You are on page 1of 11

KALIUM NITRAT

1. A. Tujuan Tujuan dilakukannya percobaan ini yakni untuk memberikan gambaran tentang teknik dan propses pembuatan garam kalium nitrat dengan menggunakan bahan dasar nitrat. 1. B. Landasan Teori Kalium Nitrat adalah suatu senyawa garam nitrat dari kalium dengan rumus molekul KNO3. Garam kalium nitrat dapat dibuat dengan cara mereaksikan kalium klorida, KCl yang ditemukan dalam mineral silvi, dengan natrium nitrat NaNO3. Jikalau larutan jenuh masingmasing reaksi tersebut saling dicampurkan, maka akan terbentuk garam natrium klorida, NaCl dan KNO3 karena larutan NaCl di dalam pelarut air sangat kecil, maka garam tersebut akan mengalami pengendapan, dan melalui penyaringan larutan KNO3 dapat dipisahkan dari NaCl. Dengan mendinginkan filtrat tersebut secara perlahan, maka KNO3(aq) akan mengalami proses kristalisasi, dan untuk memenuhi KNO3 yang dihasilkan perlu kristalisasi (Azis, 2007). Banyak sekali reaksi yang digunakan dalam analisis anorganik analisis kualitatif melibatkan pembentukkan endapan. Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan. Endapan mengkin berupa kristal (kristalin) atau koloid, dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan atau pemusingan (centrifuge). Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi, seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam larutan itu, dan pada komposisi pelarutnya (Vogel, 1979). Semua nitrat larut dalam air. Nitrat dari merkurium dan bismut menghasilkan garam basa setelah diolah dengan air garam-garam ini larut dalam asam nitrit encer. Reaksi ini dapat dipelajari dengan larutan kalium nitrat, KNO3 (Vogel, 1979). Salah satu penerapan yang paling berguna dari kalium nitrat ialah dalam produksi asam sendawa, dengan menambahkan asam sulfat yang terkonsentrasi pada larutan encer kalium nitrat, menghasilkan asam sendawa dan kalium sulfat yang terpisah melalui distilasi fraksional.Kalium nitrat juga digunakan sebagai pupuk, sebagai model bahan pembakar rocket, dan dalam beberapa petasan seperti bom asap, pada yang mana campuran dengan gula memproduksi jelaga asap 600 kali dari volumnya sendiri. Dalam proses pengawetan makanan, kalium nitrat merupakan komposisi umum dari daging yang diasinkan. Kalium Nitrat juga komponen utama dalam penghilang puntung. Juga telah digunakan dalam pembuatan es krim. Kesalahan konsepsi terkenal ialah bahwa kalium nitrat itu antafrodisiak dan ditambahkan dalam makanan dalam adat yang biasa dikerjakan lelaki. Nyatanya kalium nitrat tak memiliki efek seperti itu pada manusia. Kini, penggunaan kalium nitrat dalam pasta gigi untuk gigi sensitif telah bertambah secara dramatis, walau nyatanya telah tak ditampakkan untuk membantu dengan sebenarnya hipersensitivitas gigi (http://id.wikipedia.org/wiki/Kalium_nitrat) Merupakan senyawa organik yang berbentuk kristal putih atau tak berwarna, rasanya asin dan sejuk. Sendawa mudah larut dalamair dan meleleh pada suhu 377 C. Ada tiga bentuk

