You are on page 1of 27

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS V SDN 2 PEJANGGIK KECAMATAN PRAYA

TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1. Latar Belakang Di dalam masyarakat moderen seperti sekarang ini dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi secara tidak langsung. Kegiatan berbicara dan mendengarkan (menyimak), merupakan

komunikasi secara langsung, sedangkan kegiatan menulis dan membaca merupakan komunikasi tidak langsung. Keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa, mempunyai peranan yang penting didalam kehidupan manusia. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya. Seperti yang dikatakan oleh H.G. Tarigan (dalam Suriamiharja dkk. 1983:52) bahwa : Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambing-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik tersebut. Mengarang pada perinsipnya adalah bercerita tentang sesuatu yang ada pada angan-angan. Penceritaan itu dapat dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Setiap manusia semuanya diciptakan sebagai pengarang. Namun, menuangkan buah pikiran secara teratur dan terorganisasi kedalam tulisan tidak muda. Banyak orang yang pandai berbicara atau berpidato, tetapi mereka masih kurang mampu

menuangkan gagasanya kedalam bentuk bahasa tulisan. Maka untuk bisa mengarang dengan baik, seseorang harus mempunyai kemampuan untuk menulis. Kemampuan menulis dapan dicapai melalui proses belajar dan berlatih. Permasalahan pun muncul seperti yang penulis alami ketika melakukan

observasi di kelas V SDN 2 Pejanggik Kec. Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah. Dari hasil observasi itu penulis menemukan masalah yaitu masih banyak siswa yang mengalami kesulitan ketika mengarang. Kesulitan yang dihadapi oleh guru kelas V SDN 2 Pejanggik, ketika dalam mengajarkan mengarang antara lain : 1.Siswa kurang mampu menggunakan dan memilih kata dalam menuangkan buah pikirnya, sering mengulang kata lalu dan terus. 2.Isi kalimat relatif tidak menggambarkan topik. 3.Kalimat yang satu dengan kalimat yang lain tidak sinambung. 4.Paragraf yang satu dengan paragraf yang lain tidak koheren. Dalam penyampaian pembelajaran dengan menggunakan media untuk meningkatkan kemampuan atau kreatif siswa dalam membuat suatu karangan perlu dilakukan. Cara atau tindakan sebagai berikut : Guru memggunakan media gambar seri untuk menarik perhatian siswa atau untuk mempermudah siswa dalam menyusun sebuah karangan, sehingga pembelajaran akan lebih menarik dan siswa lebih tertantang untuk membuat suatu karya tulis, atau untuk membuat suatu karangan, dan siswa dapat mudah menyusun kata-kata menjadi sebuah kalimat dan menyusun kalimat menjadi sebuah paragraf sehingga terbentuklah sebuah tulisan atau karya yang utuh. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membuat karangan atau untuk

melukiskan pikirannya menjadi sebuah cerita, sehinga anak tidak merasa haknya digantikan oleh gurunya. Dan siswa akan lebih bisa menuangkan buah pikirnya, maka siswa akan mendapatkan karya yang baik. Guru memberikan semangat kepada siswa dengan menyampaikan materi pelajaran sehingga siswa merasa bahwa materi pelajaran yang disamapaikan terasa mudah dipahami siswa. Dan dapat dimengerti oleh siswa, kalau siswa sudah memahami materi pelajaran yang sedang dipalajari maka siswa akan cepat mengerti dan akan berlomba-lomba dalam menulis karangan. Dari alternatif tindakan tersebut, gambar seri merupakan cara yang cukup efektif untuk dilaksanakan, karena dalam pelaksanaan proses pembelajaran berlangsung siswa akan mudah merespon materi pelajaran dan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Tindakan ini semula jarang digunakan oleh pengajar atau guru, oleh karena itu merasa perlu diterapkan untuk meningkatkan pemahaman atau kemampuan siswa dalam pembelajaran khususnya dalam pembelajaran mengarang untuk menarik siswa dalam membuat suatu karangan.atau membuat suatu karya yang bisa dibaca oleh siswa yang lain, sehingga akan membuat para siswa yang lainnya lebih tertantang untuk membaca atau mendengarkan karangan hasil para siswa. Dengan alasan tersebut penulis berkeyakinan tentang permasalahan siswa belum tercapainya Indikator tentang menulis karangan, yang ditemukan pada saat observasi awal pada pembelajaran bahasa Indonesia, di kelas V SDN 2 Pejanggik, Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah. dapat terpecahkan masalah dengan menggunakan media Ganbar Seri.

