You are on page 1of 14

Fitoterapi Asma Pentingnya sejarah obat herbal dalam pengobatan asma merupakan sesuatu yang tidak bisa dibantahkan.

Empat dari lima kelas obat-obatan saat ini digunakan untuk pengobatan asma yaitu agonis 2, antikolinergik, metilxantin, dan cromones, memiliki asal-usul dalam pengobatan herbal yang akan kembali selama 5000 tahun. Ada sebuah arsip besar mengenai informasi obat herbal dari berbagai budaya untuk pengobatan asma. Tabel 1 daftar uji klinis acak dari tanaman yang digunakan dalam pengobatan di Cina tradisional, dan di India dan Jepang dalam obat herbal. Fitoterapi asma termasuk penggunaan spasmolitik bronkial (lihat Tabel 18.2) atau obat antiinflamasi (ginko). Walaupun beberapa pengujian dengan obat herbal untuk asma memberikan hasil positif, penyalidikan lebih lanjut dengan cermat dibutuhkan sebelum rekomendasi positif dibuat (Huntley & Ernst, 2000).

Tabel 1 Studi klinik acak tanaman yang digunakan dalam Cina tradisional, obat herbal di India (Ayuverdia) dan Jepang (Kampo) untuk pengobatan asma. Data diperoleh dari Huntly and Ernst, Torax 2000;55:925-929) Bagian Tanaman yang digunaka n Persiapa n Dosis Durasi Jumla h uji Hasil

Obat Cina Ginkgo biloba (Ginkgo) Daun Ginkgo liquor 15 g tid 8 minggu

Positif

Ligusticum wallichii (Sichuan lovage) Campuran Teh

10 mL tid 1 bulan 1

Positif (kecendr ungan)

Obat Ayuverdia Picrorhiza kurroa (Picrorhiza) Solanum xanthocarpu m, S. trilobatum (Kantakari) Tylophora indica (Indian ipecac) Boswellia serrata (Indian olibaum) Gum resin Serbuk N.R. 6 minggu 1 Positif Daun Variasi* Varias i 2-12 minggu 5 Meyakin -kan Seluruh tanaman Akar Serbuk 300 mg tid 14 minggu

Negatif

Serbuk

N.R.

2 jam

Positif

Obat Kampo Tsumura saiboku-to** Hedera helix (English ivy) Variasi N.R. Ekstrak kering N.R. 12 minggu 3 hari 1 Positif Sebagia n positif

Daun

35 mg

tid = tiga kali sehari N.R. = tidak dilaporkan * sebuk, daun dikunyah dan ditelan ** Tsumura saiboku-to merupakan kombinasi dari dua sediaan herbal yang mengandung 10 herba

Tabel 2 Spasmolitik bronkial secara tradisional digunakan untuk pengobatan asma


Bagian Nama umum Nama latin tanaman yang digunakan Kandungan utama Trans-karveol, Argy wormwood Artemisia argyi Minyak dari daun alfa-terpineol, chanphene, karvon Alkaloid tropan Belladonna Atropa belladonna Daun (atropin, skopolamin), flavonoid Datura (jimson weed) Datura stramonium Daun Alkaloid tropan, flavonoid Minyak atsiri, Elecampane Inula helenium Rizoma polines, polisakarida Gingko Gingko biloba Daun Flavonoid, ginkgolides Asam diterpen, Gumweed Grindelia comparum Bagian aerial saponin, tanin, minyak atsiri, flavonoid Henbane Hyoscyamus Daun Alkaloid tropan, 0,5-1 g 4-6 g 3-6 g 1g a 0,2-0,4 g 0,1-0,2 mL minyak Dosis perhari

niger

flavonoid Marrubiin,

Horehound

Marrubium vulgare

Bagian aerial

flavonoid, turunan asam kafeat Alkaloid

4,5 g

Ma-huang

Ephedra sinica

Bagian aerial

(efedrin dan psedoefedrin)

Pill-bearing spurge

Flavonoid, Euphorbia hirta Pucuk terpenoid, asam fenolik Drosera rotundifolia Seluruh tanaman Turunan naftakuinon Minyak atsiri, 3g 1g

