You are on page 1of 19

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Anak merupakan individu yang masih tergantung pada orang dewasa dan lingkungannya dalam artinya membutuhkan lingkungan yang dapat menfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri, lingkungan yang dimaksud bisa berupa keluarga atau orang-orang disekitannya. Perkembangan anak dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain faktor genetik, keluarga, lingkungan dan psikososial yang salah satunya berupa stimulasi. Stimulasi tersebut dapat berupa alat permainan edukatif, terapi bermain, dan musik. Anak yang mendapat banyak stimulasi akan lebih cepat berkembang daripada anak yang kurang mendapatkan stimulasi. Oleh karena itu kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang dan ini tidak terlepas dari peran orang tua agar dapat berkembang secara optimal sesuai usia perkembangan. Selain itu hal yang sangat berpengaruh pada perkembangan anak yaitu dari lingkungan. Lingkungan yang aman, peduli dan penuh dengan kasih sayang. merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Pada pertumbuhan masa pra sekolah anak belum mampu menilai sesuatu berdasarkan apa yang mereka lihat dan perkembangan kognitif sudah mulai menunjukan perkembangan dan anak sudah mempersiapkan diri untuk memasuki sekolah B. Tujuan 1. Tujuan Umum. Dapat memahami perkembangan anak pasa usia pra sekolah 2. Tujuan Khusus. a. Dapat memahami perkembangan anak pra sekolah dari aspek fisik b. Dapat memahami perkembangan anak pra sekolah dari aspek sosial c. Dapat memahami perkembangan anak pra sekolah dari aspek sensory 1

d. Dapat memahami perkembangan anak pra sekolah dari aspek bahasa e. Dapat memahami perkembangan anak pra sekolah dari aspek kognitif C. Metoda Penulisan Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah tinjauan pustaka yaitu dengan mengumpulkan bahan-bahan dari beberapa kepustakaan. D. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN, yang terdiri dari : A. Latar belakang B. Tujuan Penulisan C. Metoda penulisan D. Sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN TEORI, yang meliputi : A. B. C. D. E. F. G. BAB III : PENUTUP Pengertian Fase Perkembangan Pada Masa Usia Pra Sekolah Tugas Perkembangan Pada Masa Usia Pra Sekolah Jenis Jenis Perkembangan Anak Prasekolah Karakteristik Perkembangan Anak Prasekolah Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penilaian Perkembangan Anak Usia Prasekolah

Anak Prasekolah

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 2002). Teori lain mengatakan perkembangan adalah aspek progresif adaptasi terhadap lingkungan yang bersifat kualitatif. Contoh perubahan kualitatif ini adalah peningkatan kapasitas fungsional penguasaan terhadap beberapa keterampilan yang lebih kecil, misalnya anak usia prasekolah dengan berpartisipasi dalam percakapan telepon dengan orang tua mereka (Potter & Perry,2005). Masa perkembangan usia pra sekolah merupakan masa dimana perkembangan kognitif sudah mulai menunjukan perkembangan dan anak sudah mempersiapkan diri untuk memasuki sekolah sekali kemampuan anak belum mampu menilai sesuatu berdasarkan apa yang mereka lihat dan anak membutuhkan pengalaman belajar dengan lingkungan dan orang tuanya. Perkembangan manusia terdiri dari beberapa tahap berdasarkan klasifikasi umur dengan ciri pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda, antara lain (Markum,1991): 1. Tahap perkembangan anak usia 0-11 bulan (bayi) 2. Tahap perkembangan anak usia toddler 3. Tahap perkembangan anak usia prasekolah

4. Tahap perkembangan anak usia sekolah 5. 6. 7. 8. Tahap perkembangan anak usia remaja Tahap perkembangan anak usia dewasa muda Tahap perkembangan usia dewasa menengah Tahap perkembangan usia dewasa lanjut.

