You are on page 1of 13

INFEKSI KULIT

1. Kutil
Definisi Pertumbuhan kulit jinak yang menyebabakan timbulnya veruka. Etiologi Veruka vulgaris atau kutil disebabkan oleh HPV (human papiloma virus). Virus ini bereplikasi pada sel sel epidermis dan menular dari orang ke orang. Virus ini akan menular pada orang yang tidak memiliki imunitas spesifik pada kulitnya. Gejala klinis Veruka terlihat sebagai suatu nodul kutil yang kasar pada badan, tungkai, tangan, lengan, genitalia, dan bahkan membrane mukosa mulut. Di genitalia dan membran mukosa vagina, rektum, dan uretra, kutil disebut kondilomata akuminata. Penyakit ini tampak sebgai nodul basah seperti kutil yang dapat ditemukan dalam jumlah banyak. Kutil biasanya dapat menghilang secara spontan dalam waktu 2 tahun kalau sudah terbentuk imunitas terhadap virus. Namun, respons imun dapat berjalan lambat sampai beberapa tahun. Veruka biasanya dapat diuang dengan bedah beku atau kuretase yang dikombinasi dengan elektrodesikasi. Patogenesis :
Papillomavirus menyerang epitel gepeng (daerah yang peka infeksi) pada kulit dan mukosa inokulasi virus pada sel basal diferensiasi sel menjadi sel keratinosit

perubahan morfologi dan hiperplasia akibat percepatan proliferasi dan terhambatnya diferensiasi sel

memungkinkan virus berkembang secara vegetatif sehingga infeksi menjadi produktif

kepekaan sel berubah

Sifat kelainan yang ada tetap jinak dan ditandai oleh batas yang tegas dengan jaringan normal.

Pengobatan : Pengobatan kutil seringkali sulit dan membutuhkan waktu lama hingga membuat putus asa kadang-kadang menimbulkan nyeri. Kutil pada kaki, lipat paha, dan daerah periungual sering diobati dengan laser karbon dioksida. Penderita kutil pada genitalia disarankan puasa hubungan seks atau memakai kondom hingga kutil hilang.

2. MOLUSKUM KONTAGIOSUM Definisi Moluskum kontagiosum merupakan infeksi virus pada kulit yang umum terjadi pada anak-anak. Infeksi kulit yang terjadi berupa papul (benjolan licin dan sewarna kulit), tidak nyeri dan dapat hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan dalam waktu setahun. Penyakit ini mudah menular, namun hanya menyerang kulit tidak menyerang organ-organ dalam. Cara penularan yang biasa terjadi adalah lewat kontak langsung maupun kontak dengan benda lain yang terkontaminasi. Etiologi Disebabkan oleh virus DNA dari kelompok virus cacar. Penyakit ini menular dari orang ke orang. Lesi biasanya menyerang anak-anak dan biasanya di bagian kepala dan tubuh. Pada masa dewasa muda, nodul biasanya timbul di lipatan paha. Gejala klinis

Moluskum kontagiosum menyebabkan gejala terbentuknya papul yang cukup banyak. Papul merupakan benjolan yang berbatas tegas, licin, berbentuk kubah dan sewarna dengan kulit. Ukuran dari papul ini bervariasi, biasanya antara 2-6 milimeter. Di bagian tengah benjolan seringkali terdapat lekukan kecil yang berisi bahan seperti nasi dan berwarna putih, yang merupakan ciri khas untuk moluskum kontagiosum. Papul ini dapat meradang secara spontan ataupun karena trauma akibat garukan. Papul yang meradang memberikan gambaran benjolan yang merah, dan hangat. Pada anak-anak, papul biasanya terdapat di wajah, leher, ketiak, kaki dan tangan. Pada orang dewasa, papul dapat ditemukan di daerah genital (kemaluan), perut bagian bawah, selangkangan, dan bokong sehingga dapat dikategorikan sebagai Penyakit akibat Hubungan Seksual.
Patogenesis
MCV (Moluskum Kontagiosum virus)pertama kali masuk ke basal keratinosit lalu ke daerah lapisan supra basal masuk ke lapisan prickle cell, maka virus DNA ini melakukan sintesis Lapisan sel yang telah berproliferasi ini menjadi besar dan berbentuk papul

terisi badan Moluskum yang terdiri dari massa sitoplasma virus, massa tersebut banyak sekali terdapat pada suatu kavitas.

