You are on page 1of 5

JARINGAN SEDERHANA

Satuan terkecil dalam tumbuhan adalah sel, suatu wadah kecil berisi subtansi hidup, yaitu protoplasma, dan diselubungi oleh dinding sel. Dalam setiap sel hidup berlangsung proses metabolism. Dinding sel melekat pada yang lain dengan adanya perekat antar sel. Pengelompokan sel seperti itu, yang berbeda struktur atau fungsinya atau keduanya dari kelompok sel lain, disebut jaringan. Jaringan yang secara umum terdiri dari sel-sel yang sama bentuk serta fungsinya disebut jaringan sederhana. Jaringan yang terdiri atas lebih dari satu macam sel namun asalnya sama disebut jaringan kompleks atau majemuk. Di tahun 1875, Sachs membagi jaringan dalam tiga sistem berdasarkan kesinambungan topografi, yakni sistem dermal, sistem jaringan pembuuh, dan sistem jaringan dasar. Sistem dermal meliputi epidermis, yakni pelindung primer (pertma) bagi bagian luar tubuh, dan periderm, yang menggantikan epidermis pada tumbuhan yang mengalami pertumbuhan sekunder. Sistem jaringan pembuluh terdiri dari xylem, yakni yang mengangkut air dan garam tanah, dan floem yang mengangkut hasil fotosisntesis. Sistem jaringan dasar mencakup jaringan yang membentuk dasar bagi tumbuhan, namun sekaligus juga dapat menunjukan spesialisasi. Jaringan dasar utama adalah parenkim dengan semua ragamnya; kolenkim, yaitu jaringan yang berdinding tebal dan sel tetap hidup; sklerenkim, yakni jaringan berdinding tebal dan sering kali berkayu sehingga keras dengan sel yang biasanya mati. Dalam tubuh tumbuhan , jaringan tersebar dalam pola khas bagi kelompok tumbuhan yang bersangkutan. Pada dasarnya ada kemiripan dalam pola penyebaran jaringan pada tumbuhan dikotil sebab jaringan pembuluh tertanam dalam jaringan dasar dan sistem dermal merupakan penutup disebelah luar. Pada tumbuhan dikotil, misalnya, jaringan pembuluh batang membentuk silinder berongga. Rongga tersebut terisi jaringan dasar (empulur) dan ada pula yang berada di antara silinder pembuluh dan sistem dermal (korteks). Pada daun, jaringan pembuluh membentuk sistem yang beranastomosis dalam jaringan dasar yang terdiferensiasi sebagai mesofil. Pada akar dapat ditemukan silinder jaringan pembuluh yang seringkali tidak mengelilingi empulur, namun ada korteks.

1. JARINGAN PARENKIM
Parenkim adalah jaringan dasar yang dapat ditemukan di semua bagian pada semua organ. Pada tubuh primer, parenkim berasal dari meristem dasar. Pada pembuluh primer, parenkim berasal dari prokambium sedangkan pada tubuh sekunder berasal dari kambium pembuluh dan kambium gabus Parenkim merupakan sel hidup dengan berbagai bentuk dan terlibat dalam berbagai fungsi. Bentuk bervariasi sesuai fungsi. Sel parenkim masih bersifat

meristematis, sehingga dapat berfungsi sebagai penyembuh luka, regenerasi, dan dapat berubah fungsi menjadi jaringan lain. Bentuk sel polihedral (memiliki 14 sisi) / isodiametris, membulat (Gambar 1 dan 2), memanjang, seperti bintang (Gambar 6) atau berlipat.

Dinding sel biasanya berupa dinding primer yang tipis dengan ketebalan rata disekeliling dinding tetapi ada pula yang berdinding tebal. Sel yang berdinding tebal dapat ditemukan pada endosperm biji salak (Salaca edulis) Sel parenkim dapat tersusun rapat seperti pada endosperm (Gambar 3) tetapi dapat pula dengan ruang antar sel yang besar seperti pada tanaman air (Gambar 6 dan 7). Ruang antar sel terbentuk dari 2 atau 3 sel yang berdekatan. Ruang antar sel dapat terbentuk dengan cara sizogen atau lisigen. Pembentukan ruang antar sel sizogen terjadi pada saat dinding primer dibentuk diantara dua sel anak yang baru, lamella tengah diantara kedua dinding baru berhubungan hanya dengan dinding primer sel induk dan tidak menyentuh lamella tengah antara dinding sel induk dan sel disebelahnya. Sebuah ruang kecil terbentuk di tempat hubungan lamella tengah dengan dinding sel induk. Bagian dinding sel induk yang berhadapan dengan ruang kecil tersebut menjadi rusak sehingga terbentuk ruang antar sel yang dapat meluas dengan terbentuknya ruang antar sel yang serupa pada sel disebelahnya. Ruang antar sel dilapisi oleh senyawa yang berasal dari lamella tengah. Ruang antar sel lisigen dibentuk dengan merusak sel utuh. Contohnya adalah ruang antar sel pada batang tumbuhan air. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya. Sel parenkim yang berisi kloroplas disebut klorenkim berfungsi untuk fotosintesis, contoh pada daun dan batang. Sel yang berisi amilum atau butir pati disebut leukoplas berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan, contoh pada umbi (Gambar 4). Sel dapat juga berisi larutan (gula, Nitrogen, protein) atau padat (amilum, protein, lemak) sebagai cadangan makanan (Gambar 4) misalnya pada umbi, biji, atau rhizoma. Pada tangkai daun Eichornia, terdapat jaringan parenkim yang berisi udara yang biasa disebut aerenkim Banyak sel parenkim berisi tanin dan garam mineral, dapat pula berisi bermacam-macam kristal, contoh kristal druze Sel parenkim dapat tersusun rapat seperti pada endosperm (Gambar 3) tetapi dapat pula dengan ruang antar sel yang besar seperti pada tanaman air (Gambar 6 dan 7). Ruang antar sel terbentuk dari 2 atau 3 sel yang berdekatan. Ruang antar sel dapat terbentuk dengan cara sizogen atau lisigen. Pembentukan ruang antar sel sizogen terjadi pada saat dinding primer dibentuk diantara dua sel anak yang baru, lamella tengah diantara kedua dinding baru berhubungan hanya dengan dinding primer sel induk dan tidak menyentuh lamella tengah antara dinding sel induk dan sel disebelahnya. Sebuah ruang kecil terbentuk di tempat hubungan lamella tengah dengan dinding sel induk. Bagian dinding sel induk yang

