You are on page 1of 20

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

REAKSI-REAKSI LOGAM

NAMA NIM REGU / KELOMPOK ASISTEN

: SYARIFUDDIN : H311 09 002 : 1 / 1 (SATU) : ADIMAN, S.Si

HARI / TGL. PERCOBAAN : SENIN / 10 OKTOBER 2011

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Besi merupakan salah satu unsur logam transisi golongan VIIIB yang mudah ditempa, mudah dibentuk, berwarna perak, dan mudah dimagnetisasi pada suhu normal. Secara kimia besi merupakan logam yang cukup aktif, hal ini karena besi dapat bersenyawa dengan unsur-unsur lain, seperti unsur-unsur halogen (fluorin, klorin, bromin, iodin, dan astatin), belerang, fosfor, karbon, oksigen, dan silikon. Di alam, besi terdapat bentuk senyawa-senyawa antara lain sebagai

hematit (Fe2O3), magnetit (Fe2O4), pirit (FeS2), dan diderit (FeCO3). Besi murni diperoleh dari proses elektrolisis dari larutan besi sulfat (Sunardi, 2007). Besi yang murni adalah logam berwarna putih perak, yang kukuh dan liat. Ia melebur pada 1535 0C. jarang terdapat besi komersial yang murni. Biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, fosfida, dan sulfide dari besi, serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini ,memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur besi. Besi dapat dimagnitkan. Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi, pada mana dihasilkan garam-garam besi (II) dan gas hydrogen (Sunardi, 2007): Fe + 2H+ Fe + 2HCl Asam sulfat pekat yang dioksida; 2Fe + 3H2SO4 + 6H+ 2Fe3+ + 3SO2 + 6H2O Fe2+ + H2 Fe2+ + 2Cl- + H2 panas, menghasilkan ion-ion besi (III) dan belerang

Dengan asam nitrat encer dingin, terbentuk ion besi (II) dan ammonia: 4Fe + 10H+ + NO34Fe2+ + NH4+ + 3H2O

Garam-garam besi (II) atau fero diturunkan dari besi (II) oksida, FeO. Dalam larutan, garam-garam ini mengandung kation Fe2+ dan berwarna sedikit hijau. Ion-ion gabungan dan kompleks-kompleks sepit yang berwarna tua adalah juga umum. Ion besi (II) dapat muadah dioksidasi menjadi besi (III), maka menjadi zat pereduksi yang kuat. Semakin kurang asam larutan itu, semakin nyata efek ini. Dalam suasana netral atau basa bahkan oksigen dari atmosfer akan mengoksidasi besi (II). Maka larutan besi (II) harus sedikit asam bila ingin disimpan untuk waktu lama (Sunardi, 2007). Natrium merupakan unsur logam alkali yang berwarna putih perak, sangat reaktif, dan merupakan logam yang lunak. Natrium dapat bereaksi hebat dengan air yang membentuk natrium hidroksida dan gas hidrogen. Unsur natrium di alam ditemukan dalam bentuk garam-garam mineral seperti natrium klorida (NaCl), natrium karbonat (Na2CO3), dan natrium sulfat (Na2SO4). Untuk mendapatkan natrium dapat dilakukan dengan elektrolisis lelehan NaCl (Sunardi, 2007). Dengan air, natrium bereaksi hebat, kalium menyala dan rubidium serta cesium bereaksi dengan menimbulkan ledakan, gumpalan basar natrium juga bereaksi dengan ledakan. Litium, natrium, dan kalium dapat ditangani di dalam air meskipun cepat menjadi panas. Yang lainnya harus ditangani dengan menggunakan argon. Natrium biasanya memberikan peroksida, Na2O2, tetapi akan berlanjut dengan adanya O2 di bawah tekanan serta panas, menghasilkan superoksida, NaO2 (Cotton dan Wilkinson, 1989). Logam-logam bereaksi dengan alkohol menghasilkan oksida, natrium atau kalium dalam C2H5OH atau t-butanol, umumnya digunakan dalam kimia organik sebagai zat pereduksi dan sebagi sumber ion nukleofilik OR-. Natrium dan logamlogam lainnya larut dengan hebat dalam air raksa. Amalgam natrium (Na/Hg)

