You are on page 1of 48

VI.21.

SEJARAH AWAL PENYUSUNAN DAN PEMBAKUAN HUKUM ISLAM

oleh Nurcholish Madjid

Dalam bidang fiqh seperti juga dalam bidang-bidang yang lain masa Tabi'in adalah masa peralihan dari masa sahabat Nabi dan masa tampilnya imam-imam madzhab. Di satu pihak masa itu bisa disebut sebagai kelanjutan wajar masa sahabat Nabi, di lain pihak pada masa itu juga mulai disaksikan munculnya tokoh-tokoh dengan sikap yang secara nisbi lebih mandiri, dengan penampilan kesarjanaan di bidang keahlian yang lebih mengarah pada spesialisasi. Yang disebut "para pengikut" (makna kata Tabi'in) ialah kaum Muslim generasi kedua (mereka menjadi Muslim ditangan para Sahabat Nabi). Dalam pandangan keagamaan banyak ulama masa Tabi'in itu, bersama dengan masa para Sahabat sebelumnya dan masa Tabi'in al-Tabi'in ("para pengikut dari para pengikut" yakni, kaum Muslim generasi ketiga), dianggap sebagai masa-masa paling otentik dalam sejarah Islam, dan ketiga masa itu sebagai kesatuan suasana yang disebut salaf (Klasik). Walaupun begitu tidaklah berarti masa generasi kedua ini bebas dari persoalan dan kerumitan. Justru sifat transisional masa ini ditandai berbagai gejala kekacauan pemahaman keagamaan tertentu, yang bersumber dari sisa dan kelanjutan berbagai konflik politik, terutama yang terjadi sejak peristiwa pembunuhan 'Utsman, Khalifah III. Tumbuhnya partisan-partisan politik yang berjuang keras memperoleh pengakuan dan legitimasi bagi klaim-klaim mereka, seperti Khawarij, Syi'ah, Umawiyyah, dan sebagainya, telah mendorong berbagai pertikaian paham. Dan pertikaian itu antara lain menjadi sebab bagi berkecamuknya praktek pemalsuan hadits atau penuturan dan cerita tentang Nabi dan para sahabat. Melukiskan keadaan yang ruwet itu Musthafa al-Siba'i mengetengahkan keterangan di bawah ini. Tahun empat puluh Hijriah adalah batas pemisah antara kemurnian Sunnah dan kebebasannya dari kebohongan dan pemalsuan di satu pihak, dan ditambah-tambahnya Sunnah itu serta digunakannya sebagai alat melayani berbagai kepentingan politik dan perpecahan internal Islam. Khususnya setelah perselisihan antara 'Ali dan Mu'awiyah berubah menjadi peperangan dan yang banyak menumpahkan darah dan mengorbankan jiwa, serta setelah orang-orang Muslim terpecah-pecah menjadi berbagai kelompok. Sebagian besar orang-orang Muslim memihak 'Ali dalam perselisihannya dengan Mu'awiyah, sedangkan kaum Khawarij menaruh dendam terhadap 'Ali dan Mu'awiyah sekaligus setelah mereka itu sendiri sebelumnya merupakan pendukung 'Ali yang bersemangat. Setelah 'Ali r.a. wafat dan Mu'awiyah habis masa kekhilafahannya (juga wafat) anggota rumah tangga Nabi (Ahl al-Bayt) bersama sekelompok orang-orang Muslim menuntut hak

mereka akan kekhalifahan, serta meninggalkan keharusan pada Dinasti Umayyah.

taat

Begitulah, peristiwa-peristiwa politik menjadi sebab terpecahnya kaum Muslim dalam berbagai golongan dan partai. Disesalkan, pertentangan ini kemudian mengambil bentuk sifat keagamaan, yang kelak mempunyai pengaruh yang lebih jauh bagi tumbuhnya aliran-aliran keagamaan dalam Islam. Setiap partai berusaha menguatkan posisinya dengan al-Qur'an dan Sunnah, dan wajarlah bahwa al-Qur'an dan Sunnah itu untuk setiap kelompok tidak selalu mendukung klaim-klaim mereka. Maka sebagian golongan itu melakukan interpretasi al-Qur'an tidak menurut hakikatnya dan membawa nash-nash Sunnah pada makna yang tidak dikandungnya. Sebagian lagi meletakkan pada lisan Rasul hadits-hadits yang menguatkan klaim mereka, setelah hal itu tidak mungkin mereka lakukan terhadap al-Qur'an karena ia sangat terlindung (terpelihara) dan banyaknya orang Muslim yang meriwayatkan dan membacanya. Dari situlah mulai pemalsuan Hadits dan pencampuradukan yang sahih dengan yang palsu. Sasaran pertama yang dituju para pemalsu hadits itu ialah sifat-sifat utama para tokoh. Maka mereka palsukanlah banyak hadits tentang kelebihan imam-imam mereka dan para tokoh kelompok mereka. Ada yang mengatakan bahwa yang pertama melakukan hal itu ialah kaum Syi'ah -dengan perbedaan berbagai kelompok mereka- sebagaimana dituturkan Ibn Abi al-Hadid dalam Syarh Nahj al-Balaghah, "Ketahuilah bahwa pangkal kebohongan dalam hadits-hadits tentang keunggulan (tokoh-tokoh) muncul dari arah kaum Syi'ah..." Tapi kemudian diimbangi orang-orang bodoh dari kalangan Ahl al-Sunnah dengan perbuatan pemalsuan juga. [1] Dihadapkan keruwetan itu, para Tabi'in -dengan dipimpin tokoh-tokoh yang mulai tumbuh dengan penampilan kesarjanaanmencoba melakukan sesuatu yang amat berat namun kemudian membuahkan hasil yang agung, yaitu penyusunan dan pembakuan Hukum Islam melalui fiqh atau "proses pemahaman" yang sistimatis. WAWASAN HUKUM ZAMAN TABI'IN Antara Islam sebagai agama dan Hukum terdapat kaitan langsung yang tidak mungkin diingkari. Meskipun baru setelah tinggal menetap di Madinah Nabi saw. melakukan kegiatan legislasi, namun ketentuan-ketentuan yang bersifat kehukuman telah ada sejak di Makkah, bahkan justru dasar-dasarnya telah diletakkan dengan kokoh dalam periode pertama itu. Dasar-dasar itu memang tidak semuanya langsung bersifat kehukuman atau legalistik, sebab selalu dikaitkan dengan ajaran moral dan etika. Maka sejak di Makkah Nabi mengajarkan tentang cita-cita keadilan sosial yang antara lain mendasari konsep-konsep tentang harta yang halal dan yang haram (semua harta yang diperoleh melalui penindasan adalah haram), keharusan menghormati hak milik sah orang lain, kewajiban mengurus harta anak yatim secara benar, perlindungan terhadap kaum wanita dan janda, dan seterusnya. Itu semua tidak akan tidak melahirkan sistem hukum,

sekalipun keadaan di Makkah belum mengizinkan bagi Nabi untuk melaksanakannya. Maka tindakan Nabi dan kebijaksanaannya di Madinah adalah kelanjutan yang sangat wajar dari apa yang telah dirintis pada periode Makkah itu. Pada masa para sahabat yang kemudian disusul masa para Tabi'in, prinsip-prinsip yang diwariskan Nabi itu berhasil digunakan, menopang ditegakkannya kekuasaan politik Imperium Islam yang meliputi daerah antara Nil sampai Amudarya, dan kemudian segera melebar dan meluas sehingga membentang dari semenanjung Iberia sampai lembah sungai Indus. Daerah-daerah itu, yang dalam wawasan geopolitik Yunani kuno dianggap sebagai heatland Oikoumene (Daerah Berperadaban -Arab: al-Da'irat al-Ma'murah) telah mempunyai tradisi sosial-politik yang sangat mapan dan tinggi, termasuk tradisi kehukumannya. Di sebelah Barat tradisi itu merupakan warisan Yunani-Romawi, dan Indo-Iran umumnya. Karena itu mudah dipahami jika timbul semacam tuntutan intelektual untuk berbagai segi kehidupan masyarakat yang harus dijawab para penguasa yang terdiri dari kaum Muslim Arab itu. Tuntutan intelektual itu mendorong tumbuhnya suatu genre kegiatan ilmiah yang sangat khas Islam, bahkan Arab, yaitu Ilmu Fiqh. Tapi sebelum ilmu itu tumbuh secara utuh, agaknya yang telah terjadi pada masa tabi'in itu ialah semacam pendekatan ad hoc dan praktis-pragmatis terhadap persoalan-persoalan hukum, dengan menggunakan prinsip-prinsip umum yang ada dalam Kitab Suci, dan dengan melakukan rujukan pada Tradisi Nabi dan para Sahabat serta masyarakat lingkungan mereka yang secara ideal terdekat, khususnya masyarakat Madinah. Pendekatan ini dimungkinkan karena watak dasar Hukum Islam yang lapang dan luwes, sehingga mampu menampung setiap perkembangan yang terjadi. Berkenaan dengan hal ini al-Sayyid Sabiq menjelaskan, ...Bahwa hal-hal yang tidak berkembang menurut perkembangan zaman dan tempat, seperti 'aqa'id dan 'ibadat, diberikan secara sepenuhnya terperinci, dengan dijelaskan oleh nash-nash yang bersangkutan; maka tidak seorang pun dibenarkan menambah atau mengurangi. Tetapi yang berkembang menurut perkembangan zaman dan tempat, seperti berbagai kepentingan kemasyarakatan (al-mashalih al-madaniyyah), urusan politik dan peperangan, diberikan secara garis besar, agar bersesuaian dengan kepentingan manusia di semua zaman dan agar dapat dipedomani oleh para pemegang wewenang (ulu al-amr) dalam menegakkan keadilan dan kebenaran.[2] Para ahli hukum Islam sudah terbiasa mengatakan secara benar bahwa letak kekuatan Islam ialah sifatnya yang akomodatif terhadap setiap perkembangan zaman dan peralihan tempat (shalih li kull zaman wa makan- sesuai untuk setiap zaman dan tempat). Untuk mengerti masalah ini sangat menarik mengutip lebih lanjut keterangan al-Sayyid Sabiq, Penetapan Hukum (al-tasyri') Islam merupakan salah satu dari

berbagai segi yang amat penting yang disusun oleh tugas suci Islam dan yang memberi gambaran segi ilmiah dari tugas suci itu. Penetapan hukum keagamaan murni, seperti hukum-hukum ibadat, tidak pernah timbul kecuali dari wahyu Allah kepada Nabi-Nya s.a.w., baik dari Kitab ataupun Sunnah, atau dengan suatu ijtihad yang disetujuinya. Dan tugas Rasul tidak keluar dari lingkaran tugas menyampaikan (tabligh) dan menjelaskan (tabyin). "Tidaklah ia (Nabi) berbicara atas kemauan sendiri; tidak lain itu adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya." (QS. al-Najm/53:34). Adapun penetapan hukum yang berkaitan dengan perkara duniawi bersifat kehakiman, politik dan perang, maka Rasul saw. diperintahkan bermusyawarah mengenai itu semua. Dan Nabi pernah mempunyai suatu pendapat, tapi ditinggalkannya dan menerima pendapat para sahabat, sebagaimana terjadi pada waktu perang Badar dan Uhud. Dan para Sahabat ra. pun selalu meruduk kepada Nabi saw., guna menanyakan apa yang tidak mereka ketahui, dan meminta tafsiran tentang makna-makna berbagai nash yang tidak jelas bagi mereka. Mereka juga mengemukakan kepada Nabi pemahaman mereka tentang nash-nash itu, sehingga Nabi kadang-kadang membenarkan pemahaman mereka itu, dan kadang-kadang beliau menerangkan letak kesalahan dalam pendapat mereka itu.[3] Sudah tentu keluasan dan fleksibilitas semangat umum Hukum Islam itu dipertahankan, dan bertahan, melewati zaman Nabi sendiri, kemudian zaman para Sahabat, dan diteruskan ke zaman para Tabi'in. Tapi jika pada zaman Nabi tempat rujukannya ialah Nabi sendiri, dengan otoritas yang diakui semua. Pada zaman para sahabat Nabi itu diwarisi banyak tokoh, yang kemudian bertindak sebagai tempat rujukan. Tapi sejak pertikaian politik pada paroh kedua kekhalifahan 'Utsman, tanda-tanda menyebarnya, dan kemudian berselisihnya, tempat rujukan itu sudah mulai nampak. Seperti dilukiskan Siba'i yang telah dikutip di atas, penyebaran dan perselisihan otoritas itu memuncak pada sekitar sesudah 40 H. ketika banyak partisan mulai berusaha keras memperebutkan legitimasi untuk klaim-klaim mereka. Ini terjadi tanpa peduli dengan sambutan sebagian besar umat Islam kepada tahun 41 Hijri sebagai "Tahun Persatuan" atau "Tahun Solidaritas" ('Am al-Jama'ah), sebab "persatuan" dan "solidaritas" itu agaknya hanya terbatas pada kenyataan kembalinya kesatuan politik (formal) umat Islam di bawah Khalifah Mu'awiyah ibn Abi Sufyan di Damaskus. DUA KUBU ORIENTASI FIQH: HIJAZ DAN IRAK Di bawah pimpinan Khalifah Mu'awiyah (yang masa kekhalifahannya disebut Ibn Taymiyyah sebagai permulaan masa "kerajaan dengan rahmat" -al-mulk bi al-rahmah) kaum Muslim dapat dikatakan kembali pada keadaan seperti zaman Abu Bakar dan 'Umar (zaman al-Syaykhani, "Dua Tokoh") yang amat dirindukan orang banyak, termasuk para "aktivis militan" yang membunuh 'Utsman (dan yang kemudian [ikut] mensponsori pengangkatan 'Ali namun akhirnya berpisah dan menjadi golongan Khawarij). Apa pun kualitas kekhalifahan Mu'awiyah

itu, namun dalam hal masalah penegakan hukum mereka tetap sedapat mungkin berpegang dan meneruskan tradisi para Khalifah di Madinah dahulu, khususnya tradisi 'Umar. Karena itu ada semacam "koalisi" antara Damaskus dan Madinah (tapi suatu koalisi yang tak pernah sepenuh hati, akibat masalah keabsahan kekuasaan Bani Umayyah itu). Tapi "koalisi" itu mempunyai akibat cukup penting dalam bidang fiqh, yaitu tumbuhnya orientasi kehukuman (Islam) kepada Hadits atau Tradisi (dengan "T" besar) yang berpusat di Madinah dan Makkah serta mendapat dukungan langsung atau tak langsung dari rezim Damaskus. Sementara banyak tokoh Madinah sendiri tetap mempertanyakan keabsahan rezim Umayyah itu, Irak dengan kota-kota Kufah dan Basrah adalah kawasan yang selalu potensial menentang Damaskus secara efektif. Ini kemudian berdampak tumbuhnya dua orientasi dengan perbedaan yang cukup penting: Hijaz (Makkah-Madinah) dengan orientasi Haditsnya, dan Irak (Kufah-Basrah) dengan orientasi penalaran pribadi (ra'y)-nya. Penjelasan menarik tentang hal ini diberikan oleh Syaykh 'Ali al-Khafif, Pada zaman itu (zaman Tabi'in), dalam ifta' (pemberian fatwa) ada dua aliran: aliran yang cenderung pada kelonggaran dan bersandar atas penalaran, kias, penelitian tentang tujuan-tujuan hukum dan alasan-alasannya, sebagai dasar ijtihad. Tempatnya ialah Irak. Dan aliran yang cenderung tidak kepada kelonggaran dalam hal tersebut, dan hanya bersandar kepada bukti-bukti atsar (peninggalan atau "petilasan," yakni, tradisi atau Sunnah) dan nash-nash. Tempatnya ialah Hijaz. Adanya dua aliran itu merupakan akibat yang wajar dari situasi masing-masing Hijaz dan Irak. Hijaz adalah tempat tinggal kenabian. Di situ Rasul menetap, menyampaikan seruannya, kemudian para Sahabat beliau menyambut, mendengarkan, memelihara sabda-sabda beliau dan menerapkannya. Dan (Hijaz) tetap menjadi tempat tinggal banyak dari mereka (para Sahabat) yang datang kemudian sampai beliau wafat. Kemudian mereka ini mewariskan apa saja yang mereka ketahui kepada penduduk (berikut)-nya, yaitu kaum Tabi'in yang bersemangat untuk tinggal di sana... Sedangkan Irak telah mempunyai peradabannya sendiri, sistem pemerintahannya, kompleksitas kehidupannya, dan tidak mendapatkan bagian dari Sunnah kecuali melalui para Sahabat dan Tabi'in yang pindah kesana. Dan yang dibawa pindah oleh mereka itu pun masih lebih sedikit daripada yang ada di Hijaz. Padahal peristiwa-peristiwa (hukum) di Irak itu, disebabkan masa lampaunya, adalah lebih banyak daripada yang ada di Hijaz; begitu pula kebudayaan penduduknya dan terlatihnya mereka itu kepada penalaran, adalah lebih luas dan lebih banyak. Karena itulah keperluan mereka kepada penalaran lebih kuat terasa, dan penggunaannya juga lebih banyak. Penyandaran diri kepadanya juga lebih jelas nampak, mengingat sedikitnya Sunnah pada mereka itu tidak memadai untuk semua tuntutan mereka. Ini masih ditambah dengan kecenderungan mereka untuk banyak membuat asumsi-asumsi dan

