You are on page 1of 7

Waktu dan tata cara pelaksanaan

Waktu salat hari raya adalah setelah terbit matahari sampai condongnya matahari. Syarat, rukun dan sunahnya sama seperti salat yang lainnya. Hanya ditambah beberapa sunah sebagai berikut :

Berjamaah Takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali pada rakat kedua Mengangkat tangan setinggi bahu pada setiap takbir. Setelah takbir yang kedua sampai takbir yang terakhir membaca tasbih. Membaca surat Qaf dirakaat pertama dan surat Al Qomar di rakaat kedua. Atau surat Ala dirakat pertama dan surat Al Ghasiyah pada rakaat kedua. Imam menyaringkan bacaannya. Khutbah dua kali setelah salat sebagaimana khutbah jumat Pada khutbah Idul Fitri memaparkan tentang zakat fitrah dan pada Idul Adha tentang hukum hukum Qurban. Mandi, berhias, memakai pakaian sebaik-baiknya. Makan terlebih dahulu pada salat Idul Fitri pada Salat Idul Adha sebaliknya.

ari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa

Salat Gerhana atau salat kusufain adalah salat yang dilakukan saat terjadi gerhana bulan maupun matahari. Salat yang dilakukan saat gerhana bulan disebut dengan salat khusuf sedangkan saat gerhana Matahari disebut dengan salat kusuf.

Hukum shalat gerhana bulan Mayoritas ulama berpendapat bahwa shalat gerhana hukumnya sunah muakkadah dan dilaksanakan secara berjamaah. Pendapat ini didasarkan kepada beberapa hadits shahih, di

Tata cara shalat gerhana Shalat gerhana dikerjakan secara berjamaah terdiri dari dua rakaat. Setiap rekaat terdiri dari dua kali berdiri dan dua kali ruku. Sedangkan seluruh gerakan lainnya sama dengan gerakan shalat biasanya. Rinciannya adalah sebagai berikut: 1.Berdiri menghadap kiblat, takbiratul ihram, membaca doa istiftah, membaca taawudz, membaca al-fatihah, dan membaca surat yang panjang, kira-kira sekitar satu surat al-Baqarah. 2. Bertakbir, ruku dalam waktu yang lama. 3. Membaca samiallahu liman hamidahu rabbana lakal hamdu, berdiri kembali, lalu membaca taawudz dan al-fatihah, lalu membaca surat yang panjang namun kadarnya lebih pendek dari surat yang dibaca pada saat berdiri pertama. 4. Takbir, ruku dalam waktu yang lama, namun lebih pendek dari ruku yang pertama. 5. Membaca samiallahu liman hamidahu rabbana lakal hamdu, berdiri kembali (itidal) 6. Bertakbir, lalu sujud, lalu duduk di antara dua sujud, lalu sujud. 7. Bertakbir, bediri untuk rakaat kedua, gerakannya sama seperti gerakan pada rakaat pertama, namun kadar panjangnya bacaan surat lebih pendek. 8. Setelah tasyahud akhir lalu salam.

Pengertian Shalat Jum'at, Hukum, Syarat, Ketentuan, Hikmah Dan Sunah Solat Jumat
Tue, 01/01/2008 - 5:33pm godam64

A. Arti Definisi / Pergertian Shalat Jumat Sholat Jum'at adalah ibadah salat yang dikerjakan di hari jum'at dua rakaat secara berjamaah dan dilaksanakan setelah khutbah. B. Hukum Sholat Jum'at Shalah Jum'at memiliki hukum wajib 'ain bagi laki-laki / pria dewasa beragama islam, merdeka dan menetap di dalam negeri atau tempat tertentu. Jadi bagi para wanita / perempuan, anak-anak, orang sakit dan budak, solat jumat tidaklah wajib hukumnya. Dalil Al-qur'an Surah Al Jum'ah ayat 9 : " Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." C. Syarat Sah Melaksanakan Solat Jumat 1. Shalat jumat diadakan di tempat yang memang diperuntukkan untuk sholat jumat. Tidak perlu mengadakan pelaksanaan solat jum'at di tempat sementara seperti tanah kosong, ladang, kebun, dll. 2. Minimal jumlah jamaah peserta salat jum'at adalah 40 orang. 3. Shalat Jum'at dilaksanakan pada waktu shalat dhuhur / zuhur dan setelah dua khutbah dari khatib. D. Ketentuan Shalat Jumat Shalat jumat memiliki isi kegiatan sebagai berikut : 1. Mengucapkan hamdalah. 2. Mengucapkan shalawat Rasulullah SAW. 3. Mengucapkan dua kalimat syahadat. 4. Memberikan nasihat kepada para jamaah. 5. Membaca ayat-ayat suci Al-quran. 6. Membaca doa.

