You are on page 1of 15

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan Ekonomi Islam (Islamic Economy) baik sebagai ilmu pengetahuan maupun sebagai sebuah sistem ekonomi telah mendapat banyak sambutan positif di tingkat global. Berbagai pusat studi maupun program pendidikan ditawarkan di berbagai kampus favorit dunia untuk membentuk sumber daya insani di bidang ekonomi Islam. Demikian juga lembaga keuangan yang beroperasi dengan prinsip syariah, yang digali dari prinsip-prinsip ekonomi Islam yang selaras dengan ajaran Islam, bermunculan sejak 1970-an yang terus berkembang pesat sampai hari ini. Sesungguhnya dasar-dasar dari sistem Islam bukanlah buatan manusia, bukan pula ciptaan sekelompok dari manusia, tetapi ia merupakan ketentuan Allah yang Maha Mengetahui, yang menginginkan bagi hamba-Nya kemudahan dan bukan kesulitan. Sesungguhnya Allah adalah Rabb bagi segala makhluq. Dia-lah yang mengatur segala sesuatu tanpa penyimpangan dan tanpa pemihakan. Dia adalah Rabbnya aghniya' dan fuqara', Rabbnya para buruh dan para pemilik profesi, Rabbnya para pemilik dan Rabbnya para penyewa, mereka semua adalah hamba dan keluarga-Nya. Dia mengasihi mereka jauh lebih besar daripada kasih seorang ibu terhadap anaknya. Maka apabila Allah membuat suatu sistem hidup untuk mereka, niscaya tidak ada yang lebih adil, lebih sempurna dan lebih ideal dari rancangan Allah. Berbeda dengan sistem-sistem lainnya, yang semuanya adalah buatan manusia yang penuh dengan kekurangan dan dikuasai oleh hawa nafsu. Kegiatan perekonomian manusia diatur dalam Islam dengan prinsip illahiyah. Harta yang ada pada kita, sesungguhnya bukan milik manusia, melainkan hanya titipan dari Allah swt agar dimanfaatkan sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia yang pada akhirnya semua akan kembali kepada Allah swt untuk dipertanggung jawabkan.

Tujuan ekonomi islam membawa kepada konsep al-falah (kejayaan) di dunia dan akhirat, sedangkan ekonomi sekuler untuk kepuasan di dunia saja .Ekonomi islam meletakkan
1

manusia sebagai khalifah di muka bumi ini dimana segala bahan-bahan yang ada di bumi dan di langit adalah diperuntukkan untuk manusia . Manusia diberi kebebasan untuk mengelola sumber daya ekonomi dan melakukan transaksi perekonomian sesama mereka (muamalah). Mengenai muamalah (kegiatan ekonomi) tersebut terdapat kaidah fiqh yang menyatakan bahwa Hukum ashal (awal/asli) dari muamalah adalah boleh (mubah) sampai ada dalil yang menyatakan sebaliknya. Artinya, segala kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia diperbolehkan asalkan tidak bertentangan dengan dalildalil nash (Al-Quran dan sunnah). Dengan kata lain, kegiatan ekonomi yang dilakukan untuk tujuan tertentu yang sejalan dengan ajaran Islam. Tujuan dalam konsumsi dan produksi memiliki kaitan yang sangat erat. Sebenarnya yang mendorong manusia berproduksi adalah karena adanya tuntutan berkonsumsi. Karena itulah apa yang akan diproduksi harus benar-benar mencerminkan apa yang akan dibutuhkan atau dikonsumsi oleh manusia. Kegiatan produksi yang tidak memperhatikan motivasi dan tujuan dari konsumsinya akan dapat berdampak negatif. Seiring dengan fenomena kelangkaan ssumberdaya, maka perhatian terhadap apa yang benar-benar diperlukan oleh manusia akan mengarahkan proses produksi itu sendiri berjalan secara efektif dan efisien. Secara umum motivasi dan tujuan konsumsi dan produksi dalam Islam adalah terpenuhinya kebutuhan secara wajar dan berkeadilan sebagai sarana ibadah kepada Allah. Konsumsi dan produksi itu dimaknai sebagai pembelanjaan terhadap harta, maka Islam menggariskan bahwa dalam membelanjakann harta itu tidak boleh melampaui batas, harus memperhatikan nilai keseimbangan. Demikian kegiatan produksipun otomatis harus dilakukan dalam jumlah, ukuran maupun proporsi yang sesuai dengan nilai konsumsi yang diperlukan. Proses konsumsi harus dilakukan dalam waktu dan dengan tata cara tertentu yang halal, bijaksana, ekonomis, serta relevan dengan misi atau tujuan pokoknya. Demikian pula dalam proses produksi, semua input harus dimanaj secara Islami. Dalam hal distribusi dalam tujuan ekonomi islam membangun mekanisme distribusi kekayaan yang adil di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, islam sangat melarang praktek penimbunan (ikhtikar) dan monopoli sumber daya alam di sekelompok masyarakat.
2