perincian karena keinginan mendapatkan tambahan pengetahuan, penalaran mendalam dan pelaksanaan yang banyak.[4] Jika dikatakan bahwa orang-orang Hijaz adalah Ahl al-Riwayah ("Kelompok Riwayat," karena mereka banyak berpegang kepada penuturan masa lampau, seperti Hadits, sebagai pedoman) dan orang-orang Irak adalah Ahl al-Ra'y ("Kelompok Penalaran", dengan isyarat tidak banyak mementingkan "riwayat"), sesungguhnya itu hanya karakteristik gaya intelektual masing-masing daerah itu. Sedangkan pada peringkat individu, cukup banyak dari masing-masing daerah yang tidak mengikuti karakteristik umum itu. Maka di kalangan orang-orang Hijaz terdapat seorang sarjana bernama Rabi'ah yang tergolong "Kelompok Penalaran," dan di kalangan para sarjana Irak, kelak, tampil seorang penganut dan pembela "Kelompok Riwayat" yang sangat tegar, yaitu Ahmad ibn Hanbal. Disamping itu, membuat generalisasi bahwa sesuatu kelompok hanya melakukan satu metode penetapan hukum atau tasry', apakah itu penalaran atau penuturan riwayat, adalah tidak tepat. Terdapat persilangan antara keduanya, meskipun masing-masing tetap dapat dikenali ciri utamanya dari kedua katagori tersebut. Ini semakin memperkaya pemikiran hukum zaman Tabi'in. IJTIHAD TABI'IN SEBAGAI PENDAHULU MADZHAB-MADZHAB Menurut 'Ali al-Khafifi, seorang anggota Majma' al-Buhuts al-Islamiyyah (Badan Riset Islam) Universitas al-Azhar, Kairo, Ijtihad yang terjadi di zaman Tabi'in adalah ijtihad mutlak. Yaitu ijtihad yang dilakukan tanpa ikatan pendapat seorang mujtahid yang terlebih dahulu, dan yang secara langsung diarahkan membahas, meneliti dan memahami yang benar. Ikatan hanya terjadi jika ditemukan sebuah pendapat seorang Sahabat Nabi, yang diduga bersandar kepada Sunnah yang karena beberapa sebab Sunnah itu tidak muncul sebelumnya, kemudian pada zaman Tabi'in itu, lebih-lebih zaman Tabi'in al-Tabi'in, suasana lebih mengizinkan untuk muncul. Misalnya, perubahan situasi politik, dengan perpindahan kekuasaan dari kaum Umawi ke kaum 'Abbasi, telah membawa perubahan penting dalam sikap keagamaan. Meskipun sesungguhnya kaum 'Abbasi akhirnya banyak meneruskan wawasan hukum keagamaan kaum Umawi sebagai pendukung Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah (yang sebagaimana telah disinggung, berkenaan dengan hukum, banyak berorientasi kepada preseden-preseden para khalifah Madinah, khususnya Umar), kaum 'Abbasi lebih banyak dan lebih tulus perhatian mereka kepada masalah-masalah keagamaan dari pada kaum Umawi. Sikap berpegang kepada syari'ah ini bagi kaum 'Abbasi berarti pengukuhan legitimasi politik dan kekuasaan mereka (dibandingkan dengan kedudukan kaum Umawi, dan dihadapkan kepada oposisi kaum Syi'ah dan Khawarij). Tapi disamping itu, sikap tersebut menciptakan suasana yang lebih mendukung bagi perkembangan kajian agama, dan ini pada urutannya memberi peluang lebih baik pada para sarjana untuk menyatakan pendapatnya, termasuk menuturkan riwayat dan Hadits. Usaha secara resmi pembakuan Sunnah (yang kemudian menjadi sejajar dengan Hadits) telah mulai tumbuh sejak

jaman 'Umar ibn 'Abd-al'Aziz menjelang akhir kekuasaan Umawi. Kini usaha ini memperoleh dorongan baru, dan merangsang tumbuhnya berbagai aliran pemikiran keagamaan, baik yang bersangkutan dengan bidang politik, teologi dan hukum, maupun yang lain. [5] Semua kegiatan itu juga terpengaruh kenyataan sosial-politik, berupa semakin beragamnya latar belakang etnis, kultural dan geografis anggota masyarakat Islam, disebabkan banyaknya orang-orang bukan Arab (Syiria, Mesir, Persi, dan sebagainya) yang masuk Islam. [6] Maka zaman itu kita menyaksikan tampilnya tokoh-tokoh kesarjanaan dengan bidang kajian ilmu yang lebih terspesialisasi, khususnya, bidang kajian hukum Islam atau fiqh. Merekalah para pendahulu imam-imam madzhab, bahkan guru-guru para calon imam madzhab itu. Suatu hal yang amat penting diperhatikan ialah adanya kaitan suatu aliran pikiran (yakni, madzhab, school of thought) dengan tempat. Telah disebutkan adanya dua aliran pokok: Irak dan Hijaz. Namun diantara keduanya, dan dalam diri masing-masing aliran besar itu, terdapat nuansa yang cukup berarti, dan cukup penting diperhatikan. Nuansa-nuansa itu tercermin dalam ketokohan sarjana atau 'ulama' yang mendominasi suasana intelektual suatu tempat, seperti dituturkan al-Syaykh Muhammad al-Hudlari Beg dalam kitabnya, Tarikh al-Tasyri' al-Islami. Di Madinah tampil cukup banyak sarjana, antara lain: 1.Sa'id ibn al Musayyib al-Makhzumi. Lahir dua tahun kekhalifahan 'Umar, dan sempat belajar dari para pembesar Sahabat Nabi. Banyak meriwayatkan Hadist yang bersambung dengan Abu Hurayrah. Al-Hasan al-Bashri banyak berkonsultasi dengannya. Wafat pada 94 H. 2.'Urwah ibn al-Zubayr ibn al-'Awwam. Lahir dimasa kekhalifahan 'Utsman. Banyak belajar dari bibinya, Aisyah, istri Nabi saw. wafat pada 94 H. 3.Abu Bakr ibn 'Abd-al-Rahman ibn al-Harits ibn Hisyam al-Makhzumi. Lahir di masa kekhalifahan 'Umar. Terkenal sangat saleh sehingga digelari "pendeta Quraysy" (rahib Quraysy). Wafat pada 94 H. 4.'Ali ibn al-Husayn ibn 'Ali ibn Abi Thalib al-Hasyimi. Dia adalah imam keempat kaum Syi'ah Imamiyyah, dan dikenal dengan Zayn al-'Abidin. Ia belajar dari ayahnya dan dari pamannya, al-Hasan ibn 'Ali, 'Aisyah, ibn 'Abbas, dan lain-lain. Ia terkenal sangat 'alim (terpelajar), tapi tidak banyak meriwayatkan Hadits. Wafat pada 94 H. 5.'Ubayd-Allah ibn 'Abd-Allah ibn 'Utbah ibn Mas'ud. Belajar dari 'Aisyah

PERADABAN DAN KEBUDAYAAN


Sejarah Peradaban Islam, Kata Peradaban seringkali diberi arti yang sama dengan kebudayaan. Tetapi dalam B. Inggris terdapat perbedaan pengertian antara kedua istilah tersebut. Istilah Civilization untuk peradaban dan Culture untuk kebudayaan. Demikian pula dalam B. Arab dibedakan antara kata Tsaqafah (kebudayaan), kata Hadharah (kemajuan), dan Tamaddun (peradaban) Sejarah Peradaban Islam Menurut A.A. Fyzee, peradaban (civilization) dapat diartikan dalam hubungannya dengan kewarganegaraan karena berasal dari kata civies (Latin) atau civil (Inggris) yang berarti seorang warganegara yang berkemajuan. Dalam hal ini peradaban diartikan dalam dua cara: Proses menjadi berkeadaban, dan Suatu masyarakat manusia yang sudah berkembang atau maju. Suatu peradaban ditunjukkan dalam gejala-gejala lahir, mis. Memiliki kota-kota besar, masyarakat telah memiliki keahlian di dalam industri (pertanian, pertambangan, pembangunan, pengangkutan dsb), memiliki tertib politik dan kekuasaan, dan terdidik dalam kesenian yang indah-indah. Adapun kebudayaan diartikan bersifat sosiologis di satu sisi dan antropologis di sisi lain. Istilah kebudayan (culture) pada dasarnya diartikan sebagai cara mengerjakan tanah, memelihara tumbuh2an, diartikan pula melatih jiwa dan raga manusia. Dalam latihan ini memerlukan proses dan mengembangkan cipta, karsa, dan rasa manusia. Maka culture adalah civilization dalam arti perkembangan jiwa. Peradaban Islam memiliki tiga pengertian yang berbeda. Pertama, kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang dihasilkan dalam suatu periode kekuasaan Islam mulai dari periode Nabi Muhammad Saw. sampai perkembangan kekuasaan sekarang; kedua, hasil-hasil yang dicapai oleh umat Islam dalam lapangan kesusasteraan, ilmu pengetahuan dan kesenian; ketiga, kemajuan politik atau kekuasaan Islam yang berperan melindungi pandangan hidup Islam terutama dalam hubungannya dengan ibadah-ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup kemasyarakatan. meraih kejayaan islam dengan iptek Berdasarkan penjelasan Ibnu Khaldun tentang kebangkitan suatu peradaban, jika umat Islam ingin membangun kembali peradabannya, mereka harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa ini, kebangkitan Islam hanya akan menjadi utopia belaka.

Menurut Ibnu Khaldun, wujud suatu peradaban merupakan produk dari akumulasi tiga elemen penting yaitu, kemampuan manusia untuk berfikir yang menghasilkan sains dan teknologi, kemampuan berorganisasi dalam bentuk kekuatan politik dan militer, dan kesanggupan berjuang untuk hidup. Jadi kemampuan berfikir merupakan elemen asas suatu peradaban. Suatu bangsa akan beradab (berbudaya) hanya jika bangsa itu telah mencapai tingkat kemapuan intelektual tertentu. Sebab kesempurnaan manusia ditentukan oleh ketinggian pemikirannya. Suatu peradaban hanya akan wujud jika manusia di dalamnya memiliki pemikiran yang tinggi sehingga mampu meningkatkan taraf kehidupannya. Suatu pemikiran tidak dapat tumbuh begitu saja tanpa sarana dan prasarana ataupun supra-struktur dan infra-struktur yang tersedia. Dalam hal ini pendidikan merupakan sarana penting bagi tumbuhnya pemikiran, namun yang lebih mendasar lagi dari pemikiran adalah struktur ilmu pengetahuan yang berasal dari pandangan hidup. Maka dari itu, pembangunan kembali peradaban Islam harus dimulai dari pembangunan ilmu pengetahuan Islam. Ekonomi akan berperan meningkatkan taraf kehidupan dalam menentukan setting kehidupan manusia, sedangkan yang mengarahkan seseorang untuk memberi respon terhadap situasi yang sedang dihadapinya adalah faktor ilmu pengetahuan. Dari sini, kita melihat peran vital pendidikan sebagai jalan kebangkitan peradaban Islam. Lebih penting dari ilmu dan pemikiran yang berfungsi dalam kehidupan masyarakat, adalah intelektual. Ia berfungsi sebagai individu yang bertanggung jawab terhadap ide dan pemikiran tersebut. Bahkan perubahan di masyarakat ditentukan oleh ide dan pemikiran para intelektual. Ini bukan sekedar teori tapi telah merupakan fakta yang terdapat dalam sejarah kebudayaan Barat dan Islam. Di Barat ide-ide para pemikir, seperti Descartes, Karl Marx, Emmanuel Kant, Hegel, John Dewey, Adam Smith dan sebagainya adalah pemikir-pemikir yang menjadi rujukan dan merubah pemikiran masyarakat. Demikian pula dalam sejarah peradaban Islam, pemikiran para ulama seperti Imam Syafii, Hanbali, Imam al-Ghazzali, Ibn Khaldun, dan lain sebagainya mempengaruhi cara berfikir masyarakat dan bahkan kehidupan mereka. Jadi membangun peradaban Islam harus dimulai dengan membangun pemikiran umat Islam, meskipun tidak berarti kita berhenti membangun bidang-bidang lain. Artinya, pembangunan ilmu pengetahuan Islam hendaknya dijadikan prioritas bagi seluruh gerakan Islam. Guna memuluskan jalan menuju kebangkitan peradaban Islam ini, umat Islam harus giat belajar, mengkaji, dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Demi kemajuan para pemimpin dan umat Islam berada di atas nilai-nilai Islami. Sehingga umat Islam akan menjadi khairu ummah sebagaimana yang disinyalir QS Ali Imran [3]: 110. C. DASAR-DASAR PERADABAN ISLAM Analisis Historis Dan Konstektual Dalam Kajian Literatur Islam Klasik; Adalah kesepakatan keimanan seluruh kaum muslimin bahwa Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw adalah agama yang dihadirkan untuk menjadi petunjuk hidup bagi seluruh umat manusia. Pandangan ini didasarkan pada teks al Qur-an : Dan Kami tidak mengutus kamu (Muhammad) melainkan kepada seluruh umat manusia sebagai pembawa berita gembir Dan sebagai pemberi peringatan tetapi kebanyakan manusia tidakmengetahui. Dalam teks lain dikemukakan bahwa visi atau tujuan akhir yang dibawa oleh agama ini adalah kerahmatan (kasih sayang). Dan ini bukan hanya bagi manusia tetapi juga bagi alam semesta. Ia adalah agama yang merahmati alam semesta.(Q.S. al Anbiya,21: 107). Berdasarkan teks al Qur-an tersebut, maka seluruh manusia merupakan ciptaan Tuhan Dan semuanya meski memiliki latarbelakang kultural, etnis, warna kulit, kebangsaan, Dan jenis kelaim, menempati posisi yang sama di hadapan-Nya. Hal ini dinyatakan secara eksplisit Dalam al Qur-an :;Wahai

manusia, Kami ciptakan kamu sekalian terdiri dari laki-laki Dan perempuan Dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa Dan bersuku-suku agar saling mengenal. Sesungguhnya yang paling unggul di antara kamu adalah yang paling bertaqwa (kepada Allah;.(Q.S. Al Hujurat, 13). Ini sungguh merupakan pernyataan paling tegas mengenal universalitas Islam Totalitas Islam pada sisi lain muncul Dalam konsep Trilogi Islam.

Trilogi ini merupakan ajaran yang mewadahi dimensi-dimensi manusia.


Pertama, dimensi keimanan. Dimensi ini berpusat pada keyakinan personal manusia terhadap;Kemahaesaan Tuhan;, pada;al Nubuwwat; (kenabian dan kitab-kitab suci) Dan;al Ghaibiyyat (metafisika). Dimensi ini biasanya juga dikenal dengan istilah aqidah. Kedua adalah dimensi aktualisasi keyakinan tersebut yang bersifat eksoterik (hal-hal yang dapat dilihat, yang lahiriyah). Dimensi ini berisi aturan-aturan bertingkahlaku baik tingkah laku personal dengan Tuhannya, tingkah laku interpersonal yakni antar suami-isteri Dan bertingkahlaku antar personal. Dimensi ini biasanya disebut syariah. Ketiga aturan ini kemudian dirumuskan oleh para ulama Islam sebagai : aturan ibadah, aturan hukum keluarga (al ahwal al syakhshiyyah), Dan aturan muamalat atau pergaulan antar manusia Dalam ruang publik dengan segala persoalannya. Dimensi ketiga adalah aturan-aturan yang mengarahkan gerak hati (dimensi esoterik) yang diharapkan akan teraktualisasi Dalam sikap- sikap moral luhur atau al Akhlaq al Karimah. Ini biasanya disebut juga dimensi tasawuf/akhlaq.Seluruh dimensi ajaran Islam tersebut diambil dari sumber-sumber otoritatif Islam yakni al Qur-an Dan Hadits Nabi. Kedua sumber utama Islam ini mengandung prinsip-prinsip, dasar-dasar normatif, hikmahhikmah Dan petunjuk-petunjuk yang diperlukan bagi hidup Dan kehidupan manusia. Al Qur-an menyatakan : Kami tidak melupakan sesuatupun di Dalam al Kitab. Q.S.Al Anam,6:38). Dari sini para ulama kemudian mengeksplorasi Dan mengembangkan kandungannya untuk menjawab kebutuhan manusia Dalam ruang Dan waktu yang berbeda-beda Dan berubah-ubah. Ekplorasi Dan pengembangan tersebut dilakukan melalui alat Analisis yang bernama Ijtihad, Istinbat atau Ilhaq al Masail bi Nazha-iriha atau sebutan lain yang identik dengan aktifitas intelektual. Alatalat Analisis inilah yang kemudian melahirkan khazanah intelektual Islam yang maha kaya Dalam beragam disiplin ilmu pengetahuan Dan teknologi. Inilah yang kemudian menciptakan peradaban Islam yang gemilang. Aktifitas intelektual kaum muslim paling produktif Dalam sejarah Islam lahir pada tiga abad pertama Islam.Menelusuri aktifitas intelektual kaum muslimin pada tiga abad pertama Islam kita menemukan bahwa para sarjana Klasik Islam Klasik ternyata tidak melakukan dikotomisasi antara ilmu pengetahuan Agama Dan pengetahuan umum (sekuler). Mereka meyakini bahwa beragam jenis ilmu pengetahuan adalah ilmu Allah yang mahakaya. Bahkan pergulatan intelektual mereka dilakukan dengan mengadopsi secara selektif produk-produk ilmu pengetahuan Helenistik Dan Persia terutama Dalam bidang filsafat Dan fisika. Aspek Hukum Islam Pada tataranpengetahuan keagamaan, bidang paling hidup Dan produktif adalah bidang hukum. Ini memang wajar karena tingkahlaku manusia senantiasa bergerak Dan ruang Dan waktu yang semakin meluas Dan cepat disamping ini paling mudah dipahami banyak orang. Maka sampai abad ke IV H, peradaban Islam telah menghasilan ratusan para ahli hukum Islam terkemuka (mujtahidin) selain empat Imam mujtahid; Abu Hanifah, Malik bin Anas, Muhammad bin Idris al Syafii Dan Ahmad bin Hanbal. Mereka bekerja keras untuk mengeksploitasi Dan mengembangkan hukum Islam bagi keperluan masyarakat yang senantiasa berkembang. Masing-masing dengan metodanya Dan kecenderungannya sendiri-sendiri. Produkproduk hukum mereka yang dikemudian hari dikenal dengan sebutan fiqh, senantiasa memiliki relevansi dengan konteks sosio-kulturalnya masing-masing. Jika kita harus memetakan pola fiqh

