You are on page 1of 10

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Selama kita hidup tentu membutuhkan udara untuk bernapas. Di dalam udara terkandung dari gas yang terdiri dari 78% nitrogen, 20% oksigen, 0,93% argon, 0,03% karbon dioksida, dan sisanya terdiri dari neon, helium, metan dan hidrogen. Gas oksigen merupakan komponen esensial bagi kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia. Komposisi seperti itu dibilang sebagai udara normal dan dapat mendukung kehidupan manusia. Namun, akibat aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan, udara sering kali menurun kualitasnya. Perubahan ini dapat berupa sifat-sifat fisis maupun kimiawi. Perubahan kimiawi dapat berupa pengurangan maupun penambahan salah satu komponen kimia yang terkandung dalam udara. Kondisi seperti itu lazim disebut dengan pencemaran (polusi) udara. Menurut Isna Marifat M.Sc., Ketua Penyelenggara Segar Jakartaku, 70 persen pencemaran udara Jakarta disebabkan oleh kendaraan bermotor. Permasalahan polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor sudah mencapai titik yang mengkhawatirkan terutama dikotakota besar. Tingginya pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di kota-kota besar di Indonesia cukungetp tinggi yaitu berkisar 8-12% per tahun (Sumber : Kepolisian Negara Republik Indonesia, Direktorat Lalu Lintas (Januari 2000)). Oleh sebab itu, pencemaran udara yang dibahas dalam paper ini dibatasi hanya yang berasal dari sektor transportasi.

1.2.

Tujuan 1. Untuk mengetahui masalah mengenai konservasi udara 2. Mengetahui penyebab pencemaran udara

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Pemcemaran Udara Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan mahkluk hidup, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan. 2.2 Klasifikasi Pencemar Udara 1. Pencemar primer : pencemar yang di timbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. 2. Pencemar sekunder : pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemarpencemar primer di atmosfer. Contoh: Sulfur dioksida, Sulfur monoksida dan uap air akan menghasilkan asam sulfurik. 2.3 Jenis-jenis Bahan Pencemar Karbon monoksida (CO) Gas karbon monoksida (CO) adalah gas yang dihasilkan dari proses oksidasi bahan bakar yang tidak sempurna. Gas ini bersifat tidak berwarna, tidak berbau, tidak menyebabkan iritasi. Karbon Dioksida (CO2) Karbon dioksida (CO2) adalah gas yang diemisikan dari sumbersumber alamiah dan antropogenik. Karbon dioksida adalah gas yang secara alamiah berada di atmosfer Bumi, berasal dari emisi gunung berapi dan aktivitas mikroba di tanah dan lautan. Nitrogen dioksida (N02) Oksida nitrogen (NO2) adalah kontributor utama smog dan deposisi asam. Nitrogen oksida bereaksi dengan senyawa organic volatile membentuk ozon dan oksidan lainnya seperti peroksiasetilnitrat (PAN) di dalam smog fotokimia dan dengan air hujan menghasilkan asam nitrat dan menyebabkan hujan asam. Sulfur Dioksida (S02)

Gas sulfur dioksida (SO2) adalah gas yang tidak berbau bila berada pada konsentrasi rendah tetapi akan memberikan bau yang tajam pada konsentrasi pekat. Sulfur dioksida berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, seperti minyak bumi dan batubara. CFC Ozon (03 ) Ozon termasuk kedalam pencemar sekunder yang terbentuk di atmosfer dari reaksi fotokimia NOx dan HC. Ozon bersifat oksidator kuat, karena itu pencemaran oleh ozon troposferik dapat menyebabkan dampak yang merugikan bagi kesehatan manusia. Benda Partikulat (PM) Timah (Pb) Timbal adalah logam yang sangat toksik dan menyebabkan berbagai dampak kesehatan terutama pada anak-anak kecil. Timbal dapat menyebabkan kerusakan sistem syaraf dan masalah pencernaan, sedangkan berbagai bahan kimia yang mengandung timbale dapat menyebabkan kanker. HydroCarbon (HC)