2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan data awal yang diperoleh dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti dan untuk membatasi permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan dalam bentuk pertanyaan, adalah bagaimanakah upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan melalui penggunaan media gambar seri di kelas V SDN 2 Pejanggik Kecamatan Praya Tengah tahun pelajarn 2011/2012? 3. Tujuan Penelitian Dengan dilaksanakannya penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan melalui penggunaan media gambar seri di kelas V SDN 2 Pejanggik Kecamatan Praya Tengah tahun pelajarn 2011/2012? 4. Manfaat Penelitian 4.1 Bagi Guru Guru dapat memahami hal-hal yang perlu dilakukan untuk menyampaikan pembelajaran secara aktif dan menarik siswa dalam menyampaikan materi. sehingga siswanya mampu menyimak pelajaran yang sedang diajarkan dan apa yang diharapkan guru dapat tercapai. Dalam penelitian ini dapat diambil manfaat bagi guru termasuk diantaranya guru dapat memperkaya teknik pembelajaran, guru dapat mengetahui teknik pembelajaran dan guru dapat mengetahui teknik-teknik pembelajaran dan guru dapat mengetahui permasalahan-permasalahan siswa dengan cara-cara

mengatasinya. Sehingga dapat mempermudah guru untuk mengatasi masalah-

masalah apa yang timbul dalam pembelajaran. Guru menjadi aktif dan kereatif dalam mempelajarkan siswa dengan menggunakan media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru mengetahui penggunaan alat evaluasi yang sesuai untuk mengukur keterampilan menulis karangan dengan baik. 4.2 Bagi Siswa Siswa dapat lebih mudah dan semangat dalam memahami materi pelajaran. Dengan cara pembelajaran yang menarik, dan tidak akan membosankan siswa dalam menyimak pelajaran sehingga siswa akan menyimak pelajaran dengan baik, siswa akan lebih aktif belajar dan mereka bisa lebih mudah dalam memahami pelajaran. 4.3 Bagi Sekolah Sekolah dapat lebih mudah dalam memperoleh alat peraga, penggunaan alat peraga disekolah. pihak sekolah tidak harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk menyediakan alat peraga, karena alat peraga bisa dibuat dari lingkungan sekitar dan bias didapat dari siswa itu sendiri. Serta alat peraga ini dapat disimpan untuk siswa siswa tahun berikutnya. 5. Batasan Istilah 1. Meningkatkan minat adalah Memberikan dorongan atau memberikan motivasi kepada anak tentang pembelajaran menulis karangan. 2. Mengarang adalah melukiskan pikiran dan perasaan dengan cara yang teratur dan dituliskan dalam bahasa tulisan. (Poerwadarminta, 1984 : 619) 3. Media Cerita Gambar Seri adalah cerita atau daya upaya dalam menyusun

atau menulis karangan dangan menerjemahkan isi pesan visual (gambar seri) kedalam wujud atau bentuk bahasa lain. (Nawangwulan,2000:19) 4. Menulis adalah menempatkan simbol-simbol grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol-simbol grafiknya,

(Tarigan,1994:42) 6. Kajian Pustaka Tujuan utama pembelajaran Bahasa Indonesia adalah meningkatkan keterampilan siswa dalam Bahasa Indonesia, pengetahuan bahasa diajarkan untuk menunjukkan siswa terampil berbahasa yakni terampil menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan berbahasa hanya bisa dikuasai dengan latihan yang terus menerus dan sistematis yakni harus sering berlatih menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa. 6.1 Pengertian Menulis Menulis adalah menyampaikan ide atau gagasan dan pesan dengan menggunakan lambang grafik (tulisan), (Sabarti, 1997:32). Tulisan adalah suatu sistem komunikasi manusia yang menggunakan tanda-tanda yang dapat dibaca atau dilihat dengan nyata (Sabarti,1997:35) Tarigan (dalam Agus Suriamiaharja, (1996 :1) mengembangkan bahwa :

Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambing-lam bang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipakai oleh seseorang, sehinga orang lain dapat membaca lambing- lambng grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. Sedangkan Robert Lodo (dalam Suriamiaharja,1996 : 1), mengatakan bahwa: Menulis adalah menempatkan symbol-simbol grafik yang menggam barkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol - simbol grafi knya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang-lambang grafik untuk menyampaikan ide atau gagasan yang dapat dimengerti oleh orang lain . 6.2 Pengertian Mengarang Apabila seseorang menggunakan buah pikiran, gagasan, perasaan,

pengalaman atau lainya kedalam bahasa tulis, kegiatan tersebut adalah kegiatan mengarang. Untuk dapat menyampaikan suatu pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman atau lainya, seseorang perlu memiliki perbendaharaan kata yang memadai, terampil menyusun kata-kata menjadi kalimat yang jelas, dan mahir memakai bahasa secara efektif. Sebagai mana dikemukakan oleh Gie ( 1992 : 18 ), bahwa Untuk dapat menyampaikan gagasan dan fakta secara lincah dan kuat, seseorang perlu memiliki pembendaharaan kata yang memadai, terampil menyusun kata kata menjadai beraneka kalimat yang jelas, dan mahir memakai bahasa secara efektif. Menurut pengertianya, mengarang adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengumpulkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis

kepada pembaca untuk dipahami. ( Gie, 1992 : 17 ). Dalam proses karang-mengarang setiap ide perlu dilibatkan pada suatu kata, kata-kata dirangkai menjadi sebuah kalimat membentuk paragraf, dan paragrafparagraf akhirnya mewujudkan sebuah karangan. Sedangkan karangan merupakan hasil dari kegiatan mengarang, yaitu perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain. Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa mengarang adalah kegiatan menulis yang tersusun dengan teratur dari kata, kalimat, sampai paragraf yang saling berhubungan dan merupakan kesatuan yang utuh, dengan maksud menceritakan kejadiaan atau peristiwa, mempercakapkan sesuatu, dan tujuan lainya. 6.2.1 Unsur Karang Mengarang Berbicara mengenai karangan baik yang berupa karangan pendek maupun panjang, maka kita harus berbicara mengenai beberapa hal atau masalah disekitar karangan. The Liang Gie (1992 : 17) mengemukakan ada 4 (empat) unsur dalam mengarang yaitu sebagai berikut : 1. Gagasan ( Idea ) Yaitu topik berikut tema yang diungkapkan secara tertulis. 2. Tuturan ( Discourse ) Yaitu bentuk pengungkapan gagasan sehingga dapat dipahami pembaca. Ada 4 ( empat ) bentuk mengarang. a.Pencarian (Narration) yaitu Bentuk pengungkapan yang menyampaikan sesuatu peristiwa / pengalaman b.Pelukisan ( Description ) yaitu Bentuk pengungkapan yang menggambarkan pengindraan, perasaan mengarang tentang mecam-macam hal yang berada dalam susunan ruang (misalnya : pemandangan indah, lagu merdu, dan lain-lain) c.Pemaparan ( Exposition ) yaitu bentuk pengungkapan yang meyajikan secara fakta -fakta yang bermaksud

memeberi penjelasan kepada pembaca mengenai suatu ide, persoalan, proses atau peralatan. d.Perbincangan (Argumentation) yaitu bentuk pengungkapan dengan maksud menyalin pembaca agar mengubah pikiran, pendapat, atau sikapnya sesuai dengan yang dihadapi pengrang. 3.Tatanan ( Organization ) yaitu tertib pengaturan dan peyusunan gagasan mengindahkan berbagai asas, aturan, dan teknik sampaimerencanakan rangka dan langkah . 4.Wahana (Meduim) yaitu sarana penghantar gagasan berupa bahasa tulis yang terutama menyangkut kosa kata, gramatika (tata bahasa), dan retorika (seni memekai bahasa secara efektif) 6.2.2 Tujuan Pengajaran Mengarang Menurut Purwanto, dan Alim (1997: 58) mengemukakan bahwa tujuan pengajaran mengarang sama dengan tujuan pengajaran bercakap-cakap hanya berbeda dengan bentuk tulisan, yaitu : a.Memperkaya pembendaharaan bahasa positif dan aktif b.Melatih melahirkan pikiran dan perasaan dengan tepat c.Latihan memaparkan pengalaman pengalaman dengan tepat. d.Latihan-latihan penggunaan ejaan yang tepat (ingin menguasai bentuk bahasa). 6.2.3. Macam-Macam Karangan di Sekolah Dasar Macam-macam karangan yang dapat diajarkan di Sekolah Dasar (SD) dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Menurut Tingkatan a. Karangan permulaan (Kelas I dan II) Karangan sebenarnya (Karangan lanjutan) di kelas-kelas berikutnya. 2. Menurut Isi / Bentuk a. Karangan Varslag ( Laporan ), Umumnya diberikan di kelas-kelas rendah

Misalnya : Menceritakan kembali (secara tertulis) apa-apa yang dialami dalam pengajaran lingkungan. b. Karangan Fantasi, Mengeluarkan isi jiwa sendiri (Ekspresi jiwa), Misalnya :
Cita- citaku setelah tamat SD . Seandainya Aku jadi Raja.

