Professional Documents
Culture Documents
Pada topik ini larutan yang dimaksud dibatasi pada larutan dengan pelarut air (aqueous solution). Air merupakan pelarut universal, tersedia melimpah, mudah untuk dimurnikan dan tidak beracun.
LARUTAN ELEKTROLIT
Kebanyakan solute yang akan dibahas adalah merupakan elektrolit yang membentuk ionion ketika dilarutkan dalam air menghasilkan larutan yang menghantarkan arus listrik. Elektrolit kuat terionisasi seluruhnya di dalam pelarut sedangkan elektrolit lemah terionisasi sebagian.
ELEKTROLIT KUAT 1. Asam anorganik: HNO3, HClO4, H2SO4, HCl, HI, HBr, HClO3, HBrO3, 2. Hidroksida alkali dan alkali tanah 3. Hampir semua garam
ELEKTROLIT LEMAH 1. Kebanyakan asam anorganik termasuk H2CO3, H3BO3, H3PO4, H2S, H2SO3 2. Kebanyakan asam organik, spt asam asetat 3. Amonia dan kebanyakan basa organic 4. Halida, sianida dan tiosianat dari Hg, Zn dan Cd
Dalam hal ini, asam1 dan basa1 merupakan pasangan asam/basa konjugat. Demikian pula asam konjugat adalah spesi yg terbentuk jika suatu basa menerima sebuah proton Basa2 + proton Asam2
Jika dua proses ini disatukan hasilnya adalah reaksi asam basa atau netralisasi Asam1 + Basa2 Basa1 + Asam2
Kimia Analitik 1
Page 1
Kebanyakan pelarut dapat memiliki sifat menyumbangkan proton atau menerima proton, sehingga menghasilkan sifat asam atau basa pada larutan. Contoh dalam larutan aqueous, amonia bertindak sebagai basa sedangkan air sebagai asam NH3 + H2O Basa1 Asam2 NH4+ + OHAsam1 Basa2
Sedangkan dalam larutan asam nitrit dengan pelarut air, air bertindak sebagai basa H2O + HNO2 Basa1
+
Asam2
Asam konjugat dari H2O adalah H3O (ion hidronium) yang mengandung sebuah proton yang berikatan kovalen dengan molekul air. Yang perlu ditekankan disini adalah, suatu asam yang telah mendonorkan protonnya akan menjadi basa konjugat yang dapat menerima proton, seperti pada ion nitrit (yg merupakan basa konjugat dari asam nitrit) merupakan akseptor proton dari H2O menghasilkan ion OH-. Inilah penyebab larutan aqueous dari NaNO2 bersifat basa. NO2- + H2O Basa1 Asam2 HNO2 + OHAsam1 Basa2
SPESI AMFIPROTIK
Beberapa solute memiliki kedua sifat asam maupun basa. Contohnya ion dihidrogen fosfat, H2PO4- yang bertindak sebagai basa dengan adanya donor proton seperti H3O+. H2PO4- + H3O+ Basa1 Asam2 H3PO4 + H2O Asam1 Basa2
Dalam hal ini, H3PO4 merupakan asam konjugat dari H2PO4-. Sedangkan apabila terdapat akseptor proton seperti OH-, maka H2PO42- bertindak sebagai asam H2PO42- + OHAsam1 Basa2 HPO42- + H2O Basa1 Asam2
Asam amino sederhana merupakan contoh penting dari jenis senyawa amfiprotik yang mengandung kedua gugus fungsional yang bersifat asam lemah dan basa lemah. Jika dilarutkan dalam air, suatu asam amino seperti glisin melangsungkan semacam reaksi asam basa internal yang menghasilkan zwitterion spesi yang memiliki kedua muatan positip dan negatip NH2CH2COOH
Glisin
NH3+ CH2COOZwitterion
Reaksi tersebut analog dengan reaksi asam basa antara suatu asam karboksilat dengan suatu amina Sonny Widiarto, 2009 Kimia Analitik 1 Page 2
