Professional Documents
Culture Documents
Mata Kuliah yang disajikan oleh Penulis, mengasisteni Dr. Fisher Zulkarnaen, M.Sc.
Berisi ringkasan materi dan informasi nilai yang diperoleh mahasiswa.
About Me
Name: Uwes Fatoni
Location: Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Staf Pengajar Fakultas Dakwah UIN SGD Bandung sejak tahun 2002.
Sejarah Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang terjadi di dalamnya.
Namun dalam menguraikannya tidak cukup sekedar melihat sejarah Bangsa Indonesia
tapi diperlukan analisis sistem agar lebih efektif. Dalam proses politik biasanya di
dalamnya terdapat interaksi fungsional yaitu proses aliran yang berputar menjaga
eksistensinya. Sistem politik merupakan sistem yang terbuka, karena sistem ini dikelilingi
oleh lingkungan yang memiliki tantangan dan tekanan.
Dalam melakukan analisis sistem bisa dengan pendekatan satu segi pandangan saja
seperti dari sistem kepartaian, tetapi juga tidak bisa dilihat dari pendekatan tradisional
dengan melakukan proyeksi sejarah yang hanya berupa pemotretan sekilas. Pendekatan
yang harus dilakukan dengan pendekatan integratif yaitu pendekatan sistem, pelaku-
saranan-tujuan dan pengambilan keputusan
Proses politik mengisyaratkan harus adanya kapabilitas sistem. Kapabilitas sistem adalah
kemampuan sistem untuk menghadapi kenyataan dan tantangan. Pandangan mengenai
keberhasilan dalam menghadapi tantangan ini berbeda diantara para pakar politik. Ahli
politik zaman klasik seperti Aristoteles dan Plato dan diikuti oleh teoritisi liberal abad ke-
18 dan 19 melihat prestasi politik dikuru dari sudut moral. Sedangkan pada masa modern
sekarang ahli politik melihatnya dari tingkat prestasi (performance level) yaitu seberapa
besar pengaruh lingkungan dalam masyarakat, lingkungan luar masyarakat dan
lingkungan internasional.
Pengaruh ini akan memunculkan perubahan politik. Adapun pelaku perubahan politik
bisa dari elit politik, atau dari kelompok infrastruktur politik dan dari lingkungan
internasional.
Perubahan ini besaran maupun isi aliran berupa input dan output. Proes mengkonversi
input menjadi output dilakukan oleh penjaga gawang (gatekeeper).
1. Kapabilitas Ekstraktif, yaitu kemampuan Sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Kemampuan SDA biasanya masih bersifat potensial sampai kemudian digunakan
secara maksimal oleh pemerintah. Seperti pengelolaan minyak tanah, pertambangan
yang ketika datang para penanam modal domestik itu akan memberikan pemasukan
bagi pemerintah berupa pajak. Pajak inilah yang kemudian menghidupkan negara.
2. Kapabilitas Distributif. SDA yang dimiliki oleh masyarakat dan negara diolah
sedemikian rupa untuk dapat didistribusikan secara merata, misalkan seperti sembako
yang diharuskan dapat merata distribusinya keseluruh masyarakat. Demikian pula
dengan pajak sebagai pemasukan negara itu harus kembali didistribusikan dari
pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
5. kapabilitas responsif, dalam proses politik terdapat hubungan antara input dan output,
output berupa kebijakan pemerintah sejauh mana dipengaruhi oleh masukan atau
adanya partisipasi masyarakat sebagai inputnya akan menjadi ukuran kapabilitas
responsif.
6. kapabilitas dalam negeri dan internasional. Sebuah negara tidak bisa sendirian hidup
dalam dunia yang mengglobal saat ini, bahkan sekarang banyak negara yang memiliki
kapabilitas ekstraktif berupa perdagangan internasional. Minimal dalam kapabilitas
internasional ini negara kaya atau berkuasa (superpower) memberikan hibah (grants)
dan pinjaman (loan) kepada negara-negara berkembang.
