You are on page 1of 8

BAB II PEMBAHASAN 2.

1 PENGERTIAN KHILAFAH Secara bahasa,khilafah berasal dari kata kha-la-fa,yakhlifu,khilafatan,yang artinya menggantikan atau menjadi khalifah/penguasa.Dapar pula diartikan kekuasaan atau pemerintahan.Adapun menurut istilah,khilafah adalah susunan pemerintahan yang diatur menurut ajaran islam,dimana aspek-aspek yang berkaitandengan pemeritahan semuanya berlandaskan ajaran islam. Khalifah disebut juga imamah,yakni kepemimpinan menyeluruh yang berkaitan dengan urusan agama dan urusan dunia sebagai pengganti fungsi Rasulullah SAW jadi khalifah adalah kepemimpinan umum bagi seluruh kaum muslimin diseluruh dunia,untuk menegakkan hokum-hukum syariat islam keseluruh penjuru dunia. Dengan demikian,mendirikan khilafah sangat diperlukan oleh umat islam.Tanpa adanya khilafah,kehidupan bersama umat islam tidak akan teratur,kemakmuran bersama tidak akan tercapai,bahkan keberadaan islam dan umatnya dapat terancam.akan tetapi mengingat kemajemukan masyarakan dunia yang beragam,maka sulit untuk menyatukan pendapat apalagi kesepakatan mengenai bentuk dan dasar nagara.Maka konsep khilafah islam atau negara islam mengandung dua pengertian yang berbeda,yaitu: a. Negara islam,yaitu Negara yang bersumber hukum atau undang-undangnya AlQuran dan sunah yang dilaksanaan secara konsisten,misalnya Negara arab Saudi. b. Negara islam,dalam arti Negara yang mayoritas penduduknya beragama islam,undang-undangnya tidak secara eksplisit berdasarkan Al-Quran dan sunah,tetapi masyarakat muslimnya menjalankan syariat islam dengan sebaikbaiknya,seperti Negara-negara arab,brunai,iran.dan sebagainya.1 2.2 DASAR-DASAR KHILAFAH Khilafah yang dibangun dan dibentuk ole Nabi Muhammad SAW berlandaskan pada dasar-dasar kokoh yang pada prisipnya untuk menegakkan kalimat Allah SWT dasar-dasar tersebut antara lain: a.Tauhid atau menegaskan Allah SWT
1

Rizal Qosim,Pengamalan Fiqih Jilid 3 Untuk Kelas XII Madrasah Aliyah,PT.Tiga Serangkai ,Solo,2008,hlm,3.

b.Persamaan derajat sesama manusia c.Ukhuwah islamiyah d.Musyawarah atau kedaulatan rakyat e.Keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh umat 2 2.3 TUJUAN KHILAFAH a.Melanjutkan risalah Nabi Muhammad SAW b.Terciptanya kehidupan beragama yang mantap pengalamannya dengan segala aspek kehidupan umat,baik dalam kehidupan pribadi,bermasyarakat dan bernegara,sehingga umat islam dapat dengan bebas dan leluasa menjalankan syariat islam tanpa adanya gangguan da hambatan. c.Terwujudnya masyarakat yang adil,makmur,dan sentosa.3 2.4 HIKMAH ADANYA KHILAFAH a.Terselenggaranya ketentuan-ketentuan agama yang baik b.Dapat lebih memajukan kesejahteraan umat c.Terselenggaranya persatuan dan kesatuan umat islam d.Dapat menampakkan syiar islam4 2.5 RUANG LINGKUP KAJIAN SIASAYAH ISLAM Ibnu al-Qayyim mengutip dalam bukunya al-Hukmiyah dari Ibnu Aqil dan dikutip kembali oleh Abdul Wahhab Khalaf mengemukakan bahwa politik hokum islam sebagai sarana bagi umat manusia menuju kebahagiaan yang lebih baik dan terhindar dari kerusakan.Sistem ini tidak pernah diletakkan oleh Rasulullah SAW dan tidak ada wahyu yang turun karenanya. Dalam karya besar Wahhab Khalaf yang berjudul as-Syariyyah terkait dengan persoalan fungsi politik atau pemerintahan Islam diantaranya: a. b. c. d. Islam menjamin politik yang adil Terkait pada persoalan pembentukan perundang-undangan Kebebasan individu dan asas persamaan Hubungan Negara Islam dengan Negara non-Islam

2 3

Ibid.,hlm.4. Ibid.,hlm.6. 4 Ibid.,

e.