PELARUT AMFIPROTIK
Air merupakan pelarut dengan sifat amfiprotik, yaitu pelarut yang dapat bertindak sebagai asam maupun basa, tergantung pada solutnya. Air bertindak sebagai asam dengan adanya solute basa dan bertindak sebagai basa dengan adanya solute asam. Pelarut amfiprotik lainnya adalah metanol, etanol serta asam asetat anhidrous. NH3 + CH3OH Basa1 Asam2 NH4+ + CH3OAsam1 CH3OH2+ Asam1 Basa2 + NO2Basa2
AUTO-PROTOLISIS
Pelarut-pelarut amfiprotik mengalami ionisasi-diri atau auto-protolisis membentuk sepasang spesi ionik yang juga dapat dikategorikan reaksi asam basa Basa1 H2O + Asam2 H2O Asam1 H3O
+
Basa2 + OH-
Pada suhu kamar, air mengalami auto-protolisis/auto-ionisasi dengan kadar yang sangat sedikit, dimana konsentrasi H3O+ dan OH- dalam air murni hanya sekitar 10-7 M. Reaksi disosiasi merupakan reaksi peruraian senyawa menjadi ion-ion di dalam pelarut, yang berpengaruh terhadap kekuatan suatu asam/basa. HClO4 HCl H3PO4 Al(H2O)63+ HC2H3O2 H2PO4NH4+ + + + + + + + H2O H2O H2O H2O H2O H2O H2O H3O+ H3O+ H3O+ H3O+ H3O+ H3O+ H3O+ + + + + + + + ClO4ClH2PO4AlOH(H2O)52+ C2H3O2HPO42NH3
Kimia Analitik 1
Page 3
Namun demikian di dalam pelarut asam asetat anhidrous, konstanta disosiasi HClO4 5000 kali lebih besar dari HCl. Asam asetat dikatakan memiliki pelarut dengan sifat pembeda (differentiating) bagi kedua asam tersebut, sedangkan air merupakan pelarut penyetara (leveling) bagi HClO4, HCl, HNO3, dan H2SO4.
KESETIMBANGAN KIMIA
Kebanyakan reaksi kimia tidak berlangsung sempurna dimana seluruh reaktan berubah menjadi produk. Yang sering terjadi adalah adanya kesetimbangan antara reaktan dan produk yaitu perbandingan antara konsentrasi reaktan dan produk konstan yang digambarkan dalam Konstanta kesetimbangan. Pada kesetimbangan berikut H3AsO4 + 3I- + 2H+ H3AsO3 + I3- + H2O
Kecepatan reaksi dan tingkat kesempurnaan reaksi dapat diamati dengan terbentuknya warna merah-jingga ion triiodida (I3-). Misalkan 1 mmol asam arsenat H3AsO4 ditambahkan ke dalam 100 mL larutan yang mengandung 3 mmol KI, warna merah dari triiodida akan muncul dengan cepat, dan dalam beberapa detik warna tersebut akan konstan, yang menandakan konsentrasi triiodida telah konstan.
Kimia Analitik 1
Page 4
Warna dengan intensitas yang sama juga dapat dihasilkan dengan mereaksikan 1 mmol asam arsenit H3AsO3 dengan 100 mL larutan yang mengandung 1 mmol ion triiodida. Pada reaksi ini warna merah dari triiodida akan berkurang H3AsO3 + I3- + H2O H3AsO4 + 3I- + 2H+
PRINSIP LE CHATELIER
Bila suatu sistem kesetimbangan diberi suatu paksaan, maka posisi kesetimbangan sistem itu cenderung bergeser sedemikian untuk mengurangi akibat paksaan itu. Pada kesetimbangan arsenat-arsenit, penambahan asam arsenat atau ion H+ akan meningkatkan warna ion triiodida dan pembentukan asam arsenit. Pergeseran posisi kesetimbangan yang diakibatkan oleh perubahan konsentrasi salah satu reaktan atau produk dalam sistem kesetimbangan dinamakan efek aksi massa.
