You are on page 1of 7

KOMUNIKASI TERAPEUTIK A.

Pengertian komunikasi & komunikasi terapeutik Ada beberapa pengertian tentang komunikasi : Komunikasi adalah pengiriman pesan atau tukar menukar informasi atau ide/gagasan (Oxford Dictionary).Komunkasi adalah suatu proses ketika informasi disampaikan pada orang lain melalui symbol, tanda, atau tingkah laku.Komunkasi bisa berbentuk komunikasi verbal, komunikasi non verbal, dan komunikasi abstrak. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari seseorang kepada orang lain baik secara verbal maupun nonverbal. Penyampaian pesan dapat dilakukan dengan menggunakan symbol, tanda, atau tingkah laku. Unsur-unsur Komunikasi Unsur-unsur komunikasi adalah ; komunikator, pesan, komunikan, media, dan respon atau umpan balik. 1. Komunikator. Komunikator atau orang yang menyampaikan pesan harus berusaha merumuskan isi pesan yang akan disampaikan. Sikap dari komunikator harus empati, jelas. Kejelasan kalimat dan kemudahan bahasa akan sangat mempengaruhi penerimaan pesan oleh komunikan. 2. Pesan Pesan adalah pernyataan yang didukung oleh lambang. Lambang bahasa dinyatakan baik lisan maupun tulisan. Lambang suara berkaitan dengan intonasi suara. Lambang

gerak adalah ekspresi wajah dan gerakan tubuh, sedangkan lambang warna berkaitan dengan pesan yang disampaikan melalui warna tertentu yang mempunyai makna, yang sudah diketahui secara umum, misalnya merah, kuning, dan hijau pada lampu lalu lintas. 3. Komunikan Komunikan adalah penerima pesan. Seorang penerima pesan harus tanggap atau peka dengan pesan yang diterimanya dan harus dapat menafsirkan pesan yang diterimanya. Satu hal penting yang harus diperhatikan adalah persepsii komunikan terhadap pesan harus sama dengan persepsi komunikator yang menyampaikan pesan. 4. Media Media adalah sarana atau saluran dari komunikasi. Bisa berupa media cetak, audio, visual dan audio-visual. Gangguan atau kerusakan pada media akan mempengaruhi penerimaan pesan dari komunikan. 5. Respon/umpan balik. Respon atau umpan balik adalah reaksi komunikan sebagai dampak atau pengaruh dari pesan yang disampaikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Umpan balik langsung disampaikan komunikan secara verbal, yaitu dengan kalimat yang diucapkan langsung dan nonverbal melalui ekspresi wajah atau gerakan tubuh. Umpan balik secara tidak langsung dapat berupa perubahan perilaku setelah proses komunikasi berlangsung, bisa dalam waktu yang relative singkat atau bahkan memerlukan waktu cukup lama. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses penyembuhan klien (Depkes RI, 1997). Dalam pengertian lain mengatakan bahwa komunikasi

terapeutik adalah proses yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada klien. Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antara perawat dengan klien. Persoalan yang mendasar dari komunikasi ini adalah adanya saling membutuhkan antara perawat dan klien, sehingga dapat dikategorikan ke dalam komunikasi pribadi di antara perawat dan klien, perawat membantu dan klien menerima bantuan. B. Perbedaan Komunikasi Terapeutik dengan Komunikasi Sosial Perbedaan komunikasi terapeutik dengan komunikasi sosial (Purwanta,1994) adalah : Komunikasi Terapeutik : 1. Terjadi antara perawat dengan pasien atau anggota tim kesehatan lainnya. 2. Komunikasi ini umumnya lebih akrab karena mempunyai tujuan, berfokus kepada pasien yang membutuhkan bantuan. 3. Perawat secara aktif mendengarkan dan member respon kepada pasien dengan cara menunjukkan sikap mau menerima dan mau memahami sehingga dapat mendorong pasien untuk berbicara secara tebuka tentang dirinya. Selain itu membantu pasien untuk melihat dan memperhatikan apa yang tidak disadari sebelumnya. Komunikasi sosial : 1. Terjadi setiap hari antar orang per orang baik dalam pergaulan maupun lingkungan kerja. 2. Komunikasi bersifat dangkat karena tidak mempunyai tujuan. 3. Lebih banyak terjadi dalam pekerjaan, aktivitas sosial dan lain-lain.

