You are on page 1of 5

Bagaimana memilih bibit atau induk yang baik?

Untuk memelihara ayam kampung kita di paksa untuk memilih bibit atau induk yang baik, mungkin dari puluhan bahkan dari ratusan ekor ayam, maka di sini kita harus teliti dan yakin bahwa ayam yang kita pilih (untuk induk) adalah ayam yang mempunyai potensi yang baik. Jangan berpikir untuk memelihara banyak dulu, misalkan anda bisa memilih hanya 10 ekor bibit, atau 20 ekor bibit, jangan terlalu pokus pada bibit yang banyak, dan yang harus kita fokuskan adalah bagai mana kita mendapatkan ayam yang kualitas nya bagus untuk di jadikan induk nantinya. Biasanya induk yang baik adalah induk yang memiliki kriteria khas dan kelbihan dari ayam2 yang lain sebagai induk seperti:

ayam memiliki sifat riang dan gembira, penampilan yang lincah besar dan sehat, dan memiliki berbagai gerakan yang lincah, tidak malas bergerak, ayam senantiasa jinak atau tidak takut dengan orang. Memiliki bulu yang bagus, soalnya ayam pertama dinilai adalah bulu, jika bulu jelek, berarti kulit ayam juga tidak sehat, dan pastinya ayam tersebut tidak baik buat dijadikan induk yang akan di andalkan untuk tindak lanjut kedepan. Ketika tidur malam ayam tidak sering bangun dan teriak2, ayam yang baik dalah ayam yang selalu tidur nyenyak. Susunan sisik pada kaki rapih, dan tidak ada kelainan pada susunan kulit, seperti kerusakan pada kulit, dan sisik harus lah teratur (tersusun baik) Memiliki dada yang tegap. sayap tidak terkulai ke bawah, ayam yang baik adalah mempunyai sayap yang rapat dengan tubuh ketika ayam santai. memiliki leher yang bagus (tidak terlalu panjang atau pendek) Otot dada montok, dan otot paha kuat, kalau berdiri ayam akan terlihat tegap. Paruh kuat, tebal dan tidak terlalu panjang kedepan.

Kalau mau menciptakan ayam atau induk yang baik adalah dengan cara kawin silang terlebih dahulu, Langkah pertama adalah, buatlah perkawinan ayam aduan atau ayam bangkok, dan nantinya anak ayam yang dihasilkan oleh ayam aduan dan ayam bangkok memiliki khas seperti ayam nampak besar, dan berdada tegap, relative kuat, dan tidak cengeng terhadap penyakit, Selanjutnya, baru lah seleksi anak ayam yang di hasilkan dari perkawinan ayam aduan (ayam bangkok dan pelung) ambil yang betina, biasanya anak ayam hasil dari perkawinan ayam bangkok dan ayam pelung akan menghasilkan bulu tipis dan sedikit mengkilap, ini adalah calon bibit (induk) yang baik. Selanjutnya, jika anda ingin memelihara, maka jantan yang di pilih untuk di kawinkan sama ayam betina pilihan tadi adalah , pilih lah ayam aduan, jangan menggunakan ayam kampung, dengan demikian, anak ayam akan lebih kokoh, dan memiliki badan yang tegap dan cepat besar, Pertumbuhan anak ayam akan lebih baik.

Bibit Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan. Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara : dengan membeli DOC ayam kampung langsung dari pembibit, membeli telur tetas dan menetaskannya sendiri, atau membeli indukan untuk menghasilkan telur tetas kemudian ditetaskan sendiri baik secara alami atau dengan bantuan mesin penetas. Kami tidak akan menguraikan sisi negatip dan positif cara mendapatkan DOC ayam kampung karena akan memerlukan halaman yang panjang nantinya. Secara singkat DOC ayam kampung yang sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut : dapat berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap sempurna, bulu bersih dan mengkilap, tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat. Pakan Kita ketahui bersama bahwa pakan mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha. Pakan untuk ayam kampung pedaging sebenarnya sangat fleksibel dan tidak serumit kalau kita beternak ayam pedaging, petelur atau puyuh sekalipun. Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung, pakan alternatif seperti sisa dapur/warung, roti BS, mie instant remuk, bihun BS, dan lain sebagainya. Yang terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah kita tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg. Jumlah pakan yang diberikan sesuai tingkatan umur adalah sebagai berikut :

