You are on page 1of 14

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM DASAR TEKNOLOGI MEKANIK JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI

MEMBUBUT

Tujuan praktikum : 1. Memahami tentang proses membubut 2. Mengetahui cara kerja mesin bubut 3. Memahami fungsi dari mesin bubut 4. Melatih keterampilan dalam mengoprasikan mesin bubut Dasar Teori :

Mesin Bubut Bubut merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan (feeding). Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengna jalan menukar roda gigi translasi (change gears) yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir(leadscrew). Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai ke khususan karena digunakan untuk monversi dari ulir metrik ke ulir inchi. Prinsip Kerja Mesin Bubut Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga

Halaman | 1

memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

Mesin bubut pada waktu dahulu yang pertama kali adalah pembubut (lathe) yang melepas bahan dengan memutar benda kerja terhadap pemotong mata tunggal. Mesin bubut adalah mesin yang digunakan untuk mengerjakan dan membuat benda kerja apapun, baik itu dari bahan yang masih awal maupun yang sudah jadi tetapi akan diperbaiki bentukbentuknya, namun mesin bubut lebih dikhususkan untuk mengerjakan bendabenda berbentuk slindris. Pada mesin bubut dilengkapi bagianbagian yang sangat mendukung untuk melakukan pembubutan sehingga dengan kelengkapan dari tiap-tiap bagiannya pun membuat hasil dari mesin bubut itu sendiri mempunyai ukuran hasil yang akurat. Diluar bagian mesin bubut untuk mendukung proses pembubutan maka dibantu dengan alat alat lain seperti pahat dengan berbagai bentuk,senterdrill dan lain-lain 1. BAGIAN-BAGIAN MESIN BUBUT

1.1 Kepala Tetap (Chuck)

Halaman | 2

Kepala tetap merupakan bagian yang dapat berputar pada mesin bubut dan berfungsi untuk mencekam benda kerja, karena dilengkapi dengan alat pencekam yang disebut Chuck. Kepala tetap apabila dilihat dari banyaknya rahang terbagi menjadi dua bagian:

a). b).

Kepala Tetap yang berahang tiga Kepala Tetap yang berahang empat

Dari kedua jenis kepala tetap diatas yang paling baik digunakan adalah yang berahang empat karena, daya cengkraman yang diberikan kepada benda kerja lebih banyak yaitu meliputi empat sisi sehingga akan lebih aman dan konstan. Kepala tetap berahang tiga, memiliki kekurangan sebab apabila kita mencekam benda kerja salah satu bagian dari rahang harus berada dibawah, yang berfungsi menahan benda kerja agar dihasilkan cengakraman yang maksimal.

Pada setiap permukaan kepala dapat mengatur daya cengkraman rahang.

tetap

terdapat tempat untuk kunci L yang berfungsi sebagai tumpuan kunci L sehingga kita

Pada setiap rahang terdapat lima gigi, benda kerja yang akan diproses harus diapit oleh kelima gigi tersebut, karena apabila hanya terjepit oleh satu gigi benda kerja tersebut harus disangga dengan menggunakan center putar.

Cekam digunakan untuk menjepit benda kerja pada waktu proses penyayatan benda kerja berlangsung sedang memutar cekam maka dihubungkan langsung dengan spindelutama dengan motor penggerak melalui sabuk. Karena fungsinya sebagai penjepit benda kerja

Halaman | 3

yang bervariasi diameternya, maka untuk mengatur kecepatan putar cekam digunakan sistem transmisi sabuk.

1.2 Handle Mesin Handle mesin merupakan bagian pada mesin bubut yang berfungsi untuk mengatur kecepatan putaran rotasi permenit (rpm), pengaturan kecepatannya dilakukan dengan cara pengaturan koordinat yang datanya disesuaikan dari hasil perhitungan kecepatan, sedangkan untuk penentuan koordinat dibantu dengan beberapa switchswitch yang berpatokan pada bagan pengaturan yang bisa ditarik pada sumbu x dan sumbu y. Pada handle terdapat bermacam-macam kecepatan yang dapat diatur terlebih dahulu. Oleh karena itu diperlukan penyesuaian-penyesuaian terhadap kecepatan yang dibutuhkan pada mesin bubut tersebut, agar dalam proses pembubutan dapat memperoleh hasil yang terbaik. Pada bagian dalam handle mesin sendiri terdapat banyak roda gigi yang diatur untuk menghasilkan putaran yang sesuai dengan penentuan koordinat.

