebut juga sebagai mioma intraepitelial. Biasanya multipel apabila masih kecil tidak merubah bentuk uterus, tetapi bila besar akan menyebabkan uterus berbenjol-benjol, uterus bertambah besar dan berubah bentuknya. Mioma sering tidak memberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor di daerah perut sebelah bawah. Kadang kala tumor tumbuh sebagai mioma subserosa dan kadang-kadang sebagai mioma submukosa. Di dalam otot rahim dapat besar, padat (jaringan ikat dominan), lunak (jaringan otot rahim dominan).

Gambaran USG mioma intramural, tampak gambaran massa hipoekhoik yang berada di dalam dinding uterus

c. Mioma Uteri Submukosa Terletak di bawah endometrium. Dapat pula bertangkai maupun tidak. Mioma bertangkai dapat menonjol melalui kanalis servikalis, dan pada keadaan ini mudah terjadi torsi atau infeksi. Tumor ini memperluas permukaan ruangan rahim. Dari sudut klinik mioma uteri submukosa mempunyai arti yang lebih penting dibandingkan dengan jenis yang lain. Pada mioma uteri subserosa ataupun intramural walaupun ditemukan cukup besar tetapi sering kali memberikan keluhan yang tidak berarti. Sebaliknya pada jenis submukosa walaupun hanya kecil selalu memberikan keluhan perdarahan melalui vagina. Perdarahan sulit untuk dihentikan sehingga sebagai terapinya dilakukan histerektomi.

Gambaran USG mioma submukosa, tampak gambaran massa hipoekhoik yang menekan endometrial line

Secara makroskopis terlihat uterus berbenjol-benjol dengan permukaan halus. Pada potongan, tampak tumor berwarna putih dengan struktur mirip potongan daging ikan. Tumor berbatas tegas dan berbeda dengan miometrium yang sehat, sehingga tumor mudah dilepaskan. Konsistensi kenyal, bila terjadi degenerasi kistik maka konsistensi menjadi lunak. Bila terjadi kalsifikasi maka konsistensi menjadi keras. Secara histologik tumor ditandai oleh gambaran kelompok otot polos yang membentuk pusaran, meniru gambaran kelompok sel otot polos miometrium. Fokus fibrosis, kalsifikasi, nekrosis iskemik dari sel yang mati. Setelah menopause, sel-sel otot polos cenderung mengalami atrofi, ada kalanya diganti oleh jaringan ikat.

Pada mioma uteri dapat terjadi perubahan sekunder yang sebagian besar bersifat degenerasi. Hal ini oleh karena berkurangnya pemberian darah pada sarang mioma. Perubahan ini terjadi secara sekunder dari atropi postmenopausal, infeksi, perubahan dalam sirkulasi atau transformasi maligna. a. Atrofi Setelah menopause dan rangsangan estrogen hilang. b. Degenerasi hialin (merupakan perubahan degeneratif yang paling umum ditemukan): Jaringan ikat bertambah

Berwarna putih dan keras Disebut mioma durum Degenerasi kistik : Bagian tengah dengan degenerasi hialin mencair Menjadi poket kistik

c. Degenerasi membatu (calcareous degeneration) Terdapat timbunan kalsium pada mioma uteri. Padat dan keras Berwarna putih

d. Red degeneration (carneous degeneration) Terjadi palings sering pada masa kehamilan. Estrogen merangsang tumbuh kembang mioma. Aliran darah tidak seimbang (edema sekitar tungkai dan tekanan hamil).