ke empat mazhab paling terkenal di atas, maka dapat kita kemukakan : Mazhab Hanafi adalah mazhab ahl al Ray (rasionalis), mazhab Maliki; mazhab muhafizhin (menjaga tradisi), Syafii mazhab al Tawassuth, Dan Hanbali ; mazhab mutasyaddidin. Pembagian pola atau katagorisasi ini tentu saja tidak bersifat absolut, melainkan sebagai kecenderungan utama atau umum. Satu hal yang sangat menarik adalah bahwa mereka Dan para pengikutnya yang awal senantiasa saling menghargai pendapat lainnya. Satu pernyataan yang sering dikemukakan mereka adalah Rayuna Shawab Yahtamil al Khatha wa Rayu Ghairina Khatha Yahtamil al Shawab (pendapat kami benar tetapi boleh jadi keliru, Dan pendapat selain kami keliru tetapi mungkin saja benar).Sikap menghargai pandangan orang lain yang berbeda ditunjukkan oleh Imam Malik bin Anas melalui penolakannya terhadap Khalifah dinasti Abbasiyah, Abu Ja;far al Manshur yang menghendaki kitab;Al Muwattha; sebagai rujukan hukum bagi seluruh masyarakat muslim. Kepada Khalifah beliau mengatakan :;anda tahu bahwa di berbagai wilayah negeri ini telah berkembang berbagai tradisi hukum sesuai dengan kemaslahatan setempat. Beberapa hal yang bisa dijadikan dasar kontekstualisasi adalah :Mengkaji substansi, kausalita; hukum yang terdapat Dalam teks. Cara ini sejalan dengan kaedah fiqh : Mengkaji sosio-kultural Dan Politik yang melatarbelakangi teks-teks fiqh Klasik Menjadikan realitas sosial baru sebagai bahan Analisis bagi kemungkinan dilakukannya perubahan hukum. Ini sejalan dengan kaedah Taghayyur al Ahkam bi Taghayyur al Ahwal wa al Azminah wa al Amkinah(hukum bisa berubah karena perubahan keadaan, zaman Dan tempat). Perubahan hukum tersebut harus selalu mengacu pada empat hal : Keadilan, Kemaslahatan, Ke Kerahmatan Dan Kebijaksanaan. D. PRIODESASI PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM Sejak awal, Rasulullah SAW tidak pernah mengajar sistem feodal atau monarki. Maka, pemilihan khalifah (pada masa khulafaur rasyidin) dilakukan dengan tiga model pemilihan: aklamasi; penunjukan; atau (ketiga) melalui tim formatur (dewan syura). Sementara di bidang ekonomi, Nabi SAW mewariskan prinsip: mengakui hak individu berikut penggunaannya; kepemilikan pribadi itu harus dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT; dan (prinsip ketiga) harta tersebut harus disalurkan kepada fakir miskin atau yang lebih membutuhkan. Sedang sistem sosial Islam merangkul semua lapisan masyarakat; mempertalikan si kaya dengan si miskin, dan raja dengan rakyat. Tidak ada kasta-kasta dalam Islam. Islam menyajikan sistem tolong menolong antarumat dalam lapangan politik, perekonomian, kehidupan sosial, bahkan sistem perdamaian. Islamlah yang mencetuskan sistem perjanjian, konsulat, suaka politik, dan dakwah. Kerja sama dan kontak ekonomi dibolehkan dengan pihak lain, seperti Yahudi, Persia dan Romawi. Semasa Dinasti Umayyah (Amawiyah) berkuasa (661-770M), banyak institusi politik dibentuk, misalnya undang-undang pemerintahan, dewan menteri, lembaga sekretariat negara, jawatan pos dan giro serta penasihat khusus di bidang politik. Dalam tatanan ekonomi dan keuangan juga dibentuk jawatan ekspor dan impor, badan urusan logistik, lembaga sejenis perbankan, dan badan pertanahan negara. Sedang dalam tatanan teknologi, dinasti ini telah mampu menciptakan senjata-senjata perang yang canggih pada masanya, sarana transportasi darat maupun laut, sistem pertanian maupun pengairan. Wilayah kekuasaan Umayyah berkembang di sebelah Timur sampai ke Oxus, bagian barat India sampai Punjab dan Lahore. Di Utara, dikuasainya Pulau Rhodes, Cretta, sampai Konstantinopel. Sementara di Barat, dinasti ini menguasai seluruh Afrika Utara, Aljazair, Tangiers dan Spanyol. Sebelah timur sampai ke Oxus, bagian barat India sampai Punjab dan Lahore. Di Utara, dikuasainya Pulau Rhodes, Cretta, sampai Konstantinopel. Sementara di Barat, dinasti ini menguasai seluruh Afrika Utara, Aljazair, Tangiers dan Spanyol. Astronomi, astronom pertama Muslim Muhammad ibnu Ibrahim Al-Farazi (777M) membuat astrolobe atau alat ukur ketinggian bintang. Lalu ada Ali ibn Rabban Al-Tabari (850M) sebagai dokter pertama yang

mengarang buku Firdaus Al Hikmah. Tokoh kedokteran lainnya adalah Ibnu Sina, Al Razi dan Al Farabi. Sementara di bidang kimia, muncul Jabir ibn Hayyan sebagai Bapak Ilmu Kimia Islam. Kimiawan Muslim lainnya ketika itu adalah Al Razi dan Al Tuqrai (abad ke-12M). Muncul pula sejarawan seperti Ahmad al-Yakubi dan Abu Jafar Muhammad bin Jafar bin Jarir Al-Tabari. Sedang ahli ilmu bumi termasyhur Ibnu Khurdazabah (820-913M). Khusus di bidang hadits, dilakukan penyempurnaan, pembukuan dan pencatatan dari hafalan para sahabat. Mulailah dilakukan pengklasifikasian secara sistematis dan krologis, sehingga muncul apa yang kita kenal sebagai hadits shahih, dhaif, maudhu. Bahkan dikemukakan pula kritik sanad dan matan, sehingga terlihat jarah dan takdil rawi sebuah hadits . Apa yang disajikan Ajid Thohir dalam bukunya Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam: Melacak Akar-akar Sosial, Politik dan Budaya Umat Islam terbitan Rajawali Pers (PT Raja Grafindo Perkasa) ini membuktikan argumentasi reformis Islam asal Mesir Muhammad Abduh bahwa sangat tidak benar (persangkaan Barat selama ini) mengaitkan Islam dengan keterbelakangan, kebodohan dan kemiskinan. Justru Baratlah yang kemudian mencomot apa-apa yang terbaik dari peradaban Islam. Pecahnya kekhalifahan Umayyah adalah penguasa pertama yang mengubah sistem pemerintahan Islam, dari yang bersifat demokrasi menjadi monarki absolut. Demikian pula Bani Abbasiyah __meski berdasarkan nilai kebersatuan, moderat, universal, dan kesamaan hubungan dalam hukum__ merupakan daulat yang dibangun dengan sistem suksesi turun temurun. Ketika terjadi konflik internal keluarga dan pada saat mereka kehilangan kendali terhadap daulat-daulat kecil, maka pecahlah kekuasaan kekhalifahan. Di wilayah Barat, Andalusia, Dinasti Umayyah bangkit lagi dengan mengangkat Abdurahman Nasr menjadi khalifah/Amir Al-Mukminin. Kekuasaan Umayyah dihancurkan Abbasiyah, karena ketidakadilan dalam kebijakan land reform serta konflik berkepanjangan dengan kaum Syiah. Sedang Daulat Abbasiyah dihancurkan pasukan Tartar dari Mongolia, ketika kejayaannya juga terus merosot dan lemah. Ajid Thohir secara sistematis menyajikan bagaimana prosesi sejarah peradaban di kawasan dunia Islam ini berjaya dan jatuh bangun. Juga ia hadirkan keinginan-keinginan untuk mendirikan negara Islam, seperti yang terjadi di Indonesia pada masa pemerintahan Ir Soekarno. BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Peradaban seringkali diartikan sama dengan kebudayaan menurut a.a. Fyzee, peradaban (civilization) dapat diartikan dalam hubungannya dengan kewarganegaraan karena berasal dari kata civies (latin) atau civil (inggris) yang berarti seorang warganegara yang berkemajuan Suatu peradaban hanya akan wujud jika manusia di dalamnya memiliki pemikiran yang tinggi sehingga mampu meningkatkan taraf kehidupannya. Suatu pemikiran tidak dapat tumbuh begitu saja tanpa sarana dan prasarana ataupun supra-struktur dan infra-struktur yang tersedia. Dalam hal ini pendidikan merupakan sarana penting bagi tumbuhnya pemikiran, namun yang lebih mendasar lagi dari pemikiran adalah struktur ilmu pengetahuan yang berasal dari pandangan hidup. Islam menyajikan sistem tolong menolong antarumat dalam lapangan politik, perekonomian, kehidupan sosial, bahkan sistem perdamaian. Islamlah yang mencetuskan sistem perjanjian, konsulat, suaka politik, dan dakwah. Kerja sama dan kontak ekonomi dibolehkan dengan pihak lain, seperti Yahudi, Persia dan Romawi. B. SARAN Diharapkan kepada seluruh mahasiswa pada umumnya. Dan pada mahasiswa/1 semester empat pada khususnya. Agar lebih belajar dengan giat tentang sejarah peradaban islam karena agar kita lebih mengenal bagaimana sebuah peradaban tejadi yang pada Makalah ini dititik beratkan pada peradaban islam. DAFTAR PUSTAKA Science And Civilization in islam, pengarang : seyyed Hossein nasr. penerbit : Barnes & Noble Books, State University of New York dialih bahasakan oleh DR. yazid penerbit Press, 1993 Abu Ishaq al Syathibi, dalam bukunya Al Muwafaqat fi Ushul al Syariah, Maktabah Tijariyah Kubra, Kairo diterjemahlkan oleh. Mukhsin dkk

diterbitkan oleh yayasan UIN Jakarta- mei 2006 Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam: Melacak Akar-akar Sosial, Politik dan Budaya Umat Islam Penerbit: Rajawali Pers Penulis: Ajid Thohir Cetakan I: September 2004 + 364 halaman Read more at: http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/01/sejarah-peradaban-islam.html Copyright aadesanjaya.blogspot.com

Sejarah HUKUM ISLAM DI MASA ALKHULAFA' AL-RASYIDUN


oleh: faqod

Pengarang : http://www.ucalgary.ca

Belum dinilai Kunjungan : 12 kata:300

More About : sejarah hukum dan peradaban islam

Periode Khulafa'al-Rasyidun merupakan periode yang paling otoritatif setelah Nabi Muhammad wafat. Pada periode inilah eksperimen peradaban islam pertama tanpa pimpinan langsung sang proklamatornya, namun petunjuk beliau menjadi pedoman mereka dalam pengambilan sebuah hukum (meskipun hal itu berdasarkan ijtihadnya sendiri). Pada dasarnya, segala hal yang telah dilakukan oleh para Khulafa' al-Rasyidun (termasuk dalam mengamalkan hukum-hukum islam) adalah melanjutkan estafet yang telah berjalan sejak masa kepemimpinan Rasullullah SAW. Zaman al-Khulafa' al-Rasyidun mencakup zaman khalifah yang empat yaitu Abu Bakar , Umar ibn al-Khattab, Utsman bin Affan dan juga Ali bin Abi Thalib . Zaman ini bermula setelah wafatnya baginda Rasulullah SAW pada tahun 11 Hijrah sampai wafatnya khalifah Ali bin Abi Thalib pada tahun 40 Hijrah (sekitar 31 tahun). Jabatan Khalifah Islam Pertama di sandang oleh Abu Bakar al-Siddiq dan diikuti oleh Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi

Talib. Perundang-undangan (hukum islam) pada zaman al-Khulafa' al-Rasyidun ini juga masih berpegang kuat kepada al-Quran dan Hadis (sumber hukum lainnya seperti ijtihad dan ijma' hanya akan digunakan apabila tiada nash di dalam kedua sumber tersebut. Masyarakat ideal islam dibangun berdasarkan sistem hukum yang berlaku secara pasti dan menyeluruh, bukan masyarakat yang berdasarkan kebiasaan atau kekuasaan semata. Selain penguatan sistem hukum, pada masa Khulafa' al-Rasyidun juga ada pembakuan dan pengembangan hukum islam. Pembakuan dibentuk dengan tujuan penyeragaman, sedangkan pengambangan sistem hukum islam dilakukan dengan bentuk ijtihad para sahabat yang berhubungan dengan berbagai masalah yang berkembang dan belum pernah terjadi di masa Rasulullah SAW. Sepanjangmereka masih menemukan suatu ketentuan dari Rasulullah SAW, mereka menerapkan apa adanya (tanpa mengubah atau menambahnya dengan pengembangan sendiri). Jika tidak menemukan ketentuan yang jelas dari Rasulullah, maka penetapan suatu hukum didasarkan pada ijtihad dilakukan secara personal atau fardy (yang kemudian menjadi sebuah kesepakata) dan ada yang dilaksanakan langsung secara mufakat bersama atau jama'i sehingga melahirkan konsep ijma'. Dinamika pengembangan hukum pada masa khulafa' al-rasyidun ini kemudian menjadi pijakan penting dalam perkembangan sistem hukum pada masa-masa berikutnya. Diterbitkan di: 19 Januari, 2012 Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/history/2251836-sejarah-hukum-islam-dimasa/#ixzz1nSRnWvAW
Karakteristik peradaban Islam dan prospek masa depan Dr Abdulaziz Othman Altwaijri Pendahuluan: Studi banding peradaban adalah cabang baru dari ilmu manusia yang menarik secara bersamaan pada sosiologi, filsafat dan disiplin ilmu sastra yang berbeda. Dalam hal ini, mirip dengan teologi kontrastif yang meskipun hanya diketahui baru-baru ini ke sekolah pemikiran Barat, merupakan tradisi kuno dalam budaya Islam Arab, karena buku-buku berharga yang tertulis dalam hal, yang dikenal sebagai buku-buku agama , sekte dan kultus. Dalam Muqaddimah-nya (pendahuluan), Ibn Khaldoun meletakkan dasar-dasar ilmu sosial yang berkembang kemudian menjadi dikenal sebagai sosiologi dan filsafat sejarah. Demikian juga, kita dapat berlatih kinerja abad ke-18 Ibnu Khaldoun di daerah ilmiah dengan meletakkan prinsip-prinsip dasar studi banding peradaban dalam penerimaan umum dan sebagai tahap pertama sebelum menyusun metodologi yang akan menetapkan aturan, menentukan konsep dan menggambarkan garis batas antara kategori ini studi dan kategori lain dari penelitian manusia modern.

Hal ini diperkuat oleh fakta bahwa Universitas Mesir didirikan pada 1908, kemudian bernama Fouad Saya University dan dikenal hari ini sebagai Universitas Kairo-yang reputasinya sudah mapan di bidang studi akademis modern, tidak pernah memiliki sebuah kurikulum di seluruh keberadaannya. Oleh karena itu penciptaan Departemen Bahasa Oriental di Universitas Kairo di awal 40-an abad kedua puluh oleh Abdelwahab Azam, dapat dianggap sebagai langkah pertama menuju mengidentifikasi disiplin akademis, karena studi bahasa oriental erat terikat untuk studi banding peradaban diwakili oleh bahasa ini, yang merupakan anak sungai dari aliran besar dari peradaban Islam. Studi banding peradaban, sebagai suatu disiplin ilmu manusia modern, mungkin yang terdekat dan paling tepat untuk studi mutasi sosial, budaya dan intelektual dari masyarakat manusia, berbagi kecenderungan dekat dan harmonis dan disposisi untuk interaksi manusia pada periode sejarah tertentu, atau selama rentang waktu, pada premis bahwa peradaban adalah intisari dari interaksi dan transformasi di bidang kreativitas manusia, terlepas dari sifat kreativitas ini. Semua peradaban memiliki titik kesamaan, yang adalah kenyataan bahwa peradaban adalah dengan definisi yang berbeda kategori yang berbeda dari masyarakat primitif, meskipun komunitas ini jauh lebih banyak daripada peradaban (1). Oleh karena itu, ide yang salah tentang keunikan peradaban, diuraikan oleh Arnold Toynbee, yang berpendapat bahwa hanya ada satu peradaban tunggal, yaitu peradaban Barat (2). Memang, ini adalah kasus apa yang dapat disebut sebagai rasisme peradaban. Peradaban sebagai sebuah konsep: Definisi dari "peradaban" istilah yang banyak. Mereka bervariasi sesuai dengan aliran pemikiran yang mengadopsi mereka. Namun, definisi paling komprehensif yang mengekspresikan arti umum peradaban adalah orang yang memandang peradaban sebagai ekspresi dari suatu sistem kepercayaan, nilai dan prinsip serta sintesis aktivitas manusia dalam berbagai bidang ilmu, sastra dan seni, tanpa perbedaan apapun, bersama dengan, kecenderungan berikutnya tren dan selera membentuk pola perilaku, gaya hidup, cara berpikir dan standar yang harus diperhatikan dan dicari. Peradaban jangka telah berkembang dari sebuah era yang lain. Ibn Khaldoun didefinisikan peradaban sebagai "kecanggihan dalam kemewahan dan penguasaan kerajinan digunakan untuk memajukan dalam berbagai aspek seperti memasak, pakaian, dekorasi, arsitektur, dan semua situasi sosial Masing-masing membutuhkan keterampilan dan kerajinan untuk mencapainya.. Mereka spesifik dan konsekuensi satu ke yang lain, tetapi bervariasi sesuai dengan variasi dari kecenderungan jiwa terhadap, kelezatan kesenangan dan kenikmatan mewah yang ditentukan oleh kesopanan. Oleh karena itu,

siklus peradaban yang terkait dengan monarki yang selalu terkait dengan siklus kaum tani, karena kaum tani dan monarki adalah sehakikat dengan satu sama lain "(3). Ibn Khaldoun berpendapat bahwa peradaban adalah kesejahteraan tambahan ditambahkan ke dasar-dasar hidup bagi setiap masyarakat manusia. Ini bervariasi tergantung pada tingkat kemewahan dan perbedaan terbatas antara negara, dalam hal kelimpahan dan kelangkaan (4). Ibn Khaldoun kemudian memberikan definisi yang lebih rumit peradaban, memegang bahwa monarki dan kenegaraan adalah pernyataan terbesar dari nasionalisme dan peradaban itu adalah pernyataan terbesar dari kehidupan pedesaan. Setiap entitas manusia baik itu petani, peradaban, monarki atau rakyat, memiliki masa hidup terbatas seperti konstituen individu (5). Inilah yang menegaskan teori naik turunnya peradaban yang Ibn Khaldoun telah menjadi pertama yang mengembangkan, jauh sebelum para filsuf dan pemikir Eropa. Hanya akhir abad kedua puluh, telah sejarawan Inggris Arnold Toynbee diuraikan dan dirumuskan teori ini dengan cara modern untuk menjadi aksioma di bidang filsafat sejarah. Ibn Khaldoun juga menggambarkan peradaban sebagai usia toddling dalam kehidupan kenegaraan dan masyarakat (6). Adapun Ibnu AL Azraq, ia memunculkan definisi peradaban mengatakan "peradaban adalah tahap akhir dari kecanggihan masyarakat yang mengarah ke arah korupsi dan tidak terbatas jahat, ia yang menjaga diri dari hal itu akan lebih dekat dengan kebajikan" (7) Di zaman modern, arti dari istilah peradaban telah berkembang cukup. Sejarawan Amerika, Diorant, menyatakan dalam ensiklopedia yang besar "Cerita peradaban", diterjemahkan ke banyak bahasa, bahwa peradaban adalah sistem sosial yang memungkinkan manusia untuk meningkatkan produksi budaya. Peradaban terdiri dari empat komponen: sumber daya sosial, sistem politik, standar etika dan mengejar ilmu pengetahuan dan seni. Ini (peradaban) dimulai di mana penderitaan dan akhir ketidakpastian "(8). Dalam pengertian ini, peradaban yang lebih mengandung makna dan signifikansi untuk mengekspresikan semangat yang menjiwai suatu masyarakat tertentu. Oleh karena itu lebih komprehensif daripada budaya, yang lebih berkaitan dengan esensi, identitas dan spesifisitas dibandingkan dengan penampilan dan karakter umum dari kehidupan manusia dalam lingkungan sosial, Toynbee mengatakan: "peradaban berisi tetapi tidak pernah dapat mengandung" ( 9).

