You are on page 1of 9

Pancasila Sebagai Pengetahuan Ilmiah

Pancasila Sebagai Pengetahuan Ilmiah

A. Pengetahuan ilmiah Pengetahuan ilmiah dapat disebut juga dengan istilah ilmu , ilmu ,menurut The Liang Gie (1998:15) merupakan seraingaikan kegiatan manusia dengan peikirian dan menggunakan berbagai tatacara sehingga menghasilkan sekumpulan pengetaahuan yang teratur mengenai genjala-genjala alami,kemasyarakatan,perorangan dan tujuan mencapai kebenaran,memperloleh pengalaman,dan memberilan penjelasan,atau melakukan penerapan . pengertian ilmu dapat dijelaskan dengan tiga segi yakni kegiatan,tata cara, dan pengatahuan yang teratur sebagai hasil kegiatan. Sarat-sarat pengetahuan ilmiah Pengetahuan dikatakan ilmiah jika memenuhi sayarat-sayarat ilmiah : 1. 2. 3. 4. Berobjek Bermetode Berseistem Bersifat universal

Berobjek berarti memiliki sasaran atau objek material dan titik perhaitian tertentu atau objek formal. Sasaran disebut juga pokok soal ( subject matter) merupakan suatu yang ditinjau atau di jadikan bahan untuk diselidiki.sedangkan objek formal ( focus of interest, poin of view) merupakan titik pusat perhaitian pada segi-segi tertentu sesuai dengan ilmu yang bersangkutan. Misalnya jenis pengetahuan yang meiliki objek material manusia dengan titik pusat perhatian atau objek formalnya tntang jiwa yang menimbulkan cabang fiskikolog. Suatu objek material dari suatu ilmu pengetahuan dapat sama,tetapi tentu dibedakan oleh objek formalnya. Sebagai contoh ilmu kedokteran dengan antropologi budaya, memiliki objek material manusia tetapi sudut pandang atau pokok bahasannya tidalah sama. Bermetode atau mempunyai metode berarti memiliki seperangkat pendekatan sesuai dengan aturan-aturan yang logis. Metode merupakan cara bertindak menurut aturan tertentu. Metode yang baik akan memudahkan seseorang mempelajari dan memahami ilmu pengetahuan tersebut. Metode keilmuan dapat dibedakan menjadi metode keilmuan kuantitatif dan mitode keilmuan kualitatif.

Metode keilmuan kuantitatif adalah cara berpikir ilmiah dengan prosudur kauntitatif, yang berarti bahwa segaala sesuatunya dikuantifikasikan . orentasinya didasarkan matematika-setatistika sebenarnya merupakan salah satu sarana. Metode keilmuan kualitaitf merupakan metode yang berbeda dengan metode kuantitatif sebab metode ini cara telaah untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah dan mengembang tiori secara kualitatif,misalnya dengan interpensi ,koprasi,hermeneutic dan sebagainya.

Bersistem atau bersifat sistematis atau brmakna meiliki kebulatan dan keutuhan. Bagianbagian harus merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan tidak berkontradisi sehingga membentuk kesatuan keseluruhan. Bagian-bagian itu saling berkaitan baik berhubungan interalisasi ( saling berhubungan ),interdependensi ( saling tergantungan). Bersivat universal, atau dapat dikatakan bersifat objektib, dalam arti bahwa penelusuran kebenaran tidak didasarkan oleh alasan rasa senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, melainkan alasan karna yang dapat diterima oleh akal, dengan demikian kebenarannya relative tidak dapat dibatasi oleh waktu,ruang, keadaan, kondisi, jumlah tertentu.( sri soeprapto, 19997:3)

Dari pembahasan secara ilmiah ini diketahui bahwa terdapat kesatuan logis dari pancasila. Roseslen Abdul Gani salah sesseorang tokoh BPUPKI menoloak pendapat yang mengatakan bahwa pancasila tidak mempunyai kesatuan logika. Dalam menguatkan posisi argumenya. Abdul Gani mengutip pendapat khain yang mengatkan pancasila adalah sebuah sintesis dari gagasagagasan islam modern,ide demokrasi,sosialisasi,dan gagasan demokrasi asli seperi dijumpai di desa-desa dan didalam komunalisme penduduk asli, juga,bersandar pada pendapat khain,Abdul Gani mengatakan bahwa pancasila adalah satu filsafat social yang sudah dewasa.konsekwesinya dengan sifat pancasila yang demikian hendaklah dilaksanakan sebaik-baiknya dalam arti disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Rumusan pancasila yang dijadikan sebagai dasar Negara Republik Indonisia seperti yang dicatum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat adalah: 1. 2. 3. 4. 5. Ketuhanan yang maha esa Kemanusian yang adil dan beradab Persatuan Indonisia Kerayatan yang dipimpin oelh hekmat kebijaksanaan dan permusyawaratan /pewakilan Keadilan social bagi seluruh rakyat indonisia

