You are on page 1of 7

Shalat-shalat Shunnah.

Selain shalat wajib, juga ada shalat sunnah. Macamnya ada lima belas shalat, yaitu : 1. Shalat Wudhu, Yaitu shalat sunnah dua rakaat yang bisa dikerjakan setiap selesai wudhu, niatnya : Ushalli sunnatal wudlu-I rakataini lillahi Taaalaa artinya : aku niat shalat sunnah wudhu dua rakaat karena Allah 2. Shalat Tahiyatul Masjid, yaitu shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan ketika memasuki masjid, sebelum duduk untuk menghormati masjid. Rasulullah bersabda Apabila seseorang diantara kamu masuk masjid, maka janganlah hendak duduk sebelum shalat dua rakaat lebih dahulu (H.R. Bukhari dan Muslim). Niatnya :

Ushalli sunnatal Tahiyatul Masjidi rakataini lillahi Taaalaa Artinya : aku niat shalat sunnah tahiyatul masjid dua rakaat karena Allah 3. Shalat Dhuha. Adalah shalat sunnah yang dikerjakan ketika matahari baru naik. Jumlah rakaatnya miimal 2 maksimal 12. Dari Anas berkata Rasulullah Barang siapa shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana disurga (H.R. Tarmiji dan Abu Majah). Niatnya :

Ushalli sunnatal Dhuha rakataini lillahi Taaalaa Artinya : aku niat shalat sunnah dhuha dua rakaat karena Allah 4. Shalat Rawatib. Adalah shalat sunnah yang dikerjakan mengiringi shalat fardhu. Niatnya :

a. Qabliyah, adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan sebelum shalat wajib. Waktunya : 2 rakaat
sebelum shalat subuh, 2 rakaat sebelum shalat Dzuhur, 2 atau 4 rakaat sebelum shalat Ashar, dan 2 rakaat sebelum shalat Isya. Niatnya: Ushalli sunnatadh Dzuhri* rakataini Qibliyyatan lillahi Taaalaa Artinya : aku niat shalat sunnah sebelum dzuhur dua rakaat karena Allah * bisa diganti dengan shalat wajib yang akan dikerjakan.

b.

Badiyyah, adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan setelah shalat fardhu. Waktunya : 2 atau 4 rakaat sesudah shalat Dzuhur, 2 rakaat sesudah shalat Magrib dan 2 rakaat sesudah shalat Isya. Niatnya: Ushalli sunnatadh Dzuhri* rakataini Badiyyatan lillahi Taaalaa Artinya : aku niat shalat sunnah sesudah dzuhur dua rakaat karena Allah 5. Shalat Tahajud, adalah shalat sunnah pada waktu malam. Sebaiknya lewat tengah malam. Dan setelah tidur. Minimal 2 rakaat maksimal sebatas kemampuan kita. Keutamaan shalat ini, diterangkan dalam AlQuran. Dan pada sebagian malam hari bershalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ketempat yang terpuji (Q.S. Al Isra : 79 ). Niatnya : Ushalli sunnatal tahajjudi rakataini lillahi Taaalaa Artinya : aku niat shalat sunnah tahajjud dua rakaat karena Allah 6. Shalat Istikharah, adalah shalat sunnah dua rakaat untuk meminta petunjuk yang baik, apabila kita menghadapi dua pilihan, atau ragu dalam mengambil keputusan. Sebaiknya dikerjakan pada 2/3 malam terakhir. Niatnya :

Ushalli sunnatal Istikharah rakataini lillahi Taaalaa Artinya : aku niat shalat sunnah Istikharah dua rakaat karena Allah 7. Shalat Hajat, adala shalat sunnah dua rakaat untuk memohon agar hajat kita dikabulkan atau diperkenankan oleh Allah SWT. Minimal 2 rakaat maksimal 12 rakaat dengan salam setiap 2 rakaat. Niatnya :

Ushalli sunnatal Haajati rakataini lillahi Taaalaa Artinya : aku niat shalat sunnah hajat dua rakaat karena Allah 8. Shalat Mutlaq, adalah shalat sunnah tanpa sebab dan tidak ditentukan waktunya, juga tidak dibatasi jumlah rakaatnya. Shalat itu suatu perkara yang baik, banyak atau sedikit (Al Hadis). Niatnya :

Ushalli sunnatal rakataini lillahi Taaalaa Artinya : aku niat shalat sunnah dua rakaat karena Allah 9. Shalat Taubat, adalah shalat sunnah yang dilakukan setelah merasa berbuat dosa kepada Allah SWT, agar mendapat ampunan-Nya. Niatnya:

Ushalli sunnatal Taubati rakataini lillahi Taaalaa Artinya : aku niat shalat sunnah taubat dua rakaat karena Allah 10. Shalat Tasbih, adalah shalat sunnah yang dianjurkan dikerjakan setiap malam, jika tidak bisa seminggu sekali, atau paling tidak seumur hidup sekali. Shalat ini sebanyak empat rakaat, dengan ketentuan jika dikerjakan pada siang hari cukup dengan satu salam, Jika dikerjakan pada malam hari dengan dua salam. Cara mengerjakannya

a. Niat : Ushalli sunnatan tasbihi rakaataini lilllahi taaalaa artinya aku niat shalat sunnah
tasbih dua rakaat karena Allah

b. c. d. e. f. g.

Usai membaca surat Al Fatehah membaca tasbih 15 kali. Saat ruku, usai membaca doa ruku membaca tasbih 10 kali Saat itidal, usai membaca doa itidal membaca tasbih 10 kali Saat sujud, usai membaca doa sujud membaca tasbih 10 kali Usai membaa doa duduk diantara dua sujud membaca tasbi 10 kali. Usai membaca doa sujud kedua membaca tasbih 10 kali.

Jumlah keseluruhan tasbih yang dibaca pada setiap rakaatnya sebanyak 75 kali. Lafadz bacaan tasbih yang dimaksud adalah sebagai berikut : Subhanallah wal hamdu lillahi walaa ilaaha illallahu wallahu akbar artinya : Maha suci Allah yang Maha Esa. Segala puji bagi Akkah, Dzat yang Maha Agung. 11. Shalat Tarawih, adalah shalat sunnah sesudah shalat Isya pada bulan Ramadhan. Menegenai bilangan rakaatnya disebutkan dalam hadis. Yang dikerjakan oleh Rasulullah saw, baik pada bulan ramadhan atau lainnya tidak lebih dari sebelas rakaat (H.R. Bukhari). Dari Jabir Sesungguhnya Nabi saw telah shallat bersama-sama mereka delapan rakaat, kemudian beliau shalat witir. (H.R. Ibnu Hiban) Pada masa khalifah Umar bin Khathtab, shalat tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat dan hal ini tidak dibantah oleh para sahabat terkenal dan terkemuka. Kemudian pada zaman Umar bin Abdul Aziz bilangannya dijadikan 36 rakaat. Dengan demikian bilangan rakaatnya tidak ditetapkan secara pasti dalam syara, jadi tergantung pada kemampuan kita masing-masing, asal tidak kurang dari 8 rakaat. Niat shalat tarawih : Ushalli sunnatan Taraawiihi rakataini (Imamam/makmuman) lillahi taaallaa artinya : Aku niat shalat sunat tarawih dua rakaat (imamam/makmum) karena Allah 12. Shalat Witir, adalah shalat sunnat muakad (dianjurkan) yang biasanya dirangkaikan dengan shalat tarawih, Bilangan shalat witir 1, 3, 5, 7 sampai 11 rakaat. Dari Abu Aiyub, berkata Rasulullah Witir itu hak, maka siapa yang suka mengerjakan lima, kerjakanlah. Siapa yang suka mengerjakan tiga, kerjakanlah. Dan siapa yang suka satu maka kerjakanlah(H.R. Abu Daud dan Nasai). Dari Aisyah : Adalah nabi saw. Shalat sebelas rakaat diantara shalat isya dan terbit fajar. Beliau memberi salam setiap dua rakaatdan yang penghabisan satu rakaat (H.R. Bukhari dan Muslim) Ushalli sunnatal witri rakatan lillahi taaalaaartinya : Aku niat shalat sunnat witir dua rakaat karena Allah 13. Shalat Hari Raya, adalah shalat Idul Fitri pada 1 Syawal dan Idul Adha pada 10 Dzulhijah. Hukumnya sunat Muakad (dianjurkan).Sesungguhnya kami telah memberi engkau (yaa Muhammad) akan kebajikan yang banyak, sebab itu shalatlah engkau dan berqurbanlah karena Tuhanmu pada Idul Adha - (Q.S. Al

Kautsar.1-2)Dari Ibnu Umar Rasulullah, Abu Bakar, Umar pernah melakukan shalat pada dua hari raya sebelum berkhutbah.(H.R. Jamaah). Niat Shalat Idul Fitri : Ushalli sunnatal liiidil fitri rakataini (imamam/makmumam) lillahitaaalaa artinya : Aku niat shalat idul fitri dua rakaat (imam/makmum) karena Allah Niat Shalat Idul Adha : Ushalli sunnatal liiidil Adha rakataini (imamam/makmumam) lillahitaaalaa artinya : Aku niat shalat idul adha dua rakaat (imam/makmum) karena Allah Waktu shalat hari raya adalah setelah terbit matahari sampai condongnya matahari. Syarat, rukun dan sunnatnya sama seperti shalat yang lainnya. Hanya ditambah beberapa sunnat sebagai berikut :

a. b. c. d. e.