Ada satu pendekatan lagi yang dibutuhkan dalam melihat proses politik yaitu pendekatan
pembangunan, yang terdiri dari 2 hal:
Sejarah Sistem politik Indonesia dilihat dari proses politiknya bisa dilihat dari masa-masa
berikut ini:
- Masa prakolonial
- Masa Reformasi
• Penyaluran tuntutan
• Pemeliharaan nilai
• Kapabilitas
• Integrasi vertikal
• Integrasi horizontal
• Gaya politik
• Kepemimpinan
• Partisipasi massa
• Keterlibatan militer
• Aparat negara
• Stabilitas
• Stabilitas - instabilitas
• Penyaluran tuntutan – tinggi tapi tidak tersalurkan karena adanya Front nas
• Stabilitas - stabil
• Stabilitas stabil
6. Masa Reformasi
• Stabilitas - instabil
Berisi ringkasan materi dan informasi nilai yang diperoleh mahasiswa.
KEWENANGAN
Definisi
Kewenangan adalah hak moral untuk membuat dan melaksanakan keputusan politik
Tugas dan kewenangan untuk mencapai tujuan masyarakat atau negara disebut fungsi
Sumber kewenangan
Tipe kewenangan
2. Kewenangan substansial yaitu berasal dari tradisi, kekuatan sakral, kualitas pribadi dan
instrumental
Setiap masyarakat pasti memakai kedua tipe kewenangan ini hanya yang satu dijadikan
sebagai yang utama dan yang lain sebagai pelengkap
Peralihan kewenangan
1) Menerima
2) Mempertanyakan (skeptis)
3) Menolak
4) Kombinasi
LEGITIMASI
Definisi
Objek legitimasi
krisis ini terjadi secara berurutan ketika sudah mencapai krisis kebijakan maka
sebenarnya sudah terlewati krisis identitas, krisis konstitusi, krisis kelembagaan dan krisis
kepemimpinan. Maka bila semuanya sudah mengalami krisis disebutlah krisis legitimasi.
Kadar legitimasi
a. pra legitimasi, ada dalam pemerintahan yang baru terbentuk yang meyakini
memiliki kewenangan tapi sebagian kelompok masyarakat belum mengakuinya
b. berlegitimasi, yaitu ketika pemerintah bisa meyakinkan masyarakat dan
masyarakat menerima dan mengakuinya.
c. Tak berlegitimasi, ketika pemimpin atau pemerintah gagal mendapat pengakuan
dari masyarakat tapi pemimpin tersebut menolak untuk mengundurkan diri,
akhirnya muncul tak berlegitimasi. Untuk mempertahankan kewenangannya
biasanya digunakan cara-cara kekerasan.
d. Pasca legitimasi, yaitu ketika dasar legitimasi sudah berubah.
3. pemilu untuk memilih orang atau referendum untuk menentukan kebijakan umum.
Tipe legitimasi
Manfaat legitimasi
Krisis legitimasi
Politik tanpa kekuasaan bagaikan agama tanpa moral karena begitu berkaitannya antara
keduanya.
- Influence atau pengaruh, yaitu bagimana seseorang mampu mempengaruhi agar orang
lain berubah secara sukarela.
- Coersion adalah ancaman atau paksaan agar orang lain sesuai dengan kehendak yang
punya kekuasaan.
- Force yaitu tekanan fisik, seperti membatasi kebebasan. Ini biasanya dilengkapi dengan
sejata, sehingga orang lain mengalami ketakutan.
• Tujuan
• Cara
• Hasil
Oleh karena agar kekuasaan tidak disalahartikan maka perlu difahami makna kekuasaan,
yaitu :
5. Pihak yang mempunyai sumber kekuasaan belum tentu punya kekuasaan, bergantung
pada kemampuannya untuk menggunakan sumber kekuasaan itu.
6. Penggunaan sumber kekuasaan dapat dengan paksaan, konsensus atau kombinasi dari
keduanaya.
Jadi kekuasaan bukan hanya paksaan atau kekerasan atau manipulasi tetapi bisa juga
konsensus dan kerelaan
a. Potensial – aktual artinya sumber kekuasaan bila belum digunakan maka masih bersifat
potensial bila sudah digunakan berarti sudah aktual.
