You are on page 1of 12

PENDIDIKAN VOKASI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Landasan Keilmuan PTK Dosen Pengampu : Drs. Bambang Dwi Wahyudi

Disusun oleh : DYAH AYUK RAHMAWATI K2511020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penyusunan makalah Pendidikan Vokasi untuk melengkapi tugas mata kuliah Landasan Keilmuan PTK pada semester 2. Makalah ini bertujuan untuk membahas mengenai pendidikan vokasi. Dalam makalah ini membahas mengenai pendidikan vokasi yang menjadi fokus utama penulis. Selain itu makalah ini juga membahas mengenai pendidikan vokasi yang ada di Indonesia, perbedaan pendidikan vokasi dengan pendidikan kejuruan dan hubungan antar pendidikan vokasi dengan wirausaha. Diharapkan dari penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat dalam perkembangan dunia pendidikan vokasi maupun kejuruan pada umumnya dan pendidikan teknik kejuruan di FKIP UNS pada khususnya. Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu diharapkan kritik dan sarannya untuk penulisan berikutnya.

Surakarta, 22 Maret 2012 Penulis

DYAH AYUK RAHMAWATI K2511020

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................i KATA PENGANTAR..................................................................................ii DAFTAR ISI................................................................................................iii BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah....................................................................1 Perumusan Masalah...........................................................................1 Tujuan Penulisan...............................................................................1 BAB II. PEMBAHASAN Pendidikan vokasi .2 Perbedaan pendidikan kejuruan dan pendidikan vokasi2 Pendidikan vokasi di indonesia..3 Hubungan pendidikan vokasi dengan kewirausahaan6 BAB III. PENUTUP Kesimpulan.......................................................................................7 Saran.................................................................................................7 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................8

iii

BAB 1 PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG Pendidikan adalah masalah kita bersama sebagai rakyat Indonesia. Oleh sebab itu, marilah kita bersama-sama, bergotongroyong, bersatu untuk memajukan pendidikan indonesia, agar masyarakat Indonesia menjadi lebih baik dan dapat bersaing dengan masyarakat dunia serta mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Untuk itu, Kementerian Pendidikan Indonesia dalam hal ini, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Akademik menyelenggarakan program nasional yang disebut dengan Program Vokasi di berbagai bidang, dalam, rangka mengurangi pengangguran. Pendidikan vokasi dikatakan berhasil jika pendidikan itu matang. Kematangan vokasi yang tinggi terlihat dari cara individu memilih pekerjaan dengan penuh keyakinan, sehingga tidak mengandalkan untuk menggantungkan diri terhadap orang lain secara ekonomi. Adanya kematangan vokasi ini, diharapkan pada kurun waktu jangka panjang dapat menciptakan lapangan kerja baru guna mendukung terciptanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi bagi bangsa ini (Pietrofesa & Splete, 1985). Dengan demikian rasa kebergantungan untuk bekerja pada orang lain dapat diatasi dengan membuka lapangan kerja sendiri.

RUMUSAN MASALAH 1. Apakah pendidikan vokasi itu ? 2. Apakah perbedaan antara pendidikan vokasi dengan pendidikan kejuruan ? 3. Seperti apakah pendidikan vokasi di Indonesia ? 4. Bagaimanakah hubungan pendidikan vokasi dengan kewirausahaan ?

TUJUAN PENULISAN 1. Untuk dapat mengetahui dan menjelaskan definisi dari pendidikan vokasi. 2. Untuk mampu mengerti seperti apa pendidikan vokasi yang ada di Indonesia. 3. Untuk dapat membedakan aantara pendidikan kejuruan dengan pendidikan vokasi yang ada selama ini. 4. Untuk dapat menjelaskan hubungan antara pendidikan dengan kewirausahaan.

