You are on page 1of 36

Asas dan Sistem Hukum

Oleh :

Soemali

Asas Hukum
Setiap perundang-undangan yang dibuat selalu didasari sejumlah asas atau prinsip dasar. Kata asas ialah dasar atau alas (an), sedang kata prinsip merupakan sino-nimnya (Wojowasito, 1972:17 dan 227) Asas hukum merupakan fondasi suatu perundang-undangan. Bila asas tersebut dikesampingkan, maka bangunan undangundang dan segenap peraturan pelaksananya akan runtuh.

Lanjut
Sudikno Mertokusumo (1996:5-6), memberikan pandangan asas hukum sebagai berikut : bahwa asas hukum bukan merupakan hukum kongkrit, melainkan merupakan pikiran dasar yang umum dan abstrak, atau merupakan latar belakang peraturan kongkrit yang terdapat di dalam dan di belakang, setiap sistem hukum. Hal ini terjelma dalam peraturan perundangundangan dan putusan hakim yang merupakan hukum positif dan dapat diketemukan dengan mencari sifat-sifat atau ciri-ciri yang umum dalam peraturan kongkrit tersebut.

Lanjut
Satjipto Rahardjo (1986:87)menyatakan asas hukum, bukan peraturan hukum. Namun, tidak ada hukum yang bisa dipahami tanpa mengetahui asas-asas hukum yang ada di dalamnya. Karena asas hukum ini memberi makna etis kepada peraturan-peraturan hukum dan tata hukum. Beliau, selanjutnya mengibaratkan asas hukum sebagai jantung peraturan hukum atas dasar 2 (dua) alasan :

Lanjut
1. Asas hukum merupakan landasan yang paling luas bagi lahirnya sebuah peraturan hukum. Ini berarti penerapan peraturanperaturan hukum itu bisa dikembalikan kepada asas hukum. 2. Asas hukum karena mengandung tuntutan etis, maka asas hukum diibaratkan sebagai jembatan antara peraturan-peraturan hukum dengan cita-cita sosial dan pandangan etis masyarakatnya.

Lanjut
Sudikno Mertokusumo, menyatakan bahwa tak semua asas yang tertuang dalam peraturan atau pasal yang kongkrit. Alasannya, adanya rujukan pada asas Nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenali ( Tiada suatu peristiwa dipidana, kecuali atas dasar peraturan perundang-undangan pidana yang mendahulukannya ), dan asas praduga tak bersalah (presumption of innocence).

Lanjut
Sudikno Mertokusumo menyatakan bahwa asas hukum tak hanya mempengaruhi hukum positif, namun dalam banyak hal tak menutup kemungkinan asas hukum itu dapat membentuk sistem checks and balance. Dalam artian asas hukum itu sering menunjukkan pada kaidah yang berlawanan. Hal itu menunjukkan adanya sifat saling mengendalikan dan membatasi, yang akan menciptakan keseimbangan.

Lanjut
Fuller menyatakan bahwa dengan merujuk pada asas-asas hukum digunakan dalam menilai ada tidaknya suatu sistem hukum. Satjipto Rahardjo, menyatakan bahwa asas-asas hukum itu tak hanya sekadar persyaratan adanya suatu sistem hukum, melainkan merupakan pengklasifikasian sistem hukum yang mengandung suatu moralitas tertentu.

Lanjut
Asas-asas hukum (principles of legality) menurut Fuller adalah sebagai berikut : 1. Suatu sistem hukum harus mengandung peraturan-peraturan yang dimaksud di sini adalah bahwa ia tidak boleh mengandung sekedar keputusan- keputusan yang bersifat ad hoc; 2. Peraturan-peraturan yang telah dibuat itu harus diumumkan; 3. Tidak boleh ada peraturan yang berlaku surut, oleh karena apabila yang demikian itu tidak ditolak, maka peraturan itu tidak bisa dipakai untuk