Sundew

Thyme

Thymus vulgaris

Daun, pucuk bunga

flavonoid, turunan asam kafeat

10 g

a. Tidak ada informasi yang tersedia b. 60-90 mg dari total alkaloid, dihitung sebagai efedrin

Tumbuhan Herbal 1. Ephedra (Ma-huang)

a. Botani Ada beberapa varietas dari Ephedra. Varietas dari Cina yang paling umum dan dikenal dengan nama Ma-huang. Kandungan dari bagian aerial (atau seluruh tanaman) dari Ephedra sinica Stapf. (Famili Ephedraceae), semak belukar, tinggi 60-90 cm, berasal dari Cina Selatan dan sekarang secara luas tersebar di India Timur-Barat dan Pakistan. Batang hijau, tegak, ramping, dan berdalur. Daun muncul putih, segitiga, berselubung; bunga kecil muncul saat musim panas. Ma berarti astringen dan huang berarti kuning, mengacu pada rasa dan warna obat. Ephedra dikumpulkan saat musim gugur, ketika kandungan alkaloidnya sangat tinggi (Austin, 2010) b. Kandungan Kimia Pada tanaman Ephedra sinica Stapf terdapat efedrin. Ephedrin telah diisolasi dari herba pada tahun 1887. Kandungan lainnya yang teridentifikasi dalam ephedra adalah pseudoefedrin, norefedrin, norpseudoefedrin (Haller, 2000) c. Mekanisme Aksi

Gambar 2 Sisi aktif efedrin, bahan aktif utama dari ephedra Efedrin merupakan agen aksi campuran adrenergic. Efedrin tidak hanya melepaskan noradrenalin dari syaraf akhir, tetapi juga secara langsung mengaktifkan reseptor adrenergic dan . Melalui aksinya pada reseptor 1 efedrin memproduksi vasokonstriksi pada membran selaput lendir, jadi mengurangi/meringankan hidung tersumbat ; melalui reseptor 2 efedrin mengendurkan otot halus cabang tenggorokan (Austin, 2010). Efedrin merupakan aksi-campuran sympathomimetic; efedrin tidak hanya melepaskan noradrenalin dari syaraf akhir, tetapi juga secara langsung mengaktifkan reseptor adrenergic dan . Melalui aksinya pada reseptor 1 efedrin memproduksi vasokonstriksi pada membran selaput lendir, jadi mengurangi/meringankan hidung tersumbat. Selain itu, efedrin mengendurkan otot halus cabang tenggorokan dengan menstimulasi reseptor adrenergic 2. Terdapat juga peningkatan aktivitas ciliary serta aksi ekspektoran. Pseudoefedrin mempunyai aksi yang sama (lebih selektif untuk reseptor dibanding ) namun pseudoefedrin kurang kuat dibanding efedrin (Austin, 2010) d. Efikasi Klinis Ma Huang telah digunakan sebagai obat di China selama ribuan tahun. Bagaimanapun, terdapat kekurangan pada percobaan klinik acak untuk mengkonfirmasi penggunaan obat tradisional. Efedrin secara klinik efektif sebagai obat antiasma namun penggunaannya ditolak setelah perkenalan dari agonis adrenergic 2. Baik pseudoefedrin maupun efedrin digunakan untuk mengatasi hidung tersumbat. Ma Huang juga sudah disetujui oleh Komisi E Jerman (Ernst, 2002). e. Efek Samping Insomnia, gelisah motor, iritabilitas, sakit kepala, mual, muntah, gangguan buang air kecil, takikardia. Pada dosis tinggi mungkin menyebabkan peningkatan drastis tekanan darah, aritmia jantung (Austin, 2010)

f. Kontraindikasi Obat menyebabkan kontraindikasi pada pasien yang mengalami kondisi jantung, hipertensi, diabetes, penyakit tiroid atau BPH (Benign Prostatic Hypertrophy). Berkat hubungan selektifitas untuk reseptor adrenergic dan , pseudoefedrin cendrung bebas dari efek samping seperti stimulasi CNS atau takikardia.