adalah cairan bila natriumnya sedikit, tetapi berupa padatan bila banyak natriumnya. Amalgam ini merupakan zat pereduksi yang sangat berguna dan dapat digunakan untuk larutan akua (Cotton dan Wilkinson, 1989). Magnesium merupakan unsur golongan alkali tanah yang berwarna putih perak, kurang reaktif dan mudah dibentuk atau ditempa ketika dipanaskan. Magnesium tidak bereaksi dengan oksigen dan air pada suhu kamar, tetapi dapat bereaksi dengan asam. Pada suhu 800 0C magnesium bereaksi dengan oksigen dan memancarkan cahaya putih terang. Di alam magnesium banyak terdapat pada lapisan-lapisan batuan dalam bentuk mineral seperti karnallit, dolomit, dan magnesit yang membentuk batuan silikat. Sedangkan dalam laboratorium magnesium dapat diperoleh melalui elektrolisis lelehan magnesium klorida (Sunardi, 2007). Kalsium merupakan unsur logam alkali tanah yang reaktif, mudah ditempa dan dibentuk serta berwarna putih perak. Kasium bereaksi dengan air dan membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen. Di alam kalsium ditemukan dalam bentuk senyawa-senyawa seperti kalsium karbonat (CaCO3) dalam batu kalsit, pualam putih dan batu kapur, kalsium sulfat (CaSO4) dalam batu pualam putih atau gypsum, kalsium fluorida (CaF2) dalam fluorit, serta kalsium fosfat (Ca(PO4)2) dalam batuan fosfat dan silikat (Sunardi, 2007). Natrium, kalium, dan senyawa mereka memiliki banyak kegunaan yang dipilih contoh diberikan di sini. Natrium kalium paduan seperti yang digunakan sebagai pendingin pertukaran panas dalam reaktor nuklir. Yang utama yang digunakan Na-Pb paduan dalam produksi zat anti ketukan PbEt4, tetapi meningkatnya permintaan bahan bakar tanpa timbal ini membuat penurunan

penting. Aplikasi beragam senyawa na termasuk yang dalam, kaca kertas, kimia deterjen, dan logam (Sharpe, 2005). Sifat kimia kebanyakan logam adalah bersifat sebagai donor elektron dalam reaksi-reaksi. Ion-ion logam bisanya adalah ion positif. Ini berhubungan dengan rendahnya energi ionisasi atom logam dan fakta bahwa bisanya terdapat kurang dari empat elektron dalam tingkat energi terluarnya. Sifat fisika kebanyakan logam mencakup karakteristiknya seperti daya hantar jenis listrik dan daya hantar panasnya yang tinggi, serta permukaannya yang mengkilap (Bird, 1987). Sifat fisika logam menyatakan bahwa ikatan-ikatan valensi yang mengikat atom-atom satu sama lain bukanlah ikatan ion, juga bukan ikatan kovalen sederhana. Meskipun atom logam biasanya hanya mempunyai satu sampai empat elektron terluar, atom-atom itu mempunyai delapan atau dua belas tetangga

terdekat, artinya tersedia kurang dari satu elektron perikatan. Elektron valensi terbatas terbatas pada permukaan-permukaan energi tertentu, namun mereka mempunyai cukup kebebasan sehinnga mereka tidak terus menerus digunakan bersama oleh dua ion yang sama. Bila diberikan energi, elektron-elektron ini mudah diperoleh dari atom ke atom. Sistem ikatan ini unik bagi logam, dikenal sebagai ikatan logam (Bird, 1987). Dari sifat kimianya, atom-atom logam cenderung melepaskan satu elektron atau lebih bila berikatan atom bukan logam. Atom-atom bukan logam dalam ikatan ini memperlihatkan kecenderungan menarik satu elektron atau lebih. Dengan lepasnya elektron, akan dihasilkan ion positif (kation), dan yang menerima elektron menjadi ion negatif (anion). Ikatan logam dan bukan logam menghasilkan senyawa ion. Senyawa yang terbentuk dari penggabungan atom-atom bukan logam

satu sama lain mengikut sertakan pemakaian bersama elektron-elektron (sharing), yaitu tidak melepas atau menerima elektron. Senyawa-senyawa ini disebut senyawa kovalen (Petrucci, 1999). Aluminium dibuat dalam skala yang sangat besar, dari bauksit, Al2O3.nH2O (n=1-3). Aluminium dimurnikan dengan pelarutan dalam NaOh akua dan

