You are on page 1of 3

Kenapa harus meninggalkan BBM?

Cadangan Anggapan yang keliru jika Indonesia adalah negara yang kaya minyak. Justru Indonesia lebih banyak memiliki energi lain seperti batu bara, gas, CBM (Coal Bed Methane), panas bumi, air, BBN (Bahan Bakar Nabati), dan lainnya. Potensi Energi Nasional 2010
No 1 2 3 4 5 No 1 2 3 4 5 6 7 Energi Fosil (Tidak Terbarukan) Minyak Bumi (milyar barel) Gas Bumi (TSCF) Batu bara (milyar ton) Coal Bed Methane/CBM (TSCF) Shale gas (TSCF) Energi Terbarukan Tenaga Air Panas Bumi Mini/Mikro Hydro Biomass Tenaga Surya Tenaga Angin Uranium Sumber Daya 56,6 334,5 104,8 453 574 Cadangan Terbukti 3,7 112,4 5,5 Potensial (Probable + Possible) 4,3 57,6 13,3 Kapasitas Terpasang (KT) 5,705.29 MW 1,189 MW 217.89 MW 1,618.40 MW 13.5 MW 1.87 MW 30 MW Produksi (per Tahun) 0,346 2,9 0,254 Rasio KT/SD 7.54 4.00 28.31 3.25 1.00

Sumber Daya 75, 670 MW 29,038 MW 769.69 MW 49,810 MW 4.80 kWh/m2/day 3-6 m/s 3.000 MW

Sumber : ESDM 2011 SUBSIDI Masyarakat mengira bahwa harga BBM harus murah sekali tanpa berpikir bahwa hal ini menyebabkan terkurasnya dana pemerintah untuk subsidi harga BBM, ketergantungan kita kepada BBM yang berkelanjutan serta kepada impor minyak dan BBM yang makin lama makin besar serta makin sulitnya energi lain berkembang. Subsidi juga dinilai belum tepat sasaran. Sebagian besar subsidi dinikmati kalangan mampu *). 25% kelompok rumah tangga dengan penghasilan/pengeluaran per bulan tertinggi menerima alokasi subsidi sebesar 77%. 25% kelompok rumah tangga dengan penghasilan/pengeluaran per bulan terendah hanya menerima alokasi subsidi sebesar 15%. Terjadi ketimpangan dalam pengalokasian sasaran penerima subsidi BBM Subsidi BBM meningkat tajam (terkait volume yang disubsidi dan harga minyak dunia), yang mengakibatkan keuangan negara terbebani. Besarnya subsidi BBM tahun 2012 adalah 181% subsidi BBM tahun 2009 **) Premium 23,19 juta kL, subsidi Rp. 40,54 T SOLAR 13,08 juta kL, subsidi Rp.29,30 T *) Diolah dari Susenas 2008 dan Bank Dunia 2010 **) Realisasi APBN 2009 dan perkiraan realisasi APBN 2010