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini: 1. Pengertian Ekonomi Islam dan tujuan ekonomi dalam islam
2. Pengertian Distribusi dan tujuan Ekonomi Islam Dalam Proses Distribusi 3. Pengertian Produksi dan tujuan Ekonomi Islam Dalam Proses Produksi 4. Pengertian Konsumsi dan tujuan Ekonomi Islam Dalam Proses Konsumsi

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan masalah diatas maka tujuan penulisan pada makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian ekonomi islam dan tujuan ekonomi dalam islam 2. Untuk megetahui pengertian distribusi dan tujuan ekonomi islam dalam proses

distribusi
3. Untuk megetahui pengertian produksi dan tujuan ekonomi islam dalam proses produksi 4. Untuk mengetahui pengertian konsumsi dan tujuan ekonomi islam dalam proses

konsumsi

1.4 Manfaat Penelitian


Mengetahui ekonomi islam itu seperti apa dari pengetian isi makalah ini. Memberikan pengertian tujuan ekonomi dalam islam. Mengetahui tujuan ekonomi islam dalam proses tentang cara proses distribusi, produksi, konsumsi.

BAB II
3

ISI

2.1 Pengertian Ekonomi Islam


Dalam membahas perspektif ekonomi islam, ada satu titik awal yang benar-benar harus kita perhatikan yaitu : ekonomi dalam islam itu sesungguhnya bermuara kepada akidah islam, yang bersumber dari syariatnya.ini baru dari satu sisi. Sedangkan dari sisi lain ekonomi islam bermuara pada Al-quran al Karim dan As Sunnah Nabiwiyah yang berbahasa arab .1 Oleh karena itu, berbagai terminologi dan subtansi ekonomi yang sudah ada, haruslah dibentuk dan disesuaikan terlebih dahulu dlam kerangka islami. Atau dengan kata lain, harus digunakan kata dan kalimat dalam bingkai lughawi, supaya kita dapat menyadari pentingnya titik permasalahan ini. Dengan demikian kita dapat dengan gamblang, tegas dan jelas memberikan pengertian yang benar tentang istilah kebutuhan, keinginan dan kelangkaan (almudrat) dalam upaya memecahkan problemmatika ekonomi manusia. Dalam ilmu ekonomi islam, tidaklah berada dalam kedudukan untuk mendistribusikan sumber-sumber semau kita. Dalam hal ini ada pembatasan yang serius berdasarkan ketetapan Kitab Suci Al-quran dan Sunnah atas tenaga individu. Dalam islam, kesejahteraan sosial dapat dimaksimalkan jika sumberdaya ekonomi juga dialokasikan sedemikian rupa, sehingga dengan pengaturan kembali keadaanya, tidak seorang pun menjadi lebih baik dengan menjadikan orang yang lebiih buruk di dalam kerangka Al-Quran atau Sunnah. Artinya islam tiddak mengenal zero sum games. Secara lepas dapat kita artikan bahwa ilmu ekonomi islam bertujuan untuk melakukan kajian tentang kebahagian hidup manusia yang dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya alam atas dasar bekerjasama dan partisipasi.definisi yang dikemukakan Akram Kan memberikan dimensi normatif (kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat) serta dimensi positif (mengorganisir sumber daya alam)

2.2 Tujuan Ekonomi Dalam Islam


1

Mustafa Edwin Nasution dkk., Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam ( Jakarta : Kencana, 2007 ) hal.15