diendapakan ulang sebagai Al(OH)3 dengan menggunakan CO2. Hasil dehidrasinya dilarutkan dalam larutan kryolit, dan lelehannya pada 800 0C sampai 1000 0C dielektrolisis. Aluminium adalah logam yang keras, kuat, dan berwarna putih. Meskipun sangat elektropositif, aluminium bagaimanapun juga tahan terhadap korosi karena lapiasan oksida yang kuat dan liat pada permukaannya. Lapaisanlapaisan oksida oksida yang tebal seringkali dilapiskan secara elektrolitik pada lauminium, yaitu paroses yang disebut anodasi; lapisan-lapisan yang segar dapat diwarnai dengan piklmen. Aluminium larut dalam asam mineral encer, tetapi dipasifkan oleh HNO3 pekat. Bila pengaruh perlindungan lapisan oksida dirusakkan, misalnya dengan penggoresan atau dengan amalgamasi, penyerangan dengan cepat meskipun oleh air sekalipun dapat terjadi. Logamnya mudah bereaksi oleh larutan NaOH panas, halogen, dan berbagai nonlogam (Cotton dan Wilkinson, 1989). Seng dan kadmium adalah logam-logam putih, mengkilap, namun mudah ternoda. Strukturnya berubah dari kemasan rapat heksagonal yang sangat baik dengan pemanjangan sepanjang seperenam sumbu. Baik Zn maupun Cd mudah bereaksi dengan asam bukan pengoksidasi, melepaskan H2 dan menghasilkan ion divalensi. Seng juga larut dalam basa kuat karena kemampuannya membentuk ion zinkat ( Cotton dan Wilkinson, 1989) Zn + 2OHZnO22- + H2

BAB III METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain serbuk logam Al, Fe, Zn, Ca, Mg, potongan Na, alkohol (etanol C2H5OH), indikator fenol ftalein (PP), akuades, serbuk iodin, tissue roll, sabun cair, kertas saring, dan korek api. 3.2 Alat Alat yang digunakan dalan percobaan ini yaitu pipet tetes, cawan petri, batang pengaduk, tabung reaksi, penjepit tabung, gelas ukur 10 ml, gelas kimia 50 mL, gelas kimia 250 mL, gunting, pinset, neraca analitik, sendok tanduk dan lampu spiritus. 3.3 Prosedur Percobaan 3.3.1 Prosedur untuk Sifat Oksidasi Reduksi Logam Pada mulanya disiapkan cawan petri yang bersih dan kering, ditimbang masing-masing 0,5 gram serbuk logam Al, Fe, Zn pada neraca analitik, kemudian serbuk iodin ditimbang sebanyak 1 gram sebanyak tiga kali penimbangan dengan berat yang sama. Dimasukkan masing-masing hasil timabangan serbuk logam kedalam cawan petri yang berbeda, serbuk Al, Fe, Zn tersebut dicampur dengan serbuk iodine. Diaduk kedua serbuk tersebut sampai merata. Kemudian dimasukkan air dengan menggunakan pipet tetes. Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat. 3.3.2 Prosedur untuk kereaktifan logam alkali

Disiapkan cawan petri yang bersih dan kering. Dimasukkan air ke dalam cawan petri. Diletakkan kertas saring di atas permukaan air (diusahakan agar kertas saring mengapung di permukaan). Ditambahkan beberapa tetes indikator PP. Diambil logam natrium dalam minyak tanah dengan menggunakan pinset, dan dipotong bagian kecil dari potongan natrium tersebut, kemudian diletakkan di atas kertas saring dalam cawan petri. Diamati perubahan yang terjadi. 3.3.3 Prosedur untuk kereaktifan logam alkali tanah Disiapkan 2 tabung reaksi. Dimasukkan 5 mL akuades. Ditambahkan logam Mg dan Ca. Kemudian ditambahkan beberapa tetes indicator PP dan diamati perubahannya. Tabung reaksi dipanasakan sambil digoyang-goyang agar panasnya merata. Diamati perubahan yang terjadi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan 4.1.1 Tabel Pengamatan Sifat Reduksi Oksidasi Logam Fe, AL dan Zn. Setelah dicampurkan iodine tidak bereaksi tidak bereaksi tidak bereaksi Reaksi hebat (H), sedang (S), dan lemah (L) S H S

No 1. 2. 3.