b. Positif – negatif maksudnya kekuasaan apakah untuk mencapai tujuan tertentu (positif)
atau untuk mencegah pihak lain (negatif)
e. Implisit – eksplisit kekuasaan bisa secara kasat mata dirasakan atau tidak dirasakan
- Bagaimana dilaksanakan
- Bagaimana didistribusikan
3. Normatif seperti pemimpin agama, kepala suku atau pemerintah yang diakui.
Empat hal ini menjadi penunjang seseorang yang punya sumber kekuasaan menjadi
penguasa. Karena kekuasaan cenderung berkembang biak
b- Model pluralis
c- Model populis
Mengkaji tentang sejarah ilmu politik bisa dilihat dari dua pandangan yaitu pembahasan
secara luas atau secara sempit. Secara luas berarti ilmu politik telah ada sejak zaman
dahulu berupa pembahasan dalam buku-buku tertentu yang telah dikarang masa lampau,
sedangkan secara sempit berarti ilmu politik dilihat dari aspek sistematisasinya sebagai
ilmu dan pengakuannya dari aspek akademis.
Ilmu politik telah ada sejak zaman dahulu, ini bisa dilihat dari karya-karya berikut;
a. Yunani tahun 450 SM terdapat buku karya Herodatus, Plato dan Aristoteles.
- Abad 18 dan 19 di Jerman, Austria dan Prancis telah muncul pembahasan tentang politik
namun masih kental dipengaruhi hukum dan negara.
- Di Inggris tahun 1895 muncul lembaga London School of Economic and Political
Science
- Di AS tahun 1858 diangkat Francis Lieber sebagai guru besar Sejarah dan Ilmu politik
di columbia College.
- Unesco lembaga dibasah PBB tahun 1948 melahirkan buku Contemporary Political
Science
Dalam Buku Contemporary Political Science ini terdapat 4 bidang ilmu politik, yaitu:
1. Teori Politik
2. Lembaga Politik (Undang-Undang, pemerintah)
3. Partai
Teori politik adalah generalisasi dari phenomena-phenomena politik. Teori politik ini
terdiri dari :
- Tujuan politik
1. Valuational artinya ilmu politik berdasarkan moral dan norma politik. Teori valuational
ini terdiri dari filsafat politik, ideologi dan politik sistematis.
Menurut Harold Laswell terdapat 8 nilai yang dikejar dalam politik, yaitu ;
1. Kekuasaan
2. Pendidikan
3. Kekayaan
4. Kesehatan
5. Keterampilan
6. Kasih sayang
7. Kejujuran/keadilan
8. Keseganan
Ilmu politik tidak berdiri sendiri namun memiiki kaitan dengan ilmu-ilmu lainnya seperti
sejarah, filsafat, hukum (tiga ilmu penting yang mempengaruhi politik), sosiologi,
antrophologi, ekonomi, geographi dan psikologi sosial.
1. Klasik
Politik dalam pandangan klasik dikemukakan oleh Arsitoteles, adalah usaha warga
negara dalam mencapai kebaikan bersama atau kepentingan umum
- Nilai ideal yang bersifat abstrak seperti keadilan, kebajikan, kesejahteraan, dll
Pandangan politik klasik ini terlalu bersifat filosofis sehingga tidak membumi, tidak
melihat realitas.
2. Kelembagaan
Negara adalah komuntas manusia yang sukses memonopoli penggunaan paksaan fisik
yang sah dalam wilayah tertentu.
3. Kekuasaan
Pandangan ini dikemukakan oleh Robson, menurutnya politik adalah usaha untuk
mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam masyarakat.
Kelemahan pandangan ini tidak membedakan aspek politik dengan aspek lain, seperti
tokoh agama yang punya pengaruh tidak berarti dia sedang berpolitik.
Selain itu dalam politik terdapat konsep lain selain kekuasaan seperti kewenangan,
legitimasi, konflik, dll.
4. Fungsionalisme
Politik dalam pandangan ini berarti merumuskan dan melaksanakan kebijakan umum.
Apa berati nilai, bisa abstrak seperti keadilan dll, bisa juga konkrit seperti kedudukan,
kekayaan dll.
5. Konflik
Pandangan ini terlalu menekankan aspek konflik padahal dalam politik ada juga
konsensus, kerjasama maupun integrasi.