Kelima sila tersebut sebagai satu kesatuan nilai kehidupan masyarakat ditetapkan oleh panitia persiapan kemerdekaan inonisia ( PPKI ) dan dijadikan sebagai dasar Negara pada tanggal 18 agustus 1945.

A. Pendekatan sejarah Dengan pendekatan sejarah diharapkan dapat terlihat dengan jelas proses pertumbuhan dan perlembagaan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan ( pribadi-masyarakat-negara). Pendekataan sejarah ini perlu mengingat sipat nilai nilai pancasila yang abstrak,sehingga menjadi jelas seakan-akan konkeritlah nilai tersebut dalampikiran kita. Konkretitasi hal yang abstrak akan sangat menolong memudahkan kita berpikir.disamping hal tersebut sejarah menjabatani jarak waktu dan tempat.misalnya kejadian apa dari zaman seriwijaya dan majapahit. Sudah dapat dipastikan antara kita tidak ada yang mengetahui kejadian-kejadian tersebbut secara factual. Dengan ungkapan sejarah,kejadiankejadian sekan-akan nyata dalam pikiran kita. Demikan lah kegunaan sejarah sebagai pengetahuan factual dalam arti diketahui sendiri. Perlu ditegaskan bahwa pembahasan aspek historis bukanlah sama dengan pelajaran ilmu sejarah murni,tetapi terbatas hanya pada pengungkapan fakta sejarah yang ada kaitanya langsung dengan proses pertumbuhan serta pelaksanaan nilai-nilai pancasila.dengan kata lain kita tidak akan mengikutu bagaimana peristiwa terbunuhnya putra mahkota F.ferdinand di sarajewo sebgai permulan pecahnya perang dunia 1 ,ataupun Hilter Nazi membantai orang-oraang yahudi di erpa dalam perang duunia II ,tetapi hanya membijarakan sejarah yang ada sangkut pautnya dengan pancasila . pembahsan lebih mendalam mengenai pendekatan sejarah ini dapat pelajari pada penjelasan berikutnya. B. Pendekatan yuridisi kontitutional Pancasila dari sisi hukum dan hukum katatanegaraan sangatlah penting artinya untukdi pelajari. Hukum mengatur kegiataaan hidup kita sebagai warga masyarakat dan Negara. Pancasila sebagai dasar Negara merupakan sumber dari segala sumber hukum dalam kehidupan bernegara. Dengan demikan hukum haruslah di mengerti dengan baik agar dapat mengamalkan pancasila dengan baik pula. Sekali lagi hal ini penting untuk dihayati sebab sulit bagai kita bertindak atau berbuat jika tidak mengetahui dengan baik segi-segi hukum dan hukum katatanegaraan dari pancasila dikatakan demikian peraturan perundang-undangan secara herarkhis mengalir dari nilai-nilai pancasila.

C. Pendekatan filosofis Dalam pendekatan filosofis ini kita tidak membicarakan seluruh ilmu filsafat yang sangat luas cakupan dan cabang-cabangnya. Tetapi sebagai pengatar ke pendekatan filsafat disini akan didiskripsikan tentang fisafat.

