You are on page 1of 6

Modul Kimia Kelas 7 BAB 1 ASAM, BASA, DAN GARAM

A. Asam, basa, dan garam dalam kehidupan sehari-hari Konsep asam basa ternyata juga sangat dekat dengan kehidupan kita seharihari. Dalam banyak hal kita sudah sering mendengar kata asam terucap ketika membicarakan makanan misalnya. Sementara untuk basa memang kata ini agak jarang terdengar di kehidupan kita sehari-hari. Jadi sebenarnya asam dan basa memang tidak terlalu asing di telinga kita. Akan tetapi memang asam dalam kimia tidak sepenuhnya sama seperti yang sering kita dengan dalam kehidupan sehari-hari. Jeruk sangat jelas merupakan salah satu asam karena memang ada sebagian jeruk yang rasanya asam. Sementara basa kita mengenalnya mungkin ketika membicarakan sabun, walaupun tidak semua orang sering membicarakan sabun tersebut. Sementara garam merupakan senyawa / spesi yang terdiri dari zat penyusun asam dan penyusun basa. Penguraian asam dan basa yang dilarutkan di dalam air akan menghasilkan spesi yang jika bergabung akan membentuk garam. garam dapur merupakan contoh yang peling mudah kita temui sehari-hari. Garam juga dapat terbentuk dari reaksi asam dan basa seperti pada contoh berikut ini. HCl + NaOH NaCl + H2O Asam + Basa Garam + Air

Berikut merupakan contoh-contoh yang termasuk asam. 1. Jus jeruk 2. Cuka 3. Air aki 4. Air hujan 5. Kuah empek-empek dll Berikut merupakan contoh-contoh yang termasuk basa. 1. Sabun 2. Deterjen 3. Pupuk NPK 4. Tablet obat penyakit maag 5. Soda api dll Baik asam maupun basa memang sebenarnya tidak terlalu asing bagi kita. Hanya kadang kita tidak sadar bahwa itu termasuk asam dan basa. Sebaliknya kadang kita langsung menjadi taku atau ngeri ketika mendengar kata asam atau basa. B. Teori Asam Basa Terdapat paling tidak 3 teori asam-basa yang akan dipelajari, Teori Arhenius, Brownsted-Lowry, dan Lewis. Akan tetapi pada praktiknya teori Arhenius yang biasanya paling sering digunakan. Baik teori dari Arhenius, Bronsted-Lowry, maupun Lewis masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dengan

segala kelebihan dan kekurangan yang ada, maka penggunaan teori tersebut juga dalam konteks yang berbeda-beda pula. 1. Teori Arhenius Teori asam-basa Arhenius banyak digunakan pada bahan-bahan yang menggunakan pelarut air. Teori ini sangat tergantung pada pelarut yang digunakan, yaitu air karena teori ini lebih menitik beratkan terbentuknya ion H+ dan ion OHpada suatu reaksi kimia. Baik ion H+ maupun ion OH- keduanya merupakan penyusun molekul air (H2O). Secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut. Asam + H2O dilepaskan ion H+ Basa + H2O dilepaskan ion OH-

Pada gambar di atas dapat kita lihat, suat zat dikatakan asam apabila reaksinya dengan air (H2O) menghasilkan ion H+, sementara suatu zat dikatakan bersifat basa apabila reaksinya dengan air menghasilan ion OH-. Kelemahan teori asam basa arhenius adalah tidak dapat digunakan untuk pelarut yang bukan air. Hal ini kemudian membuat para ilmuwan berusaha mencari konsep asam-basa yang lebih baik lagi. 2. Teori Bronsted-Lowry Pada teori asam-basa Brosted-Lowry ini sifat asam atau basa suatu zat lebih dipengaruhi oleh proton yang terlibat pada reaksi yang menyertai. Dalam hal ini proton adalah ion H+. Spesi yang menerima proton disebut dengan akseptor proton sedangkan spesi yang melepas proton disebut dengan donor proton. Definisi asam menurut terori Bronsted-Lowry asam adalah spesi yang melepaskan protonnya (donor proton). Sementara definisi basa menurut teori ini adalah spesi yang menerima proton (akseptor proton). Jadi dalam suatu reaksi kimia yang bersifat reversible (dapat balik) terdapat spesi yang bertindak sebagai asam dan spesi yang bertindak sebagai basa. CH3COOH (aq) + H2O (l) H3O+ (aq) + CH3COO- (aq) Ket. CH3COOH di kiri berubah menjadi CH3COO- di kanan, artinya melepaskan proton atau satu ion H+ H2O di kiri berubah menjadi H3O+ di kanan, artinya mendapatkan proton atau satu ion H+