2.4 Penyebab Utama Pencemaran Udara Di kota besar sangat sulit untuk mendapat udara yang segar, diperkirakan 70 % pencemaran yang terjadi adalah akibat adanya kendaraan bermotor. Contoh : di Jakarta antara tahun 1993-1997 terjadi peningkatan jumlah kendaraan berupa : Sepeda motor 207 % Mobil penumpang 177 % Mobil barang 176 % Bus 138 %

2.5 Dampak Pencemaran Udara Ada beberapa dampak pencemar udara : Penipisan Ozon Pemanasan Global ( Global Warming ) Penyakit pernapasan, misalnya : jantung, paru-paru dan tenggorokan Terganggunya fungsi reproduksi Stres dan penurunan tingkat produktivitas

Kesehatan dan penurunan kemampuan mental anak-anak Penurunan tingkat kecerdasan (IQ) anak-anak.

2.6 Pengertian Konservasi Konservasi menurut bahasa berasal dari 2 kata yaitu : kon yang artinya bersama, dan server yang artinya menjaga, jadi konservasi adalah bersama menjaga. Konservasi adalah segenap proses pengelolaan suatu tempat agar makna kultural yang dikandungnya terpelihara dengan baik (Piagam Burra, 1981). Konservasi adalah pemeliharaan dan perlindungan terhadap sesuatu yang dilakukan secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan cara pengawetan (Peter Salim dan Yenny Salim, 1991). Menurut Rijksen (1981), konservasi merupakan suatu bentuk evolusi kultural dimana pada saat dulu, upaya konservasi lebih buruk daripada saat sekarang. Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi dimana konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumberdaya alam untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan alokasi sumberdaya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang. Kegiatan konservasi selalu berhubungan dengan suatu kawasan, kawasan itu sendiri mempunyai pengertian yakni wilayah dengan fungsi utama lindung atau budidaya (UU No. 24 Tahun 1992). Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan, dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Tujuan diadakannya konservasi antara lain agar bumi kita ini tidak semakin banyak terjadi bencana alam seperti banjir, longsor, gempa, dll dan juga untuk menimbulkan rasa cinta kepada alam sekitar. Lalu Apa sajakah yang perlu kita jaga bersama agar bumi kita yang berusia 2010 ini agar tetap aman dari bencana alam? Tentu saja banyak yang harus kita jaga, namun menurut jenisnya konservasi dibagi atas 3 bagian yaitu :

1) Konservasi darat : konservasi didaratan ini sangat penting karena mahluk hidup yang berada didaratan ini sangat banyak. Dan yang perlu dijaga

didaratan antara lain seperti gunung, hutan, dll. karena seperti kita tahu jika gunung gundul maka akan menyebabkan banjir, longsor lalu sawah dan kebun akan megalami kekeringan Karena itu banyak dampak yang akan ditimbulkan apabila hutan, gunung rusak.

2) Konservasi laut : konservasi dilaut ini mencangkup sungai dan danau pula, mengapa laut ini perlu di konservasi? Karena komposisi air lebih besar dari pada daratan yaitu 70% untuk lautan/air dan 30% untuk daratan, maka dareah perairan ini perlu kita jaga terutama dari pencemaran limbah indrustri yang dibuang ke sungai, pencemaran akibat minyak yang tumpah dilautan, dll karena air merupakan salah sumber penghidupan bagi mahluk hidup.

3) Konservasi udara : jenis konservasi ini lebih tertuju pada penyebab yang akan mengakibatkan udara semakin kotor seperti polusi yang dikeluarkan oleh asap knalpot kendaraan atau pun polusi yang disebabkan oleh pabrik pabrik, yang akan menyebabkan ozon semakin menipis akibat cfc (cloro floro carbon) yang dikeluarkan oleh air conditioner maupun kulkas, konservasi ini pun sangat penting bagi manusia karena banyak dampak yang akan timbul apabila udara yang bersih ini semakin tercemar.

Berbagai cara dilakukan orang agar semua elemen masyarakat dan juga pemerintahan dapat mengerti kondisi alam saat ini dan juga agar dapat mencintai alam, namun tidak sedikit pula orang yang tega merusak alam tanpa memikirkan dampak apa yang akan ditimbulkan di masa depan kelak, diperlukan pemikiran serta tindakan yang matang agar alam kita ini tidak semakin rusak di masa anak cucu kita dan juga agar alam kita ini semakin lestari.