Logam Aluminium Besi Seng

Setelah ditambahkan air

Warna uap

bereaksi bereaksi bereaksi

Ungu -

4.1.2 Tabel Pengamatan Sifat Kereaktifan Logam Alkali Tanah No. Logam Timbul gelembung gas 1. 2 Magnesium Kalsium Setelah dipanaskan timbul gas Ada Ada Reaksi hebat (H), sedang(S), dan lemah (L) S S Pink Pink Warna larutan

4.1.3 Tabel Pengamatan Sifat Kereaktifan Logam Alkali No Logam Perubahan yang terjadi 1. Natrium Timbul api dan ledakan kecil Reaksi hebat (H), sedang (S), dan lemah (L) H Warna larutan Ungu

4.2 Reaksi I. Al(s) + 2 I2(S) Fe(s) + 2 I2(s) Zn(s) + 2 I2(s)

H2O H2O H2O

AlI3(aq) + H2O(l) + I-(g) FeI2(aq) + H2O(l) + 2 I-(g) ZnI2(aq) + H2O(l) + 2 I-(g) Mg(OH)2(aq) + H2(g) Ca(OH)2(aq) + H2(g) 2NaOH(aq) + H2(g)

II. Mg(s) + 2H2O(l) Ca(s) + 2H2O III. 2Na(s) + 2H2O(l)

4.3 Pembahasan Reaksi logam merupakan reaksi yang melibatkan peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. Logam dalam reaksinya lebih cenderung bermuatan positif, selain itu logam yang mengalami reduksi akan mengalami penurunan bilangan oksidasi begitu pula sebaliknya. Reaksi logam baik logam alkali maupun alkali tanah bereaksi cepat dengan air membentuk logam hidroksida dan cenderung bersifat basa. Namun, alkali tanah lebih basa disbanding alkali tanah. Logam Na bereaksi dengan air membentuk NaOH dan gas H2, tetapi tidak bereaksi dengan minyak tanah yang bersifat nonpolar.Pada Percobaan penentuan sifat daya reduksi oksidasi logam, dilakukan langkah-angkah prcobaan yaitu disiapkan cawan petri yang bersih dan kering. Kemudian dimasukkan serbuk seng, besi dan aluminium yang telah ditimbang sebelumnya, ke dalam cawan petri dan kemudian ditambahkan dengan serbuk iodin padat. Lalu diaduk kedua serbuk tersebut sampai campuran merata dengan batang pengaduk. Dalam keadaan kering logam-logam di

atas tidak bereaksi dengan serbuk logam iodin. Hal ini disebabkan karena pada saat direaksikan masing-masing logam memiliki bilangan oksidasi nol. Sehingga tidak memungkinkan terjadinya pertukaran ion untuk saling membentuk ikatan antar logam. Perlakuan yang diberikan selanjutnya agar logam tersebut dapat bereaksi yaitu dengan penambahan sedikit air agar terjadi pertukaran ion. Sebelum pencampuran dilkukan pertama-tama dimasukkan ke dalam cawan petri adalah logam (Al, Fe dan Zn) lalu kemudian ditambahkan dengan iodin dengan alasan bahwa iodin sangat mudah bereaksi dengan uap air sehingga logam yang pertama kali dicampurkan, bertujuan untuk menghindari reaksi antara iodin dan uap air. Sesuai dengan percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa, penambahan air ke dalam cawan petri yang berisi serbuk Alumunium dengan serbuk iodin akan mengalami reaksi yang sama pada besi dan seng yang ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi ungu. Namun disini aluminium memiliki daya oksidasi reduksi yang lebih besar dibanding dengan campuran logam besi dan zeng. Sehingga dapat diurutan sifat oksidasi reduksi dari logam-logam tersebut adalah dimulai dari Al > Fe > Zn. Hal ini juga dapat dilelaskan secara detil dalam Table periodik, dimana logam Al berada pada periode 3 sedangkan logam-logam yang lain berada pada periode 4, dan seperti yang kita ketahui bahwa unsur-unsur periode 3 memiliki bilangan oksidasi 3+ dan jari-jari atom yang lebih kecil sehingga lebih mudah bereaksi dengan iodin dan air. Penentuan kereaktifan logam alkali tanah dilakukan dengan menyiapkan 2 tabung reaksi yang bersih dan kering. Kemudian diisikan dengan 5 mL akuades ke dalam masing-masing tabung, kemudian logam Mg dan Ca dimasukan ke dalam tabung reaksi tersebut. Kemudian ditambahkan beberapa tetes indikator PP,