Jadi politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka pembuatan
dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yagn
tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
Ilmu politik muncul sejak zaman Yunani dengan adanya polis (negara kota)
Di indonesia juga ada buku tentang ilmu politik seperti kitab negara kertagama dan babad
tanah jawi.
a. Negara
b. Kekuatan
Deskripsi :
Politik memainkan peranan dan pengaruh yang sangat besar dalam hidup dan
kehidupan manusia. Tidak berlebihan bila ada pendapat yang menyatakan bahwa hampir
sebagian besar kehidupan manusia ditentukan dan diatur oleh politik. Hal ini merupakan
konsekuensi logis dari eksistensi manusia sebagai zoon politicon. Sebagai suatu ilmu,
politik tentu saja memiliki konsep, teori maupun metodologi tersendiri sebagaimana
lazimnya ilmu-ilmu yang lain. Berdasarkan hal tersebut, mata kuliah ini disajikan sebagai
dasar untuk pengenalan lebih jauh tentang apa dan bagaimana politik yang sebenarnya.
Secara spesifik, dalam pengenalan terhadap mata kuliah ini akan dikaji mengenai teori,
konsep maupun analisis yang bersifat kritis terhadap 5 (lima) unsur pokok politik, yaitu:
negara, kekuasaan, kebijakan, authority of delegation, dan nilai-nilai politik.
Tujuan :
Kompetensi :
Indikator Kompetensi :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan arti dan makna politik dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
2. Memahami pengaruh kekuasaan politik pada kelembagaan-kelembagaan politik
yang ada.
3. Dapat menjelaskan makna kewenangan dan legitimasi dalam proses politik di
Indonesia.
4. Mampu mengkritisi kebijakan-kebijakan publik yang diakibatkan oleh pengaruh
dan proses politik.
5. Mampu merumuskan proses penyelesaian konflik secara damai, etis dan
demokratis.
6. Mampu merumuskan nilai-nilai politik yang demokratis dan berkeadaban.
7. Dapat menjelaskan prinsip-prinsip partisipasi yang lebih bertanggung jawab
dalam proses politik.
8. Mampu menganalisis peluang dan tantangan pembangunan di bidang politik
Pokok bahasan :
1. Pengertian politik
2. Sejarah perkembangan ilmu politik
3. Konsep dan teori ilmu politik
4. Kekuasaan dan pengaruh politik
5. Kewenangan dan legitimasi struktur politik
6. Kepemimpinan politik
7. Keputusan politik dan kebijakan umum
8. Konflik dan proses politik
9. Perilaku dan partisipasi politik
10. Pendidikan politik
11. Nilai-nilai politik
12. Analisa politik
Referensi :
1. Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
1996
2. Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 1992
3. Affan Gaffar, Politik Indonesia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2002
4. Rusadi Kantaprawira, Sistem Politik Indonesia, Sinar Baru, Bandung, 1988
5. Ipong S. Azhar, Benarkah DPR Kita Mandul, Biograf Publishing, Yogyakarta,
1997
6. Robert A. Dahl, Analisa Politik Modern, Dewaruci Press, Jakarta, 1980
7. Inu Kencana Syafe’I, P
Sistem politik Indonesia tidak bisa dipisahkan dari sejarah bangsa Indonesia sejak zaman
kerajaan, penjajahan, kemerdekaan sampai masa reformasi sekarang. Para founding
father bangsa telah merumuskan secara seksama sistem politik yang menjadi acuan dalam
pengelolaan negara. Hal ini tentunya dilakukan dengan melihat kondisi dan situasi bangsa
pada saat itu. Sistem politik Indonesia pada masa reformasi saat ini mengalami
perkembangan yang sangat signifikan. Bermunculan lembaga dan sistem yang baru
dalam rangka merespon permasalahan bangsa yang semakin kompleks. Berdasarkan hal
tersebut, mata kuliah ini disajikan sebagai dasar untuk pengenalan lebih jauh tentang apa
dan bagaimana sistem politik Indonesia. Secara spesifik akan dikaji mengenai sistem
politik sejak zaman kerajaan sampai masa reformasi, sistem kepartaian, sistem pemilihan
umum, dan fungsi serta kedudukan lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Sistem politik itu sangat luas namun bila diringkaskan bisa dilihat dari dua sudut pandang
yatu kultur (budaya) atau struktur (lembaga).
BUDAYA POLITIK
Budaya politik adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan
politik.
Budaya politik berbeda dengan peradaban politik yang lebih dititiktekankan pada
teknologi.
Budaya politik dilihat dari perilaku politik masyarakat antara mendukung atau antipati
juga perilaku yang dipengaruhi oleh orientasi umum atau opini publik.