kurung persegi menandakan konsentrasi molar jika spesi merupakan zat terlarut tekanan parsial di atmosfer jika spesi berbentuk gas jika dalam sistem kesetimbangan terdapat spesi berbentuk padatan murni, cairan murni atau pelarut berlebih, maka tidak dimasukkan dalam ungkapan konstanta kesetimbangan
JENIS KESETIMBANGAN Dissosiasi air Kesetimbangan padatan dan ion pada Sonny Widiarto, 2009
Kimia Analitik 1
Page 5
larutan jenuh CH3COOH + H2O Disosiasi asam/basa lemah CH3COO Ka atau Kb CH3COO- + H2O CH3COOH Pembentukan kompleks Kesetimbangan redoks Kredoks MnO42- + 5Fe Mn2++ 5Fe Kesetimbangan distribusi Kd I2 (aq) I2(org)
Kd =
2+ 3+ -
H3O + +
Ka =
OH - +
Kb =
Ni2+ + 4 CN
Ni(CN)42-
4=
[Ni(CN)42-] [Ni2+][CN-]4
[Mn2+][Fe
3+]5
+ 8H+
K=
+ 4H2O
[MnO42-] [Fe
2+ 5
] [H+]8
[I2]org [I2] aq
Ni2+ + CN
Ni(CN)+
K1 =
Ni(CN)+ + CN
Ni(CN)2
K2 =
Ni(CN)2 + CN
Ni(CN)3-
K3 =
Ni(CN)3- + CN
Ni(CN)42-
K4 =
FUNGSI p
Pada saat membahas konstanta kesetimbangan seringkali kita menjumpai nilai yang sangat kecil, misal konstanta hasil kali ion untuk air Kw = 10-14. Untuk nilai tersebut, dapat digunakan fungsi p atau nilai p, yaitu logaritma negatip dari nilai tersebut. pKw = - log (10-14) = 14
2 H2O
K= [H3O+][OH-] [H2O]2
H3O+ + OH-
K [H2O]2 = [H3O+][OH-] Kw = [H3O+][OH-] Dalam larutan aq encer, konsentrasi molar dari air adalah:
[H2O] = 1000 g H2O 1L H2O x 1 mol H2O 18 g H2O = 55,6 M
jika ke dalam air dimasukkan 0,1 mol HCl, maka kesetimbangan berikut 2 H2O H3O+ + OH-
akan bergeser ke kiri. Awalnya terdapat 10-7 mol/L OH-, bila semuanya berubah mjd H2O maka konsentrasi H2O
[H2O] =55,6 mol H2O L H2O + 1 x 10-7 mol OHL H2O x 1 mol H2O mol OH 55,6 M
peningkatan sebesar 10-7 M dari 55,6 M (2 x 10-7%) dapat diabaikan sehingga nilai K[H2O]2 merupakan konstanta, Kw = 10-14 hitung [H3O+] dan [OH-] dalam 0,2 M larutan aq NaOH jawab: dalam pelarut air [OH-] = [H3O+]. Setelah penambahan 0,2 M OH-, [OH-] = 0,2 + [H3O+] 0,2
[H3O+] = Kw [OH ]
-
1 x 10-14 = 0,2
= 5 x 10-14
+ 2IO3- (aq)
konsentrasi zat dalam keadaan padat adalah konstan K [Ba(IO3)2 (s)] = Ksp = [Ba2+][IO3-]2
Kimia Analitik 1
Page 7
Soal: berapa gram Ba(IO3)2 (487 g/mol) dapat larut dalam 250 mL air pada 25oC. Diketahui
Ksp Ba(IO3)2 = 1,57 x 10-9 Jawab: pada kesetimbangan Ba(IO3)2 (s) Ksp = [Ba2+][IO3-]2 = 1,57 x 10-9 Dari persamaan diketahui bahwa untuk setiap mol Ba(IO3)2 yang larut maka akan terbentuk 1 mol Ba2+. Dengan kata lain Kelarutan molar Ba(IO3)2 = [Ba2+] Konsentrasi iodat dua kali konsentrasi Ba2+, [IO3-] = 2[Ba2+] Ksp = [Ba2+][IO3-]2 = 1,57 x 10-9 [Ba2+] (2[Ba2+])2 = 1,57 x 10-9 4 [Ba2+]3 = 1,57 x 10-9 [Ba2+] = 7,32 x 10-4 M Kelarutan molar Ba(IO3)2 = [Ba2+]= 7,32 x 10-4 M
mmol Ba(IO3)2 =7,32 x 10-4 mmol Ba(IO3)2 mL x 500 mL
487 mg Ba(IO3)2 1 mmol Ba(IO 3)2
Ba2+
(aq)
+ 2IO3- (aq)
= 178 mg
apakah asumsi kita dapat diterima? 0,02 + (2,8 x 10-4) = 0,02014. Ya ! karena penyimpangan dari harga sebenarnya hanya
0,7% (diperoleh dari 0,00014 / 0,02). Asumsi seperti ini masih dapat diterima jika penyimpangan kurang dari 10%. Kelarutan molar Ba(IO3)2 = [IO3-] = 0,00014 M = 1,4 x 10-4 M Jika kita bandingkan kelarutan molar Ba(IO3)2 dalam air murni (7,32 x 10-4 M) dengan kelarutannya dalam 0,02 M Ba(NO3)2 maka terdapat pengurangan kelarutan sekitar 5 kali dengan adanya efek ion sejenis.