Berjamaah Takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali pada rakat kedua Mengangkat tangan setinggi bahu pada setiap takbir. Setelah takbir yang kedua sampai takbir yang terakhir membaca tasbih. Membaca surat Qaf dirakaat pertama dan surat Al Qomar di rakaat kedua. Atau surat Ala dirakat pertama dan surat Al Ghasiyah pada rakaat kedua. f. Imam menyaringkan bacaannya. g. Khutbah dua kali setelah shalat sebagaimana khutbah jumat h. Pada khutbah Idul Fitri memaparkan tentang zakat fitrah dan pada Idul Adha tentang hukum hukum Qurban. i. Mandi, berhias, memakai pakaian sebaik-baiknya. j. Makan terlebih dahulu pada shalat Idul Fitri pada Shalat Idul Adha sebaliknya. 14. Shalat Khusuf, adalah shalat sunat sewaktu terjadi gerhana bulan atau matahari. Minimal dua rakaat. Caranya mengerjakannya :

a. Shalat dua rakaat dengan 4 kali ruku yaitu pada rakaat pertama, setelah ruku dan Itidal membaca
fatihah lagi kemudian ruku dan Itidal kembali setelah itu sujud sebagaimana biasa. Begitu pula pada rakaat kedua. b. Disunatkan membaca surat yang panjang, sedang membacanya pada waktu gerhana bulan harus nyaring sedangkan pada gerhana matahari sebaliknya.

Niat shalat gerhana bulan :Ushalli sunnatal khusuufi rakataini lillahitaaalaa artinya : Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat karena Allah
15. Shalat Istiqa,adalah shalat sunat yang dikerjakan untuk memohon hujan kepada Allah SWT. Niatnya Ushalli sunnatal Istisqaa-I rakataini (imamam/makmumam) lillahitaaalaa artinya : Aku niat shalat istisqaa dua rakaat (imam/makmum) karena Allah Syarat-syarat mengerjakana Shalat Istisqa :

a.

Tiga hari sebelumnya agar ulama memerintahkan umatnya bertaobat dengan berpusa dan meninggalkan segala kedzaliman serta menganjurkan beramal shaleh. Sebab menumpuknya dosa itu mengakibatkan hilangnya rejeki dan datangnya murka Allah. Apabila kami hendak membinasakan suatu negeri, maka lebih dulu kami perbanyak orang-orang yang fasik, sebab kefasikannyalah mereka disiksa, lalu kami robohkan (hancurkan) negeri mereka sehancur-hancurnya(Q.S. Al Isra : 16). b. Pada hari keempat semua penduduk termasuk yang lemah dianjurkan pergi kelapangan dengan pakaian sederana dan tanpa wangi-wangian untuk shalat Istisqa c. Usai shalat diadakan khutbah dua kali. Pada khutbah pertama hendaknya membaca istigfar 9 X dan pada khutbah kedua 7 X. Pelaksanaan khutbah istisqa berbeda dengan khutbah lainnya, yaitu :

a. Khatib disunatkan memakai selendang. b. Isi khutbah menganjurkan banyak beristigfar, dan berkeyakinan bahwa Allah SWT akan
mengabulkan permintaan mereka. c. Saat berdoa hendaknya mengangkat tangan setinggi-tingginya.

d. Saat berdoa pada khutbah kedua, khatib hendaknya menghadap kiblat membelakangi
makmumnya.

Shalat Sunnah Tahajjud


Shalat Tahajjud adalah shalat sunah yang dilakukan pada malam hari setelah tidur terlebih dahulu, karena arti Tahajjud adalah bangun pada malam hari.Afdhalnya shalat Tahajjud dilakukan pada sepertiga malam yang akhir yaitu kira-kita mulai jam 1.00 malam sampai menjelang masuk waktu shubuh berdasarkan hadits Nabi:"Perintah Allah turun ke langit diwaktu tinggal sepertiga yang akhir dari waktu malam, lalu berseru, adakah orang-orang yang memohon ( berdoa ) pasti akan kukabulkan, adakah orang yang meminta, pasti akan kuberikan dan adakah yang mengharap ampunan, pasti akan kuampuni baginya sampai tiba waktu shubuh"(al Hadits).