Lanjut
menjadi pedoman tingkah laku; membolehkan pengaturan yang berlaku surut berarti merusak integritas peraturan yang ditujukan untuk berlaku bagi waktu yang akan datang; 4. Peraturan-peraturan harus disusun dalam rumusan yang bisa dimengerti; 5. Suatu sistem tidak boleh mengandung peraturan-peraturan yang bertentangan satu sama lain;

Lanjut
6. Peraturan-peraturan tidak boleh mengandung tuntutan yang melebihi apa yang dapat dilakukan; 7. Tidak boleh ada kebiasaan untuk sering mengubah peraturan, sehingga menyebabkan orang akan kehilangan orientasi; 8. Harus ada kecocokan antara peraturan yang diundangkan dengan pelaksanaan sehari-hari.

Sistem Hukum
Istilah sistem berasal dari perkataan systema, dalam bahasa Latin-Yunani, artinya keseluruhan yang terdiri bermacammacam bagian. Secara umum sistem didifinisikan sebagai sekumpulan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu di dalam lingkungan yang kompleks.

Lanjut
Sunaryati Hartono (1991:56) memberikan pengertian sistem adalah sesuatu yang terdiri dari sejunlah unsur atau komponen yang selalu pengaruh mempengaruhi dan terkait satu sama lain oleh satu atau beberapa asas. Agar supaya berbagai unsur itu merupakan kesatuan yang terpadu, maka dibutuhkan organisasi.

Lanjut
Unsur-unsur sistem : 1. Elemen-elemen atau bagian-bagian; 2. Adanya interaksi atau hubungan antara elemen-elemen; 3. Adanya sesuatu yang mengikat elemenelemen (bagian-bagian) tersebut menjadi suatu kesatuan; 4. Terdapat tujuan bersama sebagai hasil akhir; 5. Berada dalam suatu lingkungan yang komplek;

Lanjut
Sistem hukum adalah suatu susunan atau tatanan yang diatur, suatu keseluruhan terdiri atas bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain, tersusun menurut suatu rencana atau pola, hasil dari suatu pemikiran, untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem hukum mencakup bagian-bagian yang dapat disebut sebagai subsistem.

Lanjut
Subsistem hukum lebih tepat disebut sebagai inter subsistem, karena hukum mengatur bidang-bidang tertentu masing-masing subsistem lainnya. Intersubsisten hukum mencakup bagian-bagian yang saling berkaitan secara fungsional. Bagian-bagian itu adalah : 1. Struktur Hukum 2. Substansi Hukum 3. Budaya Hukum

Lanjut
Struktur hukum merupakan lembaga-lembaga hukum yang saling berkaitan dan berproses dalam hubungan timbal balik. Lembaga hukum antara lain kepolisian, kejaksaan, pengadilan, advokat, komisi pemberantas korupsi, lembaga pemasyarakatan dan lainnya. Substansi hukum adalah kaidah-kaidah hukum dan sikap tindak hukum yang teratur maupun yang unik.

Lanjut
Budaya hukum mencakup pengertian yang diberikan pada hukum oleh masyarakat, bidang-bidang tata hukum inter subsistem hukum, pengertian dasar, nilai-nilai yang berpasangan.

Asas Perlindungan Konsumen


Perlindungan konsumen berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan, dan keselamatan konsumen serta kepastian hukum (Pasal 2). Perlindungan konsumen diselenggarakan sebagai usaha bersama berdasarkan 5 (lima) asas, yaitu 1. Asas manfaat 2. Asas keadilan

Lanjut
3. Asas Keseimbangan 4. Asas Keamanan 5. Asas Kepastian Hukum

Lanjut
Gustav Radbruch menyebut keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum sebagai tiga dasar hukum atau tiga nilai hukum, yang dipersamakan dengan asas hukum. Friedman menyebutkan bahwa In terms of law, justice will be judged as law trends people and how is distributes its benefits and cost. Beliau juga menyatakan Every function of law, general or specific, is