NO2-
Ka =
NH3 + H2O
NH4
+ OH
Kb =
+ OH
Kb =
[NH4+][OH-] [NH3]
NH4
+ H2O
NH3 + H3O
Ka =
[NH3][H3O+] [NH4+]
Ka x Kb =
[NH3][H3O+] [NH4+]
[NH4+][OH-] [NH3]
= [H3O+][OH-]
karena Kw = [H3O+][OH-], Ka Kb = Kw
SOAL: Berapakah Kb untuk kesetimbangan reaksi berikut
CN- + H2O
HCN + OH-
Kimia Analitik 1
Page 9
[HCN][OH-] Kb = [CN-]
Kb =
Kw
1 x 10-14
+ A
Ka =
[H3O+][A-] [HA]
H3O+ + OH-
Kw = [H3O+][OH-]
Ion H3O+ yg dihasilkan dari kesetimbangan pertama nilainya jauh lebih besar dibanding H3O+ yg dihasilkan auto-ionisasi air, sehingga [A-] [H3O+] kemudian, jumlah konsentrasi molar asam lemah dan basa konjugatnya sama dengan konsentrasi analitik asam lemah CHA CHA = [A-] + [HA] CHA = [H3O+] + [HA]
Ka = [H3O+]2 CHA - [H3O+]
SOAL: hitung konsentrasi ion H3O+ dalam larutan 0,120 M asam nitrit HNO2 + H2O Jawab:
Ka = [H3O+][NO2-] [HNO2]
H3O+ + NO2-
Ka = 7,1 x10-4
Kimia Analitik 1
Page 10
untuk menguji asumsi kita, 0,12 0,0092 = 0,1108 (penyimpangan sekitar 8%). Dengan menggunakan persamaan kuadrat diperoleh hasil [H3O+] = 8,9 x 10-3. SOAL: hitung konsentrasi ion H3O+ dalam larutan anilin hidroklorida 2,0 x 10-4 M. Dalam larutan C6H5NH3Cl terdisosiasi sempurna menjadi C6H5NH3+ dan Cl-. Asam lemah C6H5NH3+ terdisosiasi mengikut persamaan
Ka =
[C6H5NH2][H3O+] [C6H5NH3+]
C6H5NH3++ H2O
C6H5NH2 + H3O+
Ka C6H5NH3+adalah 2,51 x 10-5 [C6H5NH2]=[H3O+] [C6H5NH3+]=2 x 10-4 - [H3O+] dengan asumsi [H3O+] << 2 x 10-4, maka [C6H5NH3+]=2 x 10-4
Ka =
[C6H5NH2][H3O+] [C6H5NH3+]
2,51 x 10-5=
= 7,09 x 10-5 M
membandingkan 0,0000709 dengan 0,0002, maka jelas terdapat penyimpangan yang signifikan. Jika dikerjakan dengan menggunakan persamaan kuadrat akan didapat hasil
[H3O+]2 2,0 x 10-4 -[H3O+] = 2,51 x 10-5
+ 4 (5,02 x 10-9)
= 5,94 x 10-5
Anda dapat menyelesaikan soal di atas tanpa menggunakan persamaan kuadrat, yaitu dengan menggunakan metode Successive approximation. Nilai x yang diperoleh dari pendekatan pertama, dimasukkan lagi pada persamaan Ka, contoh pada soal di atas, diperoleh x=7,09 x 10-5 M.
Kimia Analitik 1
Page 11
[H3O]2=3,590 x 10-9 [H3O]=5,99 x 10-5 Bandingkan hasil ini dengan hasil persamaan kuadrat, 5,94 x 10-5.
SOAL: hitung konsentrasi ion OH- dari larutan 0,075 M NH3. Kesetimbangan reaksi adalah NH3 + H2O
Kb = [NH4+][OH-] [NH3]
NH4+ + OH-
Kb = 1,75 x 10-5
persamaan reaksi menunjukkan bahwa: [NH4+] = [OH-], kedua ion tersebut berasal dari larutan 0,075 M NH3, sehingga [NH4+]+[OH-] = CNH3= 0,075 M. [NH3] =0,075 [OH-]
[OH-]2 7,5 x 10-2 - [OH-] = 1,75 x 10-5
dengan asumsi [OH-] << 0,075 , maka [OH-] = 7,5 x 10-2 x 1,75 x 10-5 = 1,15 x 10-3
Kimia Analitik 1
Page 12