You are on page 1of 15

SESAJI MENURUT UMAT ISLAM

PENGERTIAN AYAT AKIBAT

HUKUM

MACAM

PENGERTIAN SESAJI
Menurut artikel yang ditulis oleh Abu Abdillah Ahmad, sesajen berarti sajian atau

hidangan. Adalah mempersembahkan sesuatu kepada makhluk halus (roh, jin, lelembut, penunggu, dll) dengan harapan agar yang diberi persembahan tersebut tidak mengganggu atau mencelakakan, lalu berharap dengannya keberuntungan dan kesuksesan. Kebiasan ini sudah ada sejak zaman Jahiliyah sebelum Allah Subhanahu wa Taala mengutus Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam untuk menegakkan tauhid dan memerangi syirik dalam segala bentuknya. Dimana kesyirikan menjadi sebuah keyakinan yang baik dan benar, pantas di yakini dan sangat kuat membelanya, sebagaimana kita membela agama kita, umat islam akan marah kalau islam di hina begitu juga dengan mereka, begitu kokohnya pendirian mereka, terhadap apa yang mereka yakini, untuk memperbaikinya hal demikian membutuhkan waktu yang sangat panjang.

Sesajen merupakan warisan budaya Hindu dan Budha yang biasa dilakukan

untuk memuja para dewa, roh tertentu atau penunggu tempat (pohon, batu, persimpangan) dan lain-lain yang mereka yakini dapat mendatangkan keberuntungan dan menolak kesialan. Banyak kaum muslimin berkeyakinan bahwa acara tersebut merupakan hal biasa bahkan dianggap sebagai bagian daripada kegiatan keagamaan. Sehingga diyakini pula apabila suatu tempat atau benda keramat yang biasa diberi sesaji lalu pada suatu pada saat tidak diberi sesaji maka orang yang tidak memberikan sesaji akan kualat (celaka, terkena kutukan). Anehnya perbuatan yang sebenarnya pengaruh dari ajaran Animisme dan Dinamisme ini masih marak dilakukan oleh orang-orang pada jaman modernisasi yang serba canggih ini.

BACK

HUKUM SESAJI
Ritual mempersembahkan tumbal atau sesajen kepada makhuk halus/jin yang

dianggap sebagai penunggu atau penguasa tempat keramat tertentu adalah kebiasaan syirik (menyekutukan Allah Subhanahu wa Taala dengan makhluk) yang sudah berlangsung turun-temurun di masyarakat kita. Mereka meyakini makhluk halus tersebut punya kemampuan untuk memberikan kebaikan atau menimpakan malapetaka kepada siapa saja, sehingga dengan mempersembahkan tumbal atau sesajen tersebut mereka berharap dapat meredam kemarahan makhluk halus itu dan agar segala permohonan mereka dipenuhinya. Mempersembahkan kurban yang berarti mengeluarkan sebagian harta dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Taala[3], adalah suatu bentuk ibadah besar dan agung yang hanya pantas ditujukan kepada Allah Subhanahu wa Taala.

Maka mempersembahkan ibadah ini kepada selain Allah Subhanahu wa Taala

(baik itu jin, makhluk halus ataupun manusia) dengan tujuan untuk mengagungkan dan mendekatkan diri kepadanya, yang dikenal dengan istilah tumbal atau sesajen, adalah perbuatan dosa yang sangat besar, bahkan merupakan perbuatan syirik besar yang bisa menyebabkan pelakunya keluar dari agama Islam (menjadi kafir). Oleh karena itu, meskipun kurban yang dipersembahkan sangat kecil dan remeh, bahkan seekor lalat sekalipun, jika disertai dengan pengagungan dan ketakutan dalam hati kepada selain-Nya, maka ini juga termasuk perbuatan syirik besar. Setelah kita mengetahui bahwa melakukan ritual jahiliyyah ini adalah dosa yang sangat besar, bahkan termasuk perbuatan syirik kepada Allah, yang berarti terkena ancaman dalam firman-Nya, maka ikut berpartisipasi dan membantu terselenggaranya acara ini dalam segala bentuknya, adalah termasuk dosa yang sangat besar, karena termasuk tolong-menolong dalam perbuatan maksiat yang sangat besar kepada Allah, yaitu perbuatan syirik.

Hukum memanfaatkan makanan yang digunakan sesajen, jika makanan tersebut

berupa hewan sembelihan, maka tidak boleh dimanfaatkan dalam bentuk apapun, baik untuk dimakan atau dijual, karena hewan sembelihan tersebut dipersembahkan kepada selain Allah Subhanahu wa Taala, maka dagingnya haram dimakan dan najis, sama hukumnya dengan daging bangkai. Akan tetapi pendapat yang lebih kuat dalam masalah ini, insya Allah, adalah pendapat yang dikemukakan oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz yang membolehkan pemanfaatan makanan dan harta tersebut, selain sembelihan, karena hukum asal makanan/harta tersebut adalah halal dan telah ditinggalkan oleh pemiliknya.