sendawa, yaitu kalium nitrat, kalsium nitrat dan natrium nitrat. Sendawa dapat dibuat dengan mereaksikan kalium khlorida dengan asam nitrat atau natrium nitrat. Dalamindustri biasa digunakan untuk membuat korek api, bahan peledak, pupuk, dan juga untuk pengawet pangan. Penggunaannya maksimum sebanyak 0,1 % atau 1 gram/kg bahan. (http://www.panganplus.com/artikel.) Merupakan senyawa organik yang berbentuk kristal putih atau tak berwarna, rasanya asin dan sejuk. Sendawa mudah larut dalam air dan meleleh pada suhu 377oC. Ada tiga bentuk sendawa, yaitu kalium nitrat, kalsium nitrat dan natrium nitrat. Sendawa dapat dibuat dengan mereaksikan kalium khlorida dengan asam nitrat atau natrium nitrat. Dalam industri biasa digunakan untuk membuat korek api, bahan peledak, pupuk, dan juga untuk pengawet abahn pangan. Penggunaannya maksimum sebanyak 0,1 % atau 1 gram/kg bahan (http://www.ristek.go.id). Natrium dan kalium melimpah di litosfer (2,6 dan 2,4 % masing-masing). Terdapat sejumlah besar kandungan garam batuan, NaCl dan karnalit, yang dihasilkan dari penguapan air laut dalam jangka waktu geologis. Garam kalium umumnya sulfat, dipakai sebagai pupuk (Cotton dan Wilkinson, 1989). 1. F. Pembahasan Senyawa kimia kalium nitrat merupakan sumber alami mineral nitrogen. Senyawa ini tergolong senyawa nitrat dengan rumus kimia KNO3. Nama umumnya termasuk sendawa (saltpetre/saltpeter). Nama sendawa juga diterapkan pada natrium nitrat. Kalium nitrat juga merupakan komponen bubuk hitam teroksidasi (disuplai oksigen). Sebelum fiksasi industri nitrogen skala besar (proses Haber), sumber utama Kalium nitrat ialah deposit yang mengkristalisasikan dari dinding gua atau mengalirkan bahan organik yang membusuk. Tumpukan kotoran juga sumber umum yang utama, amonia dari dekomposisi urea dan zat nitrogen lainnya akan melalui oksidasi bakteri untuk memproduksi nitrat. Kalium nitrat dapat diperoleh dengan mereaksikan kalium klorida dengan natrium nitrat , seperti yang dilakukan pada percobaan ini. Percobaan ini diawali dengan mereaksikan kalium klorida (KCl) dengan natrium nitrat (NaNO3) yang telah dilarutkan dengan air panas, yang kemudian diuapkan hingga setengah dari volume awalnya. Setelah dilakukan penyaringan campuran ini diuapkan kembali hingga volumenya setengah dari volume setelah penyaringan. Pemanasan/penguapan ini dilakukan, agar kristal yang diinginkan dapat terbentuk, karena syarat terbentuknya kristal adalah melalui pemanasan. Setelah pendinginan kristal kalium nitrat (KNO3) yang terbentuk dipisahkan dari cairannya melalui penyaringan, dan dilakukan rekristalisasi atau pemurnian kristal dengan akuades agar kristal cairannya bebas klorida, sehingga kristal kalium nitrat yang akan diperoleh mengalami perubahan dari bentuk rhombik menjadi rhombik hedral. Kristal yang akan dihasilkan ini berwarna putih. Namun pada pencampuran antara KCl dengan NaNO3 jika sesuai dengan reaksinya akan menghasilkan KNO3 dan NaCl, dan akan didapatkan kristal KNO3 melalui proses kristalisasi. Akan tetapi dalam percobaan yang kami lakukan hal ini tidaklah terjadi. Terdapat beberapa kesalahan dalam pembuatan kristal KNO3 diantaranya larutan campuran NaNO3 dan KCl tidaklah diuapkan menjadi setengah volume larutan awal, atau terjadi kesalahan dalam pembuatan larutan sehingga larutan campuran tidak bereaksi.

Akhirnya tidak ada garam kalium nitrat yang diperoleh pada percobaan ini. Jadi praktikum pembuatan kalium nitrat kali ini dapat dikatakan kurang berhasil dan masih perlu belajar lagi.

1. G. Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa proses dan tekhnik pembuatan garam kalium nitrat dengan bahan dasar nitrat dilakukan dengan mereaksikan KCl dengan NaNO3 melalui proses pemanasan, penyaringan, kristalisasi dan rekristalisasi. Tidak ada rendamen yang terbentuk.