Terjadi kekurangan darah menimbulkan nekrosis, pembentukan trombus, bendungan darah dalam mioma, warna merah (hemosiderosis/hemofusin). Proses ini biasanya disertai nyeri, tetapi dapat hilang sendiri. Komplikasi lain yang jarang ditemukan meliputi: kelahiran preterm, ruptur tumor dengan perdarahan peritoneal, shock dan bahkan mencetuskan DIC. e. Degenerasi Mukoid Daerah hyaline digantikan oleh bahan gelatinosa yang lembut. Biasanya terjadi pada tumor yang besar, dengan aliran arterial yang terganggu. d. Degenerasi Lemak Lemak ditemukan di dalam serat otot polos. Degenerasi sarkomatous (transformasi maligna) Terjadi pada kurang dari 1% mioma. Kontroversi yang ada saat ini adalah apakah hal ini mewakili sebuah perubahan degeneratif ataukah sebuah neoplasma spontan. Leiomyosarkoma merupakan sebuah tumor ganas yang jarang terdiri dari sel-sel yang mempunyai diferensiasi otot polos. Gambaran Klinik Hampir separuh dari kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan pelvik rutin. Pada penderita memang tidak mempunyai keluhan apa-apa dan tidak sadar bahwa mereka sedang mengandung satu tumor dalam uterus. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya gejala klinik meliputi : 1. Besarnya mioma uteri. 2. 3. Lokalisasi mioma uteri. Perubahan-perubahan pada mioma uteri.

Gejala klinik terjadi hanya pada sekitar 35 % 50% dari pasien yang terkena. Adapun gejala klinik yang dapat timbul pada mioma uteri: a. Perdarahan abnormal Merupakan gejala klinik yang sering ditemukan (30%). Bentuk perdarahan yang ditemukan berupa: menoragi, metroragi, dan hipermenorrhea. Perdarahan dapat menyebabkan anemia defisiensi Fe. Perdarahan abnormal ini dapat dijelaskan oleh karena bertambahnya area permukaaan dari endometrium yang menyebabkan gangguan kontraksi otot rahim, distorsi dan kongesti dari pembuluh darah di sekitarnya dan ulserasi dari lapisan endometrium. b. Penekanan rahim yang membesar Terasa berat di abdomen bagian bawah. c. Gejala traktus urinarius

urine frequency, retensi urine, obstruksi ureter dan hidronefrosis.

d. Gejala intestinal: konstipasi obstruksi intestinal. e. Terasa nyeri karena tertekannya saraf. Nyeri, dapat disebabkan oleh Penekanan saraf, Torsi bertangkai, Submukosa mioma terlahir. Infeksi pada mioma Infertilitas, akibat penekanan saluran tuba oleh mioma yang berlokasi di cornu. Perdarahan kontinyu pada pasien dengan mioma submukosa dapat menghalangi implantasi. Terdapat peningkatan insiden aborsi dan kelahiran prematur pada pasien dengan mioma intramural dan submukosa. Kongesti vena, disebabkan oleh kompresi tumor yang menyebabkan edema ekstremitas bawah, hemorrhoid, nyeri dan dyspareunia. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan. 1. Kehamilan dengan disertai mioma uteri menimbulkan proses saling mempengaruhi : Kehamilan dapat mengalami keguguran. Persalinan prematuritas. Gangguan proses persalinan. Tertutupnya saluran indung telur menimbulkan infentiritas. Pada kala III dapat terjadi gangguan pelepasan plasenta dan perdarahan. Biasanya mioma akan mengalami involusi yang nyata setelah kelahiran.

Diagnosis Diagnosis mima uteri ditegakkan berdasarkan: 1. Anamnesis Timbul benjolan di perut bagian bawah dalam waktu yang relatif lama. Kadang-kadang disertai gangguan haid, buang air kecil atau buang air besar. Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir, pecah.

2. Pemeriksaan fisik Palpasi abdomen didapatkan tumor di abdomen bagian bawah. Pemeriksaan ginekologik dengan pemeriksaan bimanual didapatkan tumor tersebut menyatu dengan rahim atau mengisi kavum Douglasi. Konsistensi padat, kenyal, mobil, permukaan tumor umumnya rata. Gejala klinis Adanya rasa penuh pada perut bagian bawah dan tanda massa yang padat kenyal. Adanya perdarahan abnormal. Nyeri, terutama saat menstruasi. Infertilitas dan abortus.