Membuat peraturan perdamaian, keuangan, perpajakan, pendayagunaan

keuangan, pemungutan sumber keuangan, dan penyaluran.5 2.6 PEMIMPIN DALAM SISTEM KHILAFAH Dalam system khilafah dipimpin oleh seorang khalifah . Secara umum bisa dikatakan bahwa khalifah berarti pengganti dari sesuatu yang ghaib(tidak hadir).Adapun khalifah dalam arti khususyaitu kepala Negara setelah Rasulullah SAW,atau pengganti-pengganti Rasulullah sebagai kepala Negara,tetapi tidak menggantikan kedudukannya sebagai Nabi dan Rasulullah.6 2.7 HUKUM MENEGAKKAN KHILAFAH Secara umum terdapat dua arus pemikiran utama mengenai hukum menegakkan Negara.Golongan pertama mengatakan bahwa Negara wajib ditegakkan.Diantara mereka ada yang mengatakan bahwa wajibnya penegaan Negara didasarkan kepada nash.Sebagian yang lain mengatakan bahwa pewajiban itu didasarkan pada akal.sebagian yang lainnya lagi mengatakan bahwa pewajiban itu didasarkan oleh nash sekaligus akal. Golongan kedua mengatakan bahwa Negara boleh ditegakkan,namn tidak harus.Yang harus adalah tegaknya hukum-hukum Allah dan tercapainya ketertiban dalam khidupan manusia.Golongan ini memiliki pola bepikir yang sangat idealis.Mereka berpikir bahwa apabila semua manusia memiliki kebijaksanaan maka secara otomatis tatanan masyarakat akan tertib dan hukumhukum Allah akan tegak. Titik temu diantara kedua golongan diatas ialah bahwa tegaknya hukumhukum Allah merupakan suatu keharusan.Setelah memehami bahwa hukumhukum Allah tidak akan mungkin bisa tegak dengan sendirinya tanpa adanya kepemimpinan(Negara),kesimpulannya bahwa Negara wajib ditgakkan.Alasannya,Negara merupakan wasilah menuju tegaknya hukum-hukum Allah.Apabila suatu kewajiban tidak bisa dicapai kecuali melalui suatu wasilah yang pada awalnya tidak wajib sekalipun,maka wasilah itu menjadi wajib.7 2.8 MEKANISME EMPILIHAN KHALIFAH
5 6

Ibid. Ibid. 7 Google.

Penetapan khalifah bisa dilakukuan melalui beberapa mekanisme sebagai berikut; Pertama,dengan pemilihan langsung oleh setiap orang (demokrasi langsung) Kedua,khalifah ditetapkan oleh ahlul hall wal aqd yang mewakili rakyat Ketiga, khalifah ditetapkan oleh khalifah sebelumnya Mekanisme kedua dan ketiga harus diikuti dengan baiat ammat,yaitu baiat yang dilakuka oleh segenap rakyat terhadap khalifah.Baiat ini merupakan bukti atas keridhoan rakyatterhadap sang khalifah.Jadi,mekanisme apapun yang di pakai harus bias menjamin bahwa kekuasaan sang khalifah berasal dari rakyat.Lain lagi halnya jika khalifah ditetapkan dengan nash.Karena,penetapan ini dianggap sebagai otoritas Tuhan maka rakyat pun tidak berhak untuk campur tangan didalamnya.8 2.9 PENGERTIAN SISTEM PEMERINTAHAN Sistem pemerintahan adalah system yang dimiliki oleh suatu Negara dalam mengatur pemerintahannya sesuai dengan kondisi masing-masing.Sistem pemerintahan mempunyai system dan tujuan untuk menjaga suatu kesetabilan negera itu.Sistem pemerintahan mempunyai pondasi yang kuat dimana tidak bias diubah dan menjadi statis.Jika suatu pemerintahan mempunyai suatu system pemerintahan yang statis,absolute maka hal itu akan berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk memprotes hal tersebut. Secara luas berarti system pemerintahan itu menjaga kestabila masyarakat,menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas,menjaga pondasi pemerintahan,menjaga kekuatan politik, pertahanan,ekonomi,keamanan sehingga menjadi system pemerintahan yang kontinu dan demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pmbangunan sisem pemerintahan tersebut.hingga saat ini hanya sedikit Negara yang bisa mempraktikan system pemerintahan itu secara menyeluru. Secara sempit,system pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kstabilan Negara dalam waktu