E. Hikmah Solat Jum'at 1. Simbol persatuan sesama Umat Islam dengan berkumpul bersama, beribadah bersama dengan barisan shaf yang rapat dan rapi. 2. Untuk menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antar sesama manusia. Semua sama antara yang miskin, kaya, tua, muda, pintar, bodoh, dan lain sebagainya. 3. Menurut hadis, doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT akan dikabulkan. 4. Sebagai syiar Islam. F. Sunat-Sunat Shalat Jumat 1. Mandi sebelum datang ke tempat pelaksanaan sholat jum at. 2. Memakai pakaian yang baik (diutamakan putih) dan berhias dengan rapi seperti bersisir, mencukur kumis dan memotong kuku. 3. Memakai pengaharum / pewangi (non alkohol). 4. Menyegerakan datang ke tempat salat jumat. 5. Memperbanyak doa dan salawat nabi. 6. Membaca Alquran dan zikir sebelum khutbah jumat dimulai. Sumber : Buku Pelajaran Sekolah Agama Islam (mohon maaf kalau tidak ada dalil, kalau bisa bantu melengkapi/memperbaiki).

Masjid Astra di Sunter Jakarta (Koleksi Pribadi) Hari Jumat memang hari yang istimewa di sisi Allah SWT, banyak peristiwa agung terjadi pada hari Jumat. Bukan sekedar rotasi hari biasa dari Senin hingga Ahad sebagaimana sehari-hari terjadi. Hari Jumat merupakan raja dari hari-hari. Secara teologis ada peristiwa agung yang terjadi pada hari Jumat. Allah SWT menciptakan langit dan bumi, menciptakan nabi Adam AS, memasukkan nabi Adam ke dalam syurga, menurunkan nabi Adam AS ke dunia, dan mewafatkan beliau juga pada hari Jumat, niscaya Allah SWT mengabulkan doa yang dipanjatkan pada hari Jumat, dan pada hari Jumat juga dunia beserta isinya akan digulung kembali. Setiap malaikat, langit, bumi, angin, gunung, dan laut semuanya menyayangi hari Jumat. Oleh karena hari Jumat memiliki banyak keutamaan, kaum Muslim didorong menunaikan amalan lebih banyak pada hari Jumat dibanding hari-hari lainnya sehingga lebih taqarub kepada Allah SWT dan sekaligus menambal pelbagai kekurangan di hari-hari lainnya. Allah SWT menjadikan perbuatan yang sangat mulia di hari Jumat yang menjadi perantara diri kepada-Nya, sholat Jumat. Sholat Jumat adalah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan umat Muslim. Sebagimana firman Allah SWT dalam QS. AlJumuah: 9, Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sholat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Ayat tersebut bersifat umum dan tidak menyebutkan jamaah dengan jumlah tertentu. Segala sesuatu yang bersifat umum tidak boleh dikhususkan begitu saja tanpa berdasarkan Quran, Hadits, atau ijma ulama. Karena itu kontroversi di antara para ulama terjadi. Masalah-masalah yang diperdebatkan berkisar keabsahan shalat Jumat: jumlah jamaah yang menunaikan dan prasyaratnya. Apakah dengan dua orang saja bisa menunaikan shalat Jumat, orang yang bermukim di dusun kecil atau tinggal di kemah berpindah berkewajiban menunaikannya? Sebagian ulama seperti Umar bin Abdul Aziz, al-Auzai, dan Laits bin Saad mengatakan setiap penduduk dusun yang ada pemimpinnya mereka diperintahkan untuk melakukan shalat Jumat dan yang menjadi imam adalah pemimpin mereka. Imam Syafii, Imam Ahmad, dan Ishak, mewajibkan ada shalat Jumat dalam sebuah tempat yang di dalamnya terdapat 40 penduduk laki-laki yang sudah akil baligh dan berstatus merdeka. Syarat 40 orang ini ditanggapi oleh al-Auzai, tidak perlu sebanyak itu, asal ada 3 orang saja dan ada pemimpinnya, mereka wajib shalat Jumat. Sebab pada dasarnya shalat Jumat sama dengan shalat lainnya hanya saja di dalam shalat Jumat ada kutbahnya. Hampir serupa dengan shalat fardhu lainnya, shalat Jumat diwajibkan kepada orang yang sudah akil baligh, merdeka, laki-laki, tidak sedang bepergian, dan tidak ada udzur sama sekali. Jadi shalat Jumat wajib mutlak bagi laki-laki. Bagi perempuan yang ikut shalat Jumat maka tidak perlu melakukan shalat Dzuhur. Anak kecil dan orang gila tidak wajib shalat Jumat karena dianggap fisiknya lemah atau orang gila tidak memenuhi syarat akalnya. Sebagian besar ulama juga sepakat tidak ada kewajiban shalat Jumat bagi kaum budak atau kaum tidak merdeka. Diriwayatkan dari Thariq bin Syihab bahwa nabi Muhammad SAW bersabda Shalat Jumat itu wajib atas setiap Muslim dengan cara berjamaah kecuali empat golongan, yaitu budak, perempuan, anak-anak, dan orang sakit. Untuk anak-anak perlu mengajak mereka menunaikan shalat Jumat sebagai pembelajaran bagi mereka sehingga ketika kewajiban shalat Jumat kelak turun baginya, anak sudah siap menunaikannya. Sedangkan bagi musafir, sebagian besar ulama sepakat tidak mewajibkannya