Lapisan basal tetap utuh sel yang terdapat pada inti lesi mengalami kerusakan berat

Pengobatan : Cara pengobatan yang biasa dilakukan adalah pemberian larutan kantaridin pada anak-anak dan kuret ringan atau bedah krio dengan nitrogen cair pada orang dewasa. 3. HERPES SIMPLEKS Definisi Infeksi Herpes Simpleks ditandai dengan episode berulang dari lepuhan-lepuhan kecil di kulit atau selaput lendir, yang berisi cairan dan terasa nyeri. Herpes simpleks menyebabkan timbulnya erupsi pada kulit atau selaput lendir. Erupsi ini akan menghilang meskipun virusnya tetap ada dalam keadaan tidak aktif di dalam ganglia (badan sel saraf), yang mempersarafi rasa pada daerah yang terinfeksi. Secara periodik, virus ini akan kembali aktif dan mulai berkembangbiak, seringkali menyebabkan erupsi kulit berupa lepuhan pada lokasi yang sama dengan infeksi sebelumnya. Virus juga bisa ditemukan di dalam kulit tanpa menyebabkan lepuhan yang nyata, dalam keadaan ini virus merupakan sumber infeksi bagi orang lain. Etiologi Herpes simpleks disebabkan oleh virus DNA. Partikel DNA penular masuk ke dalam nukleus sel dan memanfaatkan mesin reproduksi sel untuk replikasinya sendiri. Ada dua jenis herpes : tipe I dan tipe II. Tipe I biasanya menyerang bibir, mulut, hidung, dan pipi. Bentuk herpes ini di peroleh dari kontak dekat dengan anggota keluarga atau teman yang terinfeksi. Penularan dapat melalui ciuman, sentuhan, dan memakai handuk bersama. Tipe II biasanya menginfeksi daerah genital dan biasanya didahului oleh hubungan seksual. Gejala klinis Herpes simpleks yang kambuh ditandai dengan adanya kesemutan, rasa tidak nyaman atau rasa gatal, yang dirasakan beberapa jam sampai 2-3 hari sebelum timbulnya lepuhan. Lepuhan yang dikelilingi oleh daerah kemerahan dapat muncul di mana saja pada kulit atau selaput lendir, tetapi paling sering ditemukan di dalam dan di sekitar mulut, bibir dan alat kelamin. Lepuhan (yang bisa saja terasa nyeri) cenderung membentuk kelompok, yang begabung satu sama lain membentuk sebuah kumpulan yang lebih besar.Timbul vesikel-vesikel berkelompok yang nyeri, setelah kontak primer dengan virus tersebut. Infeksi primer dapat terjadi pada sembarang tempat di kulit, walaupun biasanya timbul di sekitar mulut dan hidung, yang menyebabkan gingivostomatitis; di sekeliling mata menyebabkan konjungtivitis; pada jari tangan menyebabkan herpes jari tangan dan di bokong dan genitalia menyebabkan edema kulit yang berate vesikulasi yang luas dan nyeri yang sangat. Pada infeksi primer, virus ini berjalan naik melalui saraf perifer menuju ganglia radiks dorsalis, tempat virus berada dalam stadium tidak aktif. Beberapa pasien dapat mengalami reaktivasi rekuren dari virus laten ini, tetapi kebanyakan pasien tidak mengalami infeksi rekuren. Kelompok vesikel akan menjadi pustul dalam waktu beberapa hari dan biasanya sembuh secara spontan dalam waktu 2 minggu. Herpes progenitalis rekuren menyebabkan tukak dan vesikel yang nyeri. Infeksi herpes rekuren dapat mengikuti infeksi primer dalam beberapa minggu, bulan, atau tahun. Sembilan puluh delapan persen herpes genitalis rekuren disebabkan oleh virus tipe II. Infeksi herpes dapat menimbulkan implikasi serius apabila terjadi pada mata, skitar serviks, pada bayi baru lahir, atau pada individu yang kekebalannya tertekan. Seorang perempuan hamil yang