Islam memiliki seperangkat tujuan dan nilai yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk didalamnya urusan sosial, politik dan ekonomi. Dalam hal tujuan ini, tujuan islam pada dasarnya ingin mewujudkan kebaikan hidup di dunia dan akhirat. Dalam pada itu permasalahan ekonomi yang merupakan bagian dari ajaran islam, memiliki tujuan yang sama yakni tercapainya maslahah di dunia dan di akhirat.2 Mewujudkan kesejahteraan hakiki bagi manusia merupakan dasar sekaligus tujuan utama dari syariat islam (maslahah al ibad).Menurut Muhammad Rawasi Qalaji dalam buklunya menyatakan bahwa tujuan ekonomi islam pada dasranya dapat dijabarkan dalam 3 hal yakni :
1. Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan sesuatu yang bersifat fundamental, sebab dengan pertumbuhan ekonomi negara dapat melakukan pembangunan. Salah satu langkah yang lazim dipakai dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi adalah dengan jalan mendatangkan investasi baik dalam negeri maupun luar negeri. 2. Mewujudkan Kesejahteraan Manusia Terpenuhinya kebutuhan pokok manusia dalam pandangan islam sama pentingnya dengan kesejahteraan manusia ssebagai upaya peningkatan spritual. Oleh sebab itu, konsep kesejahteraan dalam islam bukan hanya berorentiasi pada terpenuhinya kebutuhan material duniawi, melainkan juga berorentiasi pada terpenuhinya kesejahteraan spritual- ukhrowi. Menurut umer Chapra, keselarasan kesejahteraan individu dan kesejahteraan masyarakat yang senantiasa menjadi konsensus ekonomi islam dapat terealisasi jika dua hal pokok tersebuat antara lain : pelaksanaan nilai-nilai spritual islam secara keseluruhan untuk individu maupun masyarakat. Pemenuhan kebutuhan pokok material manusia dengan cukup.
oleh karena itu, konsep kesejahteraan ekonomi islam merupakan ciri pokok tujuan ekonomi islam yang sekaligus di sisi lain membedakan konsep kesejahteraan ekonomi islam dengan sistm ekonomi lain seperti kapitalisme yang berorentiasi pada materialisme individual dan sosialisme yang berorientasikan pada materialisme kolektif.

3. Mewujudkan Sistem Distribusi Kekayaan Yang Adil


2

http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2240784-tujuan-ekonomiislam/#ixzz1pY82tE9M

Dalam pandangan ekonomi islam adalah sesuatu yang sudah menjadi ketentuan bahwa setiap manusia memiliki kemampuan dan kecakapan yang berbeda-beda. Namun demikian, perbedaan tersebut tidaklah dibenarkan menjadi sebuah alat untuk mengekspliotasi kelompok lain. Dalam hal ini kehadiran ekonomi islam bertujuan membangun mekanisme distribusi kekayaan yang adil di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, islam sangat melarang praktek penimbunan (ikhtikar) dan monopoli sumber daya alam di sekelompok masyarakat.

2.3 Tujuan Ekonomi Islam Dalam Proses Distribusi


1) Pengertian Distribusi Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi tersebut pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik.3 Adapun makna distribusi dalam ekonomi islam sangatlah luas, yaitu mencakup pengaturan kepemilikan unsur-unsur produksi dan sumber-sumber kekayaan. Dimana islam memperbolehkan kepemilikan umum dan kepemilikan khusus, dan meletakkan masingmasingnya kaidah-kaidah untuk mendapatkan dan mempergunakannya, dan kaidah kaidah untuk warisan, hibah dan wasiat. Sebagaimana ekonomi Islam juga memiliki politik dalam distibusi pemasukan, baik antar unsur unsur produksi maupun antara individu masyarakat dan kelompok kelompoknya, disamping pengembalian distribusi dalam system jaminan sosial yang disampaikan dalam ajaran islam.
2) Tujuan Ekonomi Islam Dalam Proses Distribusi Ekonomi Islam datang dengan system distribusi yang merealisasikan beragam tujuan yang mencakup berbagai bidang kehidupan, dan mengikuti politik terbaik dalam merealisasikan tujuan tujuan tersebut. Secara umum dapat kami katakana bahwa system distribusi ekonomi dalam ekonomi islam mempunyai andil bersama system dan politik syariah lainnya-dalam merealisasikan beberapa tujuan umum syariat islam. Dimana tujuan distribusi dalam ekonomi islam di kelompokkan kepada tujuan dakwah, pendidikan, sosial dan ekonomi. Berikut ini hal yang terpenting kedalam tujuan tersebut adalah4 :
3

http://dansite.wordpress.com/2009/03/25/pengertian-distribusi/ (Jumat, 23-03-2012 pkl : 20:49)