1. Budaya parokial yaitu budaya politik yang terbatas pada wilayah tertentu bahkan
masyarakat belum memiliki kesadaran berpolitik, sekalipun ada menyerahkannya
kepada pemimpin lokal seperti suku.
2. Budaya Kaula artinya masyarakat sudah memiliki kesadaran terhadap sistem politik
namun tidak berdaya dan tidak mampu berpartisipasi sehingga hanya melihat
outputnya saja tanpa bisa memberikan input.
3. Budaya partisipan yaitu budaya dimana masyarakat sangat aktif dalam kehidupan
politik.
4. budaya politik campuran, maksudnya disetiap bangsa budaya politik itu tidak terpaku
kepada satu budaya, sekalipun sekarang banyak negara sudah maju, namun ternyata
tidak semuanya berbudaya partisipan, masih ada yang kaula dan parokial. Inilah yang
kemudian disebut sebagai budaya politik campuran.
Ketika melihat budaya politik di Indonesia kita bisa melihat dari aspek berikut:
a. Konfigurasi subkultur. Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang beragam,
namun semuanya sudah melebur menjadi satu bangsa sehingga tidak muncul
kekhawatiran terjadi konflik. Berbeda dengan india yang subkulturnya sangat
beragam bahkan terjadi sekat antar kasta.
c. Ikatan primordial, sentimen kedaerahan masih muncul apalagi ketika Otonomi Daerah
diberlakukan.
e. Dilema interaksi modernisme dengan tradisi. Indonesia masih kuat dengan tradisi
namun modernisme mulai muncul dan menggeser tradisi tersebut sehingga
memunculkan sikap dilematis.
STRUKTUR POLITIK
Politik adalah Alokasi nilai-nilai yang bersifat otoritatif yang dipengaruhi oleh distribusi
serta penggunaan kekuasaan.
Kekuasaan berarti kapasitas dalam menggunakan wewenang, hak dan kekuatan fisik.
Ketika berbicara struktur politik maka yang akan diperbincangkan adalah tentang mesin
politik sebagai lembaga yang dipakai untuk mencapai tujuan.
• Golongan buruh
- Persamaan jenis tujuan seperti golongan agama, militer, usahawan, atau seniman
- Kenyataan kehidupan politik rakyat seperti partai politik, tokoh politik, golongan
kepentingan dan golongan penekan.
- Legislatif
- Eksekutif
- Yudikatif
Fungsi Politik
1. Pendidikan politik
2. Mempertemukan kepentingan atau mengakomodasi dan beradaptasi
3. Agregasi kepentingan yaitu menyalurkan pendapat masyarakat kepada penguasa,
disini penyalurnya berarti pihak ketiga
4. Seleksi kepemimpinan
5. komunikasi politik yaitu masyarakt mengemukakan langsung pendapatnya kepada
penguasa demikian pula sebaliknya.
KOMUNIKATOR POLITIK
Siapapun yang berada dalam setting politik bisa disebut sebagai komunikator politik.
Dalam Pilkada (pemilihan kepala daerah) yang disebut komunikator politik dalam
peristiwa politik itu bisa anggota KPUD, kandidat cabup/cawalkot, tim suksesi bahkan
masyarakat yang memilih dan tidak memilih sekalipun mereka semua merupakan
komunikator politik.
Dalam Kaitan materi ini komunikator yang dimaksud adalah komunikator politik yang
utama atau komunikator utama dalam politik. Komunikator politik disini adalah orang
yang secara tetap dan berkesinambungan melakukan komunikasi politik. Oleh karenanya
kemudian komunikator politik ini akan dititiktekankan kepada pemimpin dalam proses
politik.
Politikus adalah orang yang dipilih, ditunjuk ata pejabat karier yang direkrut menjadi
pegawai negeri. Politikus terdiri dari 2 jenis
b. Ideolog atau orang yang mengejar tujuan untuk kebajikan lebih luas, bahkan
mereka ingin melakukan reformasi atau revolusi sekalian. Para ideolog ini
biasanya disebut pesilat lidat yaitu orang yang menawarkan gagasan lebih baik.
2. Profesional (pros)
Kelompok profesional ini muncul karena adanya media massa seperti koran atau
televisi dan media khusus seperti majalah atau radio.
Profesiona disebut juga makelar simbol yaitu orang yang menerjemahkan sikap
pengetahuan dan minat suatu komunikast bahasa ke dalam komunitas bahasa lain
yang berbeda tetapi menarik dan dapat dimengerti.
