You are on page 1of 3

UPAYA MEMBANGUN KARAKTER BANGSA YANG UNGGUL Sebagaimana yang kita lihat saat ini, Negara Indonesia banyak

sekali mengadopsi produkproduk bangsa lain, baik dalam bentuk produk barang, karya, film, maupun perilaku. Bila kita lihat di televisi saat ini mulai banyak tayang film-film buatan bangsa lain yang lebih banyak disukai oleh masyarakat. Selain itu, masyarakat kita lebih senang dan lebih bangga bila menggunakan produk-produk bukan buatan Indonesia. Perilaku perilaku anak bangsa semakin lama juga menjurus ke perilaku yang tidak menunjukkan kepribadian bangsa Indonesia. Generasi muda Indonesia semakin banyak yang dimbang-ambingkan derasnya arus globalisasi. Jadi, dimanakah kepribadian bangsa kita????? Saya pribadi menganggap saat ini kepribadian Indonesia berada pada titik yang mengkhawatirkan, ibarat telur di ujung tanduk. Bila tidak segera diselamatkan akan jatuh dan tidak bisa dipertahankan dan memberikan manfaat. Masalahnya adalah, bagaimana menyelamatkannya. Dari berbagai sumber yang saya baca, sebenarnya bangsa kita telah banyak memiliki pegangan dalam kepribadian bangsa. Jadi, telah banyak teori-teori yang kita miliki, dan hampir semuanya sangat mengagumkan. Namun, internalisasi berbagai teori tersebut dalam kehidupan berbangsa masih sangat kurang. Upaya membangun karakter bangsa yang unggul menurut saya meliputi 3 aspek, yaitu, 1. aspek pendidikan atau pembelajaran, 2. aspek internalisasi, dan 3. aspek perubahan. Aspek yang pertama adalah aspek pendidikan/pembelajaran. Pembangunan karakter bangsa adalah upaya sadar untuk memperbaiki, meningkatkan seluruh perilaku yang mencakup adat istiadat, nilai-nilai, potensi, kemampuan, bakat dan pikiran bangsa Indonesia. Untuk membangun karakter bangsa, haruslah diawali dari lingkup yang terkecil. Khususnya di sekolah, ada baiknya kita menganalogikan proses pembelajaran di sekolah dengan proses kehidupan bangsa. Upaya mewujudkan nilai-nilai tersebut di atas dapat dilaksanakan melalui pembelajaran. Tentu saja pembelajaran yang dapat mengadopsi semua nilai-nilai karakter bangsa yang akan dibangun. Hal itu dapat dilakukan dengan melakukan proses pembelajaran dimana siswa tidak melulu disuapi, tetapi mengasah kemampuan siswa untuk mencari tahu sendiri. Pendidikan itu dinamakan pendidikan kontekstual. dalam dunia pendidikan masih ada kalangan pendidik yang menyatakan bahwa keberhasilan pendidikan hanya diukur dari tercapainya target akademis siswa. Karena itu wajar jika sebagian mereka ada yang mengajar hanya dengan orientasi bahwa siswa harus mendapatkan nilai akademis setinggi-tingginya jika ingin dianggap telah berhasil.Modelmodel pembelajaran dengan pendekatan kontekstual menekankan keterlibatan aktif siswa dalam belajar, baik dalam tugas individu maupunkelompok. Di samping itu, pembelajaran dengan pendekatan kontekstual memiliki tujuan dan komponen yang sangat mendukung bagi terlaksananya nilai-nilai karakter bangsa. Sejak dini, para siswa diajarkan untuk belajar menemukan jawaban atas pertanyaannya sendiri dengan melakukan eksperimen sendiri, belajar berinteraksi dan bekerjasama dengan orang lain, misalnya dengan adanya tugas kelompok, kemudian belajar mengajukan pertanyaan melalui presentasi, serta belajar dari masa

