You are on page 1of 6

1.

PURIN

Struktur utama:

Gambar 1. Struktur utama purin Mempunyai 2 cincin karbon dengan 4 atom nitrogen. Banyak ditemukan pada kopi (Coffea arabica) famili Rubiaceae, dan Teh (Camellia sinensis) dari famili Theaceae, Ilex paraguaricasis dari famili Aquifoliaceae, Paullunia cupana dari famili Sapindaceae, Cola nitida dari famili Sterculiaceae dan Theobroma cacao. Purin adalah sebuah senyawa organik heterosiklik aromatik, yang terdiri dari cincin pirimidina dan cincin imidazola yang bergandeng sebelahan. Purina merupakan salah satu dari dua grup basa nitrogen. Purina, termasuk purinapurina bersubstitusi dan berbagai tautomernya, adalah heterosiklik bernitrogen yang paling banyak tersebar di alam. Nama 'purin' (purum uricum) diusulkan oleh kimiawan Jerman Emil Fischer pada 1884. Dia mensintesis purin pertama kalinya pada 1899. Bahan awal dari runtutan reaksinya adalah uric acid, yang diisolasi dari batu ginjal oleh Scheele pada tahun 1776. Uric acid direaksikan dengan PCl5 yang menghasilkan 2,6,8trichloropurine, yang kemudian dikonversi dengan menggunakan HI and PH4I dan menghasilkan 2,6-diiodopurine. Produk ini lalu direduksi menjadi purina dengan menggunakan serbuk timah. Purina ditemukan dalam konsentrasi tinggi dalam daging dan produk daging, terutama organ dalam seperti hati dan ginjal. Makanan dari tumbuhan
1

biasanya mengandung sedikit purina.Contoh makanan yang mengandung banyak purina adalah daging sapi muda (sweetbreads), teri, sardin, hati, ginjal sapi, otak, ekstrak daging (mis. Oxo, Bovril), hering, makerel, kerang, daging hewan liar buruan, dan gravy.Purina juga cukup banyak terdapat dalam daging babi, unggas, ikan dan makanan laut lainnya, asparagus, kubis bunga, bayam (spinach), jamur, ercis, lentil, dried pea, buncis, havermut, kulit bulir gandum, dan "mata" bulir gandum

2. PREKURSOR

Bahan awal dari runtutan reaksinya adalah uric acid, yang diisolasi dari batu ginjal oleh Scheele pada tahun 1776. Uric acid direaksikan dengan PCl5 yang menghasilkan 2,6,8-trichloropurine, yang kemudian dikonversi dengan menggunakan HI and PH4I dan menghasilkan 2,6-diiodopurine. Produk ini lalu direduksi menjadi purina dengan menggunakan serbuk timah.

3. INDIKASI Salah satu derivat alkaloid purin adalah kafein,Alkaliod ini diperoleh dari biji kopi Coffe arabica, C. Liberica (fam: Rubiaceae) mengandung kafein. Aksi dari kopi pada prinsipnya di dasarkan pada daya kerja kafein, yang bekerja pada susunan syaraf pusat, ginjal, otot otot jantung. Meskipun kopi terutama digunakan
2

sebagai minuman, tetapi dapat juga digunakan sebagai stimulans dan diuretic. Juga kopi ini digunaskan untuk mengobati keracunan yang mempunyai tanda tanda adanya deprosi pada susunan syaraf pusat. Selain tumbuan kopi ada tumbuhan lain yang juga mengandung caffein seperti camellia sinensis (fam: Theaceae), cola nitida (fam starculiaceae). Indikasi lain dari derivate ini adalah,Theobromina (3,7 Dimetil Xantin) Diperoleh dari biji tumbuhan Theobroma cacao (fam: Sterculaceae) yang berguna sebagai diuretik dan stimulan SSP.Theofilina (1,3 Dimetil Xantin) Merupakan isomerdari 1,3 dimetil xantin (isomer Theobromina) yang berguna sebagai bronkodilator dan diuretik).