7 gram/per hari sampai umur 1 minggu 19 gram/per hari sampai umur 2 minggu 34 gram/per hari sampai umur 3 minggu 47 gram/per hari sampai umur 4 minggu 58 gram/per hari sampai umur 5 minggu 66 gram/per hari sampai umur 6 minggu 72 gram/per hari sampai umur 7 minggu 74 gram/per hari sampai umur 8 minggu

Sedangkan air diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan pada tahap-tahap awal pemeliharaan perlu dicampur dengan vitamin+antibiotika. Perkandangan Syarat kandang yang baik : jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m, tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik. Sebaiknya memilih lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau tembok lain agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang. Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur sebagai usaha biosecurity dengan menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak itu sendiri. Banyak pilihan jenis desinfektan yang ditawarkan oleh berbagai produsen pembuatan obat.

Ukuran kandang : tidak ada ukuran standar kandang yang ideal, akan tetapi ada anjuran sebaiknya lebar kandang antara 4-8 m dan panjang kandang tidak lebih dari 70 m. Yang perlu mendapat perhatian adalah daya tampung atau kapasitas kandang. Tiap meter persegi sebaiknya diisi antara 45-55 ekor DOC ayam kampung sampai umur 2 minggu, kemudian jumlahnya Pada alas kandang baik pula bila dikasih berambut (kulit padi) atau serutan kayu yang agak halus. Beri penutup agar tidak kehujanan. Usahakan agar kandang dalam keadaan kering dan bersih serta udara lancer keluar masuk. Pemeliharaan ayam kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase starter (umur 1-4 minggu) dan fase finisher (umur 5-8 minggu). Pada fase starter biasanya digunakan kandang bok (dengan pemanas) bisa bok khusus atau juga kandang postal yang diberi pagar. Suhu dalam kandang bok biasanya berkisar antara 30-32C. Pada fase finisher digunakan kandang ren atau postal seperti model pemeliharaan ayam broiler. Manajemen Pemeliharaan Untuk persiapan belilah indukan ayam yang sehat dan berbadan bongsor. Minimal persiapkan dua ekor ayam betina dan seekor pejantan. Bila disekitar anda sudah banyak tetangga yang memelihara ayam, anda tidak memerlukan ayam pejantan. Kecuali bila menginginkan peranakan yang akan menetas nanti adalah ayam dengan bibit yang unggul, maka mutlak harus dipih selain betina unggul juga pejantan yang unggul dalam arti sehat, masih muda, berbulu mengkilap bagus dan bersih dan terakhir berbadan bongsor. Setelah melalui proses kawin, bertelur dan menetas ada dua cara yang bisa dipilih, anak ayam diliarkan dan dibiarkan diasuh oleh induknya dengan pakan ala kadarnya dari sisa-sisa dapur kita dan selanjutnya induk ayam akan mengajak anak-anaknya mencari makan disekitar kita, atau kita pelihara dengan cara memisahkan dari induknya. Dengan memisahkan dari induknya akan mendapat hasil yang lebih cepat. Karena induk ayam tidak harus mengasuh sampai berbulan-bulan. Induk ayam akan segera kawin dan bertelur kembali dan tentunya akan segera menetas kembali. Dibawah ini adalah cara-cara beternak dengan cara memisahkan anaka ayam dari induknya yang kami anjurkan dengan harapan hasil yang diperoleh akan lebih maksimal disbanding diliarkan. PERSIAPAN o Setelah anak ayam menetas, biarkan induknya mengerami sampai berumur 4 6 hari atau induk ayam mengajak keluar dari tarangan/ tempat mengeram , karena masa-masa ini anak ayam sangat rentan mati. o Pisahkan anak ayam dari induknya. Ambil anak ayam dan masukkan ke dalam kandang secara hati-hati agar tidak terjadi cidera pada kaki ayam PAKAN

