You are on page 1of 5

Embriogenesis merupakan perkembangan manusia secara biologis. Adapun tahapan embriogenesis adalah: 1. Gametogenesis 2. Fertilisasi 3. Pembelahan (cleavage) 4.

Organogenesis 5. Histogenesis

1. Gametogenesis Gametogenesis adalah perubahan germ cell menjadi sel gamet (laki-laki ataupun perempuan). Dibagi menjadi 4 fase: a. Migrasi germ cell Primordial Germ Cell (PGCs) bermigrasi ke gonad selama perkembangan embrionik awal. PGCs dapat dikenali pada saat 24 jam setelah fertilisasi PGCs dibentuk di epiblast selama 2 minggu yang kemudian muncul atau berpindah ke dinding yolk sac Pada minggu ke 4, PGCs bermigrasi dari yolk sac ke gonad

b. Meningkatkan jumlah germ cell dengan ber-mitosis Mitosis merubah dari 1 sel menjadi 2 sel anakan yang identik dengan sel induk. Setiap sel anakan memiliki 46 kromosom. Pola mitosis antara laki-laki dan perempuan adalah berbeda. Pada wanita, pematangan germ cell menjadi gamet matur dimulai sejak sebelum lahir, sedangkan pada laki-laki, pematangan germ cell menjadi gamet matur dimulai saat pubertas yang kemudian berdiferensiasi menjadi spermatogonia. c. Pengurangan jumlah kromosom dengan ber-meiosis Meiosis merupakan pembelahan sel atau pembagian sel untuk menghasilkan sel gamet. Hasil dari meiosis dari 1 sel induk adalah 4 sel anak yang haploid. Pentingnya meiosis adalah untuk mengurangi jumlah kromosom dan untuk menggabungkan paternal dan maternal kromosom yang lebih baik. Perbedaan pola meiosis antara laki-laki dan perempuan adalah:

Pada laki-laki, meiosis dimulai pada saat pubertas. Spermatosit primer spermatosit sekunder 4 spermatid.

Pada perempuan, meiosis dimulai sebelum lahir. Oosit primer (profase I)

meiosis I

tidak akan pernah selesai apabila belum pubertas, karena adanya penghambat pematangan oosit (OMI) 3 jam sebelum ovulasi meiosis I selesai setelah ovulasi (pada metafase menghasilkan 1 definite

menghasilkan 1 oosit sekunder dan 1 badan polar II)

setelah fertilisasi oosit sekunder selesai (meiosis II)

oosit dan 2 badan polar. d. Pematangan struktural dan fungsional sel telur sperma Oogenesis Pematangan sebelum lahir: oogonia oosit primer + sel folikuler = primordial

folikel (sel folikular berasal dari epitel permukaan ovarium) Pematangan saat pubertas: setiap hari 15-20 folikel mulai tumbuh dan dalam proses pematangan folikel-folikel ini melalui 3 tahap, yaitu primer (preanthral), sekunder (anthral) dan preovulasi. Oosit primer tetap dalam profase I sampai folikel sekunder matang. Pada tahap ini, lonjakan LH merangsang preovulasi: meiosis I diselesaikan, terbentuk oosit sekunder dan badan polar. Oosit sekunder tertahan pada tahap metafase II sekitar 3 jam sebelum ovulasi dan tidak akan menyelesaikan pembelahan sel ini tanpa adanya pembuahan atau fertilisasi. Spermatogenesis Pematangan saat pubertas: spermatogonia sekunder spermatid spermatozoa. spermatosit primer spermatosit

2. Fertilisasi Ovulasi Berpengaruh pada LH dan FSH meiosis II oosit primer meiosis I (oosit + 1 badan polar)

berhenti pada metafase II.

Transport oosit Sebelum ovulasi, fimbrae tube melakukan gerakan menyapu ovary. Ovari dibawa ke dalam tuba uterina dengan bantuan silia.