menderita herpes genitalis aktif dapat menularkan virus tersebut pada bayinya pada waktu bayi tersebut melalui jalan lahir. Ensefalitis berat pada bayi baru lahir dapat menyebabkan kematian atau retardasi mental. Infeksi herpes tipe I dapat menyebabkan penyakit yang sama beratnya dengan infeksi herpes tipe II. Infeksi herpes pada pasien yang sakit berat atau yang kekebalannya menurun dapat menyebabkan tukak kronik yang tidak sembuh, herpes diseminata, dan ensefalitis. Patogenesis
Virus berpenetrasi ke sel epidermis melalui langkahlangkah yang komplek Virus mulai bereplikasi dan merangsang protein dan sintesa DNA dengan mengumpulkan virus-virus yang utuh dan bahkan membrane sel dari host yang lisis. Virus DNA yang baru terbungkus dalam kapsul dan di lapisi dengan lapisan amorfus.

Kekambuhan dapat terjadi dengan reaktivasi dari siklus replikasi, yang menghasilkan virus baru dan menyebar kembali ke nervus

Efek merusak pada sel-sel epidermis yang dapat dilihat secara klinis berupa vesikel intraepidermal. Herpes virus simplek yang laten, tidak terdeteksi lewat kultur jaringan, mikroskop electron dan immunofluoresen. Barangkali yang berada di dalam akar nervus sensoris dorsalis atau ganglion otonom dalam tahap tidak bereplikasi.

Amplop virus, yang terdiri dari glikoprotein spesifik virus, dibentuk oleh tunas melalui membrane inti dari host. Proses ini membutuhkan metabolisme cel host yang utuh untuk mensintesa substrat dan replikasi

Keadaan laten di dalam sel-sel ganglion memungkinkan, oleh karena genom virus herpes simplek di . dalam sel-sel ini relative terproteksi dari serangan . immunology.

Pengobatan : Diagnosis herpes biasanya ditegakkan berdasarkan anamnesis dan penamilan klinis. Diagnosis ini dapat diperkuat dengan melakukan biakan herpes. Tidak ada pengobatan yang adekuat untuk infeksi herpes kulit. Penyebaran herpes genitalis melalui hubungan seksual dapat dicegah dengan memakai kondom karet ketika ada vesikel dan diteruskan sampai 7 hari sesudahnya. Selain itu jangan memakai handuk, pakaian dalam, dan pakaian renang milik oramg lain. Asiklovir adalah obat pilihan untuk infeksi herpes simpleks.
.

4. VARISELA (CACAR AIR) DAN HERPES ZOSTER Definisi Varisela merupakan infeksi kulit menular yang yang menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan bintik-bintik yang datar maupun menonjol,yang terdapat rasa gatal. Herpes Zoster (Shingles) adalah suatu infeksi yang menyebabkan erupsi kulit yang terasa sangat nyeri berupa lepuhan yang berisi cairan.