Pemeriksaan luar Teraba massa tumor pada abdomen bagian bawah serta pergerakan tumor dapat terbatas atau bebas. Pemeriksaan dalam Teraba tumor yang berasal dari rahim dan pergerakan tumor dapat terbatas atau bebas dan ini biasanya ditemukan secara kebetulan. Pemeriksaan penunjang

USG, untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometriium dan keadaan adnexa dalam rongga pelvis. Mioma juga dapat dideteksi dengan CT scan ataupun MRI, tetapi kedua pemeriksaan itu lebih mahal dan tidak memvisualisasi uterus sebaik USG. Untungnya, leiomiosarkoma sangat jarang karena USG tidak dapat membedakannya dengan mioma dan konfirmasinya membutuhkan diagnosa jaringan. Dalam sebagian besar kasus, mioma mudah dikenali karena pola gemanya pada beberapa bidang tidak hanya menyerupai tetapi juga bergabung dengan uterus; lebih lanjut uterus membesar dan berbentuk tak teratur. Foto BNO/IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai massa di rongga pelvis serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter. Histerografi dan histeroskopi untuk menilai pasien mioma submukosa disertai dengan infertilitas. Laparaskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis.

Komplikasi Perdarahan sampai terjadi anemia. Torsi tangkai mioma dari : mioma uteri subserosa dan mioma uteri submukosa. Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi.

Pengaruh timbal balik mioma dan kehamilan.


Pengaruh mioma terhadap kehamilan. Infertilitas. Abortus. Persalinan prematuritas dan kelainan letak. Inersia uteri. Gangguan jalan persalinan. Perdarahan post partum. Retensi plasenta.

Pengaruh kehamilan terhadap mioma uteri Mioma cepat membesar karena rangsangan estrogen. Kemungkinan torsi mioma uteri bertangkai. 2,3,8,9,10 Diagnosis Banding Tumor solid ovarium. Uterus gravid. Kelainan bawaan rahim. Endometriosis, adenomiosis. Perdarahan uterus disfungsional.

Penanganan Penanganan mioma uteri tergantung pada umur, paritas, lokasi, dan ukuran tumor, dan terbagi atas : 1. Penanganan konservatif, bila : mioma yang kecil pada pra dan post menopause tanpa gejala. Cara penanganan konservatif sebagai berikut : Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan. Bila anemia, Hb < 8 g% transfusi PRC. Pemberian zat besi.

Penggunaan agonis GnRH leuprolid asetat 3,75 mg IM pada hari 1-3 menstruasi setiap minggu sebanyak tiga kali. Obat ini mengakibatkan pengerutan tumor dan menghilangkan gejala. Obat ini menekan sekresi gonadotropin dan menciptakan keadaan hipoestrogenik yang serupa yang

ditemukan pada periode postmenopause. Efek maksimum dalam mengurangi ukuran tumor diobservasi dalam 12 minggu. Terapi agonis GnRH ini dapat pula diberikan sebelum pembedahan, karena memberikan beberapa keuntungan: mengurangi hilangnya darah selama pembedahan, dan dapat mengurangi kebutuhan akan transfusi darah. Baru-baru ini, progestin dan antipprogestin dilaporkan mempunyai efek terapeutik. Kehadiran tumor dapat ditekan atau diperlambat dengan pemberian progestin dan levonorgestrol intrauterin. 2. Penanganan operatif, bila : Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12-14 minggu. Pertumbuhan tumor cepat. Mioma subserosa bertangkai dan torsi. Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya. Hipermenorea pada mioma submukosa. Penekanan pada organ sekitarnya.