Pertama : Tujuan Dakwah Yang dimaksud dakwah disini adalah dakwah kepada islam dan menyatukan hati kepadanya. Diantaranaya contoh yang paling jelas adalah bagian muallaf di dalam zakat, dimana muallaf itu adakalnya orang kafir yang diharapkan keislamannya atau dicegah keburukannya, atau orang islam yang di harapkan kuat keislamannya. Sebagaimana system distribusi dalam ghanimah dan fai juga memiliki tujuan dakwah yang jelas. Pada sisi lain, bahwa pemberian zakat kepada muallaf juga memiliki dampak dakwah terhadap orang yang menunaikan zakat itu sendiri. Sebab Allah berfirman pada Firman Allah QS Ali Imran: 140

Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, Maka Sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada' dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim, Kedua : Tujuan Pendidikan Di antara tujuan pendidikan dalam distribusi adalah seperti yang di sebutkan dalam firman Allah QS At-Taubah : 103

https://www.google.co.id/search?client=firefoxa&rls=org.mozilla%3AenUS %3Aofficial&channel=s&hl=id&source=hp&biw=&bih=&q=pengertian+distribusi+&meta =&oq=pengertian+distribusi+&aq=f&aqi=&aql=&gs_l=serp.3...3038l20224l0l20523l22l2 2l0l0l0l0l2553l15417l4j2j3j1j0j2j1j4j1j2l20l0.frgbld.#hl=id&client=firefoxa&hs=He5&rls=org.mozilla:enUS %3Aofficial&channel=s&sclient=psyab&q=pengertian+distribusi+dalam+islam&oq=peng ertian+distribusi+dalam+islam&aq=f&aqi=g1&aql=&gs_l=serp.3..0.9275l21636l1l22849l 12l11l0l0l0l0l1824l3598l82l3l0.frgbld.&psj=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_cp.r_qf.,cf.osb&fp= 85380488f0df9431&biw=1366&bih=575

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan[658] dan mensucikan[659] mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.

[658] Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda [659] Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda mereka. Secara berikut : a) Pendidikan terhadap akhlak terpuji, seperti suka memberi, berderma dan mengutamakan orang lain. b) Mensucikan dari akhlak tercela, seperti kikir, loba dan mementingkan diri sendiri (egois). umum, bahwa distribusi dalam perspektif ekonomi islam dapat

mewujudkan beberapa tujuan pendidikan, dimana yang terpenting adalah sebagai

Ketiga : Tujuan Sosial Tujuan sosial terpenting dalam distribusi adalah sebagai berikut : 1. Memenuhi kebutuhan kelompok yang membutuhkan, dan menghidupkan prinsip solidaritas di dalam masyarakat muslim. Dapat di lihat pada Firman Allah QS Al Baqarah:27 2. Menguatkan ikatan cinta dan kasih sayang diantara individu dan kelompok di dalam masyarakat 3. Mengikis sebab sebab kebencian dalam masyarakat, dimana akan berdampak pada terealisasinya keamanan dan ketentraman masyarakat, sebagai contoh 8

bahwa distribusi yang tidak adil dalam pemasukan dan kekayaan akan berdampak adanya kelompok dan daerah miskin, dan bertambahnya tingkat kriminalitas yang berdampak pada ketidak tentraman. 4. Keadilan dalam distribusi mencakup a) Pendistribusian sumber sumber kekayaan b) Pendistribusian pemasukan diantara unsur unsur produksi c) Pendistribusian diantara kelompok masyarakat yang ada, dan keadialan dalam pendistribusian diantara generasi yang sekarang dan generasi yang akan datang.

Keempat : Tujuan Ekonomi Distribusi dalam ekonomi islam mempunyai tujuan tujuan ekonomi yang penting, dimana yang terpenting diantaranya dapat kami sebutkan sperti berikut ini : 1. Pengembangan harta dan pembersihannya, karena pemilik

harta ketika menginfakkan sebagian hartanya kepada orang lain, baik infak wajib maupun sunnah, maka demikian itu akan mendorongnya untuk menginvestasikan hartanya sehingga tidak akan habis karena zakat. 2. Memberdayakan sumber daya manusia yang menganggur dengan terpenuhi kebutuhannya tentang harta atau persiapan yang lazim untuk melaksanakannya dengan melakukan kegiatan ekonomi. Pada sisi lain, bahwa system distribusi dalam ekonomi islam dapat menghilangkan faktor faktor yang menghambat seseorang dari andil dalam kegiatan ekonomi ; seperti utang yang membebani pundak orang orang yang berhutang atau hamba sahaya yang terikat untuk merdeka. Karena itu Allah menjadikan dalam zakat bagian bagi orangorang yang berhutang dan bagian bagi hamba sahaya. 3. Andil dalam merealisasikan kesejahteraan ekonomi, di mana tingkat kesejahteraan ekonomi berkaitan dengan tingkat konsumsi. Sedangkan tingkat konsumsi tidak hanya berkaitan dengan bentuk pemasukan tentang cara saja, namun juga berkaitan dengan cara tingkat pendistribusiannya di antara individu masyarakat. Karena itu kajian distribusi yang 9 dapat merealisasikan