DAFTAR PUSTAKA Azis, T, 2007, Penuntun Praktikum Kimia Anorganik, Jurusan Kimia Universitas Haluoleo, Kendari Cotton dan Wilkinson, 1989, Kimia Anorganik Dasar, Universitas Indonesia Press, Jakarta. Hal. 251 http://id.wikipedia.org/wiki/Kalium_nitrat. http://www.panganplus.com/artikel, http://www.ristek.go.id. Shevla, 1979. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian I. PT Kalman Media Pustaka. Jakarta. Hal. 72 , 1979. Vogel : Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian II. PT Kalman Media Pustaka. Jakarta. Hal. 356

PEMBUATAN KALIUM NITRAT


PEMBUATAN KALIUM NITRAT I. Tujuan Praktikum Percobaan ini dimaksudkan untuk mempelajari pembuatan garam kalium nitrat hasil reaksi antara natrium nitrat dengan kalium klorida dan mempelajari pemisahan garam tersebut dari hasil samping natrium klorida berdasarkan perbedaan kelarutan. II. Prinsip Percobaan Prinsip percobaan ini didasarkan pada pemisahan suatu garam hasil samping natrium klorida berdasarkan perbedaan kelarutan setiap bahan yang akan dipisahkan. III. Teori Pada umumnya kita tidak mengetahui komposisi dari larutan sampel yang akan dianalisis, sehingga sulit untuk membuat larutan standar yang mempunyai komposisi ionik yang sarna dengan larutan contoh. Untuk mengatasi hal ini dibuat suatu metoda yang disebut sebagai metoda kekuatan ion tetap. Metoda ini dilakukan dengan cara mencampurkan suatu larutan yang mempunyai kekuatan ion cukup tinggi ke dalam larutan standar dan ke dalam larutan contoh. Dengan demikian perbedaan kedua ion dari kedua larutan yang mempunyai konsentrasi yang berbeda dapat diabaikan sehingga kekuatan ion menjadi konstan (Purwadi,2000). Ujung simetri dari pola geometris molekul-molekul adalah salah satu dari kumpulan yang luar biasa atau sama dengan kristal yang mana telah didefinisikan sebagai keadaan yang biasa (umum) untuk semua sifat-sifatnya tapi tak lebih dari sebuah/suatu indikasi. Dasar pokok persoalan prinsip ini adalah simetri dari struktural kristal dalam prakteknya adalah kedua posisi simetri dan intensitas dari sinar X atau difraksi spektrum neutron (Lingafelter, 1985). Kalium nitrat merupakan sumber alami mineral nitrogen. Senyawa ini tergolong senyawa nitrat dengan rumus kimia KNO3. kalium nitrat Merupakan komponen bubuk hitam teroksidasi (disuplai oksigen). Sebelum fiksasi industri nitrogen skala besar (proses Haber), sumber utama Kalium nitrat ialah deposit yang mengkristalisasikan dari dinding gua atau mengalirkan bahan organik yang membusuk. Tumpukan kotoran juga sumber umum yang utama: amonia dari dekomposisi urea dan zat nitrogen lainnya akan melalui oksidasi bakteri untuk memproduksi nitrat (http://id.wikipedia.org). Pada umumnya campuran digolongkan sebagai materi heterigen, artinya tidak seluruh materi ini mempunyai sifat yang sama. Akan tetapi, ada suatu campuran yang partikel-partikel tidak dapat dibedakan dengan mata biasa. Campuran tersebut dinamakan larutan. Oleh karenanya, larutan dianggap sebagai materi homogen walaupun keadaan yang sesungguhnya tidak homogen benar. Oleh karena proses pembentukan campuran merupakan proses fisis, maka partikel-partikel pembentuk campuran mudah dipisahkan kembali secara fisis. Pemisahan tersebut berdasarkan perbedaan sifat fisis dari partikel-partikel pembentuk campuran yang dapat dilakukan dengan berbagai cara (Kitty, 1996). Natrium dan senyawanya sangat penting, logamnya sebagai aliasi Na-Pb, dipakai untuk membuat tetraalkil-Pb, dan banyak kegunaan industri yang lain. Baik Na+ maupun K+ penting secara fisiologis dalam hewan dan tanaman, sel-sel dapat membedakan Na+ dan K+ mungkin dengan beberapa jenis mekanisme pengompleksan (Cotton, 1989). Dalam kristal ionik, seperti logam halida, oksida, dan sulfida, kation dan anion disusun bergantian, dan padatannya diikat oleh ikatan elektrostatik. Banyak logam halida melarut dalam pelarut polar misalnya NaCl melarut dalam air, sementara logam oksida dan sulfida, yang mengandung kontribusi ikatan kovalen yang signifikan, biasanya tidak larut bahkan di