1. Pengertian filsafat Untuk mengerti istilah perlu ditelusuri etimologinya. Istilah filsafat memiliki pandana kata bahasa arab falsafah, dalam kosakata bahasa inggris philosophy. Ditilik dari penggunaan dalam bahasa yunani terdapat dua pengertian tetapi secara sematis memiliki makna yang sama. Sebagai kata benda filsafat merupakan panduan kata majemuk philos ( sahabat ) dan sophia ( pengetahuan yang bijak sana,kebijaksanaan ) dan juga sebagai kata kerja sebagai panduan philein ( mencintai ) dan shopos ( hikmah,kebijaksanaan ). Dari pengertian sebagai kata kerja yakni cinta kepada pengetahuan yang bijaksana,sehingga mengusahakanya.sebagaimana dikutip dari ali mudofir istilah filsafat pada umumnya merupakan suatu istilah yang secara umum digunakan untuk menunjukan suatu usaha menuju kepada keutamaan mental,the fursuit of mental excellence. Dalam perjalan sejarah yang panjamg,sebagai ilmu yang berguna bagi sikap kritis dan analisis,lingkup pengetahuan fisafat sebagai pandangan hidup,sebagai suatu kebijaksanaan yang rasional,kelompok tiori dan system pemikiran,sebagai proses kritis dan sitematis dari pengetahuan manusia,sebagai usaha memperoleh pandangan yang menyeluruh,tentu semuanya memiliki cirri-ciri berpikir yang tertentu. 2. Ciri-ciri berpikir secara filsafat Kegiatan berpikir membedakan manusia dengan mahluklainya,namun tidak semua kegiatan berpikir adalah kegiatan berfilsafat. Sementara kegiatan berpikir filsafati tidak semata-mata tidak ditandai dengan merenung dan berkomplasi yang tidak bersangkut paut dengan realitas. Bepikir secara filsafat senantiasa berkaitan dengan masalah-masalah manusia yang bersifat actual dan hakiki. Misalnya dewasa ini banyak orang menginginkan demokrasi,maka demokrasi dalam arti yang sesungguhnya dapat ditemukan dengan kontemplasi kefisafatan. Bagaimana menciptakan demokrasi yang tidak meneimbulkan gejolak,mencari keserasian antara stabilitas dan dinamika,hubungan antara yang berkuasa dengan rakyat dan sebagainya. Demikian juga dalam bidang-bidang lain seperti bidang ilmu pengetahuan,kedokteran,ekonomi,. Oleh karna itu berpikir secara kefilsafatan di samping berkaitan dengan ide-ide tetapi juga harus memperhatikan realitas konkret. Ada pun cirri-ciri berpikir filsafat antara lain : bersifat keritis, bersifatterdalam,konseptual,koheren ,rasional,komperhensif,universal,sistematis,spekualatif,bebas dan bertanggung jawab dan sebagainya. a. Bersifat keritis Kegiatan berpikir secara kefilsafatan ditandai dengan sifat keritis senantiasa mempertanyakan sesuatu, tidak mudah menerima sesuatu jawaban tanpa berpikir secara baik hingga clear and distinct jelas dan terpilih,mengenai persoalan-soalan yang dihadapi manusia. Sifat kritis tersebut dipengaruhi oleh sifat berpikir dari berbagai segi dan sudut pandang dan dinamis.dalam pertanyaan yang sangat fundamental dari filsafat adalah apa,maka akan mengetahui sungguh-sungguh permasalahanya.konsekwensi harus dicari permasalahanya hingga

sampai pada intinya yang terdalam. Kegiatan para filsuf sepanjang sejarah ditandai dengan cara berpikir secara keritis.filsuf-filsuf awal yunani misalnya sebelum berkembangnya ilmu Pengetahuan mempertanyakan tentang asal alam semesta ( asas pertama ),yang kemudian menjadi pendorong timbulnya ilmu-ilmu sampai zaman dan seterusnya.( bartens,1989:9) b. Bersifat terdalam Yang dimaksud berpikir terdalam adalah sampai kepengertian tentang inti mutlak permasalahanya. Berpikir terdalam hanya merumuskan fakta yang sifatnya husus dan empiris,namun pada hakekatnya atau pengertian yang fundamental.berfikir terdalam akan mengetahui sesuatu permasalahan sampai pada akarnya,sehingga merupakan pengetahuan yang sifatnya umum universal.(nor ms. Bakry ,1994:15)

c. Bersifat konseptual Perenungan kefilsafatan merupakan kegiatan akal budi dan mental manusia menyusun suatu bagan yang bersifat kosenptual yang merupakan seatu hasil genralisasi dan abstraksi dari pengalaman-pengalaman yang sifatnya sangat husus dan individual ( kattsoff,1986:7 ). Berpikirkonseptual tidak dimaksudkan untuk berpikir secara terkai dengan masalah-masalah konkerit yang dihadapi oleh umat manusia,dengan membuat konsep-konsep yang jelas dan tepat mengenai pokok persoalan. Oleh karna itu tidaklah cukup menyimpulkan persoalan hanya dengan bukti-bukti yang empiris dan kuantitatif atau particular saja ( kaelan,1986:9)

