You are on page 1of 5

Tugas kuliah: Elektronika III, Tahun: 2011, Semester: V

Alat Penampil Nominal Uang Logam Rupiah


Arya Gamma Aditia (0906529615), Departemen Fisika, Universitas Indonesia

AbstractUang logam atau kadangkala disebut koin adalah


logam yang digunakan sebagai alat transaksi ekonomi dan biasanya diterbitkan oleh pemerintah. Biasanya uang logam berbentuk bulat meski hal ini tidak selalu demikian. Sebuah uang logam biasanya memiliki dua sisi: sisi yang menampilkan nilai uang yang diwakili dan sisi sebaliknya yang biasanya berbentuk gambar. Perkembangan teknologi elektronika memicu berkembangnya dunia mekatronika yang pada mulanya menggunakan cara konvensional berubah menggunakan cara modern dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Bukan hanya di sektor industri, sektor perbankanpun tidak luput dari penggunaan kemajuan teknologi, satu benda yang perlu dikembangkan lagi adalah mesin untuk menampil nominal uang logam yang pada pengembangannya dapat digunakan sebagai sensor uang logam untuk menjual tiket, untuk menjual permen, dan untuk alat transaksi lainnya yang membutuhkan pembayaran menggunakan uang logam sehingga transaksi akan lebih cepat dan praktis daripada menggunakan cara konvensional. Tujuan yang hendak dicapai pada proyek ini adalah pembuatan perangkat keras dan lunak dari penampil nominal uang logam rupiah berbasis FPGA dengan menggunakan altera de0-nano. Hasil yang diperoleh melalui serangkaian metode tersebut adalah sebuah alat yang mampumembedakan dan menampilkan nominal tiga jenis uang logam dalam satuan rupiah. Akan tetapi masih memilikiketerbatasan yaitu keterbatasan hanya tiga jenis uang logam yang dapat ditampilkan. Index Termssensor, uang logam, uang koin, rupiah, nominal, FPGA, altera, de0-nano.

menjaga mesin minuman. Konsep mekatronika mesin penjual minuman yang dapat memindai nominal uang kertas tersebut akan diterapkan pada uang logam sehingga uang logam dapat dilakukan sebagai alat untuk jual beli otomatis seperti untuk membeli permen, membeli karcis busway, membayar parkir, dan transaksi lainnya yang dapat dilakukan dengan pembayaran menggunakan uang logam. Untuk alat ini tidak didesain untuk sebagai mesin penjual, namun hanya sebagai alat untuk menampilkan nominal uang logam rupiah. Dan pada pengembangannya dapat digunakan sebagai alat untuk transaksi jual beli otomatis. Alat-alat ini pada dasarnya menggunakan rangkaian gerbang logika yang dihasilkan dari IC atau FPGA. Pada alat penampil nominal uang logam rupiah ini digunakan FPGA sebagai device untuk memprogram gerbang-gerbang logika yang ingin digunakan untuk menghasilkan kode biner tertentu untuk mengoperasikan seven segment. FieldProgrammable Gate Array (FPGA) adalah komponen elektronika dan semikonduktor yang mempunyai komponen gerbang terprogram (programmable logic) dan sambungan terprogram. Komponen gerbang terprogram yang dimiliki meliputi jenis gerbang logika biasa (AND, OR, XOR, NOT) maupun jenis fungsi matematis dan kombinatorik yang lebih kompleks (decoder, adder, subtractor, multiplier, dll). Blokblok komponen di dalam FPGA bisa juga mengandung elemen memori (register) mulai dari flip-flop sampai pada RAM (Random Access Memory). Pengertian terprogram (programmable) dalam FPGA adalah mirip dengan interkoneksi saklardalam breadboard yang bisa diubah oleh pembuat desain. Dalam FPGA, interkoneksi ini bisa diprogram kembali oleh pengguna maupun pendesain di dalam lab atau lapangan (field). Oleh karena itu jajaran gerbang logika (Gate Array) ini disebut field-programmable. Jenis gerbang logika yang bisa diprogram meliputi semua gerbang dasar untuk memenuhi kebutuhan yang manapun. Secara umum FPGA akan lebih lambat jika dibandingkan dengan jenis chip yang lain seperti pada chip ApplicationSpecific Integrated Circuit (ASIC). Hal ini karena FPGA menggunakan power/daya yang besar bentuk desain yang kompleks. Beberapa kelebihan dari FPGA antara lain adalah harga yang murah, bisa diprogram mengikuti kebutuhan, dan kemampuan untuk di program kembali untuk mengkoreksi adanya bugs. Jenis FPGA dengan harga murah biasanya tidak bisa diprogram dan dimodifikasi setelah proses desain