pelarut yang paling polar sekalipun. Struktur dasar kristal ion adalah ion yang lebih besar (biasanya anion) membentuk susunan terjejal dan ion yang lebih kecil (biasanya kation) masuk kedalam lubang oktahedral atau tetrahedral di antara anion. Kristal ionik diklasifikasikan kedalam beberapa tipe struktur berdasarkan jenis kation dan anion yang terlibat dan jari-jari ionnya. Setiap tipe struktur disebut dengan nama senyawa khasnya, jadi struktur garam dapur tidak hanya merepresentasikan struktur NaCl tetapi juga senyawa lainnya (Saito, 1996) IV. Hasil Pengamatan a. Data Hasil Pengamatan No. Perlakuan Hasil Pengamatan 1. Pembuatan Garam Kalium Nitrat : 15 gram KCl + 17 gram NaNO3 dilarutkan dalam 50 mL air panas, dan diuapkan lalu disaring. Hasil dari saringan diuapkan dan kemudian didingainkan, lalu disaring. Campuran bewarna putih terdapat endapan putih

Terbentuk kristal kalium 2. Pemurnian Kalium Nitrat : Larutan kristal kalium + aquades dan kemudian disaring. Terbentuk kristal kalium nitrat bebas ion. b. Reaksi-reaksi yang terjadi

c. Perhitungan Berat KCl yang ditimbang = 15 gram Berat NaNO3 yang ditimbang = 17 gran Mol KCl = 0,3 mol Berat teoritis = 0,3 x 101 = 30,3 gram Rendemen yang diperoleh :

V. Pembahasan Kristal ionik semacam natrium khlorida (NaCl) dibentuk oleh gaya tarik antara ion bermuatan positif dan negatif. Kristal ionik biasanya memiliki titik leleh tinggi dan hantaran listrik yang rendah. Namun, dalam larutan atau dalam lelehannya, kristal ionik terdisosiasi menjadi ionion yang memiliki hantaran listrik. Dalam kristal ion natrium khlorida, ion natrium dan khlorida diikat oleh ikatan ion. Berlawanan dengan ikatan kovalen, ikatan ion tidak memiliki arah khusus, dan akibatnya, ion natrium akan berinteraksi dengan semua ion khlorida dalam kristal, walaupun intensitas interaksi beragam. Demikian juga, ion khlorida akan berinteraksi dengan semua ion natrium dalam kristal Pada asam nitrat dan garamnya merupakan senyawa okso dari nitrogen yang sangat penting. Saat ini asam nitrit sebagian besar dibuat dari merubah nitrogen dalam atmosfer menjadi ammonia. Ammonia dibuat dengan mengoksidasi menjadi NO dengan adanya katalisator, kemudian NO diserap kedalam air yang mengandung oksigen. Pada temperature kamar, asam