Herpes zoster bisa terjadi pada usia berapapun tetapi paling sering terjadi pada usia diatas 50 tahun. Etiologi Virus yang menyebabkan varisela adalah virus DNA. Saat ini penyakit ini sangat aktif, dan sangat menular. Masa inkubasinya 14-21 hari. Infeksi biasanya timbul pada anak-anak sekolah , tetapi kadang juga menyerang orang dewasa muda. Herpes zoster disebabkan oleh virus herpes yang sama dengan virus penyebab varisela. Gejala klinis Varisela ditandai oleh malaise dan demam, yang diikuti oleh erupsi multiple makula eritematosa kecil, papula dan vesikel. Vesikel-vesikel akan menjadi purulen, berkrusta dan sembuh spontan biasanya dalam waktu satu minggu. Lesi mula-mula timbul di tubuh dan wajah kemudian menyebar ke perifer menuju ekstremitas. Pada anak-anak yang mengalami imunosupresi maka dapat timbul komplikasi akibat infeksi varisela yaitu pneumonitis atau ensefaltis, dan keduanya mungkin fatal. Setelah infeksi varisela primer, virus akan bertahan pada ganglia radiks dorsalis. Herpes zoster biasanya menyerang pasien yang berusia lanjut. 3-4 hari sebelum timbulnya herpes zoster, penderita merasa tidak enak badan, menggigil, demam, mual, diare atau sulit berkemih. Penderita lainnya hanya merasakan nyeri, kesemutan atau gatal di kulit yang terkena. Virus varisela dorman yang diaktifkan dan timbul vesikel-vesikel meradang unilateral di sepanjang satu dermatorm. Kulit disekitarnya mengalami edema dan pendarahan. Keadaan biasanya didahului atau disertai nyeri hebat dan/atau rasa terbakar. Herpes zoster dapat berlangsung selama kurang lebih tiga minggu. Patogenesis
VZV (varisella zoster virus) masuk ke dalam tubuh melalui mukosa saluran pernafasan bagian atas, orofaring ataupun conjungtiva. Siklus replikasi virus pertama terjadi hari ke 2-4 yang berlokasi pada lymph nodes regional primer. kemudian diikuti penyebaran virus dalam jumlah sedikit melalui darah dan kelenjar limpa yang menyebabkan terjadi viremia primer.

mengakibatkan viremia sekunder. Pada fase ini, partikel virus akan menyebar ke seluruh tubuh dan mencapai epidermisyang mengakibatkan timbul lesi yang khas

replikasi virus tersebut dapat mengalahkan mekanisme tubuh yang belum matang sehingga akan berlanjut dengan replikasi kedua yang terjadi di hepar dan limpa

Pada Herpes Zoster belum diketahui pathogenesis belum diketahui seluruhnya. Selama terjadinya varicella, VZV berpindah tempar dari lesi kulit dan permukaaan mukosa ke ujung syaraf sensoris dan di transportasikan secara centripetal melalui serabut syaraf ganglion ke ganglion sensoris. Pada ganglion tersebut terjadi infeksi laten dimana virus tersebut tidak lagi menular dan bermultiplikasi, tetapi dapat mempunyai kemampuan untuk berubah menjadi infeksius apabila terjadi reaktivasi virus. Reaktivasi virus dapat diakibatkan dari turunnya imunitas seluler pada penderita

karsinoma. Pada saat terjadi reaktivasi virus akan kembali bermultiplikasi sehingga terjadi radang dan gangguan ganglion sensoris. Pengobatan : Pengobatan herpes zoster lokal bersifat simfomatik dengan kompres pada tempat yang terserang dan member obat penghilang rasa sakit.