Jenis operasi yang dilakukan dapat berupa : a) Enukleasi Mioma Dilakukan pada penderita infertil atau yang masih menginginkan anak atau mempertahankan uterus demi kelangsungan fertilitas. Sejauh ini tampaknya aman, efektif, dan masih menjadi pilihan terbaik. Enukleasi sebaiknya tidak dilakukan bila ada kemungkinan terjadinya karsinoma endometrium atau sarkoma uterus, juga dihindari pada masa kehamilan. Tindakan ini seharusnya dibatasi pada tumor dengan tangkai dan jelas yang dengan mudah dapat dijepit dan diikat. Bila miomektomi menyebabkan cacat yang menembus atau sangat berdekatan dengan endometrium, kehamilan berikutnya harus dilahirkan dengan seksio sesarea. Kriteria preoperasi menurut American College of Obstetricians Gynecologists (ACOG) adalah sebagai berikut : Kegagalan untuk hamil atau keguguran berulang. Terdapat leiomioma dalam ukuran yang kecil dan berbatas tegas. Apabila tidak ditemukan alasan yang jelas penyebab kegagalan kehamilan dan keguguran yang berulang. b) Histerektomi Dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada penderita yang memiliki leiomioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala. Kriteria ACOG untuk histerektomi adalah sebagai berikut: Terdapatnya 1 sampai 3 leiomioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari luar dan dikeluhkan olah pasien. Perdarahan uterus berlebihan : Perdarahan yang banyak bergumpal-gumpal atau berulang-ulang selama lebih dari 8 hari. Anemia akibat kehilangan darah akut atau kronis. Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma meliputi : Nyeri hebat dan akut. Rasa tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis. Penekanan buli-buli dan frekuensi urine yang berulang-ulang dan tidak disebabkan infeksi saluran kemih. c) Penanganan Radioterapi Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk patient).

Uterus harus lebih kecil dari usia kehamilan 12 minggu. Bukan jenis submukosa. Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum. Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapat menyebabkan menopause. Maksud dari radioterapi adalah untuk menghentikan perdarahan.

http://www.emir-fakhrudin.com/2010/02/mioma-uteri.html
What is MR guided Focused Ultrasound Surgery?
Imagine using a magnifying glass to focus the sun's energy on a single point to create a flame to burn a leaf. The focused ultrasound energy is directed at a small volume of the myoma (fibroid), raising its temperature high enough to cause thermal ablation (killing of the cells) without impacting other tissues. Pulses of energy are repeated until the entire volume is treated. MR guided Focused Ultrasound Surgery is an outpatient, non-invasive procedure which uses high doses of focused ultrasound waves to destroy uterine myoma (fibroids), without affecting any of the other tissues around the myoma (fibroid). The procedure is conducted in a magnetic resonance imaging (MRI) scanner which helps the physician "see" inside the body to pinpoint, guide, and continuously monitor the treatment.

What does the MR guidance provide?


Magnetic resonance imaging (MRI) is an advanced diagnostic technology which provides 3D imaging of internal organs without radiation. The MR guided FUS treatment uses the MR images to identify where the myoma (fibroid) is and what portion has been treated, without the need for any incisions. It also provides real time feedback about temperature changes of the treated myoma to make sure that the fibrotic tissue has been ablated, or destroyed.

How do I know if I'm a candidate for MR guided Focused Ultrasound?


If you require treatment for your myoma (fibroid) related symptoms, but want to avoid surgery and preserve your uterus, consult your doctor. During this consultation your doctor will ask you questions about your myoma (fibroid) symptoms, general health and medical history. You will also have routine blood work, an internal gynecological examination and MR imaging of your myoma. Based on this information your doctor will decide if you are a candidate for MR guided FUS.

What will happen during the procedure?


During the procedure you lie on your stomach on a patient table that fits into a standard MRI scanner. First, the doctor identifies the myoma (fibroid) on MR images taken of your pelvic region. Then, after detailed planning, high energy focused ultrasound waves heat a small spot in the uterine myoma (fibroid) to a temperature of up to 85oC. During the pulse or sonication, which lasts about 15 seconds, the doctor monitors the progress and reviews temperature-sensitive images. Since each sonication treats a very small volume, this process will be

repeated until the required volume is treated, typically about 50 times. The procedure lasts about 3 hours depending upon the size and number of myomas (fibroids) treated. Following the treatment, the body gradually flushes out the treated tissue over a period of months.

What should I expect during the treatment?


Before treatment you are given a sedative and pain medication to help you relax. You lie on a patient table and are made comfortable before starting treatment. The treatment takes place with you lying on the patient table inside the MR scanner. Your clinical team will be in the next room with two-way communication using a microphone and a speaker. The doctor will inform you when images are being acquired (scanning) and when the system is sonicating (treatment). During treatment, it is normal to feel a warming sensation in the pelvic region. You will be given a safety stop button that allows you to immediately stop the sonication if the treatment becomes painful. You are conscious the entire time and provide feedback during the procedure to the physician. Afterwards you'll be asked to rest for a few hours in the clinic, while the mild sedation wears off. Then you'll be able to go home and resume normal activity.