d. Koheren Berpikir secara kefilsafatan juga menuntut adanya sifat koheren yakni keruntutan. Pemikiran filsafat bukan pemikiran yang acak,kacau,dan fragmentasi. Runtut bererti tidak ada pertentangan koradiktif,kontrakdisi interminis dalam rumusan-rumusanya satu sama lain. Sifat kheren tersebut didukung oleh atasan-atasan pemikiran logis dalam tata cara penyimpulan ( berdasarkan logika yang memang sejak dulu dikembangkan oleh para filsuf )

e. Bersifat konperhensif Pemikiran kefilsafatan tidak hannya didasarkan pada suatu fakta yang husus dan individual saja yang melahirkan kesimpulan yang husus dan individual juga,melainkan pemikiran filsafat ingin sampai pada kesimpulan yang bersifat umum,sehingga dituntut untuk untuk berpikir secara komperhensif: menyeluruh (luas).menyeluruh berarti tidak ada sesuatu pun yang di luar jangkaunya ( kattsoff,1986:12), misalnya,mengenai objekmateri manusia,jika dipandang salah satu dari aspek-aspeknya,asapek ekonomi,atau aspek fisik tentulah tidak cukup untuk memaknai

majusia, memcahkan persoalan-persoalan hidup manusia,maka perlu manusia itu derenungkan dari berbagai segi sehingga kesimpulannya dapat diterima seluas-luasnya karna sifatnya yang menyeluruh itu.

f. Bersivat universal Berpikir kefilsafatan termasuk sebagai upaya untuk menyapai suatu kesimpulan yang bersifat umum ( universal) yang dapat digunakan oleh manusia pada umumnya,manusia dimana pun, dan dalam keadaan bagaimanapun.

g. Bersifat sepekulatif Bersifat sepekualatif memiliki sifat mereka-reka,mereka menduga,tetapi bukan sembarang perekaan. Perekaan yang dimaksud disini adalah pengajuan dugaan-dugaan yang masuk akal (rasional) yang mendahului atau melampau fakta-fakta. Ini merupakan kegiatan akal budi manusia dengan melalui kemampuan dalam imaginasi yang berdisiplin menghadapi persoalanpersoalan yang menuntut pemecahan yang bijaksana secara menyeluruh hasil-hasil dari ilmu pengetahuan dan demikan diharapkan dicapai kemajuan-kemajuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan pada umumnya. Hal ini telah dibuktikan oleh para filsuf dahulu dengan mengajukan dugaan yang cerdas dan dapat dibuktikan kemudian.

h. Bersifat sistematis Pemikiran kefilsafatan yang pada dasarnya menuntut keruntutan,koperhensif dan universal serta tidak bersifat fragmentaris,tidak acak, merupakan keseluruhan yang bersistem,setematis. Berpikir sistematis dimaksudkan bahwa dalam berpikir terrdapat bagian-bagian yang senantiasa berhubungan antara satu dengan yang lainya. System adalah satu kesatuan keadaan atau barang suatu yang bagian-bagianya saling berhubungan secara fungsional dalam rangka mencapai suatu tujuan bersama ( soejono seomargono,1983:6 ) pengertian system apabila dirinci memiliki unsure-unsur sebagia berikut.

Kesatuan yang tersusun atas bagian-bagian

Bagian-bagian memiliki pungsi sendiri-sendiri Bagian-bagian saling berhubungan Kesatuan dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama

i. Bersifat bebas dan bertanggung jawab Dalam berfilsafat manusia bebas memikirkan apa saja sehingga asfek kretivitas dapat tumbuh kembang dengan baik. Tetapi kebebasan harus dipertanggung jawabkan, misalnya pertama-tama dipertangung jawabkan kepada suara hati,hati nuraninya. Dengan kebebasan bertanggung jawab berpikir yang dimiliki,secara langsung maupun tidak langsung orang tidak terkekang dan terjajah oleh pendapat oerang lain. Itulah bebrapa cirri berpikir secara kefilsafatan dan masih banyak lagi jika hendak memerincinya. Salah satu contoh pendekatan pancasila dari sisi filsafat yang dapat diajukan adalah pendekatan etika,sebab etika adalah cabang dari filsafat yang erat kaitanya dengan moral,misalnya ketentuan hukum yang diwajibkan warga negaranya membayar pajak.

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONALVETERAN YOGYAKARTA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN

TUGAS: BAHASA INDONESIA

TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA JUDUL: BUKTI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI ILMU ILMIAH DOSEN : Ir.YUNI HERAWATI,M.HUM

NAMA : MUHAMMAD YUSUF

NO.MHS: 141110073 KELAS : EM-C

You might also like