5. EKSANTEMA VIRUS Definisi Penyakit yang ditmbulkan oleh virus yang menyebabkan demam dan timbul ruam-ruam pada kulit yang disertai demam. Etiologi Rubeola atau campak disebabkan oleh mikrovirus RNA. Rubela atau campak jerman juga disebabkan oleh miksovirus RNA. Eritema infeksiosum, disebut juga penyakit kelima, merupakan penyakit virus yang biasanya terdapat pada anak-anak dan disebabkan oleh parvovirus. Mononukleosis infeksiosa disebabkan oleh virus Eipstein-Barr. Penyakit tangan, kaki, dan mulut disebabkan oleh infeksi virus Coxsackie A16 atau enterovirus 71. Gejala klinis Pada penyakit Rubeola sekitar 2 minggu sesudah kontak, pasien akan mulai merasa demam, batuk, sakit kepala, dan konjungtivitis. Eksantema timbul pada wajah, tubuh dan bagian proksimal ekstremitas yang terdiri dari eritema merah terang dan makula-makula yang menyatu. Pada mukosa bukalis atau palatum timbul bercak-bercak terang yang berbintik-bintik dikenal sebagai bercak Koplik. Campak yang atipikal muncul pada banyak pasien. Campak yang atipikal muncul pada seorang yang sudah di imunisasi dengan vaksin yang virusnya sudah mati. Campak atipikal bisanya muncul tanpa bercak Koplik. Pada campak jenis ini, terlihat ruam polimorf pada ekstremitas distal, dan insidens pneumonia sangat tinggi.. Rubella atau campak jerman, penyakit ini timbul 2-3 minggu sesudah kontak, disertai dengan malese dan demam ringan. Timbul pula makula-makula merah muda pada wajah dan dalam sehari akan menyebar ke tubuh. Eksantema akan memudar dalam waktu beberapa hari. Biasanya terdapat pembesaran kelenjar limfe pasca aurikular dan suboksipital yang nyeri. Diagnosis dipastikan dengan peningkatan titer antibodi IgM yang spesifik terhadap rubela. Terapinya adalah simtomatik. . Pada penyakit eritema infeksiosum , pipi dan ekstremitas timbul makula-makula pucat bagaikan jalinan jala, kadang-kadang disertai demam ringan, malese dan erupsi kulit yang gatal. Infeks ini berlangsung 1-2 minggu dan tidak perlu mendapatkan pengobatan. Mononukleosis infeksiosa Infeksi ini disertai malese, demam, faringitis eksudatif, adenopati pascaauricular dan hepatosplenomegali. Erupsi pada kulit yang terjadi pada tubuh berbentuk makula eritematosa dan papulovesikula. Penyakit tangan, kaki dan, mulut .Pada telapak tangan, jari-jari, telapak kaki, dan membrane mukosa mulut akan timbul banyak vesikel yang berbentuk oval dan dikelilingi oleh eritema.

Patogenesis
Virus measles masuk melalui droplet, menempel dan berbiak pada epitel nasofaring. Dua sampai tiga hari setelah invasi, replikasi dan kolonisasi berlanjut pada kelenjar limfe regional dan terjadi viremia yang pertama. Virus menyebar pada semua sistem retikuloendotelial dan menyusul viremia kedua setelah 5-7 hari dari infeksi awal.

Gejala panas, batuk, pilek makin lama makin berat dan pada hari ke 10 sejak awal infeksi (pada hari penderita kontak dengan sumber infeksi) mulai timbul ruam makulopapuler warna kemerahan. Virus dapat berbiak juga pada susunan saraf pusat dan menimbulkan gejala klinik encefalitis.

Kolonisasi dan penyebaran pada epitel dan kulit menyebabkan batuk, pilek, mata merah (3 C : coryza, cough and conjuctivitis) dan demam yang makin lama makin tinggi.

Adanya giant cells dan proses keradangan merupakan dasar patologik ruam dan infiltrate peribronchial paru. Juga terdapat udema, bendungan dan perdarahan yang tersebar pada otak

Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada. Virus ini masuk melalui saluran pernafasan terutama bagian atas, juga kemungkinan melalui kelenjar air mata.
.

Setelah masa konvelesen pada turun dan hipervaskularisasi mereda dan menyebabkan ruam menjadi makin gelap, berubah menjadi desquamasi dan hiperpigmentasi. Proses ini disebabkan karena pada awalnya terdapat perdarahan perivaskuler dan infiltrasi limfosit. Bercak koplik pada mukosa bukal pipi berhadapan dengan molar II terdiri darieksudat serosa dan proliferasi sel endotel serupa dengan bercak pada lesi kulit. Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh infeksi bakteri sekunder. Pada kasus ensefalomielitis yang mematikan, terjadi demielinisasi pada daerah otak dan medulla spinalis. Pada SSPE (Subacute Sclerosing Panencephalitis) dapat terjadi degenerasi korteks dan substansia alba. Pengobatan: Pengobatan infeksi ini simfomatik. Pemberian vaksin rubeola telah banyak menurunkan insidens penyakit ini. Hanya terapi simptomatik dengan asetaminofen difenhidramin eliksir oral dan lidokain topical yang diberikan pada pasien. 6. INFEKSI JAMUR PADA KULIT Definisi Jamur dapat mengakibatkan infeksi pada kulit. Infeksi jamur dapat terjadi pada subkutan, superficial, atau sistemik. Dermatomikosis memiliki definisi semua penyakit infeksi jamur yang menyerang kulit sementara itu dermatofitosis adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut dan kuku yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofita.