TEORI TENTANG MYOMA UTERI

A. PENGERTIAN Myoma uteri adalah tumor jinak otot rahim dengan komposisi jaringan ikat. Nama lain : leiomioma uteri dan fibromioma uteri, pada mulanya tumbuh sebagai bibit kecil didalam mimetrium dan lambat laun akan membesar. Frekuensi tumor sukar ditentukan secara tepat karena tidak semua penderita dengan myoma uteri datang ketempat pengobatan karena banyak diantara mereka yang tidak mempunyai keluhan apa-apa. Myoma uteri belum pernah dilaporkan terjadi sebelum menarche dan sekitar 10 % myoma uteri merupakan penyakit pada alat-alat genetalia.

B. ETIOLOGI Walaupun jelas myoma uteri berasal dari otot polos uterus, namun kurang diketahui faktorfaktor yang menyebabkan tumbuhnya tumor dari otot-otot tersebut. Banyak peneliti yang mengatakan teori stimulasi oleh estrogen, sebagai faktor etiologi dimana stimulasi dengan estrogen ini mengakibatkan :

a) Myoma Uteri seringkali tumbuh lebih cepat pada masa-masa hamil. b) Neoplasma tidak pernah ditemukan sebelum menarche c) Hiperplasia endometrium sering ditemukan bersamaan dengan myoma uteri

Namun teori ini banyak diragukan dengan alasan jika benar stimulasi dengan estrogen menjadi penyebab timbulnya myoma uteri, mengapa tidak pada semua wanita dalam masa reproduksi terdapat neoplasma ini, melainkan hanya 20 % saja. Meyer dan De Sno mengusulkan teori Cell Nest atau teori Genito Blast, yang diperkuat lagi oleh percobaan Meyer dan Lipsschutz yang menyebutkan bahwa terjadinya myoma uteri itu tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada sel nest yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh estrogen ( Sarwono Prawirohardjo , 1982 ; 282).

C. PATOLOGI ANATOMI Dikenal dua tempat myoma uteri yaitu pada serviks uteri hanya 1 3 % dan sisanya pada korpus uteri. Myoma uteri dapat dibedakan sesuai dengan tempat dimana tumor tersebut tumbuh, yaitu : 1. Myoma Submukosum Berada dibawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus, myoma ini kadang-kadang dapat tumbuh terus dalam cavum uterus dan berhubungan dengan dinding uterus dengan tangkai sebagai polip, kemudian dilahirkan melalui saluran serviks dan sebagian kecil atau besar memasuki vagina yang disebut Myomgeburt. 2. Myoma Intramural Myoma ini terdapat didinding uterus diantara serabut miometrium sehingga dapat menyebabkan pembesaran uterus. 3. Myoma Subserosum Apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa. Myoma ini dapat tumbuh diantara kedua ligamentum latum menjadi mioma intra ligamenter dan dapat tumbuh pula pada jaringan lain misalnya ligamentum atau omentum dan apabila tangkainya terputus karena trombosis atau nekrosis, maka mioma ini akan membebaskan diri dari uterus, sehingga disebut Wandering / Parasitic Fibroid. Besar uterus tergantung kepada besar myoma masing-masing, berat uterus bisa sampai 5 kg atau lebih. Didalam uterus mungkin ada satu myoma, akan tetapi jumlahnya banyak sekitar 5 sampai 30 saja, pernah ditemukan sebanyak 200 myoma dalam satu uterus.

Jika ada myoma yang tumbuh intramural dalam korpus uteri, maka korpus tampak bundar dan konsistensi padat dan bila terdapat banyak myoma maka uterus terlihat seperti ada benjol-benjol dengan konsistensi padat, kadang kala bila terletak pada dinding depan uterus myoma dapat menonjol kedepan, sehingga sering menimbulkan keluhan miksi. Myoma uteri lebih banyak ditemukan pada multipara atau pada wanita infertilitas relatif, tidak jelas apa yang menyebabkan infertilitas itu. Myoma uteri jarang ditemukan pada wanita dibawah umur 40 tahun keatas.