I.

PENDAHULUAN

erkembangan teknologi yang sangat cepat ini memicu berkembangnya dunia mekatronika yang pada mulanya menggunakan cara konvensional berubah menggunakan cara modern dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Bukan hanya di sektor industri, sektor jual beli pun tidak luput dari penggunaan kemajuan teknologi, seperti misalnya alat penjual minuman otomatis yang sekarang banyak terdapat di pusat keramaian seperti halte busway, stasiun kereta api, airport, pusat perbelanjaan, dan pusat-pusat keramaian lainnya. Mesin tersebut dapat memindai uang kertas yang dimasukkan ke lubang tempat memasukkan uang kertas itu lalu mesin tersebut dapat memindai besaran nominal uang ketas yang dimasukkan sampai dengan besaran harga minuman tersebut, setelah itu mesin memroses langkah selanjutnya yaitu pembeli dapat memilih minuman yang diinginkannya. Peralatan ini sangat praktis dan otomatis, sehingga tenaga manusia tidak terbuang sia-sia hanya untuk

Tugas kuliah: Elektronika III, Tahun: 2011, Semester: V dibuat (fixed-version). Chip FPGA yang lebih kompleks dapat diperoleh dari jenis FPGA yang dikenal dengan CPLD (Complex-Programmable Logic Device).[1] II. METODE Alat penampil nominal uang logam rupiah ini mengandalkan FPGA sebagai pengoperasi rangkaian gerbang logika yang digunakan untuk menghasilkan kode biner tertentu. FPGA yang digunakan untuk alat ini adalah Altera De0-nano. De0-nano adalah sebuah compact board yang berukuran 49 mm x 75 mm, alat ini diprogram dengan software Quartus II, lalu dihubungkan dengan USB ke komputer sehingga bahasa pemrograman yang dibuat di komputer dengan software Quartus II tertanam pada papan De0-nano. Selain itu untuk rangkaian input yang tegangannya berupa kode biner yang akandigunakan sebagai input bagi FPGA digunakan sensor yang dapat mengenali jenis uang logam berdasarkan diameternya. Hasil sensor ini menghasilkan kode biner tertentu yang akan diproses oleh FPGA. Sensor ini akan menghasilkan kode biner 001 ketika dimasukan uang logam Rp.100, menghasilkan kode biner 011 ketika dimasukkan uang logam Rp.200, dan menghasilkan kode biner 111 ketika dimasukkan uang logam Rp.500,00. Bagaimana sensor ini bekerja dapat dilihat pada Gambar 1. Dari kode biner yang dihasilkan dari sensor pada rangkaian input maka dibuat peta Karnaugh yang dapat menghasilkan output yang kita inginkan untuk membentuk pola angka pada seven segment. Tabel yang menunjukkan kode biner untuk seven segment dari input kode biner tertentu untuk angka ratusan dapat dilihat pada Tabel 1. Peta karnaugh yang digunakan untuk menampilkan angka ratusannya untuk masing-masing segment pada seven segment dapat dilihat pada tabel selanjutnya. Peta Karnaugh untuk segment a angka ratusan dapat dilihat di Tabel 2. Peta Karnaugh untuk segment b angka ratusan dapat dilihat di Tabel 3. Peta Karnaugh untuk segment c angka ratusan dapat dilihat di Tabel 4. Peta Karnaugh untuk segment d angka ratusan dapat dilihat di Tabel 5. Peta Karnaugh untuk segment e angka ratusan dapat dilihat di Tabel 6. Peta Karnaugh untuk segment f angka ratusan dapat dilihat di Tabel 7. Peta Karnaugh untuk segment g angka ratusan dapat dilihat di Tabel 8.