Etiologi Infeksi jamur superficial dapat menyerang kulit, rambut, atau kuku. Infeksi jamur pada kulit kepala dan kulit dikenal dengan infeksi cacing gelang. Kebanyakan infeksi jamur pada manusia disebabkan oleh tiga jenis jamur: Microsporum, Trichopyton, dan Epidermophyton. Jamur ditularkan dari manusia ke manusia (antropofilik), dari binatang ke manusia (zoofilik), atau tanah ke manusia (geofilik). Infeksi jamur dapat dipastikan dengan pemeriksaan mikroskopis dari kerokan kulit dalam larutan kalium hidroksida. Gejala klinis Tinea kapitis atau infeksi jamur kulit kepala biasanya disebabkan oleh Trychopyton tonsurans atau Microsporum canis. T. tonsurans ditularkan melalui kontak antara anak dengan anak dan mengakibatkan pitak berbentuk oval. Rambut patah dengan panjang erbeda-beda dan permukaan kulit kepala bersisik dan berkrusta dengan papula yang diskret. M. canis biasanya ditularkan dari anak kucing ke anak-anak dan dapat menimbulkan pitak-pitak radang purulen. Tinea korporis adalh infeksi jamur kulit diseluruh wajah, tubuh, dan ekstremitas. Seringkali skuama di perifer disertai dengan eritema dan pustule yang terlihat dalam bentuk seperti cincin. Infeksi ini ditularkan dari hewan melalui M. canis atau Trichophyton rubrum. Tinea kruris merupakan infeksi jamur pada lipat paha. Infeksi ini leih sering dialami laki-laki disertai rasa gatal dan lesi berbentuk anular atau berbentuk lengkung dengan eritema perifer dan skuama yang seringkali meluas smapai ke paha. Tinea pedis dan tinea manuum adalah infeksi jamur pada kaki dan tangan, mungkin merupakan infeksi jamur yang paling sering terjadi. T. rubrum dapat menimbulkan bercak berskuama disertai eritema pada telapak kaki dan tangan. T. mentagrophytes menimbulkan peradangan erupsi pustular, berkrusta pada kaki. Tinea barbae ditandai dengan bercak berkrusta dan berskuama disertai dengan pustule diseluruh daerah yang berjenggot. Infeksi ini bisanya karena kontak dengan hewan dan disebabkan oleh T. mentagrophytes. Infeksi jamur pada kuku atau onikomikosis, ditandai dengan kuku yang distrofik. Pasien mengalami hyperkeratosis subungual dan pemisahan lempeng kuku dari bantalan kuku. Infeksi ini sangat resisten terhadap terapi dan sering kambuh jika pengobatan dihentikan. Tinea versikolor disebabkan oleh pityrosporum orbiculare. Bercaknya berbatas sangat jelas, berskuama, berwarna putih atau kecoklatan, terlihat pada tubuh, leher dan ektremitas.

Patogenesis

Perlekatan pada keratinosit dimediasi oleh serabut dinding terluardermatofit yang memproduksi keratinaseyang dapat menghidrolisis keratin dan memfasilitasi tumbuhnya jamur

Dermatofit juga melakuakan aktivitas ptoteolitik dan lipolitik dengan mengeluarkan serine proteinase.

penetrasi melewati dan diantara sel spora harus tumbuh dengan kecepatan melebihi dekuamasi proses penetrasi diperlukan untuk germinasi dan penetrasi ke stratum korneum setelah spora melekat pada keratin,

pembentukan respon pejamu.

Pengobatan: Pengobatan yang sering dilakuakn untuk tinea pedis, tinea kruris, dan tinea korporis adalah pemerian obat antijamur topical yang mengandung ekonazol. Pasien juga diminta untuk menjaga hygiene kaki dan mengenakan pakaian dalam longgar dan terbuat dari katun dan sepatu yang tidak terlalu sempit .