nitrat ada dalam bentuk fasa cair dan mendidih pada 84,1oC dan membeku menjadi kristal pada -41,59oC. Pada pembuatan kalium sulfit dari natrium sulfit denga kalium klorida, garam yang terjadi direklistlisasikan dengan air. Proses reklistalisasi ini dilaksanakan sehingga hanya terdapat ion K+ dan ion SO32+ saja yang tinggal di dalamlarutan atau tidak ditemukan lagi ion Na+ dan Cl-. Pada percobaan ini kita membuat dan pemisahan garam kalium nitrat. Garam ini dibuat dengan mereaksikan larutan jenuh KCl dengan larutan jenuh NaNO3. Sebagian besar garamgaram nitrat bersifat higroskopis dan mudah larut dalam air. Sehingga ketika kita larutkan dengan air maka akan seketika akan larut dengan mudah, tetapi kita menggunakan air panas dalam percobaan ini, agar ion-ion K+ dan NO3- mudah larut terpisah menjadi ion-ionnya, namun, beberapa garam nitrat dapat diperoleh dalam bentuk anhidrat dan tidak mengalami dekomposisi pada pemanasan yang cukup tinggi. Pada proses pembuatannya kita mereaksikan anatara larutan KCl dengan NaNO3 dengan komposisi tertentu, dengan melalui pemanasan, didinginkan hingga kristal kalium terbentuk dan kemudian disaring. Pada pross ini, teknik reklistalisasi diperlukan, dimana zat padat sebagai hasil reaksi biasanya bercampur dengan zat padat lain. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan zat-zat yang kita inginkan, perlu dimurnikan terlebih dahulu. Prinsip proses ini adalah perbedaan kelarutan zat pengotornya. Pada hasil kristal Kalium Nitarat kita lakukan pemurinian agar memperoleh hasil kristal yang murni, hal ini dilakuakan dengan menambahkan sedikit aquades hingga larutan kristal kalium nitrat bebas ion klorida. Pemberian aquades ini berfungsi agar ion klorida yang mungkin masih terdapat dalm kristal kalium dapat hilang. Pada percobaan ini kita memperoleh kristal garam kalium nitrat sebesar 9,23 gram, dimana kristal tersebut bewarna puih. Hasil dari rendemen sebesar 30,7%, ini berarti yang berarti bahwa 60,3%nya adalah zat pengotor (residu) yang berada dalam sampel garam kalium nitrat tercemar. VI. Simpulan Dari hasil percobaan, kita dapat menyimpulakn bahwa kita dapat membuat kristal garam kalium jitrat dengan mencampurkannya dengan NaNO3 yang dilakukan dengan pemanasan dan penaringan yang kemudian di dinginkan yang kemudian terbentuk kristal. Daftar Pustaka Cotton, Albert, Wilkinson, 1989. Kimia Anorganik dasar. Universitas Indonesia. UI-Press. Jakarta. http://id.wikipedia.org (diakses 3 Mei 2009). Lingafelter, E.C.. 1989. Crystal systems.. Volume 62 Nomor 219. (http:// www.journalofchemicaleducation.com) diakses tanggal 30 Desember 2008 Purwadi KP. 2000. Penentuan Kadar Florida dan Klorida Dalam Serbuk UO2 Secara Potensiometrik Elektroda Ion Selektif dengan Menggunakan Teknik Pirohidrolisis. Jurnal Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir V. Saito, Taro, 1996. Buku Teks Kimia Anorganik Online. Permission of Iwanami Shoten. Tokyo Sura, Kitty, 1996. Kimia I. Intan Pariwara. Jakarta.

Pembuatan Kalium Nitrat dan Natrium Klorida


Judul Percobaan Pembuatan Kalium Nitrat dan Natrium Klorida Tujuan Percobaan Membuat kalium nitrat dan natrium klorida Menguji tingkat kemurnian kalium nitrat dan natrium klorida Mengetahui pengaruh suhu terhadap pembentukan Kristal natrium klorida dan kalium nitrat Mengetahui bentuk fisik dari kalium nitrat dan natrium klorida Landasan Teori Natrium nitrat banyak terdapat di Chili, karena itu senyawa ini dinamakan senyawa chili. Sifatnya higroskopis sehingga untuk berbagai keperluan natrium nitrat yang lebih mudah itu diubah menjadi kalium nitrat. Produksi berbagai garam dari sumbernya bergantung pada prinsip kristalisasi selektif (Tim dosen Kimia Anorganik, 2010 : 8). Prinsip kristalisasi selektif ini sangat bergantung pada berbagai faktor, yaitu keseimbangan, kelarutan, temperatur, dan konsentrasi keseimbangan. Kalium nitrat dapat dibuat dengan mencampurkan larutan jenuh NaNO3 dengan larutan jenuh KCl. Jadi, dalam larutan terdapat empat jenis ion yaitu Na+, K+, Cl-, dan NO3- yang memungkinkan akan membentuk empat kristal garam yaitu NaCl(s), KCl(s), NaNO3(s), dan KNO3(s) (Tim dosen Kimia Anorganik, 2010 : 8). Natrium klorida atau sodium klorida (NaCl) yang dikenal sebagai garam adalah zat yang memiliki tingkat osmotik yang tinggi. Zat ini pada proses perlakuan penyimpanan benih realsitran berkedudukan sebagai medium inhibitor yang fungsinya menghambat proses metabolisme benih sehingga perkecambahan pada benih realsitran dapat terhambat (Anonim, 2010). Natrium klorida juga dikenal dengan garam dapur atau halit adalah senyawa kimia dengan unsur kimia NaCl. Senyawa ini adalah garam yang mempengaruhi salinitas laut dan cairan ekstrakulikuler pada banyak organisme multiseluler. Sebagai komponen utama pada garam dapur, natrium klorida sering digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan (Anonim, 2010). NaCl dapat dikatakan mempunyai bangunan kemas rapat bangun kubus maka ion Cl- dan ion Na+ yang lebih kecil menempati rongga okatahedral. Salain itu bangun ini juga akan memperlihatkan adanya bentuk kubus pusat muka yang dibangun oleh ion-ion Na+ seperti halnya dibangun ion-ion Cl-. Oleh karena itu, kisi kristal NaCl merupakan dua kisi kubus pusat muka yang saling tertanam di dalamnya (interpenetrasi), (Sugiyarto, 2003 : 36). Kristal adalah benda padat yang mempunyai permukaan-permukaan datar karena banyak zat padat seperti garam, kuarsa, dan salju ada dalam bentuk-bentuk yang jelas simetris, telah lama para ilmuan menduga bahwa atom, ion, maupun molekul zat padat juga tersususn secara simetris (Svehla, 1986 : 306). Dari kota Yunani Morphe, bentuk yang sama, dua zat yang mempunyai struktur yang sama dikatakan isomorf. Rumus pasangan zat semacam itu biasanya menunjukkan bahwa angka banding atom-atomnya sama, misalnya NaI dan MgO = 1:1 K2SO4 dan K2SeSO4 = 2 : 1 : 4 Cr2O3 dan Fe2O3 = 2 : 3 NaNO3 dan CaCO3 = 1 : 1 : 3 Zat-zat isomorf dapat atau tidak dapat mengkristal bersama-sama dalam campuran homogen. Namun kemiripan baik dari rumus maupun sifat-sifat kimia tidaklah menjamin pengkristalan