BAB III ANALISA KONSERVASI UDARA

Kota Bandung dengan luas wilayah 16.729,650 Ha merupakan ibukota propinsi Jawa Barat dengan beberapa fungsi kota yaitu pusat pemerintahan, industri dan perdagangan, pendidikan dan ilmu pengetahuan, serta pariwisata dan kebudayaan. Kota Bandung dihuni oleh 2.501.506 jiwa penduduk, yang pada siang hari diperkirakan mencapai 3,5 juta jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 145 jiwa per Ha.(BPLHD, 2001). Kepadatan penduduk yang cukup tinggi dengan fungsi kota yang begitu penting sudah pasti menjadikan Kota Bandung sebagai salah satu kota yang senantiasa ramai dengan berbagai aktivitas dalam kesehariannya. Kota yang dirancang sebagai tempat peristirahatan oleh pemerintah jaman Belanda, hari ini menjelma menjadi kota metropolitan dengan segudang persoalan. Salah satunya masalah pencemaran udara yang sudah mencapai tingkatan membahayakan keselamatan rakyat.

3.1 Sumber Pencemaran Udara di Bandung Kendaraan Bermotor Sebagai Kontributor Utama Sumber pencemar udara yang paling dominan berasal dari asap kendaraan bermotor, industri, pembakaran sampah dan aktifitas domestik. Pengamatan dan perkiraan beban emisi di kota Bandung menunjukan aktifitas kendaraan bermotor memberikan kontribusi terbesar terhadap pencemaran udara (Soedomo et al., 1992). Mengutip data dari Polwiltabes Bandung, jumlah kendaran dari luar kota yang masuk ke kota Bandung, sejak Kamis hingga Sabtu (long weekend), rata-rata mencapai 60 ribu kendaraan setiap harinya. Belum lagi kendaraan milik warga kota Bandung, yang jumlahnya bisa dua kali lipat. Pada 2006 lalu, jumlah kendaraan yang masuk ke Kota Bandung mencapai 45 juta kendaraan kecil dan 4,9 juta kendaraan besar. Hingga Mei ini baru 40 persen kendaraan yang masuk Ke Kota Bandung dari jumlah total kendaraan tahun lalu. (Sumber : Gatra, Mei 2007) Transportasi sangat berperan dalam pencemaran udara di kota Bandung. Jenis kendaraan, kapasitas mesin, umur kendaraan, jenis bahan bakar dan pemeliharaan kendaraan menjadi faktor yang penting dalam kandungan emisi gas buang yang dikeluarkannya. Sudah Melebihi Ambang Batas

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Djuangsih (1984) dan Haryanto (1993) dan dikutip oleh Haryanto (2003), 30-46% supir angkutan kota dan polisi lalulintas dan 50% dari pedagang asongan dan kaki lima di kota Bandung mempunyai kadar Pb darah > 40 g/dL. Pengukuran kadar Pb di dalam darah dengan jumlah sampel yang lebih terbatas yang baru-baru saja dilakukan oleh ITB (Lestari, 2004) menunjukan bahwa 7 dari 10 anak sekolah yang diambil contoh darahnya mempunyai kadar Pb lebih besar dari 10 g/dL. (Sumber:BPLHD Jawa Barat). 3.2 Dampaknya dengan Kesehatan Pencemar udara dapat menyebabkan dampak buruk terhadap kesehatan, terutama penyakit yang berkaitan dengan saluran pernafasan. Selain itu pencemar debu yang berasal dari gas buang kendaraan bermotor dan industri dapat mengandung logam-logam berbahaya seperti timah hitam (timbal). Timbal adalah pencemar yang diemisikan dari kendaraan bermotor dalam bentuk partikel halus yang dapat terisap ke dalam saluran pernafasan dan akhirnya terakumulasi di dalam jaringan tubuh seperti tulang, lemak dan darah.Konsentrasi Pb di dalam darah sebesar 10 g/dL pada wanita hamil dapat menyebabkan kerusakan janin, aborsi dan kematian neonatal. Pada anakanak menyebabkan penurunan IQ, hambatan pertumbuhan dan gangguan