lalu/sejarah melalui cerita tentang jasa-jasa pahlawan bagi Negara. Dari pembelajaran yang dilakukan, banyak sekali karakter bangsa yang dapat diambil diantaranya adalah iman, taqwa, berakhlak mulia, berilmu/berkeahlian, jujur, disiplin, demokratis, adil, bertanggung jawab, cinta tanah air, orientasi pada keunggulan, gotong royong, sehat, mandiri, kreatif, menghargai, dan cakap. Pendidikan kontekstual saat sudah mulai diterapkan di sekolah-sekolah mulai dari sekolah dasar dengan diterapkannya kurikulum KTSP. Jadi, siswa berlatih mandiri dan tidak terlalu bergantung pada peran guru. Dalam lingkup pembelajaran di perguruan tinggi, saya juga melihat pendidikan kontekstual juga banyak diterapkan Selain itu, penerapan pendidikan kontekstual dapat berupa kegiatan pramuka, hiking, penghijauan, olah raga, dan lain-lain Aspek kedua adalah internalisasi. Proses pembelajaran/pendidikan tidak akan berguna bila tidak dilakukan internalisasi. Istilahnya, sebuah pembelajaran akan semakin mudah untuk dipahami tatkala diterapkan dalam kehidupan. Dari pendidikan telah dijalani, telah didapatkan bahan yang akan dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Aspek ketiga adalah perubahan. Setelah melakukan internalisasi, manusia mendapatkan kesimpulan mana yang harus dilakukan, mana yang tidak layak dilakukan, dan dapat mengukur diriny sendiri apakah apakah sudah baik? Apakah sudah maju? Apakah sudah berhasil? Adakah hambatan? Atau bagaimana cara mengatasi hambatan? Dan setelah menganalisis tentang kemajuan atau kekurangan yang masih terdapat dalam diri, tinggal satu kata yang harus dijalankan untuk mencapai karakter yang lebih baik yaitu melakukan perubahan. Masalah yang timbul pada masyarakat Indonesia adalah sulitnya beranjak untuk melakukan perubahan. Dengan melakukan proses perubahan, akan muncul jiwa kompetisi satu sama lain sehingga kreativitas pun akan semakin terasah. Lebih jauh lagi, bila muncul ide-ide kretif dari anak bangsa dapat meningkatkan harga diri bangsa di mata dunia karena Negara kita tidak hanya bisa ikut-ikutan dan meniru dan menjiplak karya-karya Negara lain. Dan dengan proses pembelajaran, internalisasi yang sesuai dengan kepribadian bangsa, karya-karya yang diciptakan oleh bangsa kita adalah sesuatu yang unik dan sesuai dengan sifat bangsa Indonesia. Dari uraian di atas, kunci utama mewujudkan kepribadian bangsa yang unggul adalah memperbaiki sumber Daya Manusianya terlebih dahulu.

Pendidikan pancasila. Pancasila merupakan dasar negara sekaligus sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Namun, saat ini nilai-nilai luhur Pancasila telah ternoda oleh perilaku korupsi pejabat, pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), usaha-usaha disintegrasi bangsa, para politisi busuk yang senantiasa melakukan kecurangan dan yang paling menyesakkan adalah pengkhianatan terhadap keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Seharusnya, pedoman bangsa yang telah dirumuskan oleh Founding Fathers kita, dapat kita jadikan acuan untuk membangun bangsa Indonesia yang berkarakter. Sebuah dasar negara seharusnya tidak hanya dipelajari dan dimengerti saja. Tetapi yang lebih dari itu adalahi pelaksanaannya secara nyata. Memang, terkadang banyak masyarakat Indonesia yang tidak begitu mengerti mengenai pancasila dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, yang terutama masyarakat dulu atau sekarang tidak mengenyam pendidikan. Nah, upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memasukkan pelajaran pancasila melalui pendidikan sejak dini. Penerapan itu, tidak hanya teorinya saja, yang lebih penting adalah praktiknya. Jadi pendidikan sejak dini megajarkan para siswa bagaimana menerapkan perilaku-perilaku yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Dalam hal ini pengawasan orang tua dan guru pun mutlak diperlukan agar dalam praktiknya anak sejak dini akan terbiasa melakukan hal-hal yang positif dan sesuai dengan kepribadian bangsa. Jadi, pendidikan pancasila tidak hanya diberikan sebatas teori saja, tetapi yang lebih penting adalah praktiknya.

You might also like