You are on page 1of 8

TUGAS

DESA SIAGA Sebagai tugas kelompok desa siaga semester V

DISUSUN OLEH: 1.ELISA S 2.ENDANG PUJI L 3. ENDANG SRI R 4. ESTICOMA 5. FERI W 6. GATRA S 7. GUNARSO 8. HAGYARI G F 9. HARYADI 10. HENY ISTIYA

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG PRODI KEPERAWATAN BLORA 2011

K esehatan merupakan salah satu subsistem dalam sistem kesehatan nasional. Penelitian Kesehatan dapat menjamin akurasi, validitas, kelayakan, dan keberlanjutan sistem kesehatan nasional untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Kesehatan 1. SKep Men Kes RI No 99a/Men.Kes /SK/III/1982 Tentang berlakunya Sistem Kesehatan Nasional 2. TAP MPR RI VII tahun 2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan

3. Undang-undang No 23 Tahun 1992 tentang pokok-pokok kesehatan. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom 5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. 6. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No 574/ Men.Kes. `/SK/IV/2000 tentang Pembangunan Kesehatan Menuju 7. Indonesia Sehat tahun 2010

Keputusan Menteri Kesehatan RI. No 1277/Men. Kes/SK/X/2001 tentang Susunan organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan

II. Memutuskan Menetapkan 1. Keputusan Menteri Kesehatan tentang Sistem Kesehatan Nasional

2. Sistem Kesehatan Nasional Dimaksud dalam diktum kedua dimaksud agar digunakan sebagai pedoman bagi semua pihak dalam penyelenggaran pembangunan kesehatan di Indonesia 3. Keoutusan ini berlaku mulai pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan ditetapkan 10 Februari 2004 ( Jakarta/ MenKes RI).

Peran kelompok jabatan fungsional Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dalam meningkatkan derajat kesehatan. Menurut Pasal (1) angkan 13 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2008 Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang pegawai negeri sipil dalam organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri. Sedangkan pada pasal 10 ayat (7) Kelompok Jabatan fungsional sebagai pada ayat (1), di pimpin oleh seorang tenaga fungsional senior sebagai ketua kelompok dan bertanggungjawab Kepada Kepala Dinas. Sedangka pasal 36 Peraturan Gubernur 63 Tahun 2008 Tentang Penjabaran Tugas Pokok Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 37 ayat (1) Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya, ayat (2) Jumlah jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayay (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Pasal 42 adalah Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala UPTD dan Pejabat Fungsional menyampaikan laporan Kepada Kepala Dinas dan berdasarkan hal tersebut Sekretaris menyusun laporan berkala kepada Kepala Dinas kepada Gubernur melalui Sekda. Berdasarkan peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Tengah tersebut sangat gamblang dan jelas bahwa Kelompok jabatan fungsional diharapkan dapat menerapkan dan

mengembangkan kompetensinya sesuai dengan kelompok fungsiononalnya, kelompok Pejabat Fungsional bukan pengambil kebijakan, melainkan pelaksana atau memberikan pertimbangan, masukan kepada Kepala Dinas untuk menentukan arah dalam mengambil kebijakan. Kelompok pejabat fungsional dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya tidak bertanggung jawab kepada Kepala Seksi atau Kepada Kepala Bidang melainkan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah dalam penempatan kelompok Jabatan fungsional sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa TengahNomor 6 Tahun 2008 dan Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Tengah Nomor 63 Tahun 2008 di tinjau dari sisi normatif. Hal ini perlu menjadi kajian kita bersama, ketika penempatan kelompok pejabat fungsional belum sesuai ketentuan peraturan perundangundang yang berlaku, akan menimbulkan permasalahan. Permasalahan-permasalahan tersebut meliputi: (1) dalam melaksanakan tugasnya masih bersifat menunggu perintah dari Kepala Seksi, atau Kepala Bidang, (2) tidak bisa secara optimal dalam mengimplementasikan profesinya, (3) kemandirian kelompok fungsional perlu di pertanyakan, (4) Ketidakjelasan kelompok profesi (kompetensi), misalnya Epidemiologi, Promosi, Administrasi Kesehatan dan permasalahan-permasalahan yang lainnya. Kalau kelompok fungsional di tempatkan pada posisi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, hal ini tentunya sangat mempengaruhi kinerja kelompok fungsional, ketika kelompok fungsional tidak bisa mengembangkan kompetensinya otomatis akan tergusur dari hak-hak istimewanya. Dan pada akhirnya akan keluar dari kelompok fungsional, karena dianggap tidak cakap dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya VISI Gambaran masyarakat Propoinsi Jawa Tengah masa depan yang ingin dicapai oleh segenap komponen masyarakat melalui pembangunan kesehatan Propinsi Jawa Tengah adalah: Jawa Tengah Sehat 2010 yang mandiri dan bertumpu pada potensi daerah.