c. Karangan Reproduksi, Umumnya bersipat menceritakan/menguraikan suatau perkataan yang telah di pelajari atau di pahami, seperti mengenal ilmu-ilmu bumi, ilmu hayat, atau menulis dengan kata-kata sendiri apa yang telah di baca dan lain sebagainya. d. Karangan Argumentasi, Karangan berdasarkan alasan tertentu. Siswa dibiasakan menyatakan pendapat ataupun pikiranya berdasarkan alasan yang tepat. Ngalim Purwanto dan Djeinah Almim (1997 : 59) mengatakan bahwa Mengarang itu semenjak di kelas I (Satu) sudah mulai disisipkan (Mengarang Permulaan). Di kelas I (Satu) sudah dapat di mulai dengan menggambar bebas kemudian anak menulis beberapa kalimat tentang gambarnya. Di kelas III (Tiga) adalah lanjutan dari kegiatan di atas. Cerita tentang gambar telah memakai judul, kalimat lebih banyak pada saat menceritakan tentang benda, hewan atau tanaman yang sesuai dengan lingkungan, anak telah menjelaskan sesuatu tentang benda. Mengarang dengan bentuk gambar seri telah lebih banyak kalimatnya daripada di kelas II (dua) biasanya anak menggunakan kata penghubung. Di kelas 1V (empat) karangan anak lebih luas dari peda kelas III (tiga). Anak dibiasakan mengamati lingkungan sekitarnya (Pasar, Toko, Kantor, Pos, Bank, Tempat pertunjukan dll) lebih rinci sehinga siswa kelas V (lima) telah dapat

10

menuliskan berpuluh-puluh kalimat tentang sesuatu. Pada saat menceritakan gambar berseri, siswa kelas V (lima) lebih rinci menjelaskan setiap gambar. Pengamatan gambar lebih rinci. Mulailah anak, menentukan pokok pikiran yang mungkin akan menjadi karangan-karangan. Hal ini lebih mudah dilatihkan melalui mengarang dengan bentuk gambar seri. (Ngalim Purwanto dan Djeinah Almim, 1997 : 59). 6.3. Media Pembelajaran 6.3.1 Pengertian Media Pembelajaran Kata Media secara harpiah adalah perantara atau pengantar. Pengertian media sebagai sumber belajar adalah Manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan (Zein, 1996 : 136). Penggunaan media dalam proses belajar mengajar sangat penting. Ketidakjelasan guru dalam menyampaikan bahan pengajaran dapat terwakili dengan kehadiran media. Apabila SD yang tingkatan siswanya belum mampu berfikir abstrak, masih berfikir kongrit. Keabstrakan bahan pelajaran dapat dikongritkan dengan kehadiran media, sehinga anak didik lebih mudah mencerna bahan pelajaran daripada tanpa bantuan media. Dalam penggunaan media, perlu diperhatikan bahwa pemilihan media pengajaran haruslah jelas dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan., apabila diabaikan media pengajaran bukanya membantu proses belajar mengajar, tapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efesien. Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala

11

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, membantu mempertegas bahan pelajaran, sehingaga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar. 6.3.2 Fungsi Peranan Media Pengajaran Fungsi media pengajaran sebagai sumber belajar, Nana Sudjana (dalam Djamarah, 1996 : 152 ), M erumuskan fungsi media sebagai berikut : a. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat Bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif b. Penggunana media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. c. Media pengajaran, penggunaannya dengan tujuan dari sisi pelajaran . d. Penggunaan media bukan semata-mata alat hiburan, bukan sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa. Penggunaan media dalam pengajaran lebih dituangkan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap perhatian yang diberikan guru. e. Pengunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Ketika fungsi-fungsi media pengajaran itu diaplikasikan kedalam proses belajar mengajar, maka terlihatlah perannya sebagai berikut : a. Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang guru sampaikan. b. Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya. c. Media sebagai sumber belajar bagi siswa.