yang homogen. Dua zat serupa yang dikenal baik yang tidak dapat mengkristal secara homogen ialah NaCl dan KCl (Svehla, 1986 : 303). Senyawa kimia kalium nitrat merupakan sumber alami mineral nitrogen. Senyawa ini tergolong senyawa nitrat dengan rumus kimia KNO3. Salah satu penerapan yang paling berguna pada kalium nitrat adalah dalam produksi asam nitrat dengan menambahkan asam sulfat yang terkonsentrasi pada larutan encer KCl, menghasilkan asam nitrat dan kalium sulfat yang terpisah melalui destilasi fraksional (Anonim, 2010). Dalam arti yang luas, senyawa kompleks adalah senyawa yang terbentuk karena penggantian dua atau lebih senyawa sederhana yang masing-masingnya dapat berdiri sendiri misalnya dalam proses penggantungan sifat berikut : A + B AB Senyawa ini dianggap senyawa kompleks. Contoh lain yang benar-benar bersifat elektrostatik dapat terjadi dalam larutan ion kalium dan ion nitrat, misalnya ternyata bergabung dalam larutan, meskipun sedikit jumlahnya. Menurut persamaan reaksi berikut : K+ + NO3- K+NO3Dalam persamaan reaksi ini senyawa kompleks K+NO3- disebut pasangan ion atau senyawa kompleks gabungan ion. Reaksi jenis ini terutama terjadi dalam pelarut-pelarut yang mempunyai tetapan dielektrika rendah (Underwood, 2002). Larutan besi (II) sulfat dan asam sulfat (Uji cincin coklat). Uji ini dilakukan dengan cara ini. Tambahkan 3 mL larutan besi (III) sulfat dalam 2 mL larutan nitrat dan tuangkan 3-5 mL H2SO4 pekat dengan perlahan-lahan hingga membentuk suatu lapisan di sebe;lah bawah campuran tersebut. Cincin coklat ini disebabkan oleh pembentukan kompleks [Fe(NO)]2+ 2NO3- + 4H2O + 6Fe2+ 6Fe3+ + 2NO2 + 4SO42- + 4H2O Fe2+ + NO [Fe(NO)]2+ (Svehla, 1990). Pembahasan Pembuatan Kristal NaCl dan KNO3 Pada percobaan ini, Kristal NaCl dan KNO3 dibuat dengan 3 perlakuan dimana, perlakuan pertama NaCl dan KNO3 dibuat dengan mereaksikan Kristal KCl yang telah dilarutkan dalam air panas (80oC) dengan Kristal NaNO3 yang juga telah dilarutkan dalam air panas (80oC). pada perlakuan 2, KCl dan NaNO3 dilarutkan masing-masing dalam air (suhu kamar). Pada perlakuan 3, KCl dan NaNO3 dilarutkan dalam air pada suhu 50oC. suhu yang bervariasi ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap pembentukan NaCl dan KNO3. Larutan KCl dan NaNO3 yang digunakan harus dalam keadaan jenuh karena dengan konsentrasi yang tinggi, pembentukan Kristal akan lebih maksimal. Pada perlakuan pertama dan kedua, kedua larutan tersebut dicampur dan diuapkan untuk menghilangkan kelebihan pelarut. Kristal yang terbentuk pada saat penguapan ini kemudian disaring dan disebut sebagai Kristal x dengan rendemen pada perlakuan pertama = 131,12% dan pada perlakuan 2 = 66,06% dengan berat 1 dan 2 yaitu 13,5 gram dan 6,8 gram. Selanjutnya filtrate yang diperoleh didinginkan dan terbentuk Kristal y. pada perlakuan pertama sebesar 7,4 gram dengan rendemen sebesar 41,63%. Pada perlakuan 2 sebesar 12 gram dengan rendemen sebesar 67,21%. Pada perlakuan 3, kedua larutan tersebut (KCL dan NaNO3) dicampur dan diuapkan untuk menghilangkan kelebihan pelarut. Kristal yang terbentuk kemudian disaring dan disebut Kristal X1 dengan berat 10,3 gram. Filtrate kemudian didinginkan dan terbentuk Kristal Y1 dengan berat 10,7 gram. Filtrate kemudian diuapkan kembali dan terbentuk Kristal X2