Berdasarkan konsep ini, peradaban dimulai dari interaksi antara berbagai budaya, yang fitur dan kekhususan dibentuk oleh rakyat asal yang berbeda dan budaya. Mereka budaya bergabung bersama dalam satu arus utama yang merupakan peradaban. Peradaban tidak memiliki karakter etnis dan tidak dapat dikaitkan dengan ras tertentu atau orang tertentu. Bila kadang-kadang dianggap berasal dari suatu negara tertentu atau wilayah geografis, ini hanya demi definisi. Sebaliknya, budaya adalah simbol dari identitas, refleksi dari subjektivitas dan ekspresi dari kekhususan suatu bangsa tertentu atau orang. Peradaban adalah wadah dari berbagai budaya dengan asal-usul dan latar belakang dicampur dan lintas dibuahi untuk membentuk karakteristik peradaban, yang mencerminkan semangat manusia dalam keagungan dan mengekspresikan prinsipprinsip umum dan nilai-nilai bersama di antara mereka semua yang. Setiap peradaban didukung oleh prinsip-prinsip umum, yang berasal dari keyakinan agama atau filsafat positif. Tidak peduli seberapa banyak kepercayaan dan filosofi yang, karakteristik khas dari sebuah peradaban ditentukan oleh paling baik tertanam kepercayaan dalam hati dan pikiran orang-orang dan yang paling berpengaruh dalam kehidupan publik, sejauh bahwa peradaban menjadi tercemar dan terkait dengan mereka. Asosiasi ini adalah semua suara yang lebih ketika dasar-dasar yang sehat dalam diri mereka, seperti halnya dengan peradaban Islam. Peradaban besar dalam sejarah umat manusia berbeda satu sama lain tergantung pada sikap mereka pada materi dan kehidupan spiritual. Ada dalam peradaban fakta mana materialisme sangat banyak, yang lain yang mendukung kehidupan rohani dan akhirnya mereka yang mencapai keseimbangan yang adil antara materialistis dan sisi rohani (10). Ada, pada kenyataannya, suksesi peradaban, setiap cara memberi kepada peradaban berikutnya. Sebuah keadaan yang menyebabkan banyak pemikir untuk pergi sejauh untuk menyatakan bahwa ada kemiripan atau keserupaan antar peradaban (11). Konsep peradaban Islam: Peradaban Islam adalah hasil dari interaksi antara budaya dari masyarakat yang masuk Islam entah karena iman dan keyakinan atau keluar dari kesetiaan dan afiliasi. Ini adalah keturunan dari pembuahan silang dari budaya dan peradaban yang ada di daerah dibawa di bawah naungan Islam selama ekspansi Islam, dan produk dari leleh dalam panci prinsip-prinsip, nilai-nilai dan cita-cita yang datang dengan Islam sebagai pedoman untuk semua orang di Bumi. Peradaban Islam ada dua. Pertama, ada sebuah peradaban Islam otentik atau peradaban kreativitas dan kecerdikan yang satu-satunya asal Islam dan dialami oleh seluruh dunia

ekspansi Islam. Kedua, sebuah peradaban yang dihasilkan oleh umat Islam di domain empiris dengan memperluas dan meningkatkan prestasi yang ada yang telah sudah dicapai oleh manusia jenius. Peradaban ini disebut peradaban kebangkitan dan kebangunan rohani (12). Menurut konsepsi yang luas dan komprehensif, peradaban Islam adalah warisan dibagi di antara semua bangsa dan negara yang dulu berada di bawah dominasi dan berpartisipasi dalam konstruksi dan subur nya. Ini adalah masyarakat dan bangsa yang pakan obligasi dari negara Islam dan membentuk kain padat. Peradaban Islam adalah bukan milik suatu ras tertentu, tidak juga terlalu peradaban nasional milik orang tertentu. Ini lebih merupakan suatu peradaban yang komprehensif yang meliputi semua ras dan kelompok etnis yang berkontribusi pada kemakmuran, naik dan cahaya dari peradaban ini, serta ekspansi dan pengaruhnya di seluruh dunia selama berabad-abad ketika peradaban Islam berada di heydays nya. Karakteristik peradaban Islam: Seperti manusia, setiap peradaban memiliki tubuh dan jiwa. Tubuh peradaban adalah materialnya prestasi dalam hal bangunan, fasilitas industri, mesin dan sesuatu yang mencerminkan kesejahteraan dan kemajuan duniawi. Jiwa adalah himpunan kepercayaan dan konsep yang kondisi perilaku individu dan kelompok, hubungan timbal balik mereka dan pandangan dunia mereka. Ini adalah elemen yang merupakan karakteristik peradaban Islam (13). Lima karakteristik utama melakukan membedakan peradaban Islam dari lainnya peradaban masa lalu dan sekarang manusia berturut-turut dan menempatkannya pada posisi yang beredar: Karakteristik pertama adalah fakta bahwa itu adalah peradaban berdasarkan agama Islam, dijiwai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip. Ini adalah peradaban monoteistik didasarkan pada keyakinan akan keesaan Allah SWT, Pencipta manusia dan seluruh makhluk. Hal ini juga sebagian merupakan peradaban buatan manusia, dibangun di atas latar belakang agama kokoh iman. Agama yang kudus, benar, memang, faktor kuat yang berkontribusi pada peningkatan dan kesejahteraan peradaban ini. Karakteristik kedua adalah yang menjadi peradaban dengan dimensi, manusia universal, dan tidak terkait dengan era wilayah, ras atau sejarah tertentu geografis. Ini bukan menyangkut semua bangsa dan negara dan memiliki gema yang mencapai berbagai belahan dunia. Ini adalah peradaban yang melindungi semua manusia dan yang buahnya murah hati dihasilkan pada pemahaman tangan untuk setiap satu, acuh tak acuh. Peradaban Islam didasarkan pada gagasan bahwa manusia memiliki hak lebih tinggi seluruh makhluk Allah, bahwa semua kegiatan manusia harus mengarah pada

kebahagiaan dan kesejahteraan manusia dan bahwa setiap tindakan yang ditujukan untuk melayani tujuan ini adalah tindakan yang diberkati Allah, memang manusia tindakan di tempat pertama. Karakteristik ketiga adalah yang menjadi peradaban dermawan yang menarik pada peradaban manusia dan budaya yang dialami oleh orang-orang di dunia kuno, tetapi memberikan kontribusi deras untuk kemajuan ilmu, pengetahuan dan nilai-nilai keadilan, keindahan kesetaraan, dan kebajikan. Outputnya manfaat kemanusiaan pada umumnya, terlepas dari ras, warna atau bahkan agama. Muslim dan non Muslim, baik Kristen, Yahudi atau orang kafir, hidup berdampingan bersama-sama dalam peradaban Islam. Karakteristik keempat adalah yang menjadi peradaban yang seimbang yang mengamankan keseimbangan yang adil antara materialistis dan sisi spiritual dengan moderasi teladan yang selalu menjadi ciri khas pemikiran Islam dan ciri khas dari peradaban Islam sepanjang sejarahnya. Tidak berlebihan, kelalaian, tidak ada ekstremisme ngaco, kenekatan tidak. Ini adalah moderasi dibangun di atas keadilan dan kesetaraan. Ciri kelima adalah yang menjadi peradaban abadi yang akan bertahan selama Islam, karena didasarkan pada prinsip dari Islam yang Allah akan menjaga selamanya. Dengan demikian, adalah peradaban dengan karakteristik unik, sebuah peradaban yang tidak pernah melenyap karena bukan warga Negara atau sebuah peradaban ras juga tidak bertentangan dengan sifat manusia. Dalam semua kasus, Islam tidak harus diidentifikasi dengan Muslim, ini mungkin menjadi lemah atau kurang berpengaruh tapi Islam tetap teguh. Peradaban Islam karena itu secara permanen apung dan memiliki siklus memperbaharui diri dan dinamika henti. Lima karakteristik diuraikan hereabove menarik keberlanjutan mereka dari prinsipprinsip agama Islam, karena ia didirikan pada mereka dan secara intrinsik terikat kepada mereka. Mereka seperti sebuah berlian berharga yang tetap tidak berubah apa pun adalah keadaan sejarah atau gejolak gemetar masyarakat Islam atas dan bawah. Peradaban Islam pernah memimpin pawai ilmu dan pengetahuan selama abad pertengahan yang dianggap di Eropa sebagai usia kegelapan sementara mereka adalah usia pencerahan bagi peradaban kita. Dalam hal ini, perlu menunjukkan bahwa George Sarton, dalam bukunya: "Pengantar Sejarah Ilmu Pengetahuan", prestasi ilmiah rahasia sepanjang sejarah dalam beberapa periode, masing-masing setengah abadi abad, dan diidentifikasi dengan nama seorang ilmuwan di . skala dunia Dari 750AD sampai 1100 AD, yaitu 350 tahun, semua ilmuwan adalah tanda dari dunia Islam: Jaber Ibnu Hayan, Al Khawarizmi, Al Razi, Al Massoudi, Abou Al Wafa, Al Bairouni dan Omar Al Khayam yang semuanya Arab , Muslim Turki, Afghanistan atau Persia yang unggul dalam berbagai domain seperti Kimia, Matematika,

Kedokteran, Geografi, Ilmu Alam dan Astronomi. Dari 1100AD, dan di atas yang lain 250 tahun, bangsa Eropa mulai muncul di samping sarjana Muslim seperti Averroes, Al Tossi dan Annafis Ibnu. Pada saat ini, dan pada awal kebangkitan Eropa, Eropa mulai menerjemahkan, mempelajari dan mengembangkan ilmu sejauh dipraktekkan oleh dunia Islam. Ini fakta sejarah mapan ditegaskan dan ditekankan oleh ilmuwan Muslim yang berada di Jerman, Dr Mohamed Mansour, yang dipilih oleh Universitas Cambridge sebagai anggota tahun 2000 tokoh internasional yang ditandai kehidupan manusia sepanjang abad terakhir (14). Secara umum, peradaban adalah hasil dari semua upaya yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan kondisi kehidupan mereka, terlepas dari apakah upaya tersebut disengaja atau tidak atau apakah hasil akhirnya adalah bahan atau moral (15). Oleh karena itu, peradaban Islam adalah buah diberkati upaya yang dilakukan oleh umat Islam di seluruh usia yang berbeda untuk memperbaiki kehidupan dan kondisi manusia embetter. Peradaban menjadi respon terhadap kebutuhan manusia, peradaban Islam telah memenuhi semua kebutuhan di era yang berbeda dan telah, selama beberapa dekade, peradaban terkemuka yang tidak terbantahkan di dunia. Peradaban Islam memiliki hak istimewa karena menyiapkan landasan peradaban Eropa modern karena telah memberikan kontribusi melalui prestasi di bidang ilmu kedokteran, farmasi, kimia, matematika dan fisika, dengan percepatan munculnya kebangkitan dan berikutnya kebangkitan kembali ilmu yang berbeda yang melanjutkan, sejak itu, untuk mengembangkan dan menghasilkan. Status sekarang dari peradaban Islam: Status sekarang dari peradaban Islam tidak hidup sesuai dengan posisi cocok umat Islam. Namun, ini tidak akan menjadi alasan untuk melihat peradaban Islam sebagai berada dalam proses kehancuran. Jika tidak, kita akan jatuh ke pengadilan tergesa-gesa, tidak adil dan tidak akurat. Ada banyak bukti dan bukti bersaksi bahwa teori keruntuhan atau dekadensi peradaban Islam sebagai akibat dari ketidakmampuan umat Islam untuk menganggap perannya terdiri dalam memperkaya peradaban manusia modern benar-benar tidak bisa dipertahankan. Pemikir Mesir, Mohamed Fouad Chebel, yang diterjemahkan "Ringkasan Studi Sejarah" Arnold Toynbee adalah di antara yang pertama untuk mewujudkan makna yang mendalam tentang konsep runtuhnya peradaban. Dalam hal ini, katanya: "runtuh tidak berarti persis akhir pertumbuhan Dalam sejarah, tidak ada indikasi seperti apa yang batas-batas harapan hidup masyarakat Ujung pertumbuhan adalah peristiwa normal dalam kehidupan.. manusia, tetapi tidak normal dalam sejarah masyarakat. Toynbee

digunakan runtuhnya panjang untuk membuat makna ini tepat. Ini akan muncul bahwa ketika istilah ini digunakan dalam pengertian ini, serangkaian prestasi terkenal dan mencerahkan dalam sejarah peradaban terjadi pasca keruntuhan atau sebagai hasil dari itu "(16). Konsepsi mendalam dan mendalam tentang sifat peradaban manusia secara berlanjut akan menuntun kita dalam analisis kita tentang status sekarang dari peradaban Islam dengan semua, yang konsekuensi efek dan perkembangan. Pemeriksaan menyeluruh terhadap realitas dunia Islam melompati peristiwa sementara dan variabel, tetapi menggali jauh di bawah permukaan, akan mengarah pada kesimpulan yang mungkin muncul bertentangan dengan aspek eksternal hal dan alasan yang mengatur sedang berlangsung peristiwa. Namun, jika kita setuju bahwa nasib peradaban tidak tergantung pada fakta-fakta sejarah dari jangka waktu terbatas sejarah dan tidak ditentukan oleh konsekuensi dari krisis yang menimpa masyarakat, kita akan mencapai keyakinan bahwa peradaban Islam adalah, saat ini bersejarah titik, dalam keadaan brace peradaban hingga lepas landas siklus peradaban baru pada awal milenium ketiga. Hal ini ditegaskan oleh tempat mencatat di berbagai tingkatan dan interaksi mendalam dalam umat Islam yang tentu akan menghasilkan inisiatif positif yang akan menjadi penting dalam menentukan masa depan dunia Islam. Kita bahkan dapat pergi sejauh memperhitungkan bahwa mereka akan sangat penting bagi masa depan seluruh dunia. Keadaan kelemahan umum disaksikan oleh dunia Islam di banyak domain, ditambah dengan tingkat pertumbuhan yang rendah menandai kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Islam kebanyakan, hanya kelemahan kasual, situasi sementara yang akan diikuti dengan tahap lainnya. Ini adalah bagian dari hukum alam semesta dan sifat dari peradaban. Akar dari peradaban Islam masih sehat dan layak. , Adalah tugas umat Islam saat ini untuk menyadarkan dan menghidupkan kembali mereka dengan menyuntikkan darah baru ke dalam pembuluh peradaban Islam sehingga memungkinkan untuk melanjutkan saja normal, terus menghasilkan buah-buahan dan memenuhi perannya dalam menyelamatkan peradaban Barat yang menderita dari krisis yang mengerikan. Satu-satunya cara untuk krisis ini harus diselesaikan dan konsekuensi bencana mereka dihindari adalah untuk menyuntik ke peradaban Barat prinsip-prinsip peradaban Islam yang sangat spiritual, manusia dan visioner. Mayor peradaban kontemporer: Para peneliti di bidang studi peradaban setuju pada definisi peradaban kontemporer dan kuno besar. Namun, mereka sering tidak setuju pada jumlah mereka. Jika kita mempertimbangkan unsur-unsur budaya dasar yang menentukan peradaban, enam peradaban kontemporer utama dapat diidentifikasi: peradaban Islam, peradaban

Barat, peradaban India, peradaban Jepang dan Amerika Latin peradaban. Masing-masing peradaban memiliki ciri khas dan kekhususan yang membedakannya dari peradaban lain dalam banyak hal. Peradaban dapat berbagi aspek tertentu dan sifat, yang merupakan bagian dari sifat manusia yang cenderung berperilaku sesuai dengan disposisi suara diwariskan oleh Allah SWT. Setelah membahas diuraikan di atas peradaban Islam dan karakteristiknya, saya akan menguraikan secara ringkas dan ringkas pada lima peradaban lain kontemporer. 1-Barat peradaban: Peradaban Barat Kontemporer berdasarkan berakar dasar intelektual yang tanggal kembali sejauh budaya Yunani dan Romawi kuno. Lima karakteristik pemikiran Barat yang cemerlang digariskan oleh Dr Yussuf Al Qaradhawi sebagai berikut: 1 - Pengetahuan cacat keilahian: persepsi Barat yang mendasari peradaban Barat tidak memiliki, rapi jelas visi Allah hidup sampai dimensi-Nya yang benar. Namun lebih merupakan visi kabur dan kabur. 2 - Kecenderungan materialistis yang percaya pada keunggulan materi sebagai dasar untuk memahami alam semesta, pengetahuan dan perilaku, menyangkal pada saat yang sama dimensi metafisik dan spiritual. 3 - Kecenderungan sekuler, yang merupakan hasil dan akibat wajar dari dua karakteristik sebelumnya. Ini adalah kecenderungan yang memisahkan agama dari kehidupan sosial. 4 - Konflik: Ini adalah peradaban diliputi oleh konflik, sebuah peradaban yang tidak percaya pada perdamaian, ketenangan atau cinta. Hal ini ditandai dengan konflik antara manusia dan dirinya sendiri, antara manusia dan teman-temannya dan akhirnya antara manusia dan Penciptanya. 5 - Perasaan superioritas: Ini adalah drive yang tertanam dalam pikiran semua orang Barat. Mereka menganggap diri mereka lebih unggul dari orang lain dan percaya bahwa peradaban Barat adalah sinonim untuk Peradaban Manusia. Mereka mengakui tidak ada peradaban lain (17). Ini adalah fitur yang menonjol dari peradaban Barat baik dalam zaman kuno dan modern. Positif aspek peradaban Barat:

Agar adil dalam analisis kita, kita harus mengakui bahwa peradaban Barat memiliki aspek positif kemanusiaan diuntungkan. Ia menawarkan banyak keuntungan dan yang terpenting, saham sisi positif dengan peradaban Islam. Peradaban Barat mampu, berkat kemajuan matematika, ilmu alam dan aplikasi teknologi mereka, untuk memberikan pria dengan biasa dan tak terbayangkan kemampuan dan peluang. Ini ditawarkan sarana, peralatan dan aparat yang tidak pernah tersedia sebelumnya, dan jarak berkurang, sehingga lokasi terpencil dekat sementara menghemat waktu, berkat sarana modern transportasi yang permanen membaik, sejauh bahwa dunia telah menjadi sebuah desa planet. Era manusia pertama industri terhindar dari upaya fisik, berkat pengenalan mesin. Dalam era industri kedua, komputer yang melakukan operasi sangat kompleks terhindar pria usaha mental. Teknologi komputer telah diperkenalkan ke dalam kehidupan ilmiah Islam, khususnya dalam disiplin terkait untuk mempelajari Quran, Tradisi Nabi, linguistik, sastra dan disiplin ilmu lainnya (18). Di antara fitur yang paling penting dari peradaban Barat adalah kenyataan bahwa itu adalah peradaban terus berkembang, pergi dari satu tahap ke tahap lainnya. Selain itu, menyediakan orang dengan insentif untuk menciptakan dan menghasilkan. Ini memberikan dia dengan suasana psikologis dan rasional yang memfasilitasi pemenuhan diri, dan mengamankan suara untuk dia administrasi dan pemerintahan yang baik membantu memenuhi pekerjaan secara efisien melalui mekanisme penghargaan dan hukuman. Peradaban Barat telah memastikan suatu masyarakat di mana kebebasan individu dan hak-hak dasar dihormati. Dengan kondisi tersebut, orang menikmati martabat dan merasa terbebas dari rasa takut dan penghinaan sehingga menjadi produktif dan berguna bagi rekan-rekannya (19). Ini adalah aspek positif dari peradaban Barat, semuanya harus dilakukan dengan, alat alat dan mesin yang digunakan oleh manusia. Mereka sebenarnya bermata dua alat yang dapat digunakan baik untuk baik atau jahat. Bahkan istilah "desa planet" yang awalnya diciptakan untuk membuat pengurangan jarak bukan berkat murni, mungkin juga menghasilkan banyak kejahatan. Peradaban Barat sebenarnya adalah peradaban sarana dan kemampuan tidak peradaban mengejar tujuan luhur dan finalities. Aspek negatif dari peradaban Barat adalah mereka yang bertentangan dengan agama, kebajikan dan prinsip-prinsip manusia berdasarkan ajaran-ajaran agama dan etika. Mereka berkompromi peradaban manusia dan menyebabkan krisis, konflik dan perang antara negara-negara. Mereka juga memacu drive kejahatan, membahayakan kemajuan ilmu, pengetahuan, seni dan sastra. Mereka bahkan merusak dasar-dasar peradaban. II-India peradaban:

Peradaban India tidak dimulai awalnya di tepi sungai India utara. Ini tumbuh dari sisasisa peradaban Sumeria dibawa ke India utara berkembang di lingkungan India dan melahirkan salah satu peradaban sejarah besar. Peradaban India pada dasarnya didirikan pada kultus India dewa legendaris gemborkan prinsip-prinsip etika yang sama dengan agama Buddha. Ini berkembang sekitar antara 1375 dan 475 AD. Peradaban India dihancurkan oleh suku Hun yang menginvasi India, Asia Tengah dan bagian dari Eropa. Ini berarti bahwa peradaban India didasarkan pada peradaban kuno, salah satu sukses yang lain seperti halnya dengan semua peradaban besar. Semua peradaban India berturut-turut berbagi dengan dasar tampaknya diperintahkan oleh luasnya Semenanjung India dan keragaman geografis dan alami. Mereka peradaban lebih dari meditasi dan kontemplasi (20) dari peradaban kerja keras dan tenaga kerja. Dalam semua kasus, Hindu selalu menjadi konstituen dasar dari budaya Semenanjung India dari 1500 SM sampai 400 AD. Peradaban India kuno ini cenderung ke arah asketisisme dan penghematan dalam hidup. Al bairouni telah menunjukkan fakta ini dan mengkritik pedas dalam bukunya tentang India "Detailing ide-ide India yang masuk akal dan tidak dapat diterima" (21) Saat ini, peradaban modern India merupakan kekuasaan yang berkembang pesat dunia yang berusaha untuk berpartisipasi secara efektif dalam politik dunia dan mempengaruhi jalannya. III-Cina peradaban: Peradaban Cina adalah sekitar dua ribu tahun. Seperti halnya dengan peradaban India, dasar-dasar peradaban moral dan material yang menjadi dasar peradaban Cina didirikan, jatuh tempo selama periode memperluas 1786-1223 SM. Orang Cina melihat diri mereka-meskipun mereka berbagai asal-sebagai satu-satunya di bumi yang pantas rasa hormat dan pertimbangan dengan mengesampingkan semua orang lain yang dipandang sebagai orang barbar tidak layak hormat. Peradaban cina berbeda dengan peradaban lain dengan kenyataan bahwa itu adalah murni Cina dan hampir tidak dipengaruhi dari luar negeri, karena China turun hanya dua kali di bawah dominasi asing. Pertama kali di tangan bangsa Mongol dan waktu kedua adalah intervensi Eropa yang terbaru. Penaklukan Mongol memiliki efek mendalam pada struktur peradaban Cina, tetapi efek-efek mengenakan menjauh saat waktu berlalu. Penaklukan Barat, untuk sebagian, begitu brutal dan berpengaruh yang mengguncang fondasi tradisional dari struktur sosial Cina (22). Konfusianisme tetap menjadi konstituen mendasar dari peradaban Cina, namun.

Postur saat ini China sebagai negara terbesar dalam hal populasi dan pertumbuhan predisposes untuk menempati posisi istimewa di arena internasional dan bersaing dengan kekuatan besar dalam pembuatan politik internasional. IV-Jepang peradaban: Banyak peneliti di bidang sejarah peradaban menganggap bahwa budaya Cina dan Jepang merupakan bagian dari peradaban yang sama Jauh-Timur. Beberapa peneliti, bagaimanapun, pertimbangkan Jepang sebagai peradaban yang terpisah dengan karakteristik yang tepat, bahkan jika asal-usul yang terpencil dapat ditelusuri kembali ke peradaban Cina. Saat ini, Jepang adalah masyarakat beradab dan maju yang telah diawetkan bahasa dan identitasnya, mampu bersaing dengan Barat dalam domain perbatasan ilmiah dan industri. V-Latin-Amerika peradaban: Kontemporer Amerika Latin peradaban adalah campuran dari interaksi antara peradaban kuno Inca, suku Maya dan Aztec dan pengaruh peradaban Eropa, yang merasuki Amerika Latin masyarakat dan diresapi mereka dengan Katolik. Interaksi Ini tampak jelas dalam seni, sastra, musik, kebiasaan sosial dan arsitektur. Banyak peneliti menganggap Amerika Latin sebagai cabang yang berbeda dari peradaban Barat meskipun berbeda, dalam banyak hal, dari mode Barat murni diwakili oleh Amerika Utara dan Eropa Barat. Oleh karena itu, kita melihat bahwa peradaban berada di lapisan fakta disuperposisikan satu yang lain. Setiap peradaban besar atau kecil dissimulates bawah sebuah peradaban sebelumnya, dan seterusnya dan sebagainya hingga awal peradaban. Ini adalah fenomena naik turunnya peradaban, yang Ibn Khaldoun itu merupakan yang pertama untuk disebutkan dalam Muqaddimah-nya. Barat vs peradaban peradaban lain: Pemikir Barat sering memanjakan diri dalam kesalahan dari yang menggambarkan peradaban Barat sebagai peradaban Manusia, dan membatasi penggunaan istilah peradaban secara eksklusif ke peradaban Barat. Ini adalah perasaan superioritas yang menjadi ciri khas peradaban Barat pada umumnya. Yang benar, bagaimanapun, adalah bahwa peradaban Barat adalah bagian dari peradaban manusia yang ada di dunia ini. Peradaban-peradaban ini tidak dapat diabaikan atau dilewatkan hanya untuk tunduk pada perasaan superioritas dan hegemoni kelas penguasa dan elit intelektual Barat. Sebenarnya ada banyak peradaban di seluruh dunia, di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Peradaban Islam menjadi bagian dari peradaban

manusia memiliki fundamental berdiri sendiri dan karakteristik yang luar biasa yang membedakannya dari peradaban lain. Resolusi Majelis Umum PBB menyatakan tahun 2001, Tahun Dialog Peradaban Di antara mengambil angin keluar dari layar dari para pendukung sentralitas peradaban Barat dan membantah klaim rasis mereka. Therefore, to advocate the centrality of Western civilization and its exclusive leadership of the world would stand in opposition to international law and common sense, and contradict historical and geographic facts. Panggilan untuk dialog antar peradaban kontemporer adalah perilaku manusia jernih, logis dan suara yang mendukung tingkat tinggi interaksi dalam hubungan internasional. Karakteristik peradaban Islam dan prospek masa depan Dr Abdulaziz Othman Altwaijri Pendahuluan: Studi banding peradaban adalah cabang baru dari ilmu manusia yang menarik secara bersamaan pada sosiologi, filsafat dan disiplin ilmu sastra yang berbeda. Dalam hal ini, mirip dengan teologi kontrastif yang meskipun hanya diketahui baru-baru ini ke sekolah pemikiran Barat, merupakan tradisi kuno dalam budaya Islam Arab, karena buku-buku berharga yang tertulis dalam hal, yang dikenal sebagai buku-buku agama , sekte dan kultus. Dalam Muqaddimah-nya (pendahuluan), Ibn Khaldoun meletakkan dasar-dasar ilmu sosial yang berkembang kemudian menjadi dikenal sebagai sosiologi dan filsafat sejarah. Demikian juga, kita dapat berlatih kinerja abad ke-18 Ibnu Khaldoun di daerah ilmiah dengan meletakkan prinsip-prinsip dasar studi banding peradaban dalam penerimaan umum dan sebagai tahap pertama sebelum menyusun metodologi yang akan menetapkan aturan, menentukan konsep dan menggambarkan garis batas antara kategori ini studi dan kategori lain dari penelitian manusia modern. Hal ini diperkuat oleh fakta bahwa Universitas Mesir didirikan pada 1908, kemudian bernama Fouad Saya University dan dikenal hari ini sebagai Universitas Kairo-yang reputasinya sudah mapan di bidang studi akademis modern, tidak pernah memiliki sebuah kurikulum di seluruh keberadaannya. Oleh karena itu penciptaan Departemen Bahasa Oriental di Universitas Kairo di awal 40-an abad kedua puluh oleh Abdelwahab Azam, dapat dianggap sebagai langkah pertama menuju mengidentifikasi disiplin akademis, karena studi bahasa oriental erat terikat untuk studi banding peradaban

diwakili oleh bahasa ini, yang merupakan anak sungai dari aliran besar dari peradaban Islam. Studi banding peradaban, sebagai suatu disiplin ilmu manusia modern, mungkin yang terdekat dan paling tepat untuk studi mutasi sosial, budaya dan intelektual dari masyarakat manusia, berbagi kecenderungan dekat dan harmonis dan disposisi untuk interaksi manusia pada periode sejarah tertentu, atau selama rentang waktu, pada premis bahwa peradaban adalah intisari dari interaksi dan transformasi di bidang kreativitas manusia, terlepas dari sifat kreativitas ini. Semua peradaban memiliki titik kesamaan, yang adalah kenyataan bahwa peradaban adalah dengan definisi yang berbeda kategori yang berbeda dari masyarakat primitif, meskipun komunitas ini jauh lebih banyak daripada peradaban (1). Oleh karena itu, ide yang salah tentang keunikan peradaban, diuraikan oleh Arnold Toynbee, yang berpendapat bahwa hanya ada satu peradaban tunggal, yaitu peradaban Barat (2). Memang, ini adalah kasus apa yang dapat disebut sebagai rasisme peradaban. Peradaban sebagai sebuah konsep: Definisi dari "peradaban" istilah yang banyak. Mereka bervariasi sesuai dengan aliran pemikiran yang mengadopsi mereka. Namun, definisi paling komprehensif yang mengekspresikan arti umum peradaban adalah orang yang memandang peradaban sebagai ekspresi dari suatu sistem kepercayaan, nilai dan prinsip serta sintesis aktivitas manusia dalam berbagai bidang ilmu, sastra dan seni, tanpa perbedaan apapun, bersama dengan, kecenderungan berikutnya tren dan selera membentuk pola perilaku, gaya hidup, cara berpikir dan standar yang harus diperhatikan dan dicari. Peradaban jangka telah berkembang dari sebuah era yang lain. Ibn Khaldoun didefinisikan peradaban sebagai "kecanggihan dalam kemewahan dan penguasaan kerajinan digunakan untuk memajukan dalam berbagai aspek seperti memasak, pakaian, dekorasi, arsitektur, dan semua situasi sosial Masing-masing membutuhkan keterampilan dan kerajinan untuk mencapainya.. Mereka spesifik dan konsekuensi satu ke yang lain, tetapi bervariasi sesuai dengan variasi dari kecenderungan jiwa terhadap, kelezatan kesenangan dan kenikmatan mewah yang ditentukan oleh kesopanan. Oleh karena itu, siklus peradaban yang terkait dengan monarki yang selalu terkait dengan siklus kaum tani, karena kaum tani dan monarki adalah sehakikat dengan satu sama lain "(3). Ibn Khaldoun berpendapat bahwa peradaban adalah kesejahteraan tambahan ditambahkan ke dasar-dasar hidup bagi setiap masyarakat manusia. Ini bervariasi tergantung pada tingkat kemewahan dan perbedaan terbatas antara negara, dalam hal kelimpahan dan kelangkaan (4).

Ibn Khaldoun kemudian memberikan definisi yang lebih rumit peradaban, memegang bahwa monarki dan kenegaraan adalah pernyataan terbesar dari nasionalisme dan peradaban itu adalah pernyataan terbesar dari kehidupan pedesaan. Setiap entitas manusia baik itu petani, peradaban, monarki atau rakyat, memiliki masa hidup terbatas seperti konstituen individu (5). Inilah yang menegaskan teori naik turunnya peradaban yang Ibn Khaldoun telah menjadi pertama yang mengembangkan, jauh sebelum para filsuf dan pemikir Eropa. Hanya akhir abad kedua puluh, telah sejarawan Inggris Arnold Toynbee diuraikan dan dirumuskan teori ini dengan cara modern untuk menjadi aksioma di bidang filsafat sejarah. Ibn Khaldoun juga menggambarkan peradaban sebagai usia toddling dalam kehidupan kenegaraan dan masyarakat (6). Adapun Ibnu AL Azraq, ia memunculkan definisi peradaban mengatakan "peradaban adalah tahap akhir dari kecanggihan masyarakat yang mengarah ke arah korupsi dan tidak terbatas jahat, ia yang menjaga diri dari hal itu akan lebih dekat dengan kebajikan" (7) Di zaman modern, arti dari istilah peradaban telah berkembang cukup. Sejarawan Amerika, Diorant, menyatakan dalam ensiklopedia yang besar "Cerita peradaban", diterjemahkan ke banyak bahasa, bahwa peradaban adalah sistem sosial yang memungkinkan manusia untuk meningkatkan produksi budaya. Peradaban terdiri dari empat komponen: sumber daya sosial, sistem politik, standar etika dan mengejar ilmu pengetahuan dan seni. Ini (peradaban) dimulai di mana penderitaan dan akhir ketidakpastian "(8). Dalam pengertian ini, peradaban yang lebih mengandung makna dan signifikansi untuk mengekspresikan semangat yang menjiwai suatu masyarakat tertentu. Oleh karena itu lebih komprehensif daripada budaya, yang lebih berkaitan dengan esensi, identitas dan spesifisitas dibandingkan dengan penampilan dan karakter umum dari kehidupan manusia dalam lingkungan sosial, Toynbee mengatakan: "peradaban berisi tetapi tidak pernah dapat mengandung" ( 9). Berdasarkan konsep ini, peradaban dimulai dari interaksi antara berbagai budaya, yang fitur dan kekhususan dibentuk oleh rakyat asal yang berbeda dan budaya. Mereka budaya bergabung bersama dalam satu arus utama yang merupakan peradaban. Peradaban tidak memiliki karakter etnis dan tidak dapat dikaitkan dengan ras tertentu atau orang tertentu. Bila kadang-kadang dianggap berasal dari suatu negara tertentu atau wilayah geografis, ini hanya demi definisi. Sebaliknya, budaya adalah simbol dari identitas, refleksi dari subjektivitas dan ekspresi dari kekhususan suatu bangsa tertentu atau orang.

Peradaban adalah wadah dari berbagai budaya dengan asal-usul dan latar belakang dicampur dan lintas dibuahi untuk membentuk karakteristik peradaban, yang mencerminkan semangat manusia dalam keagungan dan mengekspresikan prinsipprinsip umum dan nilai-nilai bersama di antara mereka semua yang. Setiap peradaban didukung oleh prinsip-prinsip umum, yang berasal dari keyakinan agama atau filsafat positif. Tidak peduli seberapa banyak kepercayaan dan filosofi yang, karakteristik khas dari sebuah peradaban ditentukan oleh paling baik tertanam kepercayaan dalam hati dan pikiran orang-orang dan yang paling berpengaruh dalam kehidupan publik, sejauh bahwa peradaban menjadi tercemar dan terkait dengan mereka. Asosiasi ini adalah semua suara yang lebih ketika dasar-dasar yang sehat dalam diri mereka, seperti halnya dengan peradaban Islam. Peradaban besar dalam sejarah umat manusia berbeda satu sama lain tergantung pada sikap mereka pada materi dan kehidupan spiritual. Ada dalam peradaban fakta mana materialisme sangat banyak, yang lain yang mendukung kehidupan rohani dan akhirnya mereka yang mencapai keseimbangan yang adil antara materialistis dan sisi rohani (10). Ada, pada kenyataannya, suksesi peradaban, setiap cara memberi kepada peradaban berikutnya. Sebuah keadaan yang menyebabkan banyak pemikir untuk pergi sejauh untuk menyatakan bahwa ada kemiripan atau keserupaan antar peradaban (11). Konsep peradaban Islam: Peradaban Islam adalah hasil dari interaksi antara budaya dari masyarakat yang masuk Islam entah karena iman dan keyakinan atau keluar dari kesetiaan dan afiliasi. Ini adalah keturunan dari pembuahan silang dari budaya dan peradaban yang ada di daerah dibawa di bawah naungan Islam selama ekspansi Islam, dan produk dari leleh dalam panci prinsip-prinsip, nilai-nilai dan cita-cita yang datang dengan Islam sebagai pedoman untuk semua orang di Bumi. Peradaban Islam ada dua. Pertama, ada sebuah peradaban Islam otentik atau peradaban kreativitas dan kecerdikan yang satu-satunya asal Islam dan dialami oleh seluruh dunia ekspansi Islam. Kedua, sebuah peradaban yang dihasilkan oleh umat Islam di domain empiris dengan memperluas dan meningkatkan prestasi yang ada yang telah sudah dicapai oleh manusia jenius. Peradaban ini disebut peradaban kebangkitan dan kebangunan rohani (12). Menurut konsepsi yang luas dan komprehensif, peradaban Islam adalah warisan dibagi di antara semua bangsa dan negara yang dulu berada di bawah dominasi dan berpartisipasi dalam konstruksi dan subur nya. Ini adalah masyarakat dan bangsa yang pakan obligasi dari negara Islam dan membentuk kain padat.