1.3 Tail Stock (Kepala Lepas) Tail Stock berfungsi sebagai tempat chuck drill, center putar dan center drill yang dimasukkan kedalam lubang slinder yang terdapat pada mulut tail stock . Pada tail stock terdapat spindle yang berfungsi untuk mengatur panjang pendeknya lubang selinder, selain itu juga Tail Stock

Halaman | 4

dilengkapi pengunci gerakan tail stock yang memiliki tuas panjang, serta pengunci gerakan lubang selinder yang memiliki tuas pendek.

1.4 Dudukan Tail Stock (Bed) Bed berfungsi sebagai lintasan gerak Tail Stock dan sebagai dudukan untuk menahan tail stock ketika sedang digeser secara horizontal. Sehingga pada kepala lepas tersebut dapat berjalan dengan lancar.

Lampu di, gunakan sebagai penerangan saat menggunakan mesin bubut

Alat pendingin berada di sebelah lampu digunakan untuk mendinginkan benda kerja yang sedang dibubut agar tidak menimbulkan panas berlebih yang dapat membuat pahat menjadi hitan dan tidak bisa digunakan lagi.

Halaman | 5

Kereta luncur terdiri dari perletakan majemuk, sadel pahat dan apron. Konstruksinya kaku karena harus menyangga dan memandu pahat pemotong. Dilengkapi dengan dua hantaran tangan untuk memandu pahat dalam arah menyilang. Roda tangan yang atas mengendalikan gerakan perletakan majemuk dan roda tangan dibawah untuk menggerakkan kereta luncur sepanjang landasan. Apron yang terletak pada kereta luncur berisi kendali, roda gigi dan mekanisme lain untuk menghantar kereta luncur baik dengan tangan atau dengan daya.

1.5 Rumah Pahat dan Dudukan Rumah Pahat Rumah Pahat Rumah Pahat berfungsi untuk tempat pemasangan pahat. Pada rumah pahat terdapat pengunci pahat yang berfungsi untuk mengunci pahat sehingga pahat tidak akan bergerak ketika proses pembubutan, selain itu ada juga untuk mengatur tinggi rendahnya rumah pahat ketika akan disetting untuk bisa setinggi dengan center drill.

Dudukan Rumah Pahat

Halaman | 6

Berfungsi sebagai dudukan rumah pahat. Pada dudukan rumah pahat terdapat baut untuk mengatur posisi kemiringan dudukan rumah pahat. 1.6 Eretan Melintang Bawah Eretan melintang bawah berfungsi melakukan pergerakan memahat untuk arah secara vertikal. Pada eretan melintng bawah ini terdapat skala ukuran, sehingga kita bisa menentukan seberapa dalam benda kerja (biasanya dalam penentuan diameter) yang akan dilakukan pembubutan.

Tombol Emergensi Stop digunakan untuk mematikan mesin, digunakan apabila terjadi kecelakaan kerja atau kesalahan kerja.

Faktor utama dalam membubut adalah :

Jenis bahan yang ingin di kerjakan Luas penampang bahan atau ukuran benda kerja Kecepatan potong dalam proses membubut Pada saat melakukan proses pembubutan faktor utama dalam pembubutan adalah kecepatan potong, dan kecepatan potong ini dipengaruhi oleh : Kekuatan bahan yang dikerjakan Tingkat kehalusan yang ingin dicapai Bahan pahat yagn digunakan Bentuk pahat yang digunakan

Halaman | 7

Keadaan mesin bubut Dalam melakukan proses pembubutan, arah dan gerak potong sangat berpengaruh, berikut macam macam gerak dalam membubut : a. Gerakan berputar Kecepatan putar bendakerja digerakan pada pahat, dan dinamakan kecepatan pototng b. Gerakan memanjang Jika pemotongan arahnya sejajar dengan sumbu benda kerja, gerakan ini dinamakan gerakan memanjang dan dinamakan pemakaman. c. Gerakan melintang jika pemotongan itu arahnya tegak lurus terhadap sumbu benda kerja, dinamakan gerakan melintang atau pemotongan permukaan.

