You are on page 1of 7

Sejak dulu domba dikenal sebagai penghasil daging yang sangat disenangi oleh masyarakat Indonesia.

Usaha agribisnis penggemukan domba ini terintegrasi dengan usaha pemotongan (jagal) untuk memenuhi kebutuhan restoran, rumah makan dan warung sate, perdagangan ternak hidup, serta unit usaha layanan jasa aqiqah dan penyediaan hewan qurban. Tempat usaha akan didirikan di Kecamatan Pringsurat Temanggung, tepatnya di jalan alternatif Kranggan-Pringsurat km 2.

Pengembangan usaha budidaya Domba Garut khususnya di Jawa Barat memiliki prospek yang sangat bagus untuk dikembangkan sebagai usaha sampingan ataupun bisnis skala besar. Domba Garut merupakan plasma nutfa yang harus terus dikembangkan mengingat Domba Garut merupakan domba kebanggaan masyarakat Jawa Barat. Hasil penelitian penentuan standaridisasi mutu bibit Domba Garut yang ada di wilayah Jawa Barat, bobot badan Domba Garut jantan dewasa adalah 57,74 11,96 kg, dan Domba Garut betina dewasa 36,89 9,35 kg. Berdasarkan aspek reproduksi dewasa kelamin domba jantan dan betina pada umur 6 8 bulan, sedangkan dewasa tubuh pada umur 1,5 2 tahun (Heriyadi dkk., 2002). Kelebihan Domba Garut yaitu: Postur tubuhnya yang besar dapat dimanfaatkan sebagai penghasil daging (sumber protein) dengan pangsa pasar tidak hanya local melainkan sampai tingkat nasional dan internasional. Ditinjau dari segi budaya dan pariwisata Domba Garut dijadikan sebagai objek wisata untuk seni ketangkasan. Memiliki nilai jual yang cukup tinggi dan stabil terutama menjelang Hari Raya Kurban. Produk lainnya dari ternak domba ini adalah kulit. Pasar kulit domba cukup prospektif. Kulit domba merupakan bahan baku untuk berbagai peralatan rumah tangga dan barang kerajinan. Prospek pasar kulit domba melebihi prospek pasar daging domba. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya para pembeli kulit domba yang sudah menyerahkan uang di muka kepada runah-runah potong hewan, jauh-jauh hari sebelum ternak domba tersebut dipotong.

1.

2. 3. 4.

II. PENGERTIAN RUMINANSIA Ruminansia berbeda dengan hewan mamalia atau hewan menyusui. Perbedaannya terdapat pada organ pencernaannya. Jika hewan mamalia organ pencernaannya hanya memiliki satu lambung sedangkan ruminansia memiliki lambung yang terbagi menjadi 4 bagian, yaitu yaitu rumen (lambung beludru), retikulum (lambung jala), omasum (lambung buku), dan abomasum (lambung sejati). Ruminansia digolongkan menjadi dua, yaitu ruminansia besar (sapi dan kerbau) dan ruminansia kecil (domba dan kambing). Proses pencernaan pakan pada bagian lambungnya/perutnya terjadi secara enzimatis, pakan dirombak oleh enzim-enzim pencernaan dan hampir 70% pencernaan terjadi secara fermentatif yang dilakukan oleh mikroba rumen.

Fungsi dan peran ketiga bagian lambung, yaitu rumen, reticulum dan omasum adalah:

1 2 3 4

alat pencerna mekanis penghasil bakteri pencerna serat kasar penghasil protein dan asam amino essensial pensintesis vitamin B III. TEKNIK BUDIDAYA DOMBA A. PENYIAPAN SARANA DAN PRASARANA