kesejahteraan ekonomi terbaik bagi umat adalah suatu keharusan dan keniscayaan. Dapat kita lihat pada QS Al-Baqarah : 265

Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya Karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran Tinggi yang disiram oleh hujan lebat, Maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. jika hujan lebat tidak menyiraminya, Maka hujan gerimis (pun memadai). dan Allah Maha melihat apa yang kamu perbuat. Yang artinya dapat dimaknakan bahwasanya orang orang yang

membelanjakan hartanya karena keridhoaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka kepada iman dan ibadah ibadah yang lain, sebagai bentuk pelatihan kepadanya, sehingga setiap manusia terus tetap bertakwa kepada Allah SWT.

2.4 Tujuan Ekonomi Islam Dalam Proses Produksi


1) Pengertian Produksi Para ahli ekonomi mendefinisikan produksi sebagai menghasilkan kekayaan melalui eksploitasi manusia terhadap sumber-sumber kekayaan lingkungan Atau bila kita artikan secara konvensional, produksi adalah proses menghasilkan atau menambah nilai guna suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber daya yang ada. Produksi tidak berarti menciptakan secara fisik sesuatu yang tidak ada, karena tidak seorang pun yang dapat menciptakan benda. Oleh karenanya dalam pengertian ahli ekonomi, yang dapat dikerjakan manusia hanyalah membuat barang-barang menjadi berguna,disebut dihasilkan. Produksi bisa ditilik dari dua aspek; kajian positif terhadap hukum-hukum benda dan hukum-hukum ekonomi yang menentukan fungsi produksi, dan kajian normatif yang membahas dorongandorongan dan tujuan produksi. Pembahasan mengenai nilai, norma, dan etika dalam produksi termasuk kedalam aspek normative yang banyak dikaji oleh para ahli teori social. 2) Tujuan Ekonomi Islam Dalam Proses Produksi
10

Tujuan dari kegiatan produksi mencapai dua hal pokok pada tingkat pribadi muslim dan umat islam adalah :
Memenuhi kebutuhan setiap individu. Di dalam ekonomi islam kegiatan produksi

menjadi sesuatu yang unik dan istimewa sebab di dalamnya terdapat faktor itqan (profesionalitas) yang dicintai Allah dan ihsan yang diwajibkan Allah atas segala sesuatu. pada tingkat pribadi musim tujuannya adalah merealisasikan pemenuhan kebutuhan baginya. Merealisasikan kemandirian umat, hendaknya umat memiliki berbagai kemampuan, keahlian dan prasarana yang memungkinkan terpenuhinya kebutuhan material dan spritual. Dalam upaya merealisasikan pemenuhan kebutuhan umat ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu : 1. Melakukan perencanaan. 2. Mempersiapkan sumber daya manusia dan pembagian tgas yang baik 3. Memperlakukan sumber daya alam yang baik 4. Keragaman produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan umat 5. Mengoptimalkan fungsi kekayaan berupa mata uang

2.4 Tujuan Ekonomi Islam Dalam Proses Konsumsi


1. Pengertian Konsumsi Pengertian konsumsi secara umum diformulasikan dengan : Pemakaian dan penggunaan barang barang dan jasa, seperti pakaian, makanan, minuman, rumah, peralatan rumah tangga, kenderaan, alat-alat hiburan, media cetak dan elektronik, jasa telephon, jasa konsultasi hukum, belajar/ kursus, dsb. Berangkat dari pengertian ini, maka dapat dipahami bahwa konsumsi sebenarnya tidak identik dengan makan dan minum dalam istilah teknis sehari-hari; akan tetapi juga meliputi pemanfaatan atau pendayagunaan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia. Namun, karena yang paling penting dan umum dikenal masyarakat luas tentang aktivitas konsumsi adalah makan dan minum, maka tidaklah mengherankan jika konsumsi sering diidentikkan dengan makan dan minum.