MISI Misi mencerminkan peran, fungsi dan kewenangan seluruh jajaran organisasi kesehatan di seluruh wilayah Propinsi Jawa Tengah, yang bertanggung jawab secara teknis terhadap pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan Propinsi Jawa Tengah. Untuk mewujudkan visi tersebut ada empat misi yang diemban oleh seluruh jajaran petugas kesehatan di masing-masing jenjang administrasi pemerintahan, yaitu:

Menggerakkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan Pembangunan berwawasan kesehatan mengandung makna bahwa setiap upaya pembangunan harus berkontribusi terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Upaya tersebut harus dapat menekan sekecil mungkin dampak negatif yang merugikan kesehatan masyarakat beserta lingkungannya. Dengan demikian, keberhasilan pembangunan kesehatan sesungguhnya ditentukan oleh peranserta segenap komponen bangsa. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dengan bertumpu pada potensi daerah Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Apapun yang akan dilakukan pemerintah dalam pembangunan kesehatan, tidak akan ada artinya bila tidak disertai kesadaran setiap individu, keluarga dan masyarakat untuk meningkatkan dan menjaga kesehatannya masing-masing secara mandiri. Upaya pemerintah untuk terus memperluas cakupan pembangunan kesehatan dan meningkatkan kualitasnya harus disertai upaya mendorong kemandirian individu, keluarga dan masyarakat luas untuk hidup sehat. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Jawa Tengah Salah satu tanggung jawab seluruh jajaran kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang berkualitas, merata, terjangkau oleh setiap individu, keluarga dan masyarakat luas. Pelayanan kesehatan yang berkualitas, merata dan terjangkau dimaksud diselenggarakan bersama oleh pemerintah dan masyarakat, termasuk swasta. Mendorong pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya Penyelenggaraan upaya kesehatan mengutamakan upaya-upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit yang didukung oleh upaya-upaya pengobatan segera dan pemulihan kesehatan. Agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat diperlukan lingkungan yang kondusif. Masalah lingkungan fisik dan biologis yang buruk adalah faktor penentu penularan penyakit saluran pernafasan dan pencernaan. Masalah asap rokok kini muncul sebagai isyu Hak Asasi Manusia, karena udara segar bebas asap rokok hak bagi semua orang. Lebih jauh lagi, bagi bukan perokok pun, asap rokok meningkatkan risiko kanker paru secara bermakna.

STRATEGI a. Konsolidasi seluruh sumberdaya yang ada, termasuk penyerasian nilai-nilai budaya kerja SDM setelah dilaksanakannya restrukturisasi Dinas Kesehatan baik di Propinsi maupun di Kabupaten/Kota. b. Pemantapan manajemen kesehatan di Propinsi dan Kabupaten/Kota yang mandiri dan akuntabel c. Pemantapan kapasitas dan mutu pelayanan kesehatan melalui pendayagunaan potensi seluruh sumberdaya yang ada dengan pendekatan Paradigma Sehat. d. Pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan pendekatan keluarga menuju kemandirian masyarakat yang bertumpu pada potensi yang ada. e. Meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan serta pemberian otonomi fungsional pada unit pelayanan kesehatan terutama yang berada di lini depan, dengan berorientasi kepada pelanggan. f. Meningkatakan Advokasi dan Kemitraan kepada seluruh stakeholders dalam mewujudkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan. g. h. Mengembangkan sistem pembiayaan kesehatan yang serasi Memantapkan Sistim Informasi Manajemen di Propinsi dan Kabupaten/Kota, sehingga setiap pengambilan keputusan selalu berdasarkan fakta.

PROGRAM UPAYA KESEHATAN Tujuan a. Tujuan Umum Upaya Kesehatan adalah meningkatkan pemerataan dan mutu upaya kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna serta terjangkau oleh segenap anggota masyarakat. b. Tujuan khusus Upaya Kesehatan adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan dan memperluas jangkauan dan pemerataan pelayanan kesehatan dasar; 2) Meningkatkan dan memantapkan mutu pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan penunjangnya agar efektif dan efisien; 3) Meningkatkan status kesehatan reproduksi bagi wanita usia subur termasuk anak, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui; 4) Mengembangkan pelayanan rehabilitasi bagi kelompok yang memerlukan pelayanan khusus; 5) 6) Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi kelompok lanjut usia. Mencegah terjadinya dan tersebarnya penyakit menular dan tidak menular sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat; Kegiatan Pokok a. b. c. d. Meningkatkan pemberantasan penyakit menular dan imunisasi; Meningkatkan upaya penanggulangan penyakit menular dan tidak menular; Mengembangkan surveilans epidemiologi Meningkatkan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan yang terdiri atas pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan rujukan; e. f. Melaksanakan upaya kesehatan reproduksi di semua unit pelayanan Meningkatkan pelayanan kesehatan penunjang yang bermutu pada pelayanan kesehatan dasar dan rujukan; g. Meningkatkan pelayanan kesehatan khusus (jiwa/napza, gigi, remaja, usila)

You might also like