D. PERUBAHAN SEKUNDER MYOMA


1. Atropi

Setelah menopause dan rangsangan estrogen hilang atau sesudah kehamilan myoma uteri menjadi kecil.
1. Degenerasi hyaline

Perubahan ini sering terjadi pada penderita berusia lanjut, tumor kehilangan struktur aslinya menjadi homogen, jaringan ikat bertambah, berwarna putih dan keras, disebut myoma durum
1. Degenerasi kistik

Dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian dari mioma menjadi cair, sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi seperti agar-agar, dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga menyerupai limfangioma.
1. Degenerasi membatu (calcareous degeneration )

Terjadi pada wanita usia lanjut oleh karena adanya gangguan dalam sirkulasi. Dengan adanya pengendapan garam kapur pada sarang mioma maka mioma menjadi keras.
1. Degenerasi Merah (Carneus Degeneration)

Perubahan ini biasanya terjadi pada kehamilan dan nifas, diperkirakan karena suatu nekrosis sub akut sebagai gangguan vaskularisasi. Degenarasi merah tampak khas apabila terjadi pada kehamilan muda disertai emesis, haus sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada perabaan.
1. Degenerasi Lemak

Jarang terjadi dan merupakan kelanjutan degenerasi hialin.

E. GEJALA DAN TANDA-TANDA

Hampir separuh kasus miomaGejala-gejala tergantung dari lokasi myoma, besarnya myoma dan perubahan-perubahan dalam myoma. Gejala-gejala dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Perdarahan tidak normal

Perdarahan ini sering bersipat Menorhoeragia mekanisme perdarahan ini tidak diketahui benar, akan tetapi faktor faktor yang kiranya memegang peranan dalam hal ini ialah meluasnya permukaan endometrium dan gangguan dalam kontraktilitas miometrium. Perdarahan dapat pula bersifat metroragia yang bisa disebabkan mioma sub mukosum akan tetapi mungkin disebabkan oleh yang lain, seperti hiperplasia endometrium atau adenokarsinoma endometri.
1. Rasa Nyeri

Dapat terjadi apabila : Mioma menyempitkan kanalis cervikalis Mioma sub mukosum sedang dikeluarkan dari rongga rahim Ada penyakit adneksa ( inflamasi pada tuba dan ovarium ) seperti adneksitis. Salpingitis ( inflamasi akut atau kronis pada tuba uterina ) oovoritis ( inflamasi pada ovarium ) Terjadi degenerasi merah atau putaran tangkai

1. Tanda-tanda Penekanan

Terdapatnya tanda-tanda penekanan tergantung dari besar dan lokasi myoma uteri. Tekanan bisa terjadi pada pada traktus urinarius, pada usus, dan pada pembuluhpembuluh darah. Akibat tekanan terhadap kandung kemih ialah distorsi dengan gangguan miksi dan terhadap ureter bisa menyebabkan hidro ureter. Tekanan pada rektum dapat menyebabkan obstipasi dan nyeri defekasi. Tekanan terhadap pembuluh-pembuluh darah dalam panggul dapat menyebabkan pembesaran pembuluh-pembuluh vena, edema pada tungkai dan rasa nyeri pelvis.
1. Infertilitas dan Abortus

Infertilitas dapat terjadi jika mioma intra mural menutup atau menekan pars interstisialis tuba, myoma submukosum memudahkan terjadinya abortus. Apabila ditemukan myoma pada wanita dengan keluaran infertilitas, harus dilakukan pemeriksaan yang seksama terhadap sebab-sebab lain dari infertilitas, sebelum menghubungkannya dengan adanya myoma uteri.