Untuk menentukan kecepatan potong dalam proses membubut menggunakan rumus :

n=
Keterangan: n Vc d = Putaran (rpm)

1000.20 = 139,9874 140 .45,5

= Kecepatan potong = Diameter benda kerja (mm) = ketetapan (3,14) Makin besar diameter benda kerja maka kecepatan potong akan semakin

cepat. LANGKAH KERJA

Langkah Persiapan 1. Membaca dan mempelajari gambar kerja Melihat bentuk benda yang akan dikerjakan dengan skala dan ketentuan batas toleransi serta nama dari bentuk benda kerja itu sendiri.

Halaman | 8

2. Memprediksi peralatan yang akan digunakan Peralatan yang digunakan adalah : 1. Benda kerja 2. Mistar 3. Kacamata pelindung Kaca mata perlu digunakan untuk melindungi mata karena pada proses membubut akan banyak kejadian fatal yaitu terlemparnya brum yang sangat panas dan berbahaya. Dengan menggunakan kaca mata ini kemungkinan besar mata pekerja akan terhindar dari suatu hal yang sangat fatal yang bertaburan pada proses membubut.

4. Mesin bubut

Mesin bubut sangat diperlukan dalam proses pembubutan karena bila mesin bubutnya tidak ada maka kita tidak dapat mengerjakan proses pembubutan. 5. Jangka sorong (vernier caliper)

Salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur ukuran-ukuran luar dan dalam, diameter luar dan dalam serta kedalaman dalam satuan mm atau inchi.

7.Pahat tepi rata kanan

Halaman | 9

Pahat yang dipergunakan pada proses ini yaitu pahat tepi rata. Pahat berguna untuk membubut benda kerja. Pahat-pahat dapat digolongkan atas : pahat kanan dan pahat kiri. Bila pahat dipegang pada permukaannya menghadap pekerja dengan ujung menunjuk kebawah dan ujung potong berada disebelah kanan, ini dinamakan pahat kanan. Pahat kanan memotong dari kanan ke kiri, sedangkan pahat kiri memotong dari kiri ke kanan. Namun kali ini menggunakan pahat tepi rata.

Langkah kerja : 1. Mempersiapkan alat dan peralatan praktikum dan bahan yang diperlukan, terutama mengaktifkan mesin bubut terlebih dahulu, dan perlengkapan dari mesin bubut. 2. Terlebih dahulu mengukur diameter benda kerja dengan menggunakan jangka sorong. Membandingkan gambar kerja dengan ukuran sebenarnya. Setelah itu chek aman atau tidak masuk ke dalam dimensi dan toleransi yang ditentukan. 3. Pasang pahat rata kanan pada rumah pahat dengan posisi pahat menjulur dari rumah pahat + 20mm dengan ketentuan mata pahat berada di sebelah kiri atas. 4. Mengatur pahat,Kendorkan baut di atas tulpos, kemudian miringkan + 10o ke arah kanan, kemudian dekatkan mata pahat dengan mata center putar dengan memutar spindel pada kepala lepas dan bandingkan tinggi mata pahat dengan tinggi ujung center putar jika mata pahat lebih tinggi dari pada ujung center putar maka kendorkan baut pengatur ketinggian ke arah kiri pada tulpos dan putar baut pengatur ketinggian pada rumah pahat ke arah kanan, atur sampai setinggi dan satu titik dengan mata center putar. Setelah itu, kencangkan baut pengatur ketinggian pada tulpos serta putar kembali + 10o ke arah kiri (kembali ke posisi semula) dan kencangkan baut di atas tulpo 5. Menentukan kecepatan potong dari diameter yang sudah diketahui dengan menggunakan rumus diatas. Kemudian Menghitung handle mesin sesuai perhitungan dengan cara menyesuaikan perhitungan putaran mesin pada mesin bubut.Sebagai acuan, pada mesin bubut terdapat aturan penentuan kecepatan putar pemotongan, sebagai berikut :

Halaman | 10

60 225

95 355 1320

145 535 2000

A B C

II 835

6.