- Personel periklanan
Aktivis politik adalah orang yang terjun ke dalam politik hanya part time (waktu
senggang) maka disebut juga volunteer atau sukarelawan. Aktivis politik terdiri dari 2
jenis :
b. Pemuka pendapat, yaitu orang yang dihormati, diminta petunjuk dan informasi oleh
masyarakat berkaitan dengan suatu peristiwa politik. Biasanya pemuka pendapat
berfungsi untuk :
Dari pembahasan tentang komunikator politik di atas kita bisa melihat tugas komunikator
yaitu:
1) perwakilan, terdiri dari wakil partai, jurnalis, juru bicara
Ketika berbicara tentang kepemimpinan maka kita akan membahas tentang proses
kelompok, pengaruh kepribadian, seni meminta kerelaan, pengaruh dan interaksi.
1. Sifat tersendiri, ini sesuai dengan teori orang besar bisa manusia ulung, pahlawan atau
pangeran yang menjadi penguasa, contohnya Napoleon, Gandhi.
2. Konstelasi sifat, pemimpin dalam teori ini memadukan sifat dalan sindrom
kepemimpinan, seorang pemimpin muncul karena punya kelebihan tertentu dalam
dirinya seperti lebih besar, lebih tinggi, lebih cerdas dll.
3. Situasional, kepemimpinan itu ditentukan oleh waktu, tempat dan keadaan. Situasi
menentukan siapa pemimpin dan siapa yang dipimpin. Seorang pemimpin partai
tingkat kecamatan dia adalah pemimpin di wilayahnya tapi menjadi yang dipimpin
ketika berada di partai tingkat kabupaten.
- Memimpin dengan titik tekan pada tugas, ini biasanya disebut administrator seperti
Bung Hatta.
b. Tipe pemipin
c. Ikatan Komunikasi
Ikatan komunikasi antara pemimpin dan yang dipimpin berdasarkan keuntungan yang
diperoleh diantara keduanya. Keuntungan itu bisa berupa :
d. Citra pemimpin politik yaitu persepsi masyarakat tentang peran politik seseorang
seperti pengalamannya dan gaya politik seseorang seperti kejujuran dan
intelegensianya.
e. Karakter komunikator. Seorang komunikator politik bisa dilihat dari karakter (ciri)
yang dibawanya seperti sosioekonominya yang tinggi, gelar akademisnya, posisinya
dalam organisasi dll.
f. Pemilihan pemimpin. Pemilihan pemimpin dalam komunikasi politik dilakukan dengan
pemilihan (umum) seperti presiden, ditunjuk seperti menteri atau diangkat melalui
rekrutmen negara (pejabat karier) seperti dirjen.
Kajian Komunikasi politik biasanya berpusat pada pembahasan tentang Opini publik. Hal
ini terjadi karena sasaran komunikasi politik sendiri adalah bagaimana bisa menguasai
dan mengarahkan opini publik sehingga bisa memberi manfaat bagi pelaku komunikasi
politik (komunikator)
Sebelum membahas opini publik terlebih dahulu akan dibahas tentang cara memahami
perilaku manusia. Menurut Dan Nimmo perilaku manusia dibagi kepada 3 bagian yaitu:
Aksi Diri, yaitu perilaku atau tindakan yang berasal dari kekuatan sendiri, perilaku ini
berasal dari faktor psikologis pribadi seseorang. Seperti anak kecil yang senang bermain
dengan teman-temannya atau ada juga yang senang menyendiri atau pemalu.
Interaksi, yaitu perilaku yang muncul karena ada sebab akibat. Perilaku ini berasal dari
faktor sosial. Seseorang melakukan kegiatan A karena melihat orang lain berbuat serupa,
atau karena dibujuk oleh orang lain.
Transaksi, yaitu perilaku yang berdasarkan nilai baik bersifat fisik, sosial atau abstrak.
Perilaku seseorang muncul setelah adanya pertimbangan berdasarkan interpretasi.
Perilaku ini termasuk kepada interaksionisme simbolik.
Kita kaji kembali pengertian dari Komunikasi Politik.
