You are on page 1of 3

ayat alquran tentang keadilan

)8( 9) )
Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang lalim. (QS. Al-Mumtahabah: 8-9)

Fa'idah-faidah Hadits: ADIL ITU TIDAK HARUS SAMA RATA


Oleh: Ust. Abu Jarir bin Hadi Al Andunisiy

: : . : : . : )) : (( . : . .
Dan dari Ibnu Masud radliallahuanhu berkata: ketika pada wktu hari perang Hunain, Rasulullah membagi-bagikan ghanimah (harta rampasan perang) dengan lebih kepada beberapa orang, maka beliau memberikan lebih kepada Aqra bin Habis 100 onta, memberi Uyainah bin Hishan sama seperti itu juga (yakni 100 onta), dan memberi kepada beberapa orang dari pemuka-pemuka Arab, juga memberikan ghanimah yang lebih kepada mereka pada waktu itu. Maka ada seseorang yang berkata: Demi Allah sungguh pembagian ini tidak adil, dan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan wajah Allah. Maka akupun berkata kepadanya: Demi Allah akan aku beritahukan kepada Rasulullah shalallahualaihi wa sallam. Lalu segera mendatangi Rasulullah dan aku kabarkan dengan apa yang ia katakan, lalu berubahlah wajahnya hingga keadaannya seperti sharf (celupan warna merah). Kemudian beliau bersabda: (( siapa lagi yang akan berbuat adil apabila Allah dan Rasulnya tidak berbuat adil? )), kemudian beliau bersabda lagi: (( semoga Allah merahmati Musa

sungguh ia telah disakiti lebih banyak daripada ini lalu iapun bersabar )). Maka aku berkata: sungguh setelah itu aku tidak akan pernah lagi menyampaikan berita lagi kepada beliau. [HR. Bukhori (), & Muslim (1062)].

Hadits-2: Mereka yang berbuat adil di sisi Allah Taala

: : .
Dari Abdillah bin Amr bin Ash Radhiyallahu Taala anhu berkata: Bersabda Rasulullah Shalallahualaihi wassalam: Sesungguhnya mereka-mereka yang berbuat adil di sisi Allah Taala, kelak mereka akan berada di atas mimbar dari cahaya, dari tangan kanan Allah ArRahman Azza wa Jalla. Dan kedua tangan Allah Taala adalah kanan. Mereka adalah orang-orang yang adil dalam menghukumi sesuatu bahkan terhadap keluarga mereka sendiri, juga terhadap orang-orang yang mereka pimpin. (Dikeluarkan oleh Imam Muslim Rahimahullahu)

Faidah-faidah yang bisa diambil dari hadits di atas adalah:

Perkataan: , di dalamnya menunjukkan bahwa sifat adil akan mengangkat seseorang yang menghiasi diri dengannya. Di dunia ia akan diangkat dengan keridhaan Allah Azza wa Jalla dan di akhirat ia akan diangkat ke atas mimbarmimbar dari cahaya. Perkataan: , di dalamnya menunjukkan bahwa keadilan adalah cahaya di dunia ini dan sesuatu yang akan menyenangkan bagi seorang yang manghakimi dan dihakimi. Dan balasan atas seseorang yang berbuat adil adalah cahaya di akhirat. Sebagaimana kebalikan darinya yaitu berbuat dzalim saat di dunia, maka kelak di akhirat ia akan mendapatkan kegelapan. Perkataan: , di dalamnya menunjukkan adanya penetapan bahwa Allah Azza wa Jalla mempunyai dua tangan, dan kedua tangannya adalah kanan. Perkataan: , di dalamnya menunjukkan pujian atas keumuman sifat adil, baik itu keadilan dalam ucapan, perbuatan atau yang lainnya, sebagaimana

firman-NYA: Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabatmu (QS Al-AnAam:152), Dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia maka berhukumlah dengan adil (QS AnNisaa:58), Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa (QS AlMaaidah:8)

Perkataan: ,di dalamnya menunjukkan keumuman sifat adil atas setiap orang. Dan apabila sifat adil itu sudah lazim atas keluarganya maka akan lebih utama lagi jika sifat adil itu diperlakukan atas orang lain dari kaum muslimin, bahkan juga atas orang-orang kafir. Bersabda Rasulullah: Takutlah kalian atas doanya orang-orang yang terdzalimi, walaupun dia kafir. Karena sesungguhnya doa mereka (orang-orang yang terdzalimi) tidak ada penghalangnya (Dikeluarkan oleh Imam Ahmad dari hadits Anas Radhiyallahu Taala anhu, yang asalnya dalam hadits-hadits Bukhari-Muslim dari hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu Taala anhuma, tanpa kata-kata walaupun dia kafir). Dan ini menunjukkan bahwa sesungguhnya sifat adil itu lazimnya berlaku atas setiap orang. Perkataan: , menunjukkan kesesuaian sifat adil dan amanah. Dan bahwasanya tidak mungkin seseorang yang diberikan amanah akan bisa menunaikannya, melainkan dengan sifat adil. Penegasan atas apa-apa yang datang dari alquran bahwa sebaik-baik pekerja adalah yang kuat dan bisa dipercaya, sebagaimana firman-Nya berikut: karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya (QS Al-Qashash:26). Maka keadilan ini tidak akan bisa melainkan dari seseorang yang memiliki kekuatan, yang menepiskan kelemahan dan sifat khianat. Peringatan bagi seseorang untuk tidak menguasai suatu perkara yang dia tidak mampu dalam bidang itu. Peringatan bagi seseorang untuk tidak menguasai suatu perkara yang dia lemah dan tidak bisa amanah dalam bidang tersebut Bahwasanya wajib atas duat-duat kebaikan untuk melazimi sifat adil ini, baik dengan ungkapan-ungkapannya, perbuatan-perbuatannya maupun tulisan-tulisan pena mereka dalam segala keadaannya. Dan yang demikian menjadi penyebab terhasilkannya taufiq Allah Taala, sehingga akan menyebabkan bersinarnya hati-hati dan langkah-langkah mereka. Dan Allah Taala akan meninggikan kedudukannya di dunia dan akhirat. Dan tidaklah seseorang melampaui batas melainkan pada hakikatnya ia mendzalimi dirinya sendiri, dan tidaklah Rabbmu sekali-kali akan berbuat dzalim.

You might also like