12

6.3.3 Kriteria Pemilihan Media Pengajaran Sujana dan Rivai (dalam Djamarah dan Zein, 1996 : 150), mengemukakan beberapa kriteria dalam memilih media pelajaran, sebagai berikut: a.Ketepatan dengan tujuan pengajaran. b.Dukungan terhadap isi bahan pelajaran. Adanya media bahan pelajaran lebih mudah dipahami siswa. c.Media yang di gunakan mudah diperoleh, murah, sederhan dan praktis penggunaannya. d.Keterampilan guru dalam menggunakan media dalam proses pengajaran. e.Tersedia waktu untuk menggunakanya, sehinga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung. f.Sesuai dengan tarap berfikir siswa. e.4 Media Cerita Gambar Seri Homby (1996: 65) mengatakan bahwa gamabar adalah lukisan, sket atau gambaran dari sesuatu objek yang mengandung informasi dan fakta. Gambar sebagai salah satu alat peraga juga mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Memperjelas keterangan guru b. Memperkuat pemahaman siswa akan pekerjaan yang sedang diajarkan c. Menarik minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran d. Mencegah rasa bosan siswa. Nur (1991:65) mendefinisikan gambar seri adalah sejumlah gambar dimana antara gambar yang satu dengan yang lain saling berkaitan satu dengan yang lain. Artinya, ketika menceritakan kejadian dalam gambar seri seseorang harus memperhatikan urutan dan waktu kejadian dalam gambar tersebut, dan cara menceritakannya harus runut sesuai dengan kejadian dalam gambar tersebut. Nowongwulon(2002:44) menjelaskan fungsi dari gambar seri sebagai berikut:

13

a. Menumbuhkan motivasi siswa dalam pelajaran menulis b. Menumbukan daya cipta siswa dalam merangkaikan kata-kata menjadi suatu karangan c. Menginformasikan kepada siswa tentang objek, kejadian, dan hubungan antar kejadian d. Melatih siswa mengatur alur cerita e. Memudahkan siswa mengembangkan cerita

Dari kajian teori tentang gambar seri dan fungsinya tersebut, media ini akan membantu dalam pelajaran menulis dan sesuai dengan taraf berfikir anak didik. Dengan melihat gambar, siswa dapat menarik isi kesimpulan dari gambar tersebut, kemudian dapat menguraikan dalam bentuk tulisan. Seperti ilustrasi gambar sebagai berikut: Aktifitas Ani setiap hari.

Dari ilustrasi gambar diatas karangan sederhana siswa akan bervariasi sesuai

14

dengan kemampuan siswa. Siswa diberi kebebasan membuat kreasi karangan masing-masing dengan bantuan gambar seri yang disiapkan guru. Berkaitan dengan penggunaan media gambar, Purwanto dan Alim (1997:63) mengemukakan bahwa Penggunaan media gambar untuk melatih anak menentukan pokok pikiran yang mungkin akan menjadi karangan-karangan. juga Tarigan (1997 : 210) mengemukakan bahwa Mengarang melalui media gambar seri berarti melatih dan m em pertajam daya imajinasi siswa. Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa media gambar seri adalah salah satu cara untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan menulis karangan dengan menerjemahkan isi pesan visual (gambar seri) ke dalam bentuk tulisan. 6.4.1. Ciri ciri Gambar Yang Baik dan Peranannya Sebagai Media Pengajar Gambar yang baik dan dapat digunakan sebagai sumber belajar adalah yang memiliki ciri ciri sebagaimana dikemukakan Sudirman et-al (1991 : 219), yaitu : 1.Dapat menyampaikan pesan atau ide tertentu. 2.Memberi kesan kuat dan menarik perhatian. 3.Merangsang orang yang melihat untuk ingin mengungkapkan tentang obyek-obyek dalam gambar. 4.Berani dan dinamis 5.lustrasi tidak terlalu banyak, tetapi menarik dan mudah dipahami. Sedangkan peranan gambar sebagai media pengajaran yaitu : 1. Dapat membantu guru dalam menyampaikan pelajaran dan membantu siswa dalam belajar, 2. Menarik perhatian anak sehinga terdorong untuk lebih giat belajar, 3. Dapat membantu daya ingat siswa (retensi), 4. Dapat disimpulkan dan digunakan lagi apabila diperlukan pada saat yang lain. Atas dasar uraian tersebut diatas, hendaknya guru mau mempertimbangkan penggunaan media gambar seri didalam pelaksanaan proses belajar mengajar