Anak usia prasekolah mendekati tahun antara 3 sampai dengan 6 tahun (Potter & Perry, 2005). Sedangkan teori lain menyebutkan bahwa masa prasekolah adalah pada usia 2 hingga 6 tahun dimana pertumbuhan melambat, aspek jasmani bertambah, kondisi fungsi dan mekanisme motorik bertambah, cepat menangkap pelajaran (Markum, 1991). Usia prasekolah merupakan dasar perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta anak didalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan.

B. Fase Perkembangan Pada Masa Usia Pra Sekolah


Pada masa usia pra sekolah ini dapat diperinci lagi menjadi 2 masa, yaitu masa vital dan masa estetik. 1. Masa Vital Pada masa ini, individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar, Freud menamakan tahun pertama dalam kehidupan individu ini sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan. Anak memasukkan apa saja yang dijumpai ke dalam mulutnya, tidaklah karena mulut merupakan sumber kenikmatan utama tetapi karena waktu itu mulut merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan belajar (Elizabeth B. Hurlock, 1999).

Pada tahun kedua telah belajar berjalan, dengan mulai berjalan anak akan mulai belajar menguasai ruang. Mula-mula ruang tempatnya saja, kemudian ruang dekat dan selanjutnya ruang yang jauh. Pada tahun kedua ini umumnya terjadi pembiasaan terhadap kebersihan (kesehatan). Melalui latihan kebersihan ini, anak belajar mengendalikan impuls-impuls atau dorongan-dorongn yang datang dari dalam dirinya (umpamanya buang air kecil dan air besar) (Elizabeth B. Hurlock, 1999). 2. Masa Estetik Pada masa ini dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Kata estetik disini dalam arti bahwa pada masa ini perkembangan anak yang terutama adalah fungsi panca inderanya. Pada masa ini, panca indera masih peka karena itu Montessori menciptakan bermacam macam alat permainan untuk melatih panca inderanya (Yusuf, 2001: 69).

C. Tugas Perkembangan Pada Masa Usia Pra Sekolah


Havighurst (1961) mengartikan tugas perkembangan adalah merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya, sementara apabila gagal maka akan menyebabkan ketidak bahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya. Tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku atau keterampilan yang seyogyanya dimiliki oleh individu sesuai dengan usia atau fase perkembangan-nya, seperti tugas yang berkaitan dengan perubahan kematangan, persekolahan, pekerjaan, pengalaman beragama dan hal lainnya sebagai prasyarat untuk pemenuhan dan kebahagiaan hidupnya. 5

Tugas-tugas perkembangan pada usia 0 sampai 6 tahun adalah sebagai berikut : 1. Belajar berjalan 2. Belajar memakan makanan padat 3. Belajar berbicara 4. Belajar buang air kecil dan buang air besar 5. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin 6. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis 7. Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial dan alam 8. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara / orang lain 9. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk (mengembangkan

kata hati). Menurut Elizabeth Hurlock (1999) tugas-tugas perkembangan anak usia 4 - 5 tahun adalah sebagai berikut: 1. Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan yang umum 2. Membangun sikap yang sehat mengenal diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh Belajar menyesuaikan diri dengan teman seusianya 3. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat

4. Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung 5. Mengembangkan penngertian-pengertian yang diperlukan untuk

kehidupan sehari-hari 6. 7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan tingkatan nilai Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan

lembaga-lembaga 8. Mencapai kebebasan pribadi

D. Jenis Jenis Perkembangan Anak Prasekolah


Jenis - jenis perkembangan anak usia prasekolah adalah (Rochmah, 2005 dan Yusuf, 2004) : 1. Perkembangan fisik dan motorik Usia prasekolah otot-otot anak menjadi lebih kuat dan tulang-tulang tumbuh menjadi besar dan keras. Perkembangan sistem saraf pusat memberikan kesiapan kepada anak untuk lebih dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan terhadap tubuhnya. Lapisan urat saraf ini membantu transmisi impulsimpuls saraf secara cepat, yang memungkinkan pengontrolan terhadap kegiatan-kegiatan motorik lebih seksama dan efisien. Perkembangan motorik berarti perkembangan pada pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot yang terkoordinasi. Keterampilan motorik sangat berfungsi untuk penyesuaian sosial dan penyesuaian pribadi anak. Adapun penguasaan keterampilan yang umum pada masa ini adalah : a. Keterampilan tangan