dengan berat 2,3 gram dan filtrate didinginkan kembali dan terbentuk Kristal Y2 sebesar 2 gram. Sehingga diperoleh rendemen pada Kristal X sebesar 122,38% dan Kristal Y sebesar 71,44%. Reaksi pada perlakuan 1, 2, dan 3, yaitu : Reaksi Ionisasi KCl(s) H2O K+(aq) + Cl-(aq) NaNO3(s) H2O Na+(aq) + NO3-(aq) Reaksi pembentukan K+(aq) + NO3-(aq) KNO3(s) Na+(aq) + Cl-(aq) NaCl(s) Setelah melihat suhu pembentukan Kristal x dan y, dapat diketahui bahwa Kristal x adalah NaCl dan y adalah KNO3. Hal ini karena Kristal x terbentuk saat diuapkan dimana kelarutan NaCl pada suhu tinggi, rendah sehingga NaCl mengkristal pada suhu tinggi. Sedang Kristal y terbentuk saat didinginkan dimana KNO3 memiliki kelarutan yang rendah pada suhu rendah sehingga KNO3 mengkristal pada suhu rendah. Setelah melihat rendemen pada perlakuan 1, 2, dan 3, pembentukan Kristal NaCl dan KNO3 lebih baik pada perlakuan 3. Berdasarkan prinsip kerja, Kristal x terbentuk pada suhu tinggi sedang Kristal y terbentuk pada suhu rendah. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa Kristal NaCl akan terbentuk pada suhu tinggi karena pada suhu tinggi kelarutan NaCl rendah sedangkan pada suhu rendah kelarutan KNO3 rendah sehingga KNO3 akan mengkristal pada suhu rendah. Uji Nyala Salah satu cara untuk mengidentifikasi suatu Kristal adalah dengan uji nyala. Kristal x dan Kristal y yang akan diuji dibakar dalam spiritus. Kristal x memancarkan warna kuning yang menandakan terdapat ion Na+ pada Kristal sedang Kristal y memancarkan warna ungu yang menandakan terdapat ion K+ pada Kristal. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa Kristal x adalah NaCl dan Kristal y adalah KNO3. Penyebab timbulnya warna nyala ini adalah karena energi tertentu nyala api diserap oleh electron pada ion Na+ dan K+ dengan panjang gelombang tertentu menyebabkan terjadinya eksitasi dan kembalinya electron ke peringkat dasar membebaskan energi nyala yang khas sesuai dengan panjang gelombang yang dimilikinya. Uji Ion Klorida Untuk menguiji adanya ion klorida pada tiap Kristal, masing-masing Kristal dilarutkan dalam air untuk menguraikan Kristal menjadi ion-ion penyusunnya. Setelah itu, ditambahkan dengan HNO3 yang berfungsi untuk mengasamkan larutan. Selanjutnya ditambahkan AgNO3 dimana ion Ag+ akan bereaksi dengan ion Cl- membentuk AgCl yang berwarna putih yang merupakan suatu endapan. Kristal x (yang diperoleh pada proses penguapan) maupun Kristal y (yang diperoleh pada proses pendinginan) menunjukkan hasil positif pada uji ini, yaitu terbentuk endapan putih pada larutan. Hal ini karena Kristal y terkontaminasi oleh Kristal x sehingga semua Kristal menunjukkan hasil positif. Menurut teori, Kristal x (NaCl) yang bereaksi membentuk endapan putih dengan reaksi : NaCl(s) + HNO3(aq) + AgNO3(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq) + HNO3 Uji Ion Nitrat