pendengaran. Pada orang dewasa konsentrasi di atas 40 g/dL menyebabkan peningkatan hipertensi dan gangguan jantung, kerusakan ginjal, gangguan sistem syaraf dan kekebalan tubuh serta kanker. (Sumber : BPLHD Jawa Barat) 3.3 Solusi Pencemaran Udara di Kota Bandung Melihat kondisi yang sudah sedemikian mengkhawatirkan, perlu segera ada upaya dari pemerintah Kota Bandung melakukan penanganan yang terintegrasi dan komprehensip. Pembenahan sistem manajemen transportasi, infra struktur jalan,serta perluasan Ruang Terbuka Hijau atau hutan kota menjadi sesuatu yang mutlak untuk di prioritaskan dalam pembangunan. Hal yang penting lagi, adalah meninjau kembali konsep atau model pembangunan yang kapitalistik dan merubahnya dengan model pembangunan yang pro rakyat dan pro lingkungan. Kota Bandung yang memiliki fungsi strategis, Idealnya hal tersebut harus ditunjang dengan sarana prasarana yang memadai untuk bisa menghasilkan output yang seimbang dengan dampak negatif yang sekecil mungkin. Kota yang sehat, akan melahirkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Kualitas udara dapat dilindungi dengan beberapa hal dibawah ini :

1. Pembenahan prasarana dan sarana transportasi umum serta kebijakan yang secara implisit mengerem laju kendaraan motor pribadi, yaitu dengan perencanaan dan pembangunan sistem transportasi secara terpadu dan pembangunan transportasi masal seperti sistem busway dan jaringan kereta listrik. 2. Menetapkan jalan dengan kepadatan tinggi / pusat bisnis yang digunakan hanya oleh moda transportasi massal, sehingga volume kendaraan pribadi menurun. Hal seperti ini telah dilakukan oleh singapura yaitu Bermobil ke Distrik Pusat Bisnis (CBD) memerlukan izin khusus, yang dapat dibeli untuk harian atau bulanan. 3. Pemerintah kota dapat melakukan intervensi dengan menetapkan penjualan kendaraan beremisi ultra-rendah (ultra-low emitting vehicles/ULEV) dan kendaraan transisi beremisi rendah (transitional low emitting vehicles/TLEV) yang semuanya diperhitungkan untuk memasukkan tidak hanya mobil-mobil yang lebih bersih, tetapi juga bahan bakar yang lebih bersih ke pasaran. 4. Menurunkan pajak kendaraan untuk kendaraan dengan zero-emitting vehicles/ZEV, Hybrid, elektrik, dan gas sehingga masyarakat lebih memilih kendaraan tersebut dan sebaliknya meningkatkan pajak kendaraan untuk kendaraan pribadi konvensional. 5. Kewajiban uji emisi kendaraan sebagai faktor yang penting untuk mengurangi pencemaran udara. 6. Menetapkan aturan standar pipa knalpot yang lebih ketat dan rumit. Seperti knalpot yang memiliki 7. Standarisasi umur dan kapasitas mesin penggunaan kendaraan selain dari penetapan ambang batas emisi kendaraan 8. Pemeliharaan kendaraan dan standarisasi pemeliharaan bagi seluruh bengkel kendaraan bermotor. Bahan bakar merupakan salah satu penyebab pencemaran dari hasil

pembakarannya, akibat dari kandungan bahan berbahaya didalam bahan bakar. Hal itu dapat direkayasa yaitu dengan: 1. Penelitian dan pengembangan renewable energi 2. Penghapusan bensin bertimbal 3. Mengurangi kandungan sulfur pada bensin dan solar 4. Mengubah penggunaan bahan bakar batubara sebagai pembangkit listrik dengan listrik geothermal 5. Penggunaan bahan bakar gas untuk kendaraan dan pabrik

6. Penggunaan tenaga nuklir untuk pembangkit tenaga listrik, merubah penggunaan batubara dan minyak yang memiliki emisi gas buang yang tinggi.