Keterampilan berpakaian dan makan sendiri yang dimulai pada masa bayi, disempurnakan pada awal masa ini. Anak dapat menggunakan gunting, menggambar, mewarnai dan dapat menggambar orang. b. Keterampilan kaki Pada usia antara 3-4 tahun anak mulai naik sepeda roda tiga. Pada usia 5-6 tahun anak belajar melompat dan berlari cepat. Mereka juga sudah dapat memanjat, lompat tali, keseimbangan tubuh dalam berjalan. 2. Perkembangan intelektual Usia tiga sampai enam tahun merupakan usia yang sangat temperamental bagi anak. Rasa ingin tahu merupakan kondisi emosional yang baik dari anak. Ada dorongan pada anak untuk mengeksplorasi dan belajar hal hal yang baru. Yang perlu ditekankan bahwa rasa ingin tahu tersebut terkendali, jangan sampai pada objekobjek yang biasa dikenalnya serta tentang kejadian kejadian mekanika yang ada disekitarnya. Anak mulai banyak bertanya dan mencapai puncaknya pada usia sekitar 6 tahun. Periode ini ditandai dengan berkembangnya representasional, atau symbolic function, yaitu kemampuan menggunakan sesuatu yang lain dengan menggunakan simbol simbol (bahasa, gambar, tanda/isyarat, benda, gesture, atau peristiwa) untuk melambangkan suatu kegiatan, benda yang nyata, atau peristiwa. 3. Perkembangan berbicara (bahasa) Selama masa awal, anak-anak memiliki keinginan yang kuat untuk belajar berbicara. Hal ini disebabkan berbicara merupakan sarana pokok dalam sosialisasi. Anak yang mudah berkomunikasi dengan teman sebaya akan lebih mudah mengadakan kontak sosial dan lebih mudah diterima

sebagai anggota kelompok. Perkembangan bahasa anak usia prasekolah dapat bercirikan sebagai berikut : a. Anak sudah mulai bisa menyusun kalimat tunggal yang sempurna b. Anak sudah mampu memahami tentang perbandingan, misalnya burung pipit lebih kecil dari burung perkutut, anjing lebih besar dari kucing. c. Anak banyak menanyakan nama dan tempat d. Anak sudah banyak menggunakan kata-kata yang berawalan dan berakhiran e. Anak sudah dapat menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya f. Tingkat berfikir anak sudah lebih maju, anak banyak menanyakan soal waktu, sebab akibat melalui pertanyaan-pertanyaan: kapan, kemana, mengapa, dan bagaimana. Orang tua dan guru taman kanak-kanak seyogyanya memfasilitasi, memberi kemudahan, atau peluang kepada anak dengan sebaik-baiknya untuk membantu perkembangan bahasa anak, atau kemampuan berkomunikasi. Berbagai peluang itu diantaranya sebagai berikut: a. Bertutur kata yang baik pada anak; b. Mau mendengarkan pembicaraan anak; c. Menjawab pertanyaan anak (jangan meremehkan); d. Mengajak berdialog dalam hal-hal yang sederhana; e. Di puisi. 4. Perkembangan Sosial Pada usia prasekolah, perkembangan sosial anak sudah tampak jelas, karena mereka sudah mulai aktif berhubungan dengan teman sebaya. Tandatanda perkembangan sosial pada tahap ini adalah : 9 taman kanakkanak, anak dibiasakan untuk bertanya, mengekspresikan keinginannya, menghafal dan melantunkan lagu dan

a. Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik di lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan bermain; b. Sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan; c. Anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain; d. Anak mulai dapat bermain bersama anak-anak lain, atau teman sebaya. Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh iklim sosiopsikologis keluarganya. Apabila di lingkungan keluarga tercipta suasana yang harmonis, saling memperhatikan, saling membantu, maka anak akan memiliki kemapuan atau penyesuaian sosial dalam hubungan dengan orang lain.