g. Preparasi/Dosis Efedrin diberikan secara tradisional dalam bentuk teh, disiapkan dalam seduhan, 2 g obat dalam secangkir air mendidih (150 ml) selama 10 menit. Satu cangkir dua sampai tiga kali sehari. Setiap persiapan mengandung sampai dengan 30 mg efedrin yang menunjukkan dosis umum alkaloid. Karena resiko tachyphylasia dan ketergantungan, persiapan obat harus dilakukan dalam waktu yang singkat/pendek. Dosis 60-90 mg dari total alkaloid, dihitung sebagai efedrin yang digunakan (Austin, 2010)

2. Gingko Biloba

a. Botani Ginkgo biloba merupakan pohon dengan tinggi rata-rata 20 m, berasal dari China. Gingko Biloba merupakan spesies tunggal dari salah satu divisio

anggota tumbuhan berbiji terbuka yang pernah tersebar luas di dunia. Pada masa kini tumbuhan ini diketahui hanyatumbuh liar di Asia Timur Laut, namun telah tersebar luas di berbagai tempat beriklim sedang lainnya sebagai pohon penghias taman atau pekarangan. Bentuk tumbuhan modern ini tidak banyak berubah dari fosil-fosilnya yang ditemukan. Bagian yang dimanfaatkan adalah bagian daunnya (Mckenna et all, 2001)

b. Kandungan Kimia Ginkgoglides merupakan diterpen dengan struktur yang unik dan merupakan bahan khas dari daun Ginkgo biloba, satu-satunya tanaman terpilih dari family Ginkgoaceae, yang mana sedikitnya mengandung satu genus. Ginkgoglides dalam ekstrak merupakan kompetitif antagonist dari factor aktivitas platelet, diketahui sebagai mediator inflamasi lipid dan anaphylaxis (Meckenna et all, 2001) c. Mekanisme Aksi

Gambar 3 Sisi aktif dari ginkgolides, zat aktif dari Ginkgo biloba

Ginkgolides secara kompetitif memblok kerja dari PAF pada reseptornya. Ginkgoglides memaksa sebuah efek perlindungan pada PAF-induced bronchoconstriction dan jalur hiperaktivitas dalam immuno-anaphylaxis dan dalam tes provokasi antigen-induced bronchial (Ernst, 2002) d. Efikasi Klinis Ginkgo telah digunakan untuk merawat pasien asma pada pengobatan tradisional China. Pada percobaan klinik acak, larutan daun ginkgo kental (15 g tiga kali sehari) lebih unggul dibanding placebo setelah 8 minggu pemakaian. Secara keseluruhan, ginkgo mengurangi jalur hiperresponsif dan bronchospasm dengan beraksi sebagai anti-inflamasi. Larutan daun ginkgo kental telah diketahui sebagai obat tradisional untuk merawat pasien asma. Sejak tahun 1980-an, Komisi E Jerman telah meresmikan penggunaaan Gingko biloba untuk penyakit paru-paru seperti asma dan bronkitis (Ernst, 2002) e. Efek Samping Efek samping yang ditimbulkan jarang seperti gangguan pencernaan alergi kulit, sakit kepala, trombositopenia (Mckenna et all, 2001) f. Kontraindikasi Tidak diberikan pada hipersensitif Gingko biloba (Mckenna et all, 2001) g. Dosis/Preparasi Gingko diberikan secara tradisional dalam bentuk larutan, daun dilarutkan

dalam air dengan dosis 3-6 mg per hari (Mckenna et all, 2001) 3. Argy wormwood Argy wormwood. Ekstrak minyak dari daun Artemisia argyi Levl. Et Vant (Fam Asteraceae) menunjukkan efek antiasma, antitusif dan ekspektoran. Ekstrak melawan konstriksi bronkus oleh asetilkolin atau histamine, dan melemaskan otot polos terisolasi seperti isoprotenerol. Efeknya relative panjang. Unsur minyak termasuk trans-caveol, -terpineol, 4-terpineol, camphene, dan carvone. Obat ini diberikan dalam bentuk kapsul, mengandung 0,075 ml minyak, dua sampai tiga kali sehari, untuk mengobati asma dan bronchitis kronis (Austin, 2010)