Peradaban Islam adalah bukan milik suatu ras tertentu, tidak juga terlalu peradaban nasional milik orang tertentu. Ini lebih merupakan suatu peradaban yang komprehensif yang meliputi semua ras dan kelompok etnis yang berkontribusi pada kemakmuran, naik dan cahaya dari peradaban ini, serta ekspansi dan pengaruhnya di seluruh dunia selama berabad-abad ketika peradaban Islam berada di heydays nya. Karakteristik peradaban Islam: Seperti manusia, setiap peradaban memiliki tubuh dan jiwa. Tubuh peradaban adalah materialnya prestasi dalam hal bangunan, fasilitas industri, mesin dan sesuatu yang mencerminkan kesejahteraan dan kemajuan duniawi. Jiwa adalah himpunan kepercayaan dan konsep yang kondisi perilaku individu dan kelompok, hubungan timbal balik mereka dan pandangan dunia mereka. Ini adalah elemen yang merupakan karakteristik peradaban Islam (13). Lima karakteristik utama melakukan membedakan peradaban Islam dari lainnya peradaban masa lalu dan sekarang manusia berturut-turut dan menempatkannya pada posisi yang beredar: Karakteristik pertama adalah fakta bahwa itu adalah peradaban berdasarkan agama Islam, dijiwai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip. Ini adalah peradaban monoteistik didasarkan pada keyakinan akan keesaan Allah SWT, Pencipta manusia dan seluruh makhluk. Hal ini juga sebagian merupakan peradaban buatan manusia, dibangun di atas latar belakang agama kokoh iman. Agama yang kudus, benar, memang, faktor kuat yang berkontribusi pada peningkatan dan kesejahteraan peradaban ini. Karakteristik kedua adalah yang menjadi peradaban dengan dimensi, manusia universal, dan tidak terkait dengan era wilayah, ras atau sejarah tertentu geografis. Ini bukan menyangkut semua bangsa dan negara dan memiliki gema yang mencapai berbagai belahan dunia. Ini adalah peradaban yang melindungi semua manusia dan yang buahnya murah hati dihasilkan pada pemahaman tangan untuk setiap satu, acuh tak acuh. Peradaban Islam didasarkan pada gagasan bahwa manusia memiliki hak lebih tinggi seluruh makhluk Allah, bahwa semua kegiatan manusia harus mengarah pada kebahagiaan dan kesejahteraan manusia dan bahwa setiap tindakan yang ditujukan untuk melayani tujuan ini adalah tindakan yang diberkati Allah, memang manusia tindakan di tempat pertama. Karakteristik ketiga adalah yang menjadi peradaban dermawan yang menarik pada peradaban manusia dan budaya yang dialami oleh orang-orang di dunia kuno, tetapi memberikan kontribusi deras untuk kemajuan ilmu, pengetahuan dan nilai-nilai keadilan, keindahan kesetaraan, dan kebajikan. Outputnya manfaat kemanusiaan pada umumnya, terlepas dari ras, warna atau bahkan agama. Muslim dan non Muslim, baik Kristen, Yahudi atau orang kafir, hidup berdampingan bersama-sama dalam peradaban Islam.

Karakteristik keempat adalah yang menjadi peradaban yang seimbang yang mengamankan keseimbangan yang adil antara materialistis dan sisi spiritual dengan moderasi teladan yang selalu menjadi ciri khas pemikiran Islam dan ciri khas dari peradaban Islam sepanjang sejarahnya. Tidak berlebihan, kelalaian, tidak ada ekstremisme ngaco, kenekatan tidak. Ini adalah moderasi dibangun di atas keadilan dan kesetaraan. Ciri kelima adalah yang menjadi peradaban abadi yang akan bertahan selama Islam, karena didasarkan pada prinsip dari Islam yang Allah akan menjaga selamanya. Dengan demikian, adalah peradaban dengan karakteristik unik, sebuah peradaban yang tidak pernah melenyap karena bukan warga Negara atau sebuah peradaban ras juga tidak bertentangan dengan sifat manusia. Dalam semua kasus, Islam tidak harus diidentifikasi dengan Muslim, ini mungkin menjadi lemah atau kurang berpengaruh tapi Islam tetap teguh. Peradaban Islam karena itu secara permanen apung dan memiliki siklus memperbaharui diri dan dinamika henti. Lima karakteristik diuraikan hereabove menarik keberlanjutan mereka dari prinsipprinsip agama Islam, karena ia didirikan pada mereka dan secara intrinsik terikat kepada mereka. Mereka seperti sebuah berlian berharga yang tetap tidak berubah apa pun adalah keadaan sejarah atau gejolak gemetar masyarakat Islam atas dan bawah. Peradaban Islam pernah memimpin pawai ilmu dan pengetahuan selama abad pertengahan yang dianggap di Eropa sebagai usia kegelapan sementara mereka adalah usia pencerahan bagi peradaban kita. Dalam hal ini, perlu menunjukkan bahwa George Sarton, dalam bukunya: "Pengantar Sejarah Ilmu Pengetahuan", prestasi ilmiah rahasia sepanjang sejarah dalam beberapa periode, masing-masing setengah abadi abad, dan diidentifikasi dengan nama seorang ilmuwan di . skala dunia Dari 750AD sampai 1100 AD, yaitu 350 tahun, semua ilmuwan adalah tanda dari dunia Islam: Jaber Ibnu Hayan, Al Khawarizmi, Al Razi, Al Massoudi, Abou Al Wafa, Al Bairouni dan Omar Al Khayam yang semuanya Arab , Muslim Turki, Afghanistan atau Persia yang unggul dalam berbagai domain seperti Kimia, Matematika, Kedokteran, Geografi, Ilmu Alam dan Astronomi. Dari 1100AD, dan di atas yang lain 250 tahun, bangsa Eropa mulai muncul di samping sarjana Muslim seperti Averroes, Al Tossi dan Annafis Ibnu. Pada saat ini, dan pada awal kebangkitan Eropa, Eropa mulai menerjemahkan, mempelajari dan mengembangkan ilmu sejauh dipraktekkan oleh dunia Islam. Ini fakta sejarah mapan ditegaskan dan ditekankan oleh ilmuwan Muslim yang berada di Jerman, Dr Mohamed Mansour, yang dipilih oleh Universitas Cambridge sebagai anggota tahun 2000 tokoh internasional yang ditandai kehidupan manusia sepanjang abad terakhir (14). Secara umum, peradaban adalah hasil dari semua upaya yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan kondisi kehidupan mereka, terlepas dari apakah upaya tersebut

disengaja atau tidak atau apakah hasil akhirnya adalah bahan atau moral (15). Oleh karena itu, peradaban Islam adalah buah diberkati upaya yang dilakukan oleh umat Islam di seluruh usia yang berbeda untuk memperbaiki kehidupan dan kondisi manusia embetter. Peradaban menjadi respon terhadap kebutuhan manusia, peradaban Islam telah memenuhi semua kebutuhan di era yang berbeda dan telah, selama beberapa dekade, peradaban terkemuka yang tidak terbantahkan di dunia. Peradaban Islam memiliki hak istimewa karena menyiapkan landasan peradaban Eropa modern karena telah memberikan kontribusi melalui prestasi di bidang ilmu kedokteran, farmasi, kimia, matematika dan fisika, dengan percepatan munculnya kebangkitan dan berikutnya kebangkitan kembali ilmu yang berbeda yang melanjutkan, sejak itu, untuk mengembangkan dan menghasilkan. Status sekarang dari peradaban Islam: Status sekarang dari peradaban Islam tidak hidup sesuai dengan posisi cocok umat Islam. Namun, ini tidak akan menjadi alasan untuk melihat peradaban Islam sebagai berada dalam proses kehancuran. Jika tidak, kita akan jatuh ke pengadilan tergesa-gesa, tidak adil dan tidak akurat. Ada banyak bukti dan bukti bersaksi bahwa teori keruntuhan atau dekadensi peradaban Islam sebagai akibat dari ketidakmampuan umat Islam untuk menganggap perannya terdiri dalam memperkaya peradaban manusia modern benar-benar tidak bisa dipertahankan. Pemikir Mesir, Mohamed Fouad Chebel, yang diterjemahkan "Ringkasan Studi Sejarah" Arnold Toynbee adalah di antara yang pertama untuk mewujudkan makna yang mendalam tentang konsep runtuhnya peradaban. Dalam hal ini, katanya: "runtuh tidak berarti persis akhir pertumbuhan Dalam sejarah, tidak ada indikasi seperti apa yang batas-batas harapan hidup masyarakat Ujung pertumbuhan adalah peristiwa normal dalam kehidupan.. manusia, tetapi tidak normal dalam sejarah masyarakat. Toynbee digunakan runtuhnya panjang untuk membuat makna ini tepat. Ini akan muncul bahwa ketika istilah ini digunakan dalam pengertian ini, serangkaian prestasi terkenal dan mencerahkan dalam sejarah peradaban terjadi pasca keruntuhan atau sebagai hasil dari itu "(16). Konsepsi mendalam dan mendalam tentang sifat peradaban manusia secara berlanjut akan menuntun kita dalam analisis kita tentang status sekarang dari peradaban Islam dengan semua, yang konsekuensi efek dan perkembangan. Pemeriksaan menyeluruh terhadap realitas dunia Islam melompati peristiwa sementara dan variabel, tetapi menggali jauh di bawah permukaan, akan mengarah pada

kesimpulan yang mungkin muncul bertentangan dengan aspek eksternal hal dan alasan yang mengatur sedang berlangsung peristiwa. Namun, jika kita setuju bahwa nasib peradaban tidak tergantung pada fakta-fakta sejarah dari jangka waktu terbatas sejarah dan tidak ditentukan oleh konsekuensi dari krisis yang menimpa masyarakat, kita akan mencapai keyakinan bahwa peradaban Islam adalah, saat ini bersejarah titik, dalam keadaan brace peradaban hingga lepas landas siklus peradaban baru pada awal milenium ketiga. Hal ini ditegaskan oleh tempat mencatat di berbagai tingkatan dan interaksi mendalam dalam umat Islam yang tentu akan menghasilkan inisiatif positif yang akan menjadi penting dalam menentukan masa depan dunia Islam. Kita bahkan dapat pergi sejauh memperhitungkan bahwa mereka akan sangat penting bagi masa depan seluruh dunia. Keadaan kelemahan umum disaksikan oleh dunia Islam di banyak domain, ditambah dengan tingkat pertumbuhan yang rendah menandai kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Islam kebanyakan, hanya kelemahan kasual, situasi sementara yang akan diikuti dengan tahap lainnya. Ini adalah bagian dari hukum alam semesta dan sifat dari peradaban. Akar dari peradaban Islam masih sehat dan layak. , Adalah tugas umat Islam saat ini untuk menyadarkan dan menghidupkan kembali mereka dengan menyuntikkan darah baru ke dalam pembuluh peradaban Islam sehingga memungkinkan untuk melanjutkan saja normal, terus menghasilkan buah-buahan dan memenuhi perannya dalam menyelamatkan peradaban Barat yang menderita dari krisis yang mengerikan. Satu-satunya cara untuk krisis ini harus diselesaikan dan konsekuensi bencana mereka dihindari adalah untuk menyuntik ke peradaban Barat prinsip-prinsip peradaban Islam yang sangat spiritual, manusia dan visioner. Mayor peradaban kontemporer: Para peneliti di bidang studi peradaban setuju pada definisi peradaban kontemporer dan kuno besar. Namun, mereka sering tidak setuju pada jumlah mereka. Jika kita mempertimbangkan unsur-unsur budaya dasar yang menentukan peradaban, enam peradaban kontemporer utama dapat diidentifikasi: peradaban Islam, peradaban Barat, peradaban India, peradaban Jepang dan Amerika Latin peradaban. Masing-masing peradaban memiliki ciri khas dan kekhususan yang membedakannya dari peradaban lain dalam banyak hal. Peradaban dapat berbagi aspek tertentu dan sifat, yang merupakan bagian dari sifat manusia yang cenderung berperilaku sesuai dengan disposisi suara diwariskan oleh Allah SWT. Setelah membahas diuraikan di atas peradaban Islam dan karakteristiknya, saya akan menguraikan secara ringkas dan ringkas pada lima peradaban lain kontemporer. 1-Barat peradaban:

Peradaban Barat Kontemporer berdasarkan berakar dasar intelektual yang tanggal kembali sejauh budaya Yunani dan Romawi kuno. Lima karakteristik pemikiran Barat yang cemerlang digariskan oleh Dr Yussuf Al Qaradhawi sebagai berikut: 1 - Pengetahuan cacat keilahian: persepsi Barat yang mendasari peradaban Barat tidak memiliki, rapi jelas visi Allah hidup sampai dimensi-Nya yang benar. Namun lebih merupakan visi kabur dan kabur. 2 - Kecenderungan materialistis yang percaya pada keunggulan materi sebagai dasar untuk memahami alam semesta, pengetahuan dan perilaku, menyangkal pada saat yang sama dimensi metafisik dan spiritual. 3 - Kecenderungan sekuler, yang merupakan hasil dan akibat wajar dari dua karakteristik sebelumnya. Ini adalah kecenderungan yang memisahkan agama dari kehidupan sosial. 4 - Konflik: Ini adalah peradaban diliputi oleh konflik, sebuah peradaban yang tidak percaya pada perdamaian, ketenangan atau cinta. Hal ini ditandai dengan konflik antara manusia dan dirinya sendiri, antara manusia dan teman-temannya dan akhirnya antara manusia dan Penciptanya. 5 - Perasaan superioritas: Ini adalah drive yang tertanam dalam pikiran semua orang Barat. Mereka menganggap diri mereka lebih unggul dari orang lain dan percaya bahwa peradaban Barat adalah sinonim untuk Peradaban Manusia. Mereka mengakui tidak ada peradaban lain (17). Ini adalah fitur yang menonjol dari peradaban Barat baik dalam zaman kuno dan modern. Positif aspek peradaban Barat: Agar adil dalam analisis kita, kita harus mengakui bahwa peradaban Barat memiliki aspek positif kemanusiaan diuntungkan. Ia menawarkan banyak keuntungan dan yang terpenting, saham sisi positif dengan peradaban Islam. Peradaban Barat mampu, berkat kemajuan matematika, ilmu alam dan aplikasi teknologi mereka, untuk memberikan pria dengan biasa dan tak terbayangkan kemampuan dan peluang. Ini ditawarkan sarana, peralatan dan aparat yang tidak pernah tersedia sebelumnya, dan jarak berkurang, sehingga lokasi terpencil dekat sementara menghemat waktu, berkat sarana modern transportasi yang permanen membaik, sejauh bahwa dunia telah menjadi sebuah desa planet.

Era manusia pertama industri terhindar dari upaya fisik, berkat pengenalan mesin. Dalam era industri kedua, komputer yang melakukan operasi sangat kompleks terhindar pria usaha mental. Teknologi komputer telah diperkenalkan ke dalam kehidupan ilmiah Islam, khususnya dalam disiplin terkait untuk mempelajari Quran, Tradisi Nabi, linguistik, sastra dan disiplin ilmu lainnya (18). Di antara fitur yang paling penting dari peradaban Barat adalah kenyataan bahwa itu adalah peradaban terus berkembang, pergi dari satu tahap ke tahap lainnya. Selain itu, menyediakan orang dengan insentif untuk menciptakan dan menghasilkan. Ini memberikan dia dengan suasana psikologis dan rasional yang memfasilitasi pemenuhan diri, dan mengamankan suara untuk dia administrasi dan pemerintahan yang baik membantu memenuhi pekerjaan secara efisien melalui mekanisme penghargaan dan hukuman. Peradaban Barat telah memastikan suatu masyarakat di mana kebebasan individu dan hak-hak dasar dihormati. Dengan kondisi tersebut, orang menikmati martabat dan merasa terbebas dari rasa takut dan penghinaan sehingga menjadi produktif dan berguna bagi rekan-rekannya (19). Ini adalah aspek positif dari peradaban Barat, semuanya harus dilakukan dengan, alat alat dan mesin yang digunakan oleh manusia. Mereka sebenarnya bermata dua alat yang dapat digunakan baik untuk baik atau jahat. Bahkan istilah "desa planet" yang awalnya diciptakan untuk membuat pengurangan jarak bukan berkat murni, mungkin juga menghasilkan banyak kejahatan. Peradaban Barat sebenarnya adalah peradaban sarana dan kemampuan tidak peradaban mengejar tujuan luhur dan finalities. Aspek negatif dari peradaban Barat adalah mereka yang bertentangan dengan agama, kebajikan dan prinsip-prinsip manusia berdasarkan ajaran-ajaran agama dan etika. Mereka berkompromi peradaban manusia dan menyebabkan krisis, konflik dan perang antara negara-negara. Mereka juga memacu drive kejahatan, membahayakan kemajuan ilmu, pengetahuan, seni dan sastra. Mereka bahkan merusak dasar-dasar peradaban. II-India peradaban: Peradaban India tidak dimulai awalnya di tepi sungai India utara. Ini tumbuh dari sisasisa peradaban Sumeria dibawa ke India utara berkembang di lingkungan India dan melahirkan salah satu peradaban sejarah besar. Peradaban India pada dasarnya didirikan pada kultus India dewa legendaris gemborkan prinsip-prinsip etika yang sama dengan agama Buddha. Ini berkembang sekitar antara 1375 dan 475 AD. Peradaban India dihancurkan oleh suku Hun yang menginvasi India, Asia Tengah dan bagian dari Eropa. Ini berarti bahwa peradaban India didasarkan pada peradaban kuno, salah satu sukses yang lain seperti halnya dengan semua peradaban besar. Semua peradaban India berturut-turut berbagi dengan dasar tampaknya diperintahkan oleh luasnya Semenanjung India dan keragaman geografis dan alami. Mereka peradaban

lebih dari meditasi dan kontemplasi (20) dari peradaban kerja keras dan tenaga kerja. Dalam semua kasus, Hindu selalu menjadi konstituen dasar dari budaya Semenanjung India dari 1500 SM sampai 400 AD. Peradaban India kuno ini cenderung ke arah asketisisme dan penghematan dalam hidup. Al bairouni telah menunjukkan fakta ini dan mengkritik pedas dalam bukunya tentang India "Detailing ide-ide India yang masuk akal dan tidak dapat diterima" (21) Saat ini, peradaban modern India merupakan kekuasaan yang berkembang pesat dunia yang berusaha untuk berpartisipasi secara efektif dalam politik dunia dan mempengaruhi jalannya. III-Cina peradaban: Peradaban Cina adalah sekitar dua ribu tahun. Seperti halnya dengan peradaban India, dasar-dasar peradaban moral dan material yang menjadi dasar peradaban Cina didirikan, jatuh tempo selama periode memperluas 1786-1223 SM. Orang Cina melihat diri mereka-meskipun mereka berbagai asal-sebagai satu-satunya di bumi yang pantas rasa hormat dan pertimbangan dengan mengesampingkan semua orang lain yang dipandang sebagai orang barbar tidak layak hormat. Peradaban cina berbeda dengan peradaban lain dengan kenyataan bahwa itu adalah murni Cina dan hampir tidak dipengaruhi dari luar negeri, karena China turun hanya dua kali di bawah dominasi asing. Pertama kali di tangan bangsa Mongol dan waktu kedua adalah intervensi Eropa yang terbaru. Penaklukan Mongol memiliki efek mendalam pada struktur peradaban Cina, tetapi efek-efek mengenakan menjauh saat waktu berlalu. Penaklukan Barat, untuk sebagian, begitu brutal dan berpengaruh yang mengguncang fondasi tradisional dari struktur sosial Cina (22). Konfusianisme tetap menjadi konstituen mendasar dari peradaban Cina, namun. Postur saat ini China sebagai negara terbesar dalam hal populasi dan pertumbuhan predisposes untuk menempati posisi istimewa di arena internasional dan bersaing dengan kekuatan besar dalam pembuatan politik internasional. IV-Jepang peradaban: Banyak peneliti di bidang sejarah peradaban menganggap bahwa budaya Cina dan Jepang merupakan bagian dari peradaban yang sama Jauh-Timur. Beberapa peneliti, bagaimanapun, pertimbangkan Jepang sebagai peradaban yang terpisah dengan karakteristik yang tepat, bahkan jika asal-usul yang terpencil dapat ditelusuri kembali ke peradaban Cina. Saat ini, Jepang adalah masyarakat beradab dan maju yang telah diawetkan bahasa dan identitasnya, mampu bersaing dengan Barat dalam domain perbatasan ilmiah dan industri.