PERKANDANGAN Kandang harus kuat sehingga dapat dipakai dalam waktu yang lama, ukuran sesua dengan jumlah ternak, bersih, memperoleh sinar matahari pagi, ventilasi kandang harus cukup dan terletak lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya agar tidak kebanjiran. Untuk memenuhi fungsi kandang seperti di atas, maka kandang harus mempunyai kondisi dan syarat-syarat sebagai berikut: 1. Lokasi kandang sebaiknya lebih tinggi dari tanah sekitarnya agar air hujan tidak tergenang 2. Kandang sebaiknya dibangun di suatu tempat yang tidak terlalu terbuka terhadap angin kencang. Bila terpaksa maka di sekeliling kandang sebaiknya digunakan pagar hidup sebagai pelindung. 3. Arah Kandang; bila memungkinkan, arah kandang menghadap ke timur sehingga memungkinkan sinar matahari pagi masuk ke dalam kandang. Sinar matahari berguna untuk : - Membunuh bibit penyakit - Membantu proses pembentukan vitamin D - mengurangi kelembaban kandang Kandang dibagi menjadi beberapa bagian sesuai fungsinya, yaitu: a) Kandang induk utama, tempat digemukkan. Satu ekor domba membutuhkan luas kandang 0,75 x 0,75 m atau 1 x 1 m. b) Kandang induk dan anaknya, tempat induk yang sedang menyusui anakya selama 3 bulan. Seekor induk domba memerlukan luas 1,5 x 1 m dan anak domba memerlukan luas 0,75 x 1 m c) Kandang pejantan, tempat domba jantan yang akan digunakan sebagai pemacek seluas 1,5 m x 2 m/pemacek. Kandang domba juga dilengkapi dengan tempat pakan (palung pakan) dan tempat minum, gudang menimpan pakan ternak dan penampungan feses dan urin (kotoran domba) Tipe dan model kandang a. Tipe kandang panggung Tipe kandang ini memiliki kolong dan bermanfaat sebagai tempat penampungan kotoran domba. Lantai kandang dibuat dari bahan bambu dan bercelah berfungsi agar kotoran feses maupun urin langsung jatuh ke bawah tempat penampungan kotoran. Tinggi panggung dari tanah dibuat minimal 50 cm. Palung tempat pakan dan minum dibuat di luar sisi kandang.

b. Tipe kandang litter atau lemprak Tipe kandang ini dibuat untuk usaha domba kereman yang berlantai tanah dan alasnya sisa dari makanan. Untuk menjaga suhu dan kelembaban tetap terjamin diusahakan kandang tidak becek dan kering. Pembuangan kotoran ternak sebaiknya dilakukan 1 minggu sekali. B. PEMILIHAN BIBIT INDUKAN Domba yang unggul adalah domba yang sehat dan tidak terserang oleh hama penyakit, berasal dari bangsa domba dengan persentase kelahiran dan kesuburan tinggi, serta pertumbuhan cepat dan persentase karkas yang baik. a. Pemilihan bibit, umur Domba > 12 bulan (2 buah gigi seri tetap), dengan tubuh baik, bebas cacat tubuh, puting dua buah dan berat badan > 20 kg, keturunan dari ternak yang beranak kembar. b. Calon pejantan, umur > 1 1/2 tahun (2 gigi seri tetap), keturunan domba beranak kembar, tidak cacat, skrotum symetris dan relatif besar, sehat dan konfirmasi tubuh seimbang. Pada prinsipnya metode penaksiran umur ternak didasarkan atas perkembangan, penggantian dan keausan gigi. Pada prinsipnya perkembangan gigi itu sendiri terdiri dari tiga rase; rase gigi susu, rase pergantian gigi susu oleh gigi tetap, dan rase atau periode keausan pada gigi tetap. Patokan pendugaan umur pada beberapa jenis ternak adalah sebagai berikut: Keadaan fase perkembangan gigi dan umur (tahun) Jenis Ternak Gigi Susu Gigi susu ganti Gigi aus

Sapi Domba Kambing Kerbau

1 tahun <1 <1 2

1,5 2 2 - 2,5 1,25 2 1,75 - 2 1 - 1,5 1,5 - 2 2,5 3,5

3 - 3,5 2,25 - 2,5 2,5 - 3 4,5

4 3 - 3,25 34 5-6

tua tua tua tua

Gambar 2. Sistematika Cara menentukan Umur Ternak

C. PEMBERIAN PAKAN Pemberian pakan harus memenuhi kebutuhan nutrisi domba yang mutlak harus tersedia dalam jumlah yang cukup, yaitu karbohidrat, lemak protein, vitamin mineral, dan air. Bahan pakan untuk domba pada umumnya digolongkan dalam 4 golongan: 1. Golongan rumput-rumputan, seperti rumput lapangan, rumput gajah, rumput, rumput setaria, rumput raja, dll. 2. Golongan legume dan kacang-kacangan, seperti daun lamtoro, turi, gamal, daun kacang tanah, albasia, kaliandram glicrida dan siratro.

3. Limbah pertanian, seperti jerami padi, jerami jagung, ketela pohon, daun ketela rambat, dll 4. Golongan makanan penguat atau konsentrat, seperti dedak, jagung, bungkil kelapa, bungkil kedelai ampas tahu, dll. Pemberian hijauan diberikan sebanyak 20% dari berat tubuh. Jika berat tubuh 1 ekor domba 20 kg maka hijauan segar yang diberikan sebanyak 4 kg /ekor/hari.