4. Sundew dieproleh dari bagian antena Drosera rotundofolia L, yang dilaporkan berfungsi untuk mencegah histamin atau asetilkolin-induced bronchospasm. Aksi antispasmodik telah dikaitkan dengan unsur naftaquinon. Sundew juga memiliki sifat antitusif dan antimikroba. Sundew digunakan untuk asma, bronchitis kronis dan tracheitis. Obat ini diberikan dalam bentuk teh yang disiapkan

dalam seduhan, 1-2 g sundew dalam cangkir yang berisi air mendidih (150-200 ml) selama 5 menit (satu cangkir tiga kali sehari) sebagai tingtur (1:5 dalam 60% alcohol tiga kali sehari) atau sebagai ekstrak cair (1:1 dalam 25% alcohol ; 0,5-2 ml tiga kali sehari). Tingtur dan ekstrak merupakan bahan dari sirup yang direkomendasikan sebagai pengobatan untuk batuk spasmodik. Penggunaan yang berlebihan dari sundew harus dihindari karena isinya dari plumbagin, prinsip iritasi (Austin, 2010)

5. Pill-bearing spurge diperoleh dari antenna Euphorbia hirta L. atau E. pilulifera L. (Fam Euphorbiaceae). Jamu yang mengandung flavonoid, terpenoid (amyrins), asam fenolik (asam shikimat), dan kolin. Itu adalah antispasmodik bronkial dan karenanya digunakan untuk gangguan pernapasan, termasuk asma, penyakit bronchitis, radang selaput lender di hidung dan tenggorokan dan laryngeal spasm. Sifat antispasmodic dan antibakteri dihubungkan, setidaknya sebagian, untuk kolin dan asam shikimat. Obat ini diberikan dalam bentuk teh yang disiapkan dalam seduhan, ramuan 300-400 mg dalam secangkir air mendidih (150 ml), untuk dikonsumsi tiga kali sehari. Obat ini tidak mengandung prinsip-prinsip beracun yang dikenal, namun penggunaan dalam jangka waktu panjang seharusnya dihindari (Austin, 2010)

Contoh Produk Herbal 1. Herbasma

No Registrasi POM TR 103322351 Komposisi : Tiap kapsul mengandung ekstrak yang setara dengan, - 0,75 gram simplisia Cleodendron Serratum Folium(Srigunggu) - 0,75 gram simplisia Euphorbia Hirta Folium (Patikan Kebo) - 0,25 gram simplisia Curcuma Domestica Rhizoma (Kunyit) - 0,25 gram simplisia Tinospora Crispan Herba (Brotowali) Khasiat : Membantu melegakan tenggorokkan dan meredakan gejala asma. Aturan Pakai : Diminum 32 Kapsul perhari Harga : Rp 40.000 Isi : 60 Kapsul Diproduksi oleh : UD. Rachma Sari, Sukoharjo-Indonesia

2. AZTROPECT

No Registrasi POM TR. 092 499 331 Komposisi :

-Platicodi radix1300mg -Glycyrrhizae radix 780mg -Bulbus Fritillariae cirrhosa 1365mg -Pericarpium citri reticulate 975mg -Schizandrae fructus 1430mg -Polygalae radix 650mg Khasiat : -Untuk Pengobatan Batuk Berdahak -Untuk Pengobatan Bronkitis/Bronchitis Kronis dan Akut

-Untuk Pengobatan Bronkistasis-Bronchietasis -Untuk Pengobatan Asma Bronkial karena alergi udara dingin Aturan pakai Dewasa : 3 x sehari 3 kapsul Anak-anak : 3 x sehari 1 kapsul Harga : Isi : 35 kapsul

DAFTAR PUSTAKA Austin et all. 2010. Herbal Medicine. American Botanical Council Ernst E.2002. The risk-benefit profile of commonly use herbal therapies: Ginkgo, St. Johns Wort, gingseng, Echinacea, Saw Palmetto, and Kava. Ann intern med 136:42-53

Haller CA, Benowitz NL. 2000. Adverse cardiovascular and central nervous system events associated with dietary supplements containing ephedra alkaloids. N Engl J Med 343: 1833-1838

Herba, Griya. 2011. Herbasama. Tersedia di http://herbalmurah.info/herbasma.html. Diakses 17 Maret 2012 Huntley A, Ernst E. 2000. Herbal medicine for asthma: a systematic review. Thorax 55:925-929

Mckenna DJ, Jones K, Hughes K .2001. Efficacy, Safety, and use of Gongko biloba in clinical and preclinical applications. Altern Ther Health Med 7:70-86, 88-90

You might also like