V-Latin-Amerika peradaban: Kontemporer Amerika Latin peradaban adalah campuran dari interaksi antara peradaban kuno Inca, suku Maya dan Aztec dan pengaruh peradaban Eropa, yang merasuki Amerika Latin masyarakat dan diresapi mereka dengan Katolik. Interaksi Ini tampak jelas dalam seni, sastra, musik, kebiasaan sosial dan arsitektur. Banyak peneliti menganggap Amerika Latin sebagai cabang yang berbeda dari peradaban Barat meskipun berbeda, dalam banyak hal, dari mode Barat murni diwakili oleh Amerika Utara dan Eropa Barat. Oleh karena itu, kita melihat bahwa peradaban berada di lapisan fakta disuperposisikan satu yang lain. Setiap peradaban besar atau kecil dissimulates bawah sebuah peradaban sebelumnya, dan seterusnya dan sebagainya hingga awal peradaban. Ini adalah fenomena naik turunnya peradaban, yang Ibn Khaldoun itu merupakan yang pertama untuk disebutkan dalam Muqaddimah-nya. Barat vs peradaban peradaban lain: Pemikir Barat sering memanjakan diri dalam kesalahan dari yang menggambarkan peradaban Barat sebagai peradaban Manusia, dan membatasi penggunaan istilah peradaban secara eksklusif ke peradaban Barat. Ini adalah perasaan superioritas yang menjadi ciri khas peradaban Barat pada umumnya. Yang benar, bagaimanapun, adalah bahwa peradaban Barat adalah bagian dari peradaban manusia yang ada di dunia ini. Peradaban-peradaban ini tidak dapat diabaikan atau dilewatkan hanya untuk tunduk pada perasaan superioritas dan hegemoni kelas penguasa dan elit intelektual Barat. Sebenarnya ada banyak peradaban di seluruh dunia, di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Peradaban Islam menjadi bagian dari peradaban manusia memiliki fundamental berdiri sendiri dan karakteristik yang luar biasa yang membedakannya dari peradaban lain. Resolusi Majelis Umum PBB menyatakan tahun 2001, Tahun Dialog Peradaban Di antara mengambil angin keluar dari layar dari para pendukung sentralitas peradaban Barat dan membantah klaim rasis mereka. Therefore, to advocate the centrality of Western civilization and its exclusive leadership of the world would stand in opposition to international law and common sense, and contradict historical and geographic facts. Panggilan untuk dialog antar peradaban kontemporer adalah perilaku manusia jernih, logis dan suara yang mendukung tingkat tinggi interaksi dalam hubungan internasional.

Insya Allah, Anda akan mendapatkan dalam kebiasaan membaca Suratul Kahfi setiap hari Jumat. Anda dapat mulai pada Kamis malam karena secara teknis "malam Jumat" sekali Maghrib telah tiba. Sesuatu untuk membuatnya lebih mudah adalah dengan membaca bersama dengan qari terkenal. Lihat akhir pesan ini untuk beberapa url dari reciters baik. Suratul Kahfi Mekah Surah 18 Surah dalam Al Qur'an Ini ayat nomor 110 Preferensi dari Surah Ada banyak hadits yang menghitung berkat-berkat ini surah secara keseluruhan dan mengenai ayat sepuluh pertama atau terakhir. 1. ~ Abu Darda 'ra dengan dia ~~~V meriwayatkan bahwa Nabi Suci ~ ~ berkata, "Orang yang hafal sepuluh ayat pertama dari Suratul Kahfi akan aman terhadap Dajjal (Anti Kristus) Versi lain mengatakan:." Orang yang berkomitmen untuk ingatannya dalam 10 ayat terakhir dari surah ini akan tetap kebal dari Dajjal. [Muslim] 2. Dari Baihaqi: Dia yang mengucapkan Suratul Kahfi pada yaumul Jumuah (Jumat), Allah akan bersinar cahaya baginya antara dua Jumat. [Shahih] 3. Dari Ahmad, Muslim, An-Nisaa'ie, dan Ibnu Habban - bahwa Abu Darda berkata Rasulullah ~ ~ berkata, "Barangsiapa membaca ayat 10 terakhir dari Suratul Kahfi, ia akan kebal dari fitnah (korupsi) dari Dajjal. 4. Al Bukhari, Muslim dan lainnya: Al 'Baraa kata seorang pria sedang membaca Suratul Kahfi di rumahnya dan ada binatang di dalamnya (tidak menentukan apakah itu kucing atau anjing atau kambing - itu hanya menggunakan istilah umum untuk hewan) yang mulai menjadi gelisah atau gugup. Dia mendongak dan melihat kabut atau awan dan menipunya. Dia menyebutkan ke Rasulullah ~ ~ dan dia berkata, "Baca (katanya nama orang) untuk sakinah sesungguhnya turun untuk (pembacaan) Al-Qur'an". Orang yang sedang membaca adalah 'Aseed bin Hadheer, seperti At-Tubraani menjelaskan. 5. Dari At-Tirmidzi yang menyatakan itu sahih: Abu Darda 'berkata, "Rasulullah ~ ~ berkata," Barangsiapa membaca 3 ayat dari awal Suratul Kahfi dilindungi atau kebal dari fitnah Dajjal Dalam versi lain dikatakan. 10 ayat dari awal atau 10 ayat dari akhir itu. 6. Ibnu Mardwiyah Al 'Daiya di "Al Mukhtaar" Diriwayatkan bahwa Ali ~ ra dengan dia ~~~V mengatakan bahwa Rasulullah ~ ~ berkata: "Barangsiapa yang membaca (Suratul) Kahfi pada yaumul Jumuah, ia kebal selama 8 hari dari semua fitnah yang akan terjadi. Ketika Dajjal muncul, dia akan kebal terhadap dia. 7. Ditemukan di At-Tubraani 's "Al Awsat" dan Al Haakim itu "Mustadrak" dan yang menyatakan itu sahih, Ibnu Mardwiyah dan Al Baihaqi dan Al Diyaa': Abu Saeed Al Khudari mengatakan bahwa Rasulullah ~ ~ berkata, "Barangsiapa membaca Suratul Kahfi memiliki lampu baginya dari "maqaamahu" tempatnya (di mana ia berdiri) ke Mekah, dan siapapun yang membaca 10 ayat dari akhir itu (ayat 10 terakhir) maka Dajjal keluar, ia tidak akan dirugikan oleh dia. 8. Al Haakim yang mengatakan itu adalah sahih - hadits dari Abu Saeed - bahwa Rasulullah ~ ~ berkata, "Barangsiapa membaca Suratul Kahfi pada yaumul Jumuah, cahaya akan bersinar baginya antara 2 Jumat (sampai Jumat depan) Al Baihaqi. juga menyatakan bahwa hadits di "Sebagai Sunan" dari perawi yang sama dan dari rantai yang berbeda.

9. Ibnu Mardwiyah dari Ibnu Umar ~ semoga Allah senang dengan mereka berdua ~ yang mengatakan Rasulullah ~ ~ berkata, "Barangsiapa membaca Suratul Kahfi pada yaumul Jumuah, baginya cahaya akan bersinar dari bawah kakinya untuk 'Aden di langit, bersinar baginya pada hari kiamat dan dia akan diampuni atas apa yang terjadi antara 2 hari Jumat (dosa kecil) 10. Pada otoritas Aiesha ~ semoga Allah senang dengan dia ~ The Rasulullah ~ ~ berkata, "Apakah aku tidak memberitahu Anda tentang sebuah surah yang begitu penuh kebesaran mencapai antara langit dan bumi dan memiliki berkat ditulis untuk itu proporsi yang sama (dari langit ke bumi) siapapun yang membaca di yaumul Jumuah diampuni apa yang terjadi antara yang Jumuah dan berikutnya, selain 3 hari (yaitu 10 hari sekali) dan siapapun yang membaca ayat terakhir dari lima hal itu ketika ia ?. pergi tidur, Allah akan mengirim dia malam itu apa yang dia inginkan Mereka berkata, Ya, Ya Rasulullah Dia mengatakan: Surat Ashaabul Kahfi [saya berdoa bahwa saya telah menerjemahkannya dengan benar Semoga Allah mengampuni saya jika saya belum disampaikan.. dengan benar karena ini adalah kata-kata Rasul-Nya saw.]

... , " ... ' ... UO ... UU ... ... " "" USU "' . . .
[Catatan saya: Subhaanallah, saya benar-benar mengagumi semua hal, Allah kesempatan, Maha Penyayang, memberi kita untuk mencapai surga dan untuk melindungi kita dari bahaya. Begitu banyak hadits di atas mengacu pada Dajjal. Sekarang, kita dapat membaca ini dan berpikir, "Yah, kemungkinan tipis bahwa kita akan dihadapkan dengan situasi ini," Namun, kita tidak pernah tahu. Kita tahu bahwa kemunculan Dajjal yang akan terjadi pada hari-hari terakhir sebelum Yaumul Qiyammah, tetapi "hari" bukan 24 jam yang membentuk kehidupan sehari-hari, tidak, ini benar-benar periode waktu yang ditetapkan untuk terjadi dengan kami Pencipta, azzau wa jal. Saya ingat bacaan pertama saya tentang Dajjal dan itu membuat saya takut sedikit karena ia akan tampak begitu kuat dan akan mampu menghasilkan banyak mujizat atau apa yang akan tampaknya menjadi mukjizat. Banyak orang baik akan tertipu atau ditipu oleh dia dan mengikuti. Ini akan membingungkan bagi orang lain untuk melihat dikenal orang-orang saleh atau baik followi ng apa Dajjal mengatakan. Hal ini sangat menakutkan dan ia akan cenderung untuk menyesatkan orang-orang lemah dalam iman. Ini akan menjadi waktu yang sangat mencoba dan fakta bahwa ia akan diberikan kemampuan untuk menawarkan orang-orang pilihan antara apa yang tampaknya kematian atau kehidupan yang mana yang muncul sebagai kematian (api) sebenarnya akan aman sangat menakutkan, tetapi benar beriman, ketika dipaksa untuk membuat keputusan yang akan memilih api daripada kufur. Ini akan sangat menakutkan. Kami tidak tahu persis bagaimana hal ini akan terjadi atau bahkan ketika, tapi kami telah melihat banyak tandatanda hari-hari terakhir terjadi sehingga tidak masuk akal untuk merasa, berpikir bahwa kita hidup dalam beberapa hari terakhir sebelum Hari Akhir. Oleh karena itu, berkah dan rahmat dari Allah untuk memiliki surah ini sebagai pelindung dari hari-hari fitnah depan. Kami tidak tahu apakah hari ini akan terjadi selama waktu hidup kita atau selama masa anak-anak kita. Kita harus "mengikat unta" dengan menghafal ayat ini dan mendorong keluarga kami untuk melakukannya dan anak-anak mereka dan anak-anak mereka

dan sebagainya sehingga ketika hal itu terjadi, kami dan anak-anak kita dan keturunan mereka akan dilindungi. Kami hanya tidak bersyukur kepada Allah cukup untuk semua Berkat-Nya. Kita bisa mencapai hal ini perlindungan besar dengan menghafal beberapa kata - subhaallah wa nashkurahu] Tentang Surah Suratul Kahfi adalah surah Mekah dan merupakan salah satu dari lima Al Quran yang dimulai dengan kalimat "Al Hamdulillah", mereka adalah - Al Fatihah, AlAn'aam, Al Kahfi, Saba 'dan Faatir. Masing-masing beginwith Al Quran memuji Allah, jala wa 'ala, dan Mulia, mengakui kebesaran-Nya, Kemuliaan, Yang Mulia dan Kesempurnaan. Ini membawa kita surah Al-Qur'an tiga cerita inspiratif dan mengesankan, dengan cara / atau untuk tujuan membenarkan tujuan dasar dari extablishing Akidah yang benar (keyakinan Islam) dan iman dalam kebesaran Tuhan, Penuh Majest dan Kehormatan. Adapun cerita pertama, adalah kisah 'As-haabul Kahfi - para sahabat gua, cerita yang menjelaskan keyakinan Islam, sebuah cerita tentang pemuda yang percaya beberapa loak negara mereka demi agama mereka dan berlindung di sebuah gua gunung, maka tetap ada tertidur selama 309 tahun. Kemudian Allah reawakens mereka setelah periode panjang. Cerita kedua adalah cerita tentang Nabi Musa ~ ~ dengan Al-Khidir. Ini adalah kisah yang berkaitan dengan mencari pengetahuan, dan informasi atau pengetahuan tentang yang gaib ('ilmul ghaib) yang Allah memilih untuk membuat tahu untuk "al' abd as-Saalih" Al-Khidir sementara Musa tidak tahu sampai Al-Khidir ) memberitahu kepadanya, seperti kisah kapal, keadaan sekitar pembunuhan pemuda dan pembangunan dinding. Cerita ketiga adalah dari "Qarnain Thul", seorang raja makannu Allah dengan taqwa (takut Allah) dan rasa tinggi keadilan, untuk memperpanjang kekuasaannya atas dunia yang dihuni dan untuk memiliki mushaariq al ard wa maghaaribaha - Timur bumi dan Barat, dan isu bangunannya bendungan besar. Sama seperti surah menggunakan, untuk tujuan dari niatnya, ketiga cerita, itu juga menggunakan contoh mengesankan untuk menjelaskan bahwa kebenaran tidak terhubung atau terkait dengan kekayaan yang besar atau kekuasaan atau kedaulatan, melainkan hanya terkait dengan keyakinan yang benar. Contoh pertama memberi adalah orang kaya yang sangat kaya dan orang miskin "al m'utaza oleh keyakinan dan kepercayaannya dalam kisah para sahabat taman. Contoh kedua yang diberikan adalah" hayatu dunya "atau hidup dunia ini dan apa itu terdiri dari. Contoh ketiga adalah kebanggaan, kesombongan dan penipuan Iblis yang mengakibatkan penolakannya untuk sujud sebelum Adam ~ alaihi salam sebagai `wa ma naalahu menit pada tarrad wal hurmaan. Masing-masing cerita dan contoh dimaksudkan untuk diambil sebagai pelajaran atau moral serta poin untuk refleksi. Nama Surah Hal ini dinamai Kahfi Suratul karena cerita ilahi ajaib di dalamnya, kisah, menakjubkan aneh dari sahabat gua. . Artikel yang diterbitkan dalam DAN 'ANDA DALAM Hukum KESEHARIAN 'publikasi seri Tanggal Terbit: 15 Mar 2008

Peran Lembaga Adat (Lembaga Adat) Dalam Penyelesaian Sengketa Dokumen ini adalah versi diterjemahkan dari artikel bahasa Indonesia: Lembaga ADAT SEBAGAI PENYELESAIAN SENGKETA Lembaga Adat istiadat (praktek adat tradisional) merupakan sekumpulan nilai dan keyakinan sosial yang tertanam dalam kehidupan masyarakat Aceh. Dr Muhammad Hakim Nyak Pha, dosen dari Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala dan Ketua Mahkamah Agung Indonesia Pengadilan, dalam bukunya yang berjudul Pedoman Umum Adat Aceh Edisi Saya mengatakan bahwa adat istiadat merupakan sekumpulan aturan atau norma-norma yang pada gilirannya menjadi prinsip-prinsip yang perlu diketahui, diakui, dihormati dan dipatuhi oleh masyarakat. Adat istiadat juga memainkan peran yang sangat signifikan dalam keberlanjutan kehidupan masyarakat. Menurut Hukum (Undang-Undang) Nomor 44 tahun 1999 tentang Status Khusus Aceh Propinsi, adat (hukum adat) telah memberikan kontribusi terhadap keunikan Aceh dan pada gilirannya telah diakui oleh Pemerintah Provinsi Aceh. Keputusan Menteri Depan Negeri (Kepmendagri) No.11 tahun 1984 tentang Kemajuan dan Pengembangan Adat Istiadat di Tingkat Desa memberikan kerangka hukum konkret untuk pelaksanaan Lembaga Adat di Aceh. Dengan demikian, pemerintah provinsi Aceh dapat membenarkan pelaksanaan, pengembangan dan pelestarian adat istiadat. Para istiadat adat di Aceh memainkan peran umum dalam mencoba untuk mencapai keselarasan dalam masyarakat. Menurut Wakil Kepala Dewan Adat Aceh (Majelis Adat Aceh / MAA), A. Rahman Kaoy, adat (hukum adat) dan proses hukum tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, orang hidup sebagai anggota masyarakat, atau apa yang dikenal sebagai gampong (desa), harus memiliki mereka Lembaga Adat sendiri yang terdiri dari unsur pemerintah, tokoh agama dan penasehat. Apa yang dilakukan Lembaga Adat mengacu kepada? Pasal 1 ayat (5) Peraturan Daerah (Perda) Tidak ada tahun 7 Tahun 2000 tentang Administrasi Kehidupan Adat mengatur bahwa Lembaga Adat adalah adat yang Halaman 2 2 lembaga sosial yang didirikan oleh masyarakat hukum adat tertentu, memiliki wilayah tertentu dan kekayaan dan kewenangan untuk mengatur dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan adat di Aceh. Peran Sejarah Adat Sepanjang sejarahnya, adat di Aceh tidak lepas dari hukum Islam. Hadih lain maja (peribahasa) mengatakan bahwa "Hukom ngon adat Lagee Zat ngon sifeut", secara harfiah berarti bahwa adat untuk syariat (hukum Islam) atau adat hukum Indonesia seperti Zat Mencari Google Artikel sifat (Sesuatu yang tidak dapat dipisahkan tetapi berbeda).

