Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Indole adalah aromatik heterosiklik senyawa organik . Memiliki struktur bisiklik, yang terdiri dari beranggota enam benzena cincin fusi beranggota lima nitrogen yang mengandung pirol cincin. Indole adalah komponen populer wewangian dan prekursor untuk obat-obatan banyak. Senyawa yang mengandung cincin indole disebut indoles. Asam amino indolic triptofan adalah prekursor dari neurotransmitter serotonin . Indole adalah padat pada suhu kamar. Indole dapat diproduksi oleh bakteri sebagai produk degradasi asam amino triptofan . Ini terjadi secara alami pada manusia kotoran dan memiliki feses yang intens bau . Pada konsentrasi yang sangat rendah, namun memiliki bau yang berbunga-bunga, dan merupakan konstituen dari bunga banyak aroma (seperti bunga jeruk) dan parfum . Hal ini juga terjadi pada tar batubara . Substituen terkait dipanggil indolyl. Indole mengalami substitusi elektrofilik , terutama pada posisi 3. indoles Pengganti adalah elemen struktural (dan untuk beberapa senyawa prekursor sintetis untuk) triptofan yang diturunkan tryptamine alkaloid seperti neurotransmitter serotonin , dan melatonin . Senyawa indolic lainnya termasuk hormon tanaman Auksin (indolyl-3-asam asetat, IAA ), obat anti-inflamasi indometasin , yang betablocker pindolol , dan halusinogen alami dimethyltryptamine (N, N-DMT). Indole kimia mulai berkembang dengan studi pewarna indigo . Indigo dapat dikonversi ke isatin dan kemudian ke oxindole . Kemudian, pada 1866, Adolf von Baeyer berkurang oxindole untuk indole menggunakan seng debu. Pada tahun 1869, ia mengusulkan formula untuk indol (kiri). Turunan indol zat warna tertentu yang penting sampai akhir abad 19. Pada 1930, minat indol intensif ketika menjadi diketahui bahwa inti indol hadir dalam penting alkaloid , serta di triptofan dan auksin , dan itu tetap merupakan bidang penelitian aktif hari ini.
B. Derivat Triptofan
Salah satu derivat triptopan adalah auksin atau asam indol asetat. Auksin pertama kali diisolasi pada tahun 1928 dari biji-bijian dan tepung sari bunga yang tidak aktif, dari hasil
isolasi didapatkan rumus kimia auksin (IAA=Asam Indolasetat) atau C10H9O2N. Auksin atau dikenal juga dengan (AIA) Asam Indol Asetat (yaitu sebagai auksin utama pada tanaman), dibiosintesis dari asam amino prekursor triptopan, dengan hasil perantara sejumlah substansi yang secara alami mirip auksin (analog) tetapi mempunyai aktivitas lebih kecil dari IAA seperti IAN (Indolaseto nitril), TpyA (asam indol piruvat) dan IAAId (Indol Asetat Dehid). Proses biosintesis auksin dibantu oleh enzim IAA-oksidase. Auksin diproduksi dalam jaringan merismatik yang aktif (yaitu tunas, daun muda dan buah). Kemudian auksin menyebar luas dalam seluruh tubuh tanaman, penyebarluasannya dengan arah dari atas ke bawah hingga titik tumbuh akar, melalui jaringan pembuluh tapis (floem) atau jaringan parenkhim.
C. Jalur Biosintesis
Indole dihasilkan oleh reduktif deaminasi dari triptofan melalui asam indolepyruvic molekul intermediate. Tryptophanase mengkatalisis reaksi deaminasi, di mana amina (-NH 2) kelompok dari molekul triptofan akan dihapus. Produk akhir dari reaksi adalah indol, asam piruvat , ammonia (NH 3) dan energi. Fosfat piridoksal diperlukan sebagai koenzim . Teori Lab Vial adalah inovasi & aplikasi reagen Kovacs Indol pada 2010.