Strategi yang dapat dilakukan pada industri meliputi penggunaan bahan bakar, efisiensi energi dan pengelolaan emisi buangan. Penggunaan bahan bakar menyangkut bahan yang diemisikannya. Adapun upaya yang dapat dilakukan yaitu sedikit demi sedikit mengurangi penggunaan bahan bakar batubara dan minyak serta menggantinya dengan bahan bakar gas. Efisiensi energi untuk proses produksi dan operasional industri. Serta pengelolaan emisi buangan dengan penggunaan water scruber

Taman kota dapat mengurangi pencemaran udara dan meningkatkan kualitas udara. Yaitu dengan menyerap gas karbondioksida dan menghasilkan oksigen dari proses fotosintesis, maka untuk mencapai hal tersebut diperlukan ; 1. Penambahan jumlah taman kota 2. Penerapan ratio populasi pohon, 2 orang berbanding 1 pohon 3. Pendataan dan pengefektifan ruang terbuka hijau dengan penanaman pohon. 4. Pendataan pohon pohon di masing masing kelurahan dan pengawasannya.

Bplhd / dinas terkait dapat mengawasi dan mengusulkan peraturan peraturan yang dapat mendukung pada kualitas udara, hal tersebut diantaranya dengan : 1. Menetapkan strategi pencegahan, penanggulangan dan pemulihan pencemaran udara. 2. Penetapan baku mutu emisi dan menetapkan sasaran tujuan untuk mengurangi pencemaran udara 3. Pengawasan emisi gas buang pada kendaraan bus, taksi, dan armada publik untuk mengurangi bahan partikulat dan pembentukan smog

Pencanangan penghijauan dari dinas Pemakaman dan Pertamanan. Populasi secara tidak langsung menentukan peningkatan cemaran udara yang terjadi di kota Bandung. Untuk mengurangi pertumbuhan penduduk maka dapat dilakukan : 1. Penerapan keluarga berencana 2. Membatasi kegiatan kegiatan di perkotaan yang dapat menyebabkan urbanisasi

3. Melakukan investasi di desa desa sekitar kota bandung sehingga akan terjadi perkembangan desa yang memiliki ciri ciri kota, sehingga tidak terjadi urbanisasi. 4. Program transmigrasi

Pendidikan masyarakat sangat mempengaruhi dalam hal pemahaman akan pentingnya kesehatan dan kesejahteraan. Untuk mendukung pendidikan masyarakat yang dapat mengurangi pencemaran udara dan pertumbuhan penduduk, hal itu dapat dilakukan dengan : 1. Memasukkan kedalam kurikulum untuk pemahaman tentang pengetahuan penyebab dan pengendalian pencemaran udara. Sehingga terdapat kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengurangi

pencemaran udara. 2. Pemahaman tentang pengetahuan Keluarga Berencana

Lahan dalam hal ini adalah tata guna lahan. Pertumbuhan kota cenderung menuju pinggiran kota, sedangkan kegiatan kegiatan masyarakat berada di pusat kota sehingga akan terjadi arus kendaraan dari pinggiran kota menuju pusat kota. Strategi untuk mengatasi hal tersebut adalah : 1. Tata kota yang baik sehingga terdapat keseimbangan antar emisi gas buang dan daya tampung lingkuangan. 2. Pembentukan / perencanaan kota satelit sehingga jarak antara pemukiman dan pusat kegiatan tidak terlalu jauh dan efektivitas penggunaan transportasi 3. Mengurangi beban lingkungan akibat emisi gas buang transportasi menuju pusat kegiatan dengan merelokasikan pusat kegiatan tersebut apabila dimungkinkan. Contohnya Taman Marga Satwa ke daerah pinggiran kota. Wisata merupakan penarik kota bandung, berbagai jenis wisata di kota bandung cukup memberi peran pada pencemaran udara akibat penggunaan kendaraan menuju daerah wisata tersebut. Strategi yang dapat dilakukan untuk mengurangi mobilitas kendaraan adalah dengan membatasi ijin untuk pendirian pusat kegiatan baru di daerah dengan kepadatan perkantoran / pertokoaan yang tinggi.

10

You might also like