Cara Melaksakan Shalat Tahajjud :


Shalat Tahajjud dilaksanakan dengan Munfarid ( tanpa berjamaah ), minimal dua rokaat dan maksimal tidak terhingga jumlah rakaatnya sampai hampir masuk waktu shubuh dan dilaksanakan setiap dua rakaat satu salam sebagaimana hadits Nabi saw: "Shalat malam itu adalah dua rakaat, dua rakaat apabila khawatir akan masuk waktu shubuh maka berwitirlah satu rakaat saja" ( HR.Bukhari-Muslim ). > Niat shalat Tahajjud didalam hati berbarengan dengan Takbiratul Ihram. "Aku niat shalat sunah Tahajjud dua rakaat karena Allah" > Membaca doa Iftitah > Membaca surat al Fatihah

> Membaca salah satu surat didalam al quran.Afdhalnya rokaat pertama membaca surat al Kafirun dan rakaat ke dua membaca surat al Ikhlas > Ruku' sambil membaca Tasbih tiga kali > I'tidal sambil membaca bacaannya > Sujud pertama sambil membaca Tasbih tiga kali > Duduk antara dua sujud sambil membaca bacaannya > Sujud yang kedua sambil membaca Tasbih tiga kali.

> Setelah selesai rakaat pertama, lakukan rokaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali dan rakaat-rakaat selanjutnya sama dilakukan seperti contoh diatas. > Setelah selesai shalat Tahajjud bacalah zikir yang mudah ( Allah - Allah - Allah ) terutama perbanyak Istigfar (mohon ampun), adakan dialog bathin dengan Allah sampaikan semua unek-unek yang ada dalam hati lalu ditutup dengan doa.

Shalat Sunnah Dhuha


Shalat Dhuha adalah shalat sunah yang dilakukan setelah terbit matahari sampai menjelang masuk waktu zhuhur. Afdhalnya dilakukan pada pagi hari disaat matahari sedang naik ( kira-kira jam 9.00 ). Shalat Dhuha lebih dikenal dengan shalat sunah untuk memohon rizki dari Allah, berdasarkan hadits Nabi : " Allah berfirman : Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang ( Shalat Dhuha ) niscaya pasti akan Aku cukupkan kebutuhanmu pada akhir harinya " ( HR.Hakim dan Thabrani ).

Cara Melaksakan Shalat Dhuha :


Shalat Dhuha minimal dua rakaat dan maksimal duabelas rakaat, dilakukan secara Munfarid ( tidak berjamaah ), caranya sebagai berikut: > Niat didalam hati berbarengan dengan Takbiratul Ihram > "Aku niat shalat sunah Dhuha karena Allah"

> Membaca doa Iftitah > Membaca surat al Fatihah

> Membaca satu surat didalam Alquran.Afdholnya rakaat pertama surat Asysyams dan rakaat kedua surat Allail > Ruku' dan membaca tasbih tiga kali > I'tidal dan membaca bacaanya > Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali > Duduk diantara dua sujud dan membaca bacaannya > Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali

> Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali. Rakaat-rakaat selanjutnya dilakukan sama seperti contoh diatas. KESUKSESAN HAKIKI DUNIA DAN AKHIRAT Apalagi dalam Islam, kesuksesan tidak diukur dari sisi dunia semata melainkan harus berorientasi pula pada akhirat. Itulah kesuksesan hakiki, saat berjumpa Allah kelak. Dalam AlQur'an Allah SWT menjamin rejeki bagi setiap mahluk ciptaan-NYA, dan melebihkan kepada sebagian diantara mereka sebagai cobaan, atau atas ke-taqwaannya kepada Allah. "Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, tentu diadakan-Nya jalan keluar baginya, dan memberinya rezeki dari "pintu" yang tak diduga-duga olehnya. Barang siapa yang bertawakal kepada Allah, maka Tuhan Allah akan mencukupkan kebutuhannya. Bahkan sesungguhnya Allah pelaksana semua peraturan-Nya. Dan Allah juga telah menjadikan segala-galanya serba beraturan". (Ath Tholaq ayat 2-3)

> Kesuksesan Hakiki :


Kesuksesan Hakiki dapat diperoleh jika kita adalah pemilik pribadi sukses, yaitu pribadi yang selalu tenang, terencana, terampil, tertib, tekun, tegar dan tawadhu (rendah hati). Selain itu, kita juga harus mempunyai kredibilitas yang tinggi. Dipercaya karena kejujuran kita, kecakapan kita, dan kemampuan kita untuk selalu mengembangkan diri.