7. KANDIDIASIS Definisi Kandidiasis (candidosis, moniliasis, thrush) sendiri adalah infeksi oleh jamur genus Candida, terutama C.albicans. biasanya ini merupakan infeksi superficial kulit atau selaput lendir, walaupun kadang-kadang bermanifestasi sebagai infeksi sistemik, endokarditis, atau meningitis; beberapa bentuk dapat lebih parah pada pasien dengan tanggap imun yang lemah dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, atau paru. Etiologi Kandidiasis yaitu sejenis infeksi ragi disebabkan oleh candida albicans merupakan organism normal dari saluran cerna tetapi dapat menimbulkan onfeksi oportunistik. Orang-orang yang gemuk dan pasien diabetes mellitus, atau orang-orang yang sedang mendapatkan antibiotika spectrum luas atau kortikosteroid dapat timbul infeksi kulit. Gejala klinis Infeksi kandida di daerah paronikia menyebabkan pembengkakan, eritema, dan pembentukan nanah. Kandida pada mulut atau trush, tampak sebagai lapisan putih pada lidah, kadang-kadang disertai bercak-bercak di sudut mulutyang mengalami maserasi dan retak-retak. Diagnosis infeksi kandida dipastikan dengan pemeriksaan mikroskopik dengan kalium hidroksida dari kerokan kulit, dan biakan.

Patogenesis
bentuk blastospora diperlukan untuk memulai suatu lesi pada jaringan Dibentuk hifa yang melakukan invasi. Dengan proses tersebut terjadilah reaksi radang Imunitas terhadap Candida ditentukan oleh keberhasilan sel limfosit T dan makrofag dalam menghancurkan sel Candida

Rippon (1974) mengemukakan bahwa. Sesudah terjadi lesi,. Pada kandidosis akut biasanya hanya terdapat blastospora, sedang pada yang menahun didapatkan miselium. Kandidosis di permukaan alat dalam biasanya hanya mengandung blastospora yang erjumlah besar, pada stadium lanjut tampak hifa. Hal ini dapat dipergunakan untuk menilai hasil pemeriksaan bahan klinik, misalnya dahak, urin untuk menunjukkan stadium penyakit. Kelainan jaringan yang disebabkan oleh C. albicans dapat berupa peradangan, abses kecil atau granuloma. Pada kandidosis sistemik, alat dalam yang terbanyak terkena adalah ginjal, yang dapat hanya mengenai korteks atau korteks dan medula dengan terbentuk abses kecil dan keputihan.. Aktifitas sel limfosit T sangat dipengaruhi oleh Protein Kinase C (PKC) yaitu protein yang mengatur alur sinyal transduksi yang berperan dalam aktifitas sel. Pengobatan: Pengobatannya dengan menghilangkan faktor-faktor predisposisi. Infeksi kandida dapat diobati dengan nistatin oral atau topical, mikonazol, atau klotrimazol topical atau krim amtoferisin.

8. INFEKSI BAKTERI PADA KULIT Definisi Bakteri banyak yang dapat menyebabkan infeksi pada kulit. Penyakit yang disebabkan bakteri ada impetigo, selulitis, erispelas,eritrasma,dan folikulitis. Etiologi Impetigo merupakan infeksi bakteri pada kulit yang paling sering ditemukan dan disebabkan oleh streptokokus dan stafilokokus. Infeksi ini sering berpindah dari manusia ke manusia melalui kontak, terutama anak-anak. Suhu panas, lembab, dan hygiene yang kurang baikmerupakan faktor predisposisi infeksi tersebut. Kebanyakan karena streptokokus. Pada eritrasma disebabkan oleh Corynebacterium minutissimum. Folikulitis bak mandi air panas oleh pseudomonas aeruginosa. Gejala klinis Impetigo dimulai sebgai vesikel purulen. Bila lesi menyebar maka akan mengalami erosi dan pada permukaannya berbentuk krusta berwarna keemasan. Infeksi biasanya dimulai pada wajah dan ekstremitas tetapi dapat menyebar ke permukaan tubuh mana pun. Selulitis adalah infeksi streptokokus yang ditandai oleh daerah eritema yang meluas, demam, dan limfangitis. Penisilin oral adalah pengobatan pilihan. Erispelas merupakan suatu infeksi kulit toksis serius yang ditimbulkan streptokok. Lesinya sangat merah, berbatas jelas, dan lunak. Dapat terlihat bula yang berdarah pada kulit yang mengalami inflamasi. Lesi ini biasanya terjadi pada wajah dan ekstremitas. Pasien mengalami demam tinggi, malese , dan toksik.. Eritrasma menimbulkan bercakbercak bersisik, kering dan eritematosa pada daerah intertriginosa.