15

terutama dalam pengajaran menulis karangan. Karena dengan gambar dapat merangsang imajinasi seorang siswa supaya suka bercerita tentang gambar yang dilihatnya sehingga selanjutnya diharapkan siswa tersebut dapat mampu menulis karangan sesuai dengan tema, ide, pengalaman dan kejadiannya. 7. Metode Penelitian 7.1 Metode Penentuan Subyek Penalitian Populasi adalah sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama (Sugiono, 2000 : 55). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 108), populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Pejanggik Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah dalam Kegiatan Belajar Mengajar atau KBM adalah siswa, yang berjumlah 25 orang siswa dan 1 orang guru. 7.2 Prosedur Penelitian Adapun rencana tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dengan menerapkan strategi konstruktivisme dilakukan melalui beberapa siklus hingga keterampilan menulis siswa mencapai hasil yang sangat baik. Tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu (1) perencanaan, (2) Implementasi Tindakan, (3) Observasi dan Interpretasi, dan (4) Analisis dan Refleksi, (Yulianto,2000:41) 1. Perencanaan Pada tahap perencanaan tindakan apa yang harus dilakukan, untuk pertama kali kita sebagai peneliti meminta ijin kepada kepala sekolah untuk melakukan

16

penelitian, untuk melakukan tindakan kelas, kemudian menyiapkan indikator yang akan diteliti beserta tolak ukur keberhasilan penelitian yang akan kita laksanakan. Kemudian mencari guru yang akan dijadikan kolaborasi. Yang paham tentang mata pelajaran yang kan menjadi sumber PTK. Pada penelitian ini yang dijadikan tolak ukur pelaksanaan pembelajaran mengarang dengan menggunakan media gambara seri, yaitu (a) siswa mampu membuat karangan dengan menggunakan media gambar seri, (b) Siswa mampu menyusun cerita gambar seri dengan tidak mengulang kata-kata lalu, (c) Siswa mampu membuat karangan sesuai dengan topik, Menurut Sudarsono dalam Kasbolah, penetapan tindakan dalam peneliti didasarkan atas (a) kajian teori atau penelitian yang relavan, (b) kesanggupan guru yang akan diteliti, (c) kemampuan siswa, (d) pasilitas dan sarana prasarana yang tersedia atau yang memadai, (e) iklim suasana dikelas dan fasilitas di sekolah. atas dasar kelima asfek diatas maka penulis memilih media pembelajaran mengarang dengan menggunakan media gamabar seri untuk menyelesaikan permasalahan tentang pembelajaran mengarang. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksaaan tindakan yang dilaksanakan dalam pembelajaran adalah kinerja guru dalam melaksanakan atau menerapkan media Gambar Seri dan aktivitas siswa selama dilaksanakan atau diterapkan Media Gamabar Seri, Guru memberikan mata pelajaran tentang mengarang dengan menggunakan media gmbar seri, dengan tahapan sebagai berikut : Tahapan awal pembelajaran, guru menyampaikan materi pembelajaran tentang mengarang, lalu guru menerangkan cara mangarang dengan menggunakan media gambar seri.

17

3. Observasi Kegiatan observasi dilaksanakan pada waktu penelitian atau pada waktu pelaksanaan tindakan, penerapan media Gambar Seri akan dilaksanakan oleh guru Praktikan, peneliti sebagai observer yang akan mengobservasi tentang kinerja guru praktikan selama penerapan media gambar seri dan mengobservasi aktivitas siswa dalam pembelajaran berlangsung. Dalam mengobservasi harus mendapatkan data yang sesungguhnya yang terdapat dilapangan, pada saat belajar dilapangan observer harus mencatat semua kejadian yang di temukan dilapangan, pada tahapan ini diharapkan dapat dikenali sedini mungkin apakah tindakan akan mengarah terhadap terjadinya perubahan positif dalam proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Dan untuk menilai apakah pelaksanaan pembelajaran telah sesuai dengan yang sudah direncanakan. 4. Refleksi Reflesi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi yang dilakukan dengan (a) pada saat memikirkan tindakan yang akan dilakukan (b) ketika tindakan sedang dilakukan, (c) setelah tindakan dilakukan, adapun kegiatan yang dilakukan pada saat merefleksi yaitu melakukan analisis, dan mengevaluasi atau mendiskusikan data yang harus duperoleh, penyusunan rencana tindakan yang hasil diperoleh melalui kegiatan observasi. Data yang telah dikumpulkan dalam observasi harus secepatnya dianalisis atau diinterprestasikan (diberi makna) sehingga dapat segera diberi tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan, jika diinterprestasikan data tersebut belum