E. Karakteristik Perkembangan Anak Prasekolah


Karakteristik perkembangan anak prasekolah antara lain (Wong, 2007): 1. Motorik kasar a. Pada usia 3 tahun anak dapat mengendarai sepeda roda tiga, melompat dari langkah dasar, berdiri pada satu kaki untuk beberapa detik, menaiki tangga dengan kaki bergantian, melompat panjang, mencoba berdansa tetapi keseimbangan mungkin tidak adekuat. b. Pada usia 4 tahun anak dapat melompat dan meloncat pada satu kaki, menangkap bola dengan tepat, melempar bola bergantian tangan, berjalan menuruni tangga dengan kaki bergantian. c. Pada usia 5 tahun anak dapat meloncat dan melompat pada kaki bergantian, melempar dan menangkap bola dengan baik, meloncat ke atas, berjalan mundur dengan tumit dan kaki, keseimbangan pada kaki bergantian dengan mata tertutup. 2. Motorik halus

10

a. Pada usia 3 tahun anak mampu membangun menara dari 9 atau 10 kotak, membangun jembatan dengan tiga kotak, secara benar memasukkan biji-bijian dalam botol berleher sempit, menggambar, meniru lingkaran, meniru silangan, menyebutkan apa yang telah digambarkan, tidak dapat menggambar gambar-gambar tongkat tetapi dapat membuat lingkaran dengan gambaran wajah. b. Pada usia 4 tahun anak mampu menggunakan gunting dengan baik untuk memotong gambar mengikuti garis, dapat memasang sepatu tetapi tidak mampu mengikat talinya, dapat menggambar, menyalin bentuk kotak, menjiplak garis silang dan permata, menambah tiga bagian pada gambar jari. c. Pada usia 5 tahun anak mampu mengikat tali sepatu, menggunakan gunting alat sederhana, atau pensil dengan sangat baik, dalam menggambar, meniru gambar permata dan segitiga, menambahkan tujuh sampai sembilan bagian dari gambar garis, mencetak beberapa huruf, angka, atau kata seperti nama panggilan.

3. Bahasa a. Pada usia 3 tahun anak mempunyai perbendaharaan kata kurang lebih 900 kata, menggunakan bicara telegrafik, menggunakan kalimat lengkap dari 3 sampai 4 kata, bicara tanpa henti tanpa peduli apakah seseorang memperhatikannya, mengulang kalimat dari 6 suku kata, mengajukan banyak pertanyaan. b. Pada usia 4 tahun anak mempunyai perbendaharaan 1500 kata atau lebih, menggunakan kalimat dari empat sampai lima kata, pertanyaan pada puncak, menceritakan cerita dilebihkan-lebihkan, sedikit tidak sopan bila berhubungan dengan anak yang lebih besar, 11

menuruti empat frase preposisi, seperti bawah, atas, samping, belakang, atau depan, menyebutkan satu atau lebih warna. c. Pada usia 5 tahun anak mempunyai perbendaharaan kata kira-kira 2100 kata, menggunakan kalimat dengan enam sampai delapan kata, dengan semua bagian bicara, menyebutkan koin, menyebutkan empat atau lebih warna, menggambarkan gambar atau lukisan dengan banyak komentar dan menyebutkannya satu per satu, mengetahui nama nama hari dalam seminggu, bulan, dan kata yang berhubungan dengan waktu lainnya, dapat mengikuti tiga perintah sekaligus. 4. Sosialisasi a. Pada usia 3 tahun anak mampu berpakaian sendiri hampir lengkap bila dibantu dengan kancing belakang dan mencocokkan sepatu kanan atau kiri, mengalami peningkatan rentang perhatian, makan sendiri sepenuhnya, dapat menyiapkan makan sederhana, dapat membantu mengatur meja dan dapat mengeringkan piring tanpa pecah, merasa takut, khususnya pada kegelapan dan pergi tidur, mengetahui jenis kelamin sendiri dan jenis kelamin orang lain, permainan paralel dan asosiatif. b. Pada usia 4 tahun anak sangat mandiri, cenderung untuk keras kepala dan tidak sabar, agresif secara fisik serta verbal, mendapat kebanggaan dalam pencapaian, mengalami perpindahan dalam alam perasaan, memamerkan secara dramatis menikmati pertunjukan orang lain, menceritakan cerita keluarga pada orang lain tanpa batasan, masih mempunyai banyak rasa takut, permainan assosiatif, mengkhayalkan teman bermain umum terjadi, menggunakan alat dramatis, imajinatif dan imitatif.