A 0 0 0 0 0 0 0 0 a

B 0 0 0 0 1 1 1 1

C 0 0 1 1 0 0 1 1

D 0 1 0 1 0 1 0 1

a 0 0 0 0 0 0 1 1

b 0 0 0 0 1 0 1 0

c 0 0 0 0 1 0 0 1

d 0 0 0 0 0 0 1 1

e 0 0 0 0 0 0 1 0

f 0 0 0 0 0 0 0 1

g 0 0 0 0 0 0 1 1

Tabel 1. Kode biner untuk seven segment ratusan

CD\AB 00 01 11 10 a=A+BC

00 0 0 0 0

01 0 0 1 1

11 X X X X

10 X X X X

Tabel 2. Peta Karnaugh untuk segment a angka ratusan

b CD\AB 00 01 11 10 00 0 0 0 0 01 1 0 0 1 11 X X X X 10 X X X X

b=A+BC'D'+BCD'
Tabel 3. Peta Karnaugh untuk segment b angka ratusan

c CD\AB 00 01 11 10 c=A+BC'D'+BCD
Tabel 4. Peta Karnaugh untuk segment c angka ratusan

00 0 0 0 0

01 1 0 1 0

11 X X X X

10 X X X X

d CD\AB 00 01 11 10 d=A+BC
Gambar 1. Sensor Uang Logam Tabel 5. Peta Karnaugh untuk segment d angka ratusan

00 0 0 0 0

01 0 0 1 1

11 X X X X

10 X X X X

Tugas kuliah: Elektronika III, Tahun: 2011, Semester: V e CD\AB 00 01 11 10 e=A+BCD'


Tabel 6. Peta Karnaugh untuk segment e angka ratusan

00 0 0 0 0

01 0 0 0 1

11 X X X X

10 X X X X

f CD\AB 00 01 11 10 f=A+BCD
Tabel 7. Peta Karnaugh untuk segment f angka ratusan

Gambar 2. Rangkaian Gerbang Logika

00 0 0 0 0

01 0 0 1 0

11 X X X X

10 X X X X

g CD\AB 00 01 11 10 g=A+BC
Tabel 8. Peta Karnaugh untuk segment g angka ratusan

00 0 0 0 0

01 0 0 1 1

11 X X X X

10 X X X X

Sedangkan untuk menampilkan angka puluhan dan satuannya ditunjukan pada tabel yang menunjukan kode biner untuk seven segment dan input kode binernya dapat dilihat di Tabel 9. Namun karena untuk angka puluhan dan satuannya hanya membentuk angka nol untuk semua angka ratusan yang terbentuk maka semua segment pada seven segment akan terbentuk peta karnaugh yang sama yaitu a=b=c=d=e=f=A+BC'D'+BC, kecuali untuk segment g yang memang tidak dibutuhkan untuk menampilkan angka nol. Peta karnaugh untuk angka puluhan dan satuannya dapat dilihat di tabel 10. Dari peta karnaugh tersebut maka akan terbentuk rangkaian gerbang logika yang di program untuk FPGA. Gambar rangkaian gerbang logika yang terbentuk dari peta karnaugh dapat dilihat pada Gambar 2. Dari rangkaian gerbang logika tersebut dihubungkan ke tiga buah seven segment sebagai outputnya yang akan menampilkan angka nominal uang logam rupiah. Alat penampil uang logam rupiah ini hanya mampu bekerja hanya jika dimasukkan uang logam Rp.100, Rp.200, dan Rp.500. selain ketigauang tersebut maka alat tidak dapat berfungsi. Alat penampil uang logam rupiah ini dibentuk menjadi bentuk balok yang dibuat dari bagan styrofoam yang didalamnya telah terpasang sensor uang logam, dan seven segment sebagai penampil nominalnya. Ukuran panjang x lebar x tinggi alat penampil uang logam ini adalah 19cm x 8cm x 15cm. Untuk sumber tegangan yang digunakan pada alat ini adalah tegangan yang terdapat dari De0-nano.Pin-pin yang digunakan di De0-nano yang menghubungkan dari rangkaian input dan outputnya ditunjukkan pada Tabel 11. Input x y z Lokasi PIN PIN_A8 PIN_B8 PIN_A2 output segment a ratusan segment b ratusan segment c ratusan segment d ratusan segment e ratusan segment f ratusan segment g ratusan Angka nol puluhan dan ratusan (a:b:c:d:e:f) Lokasi PIN PIN_A5 PIN_B6 PIN_B7 PIN_A7 PIN_C8 PIN_E7 PIN_E8 PIN_D5