Untuk menguji ion nitrat, dilakukan dengan melarutkan kristal x dan y dalam aquadest dalam tabung reaksi berbeda. Kemudian ditambahkan larutan jenuh FeSO4 yang kemudian ditambahkan dengan H2SO4 pekat. Pada percobaan ini, Kristal x (yang diperoleh pada proses penguapan) maupun Kristal y (yang diperoleh pada proses pendinginan) memberikan hasil positif pada uji ini yaitu terbentuk cincin coklat pada larutan yang merupakan ion [Fe(NO)]2+. Hal ini disebabkan kontaminasi Kristal y pada kistal x. menurut teori, Kristal y (KNO3) yang akan memberikan hasil positif sedang Kristal x (NaCl) tidak. Adapun reaksi yang terjadi : 2KNO3 + 4H2SO4 + 6FeSO4 Fe2(SO4)3 + 2NO + 4H2O + K2SO4 Fe2(SO4)3 Fe3+ + SO42Fe3+ + e Fe2+ Fe2+ + NO [Fe(NO)]2+ Uji Mikroskop. Pada pengujian ini, terlihat bahwa Kristal x berbentuk kubus sedang Kristal y berbentuk jarum. Dari hasil tersebut dapat dikatehui bahwa Kristal x (yang diperoleh dari proses penguapan) adalah NaCl dan Kristal y (yang diperoleh pada proses pendinginan) adalah KNO3. Adapun bentuk kisi dari NaCl yaitu fcc ClNa+

Bentuk kisi dari KNO3 yaitu bcc ClNa+

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Kristal NaCl dan KNO3 dibuat dengan mereaksikan KCl dengan NaNO3 dimana Kristal NaCl terbentuk pada suhu tinggi dan Kristal KNO3 terbentuk pada suhu rendah Pada uji nyala, Kristal KNO3 memancarkan warna ungu dan Kristal NaCl memancarkan warna kuning. Pada uji klorida KNO3 tidak membentuk endapan putih dan NaCl membentuk endapan putih Pada uji nitrat, KNO3 membentuk cincin coklat dan NaCl tidak

Bentuk fisik Kristal KNO3 berbentuk jarum, bentuk fisik Kristal NaCl yaitu berupa serbuk putih, bentuk kisi Kristal KNO3 yaitu bcc dan bentuk Kristal NaCl yaitu fcc Perlakuan ini merupakan perlakuan yang paling baik digunakan untuk memperoleh hasil yang lebih banyak Saran Diharapkan agar praktikan lebih hati-hati dan teliti pada saat percobaan

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Kalium Nitrat. http://id.wikipedia.org/wiki/kalium-nitrat diakses pada 4 Mei 2010. Anonim. 2010. Natrium Klorida. http://id.wikipedia.org/wiki/natrium-klorida diakses pada 4 Mei 2010. James, Brady. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Binarupa Aksara. Sugiyarto, Kristian. H. 2003. Kimia Anorganik II. Yogyakarta : UNJ. Svehla. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro Bagian I. Jakarta : PT Kalman Media Pustaka. Tim Dosen Kimia Anorganik. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Makassar : Laboratorium Kimia, FMIPA, UNM. Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.

You might also like