12

c. Pada usia 5 tahun anak kurang memberontak dibandingkan dengan sewaktu berusia 4 tahun, lebih tenang dan berhasrat untuk menyelesaikan urusan, tidak seterbuka dan terjangkau dalam hal pikiran dan perilaku seperti pada tahun-tahun sebelumnya, mandiri tapi tidak dapat dipercaya, mengalami sedikit rasa takut dan mengandalkan otoritas, berhasrat untuk melakukan sesuatu dengan benar dan mudah, menunjukkan sikap lebih baik, memperhatikan diri sendiri, tidak siap untuk berkonsentrasi pada pekerjaanpekerjaan yang rumit, permainan assosiatif.

5. Kognitif a. Pada usia 3 tahun anak berada dalam fase perseptual, egosentris dalam berfikir dan perilaku, mulai memahami waktu, mengalami perbaikan konsep tentang ruang seperti ditunjukkan dalam pemahaman tentang preposisi dan kemampuan untuk mengikuti perintah langsung, serta mampu memandang konsep dari perspektif yang berbeda. b. Pada usia 4 tahun anak ada pada fase berfikir intuitif, hubungan sebab akibat masih dihubungkan dengan kemungkinan kejadian, memahami waktu dengan lebih baik, tidak mampu mengubah cara, menilai sesuatu menurut dimensinya seperti tinggi, lebar, atau perintah, persepsi segera menunjukkan dominasi penilaian, dapat menghitung dengan benar tetapi konsep matematika terhadap angka buruk, patuh karena orang tua mempunyai batasan bukan karena memahami salah dan benar.

13

c. Pada usia 5 tahun anak mulai mempertanyakan apa yang dipikirkan orangtua dengan membandingkan dengan teman sebaya dan orang dewasa lain, menunjukkan prasangka dan bias dalam dunia luar, lebih mampu memandang perspektif orang lain, tetapi mentoleransi perbedaan daripada memahaminya, mulai menunjukkan pemahaman tentang penghematan angka melalui perhitungan objek tanpa memandang pengaturan, menggunakan kata berorientasi waktu dengan peningkatan pemahaman, sangat ingin tahu tentang informasi faktual mengenai dunia.

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Prasekolah


Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan antara lain

(Soedjiningsih,1995): 1. Faktor Genetik Faktor genetik merupakan modal dasar dalam pencapaian hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Gen yang terdapat di dalam nukleus dari telur yang dibuahi pada masa embrio mempunyai sifat tersendiri pada tiap individu. Manifestasi hasil perbedaan antara gen ini dikenal sebagai hereditas. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan dan perkembangannya. 2. Faktor Lingkungan a. Faktor prenatal yang meliputi gizi ibu pada waktu hamil,

mekanis kehamilan, toksin, endokrin, radiasi, infeksi, stres, imunitas, anoksia embrio. 14

b.

Faktor pascanatal meliputi gizi ibu dan anak, penyakit,

keadaan sosial ekonomi, serta musim. 3. Faktor psikososial a. Stimulasi, merupakan perangsangan yang datang dari

lingkungan luar anak. Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang/tidak mendapat stimulasi. Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Berbagai stimulasi seperti stimulasi visual, verbal, auditif, taktil dll, dapat mengoptimalkan perkembangan anak. b. Motivasi belajar, dapat ditimbulkan sejak dini, dengan

memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar.

c.

