You are on page 1of 7

KARBOHIDRAT DAN ANALISIS KARBOHIDRAT

Disusun Oleh : Raden Bayu Indradi 260110100112

Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran 2012


0

DAFTAR ISI

I.

Karbohidrat................
1.1. 1.2. 1.3. Pengertian. Fungsi Penggolongan Karbohidrat 1.3.1. Monosakarida.. 1.3.2. Oligosakarida 1.3.3. Alkohol Gula dan Siklitol.

2
2 2 2 2 4 6

I. Karbohidrat
1.1. Pengertian

Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani , skcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat atau gula menempati kedudukan inti pda metabolisme tumbuhan sehingga cara deteksi dan perkiraan kuantitatifnya sangat penting bagi ahli tumbuhan.

1.2.

Fungsi

Gula merupakan sumber utama energi pernafasan. Mereka adalah sarana penyimpan energi (sebagai pati) dan pengangkut (sebagai sukrosa), serta pembangun dasar dinding sel. Selain itu, banyak golongan senyawa tumbuhan lain, misalnya asam nukleat dari glikosida tumbuhan, mengandung gula sebagai cirri penting strukturnya. Gula berperan dalam perlindungan terhadap luka dan infeksi, dan pada pengawaracunan senyawa asing.

1.3.

Penggolongan Karbohidrat

Gula dapat dipilah menjadi 3 golongan berdasarkan ukuran molekulnya, yaitu monosakarida sederhana, oligosakarida, dan polisakarida. 1.3.1. Monosakarida
1.3.1.1. Penyebaran dan kimia Gula bebas utama dalam tumbuhan adalah monosakarida, yaitu glukosa dan fruktosa (dan disakarida yaitu sukrosa), bersama sama dengan sesepora xilosa, ramnosa, dan galaktosa. Gula lain yang terdapat dalam jumlah sesepora adalah gula fosfat, yangterlibat dalam metabolisme. Pada lima gula yang biasanya dijumpai sebagai komponen glikosida dan polisakarida, dan kebanyakan analisis tumbuhan menyangkut pemisahan dan identifikasi mereka itu. Gula pentosa, yaitu ribosa dan deoksiribosa yang berturut- turut merupakan komponen RNA dan DNA. Masing masing gula dapat berada dalam lebih dari satu bentuk isomer aktif. Tetapi, dalam tumbuhan biasanya hanya dijumpai satu bentuk. Jadi, glukosa biasanya -D-isomer, ramnosa bentuk L, dan seterusnya. Kromatografi biasanya tidak dapat membedakan enasiomer optik yang satu dari enansioer optic yang lainnya. Secara teori, masing masing gula mungkin terdapat sebagai bentuk furan, walaupun biasanya hanya salah satu bentuk saja yang nyata. Jadi glukosa biasanya berbentuk konfigurasi piran, sedangkan fruktosa berbentuk furan.

1.3.1.2. Cara Yang Dianjurkan a. Menyiapkan Cuplikan Analisis gula bebas dalam daun atau jaringan tumbuhan lain biasanya dilakukan dengan ekstraksi jaringan segar dengan etanol 95% (atau methanol). Ini dilanjutkan dengan memekatkan ekstrak untuk menghilangkan alcohol dan menyaringnya melalui celite, atau memusingkan ekstrak air yang pekat untuk menghilangkan endapan. Sebelum menganalisis gula dalam hidrosilat polisakarida atau glikosida tumbuhan, perlu dihilangkan dulu asam mineral yang dipakai untuk hidrolisis. Dalam hal glikosida tumbuhan, aglikon yang dibebaskan perlu diekstraksi dulu dengan eter atau etil asetat. Setelah hidrolisis dengan menggunakan H2SO4 1M, asam dapat dihilangkan sebagai BaSO4 dengan menambahkan larutan BaCO3. HCl 1M yang jumlahnya sedikit dapat dihilangkan pada tekanan rendah dengan menggunakan pompa arus air. HCl agak banyak dapat dihilangkan dari hidrosilat secara baik dengan mencucinya berulang ulang memakai larutan dioktilmetilamina 10% dalam kloroform. b. Kromatografi Kertas Ekstrak gula dikromatografi satu arah secara menurun pada kertas Whatman no. 1 dengan 4 pengembang berlainan disamping larutan baku yang mengandung glukosa, galaktosa, arabinosa, xilosa, dan ramnosa. Campuran baku harus dilarutkan dalam isopropanol 10% (mencegah pencemaran bacteria) masing masing gula berkonsentrasi 0,5% bobot, kira kira 3 5 l larutan harus ditotolkan pada kertas. Ekstrak tumbuhan harus ditotolkan dalam beberapa konsentarasi (misalnya satu, dua, dan lima kali penotolan bila kadar gula tidak diketahui. Hanya dua gula umum yang sukar dibedakan pada kromatogram, yaitu glukosa dan galaktosa. Tetapi kedianya dapat terpisah dengan baik bila kertas dikembangkan sekurang kurangnya 24 jam. Pengembang terbaik adalah BTPA dan fenol, dan harus diperhatikan bahwa letak nisbi kedua gula pengembang fenol adalah kebalikan dari letak dengan pengembang BTPA. c. Memastikan Identitas Pemastian identitas dapat dilakukan pada skala mikro dengan mengatur serapan spectrum senyawa berwarna yang terbentuk sebagai hasil reaksi suatu gula dengan resolsinol H2SO4 1M atau aniline hydrogen ftalat. Gula dan galaktosa dapat diidentifikasi secara enzim pada skala mikro dengan menggunakan berturut turut glukosa oksidase dan galaktosa oksidase. d. Analisis Kuantitatif Untuk Menghitung konsentrasi masing masing gula dalam ekstrak kental, kita harus mengkromatografi yang diketahui pada kondisi yang sama. Disamping itu, serapan harus diukur dengan menggunakan blangko yang berupa hasil elusi bercak kosong yang ukurannya sama dengan ukuran bercak berwarna yang bersangkutan dan digunting pada waktu yang bersamaan dari kromatogram. e. Cara Pilihan Lain - Kromatografi lapis tipis - Kromatografi Gas-Cair - Kromatografi Cair Kinerja Tinggi - Elektroforesis Kertas 3