4. Pembicara tidak mempunyai focus tertentu tetapi lebih banyak mengarah kebersamaan dan rasa senang. 5. Dapat direncanakan tetapi dapat juga tidak direncanakan.

C.

Tujuan Komunikasi Terapeutik

Menurut Stuart dan Sundeen (dalam Hamid, 1996), tujuan hubungan terapeutik diarahkan pada pertumbuhan klien meliputi : 1. 2. 3. Realisasi diri, penerimaan diri dan peningkatan penghormatan terhadap diri Rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri. Kemampuan untuk membina hubungan interpersonal yang intim dan saling tergantung dengan kapasitas untuk mencintai dan dicintai. 4. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan personal yang realistik. Tujuan komunikasi terapeutik adalah : 1. Membantu klien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila klien pecaya pada hal yang diperlukan. 2. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya. 3. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.

Tujuan terapeutik akan tercapai bila perawat memiliki karakteristik sebagai berikut (Hamid, 1998) : 1. 2. Kesadaran diri. Klarifikasi nilai.

3. 4. 5. 6.

Eksplorasi perasaan. Kemampuan untuk menjadi model peran. Motivasi altruistik. Rasa tanggung jawab dan etik.

D. Komponen Komunikasi Terapeutik Model struktural dari komunikasi mengidentifikasi lima komponen fungsional berikut (Hamid, 1998) : 1. 2. Pengirim Pesan penerima. 3. Penerima oleh pesan. 4. 5. Umpan balik Konteks : Respon dari penerima pesan kepada pengirim pesan. : Tatanan di mana komunikasi terjadi. : Yang mempersepsikan pesan, yang perilakunya dipengaruhi : Yang menjadi asal dari pesan. : Suatu unit informasi yang dipindahkan dari pengirim kepada

Jika perawat mengevaluasi proses komunikasi dengan menggunakan lima elemen struktur ini maka masalah-masalah yang spesifik atau kesalahan yang potensial dapat diidentifikasi. E. Syarat-syarat Komunikasi Terapeutik Stuart dan Sundeen ( dalam Christina, dkk.,2003) mengatakan ada dua persyaratan dasar untuk komunikasi terapeutik efektif : 1. Semua komunikasi harus ditujukan untuk menjaga harga diri pemberi maupun penerima pesan.

2. Komunikasi yang menciptakan saling pengertian harus dilakukan terlebih dahulu sebelum memberikan sarana, informasi maupun masukan. Persyaratan persyaratan untuk komunikasi terapeutik ini dibutuhkan untuk membentuk hubungan perawat klien sehingga klien memungkinkan untuk mengimplementasikan proses keperawatan. Komunikasi terapeutik ini akan efektif bila melalui penggunaan dan latihan yang sering. F. Manfaat Komunikasi Terapeutik Manfaat komunikasi terapeutik (Christina, dkk., 2003) adalah: 1. Mendorong dan menganjurkan kerjasama antara perawat dengan pasien melalui hubungan perawat klien. 2. Mengidentifikasi, mengungkapkan perasaan, dan mengkaji masalah dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan perawat.

G. Sikap Komunikasi Terapeutik Egan ( dalam Keliat, 1992), mengidentifikasi lima sikap atau cara untuk menghadirkan diri secara fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi terapeutik, yaitu: 1. Berhadapan; Arti dari posisi ini adalah saya siap untuk anda. 2. Mempertahankan kontak mata; Kontak mata pada level yang sama berarti menghargai klien dan menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi. 3. Membungkuk kearah klien;

Posisi ini menunjukkan keinginan untuk menyatakan atau mendengarkan sesuatu. 4. Memperlihatkan sikap tebuka ; Tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan keterbukaan untuk

berkomunikasi dan siap membantu. 5. Tetap rileks; Tetap dapat mengendalikan keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam memberikan respons kepada pasien, meskipun dalam situasi yang kurang menyenangkan.

You might also like