Makanan anak ayam pada minggu-minggu pertama adalah pakan jenis awal / permulaan yang dapat dibeli toko-toko makanan ayam. Bila anda kesulitan mencarinya, anda bisa membeli makanan ayam di toko makanan burung berupa makanan jadi/ voor untuk anak ayam (biasanya penjual sudah tahu). Makan tersebut harus terjamin kesediaanya sampai anak ayam berusia 1-2 bulan. Sediakan makanan dibeberapa tempat, agar ayam bisa makan sewaktu-waktu tanpa berebutan. Usahakan makanan tidak terlalu penuh dalam satu wadah untuk menghindari diacak-acak dan tidak terinjak-injak. Ketersediaan air juga sangat penting. Untuk satu kandang cukup sediakan 12 tempat yang bisa dibeli di toko penjual makanan ayam atau burung. Cek keadaan anak ayam setiap saat agar tidak mati karena kurang nyaman. Biasanya kalau tempat kurang nyaman atau lapar anak ayam akan menciak keras dan tak beraturan. Cek kelembaban kandang, kepanasan atau kedinginan, makanan, ataupun sirkulasi udara, apakah sudah nyaman atau belum. Bila anak ayam tenang dan bersuara / menciak dengan suara yang beraturan pertanda anak ayam nyaman dalam kandang.

Pengendalian Penyakit Hal yang tak kalah pentingnya adalah pengendalian penyakit. Kita semua akan setuju dengan statement mencegah lebih baik daripada mengobati. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan tindakan antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan manusianya Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak Melakukan vaksinasi secara teratur Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit Manajemen pemeliharaan yang baik Kontrol terhadap binatang lain

Berikut kami uraikan sedikit beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang ayam kampung : a. Tetelo (ND) Penyebab : paramyxivirus Gejala : ngorok dan batuk-batuk, gemetaran, kepala berputar-putar, kelumpuhan pada kaki dan sayap, kotoran berwarna putih kehijauan. Pencegahan : vaksinasi secara teratur, sanitasi kandang, terhadap ayam yang terkena ND maka harus dibakar. Pengobatan : belum ada b. Gumboro (gumboro disease) Penyebab : virus Gejala : ayam tiba-tiba sakit dan gemetar serta bulu-bulunya berdiri, sangat lesu, lemah dan malas bergerak, diare putih di sekitar anus.

Pencegahan : vaksinasi teratur dan menjaga sanitasi kandang Pengobatan : belum ada c. Penyakit cacing ayam (worm disease) Penyebab : Cacing Gejala : pertumbuhan terhambat, kurang aktif, bulu kelihatan kusam. Pencegahan : pemberian obat cacing secara berkala, sanitasi kandang yang baik, penggantian litter kandang secara berkala, dan mencegah serangga yang dapat menjadi induk semang perantara. Pengobatan : pemberian obat cacing seperti pipedon-x liquid, sulfaquinoxalin, sulfamezatin, sulfamerazin, piperazin dan lain sebagainya d. Berak kapur (Pullorum) Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum Gejala : anak ayam bergerombol di bawah pemanas, kepala menunduk, kotoran melekat pada bulu-bulu disekitar anus Pencegahan : mengusahakan induk terbebas dari penyakit ini, fumigasi yang tepat pada mesin penetas dan kandang Pengobatan : noxal, quinoxalin 4, coxalin, neo terramycyn atau lainnya e. Berak darah (Coccidiosis) Penyebab : protozoa Eimeria sp. Gejala : anak ayam terlihat sangat lesu, sayap terkulai, kotoran encer yang warnanya coklat campur darah, bulu-bulu disekitar anus kotor, ayam bergerombol di tepi atau sudut kandang. Pencegahan : mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara yang baik pula atau bisa juga dengan pemberian coccidiostat pada makanan sesuai takaran Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya

You might also like