You are on page 1of 6

Laboratorium Teknik Komunikasi Geologi 2012

GEOLOGI REGIONAL SULAWESI DAN MALUKU


a. Geologi Regional Sulawesi Sulawesi terletak pada pertemuan 3 Lempeng besar yaitu Eurasia, Pasifik,dan IndoAustralia serta sejumlah lempeng lebih kecil (Lempeng Filipina) yang menyebabkan kondisi tektoniknya sangat kompleks. Kumpulan batuan dari busur kepulauan, batuan bancuh, ofiolit, dan bongkah dari mikrokontinen terbawa bersama proses penunjaman, tubrukan, serta proses tektonik lainnya (Van Leeuwen, 1994). Berdasarkan keadaan litotektonik Pulau Sulawesi dibagi 4 yaitu: Mandala barat (West & North Sulawesi Volcano-Plutonic Arc) sebagai jalur magmatik (Cenozoic Volcanics and Plutonic Rocks) yang merupakan bagian ujung timur Paparan Sunda; Mandala tengah (Central Sulawesi Metamorphic Belt) berupa batuan malihan yang ditumpangi batuan bancuh sebagai bagian dari blok Australia; Mandala timur (East Sulawesi Ophiolite Belt) berupa ofiolit yang merupakan segmen dari kerak samudera berimbrikasi dan batuan sedimen berumur TriasMiosen BanggaiSula and Tukang Besi Continental fragments kepulauan paling timur Banggai-Sula dan Buton merupakan pecahan benua yang berpindah ke arah barat karena strike-slip faults dari New Guinea. Mandala barat, Van Leeuwen (1994) menyebutkan bahwa mandala barat sebagai busur magmatik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bagian utara dan barat. Batuan bagian utara bersifat riodasitik sampai andesitik, terbentuk pada Miosen-Resen dengan batuan dasar basaltik yang terbentuk pada Eosen-Oligosen. Busur magmatik bagian barat mempunyai batuan penyusun lebih bersifat kontinen yang terdiri atas batuan gunung api-sedimen berumur Mesozoikum-Mesozoikum Kuarter dan batuan malihan berumur Kapur. Batuan tersebut diterobos granitoid bersusunan terutama granodioritik sampai granitik yang berupa batolit, stok, dan retas.

Nama: Suci Adzani Fitriyana NIM: 111.090.024 Plug: 7

Laboratorium Teknik Komunikasi Geologi 2012

Mandala Tengah, urut-urutan stratigrafi dari muda hingga tua sebagai berikut : Endapan alluvium, Endapan teras (Kuarter), Batuan tufa (Pliosen Kuarter), Batuan sedimen termetamorfose rendah dan batuan metamorf yang keduanya termasuk Formasi Tinombo (Kapur Atas Eosen Bawah), Batuan gunungapi (Kapur Atas Oligosen Bawah) yang menjemari dengan Formasi Tinombo, Batuan intrusi granit (Miosen Tengah Miosen Atas) ditemukan menerobos batuan malihan Formasi Tinombo. Mandala Timur, Sesar Lasolo yg merupakan sesar geser membagi lembar daerah Kendari menjadi dua lajur, yaitu: Lajur Tinondo, yang menempati bagian barat daya. Lajur Tinondo merupakan himpunan batuan yang bercirikan asal paparan benua. Lajur Hialu yang menempati bagian timur laut daerah ini. Lajur Hialu merupakan himpunan batuan yang bercirikan asal kerak samudera (Rusmana dan Sukarna, 1985). Batuan yang terdapat di Lajur Tinondo adalah Batuan Metamorf Paleozoikum, dan diduga berumur Karbon.

Peta satuan litotektonik Sulawesi (Van Leeuwen 1994)

Nama: Suci Adzani Fitriyana NIM: 111.090.024 Plug: 7

Laboratorium Teknik Komunikasi Geologi 2012

b. Geologi Regional Maluku Pada artikel ini akan dibahas mengenai regional pulau Halmahera (Maluku Utara). Berdasarkan Peta Geologi lembar Ternate, Maluku Utara yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung, fisiografi Pulau Halmahera dibagi menjadi 3 (tiga) bagian utama, yaitu Mendala Halmahera Timur, Halmahera barat, dan Busur Kepulauan Gunung Api Kuarter.