Jika kita mengacu agak jauh kembali dalam sejarah, kita dapat melihat bahwa semua peraturan berdasarkan 'syara atau syariat ditulis oleh Qadhi Malikul 'Adil (Ketua). Dalam perkembangan kemudian Sultan diberlakukan peraturan tersebut sebagai adat dalam kehidupan masyarakat Aceh. Oleh karena itu, hukum adat masa lalu dapat diklasifikasikan menjadi sebagai berikut: sebuah Adatullah,. hukum adat mutlak berdasarkan hukum Allah (Al-Quran dan Hadis) b. Adat Muhakamah, hukum adat diwujudkan ke dalam prinsip musyawarah Dan mufakat (konsultasi dan negosiasi untuk mencapai konsensus bersama). c. Adatunnah, yang istiadat adat sebagai manifestasi untuk qanun (peraturan daerah) dan reusam (hukum) yang mengatur kehidupan masyarakat Aceh. Ia selama waktu ini bahwa segala bentuk adat dan hukum adat sepenuhnya ditegakkan dalam mengatur kehidupan masyarakat dan masyarakat. Semua tindakan dan perilaku di masyarakat selalu dibingkai oleh adat, dalam segala hal yang selalu ditinjau terhadap dan selaras dengan adat tindakan. Menggunakan adat dan hukum adat sebagai benchmark juga berarti menggunakan prinsip-prinsip agama. Hal ini jelas terlihat dari penerapan hukum adat dan adat di semua aspek rumah tangga dan juga dalam kehidupan pemerintahan, manajemen upacara agama dan masyarakat peristiwa, serta pendidikan dan penyelesaian sengketa. Hukum adat dalam penyelesaian sengketa Hukum adat adalah set seluruh peraturan diwujudkan dalam keputusan yang berpengaruh dan signifikan dibuat oleh otoritas hukum yang akan diterapkan, ditegakkan dan dipatuhi dengan sepenuh hati. A. Rahman Kaoy lebih lanjut mengatakan bahwa hukum adat diciptakan dan dipertahankan oleh keputusan yang dibuat oleh anggota komunitas hukum, terutama yang berpengaruh keputusan yang dibuat oleh para pemimpin orang-orang yang membantu dalam penegakan hukum atau tindakan dalam menyelesaikan sengketa dengan cara yang yang melawan keputusan hakim selama mereka sejalan dengan keyakinan hukum adat. Halaman 3 3 Hukum adat memastikan penyelesaian sengketa lebih mudah, kata A Rahman Kaoy. Dengan hukum adat, kasus dapat diselesaikan tanpa efek samping yang merugikan atau beban yang polisi dinyatakan akan menghadapi ketika berhadapan dengan kasus menggunakan instrumen hukum positif. Dalam banyak kasus, penyelesaian sengketa menggunakan hukum positif dapat menyebabkan efek samping - misalnya rasa dendam dengan narapidana yang diisi dan dihukum dengan hukuman penjara. Pasal 10 Perda No 7 tahun 2000 menyatakan bahwa kewenangan penegakan hukum harus memberikan kesempatan untuk geuchik (kepala desa) dan Imum mukim (kepala mukim) untuk menyelesaikan sengketa di gampong / mukim tingkat sebelum penyelidikan dimulai.

Sekretaris Panglima Laot Aceh (Aceh Laut Komandan), Adli Abdullah, mengatakan bahwa sistem peradilan adat adalah sangat sejalan dengan aspirasi masyarakat Aceh. Sejak era Iskandar Muda, lembaga adat hukum telah digunakan dalam menyelesaikan semua sengketa perdata dan pidana, termasuk kasus kekerasan dan pembunuhan. Hari ini, adat ini juga digunakan dalam kasus penyelesaian seperti lalu lintas kecelakaan melalui geuchik atau orang tua gampong di meunasah. Kasus seperti resolusi sangat cepat, mudah dan murah dan memelihara kerukunan dan solidaritas. Namun, jika dalam jangka waktu tertentu terhadap suatu kasus tidak dapat diselesaikan atau salah satu yang bersengketa pihak tidak puas dengan penyelesaian ini, resolusi sengketa dapat mengacu pada penegakan hukum berwenang. Hal ini sejalan dengan Pasal 15 ayat (1) dari Perda yang sama, yang mengatur bahwa jika dalam waktu satu bulan Imum Mukim tidak dapat menyelesaikan kasus atau bersengketa dengan pihak tidak puas dengan keputusan adat di tingkat mukim, kasus ini dapat disebut diselesaikan menggunakan mekanisme hukum formal. Selanjutnya, Pasal 15 ayat (2) mensyaratkan bahwa keputusan adat yang dikeluarkan untuk para pihak yang bersengketa dapat digunakan sebagai pertimbangan oleh hukum penegakan otoritas dalam kasus-kasus penyelesaian. Sanksi yang diberlakukan dalam penyelesaian sengketa. Pasal 19 dalam Perda No 7 Tahun 2000 menyebutkan penyelesaian sengketa berikut dan sanksi yang dapat digunakan: a. Menasihati b. Peringatan c. Permintaan maaf publik, di muka umum di meunasah atau masjid, diikuti dengan peusijuk (Maaf) upacara d. Halus e. Kompensasi f. Isolasi oleh anggota gampong (desa) masyarakat Halaman 4 4 g. Diusir dari masyarakat gampong h. Revokation judul adat i. Dan bentuk-bentuk sanksi sesuai dengan adat istiadat setempat Namun, dalam beberapa kali peran lembaga adat di Aceh telah terpinggirkan oleh tertentu perkembangan dan kondisi di Aceh. Sebuah Kaoy Rahman menyebutkan bahwa konflik berkepanjangan di Aceh telah membuat pelaksanaan adat di wilayah diabaikan. Tujuh puluh tiga tahun berjuang melawan penjajahan Belanda dan konflik bersenjata telah membuat masyarakat Aceh tidak dapat mencurahkan pikiran mereka untuk tidak menerapkan hukum adat dan adat atau bahkan lebih lanjut untuk menyerahkannya ke muda generasi. Aturan adat dalam kehidupan masyarakat Aceh hanya terlihat di kalangan generasi tua. Modernisasi telah terasing adat dari kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh, terutama generasi muda. Tidaklah mengherankan bahwa kekhawatiran telah muncul mengenai kelestarian adat dalam masyarakat Aceh.

Adli Abdullah mengatakan bahwa dalam cara yang sama, ada kurangnya kesadaran adat antara hari ini Aceh. Selain itu, tsunami juga mempengaruhi adat di dua wayss. Pertama, lokal kearifan telah terkikis oleh fluks budaya modern dan orang-orang dari banyak bagian dunia melalui bantuan pasca-tsunami. Adli memberikan contoh solidaritas dalam membangun gampong. Di masa lalu, orang gampong akan bersedia menjadi sukarelawan untuk membangun gampong mereka; sekarang keinginan tersebut jarang terjadi. Yang kedua menyangkut dampak positif dari tsunami untuk adat, di mana segala sesuatu tentang adat dan hukum adat mulai menjadi topik diskusi di semua forum, termasuk yang akademis. Positif seperti pengembangan dan dukungan yang kuat dari UU Pemerintahan Aceh No 11/2006 diharapkan untuk membawa kembali pelaksanaan adat seperti seperti yang terjadi di tahun emasnya. Saat ini, upaya sedang berlangsung di Aceh untuk membangun kembali lembaga adat di semua gampong dalam Nanggroe Aceh Darussalam, kata A Rahman Kaoy. Ini telah dilakukan dengan pelatihan semua staf administrasi gampong untuk dapat menegakkan adat seperti cara dulu. Namun ia memiliki jalan panjang untuk pergi. The "Sosialisasi Lembaga Adat di Gampong" Kegiatan pelatihan bahwa orang Aceh Adat Dewan telah melakukan sejak tahun 2007 hanya mencakup 5% dari gampong staf administrasi di Aceh. Selain pelatihan tentang pelaksanaan adat, gampong staf administrasi juga telah dilatih untuk menjadi anggota manajemen sistem peradilan gampong untuk memungkinkan penyelesaian sengketa oleh hukum adat dan gampong

Rahmat Blog
blog.re.or.id > figh > Sejarah Mazhab dan Hukum Bermazhab

Sejarah Mazhab dan Hukum Bermazhab


figh category

Setelah Rasulullah SAW meninggal dunia banyak para sahabat yg berpindah dari satu negeri ke negeri lain terutama pada masa pemerintahan Bani Umayyah. Di tiap negeri yg mereka diami mereka mengajarkan apa yg mereka peroleh dari Rasulullah kepada penduduk di mana mereka tinggal.Di antara kota-kota tempat tinggal para sahabat tersebut akhirnya ada yg berkembang menjadi pusat perkembangan ilmu-ilmu keislaman yg di antaranya adl ilmu fiqh Islam. Kotakota tersebut antara lain Madinah Di kota ini berdiam seluruh khulafaurrasyidin dan sejumlah besar ulama sahabat. Di antaranya adl Abdullah bin Abbas Abdullah bin Umar sebelum keduanya pindah ke Makkah Zaid Bin Tsabit dll. Dari merekalah para ulama tabiin -seperti Said bin Musayyab Urwah bin Zubair Abu Bakar bin Abdurrahman Sulaiman bin Yasar dll- yg tinggal di madinah menimba ilmu.Imam Malik adl seorang ulama Madinah yg hidup setelah generasi tabiin tersebut. Beliau adl seorang mujtahid dan ulama besar yg diikuti oleh banyak orang yg kepada beliaulah mazhab Maliki di nisbahkan. Mazhab Maliki ini juga dikenal dgn mazhab ahlul hadis. Sebab mereka lbh banyak mendasarkan ijtihad mereka pada hadis-hadis

Nabi yg banyak mereka terima dari para tabiin yg meriwayatkannya dari Rasulullah. Makkah Di antara sahabat besar yg tinggal di Makkah adl Abdullah bin Abbas dan Abdullah bin Umar. Murid-murid beliau dari kalangan tabiin di antaranya adl Atha bin Rabah Thawus bin Kaisan Sufyan bin Uyainah Muslim bin Khalid al Jauzi dll. Muslim bin Khalid ini adl guru Imam Syafii sebelum beliau pergi berguru kepada Imam Malik di Madinah. Sedangkan Sufyan bin Uyainah adl salah satu guru Imam Ahmad bin Hambal. Kufah Di antara sahabat yg terkenal di kota ini adl Abdullah bin Mashud dan Ali bin Abi Thalib . Di antara para murid mereka adalah Alqomah bin Qais Annakhai dan Qadli Syuraih .Kepada merekalah para fuqaha Kufah seperti Ibrahim Annakhai Sufyan Ats-Tsauri Abdullah bin Syubrumah dan Imam Abu Hanifah belajar ilmu fiqh. Namun hanya Abu Hanifahlah yg kemudian mempunyai pengikut hingga sekarang. Mazhab beliau dikenal dgn mazhab Hanafi atau mazhab ahlu arrayi. Sebab beliau dalam ijtihadnya banyak menggunakan rayu atau qiyas dan mengembangkan madzhabnya yg sampai sekarang banyak dianut oleh kebanyakan bangsa Mesir Turki dan India. Ulama Kufah terkenal dgn mazhab qiyasnya krn mereka dalam memahami fiqh banyak menggunkakan qiyas. Hasilhasil ijtihad dan pendapat Imam Malik Imam Abu Hanifah Imam Syafii dan Imam Ahmad bin Hambal tersebut akhirnya dikembangkan dan dibukukan oleh pengikut-pengikutnya. Karenanya pengikut pengikut mereka masih eksis hingga saat ini. Hasil-hasil ijtihad dan pendapat para imam itulah yg kemudian kita kenal dgn mazhab. Sebenarnya selain mereka ada juga mazhab lain tapi sayang mazhab mereka kurang dikenal krn pendapat-pendapatnya tidak dibukukan seperti mazhab yg empat. Akan tetapi kita dapat menemukan pendapat-pendapat mereka dalam kitab-kitab mazhab yg masyhur. Di antara mazhab-mazhab yg kurang dikenal tersebut adl
Mazhab Auzaiyyah yg dinisbahkan kepada Abdurrahman Al Auzai . Mazhab Atstsauri yg dinisbahkan kepada Imam Sufyan Atstsauri dll. HUKUM BERMADZHAB Pada beberapa tahun yg silam di Jepang tepatnya di Tokyo diadakan konferensi Islam. Dalam acara itu ada seorang yg menanyakan bagaimana hukumnya bermazhab apakah wajib bagi seseorang utk mengikuti salah satu mazhab yg empat. Pada kesempatan itu tampil syaikh Muhammad Sulthan Almasumi Al Khajandi seorang pengajar di masjidil Haram Makkah. Beliau menyerukan kaum muslimin utk kembali kepada yg pernah dilakukan oleh umat yg terbaik yaitu para sahabat. Beliau menyeru utk tidak bertaqlid buta pada salah satu mazhab tertentu. Akan tetapi dipersilahkan mengambil dari tiap mujtahid atau ahli ijtihad dgn berdasarkan pada Alquran dan sunnah sebagai rujukan. Sebab sebenarnya mazhabmazhab adl pendapat dan pemahaman orang-orang berilmu dalam beberapa masalah. Pendapat ijtihad dan pemahaman ini tidak diwajibkan oleh Allah dan rasul-Nya utk mengikutinya. Karena di dalamnya terdapat kemungkinan betul dan salah. Karena tidak ada pendapat yg seratus persen benar kecuali yg berasal dari Rasulullah SAW. Sementara itu mengikuti salah satu mazhab yg empat atau lainnya bukanlah persoalan wajib atau sunnah. Seorang muslim tidak diharuskan mengikuti salah satunya. Dan bahkan orang yg mengharuskan utk mengikuti salah satunya sebenarnya ia seorang fanatik. Begitulah menurut Syekh Sulthan. Lain lagi pendapat syekh Ramadlan Al Buthi dalam bukunya Alla Mazhabiyyah Akhtharu bidain fil Islam . Beliau

berpendapat wajib bagi seorang muslim utk mengikuti salah satu mazhab yg masyhur . Sebab mazhab-mazhab itu sudah teruji kevalidannya. Namun kendati begitu tidak boleh bagi yg telah mengikuti salah satu mazhab tertentu menyalahkan orang di luar mazhabnya. Dalam buku tersebut beliau membagi kaum muslimin sekarang menjadi dua golongan. Golongan muttabi dan golongan muqallid. Orang yg telah faham Alquran dan sunnah wajib mengikuti mazhab tertentu sebagai kerangka berfikir supaya ia tidak jatuh pada kesalahan. Golongan inilah yg disebut muttabi Sementara orang yg belum faham terhadap Alquran dan sunnah diharuskan mengikuti ulama yg dianggap mengerti dalam masalah agama.Golongan yg ke dua ini disebut muqallid. Secara implisit beliau meniadakan kelompok yg ketiga yaitu kelompok mujtahidin. Dengan kata lain beliau menutup pintu ijtihad utk masa sekarang. Inilah yg kemudian ditentang oleh Muhammad Abu Abbas dalam bukunya Al mazahibul mutaashshabah hiyal bidah aw bidatut taashshubi al Mazhabi Beliau berpendapat justru pintu ijtihad masih terbuka sampai sekarang dgn alasan Nabi telah membuka pintu ijtihad ini dan beliau tidak pernah menutupnya. Karenanya tidak ada seorangpun yg berhak utk menutup pintu ijtihad tersebut. Oleh krn itu Muhammad Abu Abbas membagi kaum muslimin pada tiga golongan yaitu Mujtahid muttabi dan muqallid. Bagi mereka yg telah mampu utk mengetahui dan mengkaji hukum-hukum langsung dari Alquran dan Sunnah walaupun hanya dalam masalah tertentu maka haram baginya bertaklid dalam masalah tersebut . Sedangkan bagi mereka yg hanya mampu utk mengkaji pendapat-pendapat para ulama serta mengetahui metode istimbath mereka dari Alquran dan sunnah maka kewajiban mereka adl ittiba. Jelasnya ittiba -mengutip perkataan Abu Syamah- adl mengikuti pendapat seorang ulama lantaran nyata dalilnya dan shah mazhabnya. Adapun bagi orang yg betul-betul awam BOLEH bagi mereka bertaklid dgn syarat -sebagaimana dikatakan Imam Asysyatibi dalam alitishom- Tidak boleh bertaklid kecuali pada orang yg benar-benar ahli di bidang agama. Tidak boleh mengikat dirinya serta menutup dirinya dari mengikut selain mazhabnya jika telah jelas padanya bahwa pendapat mazhabnya itu salahmaka wajib baginya mengikuti yg telah jelas kebenarannya. Pendapat yg terahir inilah yg wasath . Sebab mengharamkan taklid secara mutlak adl menafikan mereka yg benar-benar awam terhadap agama. Sedangkan mewajibkan taklid dan menutup pintu ijtihad berarti menghilangkan universalitas Islam yg senantiasa relevan dan responsive terhadap perkembangan zaman. Padahal banyak hal-hal baru yg tidak bisa dijawab dan disikapi kecuali dgn ijtihad. Jelasnya tiap orang perlu ditempatkan sesuai dgn kemampuan dan kondisinya. Berarti fenomena bermadzhab adl sesuatu yg perlu dilihat berdasarkan kondisi orang per-orang yg tentunya tidak bisa digeneralisir. Tidak bisa diharuskan secara mutlak dan tidak bisa dilarang secara mutlak pula.Berkaitan dgn masalah bermazhab ini ada dua hal yg perlu dijauhi oleh tiap muslim

Fanatisme terhadap suatu madzhab tertentu seraya memonopoli kebenaran apalagi jika sampai menimbulkan perpecahan. Sebab tiap orang kecuali nabi memiliki potensi utk salah walaupun ia seorang mujtahid. Karenanya Rasul bersabda Barang siapa berijtihad dan ia benar maka baginya dua pahala dan barang siapa berijtihad dan ternyata salah maka baginya satu pahala. Tatabbu rukhas atau mencari-cari pendapat para ulama yg paling mudah dan sesuai dgn seleranya. Perilaku seperti ini berarti mempermainkan agama. Sebab ia menggunakan dalih agama utk memperturutkan hawa nafsunya. Wallahu alam bishshowab. . Oleh Al-Islam Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

sumber file al_islam.chm


sejarah mahzab sejarah mazhab maliki sejarah mazhab Mengapa para sahabat nabi tidak boleh berijtihad langkah apa yang orang mekah ambil melihat perekembangan islam yang pusat di madinah bagaimana hukum fanatik tehadap madzhab sejarah mazhab malikiah IJTIHAD IMAM MALIKI mazhab sejarah ilmu hukum sejarah mazhab para imam yang hasil ijtihadnya banyak ahmad bin hambal

Search Contact Info


"blog berisi pengertian sejarah definisi ringkasan data kuliah, script php mysql, ajax, javascripts, tips trik seo, download wordpress themes, sourcecode visual basic 6, delphi, sistem informasi, artikel islam...."

o o o o o o o o o o o o o o

kewajiban dan penanggungjawab pendidikan menurut ajaran islam solat istikharah untuk jodoh pengertian kematian surah untuk orang sakit dasar dasar negara arab bahaya nifak laa ilaaha illallah hukum wanita berdemo kisahku dgn adik ibuku perempuan sulit terangsang cobaan dan hawa nafsu The Islamic Religion (Deen) Belief in Qadar Objectives of Islamic Belief and Creed

New Posts

o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o

Belief in the Last Day and Resurrection The Pillars of Islam Senyum Muslim Belief in the Messengers and Prophets Belief in the Angels Belief in Allah What is required of you in Ramadan? The Islamic History Book Administrasi Negara Akuntansi Artikel Asy Syariah Bencana Alam Doa dan Dzikir Fatwa Muqbil bin Hadi al-Wadii figh fikih General Hadist Internet Lowongan CPNS Manajemen Manajemen Muslim Nikah Obat Herbal Organisasi Organisasi Islam Pertanian Pondok Pesantren Pondok Pesantren Profil Sholat Statistika Tafsir Al Qur'an Tanaman Obat Technology Tip Trik Windows Tutorial PHP Umum Webmaster Zakat

Categories

Rahmat Blog 2005 - 2012

You might also like