Dari keterangan di atas jelas terlihat bahwa CH3COOH bertindak sebagai asam karena ia berubah menjadi CH3COO- (melepaskan proton). Ketika CH3COOH dikatakan bertindak sebgai asam, maka CH3COO- dikatakan sebagai basa konjugasinya. CH3COOH dan CH3COO- desebut sebagai pasangan asam basa konjugasi. Sementara H2O bertindak sebagai basa karena ia berubah menjadi H3O+ (menerima proton). Di sini H2O dan H3O+ juga disebut sebagai pasangan asam basa konjugasi. 3. Teori Lewis Teori asam basa menurut Lewis ini lebih menitik beratkan pada tersedianya pasangan elektron bebas atau orbital kosong untuk ditempati oleh pasangan elektron bebas dari spesi yang lain. Mengingat untuk dapat memahami konsep asam basa Lewis membutuhkan pemahaman dasar atas orbital dan elektron bebas maka hal ini tidak akan dibahasa pada kelas 7 SMP.

C. Indikator Asam Basa Untuk meunjukkan kadar keasaman atau kebasaan suatu zat digunakan sebuah indikator asam-basa. Ada beberapa jenis indikator yang biasa digunakan untuk keperluan laboratorium. Diantaranya adalah kertas lakmus merah dan lakmus biru. Kertas lakmus merah akan berubah warnanya menjadi biru jika terkena zat yang bersifat basa. Sebaliknya lakmus biru akan berubah menjadi warnanya menjadi merah jika terkena zat yang bersifat asam. Kertas lakmus merupakan satu diantara sekian banyak indikator asam basa yang biasa digunakan di laboratorium. Di samping kertas lakmus ada beberapa jenis indikator lagi yang biasa digunakan seperti indikator universal, larutan phenolptalein (pp), bromtimol biru (btb), metil merah (mm), dll. Diantara sekian banyak indikator buatan tersebut terdapat pula indikator alami yang disediakan oleh alam. Bunga sepatu contohnya. Selain menggunakan indikator asam-basa kadar keasaman dapat juga diukur menggunakan pH meter. Dalam hal ini pH adalah derajat keasaman suatu zat. Suatu zat dikatakan bersifat asam ketika pH yang dimiliki kurang dari 7 dan bersifat basa ketikan pH yang dimiliki lebih dari 7. Suatu zat yang bersifat netral adalah yang memiliki pH 7.

