You are on page 1of 8

MAKALAH AGAMA

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

DISUSUN OLEH: ANDRIAN MISTAVIRUL (21010111130069) ANDIKA YUDHA P (21010111130070) PAIZAL PEBRIYANTO (21010111130071 RIDWAN PRADANA (21010111130072) PUTRI LOKITA PURNAMA C (21010111130073) KELOMPOK 5

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN 2011/2012

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB 1 PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

I.2 RUMUSAN MASALAH 1.2.1 Apa pengertian Islam sebagai agama Rahmatan Lil Alamin? 1.2.2 Dialog umat beragama 1.2.3 Apa maksud dari Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Insaniyah ? 1.2.4 Bagaimana kebersamaan umat beragama dalam kehidupan sosial? I.3 TUJUAN 1.3.1 Mengetahui pengertian Islam sebagai agama Rahmatan Lil Alamin. 1.3.2 Mengetahui dialog umat beragama. 1.3.3 Mengetahui maksud dari Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Insaniyah. 1.3.4 Mengetahui Bagaimana kebersamaan umat beragama dalam kehidupan sosial.

BAB II PEMBAHASAN

II.1 ISI II.1.1 Pengertian Islam sebagai agama rahmatan lil alamin Islam merupakan agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Ajaran Islam diturunkan oleh Allah ke muka bumi ini melalui utusan-Nya yakni Rosulullah Muhammad SAW untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Agama Islam yang yang mengandung ajaran yang sempurna untuk dijadikan pedoman hidup manusia untuk menggapai keselamatan, kedamaian, kemakmuran, kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat, itulah misi Nabi Muhammad mengajarkan Islam kepada umat manusia. Kemakmuran disini bukan hanya ditujukan kepada manusia semata namun untuk seluruh makhluk yang ada di alam semesta ini yakni manusia, tumbuh-tumbuhan, binatang, alam dan lingkungan sekitar, serta semua makhluk ciptaan Allah. Oleh karena itu untuk mencapai itu semua harus memperhatikan kembali aspek hubungan antara manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia, serta hubungan manusia dengan alam. 1. Hubungan Manusia dengan Allah SWT. Salah satu dasar hubungan antara manusia dengan Allah SWT adalah suatu keyakinan manusia itu sendiri terhadap Allah SWT sebagai Robb semesta alam. Hubungan vertikal antara manusia dengan Allah SWT harus dilandasi sebuah keimanan bahwa hanya Allah-lah satu-satunya Tuhan tempat mengadu, bergantung dan tempat memohon pertolongan.Keyakinan seseorang kepada Allah akan memberikan ketenangan dalam hidup manusia. Dalam konsep tauhid akan dikupas lebih detail dalam cabang ilmu, yaitu ilmu tauhid, ushuluddin, ilmu kalam, dsb. Al Quran dan Hadist juga mengatur hubungan vertikal antara manusia dengan Allah SWT. Keyakinan atau keimanan inilah yang akan membawa manusia ke dalam ketaqwaan. 2. Hubungan Manusia dengan Manusia lainnya. Manusia dalam kesehariannya sudah tentu berhubungan dan berinteraksi dengan manusia lainnya karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Sehingga hubungan antar manusia itu diatur dalam Al Quran dan Hadist agar tercipta keharmonisan, ketentraman dan kedamaian dalam kehidupannya. Adapun kunci untuk menggapai ketaqwaan adalah sebagai berikut: a. Berpegang teguh pada tali (agama) Allah SWT dan jangan bercerai berai. Dalam hidup ini harus senantiasa berpegang teguh pada ajaran-ajaran agama Islam yang

benar. Dan sesama muslim kita senantiasa menghormati perbedaan yang terjadi. Kita tidak boleh menuduh seseorang sebagai orang kafir, munafiq, atau mengejek sesama muslim karena perbedaan itu. Tetapi apabila ada dari saudara kita sesame muslim yang menyimpang dari ajaran Islam kita harus mengajaknya untuk kembali kejalan yang benar (amar maruf nahi mungkar). Sesama muslim harus bersatu dan saling tolong menolong dalam kebaikan. Dalam pelaksanaan secara teknisnya dalam bermuamalah terdapat 3 macam yaitu : i. Ukhuwah Islamiah Dalam hal aqidah Islam kita bersaudara sesama umat Islam lainnya. ii. Ukhuwah Basyariyah/ Insaniyah Persaudaraan antar sesama manusia yakni kita senantiasa berlaku baik pada setiap manusia karena derajat kita sama dihadapan Allah kecuali iman dan taqwa yang membedakannya. Sehingga kita harus saling tolong menolong dan menghormati orang lain. b. Nikmat dari Allah harus senantiasa disyukuri Banyak sekali nikmat yng diberikan Allah SWT kepada kita, bahkan kita tak mampu menghitung nikmat yang telah kita terima tersebut. c. Mengajak pada Kebaikan dengan Dasar Amar Maruf Nahi Mungkar Apabila mengajak pada kebaikan sudah seharusnya kita menyesuaikan antara ucapan/ ajakan kita dengan tindakan yang riil. Apabila menolong agama Allah, insyaAllah Allah akan menolong seriap urusan kita. d. Jangan Melupakan sejarah Tanpa sejarah mungkin kita tidak bisa mengembangkan dan memajukan Indonesia menuju kemakmuran. Inilah konteks hubungan antar manusia. Dalam melakukan sesuatu pun kita tidak boleh semau kita sendiri, kita harus berkaca pada sejarah, jika ada sesuatu yang baik maka harus dilanjutkan tapi bila sesuatu yang buruk yang didapati dalam sejarah itu maka harus ditinggalkan. 3. Hubungan Manusia dengan Alam Banyak disebutkan dalam hadist bahwa kita harus senantiasa menjaga harmonisasi hubungan antara manusia dengan alam sekitar. Alam telah memberikan bnyak manfaat bagi manusia sehingga sudah selayaknya kita melestarikan alam untuk kemaslahatan umat dan kesejahteraan hidup manusia, jangan malah merusak alam dan lingkungan.

II.1.2 Dialog umat beragama Dialog antar umat beragama merupakan pendekatan yang bersifat politis. Pertemuan dan dialog bersifat ilmiah filosofis menghasilkan agree in disagreement (setuju dalam perbedaan) Pendekatan praktis pragmatis yaitu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat agar kehidupan beragama makin semarak, dalam kehidupan pribadi, masyarakat dan bernegara. Prasyarat Dialog Antar Umat Beragama Syarat untuk mencapai dialog antar umat beragama adalah dipenuhinya prasyarat dialog, seperti pelaku dialog yang mencapai kesadaran moral otonom, memegang prinsip etika universal, memerhatikan setiap pola tindakan yang dilakukan, menciptakan kondisi dan situasi pembicaraan ideal dengan mengatasi segala macam hambatan, dan kemungkinan distorsi yang terjadi dalam komunikasi.

II.1.3 Pengertian ukhuwah islamiyah dan ukhuwah insaniyah II.1.4 Kebersamaan Umat beragama dalam kehidupan sosial

BAB III

PENUTUP III.1 KESIMPULAN III.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA

You might also like