Komunikasi biasanya diartikan sebagai pembagian sesuatu diantara manusia, bisa berupa
informasi, gagasan, perilaku, pengertian atau pengalaman. Menurut Dan Nimmo
Komunikasi diartikan sebagai proses interaksi sosial yang digunakan orang untuk
menyusun makna yang merupakan citra mereka mengenai dunia dan untuk bertukar citra
itu melalui simbol-simbol.
Komunikasi dalam pengertian yang dasar bisa dilihat dari pendapat Harold Laswell, yaitu
who says what, in which channel, to whom with what effect. Dari pengertian ini
diperoleh unsur-unsur komunikasi, yaitu komunikator (who), komunikan (whom), pesan
(what), media (channel) dan pengaruh (effect).
Adapun politik didefinisikan secara beragam. Ada yang mengartikannya sebagai
kebijakan umum, ada juga kekuasaan, bahkan ada yang menyamakan politik dengan
konflik. Menurut Harold Laswell politik adalah who gets what, when, how artinya siapa
mendapatkan apa, kapan dan bagaimana. Menurut Dan Nimmo politik diartikan sebagai
kegiatan orang secara kolektif yang mengatur perbuatan mereka dalam kondisi konflik.
Akhirnya kita bisa mengetahui apa itu komunikasi politik berdasarkan dua pengertian
diatas. Komunikasi politik terdiri dari komunikator politik, komunikan politik, pesan
politik, media politik dan efek politik.
Komunikator politik itu terdiri dari 3 jenis :
a) Politikus, yaitu orang yang terjun dalam dunia politik, baik calon maupun yang
memegang jabatan di eksekutif, legislatif dan yudikatif (pols)
b) Profesional, yaitu orang yang menginterpretasikan kejadian politik seperti wartawan,
atau PR (humas). Kelompok ini dikenal dengan sebutan “profs”
c) Aktivis, yaitu orang yang mempunyai kepedulian dengan masalah politik dalam istilah
lain voluntary (sukarelawan) yang kemudian disebut “vols”
Opini Publik
Berbicara tentang opini publik maka kita harus mengkaji dulu definisi opini.
Opini adalah tindakan mengungkapkan apa yang dipercayai, dinilai dan diharapkan
seseorang dari objek dan situasi tertentu.
Opini memiliki beberapa proses yang dikenal dengan konstruksi, yaitu :
Konstruksi personal. Opini berupa pengamatan dan interpretasi atas sesuatu secara
sendiri-sendiri dan subjektif.
Konstruksi sosial. Konstruksi ini terdiri dari
- Opini kelompok. Opini pribadi di atas kemudian diangkat dalam kelompok tertentu.
Maka jadilah opini kelompok.
- Opini rakyat Opini yang tersistematiskan melalui jalur yang bebas seperti pemilihan
umum atau hasil polling.
- Opini massa yaitu opini yang berserakan, ini bisa berbentuk budaya atau konsensus.
Inilah yang oleh para politikus disebut sebagai opini publik.
Konstruksi politik. Ketiga opini hasil konstruksi sosial diatas dihubungkan dengan
kegiatan pejabat publik yang mengurus masalah kebijakan umum. Inilah opini publik
yang dikaji dalam komunikasi politik.
1. Pengaruh
2. Kewenangan
3. Kebijakan Umum
4. Distribusi Kekuasaan
5. Nilai
1. Komunikator politik
2. Komunikan politik
3. Pesan politik
Kampanye, propaganda
4. Media Politik
5. Efek
Semester : VI
Jurusan : Humas
Deskripsi
Mata Kuliah ini menjelaskan gambaran umum tentang proses komunikasi dalam kegiatan
politik. Komunikasi politik dibahas secara khusus karena perbedaan-perbedaan penting
dari komunikasi pada umumnya. Karena itu, perkuliahan ini menjelaskan serta
memberikan pengetahuan tentang konsep-konsep, proses, model serta dimensi-dimensi
komunikasi politik.
Materi Pokok
1. Pengertian Komunikasi Politik
2. Model Komunikasi Politik
3. Perkembangan Pemikiran Komunikasi Politik
4. Komunikator Politik
5. Bahasa Politik
6. Semiotik dan Pragmatik
7. Identifikasi dan Karakteristik Komunikasi Politik
8. Persuasif Politik
9. Media dan Saluran politik
10. Efek Komunikasi Politik
11. Opini Politik
12. Sosialisasi Partisipasi
13. Perubahan Politik