BAB II PEMBAHASAN
1

PENDIDIKAN VOKASI Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat Pendidikan vokasi adalah sistem pendidikan tinggi yang diarahkan pada penguasaan keahlian terapan tertentu, yang mencakup program pendidikan diploma I, diploma II, diploma III, dan diploma IV. Lulusan pendidikan vokasi mendapatkan gelar vokasi, misalnya A.Ma (Ahli Madya), A.Md (Ahli Madya). Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang diploma 4 setara dengan program sarjana (strata 1). Nampaknya, istilah vokasi digunakan untuk program pendidikan menggantikan istilah profesional atau profesi. Di Amerika Serikat, vokasi digunakan untuk menyebut kelompokan sekolah kejuruan seperti di sini. Sistem pendidikan tinggi di Indonesia dipilah untuk akademik dan profesional atau vokasi. Dari tingkatan S-1 sampai S-3, pengarahan akademik di perguruan tinggi di negeri ini lebih terjamin, dapat meluluskan jenjang sarjana, magister, dan doktor. Program pascasarjana untuk berbagai bidang ilmu telah berkembang lama. Sebaliknya untuk vokasi umumnya masih terbatas sampai tingkatan D-3 dan sangat jarang yang menyelenggarakan program D-4, apalagi program pascaprofesional atau pascavokasi.

PERBEDAAN PENDIDIKAN KEJURUAN DAN PENDIDIKAN VOKASI Secara keseluruhan, jenis-jenis pendidikan di Indonesia diatur dalam UU No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 15. Pasal ini berbunyi: Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. Perbedaan antara pendidikan kejuruan dengan pendidikan vokasi diantaranya adalah :

PENDIDIKAN KEJURUAN

PENDIDIKAN VOKASI

Pendidikan Kejuruan didefinisikan sebagai Pendidikan Kejuruan didefinisikan sebagai pendidikan menengah yang mempersiapkan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam peserta didik terutama untuk menguasai bidang tertentu. keahlian tertentu.

Pendidikan kejuruan mencakup institusi Pendidikan vokasi dijalankan oleh perguruan SMK dan MAK, serta ada juga SMK 4 tahun tinggi termasuk politeknik pada jenjang D1, atau community college. D2, D3 dan D4, hingga Sp1 dan Sp2 (setara S2 dan S3). Secara organisasional, ruang lingkup Secara organisasional, ruang lingkup operasional ada di Dirjen Dikti

operasional ada di Dirjen Dikdasmen

PENDIDIKAN VOKASI DI INDONESIA Pendidikan di Indonesia landasan hukumnya adalah : Undang-Undang R.l No 20 Tahun 2003 . Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. dan Pancasila. Berdasarkan Undang-Undang R.l No : 20 Tahun 2003 . Pasal 4, ayat (1) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menunjang tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, bilai kultural dan kemajemukan bangsa. Pasal 13, ayat (1) Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pasal 14 , Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pasal 15, Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. Pasal 18, ayat (1) Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar, (2) Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan, (3) Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK) atau bentuk lain

yang sedrajat. Secara normatif dan legal formal, sebenarnya pendidikan vokasional disetiap jenjang pendidikan tidak perlu terjadi dikotomi. Secara jelas pendidikan vokasi telah diatur dalam undang-undang, bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif Pendidikan vokasi di Indonesia juga tertuang dan dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah (RPP) Maret 2004 merupakan :

Merupakan pendidikan tinggi maksimal setara dengan program sarjana yang berfungsi mengembangkan peserta didik agar memiliki pekerjaan keahlian terapan tertentu melalui program diploma dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional (Pasal 21).

Merupakan pendidikan yang mengarahkan mahasiswa untuk mengembangkan keahlian terapan, beradaptasi pada bidang pekerjaann tertentu dan dapat menciptakan peluang kerja (Pasal 22 Ayat [1]).

Menganut sistem terbuka (multi-entry-exit system) dan multimakna (berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan watak, dan kepribadian, serta berbagai kecakapan hidup life skill (Pasal 22 Ayat [2]).

Pendidikan vokasi berorientasi pada kecakapan kerja sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terapan serta sesuai dengan tuntutan kebutuhan lapangan kerja (Pasal 22 Ayat [3]).

Pendidikan vokasi merupakan pendidikan keahlian terapan yang diselenggarakan di perguruan tinggi berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas (Pasal 23 Ayat [1]).

Kurikulum pendidikan vokasi merupakan rencana dan pengaturan pendidikan yang terdiri atas standar kompetensi, standar materi, indikator pencapaian, strategi pengajaran, cara penilaian dan pedoman lainnya yang relevan untuk mencapai kompetensi pendidikan vokasi (Pasal 27 Ayat [3]).

Pendanaan pendidikan vokasi menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dunia kerja (dunia usaha/industri), dan masyarakat (Pasal 38 Ayat [1]).