A 0 0 0 0 0 0 0 0

B 0 0 0 0 1 1 1 1

C 0 0 1 1 0 0 1 1

D 0 1 0 1 0 1 0 1

a 0 0 0 0 1 0 1 1

b 0 0 0 0 1 0 1 1

c 0 0 0 0 1 0 1 1

d 0 0 0 0 0 0 1 1

e 0 0 0 0 1 0 1 1

f 0 0 0 0 1 0 1 1

g 0 0 0 0 0 0 0 0

Tabel 1. Kode biner untuk seven segment ratusan

a=b=c=d=e=f CD\AB 00 01 11 10 a=A+BC'D'+BC


Tabel 9. Peta Karnaugh untuk segment a angka ratusan

00 0 0 0 0

01 1 0 1 1

11 X X X X

10 X X X X

Tabel 11. Lokasi PIN di De0-nano

Tugas kuliah: Elektronika III, Tahun: 2011, Semester: V III. HASIL Adapun tampilan perangkat keras yang sudah di kemas sedemikian rupa sehingga menjadi alat penamipil uang logam rupiah lengkap dengan sensor uang logam dan seven segment sebagai penampil nominal seperti tampak pada Gambar 3. Dari Gambar 3, dapat dijelaskan fungsi-fungsi dari sistem miniatur sistem lampu lalu lintas yang dibuat sebagai berikut: 1. Tiga buah seven segment sebagai penampil nominal 2. Kabel-kabel yang menghubungkan antara rangkaian alat penampil uang logam eksternal dengan De0-nano 3. Lubang untuk memasukkan uang logam rupiah Dari hasil teori, percobaan menggunakan EWB dan eksperimen dapat dilihat bahwa dari rangkaian gerbang logika yang ditanam di De0-nano tersebut dihubungkan ke tiga buah seven segment maka akan tebentuk 100 ketika diberikan input biner 001 (uang logam Rp.100), terbentuk 200 ketika diberikan input biner 011 (uang logam Rp.200), dan tebentuk 500 ketika diberikan input biner 111 (uang logam Rp.500). Namun karena tegangan yang disediakan oleh De0-nano tidak cukup untuk menyalakan tiga buah seven segment maka pada saat dicoba maka yang dapat dinyalakan hanya satu seven segment, yaitu angka yang menunjukkan nominal untuk angka ratusannya saja. Secara keseluruhan dan fungsional alat penampil nominal uang logam rupiah ini dapat berfungsi dengan baik diluar kekurangan pada tegangan yang keluar cukup kecil sehingga tidak dapat menyalakan ketiga seven segment. IV. PEMBAHASAN Pada dasarnya rangkaian alat penampil uang logam rupiah ini adalah rangkaian gerbang logika yang dikembangkan dengan rangkaian eksternal input yang berupa sensor uang logam yang dapat menghasilkan kode biner ternetu sesuai dengan diameter uang logam dan sebagai eksternal outpurnya diberikan seven segment.