BAB 2 UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN

A. Nama dan Lambang Unsur Kimia Berbagai macam unsur kimia yang ada di sekitar kita, tentunya akan sangat sulit membedakan satu dengan yang lainnya jika kita tidak melakukan penamaan pada semua unsur tersebut. Belum lagi dengan banyaknya unsur yang memiliki kemiripan sifat antara satu dengan yang lainnya, hal itu akan menyulitkan kita dalam memilih dan menggunakan unsur kimia. Untuk itulah dilakukan penamaan pada berbagai unsur kimia tersebut. Sebenarnya upaya penamaan ini telah dilakukan sejak jaman dahulu, seperti telah kita ketahui ada pembagian antara unsur api, unsur tanah, unsur air, dan unsur udara oleh bangsa Mesir kuno. Ini juga merupakan upaya untuk melakukukan penamaan terhadap unsur-unsur yang ada. Pada kesempatan kali ini, penamaan unsur yang akan dibahas adalah unsurunsur kimia yang telah diketahui sampai saat ini. Kurang lebih ada 108 unsur yang telah diketahui sampai dengan saat ini yang terdiri dari unsur buatan maupun unsur yang memang sudah tersedia di alam (alami). Mengenai penamaan dan penulisan lambang unsur-unsur kimia yang ada sudah diatur dan disepakati oleh para ilmuwan kimia yang ada di dalam organisasi IUPAC (International Union of Pured and Applied Chemistry). Untuk penulisan lambang unsur kimia. Untuk penulisan lambang unsur kimia yang menggunakan hanya satu huruf, maka digunakan huruf kapital. Sedangkan unsur kimia yang penulisan lambangnya menggunakan 2 huruf, maka huruf pertama menggunakan huruf kapital dan huruf kedua menggunakan huruf kecil. Berikut merupakan contoh penulisan lambang unsur kimia. Oksigen (O 2); Kalium (K); kalsium (Ca); Seng (Zn); Argentum (Ag); karbon (C); Hidrogen (H2); dll. B. Unsur, Senyawa, dan Campuran Unsur merupakan zat tunggal yang tidak dapat dibagi lagi secara reaksi kimia biasa. Partikel penyusun unsur dapat berupa atom dapat pula berupa molekul. Sebelumnya perlu diketahui pula atom adalah bagian terkecil dari suatu zat yang tidak dapat dibagi lagi. Senyawa adalah gabungan dari beberapa unsur yang membentuk zat baru dengan sifat yang berbeda dengan zat penyusunnya. Partikel penyusun dari senyawa berupa molekul yang terdiri dari beberapa atom. Perlu ditekankan di sini bahwa sifat dari sebuah senyawa haruslah berbeda dengan sifat dari unsur-unsur penyusunnya. Sebagai contoh adalah senyawa air (H2O) yang terdiri dari unsur H (Hidrogen) dan unsur O (Oksigen). Baik unsur H maupun unsur O keduanya merupakan zat yang sangat mudah terbakar, bahkan oksigen dapat dikatakan sebagai bahan bakarnya api. Sementara air yang merupakan gabungan dari kedua unsur tersebut bersifat dapat memadamkan api, di sinilah terletak perbedaan yang jelas antara sifat-sifat unsur dengan senyawa yang dibentuknya. Sementara campuran merupakan gabungan dari beberapa senyawa yang membentuk spesi tersendiri. Campuran terbagi atas dua macam, campuran yang homogen dan campuran yang heterogen. Campuran yang homogen maksudnya adalah campuran yang penyusun-penyusunnya sudah tidak dapat dibedakan lagi. Lebih jauh tentang hal ini dapat dilihat pada bagan klasifikasi materi di bagian berikutnya.

C. Klasifikasi Materi Berikut merupakan bagan klasifikasi materi sederhana yang dapat disampaikan pada kesempatan ini. Homogen (Larutan) Campuran

Heterogen (Koloid dan Suspensi) Zat Unsur

Zat Murni (Zat Tunggal) Senyawa

Dari bagan di atas dapat kita lihat bahwa senyawa termasuk ke dalam zat tunggal, padahal di bagian sebelumnya kita ketahui bahwa senyawa adalah gabungan dari beberapa unsur. Hal ini dapat dijelaskan bahwa senyawa sudah memiliki sifat-sifat yang sangat berbeda dengan unsur-unsur penyusunnya. Sehingga secara kimia senyawa adalah suatu yang berbeda dengan unsur penyusun sebelumnya.

BAB 3 SIFAT FISIKA DAN SIFAT KIMIA

A. Pendahuluan Semua benda yang kita temui memiliki sifat. Pada kesempatan ini, berbagai macam sifat benda tersebut akan kita kelompokkan menjadi 2 yaitu sifat kimia dan sifat fisika. Mungkin agak membingungkan, apa yang dimaksud dengan sifat fisika dan sifat kimia itu, karena yang kita ketahui Fisika dan Kimia adalah nama bidang studi atau mata pelajaran. Pada kesempatan inilah akan terjawab kenapa sifat itu dinamakan sifat Fisika dan Kimia. Jika kita mendengar kata kimia mungkin kita akan menghubungkan dengan berbagai reaksi kimia yang dalam banyak kesempatan kita hanya mendengar bahaya dan hal buruk yang ditimbulkan B. Sifat Fisika C. Sifat Kimia

You might also like