> Keyakinan Yang Kuat :


Keyakinan yang kuat akan melengkapi diri kita menjadi pribadi yang sukses sekaligus kaya-raya, menjadikan diri kita sebagai orang yang rendah hati, hamba Allah yang dipastikan akan membawa manfaat sebesar-besarnya bagi umat dan peradaban. Kita mengetahui bahwa berdasarkan ayat dibawah ini, tidak ada seorangpun yang bisa menghalangi-NYA memberi bahaya ataupun kebaikan / kesuksesan / rejeki : Firman Allah : " Jikalau Allah menimpakan bahaya (adzab) kepadamu maka tidak ada yang dapat menghalanginya selain DIA, dan jikalau Allah menghendaki kebaikan (rejeki) untukmu maka tidak ada yang dapat menghalangi-NYA, kebaikan itu diberikan oleh-NYA kepada orang yang dikehendaki dari hamba-hamba-NYA. Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ". ( QS. Yunus : 107 )

> Terkecuali Orang itu sendiri Menghalanginya :


Memang, tidak ada yang bisa, terkecuali orang itu sendiri menghalanginya sebagaimana contoh berikut : 1. Seseorang datang ke rumah kita untuk mengantarkan rejeki, saat mau mengetuk pintu, tibatiba, ia terdiam membeku karena mendengar dari dalam rumah teriakan-teriakan histeris dan kemarahan serta suara berbagai barang yang berjatuhan. Tentu saja ia tidak jadi masuk untuk mengantarkan rejeki. Jadi Emosi / Kemarahan berpotensi menghalangi datangnya rejeki. 2. Seseorang mengetahui si-A mau menjual barang dan si-B mencari barang tersebut. Akan tetapi karena berfikir negatip dan rasa malas, yang seharusnya tinggal mempertemukan keduanya

dan mendapat komisi penjualan, kehilangan peluang bagus tersebut. Jadi Rasa Malas dan Berfikir Negatip berpotensi menghalangi datangnya rejeki. 3. Seseorang selama berhari-hari hanya berdo'a dan berzikir saja dikamarnya dan tidak berusaha mencari - menjemput rejekinya, tentu saja tidak mungkin ia mendapat rejeki dengan hanya berdo'a saja tanpa ada perjuangan dan usaha untuk mendapatkannya. Do'a, hajat, keinginan, akan lebih cepat terkabul, karena seringnya berdzikir dan kedekatan pada Allah Yang Maha Kaya lagi Maha Pemberi Rejeki. Otomatis rejeki, kesuksesan, keberhasilan dan keberuntungan akan selalu mengiringi