Gambar 4. Percobaan menggunakan EWB dengan masing-masing input biner

Gambar 3. Alat Penampil Uang Logam rupiah menampilkan nominal lima ratus Rupiah

Rangkaian gerbang logika ini dibuat berdasarkan peta karnaugh yang dibuat berdasarkan input dari sensor uang logam yang diinginkan yang akan menghasilkan angka tertentu pada output yang berupa tiga buah seven segment. Dari rangkaian gerbang logika tersebut akan dihubungkan ke tiga buah seven segment yang akan tebentuk 100 ketika diberikan input biner 001 (uang logam Rp.100), terbentuk 200 ketika diberikan input biner 011 (uang logam Rp.200), dan tebentuk 500 ketika diberikan input biner 111 (uang logam Rp.500). Gambar eksperimen dengan EWB dapat dilihat pada gambar 4. Dengan EWB ketika diberikan input 3,3V yang disesuaikan dengan tegangan Vcc yang diberikan De0-nano dapat menyalakan semua seven segment yang berjumlah tiga buah. Namun ketika dicoba pada alat yang sesungguhnya tegangan 3,3V dari De0-nano tidak dapat menyalakan semua seven-segment, yang dapat dinyalakan adalah satu seven segment yang menampilkan angka ratusan nominal uang logam rupiah. Rangkaian ini diharapkan dapat dikembangkan lagi menjadi rangkaian yang dapat digunakan sebahgai alat yang dapat di aplikasikan untuk kehidupan sehari-hari, seperti alat untuk bertransaksi seperti alat untuk menjual permen atau yang lainnya.

Tugas kuliah: Elektronika III, Tahun: 2011, Semester: V V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil teori dan eksperimen dapat dilihat bahwa alat penampil nominal uang logm rupiah dapat menampilkan nominal uang logam rupiah yang dimasukkan. Hasil output ini didapat dari rangkaian gerbang logika yang diprogram di De0-nano. Alat hanya dapat menampilkan uang logam Rp.100, Rp.200, dan Rp.500. Alat ini tidak dapat menyalakan semua seven segment yang berjumlah tiga buah ketika diberikan input 3,3V yang disediakan De0-nano, melainkan input 3,3V ini hanya dapat menyalakan satu buah seven segment. Satu seven segment yang dinyalakan adalah seven segment yang menampilkan angka ratusan nominal uang logam rupiah. Apabila alat ini ingin digunakan untuk mengitung lebih banyak lagi jenis model uang koin yang harus di ganti adalah sensornya yang digunakan sebagai pemindai, dan peta karnaugh tentunya harus ditambahkan lagi sesuai jumlah masukkan koin yang berbeda. Alat ini dapat dikembangkan jika akan digunakan sebagai alat untuk transaksi jual beli. Agar alat dapat bekerja lebih sempurna maka alat dapat dirancang dengan konstruksi yang lebih kompleks dan lebih baik lagi. REFERENCES [1] Artikel : FPGA Database. sumber : http://sologic.net/en/knowledgebase/fpga_ [2] Karyanto, Sari. Prototipe Mesin Penyeleksi dan Penghitung Uang Logam Berbasis Mikrokontroler ATMEL AVR AT90S8515 [3] Budiharto, W., & Firmansyah, S. (2004). Elektronika Digital dan Mikroprosesor. Yogyakarta: Penerbit Andi. [4] Mismail, B. (1997). Dasar-Dasar Rangkaian Logika Digital. Malang: Penerbit ITB. [5] Feedback Instruments Ltd. PLD Development and Training System (PL-DATS) - Reference Manual.

Arya Gamma Aditia, lahir di Jakarta, tanggal 22 Mei 1991, pada saat ini sedang menyelesaikan pendidikan S-1 di Departemen Fisika, Universitas Indonesia.

You might also like