karena nabi Muhammad SAW dalam perjalanan tidak mengerjakan shalat Jumat. Begitu juga pada saat beliau mengerjakan haji wada di Arafah yang jatuh pada hari Jumat, beliau hanya mengerjakan sholat Dzuhur dan Ashar dengan jama takdim. Langkah nabi ini juga diikuti para khalifah setelah beliau wafat. Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Sallamah bin al-Akwa berkata Kami shalat hari Jumat bersama Rasulullah saw kemudian kami pulang ketika dinding sudah tidak punya bayangan yang bisa digunakan untuk berteduh. Dalil inilah yang banyak dipakai oleh jumhur ulama bahwa waktu shalat Jumat sama dengan waktu shalat Dzhuhur. Menurut Imam Malik, boleh hukumnya membaca khutbah sebelum matahri condong ke barat tetapi shalat Jumatnya harus dilakukan setelahnya. Shalat Jumat yang dilaksanakan pada hari yang istimewa tersebut memiliki sejumlah sunnah yang sangat dianjurkan. Pertama mandi Jumat, dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda Barangsiapa yang mandi, mendatangi shalat Jumat kemudian shalat seperti yang telah ditentukan kepadanya kemudian serius mendengarkan khutbahnya, kemudian shalat bersamanya, niscaya diampuni dosanya yang terjadi antara Jumat dan Jumat yang lain ditambah 3 hari. Barang siapa yang memegang kerikil-batu kecil untuk dipermain-mainkan sehingga tidak memperhatikan isi khutbah, maka ia telah melakukan kelalaian. Sunnah mandi Jumat seyogyanya dibarengi dengan berhias/berdandan, menggosok gigi, dan memakai wewangian. Kedua, memperbanyak ingat kepada Allah SWT, beristighfar kepada-Nya, memperbanyak membaca Al-Quran, sering bershalawat pada Nabi dan keluarganya, serta bersedekah karena hari itu adalah hari mulia di mana karunia Allah tercurah ke alam semesta dan rahmat-Nya menyelimuti dunia. Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih, dari Aus bin Aus nabi Muhammad SAW bersabda Sesungguhnya di antara hari-harimu semua yang lebih utama ialah hari Jumah, maka dari itu perbanyakkanlah membaca shalawat padaku dalam hari Jumah itu, sebab sesungguhnya shalawatmu semua itu ditunjukkan kepadaku. Ketiga, berangkat ke masjid lebih awal. Diharapkan jamaah shalat Jumat bisa melaksanakan shalat sunnah dan berzikir kepada Allah SWT sebelum kutbah dimulai. Barang siapa berangkat pada saat pertama seolah-olah dia berkurban seekor unta, yang berangkat pada saat kedua seolah-olah berkurban seekor lembu, yang berangkat pada saat ketiga seolah-olah berkurban kambing kibas, yang berangkat pada saat keempat seolaholah berkurban seekor ayam, dan yang berangkat pada saat kelima seolah-olah berkurban sebutir telor.Keempat, menyimak khutbah sang khatib. Tidak berbicara ketika khatib sedang menyampaikan khutbah karena bisa membatalkan pahala shalat Jumat. Khutbah Jumat adalah wajib menurut jumhur ulama. Mereka berdasarkan dari hadits-hadits shahih yang menyebutkan bahwa setiap kali Nabi mengerjakan shalat Jumat maka selalui disertai dengan khutbah. Bagi Imam Syafii, hukum dua khutbah adalah wajib, duduk di antara dua khutbah juga wajib. Menurut sebagian besar ulama ahli fiqh seperti Imam Malik, Abu Hanifah, Imam Ahmad, yang wajib hanya satu khutbah. Namun menurut Syaukani khutbah tidak wajib karena tidak termasuk bagian dalam shalat. Saat berkhutbah, Rasulullah SAW biasa memperpendek khutbah, menggunakan kalimat-kalimat yang singkat namun padat, memperpanjang shalat, memperbanyak dzikir. Khutbah beliau lebih menitik-beratkan pada pokok-pokok keimanan kepada Allah, malaikat, kitab-kitab suci, para rasul, dan saat berhadapan dengan Allah di hari kiamat, uraian mengenai surga dan neraka, apa-apa yang disediakan Allah untuk para wali dan orang-orang yang taat.

Sebaliknya apa-apa yang disediakan Allah bagi musuh-musuh-Nya dan ahli maksiat. Dengan demikian hati pendengar akan dipenuhi keimanan, tauhid, makrifatullah, serta saat genting di hari kiamat. Beruntunglah orang-orang yang punyai perhatian lebih pada pada shalat Jumat dan amalan-amalan yang mengikutinya sehingga bisa menjadi penutup kekurangan di hari yang lain. Referensi: 1. 2. 3. 4. Al-Quran dan Terjemahannya, PT.Toha Putra, 1999 Ringkasan Kitab Hadist Shahih Imam Bukhari Riyadhus Shalihin, terjemahan, Imam Nawawi Hidayah Edisi 71 Juni 2007

You might also like