Peran serta masyarakat dalam pendidikan vokasi meliputi peranserta perorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan (Pasal 39 Ayat [1]).

4 Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan vokasi dapat menjamin kerja sama dengan

lembaga-lembaga lain baik di dalam maupun di luar negeri (Pasal 40 Ayat [1]).

HUBUNGAN PENDIDIKAN VOKASI DENGAN WIRAUSAHA


5

Wirausaha adalah proses menciptakan sesuatu nilai yang berbeda dengan mencurahkan waktu dan upaya yang diperlukan, memikul risiko-risiko finansial, psikis dan sosial yang menyertai, serta menerima penghargaan /imbalan moneter dan kepuasan pribadi. Pendidikan vokasi sangat berhubungan dengan wirausaha karena pendidikan vokasi mampu menciptakan tenaga kerja yang menguasai, terampil dan ahli karena industri suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas tenaga terampil yang terlibat langsung dalam proses produksi dan yang mempunyai nilai ekonomis, sesuai dengan kebutuhan pasar dengan education labor coefficient tinggi. Tenaga kerja yang menguasai, terampil dan ahli memegang peranan penting dalam menentukan tingkat mutu dan biaya produksi, sangat dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan industrialisasi suatu negara, berpengaruh dalam faktor keungulan teknologi, peluang tinggi untuk bekerja dan produktif sehingga memperkuat perekonomian negara dan mengurangi angka pengangguran. Oleh karena itu Crites (dalam Jersild, 1978) menekankan konsep kematangan pendidikan vokasi pada pemilihan pekerjaan yang realistis, kompetensi pemilihan pekerjaan, sikap terhadap pemilihan pekerjaan, dan kemantapan pemilihan pekerjaan. Seseorang dikatakan memiliki kematangan pendidikan vokasi yang tinggi jika ditandai oleh ketekunan memilih pekerjaan yang diharapkan, dan sesuai dengan kemampuan atau sikap terhadap pekerjaan. Kematangan pendidikan vokasi diharapkan pada kurun waktu jangka panjang dapat menciptakan lapangan kerja baru para enterpreneurship sejati.

BAB6 III PENUTUP

KESIMPULAN Pendidikan vokasi adalah sistem pendidikan tinggi yang diarahkan pada penguasaan keahlian terapan tertentu, yang mencakup program pendidikan diploma I, diploma II, diploma III, dan diploma IV. Lulusan pendidikan vokasi mendapatkan gelar vokasi, misalnya A.Ma (Ahli Madya), A.Md (Ahli Madya) Pendidikan kejuruan mencakup institusi SMK dan MAK, serta ada juga SMK 4 tahun atau community college sedang pendidikan vokasi dijalankan oleh perguruan tinggi termasuk politeknik pada jenjang D1, D2, D3 dan D4, hingga Sp1 dan Sp2 (setara S2 dan S3). Pendidikan vokasi di indonesia tercantum dalam Undang-Undang R.l No : 20 Tahun 2003. Pendidikan vokasi yang matang dapat menciptakan enterpreneurship sejati.

SARAN Untuk mahasiswa yang ingin menjadi enterpreneurship sejati hendaknya bersungguhsungguh dalam mengenyam pendidikan vokasi.

DAFTAR PUSTAKA
7

http://vokasi.ub.ac.id http://www.scribd.com/doc/32240387/Pengertian-Entrepreneurship http://berkarya.um.ac.id/2009/10/program-pendidikan-profesi-guru-selayang-pandang/ PUTU PANJI SUDIRA Pendidikan Vokasi Suatu Pilihan.htm Carr, David. . The Dichotomy of Liberal Versus Vocational Education : Some Basic ConceptualGeography.ttp://202.72.192.214/SCRIPT/Philophotech/scripts/student/dropbox_stu d Doolittle & Camp. 1999. Constructivism : The Career and Technical Education Perspective. : Journal of Vocational and Technical Education Volume 16, Number 1. Finch & Crunkilton. 1999. Curriculum Development in Vocational and Technical Education, Planning, Content, and Implementation. United State of America : Allyn & Bacon A Viacom Company. Finlay, Niven,& Young. 1998. Changing Vocational Education and Training an International Comparative Perspective . London : Routledge

You might also like