berhadapan dengan ruang kecil tersebut menjadi rusak sehingga terbentuk ruang antar sel yang dapat meluas dengan terbentuknya ruang antar sel yang serupa pada sel disebelahnya. Ruang antar sel dilapisi oleh senyawa yang berasal dari lamella tengah. Ruang antar sel lisigen dibentuk dengan merusak sel utuh. Contohnya adalah ruang antar sel pada batang tumbuhan air. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya. Sel parenkim yang berisi kloroplas disebut klorenkim berfungsi untuk fotosintesis, contoh pada daun dan batang. Sel yang berisi amilum atau butir pati disebut leukoplas berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan, contoh pada umbi (Gambar 4). Sel dapat juga berisi larutan (gula, Nitrogen, protein) atau padat (amilum, protein, lemak) sebagai cadangan makanan (Gambar 4) misalnya pada umbi, biji, atau rhizoma. Pada tangkai daun Eichornia, terdapat jaringan parenkim yang berisi udara yang biasa disebut aerenkim. Jaringan parenkim ditemukan

pada semua organ dan disemua bagian, yaitu pada korteks, empulur, jari-jari empulur, perisikel, endosperm, floem dan xylem.

Sel parenkim dapat tersusun rapat seperti pada endosperm (Gambar 3) tetapi dapat pula dengan ruang antar sel yang besar seperti pada tanaman air (Gambar 6 dan 7). Ruang antar sel terbentuk dari 2 atau 3 sel yang berdekatan. Ruang antar sel dapat terbentuk dengan cara sizogen atau lisigen. Pembentukan ruang antar sel sizogen terjadi pada saat dinding primer dibentuk diantara dua sel anak yang baru, lamella tengah diantara kedua dinding baru berhubungan hanya dengan dinding primer sel induk dan tidak menyentuh lamella tengah antara dinding sel induk dan sel disebelahnya. Sebuah ruang kecil terbentuk di tempat hubungan lamella tengah dengan dinding sel induk. Bagian dinding sel induk yang berhadapan dengan ruang kecil tersebut menjadi rusak sehingga terbentuk ruang antar sel yang dapat meluas dengan terbentuknya ruang antar sel yang serupa pada sel disebelahnya. Ruang antar sel dilapisi oleh senyawa yang berasal dari lamella tengah. Ruang antar sel lisigen dibentuk dengan merusak sel utuh. Contohnya adalah ruang antar sel pada batang tumbuhan air. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya. Sel parenkim yang berisi kloroplas disebut klorenkim berfungsi untuk fotosintesis, contoh pada daun dan batang. Sel yang berisi amilum atau butir pati disebut leukoplas berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan, contoh pada umbi (Gambar 4). Sel dapat juga berisi larutan (gula, Nitrogen, protein) atau padat (amilum, protein, lemak) sebagai cadangan makanan (Gambar 4) misalnya pada umbi, biji, atau rhizoma. Pada tangkai daun Eichornia, terdapat jaringan parenkim yang berisi udara yang biasa disebut aerenkim