Lanjut
Keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum sebagai asas hukum menjadi rujukan pertama baik dalam perundangundangan maupun dalam berbagai aktifitas perlindungan konsumen. Keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum sebagai tujuan hukum. Ketiga asas ini, asas yang prioritas pertama jatuh pada keadilan, baru kemanfaatan, dan terakhir kepastian

Lanjut
Asas manfaat dimaksudkan untuk mengamanatkan bahwa segala upaya dalam menyelenggarakan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat sebesarbesarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan. Asas keadilan dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usa-

Lanjut
Asas keseimbangan dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti materiil dan spiritual. Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian dan

Lanjut
Asas kepastian hukum dimaksudkan agar pelaku usaha maupun konsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam menyelenggarakan perlindungan konsumen serta negara menjamin kepastian hukum. Kelima asas bila diperhatikan substansinya dibagi dalam 3 (tiga) asas, yaitu asas kemanfaatan, keadilan dan kepastian hukum.

Tujuan Perlindungan Konsumen


1. meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri; 2. mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari akses negatif pemakaian barang dan/atau jasa; 3. meningkatkan pemberdayaan konsumen dalammemilih, menentukan, dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen;

Lanjut
4. menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi; 5. menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha;

Lanjut
6. meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha pelaku usaha barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila kesadaran hukum dan ketaatan hukum dan efektifitas perundang-undangan dapat dilaksanakan.

Sistem Hukum Perlindungan Konsumen


Sistem Hukum Nasional 1.Sistem Hukum Perdata (Civil Law System) 2. Sistem Hukum Pidana(Criminal Justice System) 3.Sistem Hukum Tata Negara (Administrative Law)

Lanjut
Sistem Hukum Perdata 1. Sistem Hukum keluarga 2. Sistem Hukum Benda 3. Sistem Hukum Perikatan Sistem Hukum Perikatan 1. Perikatan karena Perjanjian 2. Perikatan karena Undang-Undang

Lanjut
Perikatan karena Perjanjian 1. Keabsahan Perjanjian 2. Pemenuhan Perjanjian 3.Pelaksanaan Perjanjian Keabsahan Perjanjian 1. Tipu 2. Ancaman 3.Penyalahgunaan Keadaan

Lanjut
Pemenuhan Perjanjian 1. Wanprestasi 2. Perbuatan Melanggar Hukum 3. Force Mayeure Pelaksanaan Perjanjian 1. Perbuatan Melanggar Hukum 2. Force Mayeure Perikatan karena Undang-Undang 1. Perbuatan Melanggar Hukum

Lanjut
Sebelum ada UU Perlindungan Konsumen - Perlindungan konsumen tidak dilihat sebagai sebuah sistem. - Norma-norma hukum masih tersebar dalamberbagai istrumen hukum pokok. - Norma-norma hukum yang tersebar memerlukan penafsiran. - Norma-norma hukum berupa norma hukum sektoral.

Lanjut
Berlakunya UU 8 Tahun 1999 - Menempatkan perlindungan konsumen ke dalam koridor sistem hukum perlindungan konsumen. - Undang-undang Perlindungan Konsumen menjadi landasan hukum yang kuat bagi pemerintah, LPKSM, dalam pemberdayaan konsumen melalui pembinaan dan pendidikan konsumen.

Lanjut
- Undang-undang Perlindungan Konsumen merupakan payung yang mengintegrasikan dan memperkuat penegakan hukum di bidang perlindungan konsumen. Undang-undang Perlindungan Konsumen merupakan peraturan khusus terhadap peraturan perundang-undang yang sebelumnya telah ada.

Lanjut
Pasal 64 menyatakan bahwa segala ketentuan perauturan perundang-undangan yang bertujuan melindungi konsumen yang telah ada pada saat undang-undang ini diundangkan dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak diatur secara khusus dan/atau tidak bertentangan dengan ketentuan dalam undang-undang ini. Alhamdulillah, semoga dipahami dengan ikhlas. Amin

You might also like