18

mencapai tujuan yang diharapkan maka peneliti/observer melakukan langkahlangkah perbaikan untuk diterapkan pada siklus selanjutnya. Akan tetapi jika pada pelaksanaan refleksi terhadap hal-hal yang dianggap baik, maka hal-hal yang baik tersebut harus terus digali. 7.3 Metode Pengumpulan Data Penulis menggunakan tiga alat pengumpulan data, yaitu wawancara, observasi dan tes perbuatan (performance) yang digunakan selama penelitian dan mendiagnosa serta mengevaluasi dari model yang digunakan. Berikut ini penjelasanya : 1. Metode Dokumentasi Studi dokumentasi adalah: suatu cara untuk memperoleh data yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan segala macam dokumen serta mengadakan pencatatan secara sistematis (Arikunto, 2002: 183). Lebih jauh disebutkan bahwa: Persyaratan pengambilan dokumentasi yang digunakan sebagai alat memperoleh data perlu diperhatikan dan dievaluasi terlebih dahulu, berarti tidak semua dapat dipergunakan. Syarat-syarat pengambilannya adalah: (1) seleksi, (2) meninjau batas waktu penerbitan, (3) meninjau validitas sumbernya, dan (4) meninjau pribadi penulisnya (Sugiyono, 2005: 184). Selanjutnya melalui metode dokumentasi ini dilakukan untuk mendapatkan data tertulis yang berupa nilai hasil belajar siswa menulis karangan melalui media gambar seri yang diberikan. 2. Metode Observasi

19

Obsevasi adalah teknik atau cara untuk mengamati suatu keadaan atau suatu kagiatan (tingkah laku), Kartadinata, (1998 : 34). Penggunaan teknik observasi ini untuk mengamati keadaan siswa sebelum, sedang, dan sesudah model pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan media gambar seri. Tabel 3.1 : Lembar Observasi Penggunaan Media Gambar Seri Dalam Pembelajaran Mengarang Di Kelas V
Hari / Tanggal : .

No 1 2

Aspek Yang Diamati Suasana kelas Penggunaan media gambar seri Upaya melatih keterampilan mengarang Respon siswa terhadap penggunaan media gambar seri

Gejala Yang Muncul

3. Tes Perbuatan Tes perbuatan (performance) dimaksudkan untuk mengukur keterampilan dalam melakukan sesuatu (Rachmat dan Suhendi, 1998:113). Alat pengukurannya menggunakan pedoman penilaian atau format observasi. Tes perbuatan ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana siswa dapat menulis karangan dengan baik dengan menggunakan media gambar seri. Dalam Pembelajaran menulis dengan bantuan media gambar, penelitian tindakan kelas ini mengambil tema Aktifitas Sehari-hari dengan waktu yang digunakan 2 kali pertemuan ( 4 x 35 menit). Untuk memberikan penilaian pada hasil

20

belajar siswa secara kualitatif maka peneliti menentukan kriteria penilaian untuk mengetahi tingkat kemampuan siswa. Aspek penilaian yang menjadi standar

peneilaian siswa dalam penilaian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Standar Penilaian Siswa dalam penulisan karangan Aspek Penilaian A A. Isi meliputi: 1. Penempatan KU (kalimat utama). 2. Penempatan KP (kalimat penjelas) yang tepat 3. Koheren (keterkaitan dan kesinambungan gagasan antar kalimat) 4. Kohesif, meliputi kata ganti, kata kunci, kata hubung (transisi) B. EYD 1. Pemakaian tanda baca 2. Pemakaian huruf C. Pemilihan kata (diksi) Keterangan : A B C D E 80 - 100 66 - 79 56 - 65 46 - 55 0 - 45 (baik sekali) (baik) (cukup baik ) (kurang) (kurang sekali ) Indikator B C D E

7.4. Metode Analisis Data Data yang dipakai adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif

21

diperoleh dari hasil belajar siswa dengan memberikan tes. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil observasi tentang situasi pembelajaran pada saat pelaksanaan tindakan dan data refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Data yang telah dikumpulkan lalu dianalisis, dengan cara mengatur urutan data, memilih data yang diperlukan dan data yang tidak diperlukan. Atau memakai data tersebut yang telah ditafsirkan atau data yang telah diperoleh. Data yang telah tersusun dikaitkan dengan teori yang relavan sesuai dengan data yang muncul. 7.5 Indikator Keberhasilan Tolak ukur keberhasilan penelitian ini adalah bila pembelajaran dengan menngunakan gambar seri dengan mampu meminimalisasi kesalahan dan mampu meningkatkan kemampuan siswa hingga di atas 75 % atau dengan kriteria baik (66-79). Untuk memberikan penilaian pada hasil belajar siswa secara kualitatif maka peneliti menentukan kriteria penilaian untuk mengetahi singkat kemampuan siswa. Aspek penilaian yang menjadi standar peneilaian siswa dalam penilaian ini adalah sesuai dengan KKM ( Keriteria Ketuntasan Minimum) pada

keterampilan menulis kelas V SDN 2 Pejanggk adalah 65. Kriteria nilai penlaian pada kegiatan menulis dengan media gambar seri dapat dikelompokkan menurut pendapat Nurekencana (1998:126) sebagai berikut : 1. Memtukan kemampuan individu yaitu : a. SMi ( Skor Maksimal ) b. Mi ( Mean ideal ) = 100 = x 100