Fisiografi Pulau Halmahera a. Mendala Fisiografi Halmahera Timur Mendala Halmahera Timur meliputi lengan timur laut, lengan tenggara, dan beberapa pulau kecil di sebelah timur Pulau Halmahera. Morfologi mendala ini terdiri dari pegunungan berlereng terjal dan torehan sungai yang dalam, serta sebagian mempunyai morfologi karst. Morfologi pegunungan berlereng terjal merupakan cerminan batuan keras. Jenis batuan penyusun pegunungan ini adalah batuan ultrabasa. Morfologi karst terdapat pada daerah batugamping dengan perbukitan yang relatif rendah dan lereng yang landai. b. Mendala fisiografi Halmahera Barat Mendala Halmahera Barat bagian utara dan lengan selatan Halmahera. Morfologi mendala berupa perbukitan yang tersusun atas batuan sedimen, pada
Nama: Suci Adzani Fitriyana NIM: 111.090.024 Plug: 7

Laboratorium Teknik Komunikasi Geologi 2012

batugamping berumur Neogen dan morfologi karst dan dibeberapa tempat terdapat morfologi kasar yang merupakan cerminan batuan gunung api berumur oligosen. c. Mendala busur kepulauan gunung api kuarter Mendala ini meliputi pulau-pulau kecil di sebelah barat pulau Halmahera. Deretan pulau ini membentuk suatu busur kepulauan gunung api kuarter. Sebagian pulaunya mempunyai kerucut gunung api yang masih aktif.

Peta Geologi Halmahera

Pulau Halmahera dan pulau-pulau disekitarnya yang ada di Indonesia bagian Timur termasuk ke dalam sistem pertemuan 3 (tiga) lempeng yaitu lempeng Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Samudera Philipina (Hamilton, 1979). Bagian Utara Halmahera merupakan lempeng Samudera Philipina yang menunjam di bawah Philipina sepanjang palung Philipina yang merupakan suatu konfigurasi busur kepulauan sebagai hasil tabrakan lempeng di bagian barat
Nama: Suci Adzani Fitriyana NIM: 111.090.024 Plug: 7

Laboratorium Teknik Komunikasi Geologi 2012

Pasifik. Pulau ini dicirikan dengan Double Arc System dibuktikan dengan adanya endapan vulkanik di lengan barat dan nonvulkanik di lengan timur. Secara geologi dan tektonik Halmahera cukup unik, karena pulau ini terbentuk dari pertemuan 3 lempeng, yaitu Eurasia, Pasifik dan Indo-Australia yang terjadi sejak zaman kapur. Di selatan Halmahera pergerakan miring sesar Sorong kea rah barat bersamaan dengan Indo-Australia struktur lipatan berupa sinklin dan antiklin terlihat jelas pada Formasi Weda yang berumur Miosen Tengah-Pliosen Awal. Sumbu lipatan berarah Utara-Selatan, Timur Laut - Barat Daya, dan Barat Laut-Tenggara. Struktur sesar terdiri dari sesar normal dan sesar naik umumnya berarah Utara-Selatan dan Barat Laut-Tenggara. Kegiatan tektonik dimulai pada Kapur Awal dan Awal Tersier, ketidakselarasan antara batuan berumur Paleosen-Eosen dengan batuan berumur Eosen-oligosen Awal, mencerminkan kegiatan tektonik sedang berlangsung kemudian diikuti kegiatan gunung api. Sesar naik akibat tektonik terjadi pada jaman Eosen-Oligosen. Tektonik terakhir terjadi pada jaman Holosen berupa pengangkatan terumbu dan adanya sesar normal yang memotong batugamping.

Nama: Suci Adzani Fitriyana NIM: 111.090.024 Plug: 7

Laboratorium Teknik Komunikasi Geologi 2012

DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.dlese.org/geologi-regional-sulawesi/ 2. http://www.scribd.com/doc/40123792/formasi-geologi-sulawesi 3. http://www.scribd.com/doc/38149343/Geologi-Regional-Halmahera

Nama: Suci Adzani Fitriyana NIM: 111.090.024 Plug: 7

You might also like