Trikomikosis aksilaris adalah infeksi rambut aksila dan kadang-kadang rambut pubis. Pada rambut terbentuk bagian-bagian yang keras berwarna kuning, merah atau hitam. Infeksi ini tidak menimbulkan gejala dan tidak menular. Folikulitis superficial disebabkan oleh stafilokokuss, ditandai dengan pustula-pustula kecil yang dikelilingi oleh eritema dan ditemukan pada muara folikel rambut. Kulit kepala dan ekstremitas merupakan daerah yang sering terserang. Higiene yang kurang baik, maserasi dan kulit yang mengelupas merupakan factor predisposisi timbulnya infeksi ini. Pengobatan dilakukan dengan menggunakan sabun antibakteri dan kadang-kadang antibiotik sistemik. Folikulitis bak mandi air panas terdapat pada pasien yang berendam dalam bak air panas yang tidak cukup bersih. Erupsi ini biasanya terdapat pada bagian tubuh yang terendam dan disebabkan.. Infeksi stafilokokus dan stretokokus pada lipatan kuku dapat menimbulkan nyeri hebat, infeksi ini dikenal sebagai paronikia. Infeksi ini dapat merupakan kelanjutan tersobeknya kulit jari di dekat atau dasar atau sisi kuku. Lipatan kuku menjadi eritematosa, bengkak dan nyeri. Karena paronikia dapat juga disebabkan oleh candida, maka perlu dilakukan biakan jamur untuk memastikan penyebabnya. Paronikia akut akibat bakteri diobati dengan antibiotika sistemik, dan nanah yang tertimbun harus dikeringkan. Patogenesis
Imunitas terhadap Candida ditentukan oleh keberhasilan sel limfosit T dan makrofag dalam menghancurkan sel Candida Bakteri masuk ke dalam tubuh Adhesi-Kolonisasi : adhesi: proses bakteri menempel pada permukaan sel inang, pelekatan terjadi pada sel epitel

Perusakan organ/jaringan

Kehidupan intraseluler

Invasi : proses bakteri masuk ke dalam sel inang/jaringan dan menyebar ke seluruh tubuh; akses yang lebih mendalam dari bakteri supaya dapat memulai proses infeksi

Pengobatan: Pengobatannya dapat berupa nasihat tentang teknik kesehatan yang benar untuk mencegah penularan penyakit. Selulitis dapat dengan penisilin oral. Pasien erisepelas biasanya harus dirawat di rumah sakit dan diobati dengan penisilin intravena Eritrasma dan trikomikosis aksilaris dapat dengan antibiotic topikal. Folikulitis dapat dengan antibiotik sistemik. Folikulitis superficial ,siprofloksasin adalah obat yang efektif untuk infeksi ini.

Pencegahan melalui gizi: 1. Mengonsumsi buah sirsak : vitamin dominanannya adalah vitamin C yang baik untuk kulit mengandung antioksidan. 2. Mengonsumsi kedelai : mengandung lesitin untuk peremajaan sel. 3. Mengonsumsi belimbing avokad jeruk nanas: mengandung vitamin C. 4. Menonsumsi gandum : mengandung vitamin B yang membantu kulit mengikat lemak 5. Mengonsumsi makanan laut : asam omega 3 dapat memmengurangi terjadinya kulit kering dan peradangan 6. Meminum air putih : mengeluarkan toksin.

DAFTAR PUSTAKA www.kahiil.wordpress.com www.w3.org patofisiologi 2 www.medicastore.com www.klikdokter.com www.indonesiaindonesia.com www.berbagimanfaat.com

You might also like