22

c. SDi ( Standar Deviasi ) 2. Konversi Nilai Tinggi

= 1/3 x 50

= M + 1 SDi sampai M+3 SDi

Sedang = M + 1 SDi sampai M + 1 SDi Rendah = M-3 SDi sampai M- 1 Sdi 3. M= IPK = Ideks Prestasi Kelompok

fn
n

M IPK = SMI x 100% Keterangan : IPK = Indeks Prestasi Kelompok M = Mean atau nelai rata-rata

SMI = Skor Maksimal Ideal, artinya skor yang dicapai kalau semua soal dapat dijawab dengan benar ( Nurkencana, 1983: 107) Ketuntasan siswa dalam menulis Kelas V di SDN 2 Pejanggik dapat dinilai dengan menggunakan sistim penilaian berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditetapkan yaitu 65. Untuk mengetahui persentasi ketuntasan belajar secara kelasikal sesuai dengan indikator pencapaian dapat digunakan rumus sebagai berikut : Ketuntasan Belajar Klasikal = Persentasi Jumlah sisiwa yang tuntas Jumlah siswa x 100%

23

DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, A. Chaedar. 1996. Politik Bahasa dan Pendidikan. Cet. II. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Boma,Ida Bagus. 2000. Meningkatkan Kemampuan Menyusun Paragraf Kohesif dan Koheren pada Siswa Kelas IIG SLTPN 13 Mataram (PTK). FKIP Universitas Mataram. Cahyono, Bambang Yudi. 1995. Kristal-Kristal Ilmu Bahasa. Bandung: Airlangga University Press. Damono, Sapardi Djoko. 1992. Berbagai Penelitian dan Pengembangan dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Hadi.1990. Metode Penelitian IV.Jakarta: Adi Offset Homby,A.S.1996. Oxford Advancent Learners Dictionary of Current English. London: Oxford University Press. Mulyasa,E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi (Konsep, Karakteristik, dan Implementasi). Bandung: Remaja Rosdakarya. Nawangwulan.2000.Media gambar Seri Menulis.Genteng kali: Rajawali Sebagai Sarana Pembelajaran

Noor,A.Y. 1991. Preparing and Using Aids For Language teaching.India: New Delhi University Press. Nowongwulon. 2002. Media Gambar Seri Sebagai Sarana Pembelajaran Menulis.Jakarta.: CV. Rajawali. Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Nurkencana, Wayan.1998. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional Poerwadarminta, Wjs.1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia Balai Pustaka: Jakarta. Roestiyah. 1989. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Bina Aksara Sabarti.1997. Menulis. Jakarta : Depdikbud

24

Sapiin. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi (Bunga Rampai). Mataram: FKIP Universitas Mataram. Srigede. 2000. Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas IIA SLTPN 3 Pujut dalam Menyusun Paragraf Deduktif dan Induktif. Mataram: FKIP Universitas Mataram Sugiono, (2000). Statistika Untuk Penelitian. Bandung. CV. Alfabeta\ Suriamiharjam,Agus, dkk ,1997. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta : Depdi kbud, Tarigan, Djago.1996. Membina Keterampilan Pengembangannya. Bandung : Angkasa Menulis Paragraf dan

Tarigan, Henry Guntur.1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Gie,The Liang .1992. Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta : Liberty Wiharso, Sugeng. 2000. Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas IIIE SLTPN 1 Praya TP. 1999/2000 dalam Memperlancar Penulisan Paragraf dengan Menggunakan Kata Kunci (PTK). FKIP Universitas Mataram. Yulianto, Bambang. 2003. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru MP. Bahasa Indonesia (Penelitian Tindakan Kelas). Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

25

Aspek Penilaian A C. Isi meliputi: 2. Penempatan KU (kalimat utama). 5. Penempatan KP (kalimat penjelas) yang tepat 6. Koheren (keterkaitan dan kesinambungan gagasan antar kalimat) 7. Kohesif, meliputi kata ganti, kata kunci, kata hubung (transisi)

Indikator B C D

26

D. EYD 4. Pemakaian tanda baca 5. Pemakaian huruf C. Pemilihan kata (diksi)

27

You might also like