11

2. Tujuan Ekonomi Islam Dalam Proses Konsumsi Tujuan konsumsi dalam Islam adalah untuk mewujudkan maslahah duniawi dan ukhrawi. Maslahah duniawi ialah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, seperti makanan, minuman, pakaian, perumahan, kesehatan, pendidikan (akal). Kemaslahatan akhirat ialah terlaksanaya kewajiban agama seperti shalat dan haji. Artinya, manusia makan dan minum agar bisa beribadah kepada Allah. Manusia berpakaian untuk menutup aurat agar bisa shalat, haji, bergaul sosial dan terhindar dari perbuatan mesum (nasab) Sebagaimana disebut di atas, banyak ayat dan hadits yang berbicara tentang konsumsi, di antaranya Surat al Araf ayat 31. Ayat ini tidak saja membicarakan konsumsi makanan dan minuman, tetapi juga pakaian.

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap memasuki masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS 7:31) Islam menggariskan bahwa tujuan konsumsi bukan semata-mata memenuhi kepuasan terhadap barang (utilitas), namun yang lebih utama adalah sarana untuk mencapai kepuasan sejati yang utuh dan komprehensif yaitu kepuasan dunia dan akhirat. Kepuasan tidak saja dikaitkan dengan kebendaan tetapi juga dengan ruhiyah atau ruhaniyah atau spiritual, bahkan kepuasan terhadap konsumsi suatu benda yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam, maka kepuasaan ini harus ditinggalkan. Oleh karena itu konsumen rasional dalam ekonomi Islam adalah konsumen yang dapat memandu perilakunya supaya dapat mencapai kepuasan maksimum sesuai dengan norma-norma Islam yang dapat pula diistilahkan dengan maslahah. Jadi, tujuan konsumen muslim bukanlah memaksimumkan utility, tetapi memaksiumumkan maslahah.
12

13

Bab III PENUTUP 3.1 Kesimpulan


Ekonomi islam adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang, menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan-permasalahan ekonomi dengan cara cara yang islami.Tujuan ekonomi islam tidak lain adalah mendorong tercapainya kesejahteraan dan keberhasilan di dunia dan akhirat. tujuan ekonomi Islam hanya dapat dipahami dalam konteks pandangan hidup Islam secara keseluruhan. Oleh karena itu, pada hakekatnya ekonomi Islam merupakan sistem yang berlandaskan pada nilai-nilai keadilan , kedermawanan, kemanfaatan serta kebajikan dan kemakmuran. distribusi ekonomi dalam ekonomi islam mempunyai andil bersama system dan politik syariah lainnya-dalam merealisasikan beberapa tujuan umum syariat islam. Dimana tujuan distribusi dalam ekonomi islam di kelompokkan kepada tujuan dakwah, pendidikan, sosial dan ekonomi. Maupun kegiatan produksi merupakan respons terhadap kegiatan konsumsi atau sebaliknya. tujuan konsumsi dan produksi dalam Islam adalah terpenuhinya kebutuhan secara wajar dan berkeadilan sebagai sarana ibadah kepada Allah. Orientasi yang harus dibangun dalam melakukan kegiatan konsumsi dan produksi adalah mengarahkannya untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Kegiatan konsumsi itu sendiri harus dalam ukuran-ukuran yang proporsional, dengan menghindari pemborosan, kemewahan, dll. Proses konsumsi harus dilakukan dalam waktu dan dengan tata cara tertentu yang halal, bijaksana, ekonomis, serta relevan dengan misi atau tujuan pokoknya. Demikian pula dalam proses produksi, semua input harus dimanaj secara Islami. Barang yang dikonsums harus memenuhi kualitas tertentu baik dalam kaitannya dengan kehalalan, kesehatan, jenis, maupun karakteristiknya. Syarat-syarat kualitas tersebut tentu harus menjadi landasan bagi produsen dalam menentukan jenis barang yang akan diproduksinya.

3.2 Saran
Dengan makalah ini, kami harap agar para pembaca dapat mengerti ekonomi islam, tujua ekonomi dalam islam, dan tujuan ekonomi islam dalam proses distribusi, produksi, konsumsi. Sehingga tujuan ekonomi islam dalam masyarakat dapat berjalan dengan baik dan tidak menyimpang dengan syariat islam.
14

15

You might also like