You are on page 1of 2

AGAMA DAN KEBUDAYAAN A.

Pengertian Agama Pengertian agama yang di kemukakan disini adalah agama yang bersifat empirik dalam arti agama yang secara nyata dilaksanakan oleh para pemeluknya, bukan agama sebagai teks dan doktrin. Mengapa agama yang dimaksud disini lebih ditekankan yang bersifat empirik?Karena agar lebih bisa memahamiagama dalam konteks kebudayaan(local). Dan ada pengertian agama yang kebih populer adalah; seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan dunia ghaib, khususnya Tuhanya, mengatur hubungan manusia dengan manusia lainya, dan mengatur manusia dengan lingkunganya. Agama dapat digambarkansebagai sebuah sistem keyakinan dan perilaku masyarakat yang diarahkan pada ultimate concern (tujuan tertinggi). Tujuan tertinggi menurut Paul Tillich, memiliki dua aspek; aspek makna(meaning) dan aspek kekuatan(power). Agama mempunyai makna dalam arti makna terttinggi yang terdapat dalam tata nilai masyarakat, dan memiliki kekuatan dalam arti kekuatan suci atau kekuatan supra natural yang ada dibalik tata nialai tersebut. Agama menurut Parsudi(1988) Suatu sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam menginterprestasi dan memberi respon terhadap apayang dirasakan dan diyakini sebagai yang ghaib dan suci. Agama memang mengalami perubahan-perubahan, tetapi yang berubah adalah tradisi-tradisi keagamaan dan sistem keyakinan keagamaan,sedang doktrin dan teks agama itu sendiri, sebagaimana yang tertuang dalam kitab suci, tidak berubah.Perubahan keyakinan keagamaan, disebabkan oleh adanya perbedaan interprestasi oleh penganut agama tersebut secara berlainan. B.Pengertian kebudayaan Pada umumnya, kebanyakan orang, mengartikan kebudayaan dengan kesenian atau hasil karya manusia. Seperti seni tari,seni suara,seni lukis dsb. Atau karya manusia sperti candi Borobudur, Masjid Demak dan istana Raja maupun yang lainya. Jadi kebudayaan dalam pengertian umum,seprti ini, lebih bersifat material. Sedang pandangan hidup, tata nilai, norma-norma yang bersifat ideal tidak dimasukkan sebagai kebudayaan. Pandangan tersebut tidak salah.Tetapi sesungguhya kebudayaan lebih luas dari itu, dan mencakup hal-hal yang bersifat ideal. Menurut Koentjorningrat (1981), Kebudayaan merupakan keseluruhan kegiatan yang meliputi tindakan, perbuatan, tingkah laku manusia, dan hasil karyanya yang didapat dari belajar. Sedangakan menurut Selo Soemardjan, Kebudayaan merupakan semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Sedangan arti kebudayaan yang lebih luas dapat dilihat pendapat E.B. Taylor, sebagai berikut: Kebudayaan merupakan suatu komplrks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, moral,

hukum adat istiadat, kesenian, dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. C. Hubungan Agama dan Kebudayaan(Hubungan Antar Agama) Dalam uraian tentang kebudayaan tersebut, nampak adanya unsur-unsur yang sama dengan agama, minus dan kitab suci yang ghaib dan yang suci. Agama identik dengan kebudayaan. Akrena keduaduanya merupakan pedoman bertindak, sebagai petunjuk dalam kehidupan, bedaya; petunjuk agama dari Tuhan dan petunjuk budaya dari kesepakatan manusia. Hubungan Agama dan kebudayaan dapat digambarkan sebagai hubungan yang berlangsung secara timbal balik. Agama secara praksis merupakan produk dari pemahaman dan pengalaman masyarakat berdasarkan kebudayaan yang dimiliki. Sedang kebudayaan selalu berubah mengikuti agama ynag diyakini oleh masyarakat. Jadi, hubungan agama dan kebudayaan bersifat dialogis. Agama-agama besar, termasuk islam, selalu mengalami proses domestikasi, yaitu pemahaman dan pelaksanaan agama disesuaikan dengan konteks dan kemampuan masyarakat local. Sebagai contoh: Kebudayaan islam yang kental denagn gelar-gelar kebangsawanan menyebabkan orang jawa memanggil Tuhan dengan sebutan Gusti, Gusti Allah. Memanggil Nabi dengan sebutan kanjeng. Kanjeng nabi Muhammad. Demikian juga dalam praktek-praktek keagamaan, nuansa jawanya sampai sekarang masih sangat kuat. Maka ketika proses Islamisasi Kebudayaan Jawa, pada saat yang sama sesungguhnya terjadi pula Jawanisasi Islam, sehingga terjadi apa yang sering disebut sebagai, singkritisme agama. Oleh karena itu, dua masyarakat yang berbeda kebudayaan, akan berbeda pula dalam memahami dan menjalankan agama yang dianutnya. Hubungan Agama dan Kebudayaan tersebut secara ringkasdapat menyebabkan terjadinya Akulturasi dan Asimilasi. *Akulturasi menurut kamus Antropologi(Aryono, 1985) adalah pengambilan atau penerimaan satu atau beberapa unsur kebudayaan yang berasal dari pertemuan dua atau beberapa kebudayaan yang saling berhubunagn atau salikng bertemu.*Asimilasi merupakan perpaduan dua atau lebih dari kebudayaan, kemudian menjadi satu kebudayaan baru tanpa adanya unsur-unsur paksaan (Aryono, 1985). Asimilasi adalah proses sicial yang tinbul bila ada kelompokkelompok masyarakatyang berlatar belakang kebudayaan berbeda. Saling bergaul secara intensif dalam waktu yang lama. Sehingga, masing-masing kebudayaan tadi berubah bentuknya, dan membentuk kebudayaan baru. Dari berbagai proses asimilasi yang diteliti para ahli, terbukti bahwa dengan pergaulan yang intensif dalam waktu yang lama bisa terjadi proses asimilasi. Asimilasi terjadi bila masing-masing kelonpok memiliki sikap toleransi dan simpati kepada yang lainya. Nama : Thiyas Tono Taufiq(11520027)

Mata kuliah : Islam dan Budaya Lokal

You might also like