F. DAMPAK MYOMA UTERI TERHADAP KEHAMILAN DAN PERSALINAN


1. Mengurangi kemungkinan kehamilan karena endometrium kurang baik

2. Kemungkinan abortus lebih besar karena distorsi dari rongga uterus, khususnya pada myoma sub mukosum. 3. Dalam kehamilan myoma kadang-kadang sangat membesar sehingga menekan pada organ-organ sekitarnya. 4. Kelainan letak janin dalam rahim, terutama pada myoma yang sub mukosum dan intramural. 5. Persalinan dapat terhalang apabila myoma yang terletak pada bagian bawah korpus uteri atau pada serviks merintangi turunnya kepala janin dalam rongga pelvis.

G. DAMPAK KEHAMILAN DAN PERSALINAN TERHADAP MYOMA UTERI 1. Tumor menjadi lebih lunak dalam kehamilan, dapat berubah bentuk dan mudah terjadi gangguan sirkulasi didalamnya, sehingga terjadi perdarahan dan nekrosis ditengah tumor. Tumor tampak merah (degenarasi merah) atau tampak seperti daging (degenerasi karnossa). 2. Perubahan ini menyebabkan rasa nyeri diperut yang disertai dengan gejala rangsangan peritonium dan gejala peradangan, walaupun dalam hal ini peradangan bersifat suci hama (steril). Lebih lagi komplikasi ini terjadi dalam masa nifas karena sirkulasi dalam tumor mengurang akibat perubahan sirkulasi yang dialami oleh wanita setelah bayi lahir. 3. Tumor tumbuh lebih cepat dalam kehamilan akibat hipertropi dan edema, terutama dalam bulan-bulan pertama, mungkin karena pengaruh hormonal setelah kehamilan 4 bulan, tumor tidak bertambah besar lagi. 4. Myoma Sub Serosum yang bertangkai dapat mengalami putaran tangkai akibat desakan uterus yang makin lama makin membesar.

H. DIAGNOSIS Diagnosis myoma uteri dalam kehamilan biasanya tidak sulit, kadang-kadang penderita sendiri merasa adanya benda dalam rongga perut bagian bawah. Akan tetapi kadang-kadang diagnosis ini salah, terutama pada kehamilan kembar atau myoma kecil disangka bagian kecil janin. Dalam persalinan lebih menonjol waktu ada HIS sehingga mudah dikenal. Myoma yang lunak dan tidak menyebabkan kelainan bentuk uterus sangat sulit untuk dibedakan dari uterus gravidarus. Bahkan pada laparatomi, sewaktu perut terbuka, kadang-kadang tidak mungkin untuk didiagnosis yang tepat. Dalam hal ini kerokan (biopsi) diagnostik sangat diperlukan, akan tetapi tindakan ini bisa menimbulkan kesulitan karena dengan adanya myoma, kavum uteri menjadi tidak lurus.

I. PENANGANAN / PENGOBATAN Beck dan Whitehouse mengutarakan bahwa 55 % dari semua myoma uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apapun. Oleh sebab itu, jika myoma uteri

masih kecil dan tidak menimbulkan gejala dan khususnya bagi penderita yang mendekati masa menopause, pengobatan tidak diperlukan. Cukup dilakukan pemeriksaan pelvis secara rutin tiap 3 atau 6 bulan. Pada umumnya pada penderita myoma uteri tidak dilakukan operasi untuk mengangkat myoma dalam kehamilan. Demikian pula tidak dilakukan abortus provokatus. Apabila terjadi degenerasi merah pada myoma dengan gejala-gejala seperti diterangkan diatas, biasanya sikap konservatif dengan istirahat baring dan pengawasan yang ketat memberi hasi yang memuaskan.
1. Pengobatan Penunjang

Khusus sebagai penunjang pengobatan bagi penderita anemia karena hipermenorea, dapat diberikan ferrum, transfusi darah, diet kaya protein, kalsium dan vitamin C.