Transport sperma Tubulus seminifirus epididimis, pematangan biochem selama ejakulasi 1% sperma

disimpan dalam vagina masuk ke servix menuju ampula.

ishtmus (dengan bantuan chemoactractans)

Sebelum membuahi ovum, spermatozoa harus menjalani: a. Kapasitasi (pelepasan glikoprotein) b. Reaksi akrosom Pada saat fertilisasi, spermatozoa harus menembus: a. Korona radiata b. Zona pelusida c. Membran sel oosit Segera setelah spermatozoa masuk ke dalam oosit: a. Oosit menuntaskan pembelahan meiosis II dan membentuk pronukleus wanita b. Zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh spermatozoa lain c. Kepala sperma terpisah dari ekornya, membengkak dan membentuk pronukleus pria Setelah kedua pronukleus mereplikasi DNA, kromosom ayah dan ibu saling bercampur, memisah secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitosis lalu menghasilkan 2 sel anak. Hasil pembelahan adalah: a. Pemulihan jumlah diploid kromosom b. Penentuan jenis kelamin c. Inisiasi pembelahan

3. Pembelahan dan implantasi Adalah serangkaian pembelahan mitotik yang menyebabkan bertambahnya jumlah sel, blastomere yang menjadi semakin kecil pada setiap pembelahan. Setelah 3 kali pembelahan blastomere mengalami kepadatan (compaction). Blastomere yang padat membelah untuk menghasilkan morula16 sel. Morula

a. Hasil cleavage blastomere. b. Membentuk struktur seperti bola 16 sel.

c. Membentk lubang dan terisi cairan pada bagian tengah bola (blastokista). d. Masa inner cell akan membentuk embrioblas, sedangkan masa outer cell akan menjadi tropoblast. Blatosit atau blastula (pembentukan discus germinativum bilaminar) a. Blastokista menempel pada endometrium (implantasi) pada 2 minggu kehamilan. b. Tropoblast mensekresikan hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG), yaitu hormon yang memperkuat implantasi. c. HCG mulai meningkat pada 4 minggu kehamilan, mencapai puncaknya pada usia 6 minggu dan mulai menurun setelah usia 8 minggu. d. HCG dapat dideteksi pada urin atau darah yang mengindikasikan kehamilan. e. Tropoblast berdiferensiasi menjadi dua lapis: lapisan dalam (cytotrophoblast) dan lapisan luar (syncytiotrophoblast). f. Embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapis: lapisan atas (epiblast) dan lapisan bawah (hypoblast). Cakram mudigah minggu ke-1 Blastokista sebagian terbenam dalam stroma endometrium. Mitosis terjadi di sitotropoblast. Muncul rongga kecil di dalam epiblast rongga amnion. Sel-sel yang dekat epiblast

disebut amnioblast dan bersama sisa epiblast lainnya melapisi rongga amnion. Stroma sangat endematus dan sangat vascular.

Cakram mudigah minggu ke-2 Kadang-kadang terjadi perdarahan pada implantasi. Terbentuk villi primer. Mesoderm ekstraembrional terbagi menjadi dua lapisan, yaitu somatopleura dan splanknopleura. Terbentuk dua rongga, yaitu rongga amnion dan yolk sac. Discus germinativum trilaminer

Gastrulasi: dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis primitif) pada epiblast. Muncul lapisan baru diantara epiblast dan hipoblast. Invaginasi membentuk mesoderm dan endoderm. Sel-sel yang tetap di epiblast membentuk ektoderm.

4. Organegenisis Diferensiasi ektoderm Central Nervous System (CNS), epidermis kulit dan derifat

epidermal: rambut, kuku, kelenjar-kelenjar pada kulit, lapisan pada oral, nasal, anal dan rongga vagina. Lensa mata, enamel gigi, kelenjar hipofisa dan medulla adrenal. Diferensiasi mesoderm otot: halus/polos, rangka/lurik, jantung. Jaringan ikat:

embrionik, dewasa, tulang rawan, tulang dan darah. Lapisan dermis kulit dan lapisan dentin gigi. Epitel pembuluh darah, pembuluh limfe, rongga tubuh dan rongga persendian/persambungan. Organ reproduksi dalam, ginjal dan ureter, korteks adrenal. Diferensiasi endoderm epitel faring, saluran pendengaran, tonsil, tiroid, paratiroid,

timus, laring, trakea, paru-paru, saluran pencernaan, vesika urinaria dan vagina. Hati dan pankreas.

You might also like