Dzikir Setelah shalat


Zikir-zikir yang di baca Nabi saw setiap selesai salat banyak sekali, baik yang diriwayatkan dengan sanad yang dhaif/lemah ataupun yang diriwayatkan dengan sanad yang shahih (kuat). Adapun zikir-zikir yang diriwayatkan dengan sanad yang shahih itu di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Membaca 'Istighfar' (Astaghfirullah/Aku mohon ampunan kepada Allah 3 kali dan membaca, 'Allahumma antas salaam waminkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikroomi' (Ya Allah Engkaulah Dzat Yang Selamat dari kekurangan dan cacat dan dari Engkaulah keselamatan itu, Maha Suci Engkau wahai Dzat Yang Maha Kaya dan Maha Sempurna). Hal itu sesuai dengan hadis Nabi saw yang diriwayatkan oleh Tsauban ra, dia berkata, "Rasulullah saw apabila selesai salat membaca Istighfar 3 kali dan membaca, 'Allahumma antas salaam waminkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikroomi'." (Ya Allah, Engkaulah Dzat Yang Selamat dari kekurangan dan cacat dan dari Engkaulah keselamatan itu, Maha Suci Engkau wahai Dzat Yang Maha Kaya dan Maha Sempurna). 2. Membaca zikir ini: "Laa ilaha illallahu wahdahu laa syariikalahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa 'ala kulli syain qodiir" (Tiada Tuhan selain Allah, Maha Esa Allah, Tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya semua kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) dan membaca, "Allahumma laa maani'a limaa 'a'thaita walaa mu'thia limaa mana'ta walaa yanfa'u dzal jaddi minkal jaddu." Hal itu sesuai dengan hadis dari al-Mughirah bin Syu'bah ra, bahwasanya Nabi saw membaca zikir setiap selesai salat fardhu, "Laa ilaha illallahu wahdahu laa syariikalahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa ala kulli sya'in qodiir" (Tiada Tuhan selain Allah, Maha Esa Allah, Tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya semua kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) "Allahumma laa maani'a limaa 'a'thaita walaa mu'thia limaa mana'ta walaa yanfa'u dzal jaddi minkal jaddu' (Ya Allah tiada orang yang menghalangi terhadap apa yang telah Engkau berikan dan tiada orang yang memberi terhadap apa yang telah Engkau halangi dan kekayaan orang yang kaya itu tidak akan bisa menyelamatkan dia dari siksa-Mu)" (HR al-Bukhari dan Muslim). 3. Membaca Tasbih 33 kali, Tahmid 33 kali dan Takbir 33 kali, lalu pada hitungan keseratus membaca, "Laa ilaha illallohu wahdahu laa syariikalahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa 'ala kulli syain qadiir." Hal itu sesuai dengan hadis dari Abu Hurairah ra, dari Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa membaca tasbih (Subhaanallahi) 33 kali, tahmid (Alhamdulillahi) 33 kali dan takbir (Allahu Akbar 33 kali) setiap selesai salat, hitungan tersebut berjumlah 99, dan dia membaca pada hitugan keseratus 'Laa ilaha illallahu wahdahu laa syariikalahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa ala kulli sya'in qodiir' (Tiada Tuhan selain Allah, Maha Esa Allah, Tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya semua kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu), maka diampunilah segala dosa-dosanya, sekalipun sebanyak buih air laut." (HR Muslim, dan pada riwayat yang lain, takbir tersebut sebanyak 34 kali) 4. Membaca zikir/do'a seperti yang diriwayatkan Sa'd bin Abi Waqqash untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT dari kekikiran, sifat penakut, umur yang hina/pikun, fitnah dunia dan fitnah kubur. Dari Sa'ad bin Abi Waqqash ra, bahwa Rasulullah saw memohon perlindungan kepada Allah setiap kali selesai salat dengan bacaan "Allahumma inni a'udzu bika minal bukhli (Ya Allah sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kekikiran) wa a'udzu bika minal jubni (dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari sifat penakut) wa a'udzu bika min an urodda ilaa ardzalil umri (dan aku memohon perlindungan kepada-Mu agar tidak dikembalikan kepada umur yang hina/pikun) wa a'udzu bika min fitnatid dunya (dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari fitnah yang ada di dunia ini) wa a'udzu bika min adzaabil qobri (dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari siksa kubur)." (HR alBukhari). 5. Membaca zikir/doa, "Allahumma a'inni 'ala dzikrika wa syukrika wa husni 'ibadatika'. Hal ini sesuai dengan hadis Muadz bin Jabal, bahwa Rasulullah saw berkata kepadanya, "Aku berwasiat kepadamu wahai Muadz, janganlah Engkau benar-benar meninggalkan setiap kali selesai salat membaca,

'Allahumma a'inni 'ala dzikrika wa syukrika wa husni 'ibadatika' (Ya Allah anugerahkanlah pertolongan kepadaku untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan beribadah yang baik kepada-Mu)." (HR Ahmad, Abu Daud dan an-Nasa'i dengan sanad yang kuat). 6. Membaca ayat Kursi, yaitu surah Al-Baqarah ayat 255, "Allahu laa Ilaaha Illa Hal itu sesuai dengan hadis dari Umamah ra, Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa membaca ayat Kursi setiap kali selesai salat, maka tidak akan menghalangi dia masuk surga kecuali dia tidak mati (maksudnya, dia pasti masuk surga)." (HR an-Nasa'i dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban, at-Thabarani menambahkannya 'qulhuwallahu ahad' (yakni dan membaca surah Al-Ikhlash) ).

Doa kaFaRatul MajeLis (Doa Penutup Majelis)


"Subhanakallahumma wabihamdika asyhadualla ilahailla anta astagfiruka wa'atubu ilaik"
Maha suci Engkau Ya Allah dengan memujiMu aq bersaksi tiada illah yang berhak disembah kecuali Engkau. Aq beristigfar dan bertaubat kepadaMu. Doa ini dibaca ketika kita akan menutup suatu majelis/pertemuan.

You might also like