Mencekam benda kerja 1) Apabila rahang pencekam mempunyai 3 buah rahang, maka salah satu rahang harus bearada di bawah benda kerja, 2) Usahakan seluruh gigi pada chuck mencekam benda kerja, jika rahang chuck yang mencekam benda kerja hanya satu gigi gunakan penyangga center putar, maka pencekaman aman.

7. Nyalakan mesin bubut sesuai dengan kecepatan putar, dan lakukan proses pemotongan sesuai dengan yang diinginkan.

8. Mematikan mesin bubut jika sudah tidak dioprasionalkan. jika permukaan muka depan sudah bersih, rata dan halus

9. Membersihkan alat dan peralatan yang digunakan .

10. Mengembalikan alat dan peralatan yang digunakan ketempat penyimpanan yang semestinya.

Halaman | 11

11. Memberikan pelumas untuk mesin bubut, terutama untuk bagian bagian yang bergerak pada mesin bubut, guna menjaga keawetan fungsi dari bagian bagian tersebut guna mencegah pengkorosian.

12. Membersihkan sisa sisa pemotongan atau serabut sisa dari pemotongan yang terdapat pada mesin bubut atau yang tercecer disekitar area praktikum.

Data Hasil Praktium:


1) Ukuran benda kerja sebelumnya berbentuk silinder dengan ukuran panjang 100mm dan dengan diameter 20mm.

2) Kemudian dibentuk ukuran menjadi diameter 19mm dengan panjang 25mm, diameter 17mm dengan panjang 30 mm, diameter 15mm dgn panjang 30 mm dan diameter 13mm dengan panjang 15mm dalam satu benda kerja sehingga terdapat 4 ukuran diameter dalam 1 benda kerja sehingga total panjangnya menjadi 100mm. 3) Kemudian dikecilkan lagi menjadi berukuran diameter mm dengan panjang 25mm, diameter mm dengan panjang 30 mm, diameter mm dgn panjang 30 mm dan diameter mm dengan panjang 15mm dalam satu benda. 4)

Halaman | 12

Catatan : untuk memudahkan dalam pengukuran panjang jumlah yang akan dimakan maka untuk mendapatkan ketepatan ukuran tanpa menggunakan mistar ukur, pada pemutar eretan baik itu eretan melintang dengan arah kiri kanan atau eretan atas dengan arah depan belakang, terdapat suatu jumlah ukuran dalam hitungan satu kali putaran pemutar eretan.

Analisis : A. Aspek yang perlu diperhatikan saat berlangsungnya proses praktikum 1) Penempatan posisi personal praktikum, seperti : Dilarang berdiri di depan cekam yang sedang beroprasi atau bergerak. Dilarang menggoda atau mengganggu konsentrasi pekerja. Menempatkan peralatan pada tempat yang benar dan tidak mengganggu proses praktikum.

Halaman | 13

Dilarang mengambil posisi ditempat aliran kelistrikan mesin bubut dan mengganggu kstabilan mesin bubut.

2) Mengenakan kacamata pengaman guna menghindari serpihan dari hasil proses pemakanan benda kerja. 3) Ketepatan kekuatan dari pemasangan benda kerja pada cekam, guna menghindari kecelakaan dari kelonggaran pemasangan yang mengakibatkan aus pada cekam.

B. Kendala praktikum Dalam melaksanakan praktikum tidak menutup kemungkinan terdapatnya kendala yang menghambat kelancaran proses praktikum, dan beberapa kendala yang terdapat selama proses praktikum antara lain : 1. Keterbatasan individual dalam pembacaan skala ketepatan ukuran atau NST (Nilai Skala Terkecil) pada alat ukur. 2. Tidak terdapatnya sistem pendingin pada mesin bubut sehingga terjadinya pemanasan pada benda kerja yang bisa mengakibatkan pemuaiaan dan keterhambaatan pemegangan. 3. Kaca mata pelindung yang sudah mulai rusak (buram), sehingga pengelihatan terganggu dan terhambat.

Halaman | 14

You might also like