1. Pengobatan Operatif

a) Radiotherapy, pasangan radium, hormonal anti estrogen yang diberikan pada : 1) Hanya dilakukan pada wanita yang tidak dapat dioperasi 2) Uterus harus lebih kecil dari kehamilan 3 bulan 3) Bukan jenis sub mukosa 4) Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rectum 5) Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapat menimbulkan menopause b) Myiomektomi Myomektomi atau operasi pengangkatan myoma tanpa mengorbankan uterus dilakukan pada myoma intramural, myoma sub mukosum dan myoma sub serosum bertangkai atau jika fungsi uterus masih hendak dipertahankan, pada myoma sub mukosum yang dilahirkan dalam vagina, umumnya tumor dapat diangkat pervaginam tanpa mengangkat uterus. Operasi myomektomi : 1) Dilakukan bila masih menginginkan keturunan 2) Syaratnya harus dilakukan kuretage dulu, untuk menghilangkan kemungkinan keganansan 3) Kerugiannya : a) Melemahkan dinding uterus b) Rupture uteri pada waktu hamil c) Menyebabkan perlekatan

c. Histerektomi Jika myoma uteri perlu dioperasi, maka tindakan yang dilakukan adalah histerektomi, umumnya dilakukan histerektomi abdominal, akan tetapi jika uterusnya tidak terlalu besar dan apalagi jika terdapat pula prolapsus uteri, histerektomi vaginal dapat dipertimbangkan. Pada histerektomi, myoma pada serviks uteri perlu diperhatikan jalannya ureter. Operasi histerktomi dilakukan apabila : 1) Myoma uteri besarnya diatas 14 minggu kehamilan 2) Pada wanita muda sebaiknya ditinggalkan satu atau dua ovarium, maksudnya untuk : a) Menjaga jangan terjadi menopause sebelum waktunya b) Menjaga gangguan coronair/aterisklerosis umum.
http://tutorialkuliah.blogspot.com

ABSTRAK Latar belakang: Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39%-11,70% pada semua penderita ginekologi yang dirawat Gejala mioma uteri secara medis dan sosial cukup meningkatkan morbiditas, disini termasuk menoragia, ketidak nyamanan daerah pelvis, dan disfungsi reproduksi. Kejadiannya lebih tinggi pada usia diatas 35 tahun, yaitu mendekati angka 40%. Etiologi bagi mioma uteri adalah belum diketahui pasti tetapi diduga mempunyai kaitan dengan hormon estrogen dan siklus menstruasi. Terapi standar dan efektif bagi mioma uteri adalah histerektomi tetapi miomektomi bisa menjadi pilihan apabila pasien masih mahu mengekalkan kesuburannya. Objektif: untuk mengetahui karakteristik penderita mioma uteri di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2009 berdasarkan usia, menarke, kehamilan, paritas, aborsi, indeks massa tubuh, kadar hemoglobin, keluhan utama, jenis mioma uteri yang dideritai dan pilihan terapi pasien. Metode: Penelititan ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Data rekam medis diambil dari ruangan simpanan rekam medis RSUP Haji Adam Malik dari bulan Juni hingga Agustus 2010. Data kemudiannya dianalisa secara manual dan kemudian dipresentasikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil: Daripada 98 sampel hanya 73 sampel sahaja yang memenuhi kriteria inklusi. Dari hasil penelitian didapatkan insidensi mioma uteri terjadi pada usia 40-49 tahun yaitu sebanyak 33 kasus (45.2%). Penderita mioma uteri dengan menarke pada usia 13-15 tahun ditemukan sebesar 29 kasus (39,7%). Penderita mioma uteri dengan paritas 2-5 adalah sebanyak 41 kasus (56,2%) dan abortus 1 kali pula sebanyak 12 kasus (16,4%). Kadar hemoglobin >11gr% adalah yang terbanyak ditemukan yaitu sebesar 28 kasus (38,4%) tetapi penderita mioma uteri yang mengalami anemia adalah sebesar 45 kasus (61,6%). Keluhan uatam penderita mioma uteri yang tersering adalah perdarahan pervaginam yaitu sebesar 30 kasus (41,1%).Mioma uteri jenis submukosa ditemukan sebesar 4 kasus (5,5%). Penatalaksanaan yang menjadi pilihan penderita mioma uteri adalah histerektomi total yaitu sebesar 58 kasus (79,5%). Kata Kunci: mioma uteri, usia, menarke, paritas, aborsi, kadar hemoglobin, keluhan utama, mioma submukosa dan histerektomi.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21363/6/Abstract.pdf

You might also like