Kelompok

sebaya,

untuk

proses

sosialisasi

dengan

lingkungannya anak memerlukan teman sebaya. Tetapi perhatian dari orang tua tetap dibutuhkan untuk memantau dengan siapa anak tersebut bergaul.

d.

Ganjaran ataupun hukuman yang wajar, jika anak berbuat

benar maka wajib kita memberi ganjaran seperti pujian, ciuman, belaian, serta tepuk tangan. Ganjaran tersebut akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk mengulangi tingkah lakunya. Sedangkan hukuman akan membuat anak tahu mana yang baik dan yang tidak baik.

15

e.

Faktor keluarga meliputi pekerjaan/pendapatan keluarga,

pendidikan orang tua, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian orang tua, adat istiadat atau norma serta agama.

G. Penilaian Perkembangan Anak Usia Prasekolah


Penilaian terhadap perkembangan anak adalah melalui Denver Developmental Screening Test (DDST) / Tes Skrining Perkembangan Menurut Denver . DDST (Denver Developmental Screening Test) adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukan validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan DDST secara efektif 85-100% bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambangan perkembangan (Soetjiningsih, 1998). Frankenburg dkk (1981) mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita yaitu: Personal Sosial (kepribadian/ tingkah laku sosial) yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya; Gerakan Motorik Halus yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Misalnya kemampuan untuk menggambar, memegang sesuatu benda; Bahasa adalah kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan; Perkembangan Motorik Kasar (Gross Motor) adalah aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. 16

Alat yang digunakan seperti alat peraga: wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merah-hijau-biru, prmainan anak, botol kecil, bola tennis, bel kecil, kertas dan pencil; lembar formulir DDST; buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya (Soetjiningsih, 1998). Penilaian sesuai dari buku petunjuk terdapat penjelasan tentang bagaimana melakukan penilaian, apakah lulus (Passed = P), gagal (Fail = F) ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = N.O). Kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horizontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: a. Abnormal, bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan pada 2 sektor atau lebih, bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus 1 sektor atau lebih dengan keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia b. Meragukan (Questionable), bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih, bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sector yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia. c. Tidak dapat dites (Untestable)

BAB III PENUTUP

17

A. Kesimpulan Perkembangan anak dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain faktor genetik, keluarga, lingkungan dan psikososial yang salah satunya berupa stimulasi. Stimulasi tersebut dapat berupa alat permainan edukatif, terapi bermain, dan musik. Anak yang mendapat banyak stimulasi akan lebih cepat berkembang daripada anak yang kurang mendapatkan stimulasi. Oleh karena itu kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang dan ini tidak terlepas dari peran orang tua agar dapat berkembang secara optimal sesuai usia perkembangan. Masa perkembangan usia pra sekolah merupakan masa dimana perkembangan kognitif sudah mulai menunjukan perkembangan dan anak sudah mempersiapkan diri untuk memasuki sekolah sekali kemampuan anak belum mampu menilai sesuatu berdasarkan apa yang mereka lihat dan anak membutuhkan pengalaman belajar dengan lingkungan dan orang tuanya. Anak usia prasekolah mendekati tahun antara 3 sampai dengan 6 tahun dan menyebutkan bahwa masa prasekolah adalah pada usia 2 hingga 6 tahun dimana pertumbuhan melambat, aspek jasmani bertambah, kondisi fungsi dan mekanisme motorik bertambah, cepat menangkap pelajaran Penilaian terhadap perkembangan anak dapat dilakukan melalui Denver Developmental Screening Test (DDST) / Tes Skrining Perkembangan Menurut Denver .

18

DAFTAR PUSTAKA
Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, A.Aziz Alimul Hidayat, Salemba Medika, Jakarta 2008 Tumbuh kembang anak dr. Soetjingsih,EGC Jakarta 2002 Buku Ajar 1 Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Moesistowati, Nalendra, Titi S. CV Sagung Seta. Jakarta.2008

19

You might also like