BACK

MACAM SESAJI
Upacara menjelang panen yang dipersembahkan kepada Dewi Sri (dewi padi dan

kesuburan) yang mungkin masih dipraktekkan di sebagian daerah Jawa. Upacara Nglarung (membuang kesialan) ke laut yg masih banyak dilakukan oleh mereka yang tinggal di pesisir pantai selatan pulau Jawa tepatnya di tepian Samudra Indonesia yang terkenal dengan mitos Nyi Roro Kidul. Menyediakan berbagai jenis tanaman dan biji-bijian seperti padi, tebu, jagung dan lain-lain yg masih utuh dengan tangkainya, kemudian diletakkan pada tiang atau kuda-kuda rumah yang baru di bangun supaya rumah tersebut aman, tentram dan tidak membawa sial.

Menyembelih ayam dengan ciri-ciri khusus untuk kesembuhan penyakit atau

untuk menolak kecelakaan. Menyembelih kerbau atau sapi, lalu kepalanya di tanam ke dalam tanah yang di atasnya akan dibangun sebuah gedung atau proyek, supaya proyek pembangunan berjalan lancar dan bangunannya membawa berkah.

BACK

AYAT MENGENAI SESAJI


Allah Subhanahu wa Taala berfirman,

Artinya, orang-orang di zaman Jahiliyah meminta perlindungan kepada para jin dengan mempersembahkan ibadah dan penghambaan diri kepada para jin tersebut, seperti menyembelih hewan kurban (sebagai tumbal), bernadzar, meminta pertolongan dan lain-lain. Sesungguhnya, Allah tidak akan mengampuni (dosa) perbuatan syirik

(menyekutukan-Nya), dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang sangat besar. (Qs an-Nisaa: 48).

Allah Ta'ala memerintahkan kepada Rasulullah SAW untuk menyelisihi orang-

orang musyrik yang beribadah dan menyembelih karena selain Allah, Dia berfirman, Katakanlah, Sesungguhnya shalatku, sembelihanku (kurbanku), hidupku dan

matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu baginya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah). (Qs. al-Anaam: 162-163).
Fitrah ini akan tetap terjaga dengan cara menghambakan diri kepada Allah

sepenuhnya. Inilah yang disebut dengan tauhid ibadah. Allah Taala berfirman (yang artinya): Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar menyembah-Ku. (QS. Adz Dzariyat: 56). lbnu Katsir menerangkan ayat ini bahwa, Allah menciptakan manusia dan jin agar mereka menyembah-Nya. (Tafsir Ibnu Katsir surat Ad Dzariyat.: 56).
BACK

AKIBAT SESAJI
Menjerumuskan ke Neraka

Kemusyrikan merupakan penyebab utama untuk masuk neraka, Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun. (QS. 5:72)
Membenarkan Khurafat

Dari keyakinan syirik inilah muncul berbagai khurafat yang tersebar di masyarakat, mitos dan legenda yang penuh dengan takhayul, kisah-kisah yang sama sekali tidak bisa diterima oleh akal sehat dan tidak dapat dibenarkan oleh hati nurani manusia.

Syirik adalah Kezhaliman Terbesar

Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya kemusyrikan itu adalah kezhaliman yang besar." (Lukman: 13) Adakah kazhaliman yang lebih besar daripada sikap seseorang yang diciptakan oleh Allah tetapi justru menyembah kepada selain Allah? Atau orang yang diberi rizki oleh Allah namun justru bersyukur dan memuja kepada selain Allah?
Syirik Menimbulkan Rasa Takut

Orang musyrik tidak memiliki keteguhan dan rasa percaya kepada Allah, sehingga hidupnya penuh dengan kegelisahan, jiwanya labil dipermainkan oleh klenik, khurafat dan takhayul. Dia selalu diliputi ketakutan, takut akan segalagalanya, dan inilah kehidupan yang sangat buruk.

Merupakan Pelecehan Terhadap Martabat Manusia

Apabila seseorang menyembah kepada sesama makhluk, yang tidak dapat memberikan manfaat dan menimpakan bahaya, maka berarti telah menjatuhkan martabat kemanusiaannya ke tempat yang terendah. Allah telah memuliakan manusia dan menga-runiai akal kepada mereka, maka apakah layak dan pantas seorang yang berakal dan terhormat menyembah dan merendahkan diri di hadapan patung, pohon, jin, khadam, keris, batu dan yang semisalnya. Maka tidak ada pelecehan terhadap martabat manusia yang lebih parah daripada kemusyrik-an.

TERIMA KASIH

You might also like