4. AKTIFITAS BIOLOGIS

Pada manusia, asam urat merupakan hasil akhir metabolisme purin, sedangkan purin adalah protein yang termasuk golongan nukleo protein. Purin berasal atau didapat dari makanan dan berasal dari penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua. Pembuatan atau sintesis purin juga bisa dilalcukan oleh tubuh sendiri dari bahanbahan seperti: - CO, - Glutamin - Glisin - Asam aspartat - Asam folat Diduga metabolit purin diangkut ke hati, lalu mengalami oksidasi menjadi asam urat. Kelebihan asam urat dibuang melalui ginjal dan usus. Asam urat adalah asam lemah yang pada pH normal akan terionisasi di dalam darah dan jaringan, menjadi ion urat. Dengan berbagai kation yang ada, ion urat akan mem- bentuk garam. Sembilan puluh delapan persen asam urat extraselluler (di luar sel) akan membentuk garam Mono Sodium Urat (MSU). Pada arthritis gout terjadi

pembentukan kristal MSU-Monohidrat (MSUM). Beberapa faktor yang berperan pada pembentukan kristal MSUM, antara lain: - konsentrasi MSU di tempat terjadinya kristal - temperatur lokal - ada tidaknya zat yang mempertahankan kelarutan asam urat di dalam cairan sendi (seperti proteolikan) - berkurangnya jumlah air dalam cairan sendi Kelarutan garam urat dan asam urat amat penting dalam pembentukan kristal. Garam urat lebih mudah larut di: - plasma - cairan sendi - urin Kelarutan asam urat di urin akan meningkat bila pH lebih dari 4. Secara umum darah manusia mampu menampung asam urat sampai tingkatan tertentu. Tetapi bila kadar asam urat plasma melebihi daya larutnya, misal >7 mg/dl, maka plasma darah menjadi amat jenuh. Keadaan ini disebut hiperurisemia. Pada keadaan hiperurisemia ini, darah tidak mampu lagi menampung asam urat sehingga terjadi pengendapan kristal urat di berbagai organ seperti sendi dan ginjal. Untuk mempertahankan konsentrasi asam urat darah dalam batas-batas normal, asam urat tersebut harus dikeluarkan dari tubuh. Untuk itu asam urat ini melalui aliran darah dan dikeluarkan melalui ginjal.

5. REAKSI PEMBENTUKAN (SINTESIS)

Formamide (45 gram) dipanasi dalam wadah terbuka dilengkapi condenser selama 28 jam dicelup dalam minyak pemanas (oil bath) pada suhu 170-190 oC. Setelah mengeluarkan eksess formamide (32,1 gram) dengan menggunakan distilasi vakum, residunya lalu direflux dengan metanol. Larutan metanol kemudian disaring, dan pelarutnya dipisahkan dari filtratnya dengan menggunakan
5

distilasi vakum. Hasilnya adalah produk yang hampir murni; 4,93 gram (71% yield dari formamide yang dipakai). Kristalisasi dengan aseton menghasilkan kristal purin yang jernih; titi leleh 218 oC. Oro, Orgel, dkk. menunjukan bahwa empak molekul dari HCN ter-tetramer yang kemudian membentuk diaminomaleodinitrile, yang mana bisa diubah menjadi bentuk-bentuk purin alamiah yang penting.

Referensi

Sczcehny, Tadeusz. 2007. Alkaloids Secrets of Life. Paris: Elsevier

Anonim a. 2012. Purine , en.wikipedia.org/wiki/Purine. Diakses tanggal 4 Maret 2012

Anonim b. 2008. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Daniel, M. 2006. Medicinal Plants: Chemistry and Properties. Enfield: Science Publisher

Anthony, G Myer.Farmakologi Medis. Jilid III. Jakarta: Erlangga

You might also like