Pada APBN 2012, subsidi BBM dialokasikan sebesar Rp. 123 T. UU 22/2011 mengenai APBN mengamanatkan pembatasan konsumsi BBM bersubsidi. Dalam rangka pembatasan BBM bersubsidi, pemerintah merencanakan penyediaan alternatifnya. Salah satu alternatif bahan bakar pengganti BBM adalah gas yang digunakan di sektor transportasi. Alokasi anggaran untuk subsidi BBM kian melambung, minimal Rp 270 triliun (2012). Pendapatan migas pemerintah hanya Rp 300 trilun. Industri Otomotif Pertumbuhan industri otomotif yang sangat cepat. Contoh di Jakarta mencapai 11,5-12% per tahun. Gaikindo mampu menjual 825 ribu unit mobil, dam 6 juta unit sepeda motor. Lingkungan Indonesia mulai cukup serius pada upaya-upaya mitigasi perubahan iklim di tingkat duni; salah satunya adalah Non-Binding Commitment President RI pada pertemuan G-20 di Pittsburgh, USA (25 September 2009). Komitmen mencakup upaya Indonesia mengurangi tingkat emisi GRK sebesar 26% dibandingkan tingka emisi di tahun 2020 dengna kemampuan pendanaan dari dalam negeri dan lebih jauh sampai dengan 41% di tahun 2012 dengan bantuan donor internasional. Polusi di kota-kota besar, yang disebabkan tingginya kendaraan pribadi sebagai modal utama transportasi. Sasaran Angkutan Umum Perkotaan (ANGKOT) > pada kota besar selain jaringan trayek utama (UULLAJ) no 22/2009 harus menggunakan angkutan umum MASSAL berbasis jalan/ pada jaringan jalan utama TAXI > CNG dan LGV BUS > Masih bermasalah untuk Diesel. (Palembang) > Dedicated Gas (Trans Jakarta) Seluruh alat transportasi di Indonesia (ini tambahan dari saya) Sosialisasi dan usaha pemerintah Pemanfaatan bahan bakar gas (BBG) untuk transportasi telah dimulai pada tahun 1987, dengan Pilot Project pada armada taksi dan mokrolet di DKI Jakarta. Pada tahun 1996 telah dilakukan sosialisasi Program Langit Biru. Telah dilakukan pencanangan Program Nasional Diversifikasi Energi dan Langit Biru melalui substitusi BBM ke BBG oleh Presiden RI pada tanggal 20 Mei 2006. Kementrian Perhubungan c.q. Ditjen Hubdat telah melakukan kegiatan sosialisasi penggunaan BBG dimulai pada tahun 2007 dengan dimulainya penggunaan gas pada kendaraan taxi di DKI Jakarta. Hal penting dalam penerapan konversi BBM ke BBG pada angkutan umum

1. Pengembangan penggunaan BBG pada angkutan umum mengacu pada SK Dirjen No. 2336/UM.303/DRJD/2010 antara lain: a. Tersedianya jaringan pipa gas. b. Tersedianya SPBG. c. Tersedianya pasokan gas untuk transportasi dan gas sudah dapat digunakan untuk transportasi. 2. Terjaminnya alokasi gas untuk transportasi pada kota terpilih. 3. Jumlah SPBG yang akan dibangun cukup menyebar, disesuaikan dengan jaringan trayek. 4. Jumlah angkutan umum yang akan dikonversi harus jelas (SK. Dirjen Hubdat: untuk angkutan umum tidak lebih dari 5 tahun). 5. Harga gas harus dipertahanka berkisar (40-60%) dari harga bahan bakar yang ada di pasar. 6. Mengevaluasi/rechek kondisi existing convertion kit yang terpasang di kendaraan saat ini. 7. Agar disediakan bengkel untuk repair dan maintenance termasuk instalasi. 8. Agar dilengkapi sister monitoring yang terintegrasi. 9. Agar disediakan alat uji tabung / silinder. Pada konteks managemen transportasi dan kebijakan energi, konversi BBG untuk kendaraan bermotor adalah suatu keharusan. Diperlukan kesiapan infrastruktur yang memadai (SPBG), tempat parkir, spesifikasi mobil, konverter kit dnegna harga terjangkau, dll. Diperlukan soscial engeenering yang sangat kuat untuk memahamkan dan mendorong perubahan perlikau konsumen saat ber-BBG.

Metode Penelitian Kualitatif


Metode Penelitian Kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Metode Kualitatif digunakan saat 1. Bila masalah penelitian belum jelas 2. Memahami makna dibalik data yang tampak 3. Untuk memahami interaksi sosial 4. Memahami perasaan orang 5. Untuk mengembangkan teori 6. Untuk memastikan kebenaran data 7. Meneliti sejarah perkembangan Jangka Waktu Penelitian Pada umumnya jangka waktu penelitian cukup lama. Bisa kemungkinan jangka waktu penelitian berlangsung pendek, bila telah ditemukan sesuatu dan datanya sudah jenuh serta telah teruji kredibilitasnya. Lamanya penelitian akan tergantung pada sumber data, interes, tujuan penelitian, cakupan penelitian dan bagaimana peneliti dapat mengatur waktu dengan baik.

You might also like