2. JARINGAN KOLENKIM Kolenkim merupakan jaringan penguat/mekanik dalam tumbuhan. Kolenkim terbentuk dari sel-sel memanjang yang menyerupai sel prokambium dan berkembang dalam stadium awal promeristem. Kolenkim berasal dari meristem dan dari parenkim Biasanya jaringan ini sebagai penguat pada tumbuhan yang muda dan sedang tumbuh dan pada tumbuhan basah. Kolenkim dapat ditemukan pada batang, daun, bagian bunga dan buah, biasanya terletak dibawah epidermis. Pada batang, kolenkim bisa membentuk silinder penuh atau tersusun dalam berkas-berkas yang

memanjang sejajar sumbu batang. Pada daun, kolenkim terdapat di kedua sisi tulang daun utama atau pada satu sisi saja, serta terdapat pula sepanjang tepi daun.
Jaringan ini merupakan sel hidup, bersifat plastis dan dapat meregang secara permanen . Bentuk sel sesuai asal, panjang berasal dari meristem dan pendek berasal dari parenkim dengan ukuran sel bervariasi. Dinding primer berlapis-lapis, bergantian antara lapisan berpektin banyak dengan selulosa sedikit dan pektin sedikit dengan selulosa banyak, dapat juga berlignin dan berubah menjadi sklerenkim. Dinding memiliki penebalan tidak merata

Tersusun oleh sel-sel yang berprotoplas hidup dengan penebalan dinding dari selulose, hemiselulose dan pektin (dengan kadar yang cukup tinggi), selnya bersifat elastis artinya dapat berkembang dan menyesuaikan diri dengan pertumbuhan memanjang organ. Bentuk selnya memanjang, berfungsi sebagai jaringan penyokong.
Selnya kadang-kadang berisi kloroplas sehingga mampu menjalankan proses fotosintesa. Sel-sel penyusun jaringan kolenkim ini bersifat seperti parenkim yang telah mengalami diferensiasi sederhana terutama dalam hal penebalan dinding selnya. Umumnya sel memanjang menurut poros panjang organ tumbuhan. Sel kolenkim pada umumnya terdapat di daerah perifer, misalnya langsung di sebelah dalam epidermis batang atau di daerah korteks, di sebalah dalam dari beberapa lapis sel parenkim terluar. Jaringan kolenkimini kadang-kadang membentuk lingkaran tertutup pada batang atau berkelompok-kelompok, terutama pada rigi-rigi tangkai daun, misalnya pada Apium graveolens (sledri). Jaringan penguat ini terdapat di hampir semua bagian tubuh tumbuhan, tetapi jarang sekali terdapat di akar kecuali pada akar yang terkena sinar matahari. Pada umumnya penebalan dinding sel kolenkim dimulai dari sudut-sudut sel, yang kemudian akan berkembang ke arah tertentu tergantung pada spesies tumbuhan.

3. JARINGAN SKLERENKIM Tersusun oleh sel-sel yang berdinding tebal dan keras karena telah mengalami lignifikasi (penebalan dengan zat lignin), yang merupakan penebalan sekunder. Pada umumnya sel dewasa tidak berkloroplas lagi. Seperti halnya jaringan kolenkim, maka jaringan skelerenkim juga berfungsi sebagai jaringan penyokong atau penguat bagi jaringan lainnya. Menurut bentuknya, sklerenkim dibagi dua yaitu sklereida dan serabut sklerenkim, beserta bentuk-bentuk peralihannya. a. Sklereida Sklereida juga disebut sel batu karena dinding selnya keras, pada umumnya berbentuk isodiametris, tetapi ada sklereida yang panjangnya sampai 10 kali diameternya, yaitu pada trikosklereida (bentuk seperti trikoma), misalnya terdapat pada mesofil daun Olea sp. Bentuk

sklereida bermacam-macam, tergantung tempat terdapatnya di dalam jaringanjaringan tubuh tumbuhan, dapat berupa sel tunggal, dalam kelompok dan kadang-kadang terkumpul dengan xilem dan floem. Umumnya sklereida terdapat bersama parenkim, misalnya pada parenkim korteks, empulur batang dan tangkai daun Hoya sp., pada akar Nymphaea sp., mesofil daunTrochodendron sp., daging buah Pirus sp., kulit biji Pisum sp. dan Phaseolussp. Sklereida ini dapat membentuk suatu lapisan yang lengkap, misalnya pada kulit biji, tetapi umumnya terdapat sebagai idioblas pada jaringan lain. Letak sklereida di dalam jaringan dapat tersebar di sembarang tempat atau pada kedudukan-kedudukan tertentu, misalnya di ujung-ujung urat daun, sehingga disebut sklereida terminal. Pada daun Camellia sp. (teh) sklereida kebanyakan terdapat di tepi daun. Sklereida dapat digolongkan atas beberapa tipe, umumnya berdasarkan bentuk selnya, yaitu : a. Brakhisklereid Bentuknya dapat seperti sel parenkim, kadang-kadang disebut sel batu. Terdapat pada daging buah Pirus sp., parenkim atau di antara floem batang Cinnamomum sp. (kayu manis), juga terdapat pada kulit buah (endokarpium) Cocosnucifera (kelapa) b. Makrosklereid Bentuk memanjang, silindris, terdapat pada kulit buah Phaseolus vulgaris dan Pisum sativum. c. Osteosklereid Bentuk memanjang dengan bagian-bagian ujungnya membesar, seperti tulang. Terdapat pada kulit buah dan Hakea sp. d. Astrosklereid Bentuk bercabang-cabang seperti bintang. Terdapat pada tangkai dan helaian daun Thea sp., Trochodendron sp. dan Nymphaeae sp. e. Trikosklereid

You might also like