Gula Fosfat

1.3.2. Oligosakarida
1.3.2.1. Kimia dan Penyebaran Kebanyakan oligosakarida tumbuhan umum mengandung mulai dari dua sampai lima satuan monosakarida. Jumlah oligosakarida yang tertimbun s 1.3.2.2. Cara Yang Dianjurkan Memisahkan oligosakarida secara KKt lebih sukar daripada memisalkan monosakarida karena mereka tidak begitu lincah dalam pengembang gula yang biasa. Untuk mengatasinya, waktu pengembangan diperpanjang (48-96) dan pengembang dibiarkan menetes dari ujung kertas. Oligosakarida dapat diidentifikasi pada skala mikro dengan cara ko-kromatografi dank oelektroforesis menggunakan pembanding autentik memakai system ini. a. Memastikan Identitas Ciri oligosakarida dapat ditentukan lebih lnjut dengan melakukan berbagai uji warna memakai pereaksi semprot yang lebih khas pada kromatogram setelah pengembangan. Oligosakarida dapat diuji dengan hidrolisis memakai -glukosidase dan maltase, untuk memeriksa berturut turut apakah mereka mempunyai ikatan atau . b. Pembanding Autentik Oligosakarida murni dapat dibeli dari penyedia niaga, termasuk gentiobiosa, maltose, sukrosa, laminaribiosa, dan trehalosa. ebagai apa adanya dalam tumbuhan nisbi sedikit. Sukrosa adakah salah satunya yang terdapat semesta. Sebagian besar oligosakarida tumbuhan yang dikenal tidak terdapat dalam keadaan bebas, melainkan terikat dengan molekul organic lain sebagai glikosida tumbuhan. 1.3.3. Alkohol Gula dan Siklitol 1.3.3.1. Kimia dan Penyebaran Gliserol (CH2OH-CHOH-CH2OH) merupakan alkohol gula yang paling dikenal, tetapi senyawa ini adalah bangunan dasar lipid tumbuhan. Alkohol gula lainnya, manitol (hasil reduksi manosa) sangat umum terdapat pada alga, fungus, dan lumut. Fungsi utama alkohol gula adala penyimpanan energy, tetapi manitol mungkin juga terlibat dalam mekanisme angkutan dalam floem pada tumbuhan tinggi 1.3.3.2. Cara yang Dianjurkan Alkohol Gula

a. Menyiapkan Cuplikan Ektraksi jaringan tumbuhan dengan etanol 80% secara refluks. Lakukan tiga kali, setiap kali digunakan pelarut segar. Uapkan alkohol pada tekanan rendah dan sisanya

dilarutkan dalam air, lalu disaring untuk menghilangkan endapan. Bila perlu protein dihilangkan, dan akhirnya ekstrak diawaionkan dengan penukar kation dan anion. b. Kromatografi Kertas Pengembang umum yang digunakan adalah n-propanol-etil asetat-air (7 : 1 : 2). Alkohol dapat dideteksi dengan AgNO3 basa atau dengan lembayung bromkesol. Pengembang kedua yang dianjurkan adalah campuran metil etil keton - asam asetat larutan jenuh asam borat dalam air (9 : 1 : 1). Untuk mendeteksi bercak, pertama tama kita harus menguraikan senyawa kompleks borat yang terbentuk dari alkohol asam borat dalam pengembang. Dapat dilakukan dengan mencelupkan kromatogram kering kedalam larutan asam hidroflourida (1-4 volume asam 40%) dalam aseton . Kemudian dikeringkan 5-10 menit pada suhu kamar, dan alkohol gula dapat dideteksi dengan disemprot memakai AgNO3 amonia sebagai bercak coklat sampai hitam pada latar belakang putih. c. Elektroforesis Kertas Sebaiknya alkohol gula secara KKt dipastikan lagi dengan cara elektroforesis tegangan rendah yang dapat dilakukan dalam urutan timbale asetat basa (5,8%).
1.3.3.3. Cara yang Dianjurkan Siklitol a. Menyiapkan Cuplikan Bahan yang telah dikeringkan dilumatkan dalam pelumat dengan benzene, lalu dipusingkan. Setelah itu, sisa dilumatkan dengan air mendidih selama 10 menit.. Lalu dikocok 10 menit dengan arang, celite, dan damar penukar anion dan kation lalu dipusingkan. Beningannya dipekatkan pada tekanan rendah, dan dipindahkan ke labu sempit serta dikeringkan. Sirop dilarutkan dalam air dan dipanaskan pada pembakar Bunsen mikro. Sebagian dipakai untuk KLT 2 arah pada selulosa mikrokristal dengan pengembang asetonair, dilanjutkan dengan pengembang butanol piridina air. Bila terdapat glukosa yang sangat berlebihan, ia dapat dioksidasi secara selektif dengan katalase dan glukosa oksidase menjadi asam D-glukonat yang memadat dan dapat dihilangkan dengan pemusingna b. Kromatografi Kertas Siklitol biasanya dipisahkan dan diidentifikasi dengan cara gabungan KKt dan elektroforesis. Untuk kromatografi, dapat digunakan pengembang n-propanol-etil asetat-air dengan kertas whatman no.3 dan pengembangan semalam.

DAFTAR PUSTAKA
Harbone, J.B. 1987. Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

You might also like