C.1 Jalur Biosintesis IAA pada Bakteri Jalur indole-3-acetamide (IAM) adalah jalur biosintesis yang terdapat dalam bakteri. Jalur ini terdiri dari dua langkah adalah yang pertama triptophan dikonversikan ke IAM oleh enzim trytophan-2-monooxygenase (IaaM), dikode oleh gen IaaM. Langkah kedua IAM dikonversi menjadi IAA oleh enzim IAM hydrolase (IaaH), dikode oleh gen IaaH. Jalur IAM ini spesifik ditemukan pada bakteri bukan pada tanaman. Jalur indole-3-piruvat (IPyA) diperkirakan menjadi jalur utama untuk biosintesis IAA pada tanaman. Namun, enzim dan gen yang berperan dalam jalur ini, belum teridentifikasi pada tanaman. Pada bakteri, produksi IAA melalui jalur IPyA telah diketahui. Langkah pertama jalur ini adalah konversi tryptophan ke IPyA oleh aminotransferase (transaminasi). Jalur IPyA adalah dekarboksilase untuk indole-3-asetaldehida (IAAId) oleh indole-3-piruvat dekarboksilase (IPDC). Pada langkah terakhir IAAId dioksidasi menjadi IAA (Gambar 2)
dan menambah konsentrasi fitohormon asam indol asetat (AIA) dan asam indol butirat (AIB) bebas di daerah perakaran. Azospirillum Brasilense memberi pengaruh terhadap perkembangan akar gandum. Azospirillum yang menghasilkan IAA mampu mempercepat pertumbuhan tanaman, perkembangan akar lateral, merangsang kerapatan dan panjang rambut akar, yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan serapan hara pada tanaman padi sehingga meningkatkan tinggi tanaman padi dan menjadikan bakteri ini berfungsi sebagai pupuk bakteri. Beberapa mikroorganisme tanah yang menghasilkan IAA seperti Azospirillum sp., Enterobacter sp., Azotobacter sp., Klebsiella sp., Alcaligenes faecalis, Azoarcus sp., Serratia sp., Cyanobacteria dan bakteri sulfur dapat mendorong pertumbuhan tanaman. Azotobacter chroococcum, A. vinelandii dan A. paspali mampu menghasilkan auksin. Efek Azotobacter dalam meningkatkan biomassa akar disebabkan oleh penghasilan asam indol asetat di daerah perakaran. Hal ini didukung bukti bahwa eksudat akar mengandung triptofan atau senyawa serupa yang dapat digunakan oleh mikroorganisme tanah untuk memproduksi asam indol asetat. Bakteri tersebut dapat diisolasi dari akar padi. Identifikasi dengan menggunakan metode kalorimeter, densitomery dan bioassays dapat mengidentifikasi bakteri penghasil hormon IAA. Bakteri endofit penghasil IAA yang berhasil diisolasi dari akar tanaman adalah Agrobacterium tumafaciens dan Azotobacter vinelandii.
E. Peranan Auksin
Auksin merupakan salah satu hormon tanaman yang dapat meregulasi banyak proses fisiologi, seperti pertumbuhan, pembelahan dan diferensiasi sel serta sintesa protein. Fungsi auksin adalah menyebabkan terjadinya pembelahan sel pada lapisan kambium. Pada konsentrasi auksin optimum, sel-sel penyusun kambium aktif membelah dan terbentuk lapisan xilem yang cukup tinggi. Menurut, efek seluler auksin meliputi peningkatan dalam sintesis nukleotida DNA dan RNA, pada akhirnya peningkatan sintesis protein dan produksi enzim, peningkatan pertukaran proton, muatan membran dan pengambilan kalium, serta berpengaruh terhadap reaksi fitokrom dengan cahaya merah dan cahaya merah jauh. Menyatakan bahwa auksin mendorong pembelahan sel dengan cara mempengaruhi dinding sel. Lebih jelas diuraikan oleh Catala et al (2000), menyatakan bahwa adanya induksi auksin dapat mengaktivasi pompa proton (ion H+) yang terletak pada membran plasma sehingga menyebabkan pH pada bagian dinding sel lebih rendah dari biasanya, yaitu mendekati pH pada membran plasma (sekitar pH 4,5 dari normal pH 7). Aktifnya pompa proton tersebut dapat memutuskan ikatan hidrogen diantara serat selulosa dinding sel. Putusnya ikatan hidrogen menyebabkan dinding mudah merenggang sehingga tekanan dinding sel akan menurun dan dengan demikian terjadilah pelenturan sel, pH rendah juga dapat mengaktivasi enzim tertentu pada dinding sel yang dapat mendegradasi bermacam-macam protein atau konstituen polisakarida yang menyebar pada dinding sel yang lunak dan lentur, sehingga pemanjangan dan pembesaran sel dapat terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Akbari, G. A., S.M. Arab, H.A. Alikhani, Allahdadi. & M.H. Arzanesh. 2007. Isolation and Selection of Indigenous Azospirillum spp. and The IAA of Superior Strains Effects on Wheat Roots. World Journal of Agricultural Sciences. 3 (4): 523-529. Anonim wikipedia. http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wi ki/Indole_test Azcon, R. & J.M. Barea. 1975. Synthesis of Auxins, Gibberellins and Cytokinins by Azotobacter vinelandii and Azotobacter beijerinckii Related to Effects Produced on Tomato Plants. Plant and Soil. 43: 609-619 Dobereiner, J. & J.M. Day. 1976. Associative Symbioses in Tropical gasses: Chatacterization of Microorganism and Dinitrogen-fixing Sites. In Newton, W.E. and Nyman, C.j. (Eds). Proccedings of the 1st Internatioanal Symposium on N2 Fixation. P. 518-538. Pullman: Washington State University Press. Heddy, S. 1986. Hormon Tumbuhan. Jakarta: Rajawali. Lestari, P., N.S Dwi. & I.R. Eny. 2007. Pengaruh Hormon Asam Indol Asetat yang Dihasilkan Azospirillum sp. Terhadap Perkembangan Akar Padi. Jurnal AgroBiogen. 3(2):66-72. Radji, M. 2005. Peranan Bioteknologi dan Mikroba Endofit dalam Pengembangan Obat Herbal. Majalah Ilmu Kefarmasian. 2 (3): 118-121. Rismunandar. 1988. Budidaya dan Tata Niaga Pala. Cetakan I. Jakarta: PT Penebar Swadaya.