sebelum dipanaskan tidak terjadi perubahan yang nampak dari kedua larutan logam tersebut dan setelah dipanaskan terdapat gelembung gas, tujuan pemanasan ini adalah untuk mempercepat reaksi dari larutan tersebut. Hal ini dikarenakan logam Mg dan Ca sangat sulit bereaksi dengan air sehingga harus diberi tekanan dengan cara memanaskan agar reaksi dapat terjadi. Sebagai hasil reaksinya yaitu Mg(OH)2 dan Ca(OH)2. Penentuan kereaktifan logam Na berbeda dengan penentuan kereaktifan logam Mg dan Ca, dimana pada penentuan kereaktifan logam Na ini dilakukan dengan cara, mula-mula air dimasukkan ke dalam cawan petri dan kemudian diletakkan kertas saring atas permukaan air tersebut. Setelah itu, diambil potongan kecil logam natrium dalam larutan minyak tanah dengan menggunakan pinset, lalu logam natrium tersebut dipotong, kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri. Hal ini dilakukan karena logam natrium sangat reaktif dengan air sehingga perlu digunakan kertas saring yang diletakkan di atas permukaan air agar logam natrium tidak semuanya langsung terkena air. Jadi reaksi dapat berlangsung sedikit lambat, dan juga reaksi yang dihasilkan tergantung pada skala Na yang digunakan, semakin besar skala Na yang digunakan maka nyala api dan ledakan yang dihasilkan akan semakin besar dan setelah ditambahkan dengan indikator PP maka reaksi tidak berlangsung dan memberikan warna ungu. Baik logam Na, Mg, maupun Ca bila bereaksi dengan air akan membentuk senyawa hidroksida yang bersifat sangat basa. Reaksinya ditandai dengan berubahnya warna larutan menjadi ungu bila dicampurkan dengan indikator PP Dilihat dari cara mereaksikannya dan kepekatan warna ungu yang dihasilkan maka urutan kereaktifannya dimulai dari Na> Ca> Mg. Natrium lebih menghasilkan warna ungu yang pekat dari pada kalsium dan magnesium, dan lebih

cepat bereaksi dengan air. Kita juga dapat membandingkannya dengan jari-jari atomnya. Na dan Mg berada pada periode yang sama yaitu periode 3, hal ini menunjukkan kalau jari-jari atom Na lebih besar daripada Mg, seperti yang kita ketahui bersama kalau jari-jari bertambah kecil dari kiri ke kanan dalam satu periode. Karena jari-jari dari Na yang besar maka daya tarik ke inti juga kecil sehingga satu elektron terluarnya lebih mudah lepas. Dibandingkan dengan Mg yang memliki jari-jari atom yang lebih kecil karena daya tarik ke inti yang besar sehingga dua elektron terluarnya agak sulit lepas pada kondisi biasa kecuali dengan sedikit tekanan. Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil yang didapatkan secara praktikum sama dengan teori, ini menandakan bahwa percoabaan berhasil dilakukan karena hasil yang diperoleh sesuai dengan teori yang ada sesuai dengan penjelasan-penjelasan di atas.

BAB I PENDAHULUAN ` 1.1 Latar Belakang Di permukaan bumi ini kehidupan manusia tidak lepas dari perabot-perbot yang terbuat dari logam. Msalnya peralatan rumah tangga, kendaraan, dan berbagai kebutuhan lainnya yang dapat digunakan dalam jangka panjang. Namun, mereka tidak tahu atau kurang mengetahui mengenai logam yang mereka gunakan. Di muka bumi ini lebih dari seratus unsur, kira-kira tiga perempatnya dikelompokkan sebagai logam, meskipun logam-logam ini sangat beraneka ragam sifatnya namun, terdapat beberapa sifat khas yang mempersatukannya, baik itu sifat kimia maupun sifat fisiknya, yang membedakan mereka dari unsur-unsur yang lain. Dari semua logam yang ada di bumi ini memeiliki sifat yang hampir sama dari suatu logam lainnya. Hal ini dapat diketahui dengan banyak cara dan salah satu diantaranya adalah dengan mereaksikannya dengan beberapa pereaksi tertentu dimana reaksi yang biasa terjadi di dalamnya adalah reaksi reduksi- oksidasi. Reaksi reduksi-oksidasi dapat terjadi sebab adanya sifat dari logam yang disebut elektronegatifitas dimana ada yang dapat menarik elektron dan melepas elektron, sehingga dalam reaksi redoks terjadi kenaikan dan penurunan jumlah bilangan yang disebut bilangan oksidasi. Maka untuk mengetahui dan mempelajari lebih lanjut reaksi yang terjadi pada logam, percobaan tentang reaksi logam perlu untuk dilakukan dengan tujuan untuk memahami reaksi redoks yang terjadi pada logam. Selain itu, dapat mengetahui dan mempelajari kereaktifannya terhadap air dan pereaksi lain.