Pemberian

2) Reproduksi dan Perkawinan Hal yang harus di ketahui oleh para peternak dalam pengelolaan reproduksi adalah pengaturan perkawinan yang terencana dan tepat waktu. a) Dewasa Kelamin, yaitu saat ternak domba memasuki masa birahi yang pertama kali dan siap melaksanakan proses reproduksi. Fase ini dicapai pada saat domba berumur 6-8 bulan, baik pada yang jantan maupun yang betina. b) Dewasa tubuh, yaitu masa domba jantan dan betina siap untuk dikawinkan. Masa ini dicapai pada umur 10-12 bulan pada betina dan 12 bulan pada jantan. Perkawinan akan berhasil apabila domba betina dalam keadaan birahi. 3) Proses Kelahiran Lama kebuntingan bagi domba adalah 150 hari (5 bulan). Menjelang kelahiran anak domba, kandang harus bersih dan diberi alas yang kering. Bahan untuk alas kandang dapat berupa karung goni/jerami kering. Obat yang perlu dipersiapkan adalah jodium untuk dioleskan pada bekas potongan tali pusar. Induk domba yang akan melahirkan dapat diketahui melalui perubahan fisik dan perilakunya sebagai berikut: a. Keadaan perut menurun dan pinggul mengendur. b. Buah susu membesar dan puting susu terisi penuh.

c. Alat kelamin membengkak, berwarna kemerah-merahan dan lembab. d. Ternak selalu gelisah dan nafsu makan berkurang. e. Sering kencing. Proses kelahiran berlangsung 15-30 menit, jika 45 menit setelah ketuban pecah, anak domba belum lahir, kelahiran perlu dibantu. Anak domba yang baru lahir dibersihkan dengan menggunakan lap kering agar dapat bernafas. Biasanya induk domba akan menjilati anaknya hingga kering dan bersih. 6.3. Pemeliharaan 1) Sanitasi dan Tindakan Preventif Sanitasi lingkungan dapat dilakukan dengan membersihkan kandang dan peralatan dari sarang serangga dan hama. kandang terutama tempat pakan dan tempat minum dicuci dan dikeringkan setiap hari. Perlu dilakukan pembersihan rumput liar di sekitar kandang. Kandang ternak dibersihkan seminggu sekali. 2) Pengontrolan Penyakit Domba yang terserang penyakit dapat segera diobati dan dipisahkan dari yang sehat. Lakukan pencegahan dengan menyuntikan vaksinasi pada domba-domba yang sehat. 3) Perawatan Ternak Induk bunting diberi makanan yang baik dan teratur, ruang gerak yang lapang dan dipisahkan dari domba lainnya. induk yang baru melahirkan diberi minum dan makanan hijauan yang telah dicampurkan dengan makanan penguat lainnya. Selain itu, induk domba harus dimandikan. Anak domba (Cempe) yang baru dilahirkan, dibersihkan dan diberi makanan yang terseleksi. Cempe yang disapih perlu diperhatikan. pakan yang berkualitas dalam bentuk bubur tidak lebih dari 0,20 kg satu kali sehari. Perawatan ternak dewasa meliputi: a. Memandikan ternak secara rutin minimal seminggu sekali. dengan cara disikat dan disabuni. pada pagi hari, kemudian dijemur dibawah

sinar matahari pagi. b. Mencukur Bulu Pencukuran bulu domba dengan gunting biasa/cukur ini. dilakukan minimal 6 bulan sekali dan disisakan guntingan bulu setebal kira-kira 0,5 cm. Sebelumnya domba dimandikan sehingga bulu yang dihasilkan dapat dijadikan bahan tekstil. Keempat kaki domba diikat agar tidak lari pada saat dicukur. Pencukuran dimulai dari bagian perut kedepan dan searah dengan punggung domba. c. Merawat dan Memotong Kuku Pemotongan kuku domba dipotong 4 bulan sekali dengan golok, pahat kayu, pisau rantan, pisau kuku atau gunting. 4) Pakan untuk domba berupa campuran dari keempat golongan di atas yang disesuaikan dengan tingkatan umur. Adapun proporsi dari campuran tersebut adalah: a. Ternak dewasa: rumput 75%, daun 25% b. Induk bunting: rumput 60%, daun 40%, konsentrat 2-3 gelas c. Induk menyusui: rumput 50%, daun 50% dan konsentrat2-3 gelas d. Anak sebelum disapih: rumput 50%, daun 50% e. Anak lepas sapih: rumput 60%, daun 40% dan konsentrat 0,51 gelas PERKEMBANG-BIAKAN Siklus birahi 17 hari, lama birahi 30 jam Masa bunting : 5 bulan Masa menyusui anak : 2-3 bulan Masa kering kandang : bulan Umur aktif bibit : 6 7 tahun Umur jual jantan/betina muda : 1 tahun Sex ratio kelahiran anak jantan/betina = 1/1 Masa produktif induk 1 - 6 tahun Kelahiran kembar terjadi sesudah 1 atau 2 kali melahirkan pertama kali Mortalitas : Ternak dewasa Ternak muda Anak ( > 1 th ) ( 1 th) = 1 2 % / th = 5 8 % / th

( < th) = 10 15 % / th

You might also like