Ibid.

relative lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri.9 2.10 MACAM-MACAM DARI SISTEM PEMERINTAHAN Sistem pemerintahan Negara di bagi menjadi dua klasifikasi besar,yaitu: a. Sistem pemerintahan presidensial system pemeritahan disebut presidensial apabila badan eksklusif berada di luar pengawasan langsung badan legislative. b. Sistem pemerintahan parlementer system pemeritahan disebut parlementer apabila badan eksekutifsebagai pelaksana kekuasaan eksekutif mndapat pengawasan langsung dari badan lgislatif.10 2.11 SISTEM PEMERINTAHAN YANG ADA DI INDONESIA Pokok system pemerintahan Negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum di amandemen tertuang dalam penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok system pemerintahan Negara tersebut sebagai berikut: a. Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum. b. Sistem konstitusional. c. kekuasaan Negara tertinggi di tangan majelis permusyawaratan rakyat. d. Presiden adalah penyelenggara pemerintah Negara yang tertinggi dibawah majelis permusyawaratan rakyat. e. Presiden tidak bertanggung jawab kepada dewan perwakilan rakyat. f. Menteri Negara adalah pembantu presiden,menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada dewan perwakilan rakyat. g. Kekuasaan kepala Negara tak terbatas.11 2.12 PERBEDAAN ANTARA SISTEM DEMOKRASI DAN SISTEM KHILAFAH Sistem pemerintahan yang diterapkan dalam suatu negara memiliki perbedaan boleh latar belakang negara yang berbeda. Penggunaan sistem pemerintahan dalam suatu negara terkadang merupakan suatu proses trial dan juga termasuk didalamnya persaingan untuk mendapatkan pengaruh, kekuasaan, dan faktor kepentingan. Sistem pemerintahan Islam yang ada pada masa awal perkembangan Islam (Masa
9

Ibid. Ibid. 11 Ibid.