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan 1.2.1 Maksud Percobaan Maksud dari percobaan ini adalah untuk mempelajari sifat reduksi dan oksidasi dari beberapa logam serta sifat kereaktifan logam alkali dan alkali tanah. 1.2.2 Tujuan Percobaan Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu, 1. Mengetahui sifat reduksi-oksidasi dari logam Al, Fe, dan Zn dengan iodin. 2. Mengetahui sifat kereaktifan logam alkali (Na), dan alkali tanah (Mg dan Ca) dalam air. 1.3 Prinsip Percobaan Prinsip dari percobaan ini yaitu sifat reduksi oksidasi logam ditentukan dengan mereaksikan serbuk Al, Fe dan Zn, dengan serbuk iodin dan ditetesi air. Untuk kereaktifan logam alkali dengan mereaksikan logam natrium dengan air yang diberi perlakuan (kertas saring diletakkan pada permukaan air dalam cawan petri). Sedangkan untuk kereaktifan logam alkali tanah dengan mereaksikan logam magnesium dengan air yang diberi perlakuan dengan cara pemanasan. 1.4 Manfaat Percobaan Melalui percobaan ini kita dapat mengetahui dan membandingkan kecepatan reaksi dari setiap logam bila ditambahkan dengan iodin dan aquadest. Selain itu kita juga dapat membandingkan kereaktifan dari logam alkali dan alkali tanah dengan mencampurkan air pada logam-logam tersebut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Dari hasil percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa urutan sifat reduksi oksidasi logam-logam Al, Fe dan Zn adalah Al > Zn> Fe. Sementara untuk sifat kereaktifannya, logam alkali jauh lebih reaktif dibandingkan dengan logam alkali tanah. 5.2 Saran 5.2.1 Praktikum Sebaiknya logam yang dipraktekkan tidak hanya natrium tetapi logam alkali yang lain agar dapat dibandingkan kereaktifannya. Begitu pun dengan logam alkali tanah serta logam-logam yang lainnya agar praktikan dapat lebih memahami tentang percobaan ini, selain itu, logam Cu juga sebaiknya di sediakan juga. 5.2.2 Laboratorium Sebaiknya alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan yang bersih agar kesalahan dalam praktikum dapat diminimalisir sekaligus data yang diperoleh lebih mendekati referensi yang telah ada.

DAFTAR PUSTAKA

Bird, Tony., 1987, Kimia Fisik Untuk Universitas, Gramedia, Jakarta. Cotton, F. A. dan Wilkinson, G., 1989, Kimia Anorganik Dasar, diterjemahkan oleh Suharto. S. Dan Koestor, Y., UI Press, Jakarta. Petrucci, R.H., 1999, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Penerbit Erlangga, Jakarta. Sharpe, A. G., and Housecroft, C.E., 2005, Inorganic Chemistry, Pearson, London. Sunardi, 2007, 116 Unsur Kimia , CP Yrama Widya, Bandung.

LEMBAR PENGESAHAN

Makassar, 14 Oktober 2011 Asisten Praktikan

( ADIMAN, S.Si)

( SYARIFUDDIN )

BAGAN KERJA
A. Daya reduksi logam atas iodin logam Zn Logam Fe logam Al Logam Cu

Dimasukkan ke dalam cawan petri yang bersih dan kering

Dicampurkan dengan iodin padat Diaduk dengan batang pengaduk sampai campuran merata

Ditambahkan air dengan menggunakan pipet tetes

Diamati reaksi yang terjadi

Hasil

B. Sifat reaksi logam alkali dengan air Logam Natrium (Na) Hasil C. Sifat reaksi logam alkali tanah dengan air Logam Mg Logam Ca Diambil menggunakan pinset dan dikeringkan dengan kertas tissu Diletakkan di atas kertas saring dalam cawan petri yang berisi air Diamati reaksi yang terjadi Ditambahkan larutan indikator fenol ftalein (PP) Diamati warna larutan yang terbentuk

Dimasukkan ke dalam sebuah tabung reaksi Ditambahkan 5 mL akuades Diamati yang terjadi pada tabung reaksi Tabung reaksi dipanaskan di atas nyala pembakar sambil digoyang-goyang agar panas merata

Hasil

Diamati perubahan dalam tabung reaksi Ditambahkan larutan indikator PP Diamati warna larutan yang terbentuk

You might also like