10

Nabi Muhammad) dapat menciptakan masyarakat yang berkeadaban yang pada mulanya berpola pikir jahiliyyah. Nabi Muhammad Saw berperan sebagai pemimpin yang tidak dapat di bantah (Unguestionable Leader) bagi negara Islam yang baru lahir pada masa itu. Sebagai Nabi, beliau meletakkan prinsip-prinsip Agama (Islam) seperti: Memimpin shalat, menyampaikan berabagai khotbah. Sebagai negarawan, beliau mengutus duta keluar negeri untuk membentuk angkatan perang, dan membagikan rampasan perang secara adil dan bijaksana. Dalam masa pemerintahannya, beliau membentuk piagam Madinah yang dianggap sebagai dokumen HAM, yang berisi tentang persaudaraan dengan ikatan iman yang bersifat ideologis dan landasan bagi prinsip saling menghormati dan menghargai di antara muslim dan yang bukan muslim. Pada masa Khulafaurrasyidin yang berlangsung selama 30 tahun, pemerintahan Islam sudah mulai mengalami berbagai perubahan yang menimbulkan berbagai konflik yang mulai tampak tajam pada masa Kholifah ke 3( Usman Bin Affan ra). Pada masa itu muncullah bermacam ideologis seperti Favoritisme dan Nepotisme yang di lakukan oleh sekelompok pejabat pemerintahan, yang pada akhir nya mengakibatkan terbunuhnya Utsman itu sendiri. Pada masa Ali pemerintahan Islam mengalami gejolak yang lebih dahsyat. Saat itu muncul berbagai ragam faksi politik, yang membentuk spectrum pemikiran politik Islam, yaitu kaum Khawarij, Syiah, dan Sunni. Yang setiap kelompok ini mempunyai pemikiran yang saling bersebarangan dan kaum-kaum tersebut dan membentuk ideologinya masing-masing. Pada masamasa berikutnya system pemerintahan Islam lebih cenderung ke sistem warisan yang di mulai ketika masa Muawiyah pada pemerintahan Dinasti Umayah. Indonesia hingga saat masih ini menggunakan sistem demokrasi dalam menjalankan kepemerintahannya. Demokrasi dianggap efektif bagi perkembangan Indonesia karena pada masa sebelumnya, beberapa macam sistem pernah diaplikasikan di Negara ini. Sistem demokrasi di Indonesia mengandung nilai-nilai keislaman karena sebagian besar penduduk dan pemimpin berasal dari umat Islam. Keadaan ini dapat juga disebut pemerintahan islami atau sistem pemerintahan yang mengakomodasi nilai-nilai keislaman. Dalam sistem pemerintahan demokrasi Indonesia, dibentuk daerah-daerah otonom untuk menjalankan proses demokrasi, agar dapat memperkecil

tekanan pemerintahan, meningkatkan kebebasan politik dan tingkat kesejahteraan manusia. Menurut Robet A. Dahl: "Otonom akan menimbulkan peluang-peluang untuk melancarkan destruksi. Setiap daerah otonom dapat berpeluang untuk mengabadikan ketidakadilan, melestarikan egoisme sempit dan juga untuk menghancurkan demokrasi itu sendiri". Sehingga menurutnya setiap daerah otonom harus memiliki kualitas dan pengawasan tertentu. Selain itu, pada sistem demokrasi di Negeri ini yang menggunakan pemilu dengan sistem multipartai, dalam pemilihan wakil-wakil rakyat saja masih terdapat banyak kekurangan, seperti operasional yang besar tapi tidak efektif, sebagai contoh adalah lambatnya perhitungan suara dan kondisi IT yang amburadul, padahal biaya IT sangatlah besar, sehingga mensinyalir ada unsur KKN. Dilihat dari tendernya saja, pengadaan IT pemilu tidak melalui lelang, tetapi melalui penunjukan langsung. Ini menjadi tanggung jawab bagi para pemimpin dan yang dipimpin (rakyat), dan juga kita sebagai mahasiswa sebagai generasi masa depan. Kita harus bisa membuat suatu perubahan kearah yang lebih baik dan harus bersikap lebih dewasa dalam segala hal. Karena salah satu bentuk ketidakdewasaan adalah melakukan hal yang sama secara berulang-ulang dan mengharapkan hasil yang berbeda. Ironis memang, jika kita melihat masalah-masalah yang terjadi dalam pemilu yang berskala nasional saat ini, Jika melihat realita yang terjadi ketika diadakan pesta demokrasi skala kecil seperti di sekolah atau di tingkat perguruan tinggi, kita masih merasa kesulitan dalam menghadapi masalah yang muncul. Sebagi solusi kita harus bisa mengatasi penyebab runtuhnya umat islam pada masa ini. Menurut Syekh Hasan Annadwi dalam bukunya Maza Khasiral Aalami Binhithaatil Muslimin mengatakan: "Ada lima penyebab runtuhnya umat islam: 1.Kepemimpinan berada di tangan yang tidak layak, 2. politik di pisah kan dari agama, 3. pemimpin dan para pengauasa muslim memberikan contoh yang buruk, 4. para ilmuwan muslim gagal mengembangkan ilmu,

5.timbul

nya

bid'ah

dan

kesesatan

dalam

dunia

islam".12

12

Ibid.

You might also like